BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
UUD 1945 dan memiliki segala sumber daya alam baik berupa sumber daya
alam yang dapat diperbahurui dan tidak dapat diperbahurui. Indonesia memiliki
bahwa; Bumi , air , dan udara dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan untuk
Undang –Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak Dan Gas Bumi untuk
mengawasi kegiatan Usaha hulu maupun niaga, yang dimakud dengan kegiatan
Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk
aspal, lilin mineral atau ozokeit, dan bitumen yang diperoleh dari proses
penambangan, tetapi tidak termasuk batubara atau endapan hidrokarbon lain
yang berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan usaha Minyak dan Gas
Bumi.
1
Wahyudin Sunarya, Pengantar Hukum Minyak Dan Gas Indonesia, Kantor Hukum Wibowo &
Rekan, Jawa Barat, 2017, Hlm. 10-16.
2
Minyak bumi merupakan salah satu Bahan Bakar Minyak dalam bentuk energi
yang sangat penting. Karena, merupakan bentuk energi yang sangat berkaitan
dengan perkembangan politik diberbagai dunia. Bentuk energi seperti Gas bumi,
batubara dan nuklir sampai saat ini masih sulit disubsititusi. Dikarenakan, minyak
bumi sangat penting terhadap negara-negara maju. Tanpa minyak mereka tidak
hidrokarbon berupa proses alami dan tekanan maupun temperatur atmosfir dalam
bentuk padat atau cair yakni, aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang
endapan hidrokarbon yang berbentuk padat yang diperoleh dengan kegiatan usaha
konsumen, akan tetapi masalah mengenai perlindungan konsumen saat ini masih
banyak bermunculan dan tidak terselesaikan dengan baik. Tindakan pelaku usaha
2
H. Syaiful Bakhri, Hukum Migas, Telaah Penggunaan Hukum Pidana Dalam Perundang-
Undangan, Total Media, Jakarta, 2012, Hlm. 84-85
3
kehidupan konsumen, maka untuk maksud tersebut berbagai hal yang membawa
akibat negatif dari pemakaian barang dan/atau jasa harus dihindarkan dari
dengan harganya yang bisa didapat oleh masyarakat atau konsumen. Hal tersebut
Minyak yang selanjutnya disingkat BBM berawal dari fasilitas penimbunan yang
Status penjual BBM Eceran yang dalam arti yaitu premium, pertalite dan solar
menjanjikan juga mudah dalam menjualkan BBM ini. Dahulu penjual BBM
eceran banyak menggunakan botol untuk menaruh BBM yang siap untuk dijual.
dibuatla di tempat atau alat yang meniru penjulan di SPBU yaitu dengan
menggunakan mesin atau pompa, kini banyak diminati oleh para penjual BBM
eceran.
produk barang dan atau jasa yang semakin variatif yang membuat daya saiang
dan ketentuan peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi ( Peraturan
BPH Migas) Nomor 6 Tahun 2015 tentang penyalur jenis BBM tertentu dan jenis
BBM khusus penugasan pada daerah yang belum terdapat penyalura akan menjadi
permasalahan tersendiri.
pada umumnya yang dianggap illegal karena melanggar pasal 53 dan pasal 55 UU
Migas.Kondisi tersebut BPHM minyak dan gas bumi mencari jalan keluar
tentang penyalur jenis BBM tertentu dan jenis BBM khusus penugasan pada
pertamini sesungguhnya pengertiannya penjual BBM tapi skala kecil, modal kecil
5
tapi peralatan dan keberadaannya aman, takaran dan kualitas terjamin, sebagaisub
BBM tertentu dan atau jenis BBM khusus penugasan daerah yang tidak terdapat
penyalur dan menyalurkan BBM hanya khusus kepada anggotanya dengan kriteria
yang ditetapkan dalam peraturan ini yang dimana wiilayah operasi berada.
Jarak dari SPBU yangsatu ke SPBU sehingga banyak penjual BBM dalam bentuk
dengan menjual BBM secara eceran pada pertamini di Kota Ternate menggunakan
mesin menyerupai mesin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau
biasa disebut dikalangan masyarakat dengan sebutan Pertamini. BBM yang dijual
diderita konsumen adalah pelaku usaha Pertamini menjual BBM dengan harga
yang lebih mahal dari harga BBM yang dijual di SPBU Pertamini di Kota Tenate
menggunakan takaran yang sangat tidak akurat. Hal tersebut sangat merugikan
6
Tekait dengan adanya kebutuhan Bahan Bakar Minyak yang semakin hari
dibutuhkan khususnya di kota Ternate, hal ini menjadikan peluang besar bagi
setiap orang atau pelaku usaha untuk melakukan kegiatan usaha BBM secara
eceran dikarenakan area tempat penjualan BBM jauh dari keberadaan masyarakat.
