BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup materi ini meliputi Kebersihan
secara umum, Penyediaan air bersih, Pengelolaan sampah, Pengelolaan limbah cair
dan kegiatan Hygiene sanitasi lingkungan lainnya disusun dengan tata urut sebagai
berikut :
a. Pendahuluan.
b. Standar Kesling.
c. Prosedur Pengamatan Kesling.
d. Evaluasi
e. Penutup.
4. Referensi. Buku tentang Analisis Dampak Lingkungan oleh Dr. Otto Sumarwoto
UGM Press tahun 2003.
5. Pengertian.
BAB II
STANDAR KESLING
6. Umum.
a. Lingkungan, ruang dan bangunan harus selalu dalam keadaan bersih dan
tersedia fasilitas sanitasi yang memenuhi persyaratan kesehatan.
b. Lingkungan, ruang dan bangunan tidak memungkinkan sebagai tempat
bersarang dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat dan binatang
pengganggu lainnya.
c. Kondisi fisik bangunan harus kuat, utuh, terpelihara, mudah dibersihkan dan
dapat mencegah penularan penyakit serta kecelakaan.
d. Tata ruang dan penggunaannya harus sesuai dengan fungsinya serta
memenuhi persyaratan kesehatan.
e. Konstruksi :
1) Lantai.
a) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan
rata, tidak licin dan mudah dibersihkan.
b) Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai
kemiringan yang cukup ( 2-3 %) ke arah saluran pembuangan air
limbah.
2) Dinding.
a) Permukaan dinding harus rata, berwarna terang, di cat tembok
dan mudah dibersihkan.
4
b) Permukaan dinding yang selalu terkena air harus terbuat dari
bahan yang kuat dan kedap air.
3) Ventilasi.
a) Ventilasi dapat menjamin peredaran udara di dalam
kamar/ruang dengan baik.
b) Bila ventilasi tidak menjamin adanya pergantian udara dangan
baik, kamar/ruang harus dilengkapi penghawaan melanis (exhauster).
5) Langit-langit.
a) Kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan.
b) Tinggi minimal 2,5 m dari lantai.
c) Kerangka kayu langit-langit dibuat anti rayap.
6) Pintu.
a) Kuat mencegah masuknya serangga, tikus dan binatang
pengganggu lain.
b) Bila digunakan cat, diharuskan menggunakan cat anti rayap.
9. Penyediaan Air Bersih. Air merupakan kebutuhan manusia yang sangat vital,
manusia tidak dapat hidup tanpa adanya penyediaan air bersih yang cukup. Oleh karena
itu di suatu komplek/ pemukiman harus tersedia sarana penyediaan air bersih yang
cukup. Apabila pengelolaan air tidak memadai maka akan menimbulkan beberapa aspek
negatif yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Banyak penyakit yang dapat ditularkan
melalui air, antara lain : penyakit saluran pencernaan (thypus, desentri, cholera), penyakit
kulit, penyakit mata, hepatitis, schistosomiasis, penyakit kecacingan dan sebagainya.
Oleh karena itu pengamatan penyediaan air bersih harus dilakukan secara ketat.
Pengamatan penyediaan air bersih meliputi pemeriksaan secara kuaititas maupun
kualitas.
a. Pengamatan Kuantitas Air Bersih.
1) Kebutuhan Air. Dalam keadaan terdesak kebutuhan air bersih
minimal untuk satu orang adalah 5 liter/hari. Kebutuhan air bersih dalam
keadaan biasa adalah standar hidup sehat dapat mencapai 100 liter/ hari.
Air bersih dan air minum harus tersedia pada setiap tempat kegiatan yang
membutuhkan secara berkesinambungan. Distribusi air bersih dan air
minum disetiap tempat/ruangan menggunakan jaringan perpipaan yang
mengalir dengan tekanan positif.
2) Sumber air. Sumber air bersih di pangkalan berasal dari PDAM, air
minum sumur, air sungai/danau bila dalam keadaan darurat. Sumur harus
dibuat memenuhi persyaratan kesehatan.
