Anda di halaman 1dari 3

Mengapa puskesmas harus bersih?

Puskesmas bersih adalah dambaan dari setiap orang


yang berkunjung ke puskesmas tersebut. kebutuhan lingkungan puskesmas yang bersih
terbebas dari pengotoran sampah, air limbah, tercukupinya ketersediaan air bersih, terbebasnya
dari serangga dan binatang pengganggu serta cara pemeliharaan yang tepat untuk tetap bisa
mempertahankan mutu kebersihan sudah menjadi tuntutan global. Puskesmas yang kotor tidak
hanya membuat pasien, pengunjung dan karyawan menjadi tidak nyaman, karena menyadari
bahwa puskesmas yang kotor dapat menjadi terminal segala sumber penyakit, dan juga dapat
menurunkan citra bahkan sekaligus menurunkan mutu pelayanan.
Aspek apa saja yang kira-kira dapat menentukan mutu kebersihan di
puskesmas? Menciptakan kebersihan adalah upaya yang cukup sulit dan bersifat kompleks,
sehingga banyak aspek yang menentukan kebersihan tersebut antara lain : budaya/kebiasaan,
perilaku, kondisi lingkungan, social dan teknologi. Berkaitan dengan citra lingkungan puskesmas,
yang terpenting adalah kebersihan puskesmas perlu mempertimbangkan aspek-aspek khusus,
seperti : (1) Aspek biologis, yakni sebagai tempat berbagai bakteri patogen bila lingkungan
puskesmas kotor. (2) Aspek kimia, yakni pada kondisi khusus, keberadaan bakteri diperlukan
untuk menguraikan air limbah, sehingga semaksimal mungkin tidak menggunakan bahan
pembersih kimia. (3) Aspek geografis, yakni iklim tropis di Indonesia dengan kelembaban yang
tinggi menyebabkan mikro organism mudah berkembang. (4) Aspek kuantitas, yakni fasilitas
kebersihan seperti toilet, tempat sampah, alat kebersihan dll, harus disesuaikan dengan
kebutuhan. (5) Aspek budaya, meliputi masalah perilaku daan kebiasaan pasien, pengunjung
dan karyawan puskesmas.
Definisi Puskesmas Bersih. Puskesmas bersih adalah tempat pelayanan kesehatan yang
dirancang, dioperasikan dan dipelihara dengan sangat memperhatikan aspek kebersihan
bangunan dan halaman baik fisik, sampah, limbah cair, air bersih dan serangga/binatang
pengganggu.
Aktifitas terkait kebersihan puskesmas. Masyarakat di dalam lingkungan puskesmas yang
terdiri dari pasien, pengunjung dan karyawan memberikan kontribusi kuat terhadap pengotoran
lingkungan puskesmas. Untuk menciptakan kebersihan yang optimal, langkah awal yang perlu
dikenal adalah ; aktifitas masyarakat puskesmas. Aktifitas tersebut di bagi berdasarkan : (1)
Aktifitas Utama,diantaranya : Karyawan melaksanakan kegiatan perkantoran dan tindakan
pelayanan; Pasien dan pengunjung menunggu, mendapatkan pelayanan dan kegiatan
penunjang; Kegiatan lainnya seperti pelatihan kunjungan tamu dll. (2) Aktifitas lain terkait
dengan aktifitas utama, diantaranya adalah : buang air kecil; buang air besar; membuang
sampah; mencuci muka, tangan dan merapikan diri; makan dan minum; merokok; menyusui dan
memerah ASI serta meludah. (3) Aktifitas pendukung,adalah kegiatan menjaga dan
membersihkan lingkungan bangunan dan halaman.
Kriteria dan upaya menciptakan Puskesmas Bersih, kriteria puskesmas bersih mencakup
komponen sebagai berikut : (1) Kebersihan fisik halaman, dengan criteria : a) Tersedia tempat
sampah tertutup yang mudah dijangkau; b) Tidak ada sampah berserakan; c) Tidak terdapat
genangan air; d) Terdapat pohon peneduh; e) Pembatas jalan selalu bersih dari noda dan
