Oleh:
A. Pengertian
Disaster recovery planning (DRP) adalah perencanaan untuk pengelolaan
secara rasional dan cost-effective bencana terhadap sistem informasi yang akan dan
telah terjadi. Didalamnya terdapat aspek catastrophe in information systems. Seperti
halnya polis asuransi, suatu perencanaan preventif terhadap bencana pada sistem
informasi dan pemulihan pasca bencana yang efektif harus dirasakan manfaatnya
walaupun bencana”tak pernah akan terjadi” justru karena efektivitas sistem informasi
tersebut. Namun runtuhnya sistem informasi itu sendiri merupakan bencana,
terhentinya kegiatan sehari-hari hari karena kehilangan informasi.
Apabila membahas Disaster Recovery Planning (DRP), tidak dapat terlepas dari
Business Continuity Planning (BCP). Business Continuity Planning
(BCP) merupakan suatu strategi untuk memperkecil efek gangguan dan untuk
memungkinkan proses bisnis terus berlangsung. Sedangkan Disaster Recovery
Planning (DRP) adalah proses, kebijakan, dan prosedur yang berkaitan dengan
persiapan untuk pemulihan atau kelanjutan dari infrastruktur teknologi yang penting
bagi organisasi setelah bencana, baik karena alam ataupun ulah manusia. Dapat
disimpulkan bahwa Disaster Recovery Planning (DRP) merupakan bagian dari
Business Continuity Planning (BCP).(3) Akan tetapi juga terdapat sumber yang
menyebutkan bahwa DRP adalah sama dengan BCP.
Dengan tersedianya mesin server di tempat terpisah (dari server room yang
terbakar) anda bisa melakukan restorasi data ke mesin cadangan diruang ini agar
memungkinkan users bisa mulai melanjutkan pekerjaannya dalam batas minimum agar
bisa operasional saja. Proses inilah yang disebut bagian dari Disaster Recovery (DR).
Dari sini kita bisa memahami apa perbedaan utama dari Disaster Recovery dan
Business Continuity dalam system perencanaan recovery bencana dan kesinambungan
business anda.
F. Strategi Pencegahan
Dalam business continuity dan disaster recovery planning anda seharusnya juga
mencakup strategy preventive / pencegahan yang meliputi metoda-metoda yang harus
diambil untuk menghindari potensi terjadinya suatu bencana.
Ukuran strategy-strategy tersebut adalah krusial untuk melakukan mitigasi dari resiko
dan biasanya di-implementasikan sepanjang temuan potensi resiko. Berikut adalah
contoh-contoh strategy pencegahan:
1. Strategy backup berbasis harian, mingguan, dan bulanan seharusnya dilakukan dan
data disimpan offsite. Kenapa harus disimpan offsite? Kalau disimpan ditempat /
digedung yang sama, jika terjadi kebakaran total anda kehilangan semuanya –
bahkan harta paling berharga anda yang berupa data lenyap – akibatnya anda tidak
lagi bisa mengembalikan system anda. Kebijakan anda nantinya bisa dikriminalisasi
2. Memperbaiki dan memanage dengan baik dan perlindungan prima terhadap system
firewall yang merupakan pintu gerbang ancaman dari fihak luar (internet) misal
serangan virus dan hackers.
3. Instalasi anti-virus kepada semua server dan client computer agar bisa mencegah
serangan terhadap virus
G. Pemulihan
Dalam dokumen disaster recovery dan business continuity anda, strategy pemulihan
seharusnya meliputi langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi suatu bencana.
Penindaklanjutan dari langkah-langkah ini haruslah cepat untuk menghindari kerangkah
waktu yang lama pada tingkatan yang bisa diterima. Berikut ini adalah contoh dari
strategy pemulihan:
1. Melakukan test data restore secara regular untuk memastikan bahwa data anda
pada saat terjadi proses pemulihan – bisa direstore dengan baik.
2. Memanage fasilitas ruang server alternate dengan mesin server standby yang bisa
diterima (karena menyangkut biaya) terpisah dari ruang server utama in case ruang
server utama terjadi bencana and ludes gak tersisa. Hal ini bisa meliputi mesin
domain server (DNS) atau system Active Directory dan mail-server anda yang
merupakan infrastructure kritis dalam operasional anda.
3. Spare server cadangan diruang server alternate anda untuk bisa dilakukan
pemulihan cepat data anda jika terjadi keadaan bencana terhadap ruang server
utama.
Begitu pentingnya data anda yang merupakan kerja keras suatu company selama
bertahaun-tahun maka sudah seharusnya lah anda memberikan perlindungan sangat
bagus dan paling penting adalah anda bisa melakukan pemulilhan kembali operasional
tanpa kehilangan data berharga anda jika terjadi suatu bencana. Untuk itulah anda
harus mengembangkan system perencanaan disaster recovery dan business continuity
dalam perusahaan anda.
Referensi
https://chanifindah.wordpress.com/2012/07/05/disaster-recovery-planning-drp/
http://crmsindonesia.org/publications/disaster-recovery-planning-manajemen-bencana-
administrasi-dan-akuntansi/
http://ecgalery.blogspot.com/2010/06/disaster-recovery-planning.html