Anda di halaman 1dari 12

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi masih menjadi masalah kesehatan di negara berkembang

termasuk Indonesia. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama kematian anak. Penyakit infeksi yang
cukup tinggi memerlukan upaya pencegahan, salah satunya adalah imunisasi Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan melakukan Imunisasi (PD31) adalah Tuberculosis, Hepatitis B, Difleri, Pertusis, Tetanus,
Campak, dan Polio.

Imunisasi menjadi penting karena dapat melindungi dari berbagai penyakit yang berbahaya. PD31 masih
menyita perhatian yang salah satunya adalah Penyakit Campak. Penyakit Campak dikenal dengan nama
morbili, merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus golongan
paramyxoviridae, RiboNucleic Acid (RNA), 90% anak yang tidak kebal untuk terserang Penyakit Campak.
Manusia diperkirakan satu-satunya reservoir, walaupun monyet dapat terinfeksi tetapi tidak berperan
dalam penyebaran. Penularan terjadi melalui batuk, bersin (sekret hidung). Penularan dapat terjadi 1-3
hari sebelum panas. (Chapter. 2015)

Penyakit campak adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan pada bayi
dan anak di Indonesia dan merupakan PD31. Penyakit ini tetap menjadi salah satu penyebab utama
kematian di kalangan anak-anak di dunia, meskipun tersedia vaksin yang aman dan efektif. Penyakit ini
umumnya menyerang anak umur di bawah 5 tahun (balita) akan tetapi campak bisa menyerang semua
umur. Pada tahun 2013, sekitar 145.700 orang meninggal akibat campak, sekitar 400 kematian setiap
hari atau 16 kematian setiap jam dan sebagian besar terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Sampai saat ini cara yang efektif untuk mencegah penyakit campak yaitu dengan imunisasi. (WHO, 2015)

Program imunisasi campak di Indonesia dimulai pada tahun 1982. Dan Indonesia telah berkomitmen
untuk mencapai Eliminasi Campak pada tahun 2020. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk
meningkatkan status kekebalan pada kelompok rentan dan meningkatkan kekebalan masyarakat dengan
melaksanakan Crash Program Campak di 183 Kabupaten/Kota di 28 provinsi yang merupakan daerah
berisiko tinggi campak.

Kegiatan ini merupakan pemberian imunisasi campak kepada anak usia 9 buhan dan imunisasi ulang
pada bayi usia 24 sampai 59 bulan tanpa memperhatikan status imunisasi campak sebelumnya. Dengan
demikian, kekebalan masyarakat di daerah tersebut akan meningkat sehingga dapat menurunkan
kejadian penyakit campak. (Dinkes kab SAMBAS, 2016).

Faktanya pada awal 2016 ini sudah ada 102 kasus wabah penyakit campak terjadi untuk saat ini dalam
upaya pencegahan KLB campak memang belum tercapai Hal tersebut disebabkan oleh semakin
banyaknya masyarakat yang menolak vaksinasi dengan alasan dilarang agama atau tidak percaya dengan
minfaat vaksin.
Ditambah lagi dengan asumsi masyarakat yang khawatir dengan adanya. vaksin palsu yang beredar saat
ini, mengakibatkan semakin terhambatnya pemberian imunisasi campak dengan adanya orangtua yang
tidak mau mengimunisasikan anaknya karena khawatir dengan kondisi anaknya apabil sampai
mendapatkan imunisasi campak dengan vaksin palsu. (Sumardiyani, Windiyati Retno. 2016)

Maka dari itu, dengan memberikan asuhan kebidanan imunisasi dan memberikan informasi dengan baik
dalam upaya membantu tercapainya imunisasi campak yang merata pada anak, diharapkan dapat
membantu mengurangi angka penyebaran penyakit campak tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji Asuhan Kebidanan pada Bayi
sehat terhadap By.S di Puskesmas Bojong Rawalumbu Bekasi Tahun 2016.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen yang tepat pada bayi sehat
dengan imunisasi campak.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mengidentifikasi masalah dan melakukan analisa dari data yang terkumpul dari bayi sehat
dengan immisasi campak.

b. Mampu menginterprestasikan data yang terkumpul baik dalam bentuk diagnosa serta masalah dan
kebutuhan pada bayi selat degan imunisasi campak.

c. Mampu mengidentifikasi diagnosa serta masalah potensial terhadap bayi dengan imunisasi campak.

d. Mampu membuat rencana manajemen terhin bayi sehat dengan imunisasi campak.

e. Mampu mengimplementasikan rencana tindakan yang dibuat untuk bayi sehat dengan imunisasi
campak.

f. Mampu mengevahasi sejauh mam tingkat keberhasilan rencana manajemen yang telah dicapai
terhadap bayi sehat dengan immisasi campak.

