Anda di halaman 1dari 18

Pertemuan : Ke-5

Tanggal : 02 Oktober 2020

Waktu : 07.30-09.10

Pokok Bahasan : Persyaratan Teknis Fasilitas Dasar Kesehatan Lingkungan


di Industri

Dosen Pembimbing : Mahaza,SKM,MKM

Persyaratan Teknis Fasilitas Dasar Kesehatan Lingkungan di Industri

a) Syarat yang sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku di indonesia (permenkes no.70
tahun 2016 tentang “ standar kesehatan lingkungan kerja imdustri atau peraturan yang
berlaku

b) Kuantitas dan kualitas air minum /air bersih /air untuk keperluan dan hyagine dan sanitasi
di industri.

Contoh substansi materi pengawasan air hygiene dan sanitasi industri :

 Sistem penyediaan air bersih

 Sistem penyedian air minum

 parameter yang digunakan untuk penilaian air minum

A. Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah

1. Penyehatan tanah

Faktor pencemaran tanah :

a. Kimia

b. Fisika

c. Mikrobiologi

d. Radioaktif

2. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah di industri bertujuan untuk memastikan bahwa lingkungan industri


selalu dalam kondisi bersih saniter.
B. Penyehatan Udara di Lingkungan Industri

1. Pengawasan udara didalam lingkungan industri

2. Pengawasan udara dilingkungan luar industri

Kualitas udara sangat bergantung dari bahan baku dan proses produksi di industri.

C. Vektor

1. Pengendalian vektor

Masalah vektor menjadi salah satu sasaran pengawasan atau penilaian sanitasi industri
disedabkan adanya dampak buruk akibat keberadaan vektor pembawa penyakit dan dampak
menularnya kepada orang lain. Dalam peraturan menteri kesehatan No. 70 Tahun 2016
disampaikan bahwa yang termasuk vektor adalah malariae, aedes aegepty, dan culex. Sedangkan
yang dikategorikan sebagai binatang pembawa penyakit meliputi : malariae, aedes aegepty, dan
culex. Tikus, lalat dan lipas

Cara – cara pengendalian vektor secara garis besar ada 4 cara pengendalian vektor yaitu:

1. secara kimia

2. secara biologi

3. secara radiasi

4. secara mekanik / pengelolaan lingkungan

D. Jamban

Jamban merupakan salah satu penyebab terjadinya penularan penyakit. Penyakit yang dapat
ditimbulkan dan ditularkan akbat jamban diantaranya : muntaber, disentri, penyakut kulit.

1. jenis jamban :

a. Kakus cubluk(pit privy)

b. Kakus empang (overhung latrine)

c. Kakus kimia (chemical toilet)

d. Kakus dengan angsa trine

2. Proses penguraian dan stabilisasi tinja :

a. Proses anaerobic b. Proses aerobic


Pertemuan : Ke-6

Tanggal : 09 Oktober 2020

Waktu : 07.30-09.10

Pokok Bahasan : Persyaratan Teknis Fasilitas Dasar Kesehatan Lingkungan

Dosen Pembimbing : Mahaza,SKM,MKM

Persyaratan Teknis Fasilitas Dasar Kesehatan Lingkungan

A. Rumah Sehat

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut


KeputusanMenteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi
parameter sebagai berikut:

1) Lokasi

a) Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaransungai, aliranlahar,
tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya.

b) Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah ataubekas
tambang.

c) Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti
jalurpendaratan penerbangan.

2) Kualitas udara

Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gasberacun
dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut:

a)Gas H2S dan NH3secara biologis tidak terdeteksi.

b)Debu dengan diameter kurang dari 10 μ g maksimum 150 μ g/m.


c) Gas SO2maksimum 0,10 ppm.

3) Kebisingan dan getaran

a) Kebisingan dianjurkan 45 dB. A, maksimum 55 dB. A.

b) Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.

4) Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman


a) Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg

b) Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg

c) Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kgd)Kandungan Benzo(a)pyrene


maksimum 1 mg/kg

5) Prasarana dan sarana lingkungan

a) Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga


dengankonstruksi yang aman dari kecelakaan.

b) Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan


vektorpenyakit.

c) Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan


tidakmengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan
kakidan penyandang cacat jembatanharus memiliki pagar pengaman,
lampupenerangan jalan tidak menyilaukan mata.

