Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah :Studi Kelayakan bisnis

Dosen Pengampu :Penny Charity Lumban Raja,S.Ak,MM

Oleh:

1. Bella Anastasya Panjaitan 20030016


2. Wahidun Amri Sirait 20030024
3. Ayu Rizki Aulia 20030073
4. Trika Ayu Cantika 20030079
5. Nur Hasyanah Pohan 20030098
6. Abdillah Faujan Pane 20030194
7. Dilla Prayuti 20030265

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ASAHAN
T.A 2023/2024

1.BADAN USAHA
Badan usaha adalah kesatuan hukum, teknis, dan ekonomi yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.
Badan usaha sering kali disamakan dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya tetap memiliki
perbedaan. Perbedaan utamanya, badan usaha adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat di
mana badan usaha itu mengelola faktor-faktor produksi.

Jenis-jenis Badan Usaha

A.Firma

Firma adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih untuk menjalankan badan usaha di
bawah satu nama yang digunakan bersama. Firma terdiri dari anggota minimal sebanyak 2 orang dan
setiap anggota firma memiliki tanggung jawab penuh atas badan usaha ini.

Firma berasal dari bahasa Belanda, yaitu venootschap onder firma. Dalam pendiriannya, anggota firma
akan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai ketentuan yang ada di dalam akta pendirian perusahaan. Jika
firma mengalami kerugian atau bangkrut, maka setiap anggota harus ikut bertanggung jawab.

Firma bukan merupakan badan hukum seperti halnya perseroan terbatas. Firma diatur sebagai badan
usaha yang dibentuk berdasarkan persekutuan, bukan sebagai bahan hukum menurut undang-undang.
Selain itu, firma juga tidak memenuhi persyaratan badan hukum lainnya yaitu kekayaan yang terpisah
dengan kekayaan milik pengurusnya masing-masing.

Jenis-jenis Firma

1. Firma dagang. Firma ini bergerak di industri perdagangan dan berfokus pada kegiatan jual beli barang.
2. Firma non dagang/jasa. Firma ini bergerak di dalam industri jasa dan berfokus pada penjualan jasa
berdasarkan keahlian. Misalnya, firma hukum (kantor pengacara), firma akuntansi (kantor akuntan
publik).
3. Firma umum. Pada firma umum, semua anggota yang ada di dalamnya memiliki kekuasaan yang tak
terbatas. Semua anggotanya bertanggung jawab pada operasional perusahaan, termasuk dalam utang
piutang.
4. Firma terbatas. Pada firma terbatas, semua anggota yang ada di dalamnya tidak memiliki kekuasaan yang
bebas. Tanggung jawab dan kewajiban anggotanya dibatasi.

B. CV (commanditaire vennootschap)
CV adalah salah satu bentuk badan usaha yang dibentuk oleh dua orang atau lebih yang kemudian
mempercayakan modal yang dimiliki kepada dua orang atau lebih. Hal itu dilakukan ntuk menjalankan
perusahaan tersebut sekaligus dipercaya untuk memimpin perusahaan. Tujuannya agar tercapainya cita-
cita bersama dengan tingkat keterlibatan masing-masing anggotanya berbeda. Oleh karena itu, di dalam
CV terdapat dua sekutu yang berbeda.
Sementara itu ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa CV terdiri dari sekutu komanditer dan sekutu
komplementer. Sekutu komanditer (sekutu pasif) memiliki tanggung jawab untuk memberikan modal CV
kepada sekutu komplementer (sekutu aktif) yang bertanggung jawab untuk menjalankan kegiatan CV.

CV terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:


1. CV Bersaham
CV jenis ini memiliki karakter yang khas karena CV ini mengeluarkan saham yang bisa diambil oleh
sekutu aktif maupun pasif. Masing-masing dapat mengambil satu saham atau lebih. Namun demikian,
saham tersebut tidak dapat diperjualbelikan karena tidak mudah untuk menarik kembali modal yang telah
disetorkan. Tujuan adanya saham untuk menghindari adanya modal beku.

2. CV Murni
CV jenis ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama kali ada dan paling sederhana. Di dalam
CV ini hanya terdapat satu sekutu komplementer sedangkan pihak-pihak lainnya berperan sebagai sekutu
komanditer.

3. CV Campuran
CV campuran biasanya berasal dari firma sebagai bentuk awal. Namun dalam operasionalnya, firma
tersebut memerlukan tambahan suntikan modal. Pihak yang berkenan memberikan tambahan modal
berperan sebagai sekutu komanditer, sehingga firma yang menerima modal dan menjalankan usaha
disebut sebagai sekutu komplementer.

C. Perseroan Terbatas

Perseroan terbatas adalah suatu unit badan usaha berbadan hukum yang modalnya terkumpul dari
berbagai saham. Setiap pemilik saham, yaitu para investor akan mendapatkan bagian sesuai dengan
banyaknya lembar saham yang dimiliki. Kekayaan pribadi pemilik perusahaan berbeda dengan kekayaan
perusahaan, sehingga kepemilikan perusahaan dapat berganti tanpa harus membubarkan atau mengganti
nama perusahaan terlebih dahulu.Biasanya, Perseroan Terbatas (PT) dibentuk oleh minimal dua orang
atau lebih melalui kesepakatan yang diketahui oleh notaris untuk dibuatkan akta perusahaan.

Jenis dan Contoh Perseroan Terbatas

· Perseroan Terbatas Terbuka

Perseroan Terbatas Terbuka (TBK) merupakan PT yang sudah go-public atau sudah masuk ke
dalam Initial Public Offering (IPO), dimana masyarakat umum dapat membeli saham PT jenis ini di pasar
modal. Contoh dari PT jenis ini adalah, PT. Bank Central Asia Tbk. dan PT. Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk.,

· Perseroan Terbatas Tertutup

Perseroan Terbatas Tertutup merupakan PT yang tidak melakukan aktivitas jual-beli saham kepada
masyarakat umum. Pemilik saham PT jenis ini hanya berasal dari kalangan tertentu saja, seperti sahabat,
keluarga, kerabat, kolega bisnis dan lain-lain. Contoh dari PT jenis ini adalah, Salim Group, Lippo Group,
Bakrie Group dan lain-lain.

· Perseroan Terbatas Kosong


Perseroan Terbatas Kosong adalah jenis PT yang sudah memiliki izin usaha dan izin lainnya namun
belum memiliki kegiatan untuk kelangsungan perusahaan. Contoh dari PT jenis ini adalah: PT Adam Air,
PT Asian Biscuit, PT Bayur Air dan lain-lain.

· Perseroan Terbatas Domestik

Perseroan Terbatas Domestik adalah jenis PT yang telah berdiri dan mejalankan kegiatan operasional
perusahaan di dalam negeri dan harus mengikuti seluruh ketentuan yang berlaku di dalam negeri.

· Perseroan Terbatas Perseorangan

Perseroan Terbatas Perseorangan merupakan jenis PT yang memiliki pemilik saham tunggal. Orang yang
memiliki saham ini akan berperan sebagai direktur perusahaan, sehingga memiliki kekuasaan tunggal .

· Perseroan Terbatas Asing

Perseroan Terbatas Asing merupakan PT yang didirikan di luar negeri atau negara lain yang mengikuti
ketentuan yang berlaku di negara tersebut.