Kota Ternate keberadaan dari pelaku usaha Bensi eceran yakni Pertamini sangat
dekat dengan area tempat penjualan Bahan Bakar Minyak yakni SPBU sekalipun
kehadiran dari pelaku usaha pertamini tentu sangat membantu dan mempermudah
izin usaha dari pemerintah secara sah yang sebagai mana kegiatan usaha yang
kedudukan dan pengawasan pertamin dapat dikatakan masih illegal secara hukum
pertamini, baik percampuran produk BBM dan Pertramax dengan premium yang
3
Lihat Pasal 1 Ayat 20 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001
7
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1) Manfaat Teoritis
pengetahuan bagi penulis dan di harapkan dapat menjadi acuan atau referensi
bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian dengan judul terkait di atas.
8
2) Manfaat Praktis
mengetahui informasi pelaku usaha yang melakukan usaha tidak sesuai dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Konsumen
undangan Belanda menegaskan sebagai “een natuurlijk person die niet handelt in
de uitofening van zijn beroep of bedriif” yang berarti orang alami yang bertindak
yang membeli barang tertentu atau menggunakan suatu persediaan atau sejumlah
consumer berarti “pemakai”, namun dapat juga diartikan lebih luas lagi sebagai
“korban pemakaian produk yang cacat”, baik korban tersebut pembeli, bukan
pembeli tetapi pemakai, bahkan korban yang bukan pemakai, karena perlindungan
kata ini dapat diartikan lebih luas lagi sebagai “korban pemakaian produk yang
cacat”, baik korban tersebut pembeli, bukan pembeli tetapi pemakai, bahkan juga
4
Ahmadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Di Indonesia, (Jakarta:
Grafindo Persada, 2011), hal 67.
5
AuliaMuthia, Hukum Perlindungan Konsumen Dimensi Hukum Positif dan Ekonomi
Syariah, Pustaka Baru Press, Yogyakarta, 2018, Hlm. 49-55
10
korban yang bukan pemakai, karena perlindungan hukum dapat dinikmati pula
suatu produk, baik sebagai pembeli maupun diperoleh melalui cara lain, seperti
individu yang menggunakan barang dan jasa secara konkret dan rill. Para ahli
terakhir dari benda dan/atau jasa (uiteindelijke gebruiker ven geode ren en
Menurut Philip Kotler dalam bukunya Prinsip les Of Marketing adalah semua
individu dan rumah tangga yang membeli ataumemperoleh barang atau jasa untuk
adalah setiap orang yang mendapatkan secara sah dan menggunakan barang/jasa
6
Agus Brotosusilo, 1998, makalah “Aspek-Aspek Perlindungan Terhadap Konsumen dalam
Sistem Hukum di Indonesia”, Jakarta, YLKI-USAID, hal. 46.
7
Aulia Muthia, Hukum Perlindungan Konsumen Dimensi Hukum Positif dan Ekonomi Syariah,
dikutip dari; Inosentius Samsul, Perlindungan Konsumen, Kemungkinanan Tanggung Jawab
Mutlak, Hlm. 55
8
Philip Kotler, 2000,Prinsiples Of Marketing, Rajawali Pers, Jakarta, hal. 12
9
Az.Nasution, Konsumen dan Hukum; Tinjauan Sosial, Ekonomi dan Hukum pada Perlindunagn
Konsumen Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995. Hal 69
11
adalah setiap orang pemakai barangdan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup
lain dan tidak untuk diperdagangkan. Dalam pengertian kosumen diatas terdapat
pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu produk, sedangkan konsumen antara
adalah konsumen yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses
pada pasal 1 ayat 2 yang di maksud dengan kosumen adalah “konsumen adalah
setiap orang pemakai barang dan/jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
yang luas, karena di dalam pengertian itu pemakai yang dimaksud tidak hanya
untuk kepentingan manusia tetapi juga menyebutkan makhluk lain seperti hewan
atau tumbuh-tumbuhan.
Apabila rumusan konsumen ini tidak mencantumkan badan hukum maka badan
hukum ini tidak dapat dikategorikan sebagai konsumen, akan lebih baik jika
dalam kajian hukum yang menjadi subjek hukum adalah orang dan badan hukum.
produk yang cacat, sebagaimana pada penjelasan di atas. Hal ini menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan konsumen tidak berhenti pada pembeli saja, tetapi
korban yang bukan pembeli yaitu pemakai, jadi meskipun pembeli tidak dirugikan
tetapi yang dirugikan adalah pemakai maka korban (pemakai) harus memperoleh
a. Pemakai, yaitu setiap konsumen yang memakai barang yang tidak mengandung
listrik atau elektronika, seperti pemakaian sandang, pangan, papan, obat, dsb.
mengandung listrik atau elektronika, sperti lampu, listrik, radio, televisi, dsb.
makin terasa sangat penting, mengingat makin lajunnya ilmu pengetahuan dan
menyatakan bahwa “negara Indonesia adalah negara hokum” Dari bunyi diatas
manfaat.
hukum yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur dan
yang mengatur hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain yang
nasional;
Asas-Asas Konsumen
merupakan hukum konkrit, melainkan merupakan piiran dasar yang umum dan
abstrak, atau merupakan latar belakang peraturan konkrit yang terdapat dalam dan
undangan dan putusan hakim yang merupakan hukum positif dan dapat ditemukan
tersebut.12
keseluruhan.