6) Vektor penyakit

a) Indeks lalat harus memenuhi syarat.

b) Indeks jentik nyamuk dibawah 5% .

7) Penghijauan Pepohonan

Untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindungdan juga berfungsi


untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.

B. Jamban Sehat

1) Tidak mencemari air.

2) Tidak mencemari tanah permukaan.

3) Bebas dari serangga

4) Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan

5) Aman digunakan oleh pemakainya

6) Mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan gangguan bagi pemakainya


7) Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

C. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah. Pada tahun 2008 disahkan UU no. 18 Tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah yang berujuan untuk:

1) Agar pengelolaan ini dapat memberikan manfaat secara ekonomi (sampah sebagai

sumber daya), sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat
mengubah

perilaku masyarakat

2) Agar mengurangi dampak negative yang ditimbulkan oleh sampah terhadap


kesehatan

dan lingkungan

3) Agar pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif dan efisien.

Menurut undang-undang no 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah didefinisikan sebagai

kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan

penanganan sampah. Kegiatan pengurangan meliputi:

1) Pembatasan timbulan sampah

2) Pendaur ulangan sampah

3) Pemanfaatan kembali sampah.

Sedangkangkan kegiatan penanganan meliputi:

1) Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan


jenis,jumlah dana tau sifat sampah

2) Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber


sampahke tempat penampungan sementara (TPS) atau tempat pengolahan sampah 3R
skala kawasan (TPS 3R), atau tempat pengolahan sampah terpadu.

3) Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari


tempatpenampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah 3R
terpadumenuju ke tempat pemrosesan akhir (TPA) atau tempat pengolahan sampah
terpadu(TPST).
4) Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah
sampah;dan/atau

5) Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu


hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

D. Makanan dan Minuman

Kalau diperhatikan masalah sanitasi makanan pada semua tahap perjalanan bahan
makanan sebagaimana dikemukakan di atas, maka untuk menjaga makanan tersebut ada
beberapa komponen yang harus diperhatikan. Komponen tersebut ialah:

1) Tempat dimana bahan makanan atau makanan tersebut diletakkan

Pada tahap manapun bahan makanan tersebut berada, selalu ditemukan tempat yang
dipakai oleh bahan makanan tersebut, Baik pada waktu masih berada di sumber (seperti kandang
ternak misalnya), pada waktu pengangkutan (alat transportasi), penyimpanan bahan makanan
(gudang ataupun lemari), pemasaran (pasar), pengelolaan makanan (dapur), penyajian (meja
makan), taupun pada waktu penyimpanan mkanan yang telah dimasak (lemari).

Karena itulah untuk menjaga agar bahan makanan ini tidak sampai tercemar, maka
sanitasi tempat dimana bahan makanan tersebut berada, harus diperhatikan. Ambil contoh, ketika
bahan makanan digudangkan misalnya, dalam hal penggudangan ini harus terpenuhi beberapa
syarat, antara lain:

a) Gudang harus dibangun sedemikian rupa sehingga tidak memberikan kesempatan


tikus dan serangga bersarang.

b) Jika penyimpanan bahan makanan memakai rak, maka rak harus diatur sedemikian
rupa sehingga kolong rrak dapat dibersihkan dengan mudah.

c) Uahakan agar udara dalam gudang tidak lembab, sehingga tidak member
kesemptan jamr tumbuh, yang dapat merusak ahan makanan.

d) Berilah ventilasi yang cukup sehingga udara segar selalu terapat di dalam ruangan.

e) Penerangan dalam gudang harus cukup, sehingga mudah mengambi l barang-


barang ataupun mengawasi adanya tikus atau seranga lainnya yang mungkin hidup
disana.

f) Dinding bagian bawah gudang harus dicat denggan warna putih sehingga jika ada
tikus bersarang di dalam gudang dapat diketahui dari jejak yang menempel di warna
putih tersebut.
g) Lalu lintas dalam gudang harus diatur sehingga sekurang-kurangnya gudang
mempunyai jalan utama, jalan antar blok, jalan antar rak, jalan keliling, dengan lebar
masing-masing sekitar 16cm, 80cm, 40cm, dan 40cm. Selanjutnya tergantug dari
macam bahan makanan yang akan disimpan, kadang kala diperlukan pengawetan
terlebih dahulu, sehingga bahan makanan tersebut tidak cepat rusak.