Tabel Perbedaan CV, PT, Dan Firma


PERBEDAAN PERSEROAN PERSEROAN FIRMA
TERBATAS KOMANDITER
BENTUK Bentuk badan usaha yang Bentuk badan usaha Bukan Bentuk badan usaha
PERUSAHAAN Berbadan Hukum. Berbadan Hukum. Bukan Berbadan
Hukum.
DASAR Pendirian PT harus sesuai Belum ada Undang-Undang atau Belum ada Undang-
HUKUM Undang-Undang PT Peraturan yang secara khusus Undang atau
Nomor 40 Tahun 2007 mengatur tentang Pendirian CV Peraturan yang
tentang Perseroan secara khusus
Terbatas mengatur tentang
Pendirian Firma
PENDIRI Jumlah pendiri perseroan Jumlah pendiriCV minimal 2 Jumlah pendiri
PEERUSAHAA terbatas minimal 2(dua) (dua)orang atau lebih.Para Firma minimal 2
N orang atau lebih. pendiri Perseroan ini adalah (dua)orang atau
Dapat didirikan oleh Warga Negara Indonesia. lebih.Para pendiri
warga negara Indonesia Para pendiri terdiri dariPesero Firma adalah
Atau warga negara aktif dan Pesero Warga Negara
Asing.Warga negara Pasif/Diam(komanditer). Indonesia
asing dapat menjadi Persero Aktif adalah pesero Para pendiri terdiri
pendiriuntuk Perseroan pengurus dengan jabatan dari
yang didirikan dalam sebagai Direktur yang anggota(kemitraan)
rangka Penanaman Modal bertanggung jawab penuh yang memiliki
Asing (PMA).Para melaksanakan kegiatan usaha tanggung jawab
pendiri harus mengambil termasuk menanggung segala bersama, dan
bagian saham pada saat resiko harta pribadinya.Pesero masing-masing
perseroan terbatas diam(komanditer) hanya anggota memiliki
didirikan.Setelah PT bertanggung jawab sebatas kewenangan untuk
mendapatkan status besarnya jumlah modal yang mewakili perusahaan
sebagai badan disetor ke dalam perusahaan. dalam melaksanakan
hukumsesuai Undang- kegiatan
Undang yang usaha,termasuk
berlaku,maka segala menanggung segala
resikoyang timbul resiko secara
menjadi tanggung jawab bersama-sama
perusahaan denganharta
pribadinya

Pengertian Legalitas Usaha


Seperti telah disebutkan secara singkat di atas, legalitas usaha adalah unsur penting yang harus dimiliki
perusahaan untuk semua pihak yang memiliki kepentingan dan keberlangsungan usaha itu sendiri.
Legalitas juga menjadi identitas yang melegalkan dan mengesahkan perusahaan.

Beberapa identitas yang dimaksud antara lain adalah nama perusahaan, merek dagang, dan dokumen
perizinan usaha. Legalitas perusahaan haruslah sah menurut hukum dan undang-undang yang berlaku.
Dengan memiliki legalitas, perusahaan juga akan mendapat perlindungan di mata hukum.

Manfaat Legalitas Usaha

Sebuah badan usaha akan mendapatkan manfaat dengan mengurus legalitas usahanya. Adapun manfaat
yang akan diperoleh adalah:

1. Sarana Perlindungan Hukum

Legalitas menyatakan bahwa suatu badan atau pihak memiliki izin untuk menjalankan kegiatan usaha
mulai dari proses pendirian hingga pelaksanaan operasional atau komersial. Dengan ini, pengusaha bisa
menjalankan bisnisnya dengan aman dan nyaman.

Adapun bagi pemerintah, legalitas ini menjadi sarana untuk mengawasi, mengarahkan, meninjau, dan
membina usaha perdagangan.

2. Bukti Kepatuhan Hukum

Perusahaan yang memiliki legalitas menunjukkan bahwa mereka menegakkan disiplin dan kepatuhan
terhadap hukum, tata peraturan, dan perundangan yang berlaku.

3. Sarana Promosi
Seseorang yang membeli makanan akan memilih produk yang telah memiliki izin BPOM, dibandingkan
produk yang belum berlabel BPOM. Karena itulah, legalitas secara tidak langsung menjadi media
promosi.

Dengan legalitas, tingkat kepercayaan konsumen akan naik. Hal ini tentu berdampak pada peningkatan
penjualan produk atau jasa perusahaan.

4. Mempermudah Ikut Serta Dalam Proyek

Apabila suatu perusahaan hendak ikut tender dalam suatu proyek, perusahaan tadi harus memiliki
dokumen-dokumen legalitas. Akan sangat disayangkan apabila perusahaan gagal ikut serta dalam
pekerjaan karena dokumen keabsahan tidak lengkap.

5. Pengembangan Usaha

Saat suatu usaha ingin lebih berkembang, biasanya akan dibutuhkan dana atau modal yang lebih
besar. Legalitas usaha adalah sarana bagi perusahaan untuk bisa mengajukan modal atau proses
pinjaman ke pihak bank.

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Para pelaku usaha mulai dari perorangan, CV, PT, hingga BUMN harus memiliki SIUP. Legalitas ini
menunjukkan bahwa badan usaha memiliki izin untuk melakukan kegiatan jual beli barang atau pun jasa.
Legalitas ini dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Legalitas usaha adalah unsur penting yang harus dimiliki perusahaan agar usaha yang dijalankan bisa
berjalan dengan aman dan nyaman. Mengurus legalitas seperti ini memang membutuhkan waktu dan
tenaga.

Pengertian Daftar Perusahaan


Menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982, daftarPerusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut
aturan atau berdasarkan ketentuan undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya, danmemuat hal-hal yang wajib
didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang dari kantor pendaftaran perusahaan.

B.Dasar Hukum
1.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1982 tentang WajibDaftar Perusahaan (UUWDP).
2.SK Menperindag No.12/MPP/Kep/1/1998 jo SK Menperindag No.327/MPP/Kep/7/1999 tentang perubahan atas SK
Menperindag No.12/MPP/Kep/1/1998 tentang Penyelenggaraan Wajib Daftar Perusahaan.

Tujuan dan Sifat

1.Melindungi perusahaan yang jujur dan terbuka dari kemungkinan kerugianakibat praktik usaha yang
tidak jujur, seperti persaingan curang.
2.Melindungi masyarakat atau konsumen dari kemungkinan kerugian akibat perbuatan yang tidak jujur
atau insolvable suatu perusahaan. Dengankewajiban pendaftaran perusahaan dapat diketahui keadaan
perusahaanmelalui daftar perusahaan yang sifatnya terbuka untuk semua pihak.

3.Mengetauhi perkembangan dunia usaha dan perusahaan yang didirkan, bekerja dan berkedudukan di
Indonesia melalui daftar perusahaan pada kantor pendaftaran perusahaan.

4.Memudahkan pembinaan, pengarahan dan pengawasan serta penciptaan iklimusaha yang sehat melalui
data yang dibuat secara benar dalam daftar perusahaan sehingga dapat dijamin perkembangan dunia usaha
dan kepastian berusaha.

5.Tujuan daftar perusahaan menurut Pasal 2 UUWDP adalah mencatat bahan- bahan keterangan yang
dibuat secara benar dari suatu perusahaan danmerupakan sumber informasi resmi untuk semua pihak yang
berkepentinganmengenai identitas, data, serta keterangan lainnya tentang perusahaan yangtercantum
dalam Daftat Perusahaan dalam rangka menjamin kepastian berusaha. Hal ini semata-mata untk
melindungi perusahaan yang dijalankansecara jujur (tegoeder trouw).

6.Sifat daftar perusahaan menurut Pasal 3 UUWDP adalah terbuka untuk semua pihak, artinya daftar
perusahaan itu dapat dipergunakan oleh pihak ketigasebagai sumber informasi.Setiap pihak yang
berkepentingan, setelahmemenuhi biaya administrasi yang ditetapkan oleh Menteri, berhakmemperoleh
keterangan yang diperlukan dengan cara mendapatkan salinanatau petikan resmi dari keterangan yang
tercantum dalam Daftar Perusahaanyang disahkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu dari kantor
pendaftaran perusahaan.