12
Yusuf Shofie, Pelaku Usaha, Konsumen, dan Tindak Pidana Korporasi, Cet 1,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002. Hal. 25
15
b. Asas keadilan, Asas ini dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat
secara adil.
yang seimbang dan saling mempengaruhi, tidak ada pihak yang lebih kuat
e. Asas Kepastian Hukum, Asas ini dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun
usaha yang melakukan perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha, dipastikan
ada sanksi hukum bagi pelaku usaha tersebut karena adanya kepastian hukum.
kosumen,
16
ide dasar hukum atau tiga nilai dasar hukum”,13 yang berarti dapat dipersamakan
dengan asas hukum. Di antara ketiga asas tersebut yang sering menjadi sorotan
Keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum juga oleh banyak jurist menyebut
bersamaan.
kelompok di atas yaitu asas keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum. Dalam
Tujuan perlindungan konsumen yang ada itu merupakan sasaran akhir yang
13
Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, dikutip dari; Gustav
Radbruch, Legal Philosophy, in The Legal Philosophies of Lask, Harvard University Press, Hlm
26
17
b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindari dari efek
dalam tiga tujuan hukum secara umum, maka tujuan hukum untuk mendapatkan
sampai dengan huruf f dari pasal 3 tersebut hanya dapat tercapai secara maksimal,
masyarakat. Termasuk dalam hal ini substansi ketentuan pasal demi pasal yang
Pelaku Usaha
berarti :
b. Dalam hal suatu dimana zat yang belum diproduksi teatpi telahdimenangkan
Pelaku Usaha adalah setiap perseorangan atau badan usaha, baik yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
15
Abdul Halim Barkatullah, Framework Sistem Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di
Indonesia, Nusa Media, Bandung, 2018, Hlm55
19
memudahkan konsumen menuntut ganti kerugian karena banyak pihak yang dapat
digugat., oleh karena pelaku usaha karena memenuhi unsur-unsur Pasal 1 ayat (3)
dapat berupa perserongan mauapun badan hukum, berada dalam wilayah yuridiksi
Pelaku usaha yang dimaksud dalam UUPK sama dengan cakupan produsen
yang dikenal di Belanda, karena produsen dapat berupa perorangan atau badan
hukum. Dalam pengertian pelaku usaha tersebut, tidaklah mencakup eksportir atau
pelaku usaha diluar negeri, karena UUPK membatasi orang perseorangan atau
badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum
Pelaku usaha juga mempunyai hak-hak untuk mengatur dari pelaku usaha
sengketa konsumen;
20
d. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
diperdagangkan;
1. Pengertian Pertamini
Pertamini adalah Bahan Bakar Minyak yang dikelola secara individual atau
Sejatinya, pertamini ini merupakan pedagang eceran biasa. Namun jika biasanya
Pertamini merupakan merk dari para penjaja bensin eceran atau BBM (Bahan
berada di pinggir – pinggir jalan dengan memanfaatkan jirigen atau botol.jual pom
bensin mini mulai ada kira-kira th. 2012 dan jadi dikenal hingga tenar di tahun
Pertamini adalah sebuah label yang digunakan oleh penjual Bahan Bakar
Minyak ( BBM ) eceran menggunakan alat pompa manual dengan gelas takaran.
Meskipun mempunyai nama yang mirip dengan PT. Pertamina, namun pertamini
bukan bagian dari PT.Pertamina dan dimasukan kedalam kelompok bisnis yang
illegal. Sales Executive BBM Retail VI, menyebutkan bahwa yang termasuk
16
https://Indonesiaindonesia.com/f/125284-pertamini/, Diakses pada tanggal 3 April 2021
21
dalam bagian resmi Pertamina adalah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) dan Agen Premium
Pertamini Selain memakai pompa maupun literan manual dengan gelas takaran
berkapasitas lima liter, dipertamini sendiri juga memiliki mesin pompa yang sama
persis dengan Pertamina. Pertamini juga dilengkapi dengan batas tera pada setiap
liter yang ditanam dan dimasukkan ke dalam beton. Bensin yang dibeli dari SPBU
karena pasokan BBM yang diperoleh Pertamini berasal dari SPBU resmi
Pertamina. Tak jarang, pengelola SPBU ini membeli BBM dengan Jerigen dalam
jumlah yang banyak tanpa harus mengantri, sehingga menyedot stok di SPBU
resmi.