Perbandingan jumlah personel dengan jumlah toilet dan jumlah kamar mandi
sebagai berikut:
1. s/d 10 1 1
2. s/d 20 2 2
3. s/d 30 4 4
4. s/d 55 5 5
k. Lubang jamban berbentuk leher angsa (siphon) sehingga ada air yang
selalu menutup lubang. Dengan demikian uap/ gas dari septictank tidak masuk ke
toilet.
8
l. Septictank dan rembesanya paling sedikit berjarak 15 meter dari sumber air
(sumur pompa, sumur gali)
m. Tersedia bak air dan gayung serta sabun untuk membersihkan diri.
n. Dibersihkan minimal seminggu sekali. Dibersihkan dengan sikat pada lantai,
dinding dan lubang jamban. Larutan lysol/karbol tidak boleh masuk ke dalam
lubang jamban karena dapat mengganggu proses penghancuran tinja.
11. Fasilitas Pembuangan Air Kotor (Limbah). Saluran pembuangan air kotor
berfungsi mengalirkan air dari berbagai sumber yaitu air hujan dan air kotor yang berasal
dari dapur, kamar mandi/toilet dan tempat cuci baik dari komplek perumahan, asrama
maupun kantor. Air yang ditampung tersebut akan mengalir melalui got/saluran air di tepi
jalan menuju saluran air besar/sungai. Persyaratan pembuangan air kotor (limbah cair)
sebagai berikut:
a. Saluran pembuangan air kotor (riool) harus dibuat kedap.
b. Saluran air kotor dibuat dengan kemiringan 2 %.
c. Tidak menimbulkan hawa yang tidak enak agar air dapat mengalir lancar.
d. Pada setiap jarak 10 meter dilengkapi dengan bak kontrol.
e. Saluran air kotor harus selalu terjaga dan terawat kebersihannya.
f. Apabila memungkinkan dibuat unit pengolahan air limbah sederhana
sebelum air limbah dibuang ke badan air penerima atau dapat dibuat sumur
resapan.
12. Persyaratan Ruang Tidur. Untuk dapat mengembalikan kondisi tubuh yang
prima dan menjaga kesehatan tubuh agar tetap baik diperlukan istirahat yang cukup, tidur
yang enak dan nyenyak. Oleh karena itu ruang tidur harus memenuhi persyaratan
sebagaii berikut:
a. Ventilasi yang cukup, minimum 5 % luas lantai.
b. Cukup cahaya matahari dan harus ada lampu yang cukup terang diwaktu
malam dan sehari-hari gelap.
c. Jarak tempat tidur yang satu dengan yang lain antara 50 cm-100 cm.
Kalau tempat tidur berderet dua harus diberi sekat, bila ini tidak memungkinkan,
maka harus tidur dengan kepala yang berlawanan.
d. Tempat tidur dan kasur harus bebas dari kutu busuk kedinding.
e. Ruang tidur harus bebas dari lalat. nyamuk, tikus maupun
binatang/serangga pengganggu yang lain.
9
f. Paling sedikit seminggu sekali, alat-alat tidur seperti kasur bantal, selimut dll,
dijemur, sprei dicuci minimal seminggu sekali.
g. Ruang tidur dibersihkan sehari dua kali.
h. Ada tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan.
c. Penyajian Makanan.
10
1) Cara penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran (dengan
menggunakan kereta dorong khusus).
2) Transportasi makanan jadi agar melalui jalur tertentu sehingga tidak
memungkinkan terjadinya pencemaran.
3) Makanan jadi yang sudah menginap sebaiknya tidak disajikan.
4) Makanan jadi dari bahan makanan harus diperiksa secara fisik, dan
secara periodik minimal 1 bulan sekali diambil sempelnya untuk konfirmasi
secara laboratorium sehingga tidak membahayakan kesehatan.
e. Penjamah Makanan.
1) Penjamah makanan harus sehat dan diperiksa kesehatannya secara
berkala minimal 2 kali setahun oleh dokter yang berwenang.