kotoran; f) Pagar pembatas selalu bersih; g) Tersedia penerangan luar ruangan (outdoor); h)
Tersedia kran air untuk pembersihan dan penyiraman; i) Saluran air lancer; j) Tidak ditemukan
binatang pegganggu seperti kucing, tikus, anjing, dll, k) Taman terpelihara. Untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut, upaya-upaya yang bisa dilakukan adalah : pengaturan parkir yang
baik dan tempat parkir yang memadai, tidak mengizinkan penjual untuk berjualan di halaman,
menetapkan area khusus untuk berjualan, mengatur kemiringan halaman menuju saluran,
memelihara taman, menyediakan drainase dengan kemiringan yang tepat, membersihkan
saluran, memasang himbauan untuk memelihara lingkungan dan menjaga kebersihan,
mengendalikan binatang pengganggu, serta melakukan pembersihan minimal dua kali sehari. (2)
Kebersihan fisik bangunan, dengan criteria : a) Tidak terdapat sampah berserakan, b) lantai
bersih dan tidak licin, c) Dinding berwarna terang dan bersih, d) Ventilasi udara cukup atau
menggunakan peralatan mekanik, e) Sirkulasi udara baik, f) Langit-langit bersih dan tidak bocor,
g) Penerangan cukup, g) Instalasi kabel dan pipa rapi, g) Bebas serangga dan binatang
pengganggu, h) tidak berdebu, i) Tersedia sarana cuci tangan pakai sabun/desinfektan.
Untukmengatasi permasalahan-permaslahan tersebut, upaya-upaya yang dapat dilakukan,
antara lain : Menyediakan tempat sampah, cat dinding mudah dibersihkan, ventilasi dilengkapi
dengan kasa kecuali ruangan steril, terdapat himbauan menjaga kebersihan dan larangan
merokok, menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi syarat, melakukan pengendalian
serangga dan binatang pengganggu secara rutin, melakukan pembersihan minimal tiga kali
sehari. (3) Kebersihan Toilet dan Kamar Mandi, dengan criteria : a) Tersedia toilet yang
cukup untuk pasien, pengunjung dan petugas serta berfungsi dengan baik, b) Toilet bersih, tidak
berbau dan kering, c) Tersedia sarana cuci tangan pakai sabun/desinfektan, d) Bebas dari
serangga dan binatang pengganggu, d) Kemiringan lantai cukup, e) Tidak terdapat genangan air,
f) Sirkulasi udara baik. Untukmengatasi masalah-masalah tersebut diatas dapat
dilakukan upaya-upaya, seperti : Dilakukan pembersihan minimal tiga kali sehari, menyediakan
tempat sampah, melengkapi dengan exhouster fan serta menyediakan air yang cukup. (4)
Penanganan sampah, dengan criteria : a) Ada pemilahan antara sampah medis dan non
medis, b) Sampah tidak berserakan, c) Tempat sampah tertutup dan dilapisi kantong plastic
sesuai jenis sampah, d) Tersedia tempat penampungan sementara dan alat angkut khusus ke
TPS, e) Tersedia fasilitas pemusnahan sampah medis atau bekerjasama dengan pihak ketiga.
Untuk mengatasi masalah-masalah penangan sampah dapat dilakukan upaya-upaya penangan
sampah seperti : Menyediakan tempat sampah medis dan non medis dalam jumlah yang
cukup, sampah diangkut dari ruangan minimal sekali sehari atau setelah tempat sampah
penuh, Frekuensi pengangkutan sampah non medis dari TPS ke TPA minimal satu kali
sehari. (5) Ketersediaan Air Bersih, dengan criteria : a) Tersedia air bersih yang cukup untuk
setiap kegiatan, b) Kualitas air bersih yang memenuhi syarat. Untuk mengatasi masalah air