Ruang lingkup usaha Pertamina terdiri dari usaha hulu dan hilir, bisnis sektor
17
Arifin wijaya, diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/pertamini., pada tanggal 25 Maret
2021 pukul 10.26.
22
hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas, dan panas bumi yang
dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Oleh karena itu ruang
lingkup pengisian bahan pertamini adalah salah satu bisnis penjualan bahan bakar
minyak (BBM) eceran yang tidak lagi menggunakan jerigen atau botol, melainkan
menggunakan suatu alat pompa manual dengan gelas takaran atau bahkan
dispenser seperti halnya SPBU.kios ini menjadi alternatif tempat pengisian BBM
khususnya bagi kendaraan roda dua yang kehabisan bahan bakar sementara lokasi
SPBU masih jauh.[6] Selain menjual bensin jenis Premium, sebagian kios pom
sebagaimana menunjukkan adanya teori roda dua eceran yang diungkapkan dalam
teori roda eceran yang menunjukkan adanya suatu proses evolusi tempat
pembelanjaan.18
produk atau jasa yang ditawarkan, taktik harga, suasana toko, pelayanan
(menetapkan harga pada tingkat persaingan), atau penetrasi harga (harga dibawah
Di era sekarang ini penjualan eceran yang tumbuh sekarang harus berusaha
perusahaan. Dengan demikian, dalam penjualan eceran ini promosi merupakan hal
yang sangat signifikan karena promosi ini meliputi kegiatan periklanan, display,
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam penjualan eceran untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan kombinasi pendekatan dua atau lebih yang
a. Beorientasi pada harga dan/atau efisien biaya untuk menarik sensitifitas harga
pada pembeli.
kesadaran konsumen
d. Menawarkan sebagian lebih besar gabungan line produk untuk menarik minat
19
Ibid
24
f. Inovatif atau ekslusif dalam hal membuat keunikan dalam tempat penjualan
darat, udara, laut. Khususnya di Indonesia distribusi BBM yakni paling rumit.
besar, mulai dari kilang minyak atau kapal tanker. Ada pula pendistribusian BBM
harus dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang, kereta api ataupun truk
tangki.20
khususnya untuk truk tangki yang akan mengirimkan bahan bakar ke setiap
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi ( BPH Migas) menerbitkan
20
Https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/378/7/6.%201.pdf.,Diakses pada tanggal 3 April 2021
21
Ibid.
25
peraturan Nomor 6 Tahun 2015 tentang penyaluran Jenis Bahan Bakar Minyak
tertentu dan khusus penugasan pada daerah yang belum terdapat penyalur.22
Peraturan ini dibuat dalam rangka untuk menjamin ketersediaan dan kelancaran
memiliki kegiatan usaha berupa usaha dagang dan/atau unit usaha yang
undangan.
c. Memiliki sarana penyimpangan dengan kapasitas paling banyak 3.000 liter dan
Sub Penyalur.
e. Lokasi yang akan dibangun sarana Sub Penyalur secara umum berjarak
dipertanggungjawabkan.
22
Https://www.bphmigas.go.id/berita/syarat-menjadi-sub-penyalur-jenis-bbm-tertentu-dan-khusu-
penugasan. Di akses pada tanggal 3 April 2021
26
Peraturan di atas, maka jenis BBM tertentu dan BBM khusus Penugasan yang
akan disalurkan oleh Sub-Penyalur harus diperoleh dari penyalur yang sudah
ditetapkan oleh Badan Usaha. Selain itu, Sub-Penyalur harus wajib menyalurkan
penyalur yaitu koperasi, usaha kecil, dan/atau swasta umum yang ditunjuk oleh
Badan Usaha Milik Negara. Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Umum untuk
pasal 1 angka 5 peraturan BPH Migas No. 6 Tahun 2015, yaitu penyalur adalah
sebut BUMD) atau Badan Usaha Swasta Nasional yang ditunjuk oleh badan usaha
untuk melakukan sirkulasi jenis bahan bakar tertentu dan/atau jenis bahan bakar
Hal ini berarti, kegiatan penyalur Bensin terdapat dalam pasal 1 angka 5
peraturan Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral No. 16 Tahun 2011 tentang
23
Ibid.