2) Penjamah makanan harus menggunakan perlengkapan pelindung
pengolah makanan (celemek/apron penutup rambut/lindung, alas kaki).
3) Selama melakukan pengolahan makanan diusahakan terlindung dari
kontak langsung dengan tubuh (dapat menggunakan sarung tangan plastik,
penjepit makanan, sendok, garpu, dan sejenisnya)
4) Penjamah makanan selama kerja tidak merokok tidak makan dan
menguyah, tidak memakai perhiasan kecuali cincin kawin, selalu mencuci
tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil, selalu memakai
pakaian kerja yang bersih dan perlengkapan pelindung yang benar.
f. Peralatan.
1) Peralatan agar dicuci segera sesudah digunakan, selanjutnya
dikeringkan dan tidak boleh dilap dengan kain.
11
2) Peralatan yang sudah disimpan dalam keadaan kering pada tempat
yang tidak lembab, tertutup/terlindung dari pencemaran dan binatang
pengganggu.
a. Dinding dan lantai harus bersih dan kedap air serta terbuat dari bahan yang
tidak mudah terbakar.
b. Ventilasi harus cukup luas agar asap dapat keluar dengan leluasa.
c. Harus tersedia tempat sampah.
d. Pengaliran air kotor dari dapur harus baik dan lancar.
e. Keadaan dapur harus mudah dibersihkan.
f. Dapur harus bebas dari lalat, kecoa, semut maupun serrngga lain serta
bebas dari tikus dan kucing. Upaya yang dapat dilakukan antara lain :
1) Dibuat terali jeruji pada tempat pembuangan air kotor.
2) Dibuat kawat kasa pada lubang ventilasi maupun jendela.
3) Pintu dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menutup sendiri.
4) Sisa makanan dan sisa bahan makanan segera dibuang ke tempat
pembuangan sampah yang tertutup.
a. Lantai dan dinding terbuat dari bahan yang kedap air dan mudah
dibersihkan.
b. Harus selalu dalam keadaan bersih, baik sebelum maupun sesudah
dipergunakan makan.
12
c. Pelayan yang melayani makanan tidak berpenyakit menular serta selalu
berpakaian bersih
d. Harus bebas lalat, serangga lainnya dan tikus, upayakan pintu dan jendela
memakai kawat kasa.
e. Ventilasi dan penerangan harus cukup.
f. Meja ruang makan harus mudah dibersihkan.
g. Terdapat rambu dilarang merokok.
h. Perbandingan jumlah kursi luas ruangan harus memadai, sehingga tidak
mengganggu kenyamanan dan melebihi kapasitas.
f. Tersedia almari untuk alat-alat yang sudah bersih. Almari ini harus tertutup
rapat dengan kawat-kawat kasa supaya alat-alat yang telah bersih dapat kering
sendiri karena udara dan tidak dihinggapi lalat, kecoa dan sebagainya.
a. Persyaratan airnya sama dengan persyaratan air bersih tetapi sisa chlor
harus antara 0,2-0,4 ml per 100 L air.
b. Air harus jernih sehingga dasar kolam kelihatan dari atas serta tidak
berlumut.
c. Kolam renang seharusnya dikuras minimal 2 kali semingu.
15
d. Sekeliling kolam harus dibuat saluran dengan lebar lebih kurang 50 cm
yang diisi air dan mempunyai kadar chlor 1 % untuk mencuci kaki
perenang sebelum memasuki kolam renang.
e Harus ada pembatas atau tanda yang jelas antar kedalaman kolam renang.
f. Tersedia tempat ganti pakaian.
g. Tersedia tempat untuk membilas badan sctelah selesai berenang
(diusahkan dalam bentuk shower)
h. Terdapat toilet yang memenuhi syarat.
i. Terdapat beberapa tempat sampah yang memenuhi syarat.