2) Pengawetan

Ada beberapa macam pengawetan yang dikenal, yakni:

1) Mendinginkan, yang dibedakan atas:

a) Cold storage, yakni dengan memmbekukan bahan makanan. Untuk ini bahan
makanan diletakkan dalam ruangan denan suhu antara -10º s/d 0º C. Bahan makanan
yang dibekukan biasanya daging atau ikan;

b) Freeze, yakni menempatkan bahan makanan dalam ruangan dengan suhu 0º C,yang
biasanya dilakukan pada susu, keju atau mentega;

c) Cool storage, yakni menempatkan bahan makanan dalam ruangan dengan


suhutertentu, misalnya untuk telur antara 10º s/d 15º C, buah-buahan antara 15º s/d20º
C, serta makanan dalam kaleng pada suhu 20º C.

2) Mengeringkan: tujuannya ialah untuk menghilangkan air yang terdapat dalam bahan
makanan. Dengan hilangnya air ini maka bakteri yang merusak bahan makanan
tidakdapat hidup. Prses pengeringan tidak akan merusak atau mengurangi nilai gizi yang
terkandung dalam bahan makanan, kecuali vitamin C yang hilang bersama air
yangdikeringkan.

3) Mengasinkan: di sini bahan makanan diberi garam dengan maksd memperkecil


kemungkinan hidup bakteri yang memang sukar hidup pada knsentrasi garam yang
tinggi. Dengan mengasinkan bahan makanan, maka nilai makanan akan berkurangsedikit.

4) Memaniskan: di sini yang digunakan adalah zat gula. Tujuanya ialah untuk
mempersulit hidupnya bakteri, karena bakteri sukar hidup pada konsentrasi gula yang
tinggi.Menambahkan beberapa zat kimia tertentu.

Pertemuan : Ke-12

Tanggal : 13 November 2020

Waktu : 07.30-09.10
Pokok Bahasan : Prinsip Penggunaan Instrumen Pengawasan Tanah

Dosen Pembimbing : Mahaza,SKM,MKM

Prinsip Penggunaan Instrumen Pengawasan Tanah

A. Pengertian Tanah

Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratanplanet bumi, yang
mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk hiduplainnya dalam melangsungkan
kehidupannya. Tanah mempunyai sifat yang mudahdipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup
yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.Pengertian lain yang diberikan
oleh para ahli tanah adalah sebagai berikut :

Tanah adalah bentukan alam, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, yangmempunyai
sifat tersendiri dan mencerminkan hasil pengaruh berbagai faktor yangmembentuknya di alam.
Tanah adalah sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan berbagai tanaman.

B. Permasalahan Kesehatan Tanah

Pencemaran tanah adalah kerusakan lapisan tipis bumi yang bermanfaat yaitutanah produktif
untuk menumbuhkan tanaman sebagai sumber bahan makanan. Tanpatanah yang subur, petani
tidak bisa bercocok tanam dan menghasilkan makanan untuk orang di seluruh dunia.Pencemaran
tanah disebabkan oleh hasil pembuangan limbah yang mengandungbahan-bahan anorganik yang
sukar terurai dalam tanah seperti plastik, kaca, dan kaleng.Bahan-bahan ini sukar diuraikan oleh
organisme dan mengakibatkan produktivitas tanahakan berkurang.Salah satunya adalah
pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong atau TPA yang
dioperasikan secara sembarangan akanmenyebabkan lahan setempat mengalami pencemaran
akibat tertumpuknya sampahorganik dan mungkin juga mengandung Bahan Buangan Berbahaya
(B3). Bila hal initerjadi maka akan diperlukan waktu yang sangat lama sampai sampah terdegrasi
atau

3larut dari lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan setempat berpotensi menimbulkanpengaruh
buruk terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya.Dampak langsung akibat limbah yang
dirasakan manusia adalah timbulnya bauyang tidak sedap dan kotor. Dampak yang tidak
langsung diantaranya tempatpembuangan limbah dapat menjadi tempat berkembangnya
organisme penyebabpenyakit. Organisme ini dapat menyebabkan pernyakit ataupun hanya
sebagai vektor(pembawa) penyakit yang merugikan manusia. Adapun penyakit yang dapat
berkembangpada daerah berlimbah yang tidak terjada sanitasinya seperti pes, kaki gajah,
malaria,demam berdarah ataupun penyakit yang lain.