Kewajiban Pendaftaran

Setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan dan perusahaanyang wajib didaftarkan
adalah setiap perusahaan yang berkedudukan di wilayah NKRI menurut ketentuan perundang-undangan
yang berlaku termasuk di dalamnyakantor cabang, kantor pembantu, anak perusahaan, dan agen serta
perwakilan dari perusahaan itu yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian. Dalam
pengertian perusahaan ini termasuk perusahaan asing yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di
wilayah Negara Republik Indonesia menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Agen dan perwakilan perusahaandiperlakukan sama dengan perusahaan.Pendaftaran wajib dilakukan oleh
pemilik atau pengurus perusahaan yang bersangkutan atau dapat diwakilkan kepada orang lain dengan
memberikan suratkuasa yang sah. Apabila salah seorang dari mereka telah memenuhi kewajibannya,yang
lain dibebaskan dari kewajiban tersebut.

Cara dan Tempat Serta Waktu Pendaftaran

Menurut Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 BAB IV pasal 9, yaitu

16:

1.Pendaftaran dilakukan dengan cara mengisi formulir pendaftaran yangditetapkan oleh Menteri pada
kantor tempat pendaftaran perusahaan.

2.Penyerahan formulir pendaftaran dilakukan pada kantor pendaftaran perusahaan,


yaitu:a)Di tempat kedudukan kantor perusahaan;

b)Di tempat kedudukan setiap kantor cabang, kantor pembantu perusahaan atau kantor anak perusahaan;

c)Di tempat kedudukan setiap kantor agen dan perwakilan perusahaan yang mempunyai wewenang untuk
mengadakan perjanjian.

3.Dalam hal suatu perusahaan tidak dapat didaftarkan sebagaimanadimaksud dalam ayat (2) pasal ini,
pendaftaran dilakukan pada kantor pendaftaran perusahaan di Ibukota Propinsi tempat kedudukannya.

5.1. Pengertian

Hak kekayaan intelektual adalah hak yang timbul dari kemampuan berpikir atau olah raga pikir
yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Dalam ilmu hukum, hak
kekayaan intelektual merupakan harta kekayaan khususnya hukum benda (zakenrecht) yang mempunyai
objek benda inteletual, yaitu benda yang tidak berwujud yang bersifat immaterial maka pemilik hak atas
kekayaan intelektual pada prinsipnya dap berbuat apa saja sesuai dengan kehendaknya.

Kekayaan Intelektual atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Hak Milik Intelektual adalah pandangan
kata yang biasa digunakan untuk Intellectual PrHak Milik (IPR)Kekayaan tahun 1793 mengatakan
tentang hak milik dari si pencipta ada pada bukunya. Yyang dimaksud dengan hak milik disini bukan
buku sebagai benda, tetapi buku dalam pengertian isinya Istilah HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu
Hak, Kekayaan, dan Intelektual. Hak adalah pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan,
kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang anuran dsb),
Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli maupun dijual. Intelektual yang
redupaksud dalam HAKI adalah kecerdasan, kemampuan berpikir berimajinasi atau hasil dan proses
berpikir manusia atau penciptaan pikiran manusia.

5.2. Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia

Dalam menetapkan HaKI teatu berdasarkan hukum-hukum yang sesuai dengan peraturan yang berlaku
Dasar-dasar hukum tersebut antara lain adalah Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan
Perjanjian Mendirikan World TOrganisasi perdagangan (WTHAI)

 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan


 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta
 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Merek
 Undang-undang Nomor 13 Tahun 1997 tentang Hak Paten
 Keputusan Presiden RI No. 15 Tahun 1997 tentang Pengesahan Paris Convention for the
Perlindungan Kekayaan Industri dan Konvensi Penetapan World Intelektual Organ Propertiasi
 Keputusan Presiden RI No. 17 Tahun 1997 tentang PengesahanMerek Dagang Law Treaty
 Keputusan Presiden RI No 18 Tahun 1997 tentang Pengesahan Berne Convention for the
Perlindungan Sastra danArtistik Wselamat
 Keputusan Presiden RI No 19 Tahun 1997 tentang PengesahanHak Cipta WIPO Treaty
Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dapat dilaksanakan
Maka setiap individu kelompok atauganisasi yang memiliki hak atas Pemikiran-pemikiran kreatif mereka
atas suatu karya atau produk dapat diperoleh dengan mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan,
dalam hal ini merupakan tugas dari Direktorat Jenderal Hak-hakAtas Kekayaan Intelektual, Departemen
Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia

2.3. Macam-Macam HAKI (Hak atas Kekayaan Intelektual)

Macam-macam Hak Kekayaan Intelektual

Pada Prinsipnya HKI dibagi menjadi dua kelompok yaitu

1)Hak Cipta

 Sejarah Hak Cipta


Padajaman dahulu tahun 600SM, seseorangdari Yunani bernama PebRiad menemukan 2 tanda Baca yaitu
titik () dan koma () Anaknya bernama Apulus menjadi pewarisnya dan pindah ke Romawi Pemerintah
Romawi memberikan Pengakuan, Perlindungan dan Jaminan terhadap karyaciptaayah nya itu. Untuk
setiap penggunaan, penggandaandan pengumuman di penemuan Peh Riad itu, Apulus memperoleh
penghargaan dan Jaminan sebagai pencerminan pengakuan hak tersebut Apulusternyata orang yang
bijaksana, dia tidak menggunakan seluruh honorarium yang diterimany. Menghormati titik () digunakan
untuk keperluan kirimri sebagai ahlSaya waris, sedangkan menghormati koma () dikembalikan ke
pemerintah Romawi sebagai tanda terima kasih atas penghargaan dan pengakuan terhadap hak cipta
tersebut.

 Pengertian Hak Cipta


Hak cipta (lambang internasional: ©)

1 Pengertian hak cipta menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Hak cipta adalah "hak eksklusif
bagi pencipta atau penerima hak untuk diumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin
untuk itu dengan tidak mengurangi soalnya-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku" (pasal 1 buter 1).

2 Pengertian hak cipta menurut Pasal 2 UUHC Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun
penerima hak untuk diumumkan atau memperbanyak ciptaanny amaupun memberi izin untuk itu dengan
tidak mengurangi kekerasan-masalahnya menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku Pencipta
adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang pada sebagai inspirasinya lahir suatu
ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, bayangan, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang
dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi. Pengumuman adalah membaca, penyiaran,
pameran, penjualan, pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat apapun,
termasuk media Internet, atau melakukan dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca,
didengar atau dilihat orang lain Perbanyakan adalah penambahan jumlah suatu ciptaan baik secara
keseluruhan maupun bagian yang sangat substansial dengan menggunakan bahan-bahan yang sama
ataupun tidak sama termasuk pengalih wujud dan secara permanen atau temporer

 Kedudukan Hak Cipta


Mengenai kedudukan hak cipta, sudah pula ditetapkan oleh UUHC, bahwa hak cipta dianggap sebagai
benda bergerak (Pasal 3 ayat 1).Sebagai benda bergerak, hak cipta dapat beralih atau dialihka baik
seluruhnya maupun sebagian karena:

a. Pewarisan
b. Hibah
c. Wasiat
d. d)Dija milik negara
e. Perjanjian
Khusus mengenai perjanjian, Pasal 3 ayat 2 menyaratkan harus dilakukan dengan akta, dengan ketentuan
bahwa perjanjian itu hanya mengenai berwenang yang disebut di dalam akta Tersebut. Pentingnya akta
perjanjian itu adalah tidak lain maksud untuk memudahkan pembuktian peralihan hak cipta pabila terjadi
persengketaan di kemudian hari.