21. Persyaratan Bebas dari Serangga pengganggu dan Penyebar Penyakit serta
Tikus. Seluruh ksatrian baik di halaman, di dalam ruangan maupun dimanapun harus :
a. Bebas dari tempat berkembang biaknya binatang penular penyakit maupun
pengganggu (nyamuk, kecoa, lalat, tikus dsb).
b. Bebas dari adanya jentik-jentik nyamuk dan lalat serta telur serangga
lainnya.
c. Bebas dari sarang-sarang serangga dan tikus.
Sumber perubahan :
1) Alamiah
2) Penderita peny. Infeksi
3) Industri
4) Rumah tangga
5) Mobil
Ambien , melalui :
1) Makanan
2) Udara
3) Air
4) Vektor Penyakit.
Manusia.
- Komponen Lingk. berada dalam darah, lemak, urine, jaringan dll.
Dampak :
1) Sakit akut
2) Sakit kronik
3) Samar
4) Sehat
24. Evaluasi.
BAB III
PROSEDUR PENGAMATAN KESLING
26. Obyek yang dinilai. Obyek yang dinilai adalah semua obyek yang terdapat
dalam lingkungan pembinaan dan kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan. Contoh
obyek yang perlu dinilai tersebut seperti terdapat dalam formulir penilaian (lampiran A).
a. Penilaian harus sudah mengetahui dan mengerti obyek apa harus dinilai
seperti yang terdapat dalam formulir penilaian.
b. Dengan membawa formulir penilaian, petugas kesehatan mendatangi dan
memperhatikan dengan seksama obyek yang akan dinilai. Kemudian mencocokan
dan memberi tanda silang (x) pada kotak yang telah disidiakan pada formulir
penilaian, disesuaikan dengan kenyataan yang ada pada masing-masing obyek
yang dinilai.
c. Pengolahan hasil penilaian.
1) Penilaian obyek per obyek.
Tiap obyek harus dinilai dan diberi nilai tersendiri. Sebagai contoh : obyek
yang dinilai adalah obyek nomor 1 yaitu halaman.
4. Genangan air
a. Halaman tidak becek dan 100
tidak ada genangan air
b. Halaman ada sedikit tempat 60
yang becek
c. Dihalaman banyak tempat 0
yang becek dan genangan air.
Karena obyek halaman (obyek nomor 1) ini ada empat hal yang
dinilai, maka skoring dari obyek yang dinilai tersebut = 220 : 4 = 62,5.
21
Perhitimgan skoring tiap obyek = Jumlah nilai tiap obyek Banyaknya hal
yang dinilai Untuk obyek-obyek selanjutnya cara penilaiannya sama dengan
contoh tersebut di atas.
4) Bila obyek yang dinilai lebih dari satu. Apabila obyek yang dinilai
terdapat lebih dari satu, maka semua obyek harus dinilai dan kemudian
dibuat rata-ratanya. Misalnya kamar mand terdapat lebih dari satu, maka
semua obyek harus dinilai dan kemudian dibuat rata-ratanya. Demikian pula
penilaian terhadap perumahan, semua rumah harus dinilai dan kemudian
dibuat rata-ratanya.
29. Pencatatan.
30. Pelaporan.
31. Lain-lain.
32. Evaluasi.
BAB IV
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
( Bukan Naskah Ujian )
33. Evaluasi.
RAHASIA
25
BABV
PENUTUP
34. Penutup. Demikian Naskah Departemen ini disusun sebagai bahan ajaran
untuk pedoman bagi Gadik dan Perwira Siswa dalam proses belajar mengajar pelajaran
25
Pengamatan / Penilaian Kesehatan Lingkungan pada pendidikan Kursus Perwira
Kesehatan Preventif Militer
RAHASIA
RAHASIA
25
BABV
PENUTUP
26
34. Penutup. Demikian Naskah Departemen ini disusun sebagai bahan ajaran
untuk pedoman bagi Gadik dan Perwira Siswa dalam proses belajar mengajar pelajaran
Pengamatan / Penilaian Kesehatan Lingkungan pada pendidikan Kursus Perwira
Kesehatan Preventif Militer
RAHASIA