C. Manfaat

1. Bagi Institusi Pendidikan (Akademi Kebidanan Gema Nusantara) Sebagai dokumentasi dan bahan
perbandingan antara teori yang didapatkan dipendidikan terhadap bayi schat dengan imunisai campak.
2. Bagi Lahan Praktek (Puskesmas Bojong Rawalumbu) Merambah wawasan dan pengetahuan tenaga
kesehatan khususnya bidan dalam menangani asuhan kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi
campak, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan.

3. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman tentang asuhan kebidanan pada bayi sehat
dengan imunisasi campak, serta sebagai penerapan ilmu yang telah didapat.

4. Bagi Orang Tua/Bayi Sehat

Dapat meningkatkan pengetahuan orangtua mengenai informasi dan pentingnya imunisasi campak
terhadap bayinya.

BAB II

A. Pengertian

TINJAUAN TEORI

Imunisasi berasal dari kata "immune" artinya kebal. Imunisasi berarti mengebalkan memberi kekebalan
pasif (diberi antibody) yang sudah jadi seperti hepatitis B imunoglobin pada bayi yang lahir dari ibu
dengan hepatitis B, sedangkan vaksinasi berasal dari kata "vaccine" yaitu zat yang dapat merangsang
timbulnya kekebalan aktif seperi BCG, Polio, DPT, Hepatitis B dan lain-lain

Imunisasi sesungguhnya adalah pemindahan atau transfer antibody (immunoglobin) secara pasif.
sementara vaksinasi adalah pemberian vaksin atau antigen (kuman atau bagian kuman yang
dilemahkan) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibody) di dalam tubuh. (Sunarti.
2012 :9)

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit
tersebut. (Kemenkes RI. 2004)

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke
dalam tubuh, agar tubuh membuat zat anti body untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.
Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merengsang pembentukan
zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT, Campak) dan
melalui mulut (misalnya vaksin polio). (Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008:54)
B. Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisai adalah agar anak menjadi kebal terhadap penyakit, sehingga dapat menurunkan angka
morbilitas dan mortalitas, serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. (Hidayat, A. Aziz Alimul 2008:54)

C. Etiologi Penyakit Campak

Penyebab penyakit ini menurut Rampengan dan Laurentz adalah sejenis virus yang tergolong dalam
famili Paramyxovirus yaitu jenis genus virus morbili

Vins ini sangat sensitive terhadap panas dan dingin, dan dapat dinaktifkan pada suhu 30°C dan -20°C,
sinar ultraviolet, eter, tripsin dan betapropiokakton. Sedang formalin dapat memusnahkan daya
infeksinya tetapi tidak mengganggu aktivitas komplemen. Penyakit ini dapat disebarkan melalui udara.

(Permatasari, Tika. 2015)

D. Jenis-jenis Imunisasi

Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu di berikan pada semua orang, terutama bayi dan
anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari penyakit yang berbahaya.

1. Imunisasi BCG

Imunisasi yang di berikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC),
yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular..

2. Imunisasi DPT, HB, HIB

DPT merupakan imunisasi dengan memberikan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah
di hilangkan sifat racunnya akan masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toxoid). Imunisasi
hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis.
Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair. (Hidayat, A. Aziz Alimul 2008:56)

Imunisasi HiB (haemophilus influenzae tipe B) merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah
terjadinya penyakit influenza tipe b. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murni (PRP: purified capsular
polysacharide) kuman H.influenzae tipe b.

Antigen dalam vaksin tersebut dapat dikonjugasi dengan protein- protein hin, seperti toksoid tetanus
(PRP-T), toksoid difleri (PRP-D atau PRPCR50), atau dengan kuman menongokokus (PRP-OMPC).
(Hidayat, A. Aziz Alimul 2008: 59)
3. Imunisasi Polo

Imunisasi yang di berikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomielitis, yaitu penyakit
radang yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan hampuh kaki

4. Imunisasi Campak

Imunisasi yang di gunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini
sangat menukar. Imunisasi ini di berikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak
(morbili/meales).