 Ciptaan yang dilindungi


UUHC aliran sistem terbatas dalam melindungi karya cipta seseorang. Perlindungan ciptaan hanya di
berikan bidang ilmu pengetahun, senidan sastra. Untuk ituPasal 11yat 1 merinci ketiga bidang tersebut
meliputi

a. Buku, pamflet, dan semu hasil karya tulis lainnya


b. Ceramah, ceramah, pidato, dan sebagainya
c. Pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, penyayi, pantomim dan karya Siaran antara
lain untuk media radio, televisi dan film serta karya rekaman radio
d. Ciptaan tan (koreografi) ciptaan laguatau musikdengan atau tanpateks, dankarya rekaman
bunyi atau bunyi
e. Semua bentuk seni rupa seperti seni lukisan, seni pahat, seni patung dan kaligrafi yang
perlindunganya diatur dalam Pasal 10 ayat 2.
f. Seni batik
g. Arsitektur
h. Peta
i. Sinematografi
j. Fotografi
k. Program komputer atau program komputer

1) terjemahan, tafsir, saduran, dan penyusunn bunga rampai

Selain itu UUHC Juga melindungi karya melindungi karya seseorang yang berupa pengolahan lebih lanjut
daripada ciptaan asti sebab bentuk pengolahan ini dipandang merupakan ciptaan baru dan tersendiri, yang
sudah lam dari ciptaan aslinya. Tidak ada hak cipta untuk karya sebagai berikut

a. Hasil rapat lembaga-lembaga negara terbuka


b. Peraturan perundang-undangan
c. Putusan pengadilan dan pengaturan hakim
d. Pidat o kenegaraan pidato pejabat pemerintah
e. Keputusan badan Arbitrase (lembaga seperti pengadilan tetapi khususnya di dalam bidang
perdagangan)

 Masa melaksakannya Hak Cipta


Dalam menghur jangka waktu berlakunya hk cipta, UUHC tidak menyaratkan melamkan membeda-
bedakan. Perbedaannya menjadi sebagai berikut

1)Kelompok I (Bersifat Ashi)

Untuk karya cipta yang sifatnya asli atu baru, perlindungan hukumnya berlaku selama hidup pencipta dan
terus berlanju tsampai dengan 50 tahun setelah pencipta meninggal Mengenai Alasan penetpan jangka
wktu berlakuny hak cipta or yang demikian lama itu, undang-Undang tidak memberikan penjelasan Karya
cipta ini meliputi:

a. Buku, pamflet, dan semu hasil karya tulis lainnya


b. Ciptaan tari (koreografi)
c. Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni palat, seni patung
d. Seni batik.
e. Ciptakan lagu atau musik dengan atau tanpa teks
f. Karsitektur arya

2) Kelompok II (Bersifat Derivatip)

Perlindungan hukum atas karya cipta yang bersifat tiruan (turuntip)berlaku selama 50

Tahun yang meliputi hak cipta sebgai berikut

a. Karya pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tani, pewayangan, pantomim dan Karya
staran antara lain untuk media radio, televisi dan film serta karya rekamsebuali radio.
b. Ceramah, ceramah, pidato, dan sebagainya.
c. Peta
d. Karya sinematograf
e. Karya rekaman sura atau bunyi.
f. Iterjemahan dan tafsir

3)Kelompok III (pengaruh waktu)


Terhadap karya cipta yang aktulitasnya tidak begitu tahan, perlindungan hukumnya berlaku selama 25
tahun meliputi hak cipta atas ciptaan
a. Karya fotografi
b. Program komputer atau program komputer
c. Saduran dan penyusunan bunga rampai

 Pendaftaran Hak Cipta


Ciptaan tidak kalah pentingnya dengan benda-benda lain seperti tanah, kendaraan kendaraan bermotor,
kapal, merk yang memerlukan pendaftaran Perlindungan suatu ciptaan timbul secara otomatis sejak
ciptaan itu dapat diwujudkan dalam bentuk yang nyata maksud dan pendaftaran itu sendiri adalah hanya
Semata-mata mengejar kebenaran prosedur resmi saja, tetapi juga mempunyai tujusebuah untuk
mendapatkan pengukuhan hak Cipta dan sebagai alat bukti awal di pengadilanapabilatimbulSengketa
dikemudian hari terhadap ciptaan tersebut Pendaftaran hak

Cipta yaitu di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Sifat pendaftaran ciptaan adalah bersifat kebolehan (fakultatip). Artinya orang boleh juga tidak
mendaftarkan Apabila tidak mendaftarkan, tidak ada sanksi hukumnya Dengan sifat demikian memang
UUHC memberikan kebebasan masyarakat untuk melakukan pendaftaran

 Hak dan Wewenang Menuntut

Penyerahan Hak Cipta padasebagai seluruh ciptaan ke pihak lain tidak mengurangi hak pencipta
Atau ahli waris untuk menuntut seseorang tanpa persetujuannya
a. Meniadakan nama pencipta yang tercantum pada ciptan itu.
b. Cantumkan nama pencipta pada ciptaannya.
c. Mengganti mengubah judul ciptaan
d. Mengubah isi ciptaan

2)Hak Kekayaan Industri


Hak kekayaan industri terdiri dari

 Paten
Paten merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya
di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu laksanakan sendiri invensinya atau memberikan
persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan Adapun invensi adalah ide inventor yang dituangkan
ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifikk di bidang teknologi, dapat berupa produk
atau proses atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.

Paten diberikan untuk invensi yang baru dan mengandung insentif langkah serta dapat diterapkan dalam
industri Invensi dianggap baru jika pada tanggal penerimaan invensi tersebut tidak sama dengan teknologi
ciptaan sebelumnya. Invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis
disebabkan oleh bentuk konfigurasi, kontruksi atau komponennya dapat memperoleh perlindungan hukun
dalam bentuk paten sederhana

Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 14Tahun 2001 tentang Paten, paten diberikan untuk jangka
waktu selama 20 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang.
Sedangkan untuk paten sederhana diberikan jangka waktu 10 tahun, terhitung sejak tanggal penerimaan
dan jangka waktu tersebut tidak dapat diperpanjang Paten diberikan berdasarkan permohonan dan setiap
permohonan hanya dapat diajukan untuk satu invensiatan beberapa invensi yang merupakan satu kesatuan
invensi. Karena itu permohonan paten diajukan dengan membayar biaya kepada Direktorat Jendral Hak
Paten Departemen Kehakiman dan HAM. Namun, permohonan dapat diubah dari paten menjadi paten
Sederhana

Berdasarkan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 14Tahun 2001 tentang Paten, paten dapat dialihkan baik
seliruh maupun sebagian karena pewarisan hibah, wasiat, perjanjian tertulis dan sebab lain yang
dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan dengan pencatatan oleh derektorat jendral menjual paten

 Merek
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebutyang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa. Hak merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kapada
pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu dengan
menggunakan merek sendiri atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakan. Jenis-jenis
merek dapat dibagi menjadi merek dagang merek jasa dan merek bersama.

Merek terdaftar mendapatkan perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 tahun sejak tanggal
penerimaan dan perlindungan jangka waktu dapat diperpanjang dengan jangka waktu yang sama Hak
merek terdaftar dapat beralih atau dialihkan karena pawarisan, hibah, wasiat, perjanjian atau seba-sebab
lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan Penghapusan pendaftaran merek dari daftar
merek umum dapat dilakukan atas prakarsa direktorat jendral berasarkan permohonan pemilik merek
yang bersangkutan atau pihak ketiga dalam bentuk tagihankepada pengadilan niaga.

Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain secara tanpa hak
Menggunakan merek yang memiliki persamaan pada pokoknya atau seluruhnyanatuk
Barang atau jasa sejenis, berupa gugatan ganti kerugian dan/atau penghentian semua perbuatan
Yang berkaitan dengan penggunaan merek tersebut. Sanksi yang dikenakan terhadap masalah
Merek berupa pidana dan denda

 Varietas Tanaman
Hak perlindungan yanetas tanaman adalah hak khusus yang diberikan oleh negara kepada
pemulia tanaman untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau memberikan persetujuan
kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakan waktu tertentu.

Varietas tanaman yang dapat diberi perlindungan adalah dan jenis atau spesies tanaman yang baru, yaitu
belum pernah memasarkannya di Indonesia atau sudah memasarkannya kurang dari satu tahun. Unik,
sehingga dapat dibedakan secara jelas dengan varietas lain. Seragam, memiliki sifat utama yang seragam.
Stabil, tidak mengalami perubahan ketika ditanam berulang- ulang atau untuk diperbanyak melalui siklus
Dan diberi penanaman yang selanjutnya menjadi nama varietas yang bersangkutan

Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Varietas Tanaman, jangka
Waktu PVT dihitung sejak tanggal memberkan hal PVT Saya liputi 20 tahun untuk tanaman semusim
dan 25 tahun untuk tanaman tahunan Hak untuk menggunakan varietas dapat meliputim memprodusi
memperbanyak benih, menyiapkan untuk tujuan propagasi, mengiklankan menawarkan,
memperdagangkan, mengekspor, mengambil Dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000
tentang Varietas Tanaman, hak PVT dapat beralih atau dialihkan karena pewarisan, hibah, wasiat,
perjanjian, dan sebab lain yang didukung oleh undang-undang Berakhirnya hak PVT dapt disebabkan
karena berakhirnya jangka waktu pembatalan, dan pencabutan. Dan sanksi yang diberikan untuk masalah
PVT berupa pidana dan denda.

 Rahasia Dagang
Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau
bisnis yang mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga kerahasiaannya
oleh pemilik rahasia dagang Perlindungan rahasia dagang meliputi metode produce, metode
pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai
ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat Permohonan pengajuan perlindungan sebagai HKI, meliputi
prinsip perlindungan otomatis dan Perlindungan yang diberikan selama kerahasiaannya terjaga. Pemilik
HKI berhak menggunakan Sendini rahasia dagang yang memiliki atau memberikan lisensi atau
melamenelepon pihak lain untuk Menggunakan. Jangka waktu perlindungan rahasia dagang adalah
sampai dengan masa Dimana rahasia itu menjadi milik publik

Dalam Pasal Sayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang hak rahasia dagang
dapt beralih dialihkan karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian dan sebab hal lain yang benar-benar
sesuai dengan undang-undang Pengalihan harus dilengkapi dengan penawaran dokumen-dokumen yang
menunjukkan penipuan menjual rahasia dagang Sanksi yang diberikan untuk masalah rahasia dagang
berupa pidana dan denda.

 Desain Industri
Desain industri adalah kreasi tentang bentuk konfigurasi atau komposisigaris atau warna, atau
garis dan warna atau gabungan dari dia yang berbentul 3D atau 2D yang memberikan kesan estetik dan
dapat diwujudkan dalam pola 3D atau 2D serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang
komoditas industri, atau kerajinan tangan.

Hak ini diberikan untuk desain industri yang baru, yaitu tanggal penerimaan desain industri itidak sama
dengan pengungkapan yang telah diiklankan sebelumnya. Jangka waktu perlindungan terhadap hak
desain industri diberikan 10 tahun sejak tanggal penerimaan dan tercatat dalsaya daftar desain umum
industri dan hargakan dalam berita resmi desain industri

Setiap hak desain industri diberikan atas dasar permohonan ke Direktorat Jendral Desain Industri secara
tertulis dalam bahasa Indonesia. Pengalihan hak ini dapat dilakukan karena pewarisan, hibah wasiat,
perjanjian tertulis dan sebab lain yang dibenarkan perundang-undangan dan wajib dicatat dalam daftar
desain unum industri Desain industri terdafhanya bisa dibatalkan atas permintaan pemegang lisensi
Sanksi yang diberikan untuk masalah desain industri berupa pidana dan denda.

 Desain TataLetak Sirkuit Terpadu


Hak desain tata letak sirkuit terintegrasi adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara
Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri atau memberikan persetujuanya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut Jangka waktu
perlindungan hak ini diberikan selama 10 tahun sejak pertama kali desain tersebut di eksplotasi secara
komersial hak ini dapat beralih dialihkan karena pewarisan hibah, wasiat perjanjian tertulis dan sebab lain
yang dibenarkan oleh undang-undang undangan Sanksi yang diberikan untuk masalah desain tata letak
sirkuit terpadu berupa pidana dan denda.

5.4. Fungsi dan Tujuan

HAKI memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain.


2. Meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam kekayaan komersialisasi
intelektual
3. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pembelian strategi penelitian, usaha dan
Industri di Indonesia.
4. Alat perlindungan menjamin hak komersialisasi
5. Peringatan kepada pihak yang berniat melarang
6. Iklan untuk meningkatkan nilai produk
7. Alat monopoli perdagangan
8. Informasi paten sebagai referensi pengembangan lebih lanjut
9. Informasi paten merupakan informasi strategis riset suatu perusahaan.

Fungsi HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan Hak Kekayaan Industri

Perkembangan hasil-hasil karya dari kejenmsan manusia dengan karya intelektual yang dihasilkan telah
memberi banyak hal yang dibutuhkan untuk menjalani kegiatan sehari-hari- hari. Maka dari itu, HAKI
(Hak Kekayaan Intelektual) dan Hak Kekayaan Industri memiliki fungsi antara lain:

 Dapat mengetahui informasi, serta dapat melihat perkembangan mengenai pengetahuan baru dan
teknologi masa kini. Informasi yang dumaksud adalah informasi yang telah memiliki hak paten
dan dapat diakses di seluruh dunia dengan menggunakan internet. Selain itu, masyarakat tidak
dapat menduplikasi atau membajak teknologi baru yang telah dipatenkan
 Perlindungan pada karya intelektual terhadap penggunaan tidak sah oleh pihak ketiga Hal ini
diperlukan kesepakatan kepada penemu agar mendapatkan ketidakseimbangan manfaat yang
culcup atas upaya telah menciptakan karya tersebut.
 Memberikan suatu peluang bagi industri untuk melakukan monopoli pasar terhadap suat Produk
tertentu.
Fungsi Hak Atas Kekayaan Intelektual

Hak atas kekayaan intelektual (HAKI) memiliki dua fungsi yaitu fungsi dasar dan fungsi khusus, berikut
penjelasan dari kedua fungsi tersebut:
1. Fungi dasar artinya siapapun pengguna haki dan apapun jenis hakinya bisa melakukan fungsi ini
2. Fungsi Khusus adalah fungsi haki yang bisa digunakan jenis haki golongan tertentu saja.

Tujuan HAKI

Ikamujuan HAKI antara lain:

a. Menambah pengetahuan dan wawasan peserta pelatihan dalam peraturan-peraturan. Hukum yang
berlaku serta sanksi-sanksi dalam penerapan HAKI
b. Agar para peserta pelatihan mengetahui prosedur penerapan HaKI dan masalah-masalah Yang
dihadapi dalam penerapan HAKI
c. Agar para peserta termotivasi untuk menciptakan hal-hal baru di bidang produk industri yang
menyangkut desain, proses produksi serta pemakaian merek itu sendiri.

