Disusun Oleh :
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
2023 M/1444 H
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia bisnis telah dikenal bentuk-bentuk badan usaha, baik itu
yang perseorangan maupun yang bekerjasama (corporation). Badan usaha
yang bekerjasama (corporation) juga dikelompok-kelompokan sesuai jenis
dan macamnya seperti PT, CV dan lain sebagainya.
Terkadang masih banyak orang yang bingung untuk membedakan
masing-masing jenis bentuk badan usaha corporation, diantaranya PT dan
CV. Masih banyak yang bingung mengenai pemegang kekuasaan, modal,
pembagian keuntungan, peran dan tanggung jawab, dasar hukum dan lain
sebagainya.
Secara umum perusahaan artinya tempat terjadinya kegiatan produksi
dan berkumpulnya semua faktor produksi untuk digunakan dan dikoordinir
demi memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Berdasarka
definisi diatas maka dapat dilihat adanya lima unsur penting dalam sebuah
perusahaan, yaitu organisasi, produksi, sumber ekonomi, kebutuhan dan
cara yang menguntungkan. Setiap perusahSaan ada yang terdaftar di
pemerintah dan adapula yang tidak bagi perusahaan yang terdaftar di
pemerintah , mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan
usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah
secara resmi.
Banyak bentuk-bentuk perusahaan seperti perusaahaan
perseorangan, pt, cv, firma dll. Namun saat ini penulis akan membahas
mengenai Persekutuan Komanditer (CV) dan Perseroan Terbatas (PT). Di
Indonesia sendiri banyak perusahaan yang menggunakan bentuk CV dan PT,
Oleh sebab itu penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam lagi apa itu
CV dan PT sehingga kita dapat mempertimbangkan bentuk usaha apa
yang ingin kita gunakan jika kita ingin membuka suatu usaha.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka secara umum
rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
Pengertian persekutuan komanditer (CV) dan (PT)
Apa jenis-jenis persekutuan komanditer (CV) dan (PT)
Bagaimana prosedur pendirian persekutuan komanditer (CV) dan (PT)
Perbedaan persekutuan komanditer (CV) dan (PT)
Kelebihan dan kelemahan persekutuan komanditer (CV) dan (PT)
BAB II
PEMBAHASAN
1.) Pengertian CV
CV atau Commanditaire Vennontschap yang biasa disebut Persekutuan
Komanditer adalah suatu Perusahaan yang didirikan oleh satu atau beberapa
orang secara tanggung menanggung, bertanggung jawab secara seluruhnya
atau secara solider, dengan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang
(Geldschieter), dan diatur dalam KUHD.
CV pada konsepnya merupakan permitraan yang terdiri dari satu atau
lebih mitra biasa dan satu atau lebih mitra diam (Komanditer), yang secara
pribadi bertanggung jawab untuk semua utang permitraan, dan bertanggung
jawab hanya sebesar kontribusinya. Kehadiran mitra diam adalah ciri utama
dari CV atau permitraan terbatas.
Dalam soal pengurusan Persekutuan, sekutu komanditer
dilarang melakukan pengurusan meskipun dengan surat kuasa. Ia hanya
boleh mengawasi pengurusan jika memang ditentukan demikian di dalam
Anggaran Dasar persekutuan. Bila ketentuan ini dilanggar, Pasal 21 KUHD
memberi sanksi dimana sekutu komplementer bertanggung jawab secara
pribadi untuk keseluruhan.
Dalam CV hanya sekutu komplementer yang boleh mengadakan
hubungan terhadap pihak ketiga. Jadi yang bertanggung jawab kepada pihak
ketiga hanya sekutu komplementer
Apabila dikaji, ketentuan Pasal 19 – Pasal 21 KUHD yang mengatur
tentang firma, jelas bahwa persekutuan komanditer adalah firma dalam
bentuk khusus . kekhususan itu terletak pada eksistensi sekutu komanditer
yang tidak ada pada firma. Firma hanya mempunyai sekutu aktif yang
disebut firmant.
2.) Pengertian PT
Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze
Vennootschaap (NV), adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha
yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian
sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-
saham yang dapat diperjual belikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat
dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal
perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan
terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki
harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham
yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai
tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki.
Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka
kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang
saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut
dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan
memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya
tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan
terbatas.
Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi.
Keuntungan yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka
mendapatkan bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan
terbatas tersebut.
PT mensyaratkan minimal modal dasar sebesar Rp. 50jt dan harus di
setor ke kas Perseroan minimal 25%nya, untuk CV tidak ditentukan jumlah
modal minimal. Jadi, misalnya seorang pengusaha ingin berusaha di
industri rumah tangga, percetakan, biro jasa, perdagangan, catering, dll
dengan modal awal yang tidak terlalu besar, dapat memilih CV sebagai
alternatif Badan Usaha yang memadai.
Perbedaan yang mendasar antara PT dan CV adalah, PT merupakan
Badan Hukum, yang dipersamakan kedudukannya dengan orang dan
mempunyai kekayaan yang terpisah dengan kekayaan para pendirinya. Jadi,
PT dapat bertindak keluar baik di dalam maupun di muka pengadilan
sebagaimana halnya dengan orang, serta dapat memiliki harta kekayaan
sendiri. Sedangkan CV, dia merupakan Badan Usaha yang tidak berbadan
hukum, dan kekayaan para pendirinya tidak terpisahkan dari kekayaan CV.
2) Prosedur Pendirian PT
Ada lima langkah utama dalam mendirikan PT, yaitu :
a. Membuat akte perusahaan
Karena perusahaan berbadan hukum maka sangat mutlak perlu
membuat akte perusahaan Anda. Biasanya akte ini berisi informasi tentang
nama perusahaan, bergerak di bidang apa, nama para pemilik modal,
modal dasar, modal disetor, pengurus perusahaan seperti siapa direktur utama,
direktur, dan para komisaris.
b. Mendapatkan Surat Keterangan Domisili Usaha.
Ini Anda dapatkan dari kantor kelurahan atau kantor kepala desa di
mana
perusahaan Anda berdomisili. Berdasarkan surat ini, Camat mengeluarkan
surat keterangan yang sama.
Untuk mendapatkan surat keterangan domisili, Anda memerlukan
salinan akte perusahaan Anda. Selain itu, petugas kelurahan kadang atau
sering juga menanya apakah tempat usaha disewa atau milik sendiri. Bila
disewa, mereka menanya copy perjanjian sewa menyewa. Bila milik sendiri,
mereka meminta copy sertifikat tanah dan IMB. Kadang, ada juga yang minta
copy bukti bayar PBB- apakah sudah lunas atau tidak.Biasanya, mengurus sk
domisili dipungut biaya administrasi. Biaya administrasi ini bervariasi dari
satu kelurahan ke kelurahan lain.
c. Mengurus NPWP perusahaan.
Untuk mendirikan perusahaan, NPWP perusahaan adalah mutlak.
Untuk mendapatkan NPWP, Anda memerlukan salinan akte perusahaan dan
surat keterangan domisili.
Ada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah tertentu meminta copy
SK Menteri tentang Pengesahan Akte Pendirian Perusahaan. Ada juga yang
hanya meminta akte dan sk domisili.
Biasanya pembuatan NPWP hanya butuh 1/2 jam. Bila Anda
memasukkan berkas di pagi hari ke kantor pajak, pagi itu juga Anda bisa
mendapat NPWP.Mendapatkan Surat Keputusan Pengesahan Akte Pendirian
Perusahaan dari Departemen Hukum dan HAM.
Untuk mendapatkan ini, diperlukan salinan akte perusahaan dan Surat
Keterangan Domisili.
d. Mengurus SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan).
SIUP merupakan bagian dari proses mendirikan PT agar perusahaan
Anda bisa beroperasi.Mengurus SIUP relatif sama di berbagai tempat.
Secara umum, persyaratan untuk mendapatkan SIUP adalah sebagai
berikut:
1. Mengisi Formulir pengajuan SIUP dengan materai dan cap
perusahaan
2. Fotocopy Akte Pendirian
3. SK Menteri Hukum dan HAM tentang Pengesahan Akte Perusahaan
4. Surat Keterangan Domisili Usaha
5. Fotocopy KTP penanggung jawab perusahaan (Direktur Utama/Direktur)
6. Fotocopy NPWP Direktur Utama/Direktur
7. Fotocopy Izin Gangguan (HO) untuk usaha-usaha tertentu
8. Pas Photo Direktur Utama/Direktur (berwarna dan berukuran 3×4
sebanyak 2 lembar)
9. Surat Kuasa bila pengurusan dikuasakan (dengan materai Rp6000) dan
KTP yang di beri kuasa.
e. Mengurus Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
TDP merupakan bagian dari proses mendirikan perusahaan. Persyaratannya
relatif sama untuk berbagai daerah.
Persyaratan untuk mendapatkan TDP adalah sebagai berikut:
a) Mengisi Formulir pengajuan TDP dengan materai dan cap perusahaan
b) Copy Akte Pendirian
c) Copy SK Menteri Hukum dan HAM tentang Pengesahan Akte
Perusahaan
d) Copy Surat Keterangan Domisili Usaha
e) Copy Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
f) Fotocopy KTP penanggung jawab perusahaan (Direktur Utama/Direktur)
g) Fotocopy NPWP Direktur Utama/Direktur
h) Surat Kuasa bila pengurusan dikuasakan (dengan materai Rp6000) dan
KTP yang diberi kuasa
Itulah langkah-langkah utama untuk mendirikan perusahaan di
republik ini secara umum.
http://duniaombayu.blogspot.com/2013/02/pengertian-dan-cara-pendirian-cv-pt.htm
http://pengetahuanoke.blogspot.com/2013/04/persekutuan-komanditer-cv.html
http://irmadevita.com/2007/prosedur-cara-dan-syarat-pendirian-cv/
http://pengetahuanoke.blogspot.com/2013/04/persekutuan-komanditer-cv.html
http://ianprofessio.wordpress.com/2012/05/17/kelemahan-dan-kelebihan-cv-pt-
firma/
http://ijinusaha.net/perbedaan-pt-dan-cv.html