Anda di halaman 1dari 6

DISASTER RECOVERY PLAN

ARTIKEL YANG MELIPUTI PERANAN DAN FUNGSI DARI (DRP)

Oleh :
MADE BOY KUSUMA NUSANTARA (170010010)

JENJANG STUDI : STRATA SATU (S1)


PROGRAM STUDI : SISTEM KOMPUTER
KELAS : BD171

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS


STIKOM BALI
2019

PEMBAHASAN

Disaster Recovery Plan (DRP) adalah suatu terminology yang sudah


dikenal oleh perusahaan-perusahaan dimana basis bisnisnya adalah teknologi
informasi (TI). Sekalipun demikian, metode DRP ini terkadang dilupakan oleh
para professional TI. Padahal metode DRP adalah salah satu aspek yang sangat
penting dan strategis. Pemahaman akan konsep-konsep pemulihan sangat
penting dalam perencanaan dan penerapan metode DRP. Dengan memahami
konsep DRP maka dapat dikembangkan solusi-solusi teknis dalam pemulihan
bencana. Gambaran Umum IT-DRP diantaranya :

1. Pengkajian dan Pembaharuan berkala

Kegiatan pengkajian dan pembaharuan IT-DRP harus dilakukan secara


terstruktur dan terkontrol. Setiap perubahan yang dilakukan dalam IT-
DRP harus diuji secara penuh sesuai dengan kondisi perusahaan.
Sehingga seluruh perubahan yang dilakukan dalam IT-DRP ini harus
dikontrol dan dengan persetujuan dari Direktur IT perusahaan.

2. Penyimpanan IT-DRP

Salinan dari IT-DRP, CD, dan hard copy akan disimpan di dalam lokasi
aman yang ditentukan oleh perusahaan. Setiap anggota dari manajer
senior harus memiliki salinan dari IT-DRP yang harus disimpan di dalam
tempat tinggal setiap anggota. Selain itu setiap anggota Disaster
Recovery Team (DRT) harus memiliki salinan dari IT-DRP tersebut.

3. Tugas dan Tanggung Jawab DRT (Disaster Recovery Team)

Disaster Recovery Team (DRT) merupakan personil inti dari DRP yang
bekerja dibawah pengawasan CIO atau Manajer IT Senior perusahaan.
DRT bertugas untuk menerapkan DRP ketika terjadi bencana dalam
perusahaan, dan memastikan bahwa DRP diterapkan secara menyeluruh.

4. Respon Terhadap Keadaan Darurat

Merupakan prosedur-prosedur yang harus dilakukan ketika terjadi suatu


bencana mendadak. Hal ini ditujukan agar ketika terjadi bencana tersebut,
tim dapat menyediakan baik pertolongan pertama maupun prosedur
evakuasi.

Adapun fungsi dari drp yaitu menyediakan kemampuan atau sumber daya
untuk menjalankan proses vital pada lokasi cadangan sementara waktu dan
mengembalikan fungsi lokasi utama menjadi normal dalam batasan waktu
tetentu, dengan menjalankan prosedur pemulihan cepat, untuk meminimalisir
kerugian organisasi.

DRP meliputi :

 Disaster Recovery Planning (DRP) (rencana pemulihan dari bencana)


 Testing the disaster recovery plan ( pengujian terhadap rencana
pemulihan)
 Disaster recovery procedures (prosedur pemulihan dari bencana)

Tujuan adanya DRP :

 Mempersiapkan organisasi dalam menghadapi bencana


 Meningkatkan Kepuasan Konsumen dan Kepercayaan masyarakat
 Meningkatkan Kepercayaan investor atau shareholder
 Meminimasi kerusakan atau gangguan akibat bencana
 Mengembalikan kegiatan operasional menjadi normal kembali secepat
mungkin setelah terjadi bencana

Peranan DRP yaitu :

 Melindungi organisasi dari kegagalan layanan komputer utama


 Meminimalisasi risiko organisasi terhadap penundaan (delay) dalam
penyediaan layanan
 Menjamin kehandalan dari sistem yang sedia melalui pengetesan dan
simulasi
 Meminimalisasi proses pengambilan keputusan oleh personal/manusia
selama bencana

Manfaat dari adanya DRP :

 Melindungi organisasi dari kegagalan layanan komputer atau system


utama
 Meminimalisasi risiko organisasi terhadap penundaan (delay) dalam
penyediaan layanan
 Menjamin kehandalan dari sistem yang sedia melalui pengetesan dan
simulasi
 Meminimalisasi proses pengambilan keputusan oleh personal/manusia
selama bencana.

Berikut beberapa contoh kasus perusahaan yang menerapkan DRP :

1. Lehman Brothers

Sebuah perusahaan keuangan raksasa, yang kantor pusatnya luluh


lantah bersamaan runtuhnya menara kembar WTC pada serangan 11 September
2001 di New York. Meski porak poranda, toh pada hari itu juga bagian treasury-
nya masih sanggup menjalankan fungsi cash-management. Bahkan, keesokan
harinya, perusahaan ini sudah memperdagangkan produk fixed-income-nya.
Kurang dalam seminggu, 400 online trader-nya sudah siap melakukan transaksi
jual beli saham di bursa New York. Hal itu mungkin terjadi karena perusahaan ini
memiliki disaster recovery di dua tempat, satu di New Jersey dan satunya lagi di
London, Inggris. Di kedua tempat itulah tersimpan backup informasi penting milik
perusahaan.

2. Data Center IDC

Pada malam tanggal 12 Agustus 2012 telah terjadi kebakaran di Data


Center IDC yang berlokasi di Duren Tiga. Kebakaran tersebut disebabkan
adanya kerusakan pada UPS. Banyak website seperti : Detik, Garuda Indonesia,
MyTrans, Indowebster, Maxindo, OkeZone, Liputan 6, dll, mengalami down.
Kebakaran di IDC sangat menjadi pelajaran berharga bagi perusahaan besar di
Indonesia. Dengan adanya hal tersebut, mereka mulai berfikir bahwa pentingnya
Disaster Recovery Center (DRC) serta Disaster Recovery Plan (DRP) sebelum
terjadi sesuatu seperti ini lagi.

3. Data Center Biznet

Pada tanggal 1 Maret 2017, salah satu data center Biznet di Jakarta
mengalami kegagalan dalam membangkitkan sumber listrik cadangan. Hal ini
mengakibatkan beberapa situs marketplace besar di Indonesia tumbang selama
kurang lebih 6 jam.
Sayangnya Tokopedia, Bukalapak, dan JD.ID sepertinya tidak memiliki
disaster recovery plan. Karena selama data center Biznet downtime, ketiga situs
e-commerce tersebut tetap tidak dapat diakses.

Bisa jadi ini merupakan contoh kasus disaster recovery plan yang tidak
didukung dengan strategi pemulihan bencana. Anda dapat melihat perbedaan
rencana pemulihan bencana dengan rencana keberlangsungan usaha agar
terbebas dari kesesatan yang dapat menempatkan perusahaan ada pada kondisi
sulit.

Anda mungkin juga menyukai