Tujuan Perlindungan dan penegakan Hukum HaKI:

- Untuk mendorong timbulnya inovasi


- Untuk Pengalihan dan penyebaran teknologi yang diperoleh manfaat bersama antara penghasil
dan pengguna teknologi, dengan cara yang baik menciptakan sosial ekonomi serta keseimbangan
antara hak dan kewajiban

5.5. Manfaat HaKI

Manfaat Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah :

1. Memberikan perlindungan hukum sebagai insentif bagi pencipta penemu dan desainer
dengan memberikan hak khusus untuk mengkomersialkan hasil dari kreativitasnya
dengan menyampingkan sifat tradisionalnya.
2. menciptakan iklim yang kondusif bagi investor
3. Mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan penemuan baru
di berbagai bidang teknologi.
4. Sistem Paten akan memperkaya pengetahuan masyarakat dan melahirkan penemu
Penemu baru.
5. Peningkatan dan perlindungan HKI akan mempercepat pertumbuhan industri
Menciptakan lapangan kerja baru, mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
Kualitas hidup manusia yang memberikan kebutuhan masyarakat secara luas.
6. Indonesia sebagai negara yang memiliki suku etnik dan budaya serta kekayaan di bidang
seni, sastra dan budaya serta ilmu pengetahuan dengan Pengembangannya memerlukan
perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang lahir dari kekayaan tersebut.
7. Memberikan perlindungan hukum sekaligus sebagai pendorong kreatifitas bagi
masyarakat.
8. Mengangkat harkat dan martabat manusia dan masyarakat Indonesia
9. Meningkatkan produktivitas, muru, dan daya saing produk ekonomi Indonesia
5.6. Cara Penyelesaian / solusi masalah apabila terjadi HaKI

1).Cara penyelesaian sengketa HAKI mengenai hak cipta

 Dasar hukum hak cipta


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tmelibatkan Hak Cipta

Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk diumumkan atau memperbanyak
Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak membatasings pelanggaran-pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 ayat 1)

Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan, kesenian, dan
kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada pencipta, yaitu "seorang atau beberapa
orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi,
keterampilan keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.

 Dasar Hukum HAK CIPTA

1. UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta


2. UU Nomor 6Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982 Nomor 15)
3. UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta
(Lembaran Negara RITahun 1987 Nomor 42)
4. UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 sebagaimana telah
diubah dengan UU Nomor 7Tahun 1987 (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 29)

2).Cara penyelesaian HAKI mengenai merk

Penyelesaian sengketa terhadap merek yang diatur di dalam hukum indonesia antara lain

1. Penyelesaian SengketaAlternatif (Alternatif Penyelesaian Sengketa)

Penyelesaian Sengketa Alternatifdalam penyelesaian masalah merek diatur dalam Pasal 84Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2001tentang Merek, selain dalamUndang-Undang Merek penyelesaian masalah
alternatif lebih khusus diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
danAlternatif Penyelesaian SengketaAlternatif Menurut Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor
30talnum 1999 yang dimaksud dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian
masalah atau beda pendapat melalui prosedur yang disetujui parapihak yakni penyelesaian di luar
pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi

A. Negosiasi

Menurut Pasal6 ayat 2Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 pada dasarnyapara pihak dapat berhak
untuk menyelesaikan Sendiri masalah yang timbul di antara mereka. Kesepakatan mengenai penyelesaian
tersebut selanjutnya harus tua dalam bentuk tertulis yang Disetujui oleh pihak Negosiasi merupakan salah
satu penyelesaian masalah alternatif yang dilakukan oleh

pihak-pihak yang bersengketa atau kuasanya secara langsung pada saat negosiasi dilakukan tanpa
keterlibatan pihak ketiga Sebagai penengah. Para pihak yang bersengketa yang secara langsung
melakukan penawaran atau tawar-menawar sehingga menghasilkan suatu kesepakatan bersama. Para
pihak yang bersengketa sudah barang tentu telah berdiskusi atau bermusyawarah demikian rupa agar
kepentingan-kepentingan dan hak-haknya terakomodir menjadi kepentingan kebutuhan bersama para
pihak yang bersengketa Pada umumnya kesepakatan bersama tersebut dituangkan secara tertulis

B. Mediasi

Mediasi merupakan salah satu penyelesaian masalah dengan bantuan pihak ketiga (penengah) yang tidak
memihak (imparsta) yang ikut aktif memberikan bimbingan atau arah guna mencapai penyelesaian
Namun ia tidak berfungsi sebagai hakum yang kemenangan ambil keputusan. Inisiatif penyelesaian tetap
berada pada tangan para pihak yang bersengketa.

Dalam kaitan dengan Mediasi menurut ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999
menyatakan atas kesepakatan tertulis para pihak masalah atau beda pendapat diselesaikan melalui bantuan
"seorang atau lebih penasehat ahli maupun melalu seorang penengah Kesepakatan penyelesaian masalah
atau beda pendapat secara tertulis adalah terakhir dan mengikat bagi para pihak untuk dilaksanakan
dengan baik. Kesepakatan tertulis, tertulis wajib ke Pengadilan Negeri dalam waktu lama 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak pembuat dan wajib dilaksanakan dalam waktu pagar lama 30 (cekcokA puluh) hari
sejak pendaftaran.

C. Konsiliasi

Konsiliasi adalah suatu proses penyelesaian Sengketa alternatif yang melibatkan seorang pihak ketiga
atau lebih, dimana pihak ketiga yang diikutsertakan untuk menyelesaikan masalah adalah seseorang yang
secara profesional sudah dapat dibuktikan kehandalannya

2. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan

Penyelesaian masalah dilakukan melalui pengadilan sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang


Nomor 15 Tahun 2001 dapat mengajukan kepada Pengadilan Niaga oleh pihak pemilik merek terdaftar
dapat mengajukan rayuan terhadap pihak lain yang secara tanpa hak menggunakan Merek yang
mempunyai jual beli pada pokoknya atau keseluruhannya untuk barang atau jasa yang sejenis yaitu:

a. Gugatan ganti rugi dan atau


b. Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan menggunakan merek tersebut
3).Cara penyelesaian HAKI mengenai Hak Paten Dasar Hukum HAK PASEPULUH

1. UU Nomor 6Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1989 Nomor 39)
2. UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten
(Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)
3. UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 109)
Penyelesaian sengketa hak paten melalui Pengadilan Niaga diatur dalam Pasal 117 Undang-Undang paten
yang mana pihak yang berhak atau yang menjadi subyek paten (diatur dalam Pasal 10, Pasal 11. danPasal
12) dapat menggugat kepada pengadilan niaga jika suatu paten diberikan kepada pihak lain selain dari
yang berhak Sebagai Hakim Niaga yang memeriksa sengketa paten harus memahann kasus dan kriteria
perlindungannya, yakni

1. Apakah termasuk objek yang dilindungi


2. Apakah termasuk kriteria yang dikecualikan dari perlindungan
3. Apakah memenuhi persyaratan yang dilindungi
4. Apakah terdaftar di negara tujuan dimana perlindungan diharapkan
5. Sedangkan penyebab masalahnya dalam sengketa hak paten lazimnya adalah
-Ketidakjelasan status kepemilikan
-Penggunaan hak paten tanpa seizin pemilik
-Tidak dipenuhi perjanjian lisensi hak paten

Dengan sarana Pengadilan Niaga yang dapat memahami tuntutan permohonan paten diharapkan keadilan
benar-benar tercapai dan memuaskan Idealnya setiap putusan Hakim mengandung 3(tiga) tidak pasti,
yaitu

1. Ketidakpastian kepastian hukum


2. Unsur kemanfaatan
3. Keadilan yang tidak seimbang

Perlindungan Konsumen

Pasal 1 angka 2 UU Perlindungan Konsumen yang mengatur pengertian konsumen adalah setiap orang
pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Namun, selain pengertian konsumen, Anda juga perlu memahami arti dari barang dan jasa itu sendiri.
Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak,
dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai,
dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen. Sedangkan jasa merupakan setiap layanan yang
berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen

Asas perlindungan konsumen diatur dalam Pasal 2 UU Perlindungan Konsumen yang terdiri dari
manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum.