C. Pengertian Instrumen
Instrument adalah alat,berbeda dengan pemahaman awam tentangtool,appparatus,spare part,suku
cadang,komponen maupun onderdil. Sedangkaninstrumentasi adalah alat-alat piranti (device)
yang dipakai untuk pengukuran danpengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih
kompleks.Berikut ini adalahsalah satu contoh alat yang digunakan dalam bidang penyehatan
tanah dan pengolahansampah.

D. Macam-macam Instrumen Penyehatan Tanah dan Pengolahan Sampah

1.Soil Testera.

a. Kegunaan untuk mengukur pH tanah dan kelembaban tanah dengan stauannya %.b.

b. Cara penggunaan :

 Mencapkan ujung alat runcing ke dalam tanah hingga sel-selnya terbenam dalamtanah
dan membiarkan beberapa saat.

 Melihat skala besar/atas untuk penentuan pH tanah.

 Menekan tombol yang berada di samping alat untuk menentukan kelembabantanah


setelah dibiarkan beberapa saat dan melihat skala kecil/bawah sebagaipenunjuk
kelembaban tanah.c.

Kelemahan dan kelebihan

1) Kelemahan

Jika pemakaian sudah mencapai beberapa lama misalnya 3 tahun, maka pengukuran PH
terkadang bisa menjadi tidak akur lagi, untuk itu diperlukan proses kalibrasi. Ph meter dapat
dikablirasi menggunakan larutan standar misalnya solusi PH7, PH10 atay PH14. Pada suatu
pertama kali anda terima alat ini maka kondisi PH meter telah siap digunakan pengukuran. Hal
ini dikarenakan telah dikalibrasi pihak pabrik dengan hasil kalibrasi dilampirkan dalam kotak
dus.
2) Kelebihan
Alat ini tergolong murah bersifat portable, ringan, bisa digunakan untuk semua jenis tanah
praktis dapat mengetahui kelembapan tanah sekaligus ph.
2.jenis-jenis soil tester

1. Seiveinga.
a. Kegunaan mesin ini berfungsi untuk menyaring sample kering yang sudah relatif
halus. Dengan Sieve ( Saringan ) yang bertingkat enam seperti pada mesin ini,maka
penyaringan sample akan berjalan sempurna. Disamping itu untuk mengoptimalkan
kerja mesin ini dilengkapi dengan beban pengetuk yang bekerja 65 ketukan setiap
menitnya. Konstruksi mesin ini demikian kokoh dengan plat sebagai tiang
dudukanSieve dan penutup atas dari besi plat yang cukup tebal.
Elektromotorberkedudukan diluar body mesin untuk memudahkan penyetelan
maupun bongkarpasangnya. Dengan kelengkapan tersebut maka dapat disesuaikan
besar kecilnyagetaran ( frekwensi ) yang kita perlukan.

b. Cara kerja:
1) Masukan steker dari mesin ke sumber listrik.
2) Siapkan beberapa sieve dan 1 ( satu) Pan and Cover maksimal 6 ( enam) sieve.
3) Letakkan pada bagian paling bawah dan Cover pada bagian paling atas
4) Set dudukan sieve sesuai dengan jumlah sieve yang kita pasang.
5) Tutuplah penutup sieve dan posisikan beban pengetuk tepat diatasnya.
6) Jalankan mesin dengan saklar yang tersedia.
7) Bila waktu pengerjaan sample dirasa sudah cukup, matikan mesin dengan saklaryang sama.