24
Dika Fahrizal Utomo, 2017, “Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Pertamini Yang Tidak
Memiliki Peralatan Penyaluran Yang Memenuhi Persyaratan Teknis dan Keselamatan Kerja”,
Skripsi Online Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Jember, Hlm.28-29
27
Industri Migas terbagi menjadi 2 kegiatan usaha, yakni kegiatan usaha hulu dan
a. Kegiatan usaha hulu adalah aktitivitas yang ditujukan untuk menemukan dan
konsumen (SPBU).25
yang terkandung.
titik tertentu produki sumur sering menurun, hingga tidak memiliki nilai
25
Wahyudin Sunarya & Giri Ahmad Taufik, Log,Cit. Hlm 10-17
26
Ibid, Hlm 14
28
kegiatan usaha hilir pun meliputi usaha pengolahan , usaha pengankutan, usaha
angkutan laut dan darat, dan angkutan laut darat CNG;usaha penyimpanan,
c. usaha niaga, trader (Tanpa aset), Niaga Umum (Usaha Penjualan), dan
pembotolan.27
Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi 28, kegiatan usaha hilir dilaksanakan
oleh setiap orang yang melakukan kegiatan usaha yang berbadan hukum bukan
perorangan dan telah memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh Menteri dan
transparan.
niaga,29Usaha Pertamini jika tidak memiliki izin usaha bisa dikenakan Pasal 53
UU No 21 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas) berupa:
Pengolahan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
27
Ibid, Hlm 17
28
Lihat Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak
dan Gas Bumi
29
Https://smartlegal.id/badan-usaha/2020/03/04/awas-bisnis-pertamini-bisa-kena-sanksi-
pidana/Diakses pada tanggal 3 April 2021
29
Pengangkutan dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (epat) tahun dan
Penyimpanan dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
d. Niaga sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 tanpa Izin Usaha Niaga dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling tinggi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
30
penelitian hukum yang berupaya untuk melihat hukum dalam artian yang nyata
data dari lapangan, yang diperoleh langsung dari kehidupan masyarakat, dengan
hokum.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Kota Ternate karean Kota Ternate telah banyak pertamini
yang menyeebar di Kota Ternate Selatan Kota Ternate Utara dan Kota Ternate
Tengah sehingga lokasi ini akan permaslahan hukum bagi konsumen pemebli
hak-hak konsumn.
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini ada dua macam yaitu, sumber data
a. Data Primer yaitu data asli yang diperoleh secara langsung dari sumbernya data
ini berupa informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi maupun
30
Junaedi Efendi & Johnny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Kencana,
Jakarta, 2020, Hlm 150.
31
Mukti Fajar & Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 2009, Hlm.157-159
31
bentuk laporan, skripsi, tesis, berita internet, brosur, surat kabar, jurnal maupun
peraturan perundang-undangan.32
penelitian.33
pendekatan Deskriptif Kualitatif yaitu data yang ditanyakan oleh responden secara
tertulis atau lisan serta tingkah laku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai
32
Ibid
33
Amiruddin dan H.Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: RajaGrafindo
Persada (Cetakan Ke-I, 2004), hlm.82.
32
BAB IV
tetapi prinsip yang dipakai untuk menjerat pelaku usaha adalah prinsip tanggung
yang dibeli konsumen dapat berupa pemberian ganti rugi kepada konsumen.
Salah satu tanggungjawab pelaku usaha pertamini sebagai penjual bahan bakar
prediktif dan antisipatif. Hukum dibutuhkan untuk konsumen lemah dan belum
suatu penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para
pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses
pengalihan hak milik. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.15 Tahun 2012
pada ketentuan umum pasal 1 yang dimaksud dengan BBM adalah bensin
premium atau bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari minyak bumi yang
telah dicampurkan dengan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar lain
dengan jenis, standar dan mutu (spesifikasi), harga, volume dan konsumen
tertentu
manual, dan botol-botol. Adakalanya takaran yang di lakukan oleh pelaku usaha
pertamini ada yang lebih, kurang, maupun tidak sampai pada takaran 1 liternya.
Ini menandakan bahwa ada kecurangan yang dilakukan oleh pelaku usaha
pertamini terkait dengan takaran yang tidak sesuai dengan takaran yang dilakukan
oleh SPBU.
harga bensin sebab harga yang dipatok beragam dan dijual dengan harga
harga . sebab kata dia, hal ini berkaitan dengan perlindungan konsumen.34
dari usaha bensin eceran tersebut. Selain itu dengan melakukan penjualan bensin
secara eceran penulis menemukan salah satu pelaku usaha pertamini melakukan
dikumpulkan sampai 10 kupon lalu ditukarkan lagi dengan bensin 1 liternya . ini
menandakan bahwa selain melakukan penjualan bensin secara eceran ternyata ada
kegiatan monopoli yang dilakukan oleh pelaku usaha bensin eceran tersebut.
Perbuatan yang dilakukan oleh pelaku usaha pertamini di Kota Ternate sebagai
yang dapat dilihat dalam pasal 6 KUHMIGAS, pelaku usaha tidak melaksanakan
kewajibannya untuk menjamin mutu dan kemanan produk yang akan digunakan
sendiri dari pelaku usaha pertamini yang digunakan untuk mengukur bahan bakar
34
Https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/ceritamalukuutara/disperindag-ternate-
dan hasil pengukurannya dikatakan kurang akurat. Seperti yang telah dijelaskan
yang lebih mahal dari harga BBM yang dijual di Pertamina yakni SPBU.