Perlindungan hukum bagi konsumen pada dasarnya merupakan perlindungan terhadap hak-hak
konsumen. Dengan demikian terdapat 3 (tiga) hak dasar dalam melindungi konsumen, yaitu:
1. Hak untuk mencegah konsumen dari kerugian, baik dari kerugian personal dan kerugian harta
kekayaan;
2. Hak untuk memperoleh barang dan/atau jasa dengan harga wajar; dan
3. Hak untuk memperoleh penyelesaian yang patut terhadap permasalahan yang dihadapi.

Tujuan Hukum Perlindungan Konsumen

Tujuan hukum perlindungan konsumen juga dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri;


b. mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkan dari akses negatif
pemakaian barang dan/atau jasa;
c. meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan menuntut hak-haknya
sebagai konsumen;

Sengketa Bisnis

Sengketa Bisnis Dalam kepustakaan maupun dalam percakapan sehari-hari sering ditemukan istilah-
istilah konflik sengketa. Konflik merupakan pengindonesiaan kosakata conflict dalam bahasa inggris.
Selain istilah conflict, bahasa inggris juga mengenal istilah dispute yang merupakan padaman dari istilah
“sengketa” dalam bahasa Indonesia (Takdir Rahmadi 2010:1).

Sengketa dengan rekanan atau mitra bisnis adalah suatu yang dianggap tabu bagi pelaku bisnis.
Sengketa yang diketahui oleh masyarakat bisnis sangat merugikan reputasi pelaku bisnis dan berpotensi
menguragi kepercayaan klaen, nasabah, konsumen perusahaan itu sendiri. Hal ini berbeda dengan
sengketa lingkungan dan tenaga kerja, sengketa bisnis umunya sangat dirahasiakan oleh pelaku bisnisnya
(“Pengusaha Lebih Suka Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa” Kompas, 19 Februari 1995. Hal 6).

Berbagai kegiatan bisnis sebenarnya merupakan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi karena
dapat mengakibatkan kerugian pada pihak- pihak yang bersengketa, baik mereka yang berada pada posisi
yang benar maupun pada posisi yang salah. Terjadinya sengketa bisnis perlu dihindari untuk menjaga
reputasi dan relasi yang baik ke depan. Sengketa kadang- 15 kadang tidak dapat dihindari karena adanya
kesalahpahaman, pelanggaran perundang-undangan, ingkar janji, kepentingan yang berlawanan, dan atau
kerugian pada salah satu pihak (Sanusi Bintang 2000:133).

Proses sengketa terjadi karena tidak adanya titik temu antara pihak-pihak yang bersengketa.
Secara potensial, dua pihak yang mempunyai pendirian/pendapat yang berbeda dapat beranjak ke situasi
sengketa. Secara umum, orang tidak akan mengutarakan pendapat yang mengakibatkan konflik terbuka.
Hal ini disebabkan oleh kemungkinan timbulnya konsekuensi yang tidak menyenangkan, dimana
seseorang (pribadi atau sebagai wakil kelompoknya) harus menghadapi situasi rumit yang mengundang
ketidaktentuan sehingga dapat mempengaruhi kedudukannya (Suyud Margono 2000:34).

Namun demikian timbulnya bentuk- bentuk konflik tersebut pada umumnya disebabkan oleh berbagai
faktor, yaitu:

a. Konflik data (Data conflicts) Konflik data terjadi karena kekurangan informasi (lack of information),
kesalahan informasi (misinformation), adanya perbedaan pandangan, adanya perbedaan interpretasi
terhadap data, dan adanya perbedaan penafsiran terhadap prosedural. Data merupakan suatu hal yang
sangat penting dalam suatu persetujuan, oleh karena itu keakuratan data diperlukan agar tercapainya
kesepakatan yang baik.

b. Konflik Kepentingan (Interest conflict) Dalam melakukan setiap kegiatan para pihak memiliki
kepentingan, tanpa adanya kepentingan para pihak tidak akan mengadakan kerjasama, timbulnya konflik
kepentingan dapat terjadi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: 1) Adanya perasaan atau tindakan yang
bersaing; 2) Adanya kepentingan substansi dari para pihak; 3) Adanya kepentingan prosedural; 4) Adanya
kepentingan psikologi. Keempat hal diatas dapat menimbulkan konflik kepentingan, karena apabila dalam
suatu kerjasama para pihak merasa adanya suatu kepentingan, maka dapat menimbulkan rasa persaingan
yang tinggi sehingga kerjasama yang dibina tidak menghasilkan hal yang baik.

c. Konflik Hubungan (Relationship conflict) Konflik hubungan dapat terjadi disebabkan oleh adanya
emosional yang kuat (srtong emotions), adanya kesalahan persepsi, miskin komunikasi (poor
communication), atau kesalahan komunikasi (miscommunication), dan tingkah laku negatif yang
berulang-ulang (repetitive negative behavior). Para pihak yang mengadakan kerjasama harus dapat
mengontrol emosi melalui suatu aturan main yang disepakati, klarifikasi perbedaan persepsi dan bangun
persepsi yang positif, kemudian perbaiki kualitas dan kuantitas komunikasi dan hilangkan tingkah laku
negatif yang dilakukan secara berulang-ulang.

d. Konflik Struktur (Structural conflict) Konflik struktur akan terjadi disebabkan oleh adanya pola
merusak perilaku atau interaksi, kontrol yang tidak sama, kepemilikan atau distribusi sumber daya yang
tidak sama, adanya kekuasaan dan kekuatan, geografi, psikologi yang tidak sama, atau faktor-faktor
lingkungan yang menghalangi kerja sama, serta waktu yang sedikit.

e. Konflik Nilai (Value conflict) Konflik nilai akan terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan kriteria
evaluasi pendapat atau perilaku, adanya perbedaan pandangan hidup, ideologi dan agama, adanya
penilaian sendiri tanpa memperhatikan penilaian orang lain.

Arbitrase

1) Arbitrase Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa mengatakan Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar
peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak
yang bersengketa. Istilah arbitrase berasal dari bahasa Belanda “arbitrate” dan bahasa Inggris
“arbitration”. Kata arbitrase juga berasal dari bahasa Latin, yaitu “arbitrare” yang mana dalam bahasa
Indonesia diartikan sebagai kekuasaan untuk menyelesaikan sesuatu menurut “kebijaksanaan”. Istilah
arbitrase dikaitkan dengan kebijaksanaan seolah-olah memberi petunjuk bahwa majelis arbitrase tidak
perlu memperhatikan hukum dalam menyelesaikan sengketa para pihak, tetapi cukup berdasarkan
kebijaksanaan (R. Subekti 1981:1)

Penyelesaian sengketa pada arbitrase dilakukan berdasarkan persetujuan bahwa pihak


bersengketa akan tunduk dan mentaati keputusan yang diberikan oleh hakim atau para hakim yang
mereka pilih atau mereka tunjuk secara langsung. Oleh karena itu arbitrase disebut sebagai suatu
peradilan perdamaian, dimana para pihak yang bersengketa atau berselisih menghendaki perselisihan
mereka tentang hak-hak pribadi yang dapat mereka kuasai sepenuhnya, diperiksa dan diadili oleh hakim
yang adil yang tidak memihak kepada salah satu pihak yang berselisih, serta menghasilkan keputusan
yang mengikat bagi kedua belah pihak (M.Yahya Harahap 2003:60)

Arbitrase menurut Sudargo Gautama (1979:5) didefinisikan sebagai Cara-cara penyelesaian


hakim partikelir yang tidak terikat dengan berbagai formalitas, cepat dalam memberikan keputusan,
karena dalam instansi terakhir serta mengikat, yang mudah untuk dilaksanakan karena akan ditaati para
pihak.