bersih, upaya-uapaya yang bisa dilakukan adalah : Pemeriksaan kualitas air secara berkala
minimal satu bulan sekali, Terdapat himbauan hemat air, Desinfeksi air. (6) Higiene dan
Sanitasi Pangan, dengan criteria : a) Makanan dikemas/disajikan dalam wadah bersih
dan tertutup, b) Penjamah makanan sehat, bersih dan menggunakan APD (alat pelindung diri).
Untuk mengatasi masalah-masalah hygiene dan sanitasi pangan, upaya-upaya yang bisa
dilakukan adalah : Peralatan pengolahan pangan hingga penyajian memenuhi syarat-syarat
pangan (food grade), Penjamah makanan melakukan pemeriksaan kesehatan minimal 6 bulan
sekali. (7) Pengelolaan Limbah Cair, dengan criteria : a) Tersedia saringan pada sumber, b)
Saluran air limbah tertutup dan lancer, c) Kualitas outlet air limbah memenuhi baku mutu. Untuk
mengatasi masalah-masalah pengolahan air limbah dapat dilakukan, upaya-upaya, seperti
: Pemeliharaan pada saluran, Dilengkapi dengan bak kontrol, Pengolahan air limbah dengan
Intlasi Pengelolaan Air Limbah, Melakukan monitoring air limbah secara berkala minimal setiap
3 bulan sekali. (8) Pengendalian Vektor Penyakit, dengan criteria : a) Kepadatan jentik aedes
sp yang diamati indeks container harus nol, b) Semua ventilasi dilengkapi dengan kasa anti
nyamuk, c) Semua ruangan bebas dari kecoa terutama pada dapur, gudang makanan dan ruang
steril, d) Tidak diketemukannya tanda-tanda keberadaan tikus, terutama pada daerah bangunan
tertutup, e) Tidak diketemukannya lalat di dalam ruangan tertutup, f) Lingkungan puskesmas
harus bebas dari binatang pengganggu. Untuk mengatasi masalah-masalah pengendalian vector
dapat dilakukan upaya-upaya, seperti : dilakukan pengendalian serangga dan binatang
pengganggu secara berkala. .(9) Pelestarian Lingkungan Hidup, dengan criteria : a) Terdapat
pohon pelindung yang cukup, b) Terdapat biopori, c) Adanya pengelolaan sampah organik
menjadi pupuk kompos,. Untuk mengatasi masalah-masalah pelestarian lingkungan hidup, dapat
dilakukan upaya-upaya seperti : Program penghijauan/penanaman pohon, Pengomposan
sampah, Pembuatan resapan air/biopori, effisiensi penggunaan air. (10) Gerakan
Kebersihan, dengan criteria : Adanya kegiatan rutin untuk membersihkan lingkungan
puskesmas. Untuk mengatasi masalah gerakan kebersihan, dapat dilakukan upaya-upaya
seperti : Melaksanakan gerakan jumat bersih atau sejenisnya, Adanya kebijakan tertulis
mengenai gerakan jumat bersih atau sejenisnya. (11) Edukasi Perilaku Sehat, dengan criteria
: Adanya media promosi tentang kebersihan. Untuk mengatasi masalah edukasi perilaku sehat,
dapat dilakukan upaya-upaya seperti : Memasang himbauan, stiker, poster, leaflet tentang
kebersihan, larangan merokok, larangan meludah sembarangan, pojok ASI, Larangan
membuang sampah sembarangan.
Untuk menciptakan puskesmas yang bersih, maka haruslah memenuhi criteria-kriteria seperti
dijelaskan diatas serta melakukan upaya-upaya penyelenggaraan kebersihan lingkungan
puskesmas, sehingga perlu ada komitmen bersama serta ketertiban dari semua pihak yang ada
di lingkungan puskesmas, mulai dari pucuk pimpinan, staf , pengunjung serta pasien. Semoga
puskesmas kita BERSIH.
Sumber : Pedoman Puskesmas Bersih, Kemenkes RI 2012.

Oleh : Ni Nyoman Kristina, SKM, MPH. WIDYAISWARA MUDA UPT BPKKTK DIKES
PROVINSI BALI

Anda mungkin juga menyukai