Berdasarkan pada Pasal 2 ayat (5) Permen ESDM 4/2015 dan Pasal 14 ayat (1)
perpres 19/2014 tahun ini menetapkan harga 1 liter pertalite dijual menjadi Rp
dijual oleh pelaku usaha pertamini dengan harga Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah).
mengisi full tengki pada motor berstandar motor mio di kenakan hingga
SPBU tersebut.35
Menurut salah satu pelaku usaha pertamini di Kota Ternate menjelaskan bahwa
dengan marjian beli dan jual arti nilai beli dan nilai jual terdapat selisi harga yang
35
Wawancara penulis tanggal 3 Pebruari 2021
36
Wawanara penulis tanggai 15 Mei 2021
37
membeli bensin eceran kemudia dicampur ini akan merugikan komsumen sebagai
pembeli, Hal ini teruangkap dari seorang konsumen Pertamini di Kota Ternate
menjelaskan bahwa sebagai konsumen yang mebutuhan BBM dengan cepat tidak
berantri-antri lama dapat membeli tanpa memperhatikan atau BBM yang dijual
terhadap barang dan/atau jasa, yang berawal dari tahap kegiatan untuk
barang dan/atau jasa tersebut yang dijelaskan melalui Undang- Undang Nomor 8
menggunakan asas tanggung jawab yang disebut asas praduga tanggung jawab
Tanggung Jawab Pelaku Usaha Pertamini di Kota Ternate secara tegas harus
37
Wawanara penulis tanggal 15 Mei 2021
38
Ahmad Miru & Sutarman Yodo, Op,Cit, Hlm 125-127
38
Ayat (1) Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
Ayat (2) ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau
Ayat (3) pemberian ganti rugi dilaksanakan dengan tenggang waktu 7 (tujuh) hari
Ayat (4) pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
Ayat (5) ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak
memperhtikan substansi pasal 19 ayat (1) dapat diketahui bahwa tanggung jawab
Melihat substansi pasal 19 ayat (1) diatas, maka produk barang dan/atau jasa
usaha. Hal ini berarti bahwa tanggung jawab pelaku usaha meliputi segala
pembuktian ada tidaknya unsur kesalahan oleh pelaku usaha terdapat dalam pasal
usaha.
tentang pembatasan tanggung jawab terhadap pelaku usaha, dan pasal 28 yang
ketiga pasal tersebut, yakni pasal 19, pasal 27, pasal 28 Undang-Undang Nomor 8
produk yang berarti tanggung jawab hukum orang atau badan yang menghasilkan
produk (produsen, manufaktur); orang atau badan yang terlibat dalam suatu proses
untuk menghasilkan produk (pengolah, perakit); orang atau badan yang menjual
6 Juni 2021
40
b. faktor internal sistem hukum, yaitu unsur struktur dan budaya hukum dala
c. Ruang lingkup materi dari asas tanggung jawab mutlak yang diyakini
perlindungan konsumen terhadap barang dan/atau jasa, yang berawal dari tahap
dari pemakaian barang dan/atau jasa tersebut yang dijelaskan melalui Undang-
Kota Ternate
daerah yang telah banyak mendirikan usaha Pertamini tersebut. Sebelumnya para
namun dengan kemajuan teknologi para pelaku bisnis bensin eceran pertamini ini
Hal tersebut juga disampaikan oleh Bapak Lakamissi selaku penanggung jawab
“iya dek, Memang tidak bisa dipungkiri di wilayah kota Ternate, para
pebisnis Pertamini sudah mulai melakukan usaha jualan BBM dengan
nama Pertamini. Memang di kota-kota sekarang pun sudah banyak yang
berjualan, tapi justru disitulah mereka lebih memilih untuk tidak didata
keberadaannya, jadi waktu itu kami dari kantor Dinas Perindustrian dan
Perdagangan ingin mendata siapa yang buka usaha Pertamini, tapi mereka
tidak mau di data, jadi kami tidak bisa mengetahui berapa banyak penjual
BBM yang menggunakan Pertamini di kota Ternate.”41
Perluasan usaha penjualan bahan bakar minyak (BBM) ini karena pentingnya
bahan bakar bagi semua individu. Hal ini sesuai dengan penjelasan Pasal 8 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Pasal
tersebut menyatakan bahwa bahan bakar merupakan barang yang sangat krusial
mendapatkan BBM tanpa masalah. Kemudian lagi, dalam hal otoritas publik telah
ada.
Dengan demikian, jika mereka mematuhi semua aturan yang berlaku dalam
melakukan penawaran bahan bakar, maka tidak akan ada hal-hal yang tidak
diinginkan yang dapat merugikan semua pertemuan yang terkait dengan transaksi
41
Bapak Lakamisi, Wawancara (09 Juni 2021)
42
jual beli atau yang lainnya tidak terlibat dalam pertukaran jual beli.