2) Alternatif Penyelesaian Sengketa

a) Negosiasi

Pasal 6 Ayat (2) Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa, mengatakan negosiasi adalah Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui
alternatif penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselesaikan dalam pertemuan
langsung oleh para pihak dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari dan hasilnya dituangkan dalam
suatu kesepakatan tertulis. Istilah Negosiasi dalam terminologi bahasa Inggris disebut dengan Negotiate
dan Negotiation. M. Marwan dan Jimmy P, mengartikan Negosiasi sebagai proses tawar-menawar dengan
jalan berunding antara para pihak yang bersengketa untuk mencapai kesepakatan bersama. Berdasarkan
beberapa rumusan di atas, negosiasi dan juga Konsultasi merupakan bagian dari penyelesaian sengketa di
antara para pihak dengan jalan damai, melalui suatu perundingan. Negosiasi ini pun bukan arbitrase, dan
Negosiasi ditempatkan ke dalam bagian dari Alternatif Penyelesaian Sengketa (Marwan. M dan Jimmy P
2009:378).

b) Mediasi

Istilah Mediasi dalam bahasa Inggris dinamakan Mediation menurut Munir Fuady menjelaskan
tentang penyelesaian sengketa melalui mediasi adalah suatu proses penyelesaian sengketa berupa
negosiasi untuk memecahkan masalah melalui pihak luar yang netral dan tidak memihak, yang akan
bekerja dengan pihak yang bersengketa untuk membantu menemukan solusi dalam menyelesaikan
sengketa tersebut secara memuaskan kedua belah pihak. Pihak ketiga yang netral tersebut disebut dengan
mediator (Munir Fuady2003:134).

STUDI KASUS

PENYELESAIAN SENGKETA PT. SURYA PERSADA LESTARI DENGAN MASYARAKAT KOTA


PADANG GUNA MENJAGA STABILITAS KEAMANAN WILAYAH

Sengketa investasi PT. Surya Persada Lestari dengan masyarakat Kota Padang telah berlangsung dari
tahun 2013 dan hingga penelitian ini selesai dilaksanakan belum juga ada penyelesaiannya. Permasalahan
penelitian yaitu tentang sengketa antara PT. Surya Persada Lestari dengan masyarakat Kota Padang dan
penyelesaian sengketa PT. Surya Persada Lestari dengan masyarakat Kota Padang guna menjaga stabilitas
keamanan wilayah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis dinamika sengketa dan penyelesaian sengketa PT. Surya Persada Lestari dengan masyarakat
Kota Padang guna menjaga stabilitas keamanan wilayah. Data diperoleh dari observasi, wawancara, dan
studi dokumentasi kemudian dianalisis dengan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sengketa terjadi karena masing-masing pihak memiliki perbedaan dalam memenuhi kepentingan
masing-masing.

Penyelesaian sengketa beberapa kali dilakukan dengan dialog atas inisiatif dari masyarakat dan
diakomodir oleh pemerintah kota, namun tidak berjalan dengan baik karena masyarakat menginginkan
untuk berdialog langsung dengan CEO Lippo Grup, James Riady. Mediasi pernah dilakukan dengan
Ismail Ning selaku chairman dari PT. Surya Persada Lestari, namun mediasi tidak berjalan dengan baik
karena masyarakat meinginkan bukti tertulis yang menyatakan kepemilikan Ismail Ning atas PT. Surya
Persada Lestari dan Padang Landmark. Kesimpulan sengketa PT. Surya Persada Lestari dengan
masyarakat Kota Padang perlu adanya mediasi ulang yang menghadirkan semua pihak (CEO Lippo Grup,
PT. Surya Persada Lestari, Pemko Padang, ormas Islam dan tungku tigo sajarangan) agar menjelaskan
semua permasalah yang dipertentangkan dan secara bersamasama mencoba mencari kemungkinan
penyelesaian serta kesepakatan yang memuaskan masingmasing pihak.

KESIMPULAN

Upaya penyelesaikan sengketa antara PT. Surya Persada Lestari dengan masyarakat Kota Padang telah
dilakukan lima kali dialog, satu kali negosiasi, satu kali fasilitasi dan satu kali mediasi. Berbagai upaya
penyelesaian tersebut sering kali atas inisiatif dari masyarakat dan seringkali Fauzi Bahar yang dianggap
masyarakat bertangungjawab terhadap hadirnya proyek PT. Surya Persada Lestari tersebut tidak hadir
sehingga menimbulkan distrust terhadap pemerintah. Selain itu, Fauzi bahar juga pernah menjanjikan
akan mempertemukan para pihak yang menolak investasi tersebut dengan James Riady, namun tidak
terlaksana sehingga menimbulkan memperdalam distrust terhadap pemerintah. Ditambah lagi dengan
Walikota baru, Mahyeldi Ansrullah, ketika mencalonkan diri sebagai Walikota Padang menandatangani
surat pernyataan yang akan membatalkan segala bentuk izin pendirian dan tidak akan memberikan izin
pembangunan superblok PT. Surya Persada Lestari. Namun, Mahyeldi tidak bisa menepati janji yang
telah ditandatanganinya tersebut sehingga kembali menimbulkan distrust masyarakat terhadap
pemerintah.

SUMBER KASUS

https://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/DRK/article/view/355

SIMPULAN

Simpulan sengketa bisnis dapat bervariasi tergantung pada kasus dan fakta yang terlibat.
Namun, secara umum, beberapa simpulan umum dari sengketa bisnis meliputi:Dalam bisnis,
sengketa hampir tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, penting bagi para pemangku kepentingan
untuk memiliki strategi penyelesaian sengketa yang baik.Sengketa bisnis dapat diselesaikan melalui
berbagai cara, termasuk mediasi, arbitrase, dan litigasi. Masing-masing cara memiliki kelebihan
dan kelemahan tersendiri dan harus dipilih dengan bijak sesuai dengan kasus yang
dihadapi.Menyelesaikan sengketa secara litigasi bisa menjadi cara yang sangat mahal, dan dapat
menghabiskan waktu dan sumber daya yang besar. Oleh karena itu, penting untuk
mempertimbangkan solusi alternatif seperti mediasi dan arbitrase.

Pengusaha dan organisasi harus berhati-hati dalam menandatangani kontrak dan


perjanjian bisnis. Mereka harus memastikan bahwa persyaratan dan ketentuan telah diatur
dengan jelas dan mengikat agar dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya sengketa.

Menghindari sengketa lebih baik daripada menyelesaikan sengketa. Oleh karena itu,
penting untuk membangun hubungan yang baik dengan mitra bisnis dan mencari cara untuk
menyelesaikan perbedaan dengan cara yang damai.
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/DRK/article/view/355

https://kamus.tokopedia.com/f/firma/

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-cv/

https://hukumonline.com/klinik/a/hukum-perlindungan-konsumen-cakupan-tujuan-dan-dasarnya-
lt62dfc65f7966c

https://images.app.goo.gl/QQ7Pgf1mr3UsyphX6

https://kamus.tokopedia.com/p/perseroan-terbatas/

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-cv/

https://kamus.tokopedia.com/f/firma/

Anda mungkin juga menyukai