Untuk mengeluarkan sample dari mesin, lakukanlah langkah-langkah sebagaiberikut :


1) Bukalah ( angkat) beban ketukan ( ke arah atas belakang).
2) Bukalah penutup Sieve.
3) Ambillah Sieve - Sieve maupun Pan dan Cover yang terpasang pada mesin.
4) Bila mesin tidak dipergunakan dalam waktu yang lama cabutlah steker yangmenuju
sumber listrik.

b. kelemahan dan kelebihan


1. kelemahan
- bisa digunakan paa sampel bubuk dengan kapasitas yang besar
- hasil lebih baik dari jenis seiving lainnya
- hasil lebih teliti
- bisa digunakan kemanapun
2. kelemahan
- harga mahal
- idak portable
- tidak efisien
- alat mudah digunakan bila dalam waktu yang lama

Pertemuan : Ke-13

Tanggal : 20 November 2020


Waktu : 07.30-09.10

Pokok Bahasan : Prinsip Penggunaan Instrumen Pengawasan Sampah

Dosen Pembimbing : Mahaza,SKM,MKM

Prinsip Penggunaan Instrumen Pengawasan Sampah

A.Pengertian Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses
alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan
setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan
manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.

B.Peraturan Dalam Penyehatan Sampah, Makanan-Minuman dan Vektor

1.Peraturan dalam penyehatan sampah


Nomor 3 tahun 2013tentang pengelolaansampah :

 Pasal 1 

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksudkan dengan:

1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik


Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
2. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur beserta perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
4. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
6. Dinas Kebersihan yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Kebersihan Provinsi
Daerah Khusus IbukotaJakarta.
7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Perangkat
Daerah sebagai unsur pembantu   Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
8. Unit Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat UKPD adalah Unit Kerja atau
sub ordinat   Satuan Kerja Perangkat Daerah.
9. Forum Masyarakat Peduli Kebersihan adalah wahana koordinasi pemangku kepentingan
yang bersifat tetap sebagai mitra Pemerintah Daerah.
10. Reduce, Reuse dan Recycle yang selanjutnya disingkat dengan 3R, adalah kegiatan
pengurangan sampah dengan cara mengurangi, memakai atau memanfaatkan kembali
dan mendaur ulang.
11. Sampah adalah sisa   kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat.
12. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam
rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
13. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah yang tidak berasal dari rumah
tangga dan berasal dari kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan/atau fasilitas lainnya.
14. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi dan/atau volumenya
memerlukan pengelolaan khusus.
15. Air limbah adalah semua cairan yang berasal dari kegiatan proses produksi dan kegiatan
usaha lainnya yang tidak dimanfaatkan kembali.
16. Sumber sampah adalah setiap orang, badan usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan
timbulan sampah.
17. Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang menghasilkan
timbulan sampah.
18. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
19. Pengelolaan air kotor adalah kegiatan penyedotan lumpur tinja dan pengolahannya di
dalam Instalasi Pengolahan Air Kotor (IPAK).
20. Basis Permintaan (tidak terjadwal) adalah pelayanan penyedotan limbah air kotor rumah
tangga berdasarkan permintaan masyarakat.
21. Basis Terjadwal adalah pelayanan penyedotan air kotor limbah rumah tangga yang
dijadwalkan secara berkala atau periodik.
22. Pengurangan sampah adalah   kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendaur ulang
sampah dan/atau pemanfaatan kembali sampah.
23. Pemrosesan   akhir sampah adalah kegiatan mengembalikan sampah dan/atau residu
hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
24. Tempat penampungan sementara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat
sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan dan/atau tempat
pengolahan sampah terpadu.
25. Tempat pengolahan sampah dengan prinsip 3R yang selanjutnya disebut TPS 3R adalah
tempat dilaksanakan kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang,   dan
pendauran ulang skala kawasan.
26. Tempat pengolahan sampah terpadu yang selanjutnya disingkat TPST adalah tempat
dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran
ulang, pengolahan dan pemrosesan akhir.
27. Tempat pemrosesan akhir yang selanjutnya disingkat TPA adalah tempat untuk
memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan.
28. Kompensasi adalah pemberian imbalan kepada orang yang terkena dampak negatif yang
ditimbulkan kegiatan penanganan sampah di tempat pemrosesan akhir sampah.
29. Sistem tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pengendalian yang meliputi pencegahan dan penanggulangan kecelakaan akibat
pengelolaan sampah yang tidak benar.
30. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah pejabat
Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang
untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah.
31. Produsen adalah pelaku usaha yang memproduksi barang yang menggunakan kemasan,
mendistribusikan barang yang menggunakan kemasan dan berasal dari impor, atau
menjual barang dengan menggunakan wadah yang tidak dapat atau sulit terurai oleh
proses alami.

