Anda di halaman 1dari 3

Disaster Recovery Planning

Memahami Disaster Recovery Dan Business Continuity Planning Serta Urgensinya Dalam Business
Anda

Dalam suatu jaringan komputer berskala bisnis dan enterprise, perencanaan suatu pemulihan
adanya bencana (Disaster recovery) dan kesinambungan bisnis (Business continuity) adalah suatu
keharusan. Disaster recovery dan business continuity adalah dua proses yang berbeda akan tetapi
keduanya biasanya digabungkan kedalam suatu kerangka kerja tunggal yaitu suatu perencanaan
pemulihan bencana dan kesinambungan bisnis atau biasa disebut Business Continuity and Disaster
Recovery Planning.

Sebelum kita mengembangkan suatu disaster


recovery and business continuity planning pertama kali kita perlu memahami perbedaan antara
keduanya – disaster recovery (DR) dan Business continuity (BC). Untuk memahami perbedaan antara
keduanya perlu dijelaskan dengan memahami suatu scenario berikut ini.

Dalam suatu incident dimana suatu kebakaran melahap sebuah server-room dimana berada
didalamnya semua server- menghancurkan semua yang ada didalamnya termasuk semua server dan
infrastcruture pendukungnya sepertirouter, Switches, jaringan kabel dan apapun – semuanya tak
tersisa sama sekali. Didalam dokumentasi disaster recovery and business continuity anda – anda
perlu melakukan beberapa proses disaster recovery dan business continuity.

Contoh Disaster Recovery (DR)

Sebagai administrator system anda tentunya sudah melakukan suatu perencanaan system backup
yang rapi. Salah satunya adalah server alternate yang ada di tempat terpisah dari server room utama
anda dan tentunya anda juga sudah mempersiapkan diri dengan selalu mengirim data backup secara
berkala ke tempat penyimpanan diluar lokasi jauh dari tempat perusahaan anda (offsite storage).

Dengan tersedianya mesin server di tempat terpisah (dari server room yang terbakar) anda bisa
melakukan restorasi data ke mesin cadangan diruang ini agar memungkinkan users bisa mulai
melanjutkan pekerjaannya dalam batas minimum agar bisa operasional saja. Proses inilah yang
disebut bagian dari Disaster Recovery (DR).

Contoh Business Continuity (BC)


Dalam suatu usaha untuk membangun kembali (akibat bencana kebakaran ini) menjadi full
operasional kembali, maka dalam business continuity plan – anda akan melakukan langkah-langkah
berikut ini:

 Anda melakukan survey pasar untuk kemudian membeli unit-unit server baru termasuk
infrastructure pendukungnya seperti Switches, Routers, dan perangkat jaringan lainnya.

 Membangun kembali gedung fisik server room dan fasilitas pendukung lainnya seperti
system jaringan perkabelan, rak-rak server, system keamanan – alarm system, perangkat
pemadam yang ditempatkan pada lokasi yang gampang dijangkau, system emergency exit
yang memadai dan lain sebagainya tentunya comply dengan system HSE (Health and Safety
Environment) anda.

 Dan terakhir adalah pekerjaan panjang yang sangat melelahkan adalah mengembalikan /
migrasi data dan management user kedalam system baru ini.

Dari sini kita bisa memahami apa perbedaan utama dari Disaster Recovery dan Business Continuity
dalam system perencanaan recovery bencana dan kesinambungan business anda.

Setiap organisasi sudah seharusnya memanage project dan infrastructure system informasinya dan
melindunginya terhadap segala macam bentuk ancaman serta perlu juga memanage system disaster
recovery dan business continuity planning-nya terhadap segala macam bentuk kerusakan dan
kehilangan data dalam hal adanya bencana. Ancaman dan kerusakan serta kehilangan data adalah
nyata yang bisa menyebabkan kerugian perusahaan miliaran bahkan trilunan rupiah setiap
tahunnya. Untuk itulah maka perlunya suatu system disaster recovery dan business continuity plan
adalah sangat dibutuhkan agar bisa membantu setidaknya mengidentifikasi dan mencegah segala
macam bentuk ancaman yang bisa memperngaruhi kesinambungan bisnis.