Salah satu permasalahan yang ada dalam penjualan BBM Pertamini adalah
sendiri dan selanjutnya kekurangan dana hibah yang cukup besar yang diperoleh
Pertamini dalam membangun bisnis dan wilayah dimanfaatkan oleh mereka juga
Maka untuk mengetahui pasti aksi jual beli bahan bakar minyak (BBM) yang
diidentifikasi dengan penjualan bahan bakar minyak (BBM) Pertamini. Jadi jika
dilihat dari konsekuensi wawancara yang dilakukan, jelas para pelaku usaha
Pertaminiini tidak memiliki izin yang sah dan mereka telah menyalahgunakan
beberapa aturan yang telah diatur dalam undang-undang tentang hak angkut dan
pelaku usaha yang namanya Pertamini itu tidak memiliki izin yang sah, mereka
hanya meminta agar Pertamini memiliki surat izin resmi, namun mereka hanya
meminta izin secara lisan dari perangkat kota. . Seperti yang dilakukan salah satu
“Tahun 2015 dek saya mendirikan usaha Pertamina ini, sebelumnya di sini
tidak ada yang menggunakan Pertamini. Modal yang saya keluarkan untuk
membeli alat-alat yang digunakan sekitar 12 juta dek, karena baru
bermunculan jadi masih mahal. untuk usaha ini saya awalnya minta izin ke
43
kelurahan, tapi saya tidak pakai surat izin, jadi baru-baru ini saya bilang
saya berencana mendirikan Pertamini, jadi persetujuannya tidak dibuat dek
hanya lisan. Saya mendapatkan Bahan Bakar Minyak dari SPBU langsung
dek, jadi saya ambil sendiri dari SPBU. Mengenai persoalan harga saya
tentukan dari SPBU dek misalnya harga pertalite di SPBU Rp.7.850 nah
disitu saya menaikkan juga harga dek untuk mencari keuntungan dari
usaha bisnis Bahan Bakar Minyak (BBM).42
Jika dilihat dari penegasan yang ditegaskan oleh Bapak Herman, tidak
MIGAS Nomor 6 Tahun 2015 tentang Peredaran Bahan Bakar Minyak jenis
tertentu dan jenis BBM yang khusus diperuntukkan bagi daerah yang belum
terdapat Penyalur, menjelaskan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku
usaha yang ingin menjadi sub-penyalur dalam penawaran bahan bakar minyak
(BBM).
memiliki kegiatan usaha berupa usaha dagang dan/atau unit usaha yang
undangan.
42
Bapak Herman, Wawancara, (09 Juni 2021)
44
e. Lokasi yang akan dibangun sarana Sub Penyalur secara umum berjarak
penyalur berupa SPBU terdekat atau atas pertimbangan lain yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Setelah melihat kebutuhan yang harus dipenuhi oleh para pelaku bisnis
yang ingin menjadi Sub-Penyalur untuk penjualan BBM, maka saat itu jika
telah dibuat oleh otoritas publik kepada siapa pun yang perlu menjadi Sub-
Penyalur dalam transaksi Bahan Bakar Minyak. Meskipun demikian, aturan ini
tidak dapat diterapkan pada pelaku bisnis Pertamini, hal ini terjadi mengingat
Pertamini bukanlah substansi yang berbadan hukum. Padahal, para pelaku bisnis
Jika dilihat dari penegasan yang ditegaskan oleh Bapak Herman, tidak
MIGAS Nomor 6 Tahun 2015 tentang Peredaran Bahan Bakar Minyak Jenis
Tertentu dan jenis BBM yang khusus diperuntukkan bagi daerah yang tidak
oleh pelaku usaha yang ingin menjadi Sub-Penyalur dalam penawaran bahan
Setelah melihat kebutuhan yang harus dipenuhi oleh para pelaku bisnis yang
ingin menjadi Sub-Penyalur untuk melakukan penjualan BBM, maka saat itu jika
telah dibuat oleh otoritas publik kepada siapa pun. yang perlu menjadi Sub-
Penyalur dalam transaksi bahan bakar. Meskipun demikian, peraturan ini tidak
dapat diterapkan pada pelaku bisnis Pertamini, hal ini terjadi mengingat Pertamini
bukanlah substansi yang berbadan hukum. Padahal, para pelaku bisnis BBM
memiliki ahli mengenai peruntukan dan penawaran bahan bakar ini, khususnya
oleh Bapak Lakamisi dari Cabang Perindustrian dan Perdagangan Kota Ternare,
menjelaskan bahwa:
usaha niaga yang terdapat di kota Ternate. berikut data yang dihimpun dari Dinas
Tabel 1.1 Pedagang/Kios Eceran Minyak dam Gas Bumi Tahun 2021
Pulau Ternate 13 73
43
Bapak Lakamisi, Wawancara, 09 Juni 2021
47
Moti 6 7
Pulau Hiri 6 5
Jumlah 77 676