C.Pengelolaan Sampah
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk
Manajemen, Ecolink, 1996). Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat
dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat. 

Sampah yang harus dikelola tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari: 

1. Rumah tangga

2. kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran, tempat hiburan. 

3. fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit, klinik,
puskesmas 

4. fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum, taman, jalan, 

5. Industri

 6. Hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, pantai. 

Sampah padat pada umumnya dapat di bagi menjadi dua bagian : Sampah Organik
sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah anorganik (sampah
kering). Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah
ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran dll. Sampah
Anorganik Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri. 

Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian
zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya
hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah
tangga, misalnya berupa botol, botol, tas plsti. Dan botol kaleng Kertas, koran, dan karton
merupakan pengecualian.

Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena
kertas, koran, dan karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas,
kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik. 

D. Instrumen Pada Pengelolaan Sampah


Pengambilan Sampel untuk Pemeriksaan Kualitas Fisika dan Kimia Sampah.
Pemeriksaan kualitas fisika adalah pemeriksaan yang dilakukan pada suatu sampel dengan
melihat wujud secara fisik seperti bau, rasa, warna, kekeruhan dan sebagainya. Pemeriksaan
kualitas kimia adalah pemeriksaan yang dapat dilhat berdasarkan struktur kandungan dalam
sampel tersebut.Pengambilan sampel sampah untuk pemeriksaan secara fisika dan kimia
berbeda, karena parameter yang diperiksa juga berbeda. Pada pemeriksaan kualitas fisika yang
diperiksa adalah suhu, konduktivitas, warna, bau, kekeruhan, Daya Hantar Listrik (DHL),
serta Total Suspended Solid (TSS). Sedangkan untuk pemeriksaan kualitas kimia yang
diperiksa biasanya kesadahan (Mg, Cl, dll), Ph, alkalinitas, dan lainnya.Untuk pemeriksaan
secara fisika dan kimia biasanya sering digunakan sampel sampah cair atau licit. Pengambilan
sampel pada pemeriksaan tersebut hampir sama dengan dengan pengambilan sampel air. Hal
ini karena wujud yang sama yaitu cairan.

a. Alat dan Bahan :

1.  Botol timba

2.  Derigen plastik ukuran 5 Liter (sebaiknya berwarna putih)

3.  Botol plastik vol. 500 mL (2 buah)

4.  Botol oksigen vol. 250 mL

5.  Termos es untuk mendinginkan contoh


6.  Tas lapangan

7.  Alat tulis

8.  Buku catatan (bungkus dengan plastik)

b. Prosedur pengambilan

1. Prosedur pengambilan sampel uji fisika

Prosedur kerja pengambilan sampel sampah cair untuk pemeriksaan kualitas fisika:

a)      Menyiapkan wadah sampel

b)     Membilas wadah sampel dengan air suling( aquadest);

c)      Menyiapkan alat pengambil sampel yang sesuai dengan keadaan sumber air;

d)     Membilas alat pengambil sampel dengan air suling;

e)      Membilas alat pengambil sampel sebanyak 3 kali dengan sampel yang akan diambil;

f)       Mengambil sampel sesuai titik sampling dan memasukkannya ke dalam wadah yang
sesuai peruntukan analisis;

g)      Mengukur mencatat kondisi lapangan dan membuat peta lokasi.

h)     lakukan segera pengujian parameter lapangan seperti parameter lapangan : suhu, pH,
oksigen terlarut (DO), kekeruhan (Turbidity), daya hantar listrik (DHL) dan TDS yang dapat
berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan;

i)       hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan;

j)       Memberi label pada wadah sampel:

k)     dilakukan pengawetan sesuai peruntukan pengujian di laboratorium

l)       Mengamankan sampel serta wadah (disegel dengan benar)