5. Imunisasi Hapatitis B Imunisasi ini di berikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit
hepatitis b, yaitu penyakit infeksi yang dapat merusak hati, Imunisasi yang di gunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis, yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. (Maryuani Anik.
2010: 215-221)

E. Jenis-jenis Vaksin

Menurut Prof. Dr. Hariyono Suyitno dr.Sp A (K) dalam buku pedoman imunisasi di Indonesia (2008) pada
dasamya vaksin dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Live attenuated (kuman atau virus hidup yang dilemahkan

2. Inactivated (kuman, virus atau komponennya yang dibuat tidak aktif)

(Sunarti 2012:45)

F. Dosis, Jumlah dan Waktu Pemberian Serta Efek Samping

1. BCG

Umur Dosis

:0-11 bln

: 0,05 cc

Cara : Intrakutan, lengan kanan

Jumbh suntikan : Satu kali


Efek samping

a. Reaksi normal

Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil
merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm

Setekh 2-3 minggu kemudian, pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian menjadi luka dengan
garis tengah 10 mm, jangan berikan obat apapun pada luka dan biarkan terbuka atau bih akan ditutup
gunakan kasa kering, Luka tersebut akan sembuh dan meninggalkan jaringan parut tengah 3-7 num.

b. Reaksi berat

Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam, kadang juga terjadi
pembengkakan di kelenjar limfe pada leherketink, hal ini disebabkan kesahhan penyuntikan yang terlalu
dalam dan dosis yang terlalu tinggi. c. Reaksi yang lebih cepat

Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat
dari 2 minggu, ini berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut
telah terinfeksi BCG.

2. DPT, HB, HIB (pentavalen)

Umur

Dosis

:2-11 bh

: 0,5 cc

Cara

:IM/SC, jumlah suntikan :3 x


:Minimal 4 minggu

Selang pemberian

Efek samping

a. Panas

Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah mendapat imunisasi DPT, tapi panas ini
akan sembuh 1 - 2 hari. Anjurkan agar jangan dibungkus dengan baju tebal dan dimandikan dengan cara
melip dengan air yang dicelupkan ke air hangat. b. Rasa sakit di daerah suntikan

Sebagian anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak.

c. Peradangan

Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini mungkin disebabkan peradangan, mungkin
disebabkan oleh jarum suntik yang tidak steril karena :

1) Jumlah tersentuh

2) Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas tempat yang tidak steril.

3) Sterilisasi kurang lama. 4) Pencemaran oleh kuman.

d. Kejang-kejang

Reaksi yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas reaksi disebabkan oleh komponen dari vaksin
DPT.

3. Polio

:0-11 bh

: 2 tetes

Umur
Dosis

Cara : Meneteskan ke dalam mulut

Selang waktu

Berikan 4 x dengan jarak minimal 4 minggu.

Efek samping

Convert to SmartArt

Picture

Text Box

Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik karena ada gangguan
penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat.

5. Campak

Umur

:9 bln & 24 bulan


Dosis

Cara

: 0,5 cc

: Suntikan secara IM di lengan kiri atas

Jumlah suntikan

: 2 x dapat diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin lain tapi tidak dicampur dalam 1 semprit.

Efek samping

: Panas dan kemerahan. Anak-anak mungkin panas selama 1-3 hari setelah 1 minggu penyuntikan,
kadang disertai kemerahan seperti penderita campak ringan.

D. Tanda dan Gejala Campak

1. Gejala pertama adalah demam, lelah, batuk, hidung beringus, mata merah dan sakit, dan terasa
kurang sehat. Beberapa hari kemudian timbul ruam Ruam tersebut mulai pada muka, merebak ke tubuh
dan berlanjut selama 4-7 hari.

2. Sampai sepertiga penderita campak mengalami komplikasi, yang termasuk infeksi telinga, diare dan
pneumonia, dan mungkin memerlukan rawat inap. Kira-kira satu dari setiap 1000 penderita campak
terkena ensefalitis (pembengkakan otak). (Health, Government. 2015)

E. Jadwal Pemberian Imunisasi


Tabel 2-1 Jadwal PemberianImunisasi

G. Pengobatan Penyakit Campak

Sistem kekebalan tubuh manusia secara ahmi akan melawan infeksi virus ini, tapi jika komplikasi terjadi
atau infeksi campak menjadi sangat parah, mungkin diperkikan perawatan dan pengobatan campak di
narah saki. Untuk mempercepat proses pemilihan, terdapat beberapa hal yang bisa membantu:

1. Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi.

