NAMA : JUMARDI
NIM : 022235289
TUGAS 1
m
Setelah itu, Teddy memboncengkan Array dan mereka berusaha keluar dari lokasi dengan menggunakan sepeda
er as
motor. "Tapi di tengah jalan, ada pos penjagaan lagi. Kami dihalau-halau, ada yang narik lagi, mau dipukuli lagi. Tapi
co
eH w
Teddy langsung tancap gas," ujarnya. Setelah itu Array dan Teddy sampai ke lokasi yang lebih aman di sekitar CBD
o.
Polonia. Di situlah beberapa wartawan berkumpul. Selain Array, Andri Safrin wartawan MNC TV juga menjadi korban
rs e
kebrutalan oknum TNI AU. Hingga saat ini Safrin masih menjalani perawatan di RS Mitra Sejati. Andri menuturkan,
ou urc
saat ia dipukuli, anggota TNI AU juga mengambil telepon seluler dan dompetnya. Kamera yang dibawanya pun
dihancurkan. "Pas lagi meliput, aku dicekik, langsung dipukuli pakai pentungan dan kayu. Handphone dan kamera
o
aku pun direbut dirusak. Bahkan dompet aku direbut, diambil sama mereka," katanya. Andri juga diseret dipukul
aC s
dengan kayu. Ia sudah mengaku sebagai wartawan, tetapi pengeroyoknya tidak peduli. Secara terpisah, Kepala
vi y re
Penerangan TNU AU Lanud Suwondo Mayor Jhoni Tarigan mengatakan tidak menduga kasus penganiayaan ini bisa
terjadi. "Sebenarnya tadi pagi saya juga sudah jumpa Array dan Teddy, makanya saya enggak menduga kalau yang
ed d
jadi korban itu Array," ujarnya. Selain menganiaya wartawan, oknum TNI AU juga memukuli warga, baik ibu-ibu
ar stu
maupun anak-anak. Kekerasan terjadi setelah warga yang melakukan unjuk rasa membakar ban. Anggota TNI AU
terlihat mulai bringas dan belasan anggota TNI AU menyerbu warga yang tengah nongkrong di sekitar lokasi.
"Semua dihajar. Anak-anak pun yang ada di lokasi dimaki-maki, ada juga yang ditokok (dijitak) kepalanya," kata
is
Andi. Selain warga pendemo, masyarakat yang melintas juga tidak lepas dari amukan anggota TNI AU tersebut.
Th
Warga yang hendak melintas diusir, bahkan ada yang helmnya dipukul dengan tongkat.
http://regional.kompas.com/read/2016/08/16/13511131/kronologi.kekerasan.oknum.tni.au.terhadap.wartawan.dan.wa
sh
rga.di.medan?page=all
Analisalah kasus di atas dengan merujuk pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Dalam Kasus tersebut oknum militer akan dikenakan dasar hukum yang mana sebutkan dan jelaskan?
Jawab :
Sesuai dengan yang diatur dalam pasal 30 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 TNI terbagi atas tiga Angkatan
yaitu, TNI Angkatan darat, TNI Angkatan Udara, TNI Angktan Laut, yang mempunyai tugas masing-masing di
setiap sektor untuk mempertahankan wilayah dari ancaman dari luar maupun dalam negeri, seperti yang telah
diamanatkan dalam konstitusi, yang kemudian tugas pokok TNI diatur lebih lanjut dalam Undang-undang nomor
34 Tahun 2004 Tentang Tentara Indoneisa, yang dalam pasal 7 ayat 1. 2. Berdasarkan pasal 28D Undang-
Undang Dasar 1945 perubahan ke - 2 menyatakan bahwa “ Setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum “
This study source was downloaded by 100000800717791 from CourseHero.com on 11-08-2021 03:32:33 GMT -06:00
https://www.coursehero.com/file/92008439/TUGAS-1-HKUM4500pdf/
HKUM4500
artinya setiap berbuatan yang melanggar hukum dapat diadili termasuk anggota TNI yang melakukan perbuatan
pidana. Kemudian lebih di pertegas lagi dalam Pasal 100 Undang - Undang No. 31 Tahun 1997 tentang
Peradilan Militer, bahwa :
1. Setiap orang yang menjadi korban atau yang mengalami atau menyaksikan atau melihat dan/atau
mendengar secara langsung tentang terjadinya tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 angka 1 berhak mengajukan laporan atau pengaduan kepada Penyidik baik lisan
maupun tertulis.
2. Setiap orang yang mengetahui permufakatan jahat yang dilakukan oleh seseorang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 angka 1 untuk melakukan tindak pidana terhadap ketenteraman umum atau terhadap jiwa
atau terhadap hak milik, wajib seketika itu juga melaporkan hal tersebut kepada Penyidik atau atasan yang
berwenang.
3. Sesudah menerima laporan, Penyidik harus membuat surat tanda terima laporan atau pengaduan,
diberikan kepada yang bersangkutan dengan ditandatangani oleh pelapor dan penerima laporan.
Pada Pasal 1 angka ( 13 ) Undang – Undang No. 34 Tahun 2004 tentang TNI menyatakan bahwa “ Prajurit
adalah anggota TNI “. Dengan demikian, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di atas,
m
setiap anggota TNI yang sedang bertugas atau tidak, yang melakukan tindak pidana diadili di pengadilan dalam
lingkungan peradilan militer.
er as
co
eH w
Jadi terkait kasus diatas bahwa, setiap perbutan yang dilakukan oleh oknum TNI itu melanggar ketentuan
o.
rs e
pidana yang berlaku, maka dapat dilaporkan sehingga oknum tersebut dapat dikenakan hukuman, sehingga
ou urc
anggapan orang tentang TNI adalah kebal hukum adalah salah, karena menurut Undang-undang dasar semua
orang sama dihadapan Hukum.
o
aC s
2. Apabila ditinjau dari Ilmu Perundang-Undangan posisi Dasar Hukum tersebut masuk dalam ketentuan khusus
vi y re
atau umum?
Jawab :
ed d
Dalam Ilmu Perundang - Undangan posisi dasar Hukum pada kasus diatas tersebut masuk dalam ketentuan
ar stu
khusus. Karena Undang – Undang Peradilan Militer dalam hal ini, Atasan Yang Berhak Menghukum memiliki
wewenang komando yang penuh terhadap bawahannya. seketika anggotanya melakukan suatu tindak pidana,
maka Atasan Yang Berhak Menghukum sebagai Perwira Penyerah Perkara berhak memutuskan apakah kasus
is
tersebut akan dilanjutkan ke persidangan Peradilan Militer atau tidak. Untuk memutuskan hal tersebut, muncul
Th
peran teori dan asas dalam militer. Teori Kewenangan digunakan sebagai teori dasar segala tindakan
didasarkan oleh hukum, dimana dalam hukum pidana militer peran KUHPM dan perundangan militer lainnya
sh
digunakan. Wewenang adalah kemampuan bertindak yang diberikan oleh Undang-Undang yang berlaku untuk
melakukan hubungan dan perbuatan hukum. Dalam substansi UU No. 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer,
memberikan perlindungan terhadap prajurit TNI yang terlibat dengan pelanggaran tindak Pidana Umum dan
berdasarkan UU No. 31 Tahun 1997 tersebut, dimana prajurit TNI tidak tunduk ke peradilan Umum.
Sebagaimana bunyi Pasal 183 dan 184 Ayat 1 UU No. 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, berbunyi :
Pasal 183
Apabila suatu perbuatan yang menjadi dasar dakwaan di dalam suatu pemeriksaan perkara pidana oleh
Pengadilan Militer/Pengadilan Militer Tinggi menimbulkan kerugian bagi orang lain, Hakim Ketua atas
permintaan orang itu dapat menetapkan untuk menggabungkan perkara gugatan ganti rugi kepada perkara
pidana itu.
Pasal 184
This study source was downloaded by 100000800717791 from CourseHero.com on 11-08-2021 03:32:33 GMT -06:00
https://www.coursehero.com/file/92008439/TUGAS-1-HKUM4500pdf/
HKUM4500
Apabila pihak yang dirugikan meminta penggabungan perkara gugatannya kepada perkara pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 183, Pengadilan Militer/Pengadilan Militer Tinggi menimbang tentang kewenangannya
untuk mengadili gugatan tersebut, tentang kebenaran dasar gugatan, dan tentang hukuman penggantian biaya
yang sudah dikeluarkan oleh pihak yang dirugikan tersebut.
Jadi, tindak pidana yang dilakukan bersama-sama oleh mereka yang termasuk yustisiabel ( orang yang
ditundukkan ) Peradilan Militer oleh pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum kecuali apabila menurut
keputusan dengan persetujuan Menteri Kehakiman perkara itu harus diperiksa dan diadili oleh Pengadilan
dalam Lingkungan Militer.
m
er as
Kewenangan Peradilan Militer dalam mengadili tindak pidana yang dilakukan prajurit, didasarkan pada
co
eH w
ketentuan hukum pidana material yang tertuang di dalam KUHPM, KUHPidana dan Peraturan Perundang-
o.
Undangan lainnya diluar KUHP. Diharapkan juga dalam tindak pidana mengenai penganiayaan ataupun tindak
rs e
pidana lainnya yang dilakukan oleh Oknum anggota TNI, baik dalam Putusan Pengadilan Militer maupun
ou urc
Peradilan Umum, dapat memenuhi keadilan dan kepastian hukum bagi pelaku, korban, ataupun bagi penegakan
hukum itu sendiri.
o
aC s
3. Apabila ditinjau dari Ilmu Perundang-Undangan posisi dasar Hukum menggunakan Asas Ilmu Perundang-
vi y re
Dalam Ilmu Perundang - Undangan posisi dasar Hukum pada kasus diatas tersebut menggunakan Asas Hukum
ar stu
2) Asas ekstra - teritorialitas berarti bahwa pada prinsipnya pengadilan negara asing tidak dapat mengadili
Th
militer Indonesia, yang berarti pula bahwa pengadilan militer Indonesia dapat bersidang untuk memeriksa
dan memutus perkara di negara lain.
sh
This study source was downloaded by 100000800717791 from CourseHero.com on 11-08-2021 03:32:33 GMT -06:00
https://www.coursehero.com/file/92008439/TUGAS-1-HKUM4500pdf/
HKUM4500
Sumber : Undang Undang Dasar Tahun 1945/ Undang - Undang No. 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer/
Undang – Undang No. 34 Tahun 2004 tentang TNI/ Kitab Undang-undang Hukum Pidana/ Jurnal Selat,
Oktober 2014, Vol. 2 No. 1/ Yurisdiksi Peradilan Militer dalam Kekuasaan Kehakiman di Indonesia
m
er as
co
eH w
o.
rs e
ou urc
o
aC s
vi y re
ed d
ar stu
is
Th
sh
This study source was downloaded by 100000800717791 from CourseHero.com on 11-08-2021 03:32:33 GMT -06:00
https://www.coursehero.com/file/92008439/TUGAS-1-HKUM4500pdf/