Anda di halaman 1dari 3

2.

2 Parameter dan indikator pengawasan sanitasi

Permukiman berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU RI No. 4/1992).
Kawasan permukiman didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama seb agai
tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan, tempat bekerja
yang memberi pelayanan dan kesempatan kerja terbatas yang mendukung perikehidupan
dan penghidupan. Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam
berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana
lingkungan terstuktur yang memungkinkan pelayanan dan pengelolaan yang optimal.

Pengawasan sanitasi melibatkan pemantauan dan evaluasi kondisi sanitasi untuk


memastikan keamanan dan kesehatan masyarakat. Parameter dan indikator pengawasan
sanitasi dapat bervariasi tergantung pada konteksnya, tetapi beberapa parameter dan
indikator umum yang digunakan meliputi:

1. Kualitas Air
Meliputi parameter seperti kandungan bakteri, kandungan zat kimia (seperti
logam berat atau bahan kimia berbahaya lainnya), serta pH dan kejernihan air.
2. Pengelolaan Limbah Cair
Parameter termasuk efisiensi pengolahan limbah, kandungan zat kimia yang
diizinkan, dan kepatuhan terhadap standar emisi.
3. Kebersihan dan Keamanan Pangan
Meliputi kebersihan tempat penyimpanan makanan, keamanan pangan dari
kontaminasi mikroba atau bahan kimia, serta kepatuhan terhadap standar sanitasi
makanan.
4. Pengelolaan Sampah
Indikatornya meliputi keberadaan sistem pengelolaan sampah yang sesuai,
tingkat pengumpulan sampah, dan tingkat daur ulang sampah.
5. Higiene Perorangan
Meliputi kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan sabun, serta sanitasi
fasilitas umum seperti toilet.
6. Kesehatan Lingkungan
Parameter ini melibatkan aspek-aspek seperti keberadaan vektor penyakit
(misalnya nyamuk atau tikus), sanitasi lingkungan (termasuk drainase yang baik),
dan keberadaan tempat pembuangan limbah medis yang aman.

Indikator dan parameter ini sering kali diatur oleh standar nasional atau internasional,
seperti SBMKL di Indonesia, untuk memastikan bahwa lingkungan dan infrastruktur
sanitasi memenuhi persyaratan minimum untuk menjaga kesehatan masyarakat.

2.2.1 Parameter dalam pengawasan permukiman

a. Fasilitas lingkungan.
b. Kemudahan memperoleh kebutuhan hidup sehari-hari.
c. Kepadatan lingkungan.
d. Prasarana lingkungan.
e. Sarana lingkungan.
f. Bagian persil yang tertutup oleh bangunan (building coverage).
g. Jarak antar bangunan rumah.
h. Kebisingan dan frekuensi lalu lintas.
i. Tumbuh-tumbuhan dan pohon yang ada

2.2.2 Indikator pengawasan permukiman

a. Fasilitas Lingkungan, di permukiman harus tersedia fasilitas-fasilitas:


1) Pendidikan.
2) Kesehatan.
3) Perbelanjaan dan niaga.
4) Pemerintahan dan pelayanan umum.
5) Peribadatan.
6) Rekreasi dan kebudayaan.
7) Olah raga.
8) Lapangan terbuka.
b. Kemudahan memperoleh kebutuhan hidup sehari-hari tanpa terhalang oleh kesulitan
transp ortasi.
c. Kepadatan lingkungan: untuk kaveling rumah 90 m2 , maka kepadatan rumah
maksimal 85 rumah/Ha. Untuk kaveling 350-400 m2 maka kepadatan maksimum
adalah 20 rumah/Ha.
d. Prasarana lingkungan, tersedia jalan, saluran air minum, saluran air limbah dan air
hujan, tempat pembuangan sampah dan jaringan listrik
e. Sarana penunjang harus ada di lingkungan permukiman.
f. Bagian persil yang tertutup oleh bangunan (building coverage) maksimal 60 % dari
luas tanah kaveling yang ada.
g. Jarak antar bangunan rumah yang satu dengan yang lain minimal 4 m
h. Kebisingan di lingkungan permukiman adalah 45-55 dB(A).
i. Tumbuh-tumbuhan yang ada jumlahnya cukup, sebagai perindang penyaring
pencemar debu dari udara serta

DAFPUS :

Mujiyono, SKM, M.Kes.2019.Buku Ajar Sanitasi Permukiman.Magetan: Poltekkes


Kemenkes Surabaya
Vivi Fikia Elvira, S.KM., M.Kes.2022.Modul Mata Kuliah Sanitasi Perumahan dan
Permukiman.Samarinda: Universitas Mulawarman

Anda mungkin juga menyukai