2. Banyak istirahat dan hindari sinar matahari selama mata masi sensitif terhadap cahaya.

3. Minum obat penurun demam dan obat pereda sakit serta nyeri. Tapi jauhkan aspirin jika usi anak di
bawah 16 tahun. (Alo Dokter. 2015)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam asuhan kebidanan pada bayi schat terhadap By.S asuhan kebidanan diberikan sesuai dengan
asuhan kepada semua bayi sehat. Asuhan kebidanan pada bayi schat terhadap By.S dilakukan
pengambilan data subjektif yaitu anamnesa seperti riwayat kesehatan, riwayat imunisasi, riwayat
penyakit sekarang didapatkan hasil By.S datang untuk imunisasi bayinya. Pengambilan data objektif
pada bayi sehat terhadap By.S yaitu

pemeriksaan tanda-tanda vital, timbang berat badan, ukur tinggi badan dan

pemeriksaan fisik. Maka dengan ini, sesuai dengan materi di atas dapat disimpulkan bahwa diagnosis
kebidanan yang didapatkan yaitu By.S usia 9 bulan 1 hari dengan

immisasi Campak.
Rencana asuhan pada bayi sehat terhadap By S yaitu jelaskan pada ibu pemeriksaan bayinya, jelaskan
pada ibu tentang kegunaan imunisasi Campak, siapkan peralatan yang akan digunakan, beritahu ibu
bahwa akan dilakukan penyuntikan, hakukan penyuntikan beritahu ibu tentang efek samping imunisasi
Campak, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan giz seimbang anjurkan ibu untuk tetap
memberikan ASI kepada bayinya dan menganjurkan untuk memberikan makanan tambahan, beritahu
ibu untuk kunjungan ulang

Implementasi (pelaksanaan) dari rencana asuhan pada bayi sehat terhadap By.S yaitu menjelaskan hasil
pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan schat: menjelaskan pada ibu kegunaan imunisasi Campak
yaitu untuk mencegah penyakit campak; menyiapkan peralatan seperti kapas alkohol, spuit, dan vaksin
Campak, memberitahu ibu bahwa bayinya akan disuntik imunisasi, melakukan penyuntikan di lengan kiri
secara Intramuskuler (IM) dengan dosis 0,5 cc. menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang seperti nasi, sayur-mayur, hauk pauk, dan buah-buahan.

menganjurkan pada ibu untuk tetap memberikan ASI dan memberikan makanan tambahan yang lebih
padat seperti bubur nasi, nasi TIM, dan nasi lembek, dan menganjurkn ibu kunjungan ulang untuk
dilakukan imunisasi bajutan sesuai jadwal dan usia bayinya.

Evalasi dari pelaksanaan asuhan yang telah dilakuakan ibu mengerti hasil pemeriksaan bayinya,
penyuntikan telah dilakukan, ibu bersedia mengikuti anjuran bidan, dan ibu berjanji akan melakukan
kunjungan ulang untuk imunisasi lanjutan.

Dalam praktek pemeriksaan bayi sehat tidak ada kesenjangan praktek dan teori, kurangnya
pengetahuan akan immisasi dapat membuat banyak bayi tidak dimunisasi dan menderita penyakit
menular.

B. Saran

1. Bagi institusi pendidikan

a. Mampu meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan
di bidang teori dan praktek mengenai bayi schat. b. Mampu memperhatikan kualitas dan pendidikan
dengan tetap
membimbing dan mengarahkan mahasiswa dengan membekali

keterampilan yang cukup dan juga ditunjang sarana yang memadai dari hahan praktek yang sudah
menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif mengenai bayi selut.

c. Sebagai dokumentasi dan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya mengenai bayi sehat.

2. Bagi lahan praktek

Pelayaran sudah dilakukan cukup baik, hendaknya hal-hal baik dapat dipertahankan dan yang masih
kurang dapat diperbaiki, sehingga komplikasi yang mungkin terjadi dapat dihindari pada bayi sehat.

3. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan dapat menggunakan kesempatan belajar didalam praktek dengan baik dan dapat
mengambil ilmu yang mungkin tidak didapatkan di institusi pendidikan.

Mahasiswa sebagai calon bidan harus dapat mengantisipasi

kemungkinan masalah yang akan ditimbulkan dalam melakukan Asuhan Kebidanan pada bayi sehat,
mendokumentasikan semua tindakan dan perkembangan yang terjadi pada bayi sehat serta bertindak
sistematis dan berkesinambungan dalam makakukan Asuhan Kebidanan.

4. Bagi Orang tua Bayi

Diharapkan orangtua bersedia untuk melanjutkan imunisasi lanjutan untuk bayinya dan memberikan ASI
kepada bayinya secara adekuat.

Anda mungkin juga menyukai