Sumber : Pendataan Dinas Perindustrian dan Perdagangan44
eceran di Kota Ternate sebanyak 676 (enam ratus tujuh puluh enam) yang tersebar
luas di berbagai kecamatan yang ada keterangan lebih lanjut dari Bapak Lakamisi
selaku kepala Seksi Usaha dan Pendaftaran Perusahaan Kota Ternate bahwa
sahnya Pelaku usaha Pertamini yang berjumlah 676 diatas tidak memiliki izin
“Sebenarnya, kami dari pihak Pertamina bukan bagian dari pertamini dek,
masalah pengawasan bukan tidak ada pengawasan dari kami, contohnya
seperti ini jika A punya anak, untuk alasan apa B perlu mengawasinya, itu
bukan anak dari si B jadi mereka tidak ada hubungannya. Yah itu setara
dengan Pertamina dan Pertamini dek, disisi lain ada yang menanyakan
terus pertamini mengambil BBM dimana. ternyata banyak yang
mendapatkan informasi tentang sumber bahan bakar yang didapat
Pertamini itu berasal dari SPBU, memang kami tidak tahu-menahu, karena
kami di Pertamina baru memiliki atase bisnis dengan SPBU dan tidak
memiliki bisnis dengan Pertamini. Dalam bentuk pengawasannya kami
hanya mengawasi Pihak SPBU, Minyak Tanah dan Juga Pertashop dan
Pertashop pun baru kami dirikan sedangkan Pertamini tidak ada
hubungannya sama sekali dek dengan pihak Pertamina jadi
pengawasannya kami serahkan ke pihak dinas daerah dek."45
44
Pendataan Pedagang/Kios Eceran Minyak dan Gas Bumi pada Dinas Perindustrian dan
Ternate dapat dikatakan ilegal di mata hukum karena tidak sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Disisi lain para
pelaku usaha bisnis bensin Pertamini telah melanggar hak-hak para konsumennya
seperti hak untuk mendapatkan kenyamanan dan keamanan dan para pelaku usaha
bisnin bensin Pertamini tidak mempunyai izin yang secara sah dari pemerintah
kota Ternate. Selain itu bentuk pengawasan dari pertamini tidak sama sekali di
Pertamini bukanlah bentuk pengawasan yang sah atau dikatakan tidak berbentuk
badan hukum.
BAB V
A. Kesimpulan
usaha pertamini atas penjuaan Bahan Bakar Minyak eceran maka bisa
1. Tanggung jawab pelaku usaha pertamini sebagai penjual Bahan Bensin Eceran
yang ada di pertamini dan juga stabilisasi harga yang begitu naik dan tidak
merugikam konsumen selaku pembeli bahan bakar di pertamini. Selain itu para
49
dan keselamatan.
ilegal atau tidak berbadan hukum dan tidak mendapat surat izin dari
pemerintah secara sah. Selain itu bentuk pengawasan dari pertamini pun tidak
ada seperti yang dikatakan oleh pemerintah daerah dan PT Pertamina setempat
Berdasarkan paparan tersebut, hal ini berarti pertamini bersifat ilegal di mata
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas yang dilakukan oleh penulis, maka penulis
payung hukum yang berkaitan dengan penjualan Pertamini dan diperketat lagi
bensin eceran dengan menggunakan jerigen agar dapat dijual kembali oleh
DAFTAR PUSTAKA
Buku - Buku
Jonaedi Efendi & Johnny Ibrahim, 2020, Metode Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris, Kencana, Jakarta.
Mukti Fajar & Yulianto Achmad, 2019, Dualisme Penelitian Hukum Normatif &
Empiris, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Wahyudin Sunarya & Gari Ahmad Taufik, 2017, Pengantar Hukum Minyak Dan
Gas Indonesia, Kantor Hukum Wibowo & Rekan, Jawa Barat.
Internet
Https://simreg.bapennas.go.id/sddp/tahap3/27232. .
Https://Indonesiaindonesia.com/f/125284-pertamini/,
Https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2640/Bab
%202.pdf?sequence=7
Https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/378/7/6.%201.pdf.,
Https://www.bphmigas.go.id/berita/syarat-menjadi-sub-penyalur-jenis-bbm-
tertentu-dan-khusu-penugasan.
Https://smartlegal.id/badan-usaha/2020/03/04/awas-bisnis-pertamini-bisa-kena-
sanksi-pidana/.,
52
Https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/ceritamalukuutara/disperin
dag-ternate-wacanakan-penyesuaian-harga-bensin-eceran-1sRaDDfLqqP
Jurnal
Wawancara
Bapak Lani, Wawancara, 04 Juni 2021