Business continuity dan disaster recovery planning memberikan suatu kerangka kerja untuk
membuat suatu penyelamatan / recovery infrastructure IT anda dari segala macam bencana baik
yang berskala kecil maupun besar. Suatu disaster recovery dan business continuity memberikan
daftar yang sudah dibuat dan koordinasi dari langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk
meminimalkan efek-efek secara kesuluruhan dari suatu bencana. Sepanjang atau kelanjutan dari
suatu bencana, dokumen disaster recovery planning membantu anda agar tidak sampai mengalami
kebingungan apa yang mesti anda lakukan terlebih dahulu – jadi ada kerangka kerja yang sudah anda
dokumentasikan sebelumnya langkah-langkah yang harus anda lakukan. Hal ini membantu anda
dalam mempercepat pemulihan system kedalam level yang stabil untuk bisa beroperasinya business
anda kembali.

Strategy Pencegahan

Dalam business continuity dan disaster recovery planning anda seharusnya juga mencakup strategy
preventive / pencegahan yang meliputi metoda-metoda yang harus diambil untuk menghindari
potensi terjadinya suatu bencana.

Ukuran strategy-strategy tersebut adalah krusial untuk melakukan mitigasi dari resiko dan biasanya
di-implementasikan sepanjang temuan potensi resiko. Berikut adalah contoh-contoh strategy
pencegahan:
1. Strategy backup berbasis harian, mingguan, dan bulanan seharusnya dilakukan dan data
disimpan offsite. Kenapa harus disimpan offsite? Kalau disimpan ditempat / digedung yang
sama, jika terjadi kebakaran total anda kehilangan semuanya – bahkan harta paling berharga
anda yang berupa data lenyap – akibatnya anda tidak lagi bisa mengembalikan system anda.
Kebijakan anda nantinya bisa dikriminalisasi …he..he..kayak kasus Century saja ….!

2. Memperbaiki dan memanage dengan baik dan perlindungan prima terhadap system
firewall yang merupakan pintu gerbang ancaman dari fihak luar (internet) misal serangan
virus dan hackers.

3. Instalasi anti-virus kepada semua server dan client computer agar bisa mencegah serangan
terhadap virus

Recovery / Pemulihan

Dalam dokumen disaster recovery dan business continuity anda, strategy pemulihan seharusnya
meliputi langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi suatu bencana. Penindaklanjutan dari
langkah-langkah ini haruslah cepat untuk menghindari kerangkah waktu yang lama pada tingkatan
yang bisa diterima. Berikut ini adalah contoh dari strategy pemulihan:

1. Melakukan test data restore secara regular untuk memastikan bahwa data anda pada saat
terjadi proses pemulihan – bisa direstore dengan baik.

2. Memanage fasilitas ruang server alternate dengan mesin server standby yang bisa diterima
(karena menyangkut biaya) terpisah dari ruang server utama in case ruang server utama
terjadi bencana and ludes gak tersisa. Hal ini bisa meliputi mesin domain server
(DNS) atau system Active Directory dan mail-server anda yang merupakan infrastructure
kritis dalam operasional anda.

3. Spare server cadangan diruang server alternate anda untuk bisa dilakukan pemulihan cepat
data anda jika terjadi keadaan bencana terhadap ruang server utama.

Begitu pentingnya data anda yang merupakan kerja keras suatu company selama bertahaun-tahun
maka sudah seharusnya lah anda memberikan perlindungan sangat bagus dan paling penting adalah
anda bisa melakukan pemulilhan kembali operasional tanpa kehilangan data berharga anda jika
terjadi suatu bencana. Untuk itulah anda harus mengembangkan system perencanaan disaster
recovery dan business continuity dalam perusahaan anda.

Resource: IT Management Consultants

Anda mungkin juga menyukai