2. Prosedur pengambilan sampel uji DO


Pengambilan sampel untuk pengujian oksigen terlarut (DO) dapat dilakukan secara umum
dengan cara, yaitu:

a)      siapkan botol BOD yang bersih dengan volume yang diketahui serta dilengkapi dengan
tutup;

b)     celupkan botol dengan hati-hati ke dalam air sampah dengan posisi mulut botol searah
dengan aliran air, sehingga air masuk ke dalam botol dengan tenang;

c)      isi botol sampai penuh dan hindarkan terjadinya turbulensi serta gelembung udara selama
pengisian, kemudian botol ditutup;

d)     sampel siap untuk dianalisa

3. Prosedur pengambilan sampel uji kimia

Tahapan pengambilan sampel sampah cair kualitas kimia untuk pengujian total logam dan
terlarut, dilakukan sebagai berikut :

a)      bilas botol sampel dan tutupnya dengan sampel yang akan dianalisa;

b)     buang air pembilas dan isi botol dengan sampel hingga beberapa sentimeter (cm) di
bawah puncak botol, agar masih tersedia ruang untuk menambahkan pengawet dan melakukan
pengocokan;

c)      lakukan penyaringan sampel kemudian di analisa di laboratorium.

Namun terkadang tidak menutup kemungkinan pemeriksaan kualitas fisik dan kimia juga
dilakukan pada sampel yang padat. Sampel padat dapat berasal dari rumah tangga, industri
dan lainnya yang  biasa disebut sampah organik. Sampah ini mudah mengurai sehingga dalam
pengambilan sampelnya dapat dilakukan pada tanah yang berada di sekitar sampah tersebut
tempati. Namun perlakuan pada sampel cair dan padat tentunya berbeda. Perbedaannya berada
pada wadah yang digunakan dan cara pengambilannya. Wadah yang digunakan biasanya
berupa kantong plastik, petridish.

4. Pengambilan Sampel untuk Pemeriksaan Kualitas Mikrobiologi dan Parasitologi


Sampah

Pemeriksaan kualitas mikrobiologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menguji


kandungan mikroba yang terdapat dalam sampel sampah yang diuji. Pemeriksaan kualitas
parasitologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan parasit yang terkandung
pada sampah yang diuji. Pemeriksaan dan pengambilan sampel secara mikrobiologi harus
dilakukan steril baik dari wadah, maupun personilnya.Pengambilan sampel untuk pemeriksaan
mikrobiologi harus dilakukan secara steril agar tidak terkontaminasi dengan zat lain yang ada di
sekitar lokasi pengambilan sampel. Sama halnya dengan pengambilan sampel pemeriksaan
parasitologu namun jika pemeriksaan ini tidak perlu steril namun harus tetap bersih.
Pemeriksaan secara mikrobologi dilakukan terhadap sampel yang berupa padat dan cair. Pada
pengambilan sampel sampat padat yang diambil adalah tanah tempat timbulan sampah.
Sedangkan untuk sampah cair prosedur pengambilan dilakukan sama dengan pengambilan
sampel air.

1. Alat dan bahan

* Sampel padat

  - Wadah sampel (petridish, kantong plastik)

   - Sarung tangan

-Kertas Label

    - Timbangan

-Pisau

-Sampah organik

    -Bor tangan

    - Sekop kecil dari bahan metal, plastik, dan kayu

    -pH soil tester

    - Termometer

  -Checklist pengambilan sampel

    - Rol meter

*Sampel cair

-  Botol sampel dengan tali dan pemberat

   -  Botol sampel tanpa tali dan pemberat


    - Kruistang

    - Spiritus / alkohol

- Alat tulis

    -Korek api

    - Kertas label / etiket

   -  Tas sampling

    - Kapas

2. Prosedur pengambilan sampel uji mikrobiologi dan parasitologi

Prosedur pengambilan sampel padat untuk pemeriksaan kualitas mikrobiologi :

a)      Mensterilisasi alat dan bahan yang akan digunakan dengan menggunakan autoclave

b)     Gunakan sarung tangan agar dapat terjaga kesterilannya

c)      Ambil sampah dan masukkan kedalam wadah yang telah disediakan

d)     Semprotkan bahan kimia sebagai pengawet sampel

e)      Tutup wadah tersebut dan beri label

f)       Simpan ditempat pengawetan sampel

3. Titik pengambilan sampel sampah padat

Lokasi pengambilan sampel sampah padat untuk pemeriksaan mikrobiologi dan


parasitologi dapat di lakukan di TPA atau di pembuangan sampah rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai