Anda di halaman 1dari 32

PENDAHULUAN

A. Tujuan Perancangan Business Continuity Plan

Business Continuity Plan dirancang untuk membantu organisasi pulih dari gangguan dalam
layanan. Secara khusus, rencana ini memberikan kebijakan dan panduan untuk memastikan bahwa
CV Priangan Cipta Teknologi dapat merespons gangguan secara efektif dan memulihkan layanan
penting kepada Client secepat mungkin.

Konsep business continuity awalnya berkembang seiring dengan kebutuhan komputer dan
komunikasi industri sejak tahun 1950-an. Sayangnya, hal itu hanya terfokus pada IT dan tidak
menjadi perhatian utama untuk keseluruhan organisasi sampai dengan peristiwa 11 September 2001
(Savage, 2002).

Menurut ISO 22301 (2012) business continuity management (BCM) didefinisikan sebagai
proses manajemen holistik yang mengidentifikasi ancaman potensial bagi sebuah organisasi, dampak
ancaman tersebut jika terjadi serta dapat menyebabkan apa pada operasi bisnis yang terancam dan
menyediakan kerangka kerja untuk membangun daya tahan organisasi dengan kemampuan respon
yang efektif yang dapat melindungi kepentingan stakeholder, reputasi, merk, dan kegiatan
penciptaan nilai.

BCM mengintegrasikan kelangsungan bisnis dalam suatu organisasi, termasuk


memperkenalkan proses kepada manajemen yang ditujuk (PIC) untuk merencanakan dan
mengoperasikan tugas kelangsungan bisnis. Menurut Michael dan Sonia (2004), fokus BCM telah
bergeser dari technology focus (1970) menjadi value-based focus (1990) sebagai keuntungan
strategis untuk bisnis. Sedangkan, business continuity planning adalah bagian dari pengembangan
dan implementasi BCM.

Business continuity planning adalah sebuah proses untuk mengembangkan dan


mendokumentasikan pengaturan dan prosedur yang memungkinkan sebuah organisasi untuk
menanggapi sebuah peristiwa yang berlangsung selama periode waktu yang tidak dapat diterima
dan kembali melakukan fungsi kritisnya setelah sebuah interupsi . Tujuan dari business continuity
planning adalah untuk menjaga kelangsungan bisnis dari sebuah organisasi ketika bencana terjadi.

Hal ini dapat dicapai dengan menciptakan rencana yang membahas bagaimana pemulihan
fungsi bisnis utama ketika mengalami insiden atau bencana. Siklus hidup business continuity
planning adalah sebuah proses yang berkesinambungan dan berulang yang melibatkan risiko bisnis
dan analisis dampak, penyusunan prosedur darurat yang dibutuhkan, pengujian serta mengaudit
prosedur pemulihan, pelatihan staf dan kesadaran staff atas prosedur pemulihan, dan pemeliharaan
business continuity plan (Savage, Business continuity planning", Work Study, 2002).

Hasil dari business continuity planning berupa rencana yang disebut business continuity
plan. Business continuity plan adalah sekumpulan prosedur dan informasi yang dikembangkan,
disusun dan dipelihara dalam kesiapan untuk digunakan jika terjadi keadaan darurat atau bencana
(Rozek dan Groth 2008). Lebih lanjut Sikich (2003) menyelidiki bahwa setelah gangguan terjadi,
organisasi harus mengetahui bagaimana menangani situasi tersebut dengan segera. Hal Ini disebut
incident handling atau crisis management.

Setelah kejadian itu telah dapat dikontrol, proses kelangsungan bisnis lain akan melakukan
tindakan yang diperlukan untuk melanjutkan penyediaan jasa kepada pihak-pihak yang dituju sesuai
Service Level Agreement (SLA) yang diterima dan sudah disepakati. Langkah terakhir adalah untuk
memulihkan kerusakan atau kerugian dan mengembalikan operasi ke status aslinya.

B. Tujuan Business Continuity Plan

Tujuan dari rencana Business Continuity Plan ini adalah untuk:

 Mengidentifikasi pengaturan dan prosedur lanjutan yang memungkinkan lembaga


merespons dengan cepat peristiwa darurat dan memastikan kinerja berkelanjutan dari
fungsi bisnis penting.
 Mengurangi cedera atau kehilangan nyawa karyawan dan meminimalkan kerusakan dan
kerugian.
 Melindungi fasilitas penting, peralatan, catatan vital, dan aset lainnya.
 Mengurangi dan mengurangi gangguan terhadap operasi bisnis.
 Identifikasi manajer dan staf lain yang mungkin perlu direlokasi tergantung pada keadaan
darurat.
 Identifikasi tim yang perlu merespons krisis dan jelaskan tanggung jawab khusus.
 Memfasilitasi pengambilan keputusan yang efektif untuk memastikan bahwa operasi
lembaga dipulihkan pada waktu yang tepat.
 Memberikan dukungan kepada karyawan dan keluarga karyawan selama acara sehingga
karyawan mengetahui bahwa keselamatan keluarga mereka telah diperhatikan, dan oleh
karena itu karyawan akan siap bekerja dan membantu memulihkan fungsi perusahaan.
 Identifikasi tindakan alternatif untuk meminimalkan dan/atau mengurangi dampak krisis dan
mempersingkat waktu respons lembaga.
 Mengukur dampak dari segala jenis keadaan darurat dalam hal keuangan, waktu, layanan,
dan tenaga kerja.
 Pulih dengan cepat dari keadaan darurat dan melanjutkan layanan penuh kepada Client
pada waktu yang tepat.
Analisis Dampak Usaha (Business Impact Analysis)

CV Priangan Cipta memiliki banyak aplikasi untuk mendukung operasional perusahaan. Kompleksitas
aplikasi membutuhkan usaha yang besar dalam pengelolaannya dan membutuhkan biaya
perlindungan yang tinggi. Dengan keterbatasan alokasi sumber daya yang ada, baik sumber dana dan
manusia, CV Priangan Cipta perlu memprioritaskan aplikasiaplikasi yang kritis untuk dilindungi dan
dijamin ketersediaan layanannya, agar proses bisnis utama CV Priangan Cipta tidak terganggu.
Untuk menentukan data-data dan aplikasi yang kritis tersebut dilakukan dengan Business Impact
Analysis (BIA) atau Analisis Dampak Usaha.

Tujuan Business Impact Analysis Business Impact Analysis umumnya dilakukan dengan tujuan
sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan proses bisnis utama atau proses bisnis yang berkaitan
erat dengan keberhasilan misi perusahaan.

2. Mengidentifikasi semua asset TI perusahaan

3. Memetakan dukungan asset TI terhadap proses bisnis utama.

4. Melakukan perhitungan biaya yang ditimbulkan bila terjadi kegagalan TI terhadap proses bisnis
utama. 5. Menentukan toleransi kerugian (biaya).

6. Menentukan Response Time Objective (RTO) dan Response Point Objective (RPO) untuk setiap
proses bisnis.

Langkah pertama dalam melakukan BIA adalah melakukan identifikasi asset TI yang dikelola Bidang
TI CV Priangan Cipta. Identifikasi dilakukan pada Nama Sistem Informasi, asset TI (spesifikasi umum
Perangkat keras dan perangkat lunak), Nilai Finansial asset yang bersangkutan (Asset Value –AV) dan
Nama vendor atau outsourcing setiap asset yang ada. Nilai asset value tidak dijadikan pertimbangan
dalam pembangunan Data Center CV Priangan Cipta , tetapi akan digunakan pada manajemen resiko
(Risk Management) dan pembangunan Rencana Penanganan Darurat TI (IT Contingency Plan) yang
terkait pada pembangunan Rencana Kelangsungan Usaha Dan Rencana Penanggulangan Bencana
(Business Continuity Plan – BCP dan Disaster Recovery Plan – DRP.

Secara umum asset CV PRIANGAN CIPTA TEKNOLOGI dapat dibagi menjadi:

1. Aplikasi dan basis data

2. Server dan perangkat keras

3. Jaringan komputer.
Analisis Aspek Backup&Recovery

Semua aplikasi di lingkungan CV Priangan Cipta menggunakan strategi Backup & Recovery sebagai
berikut:

1. Strategi backup pada server farm menggunakan fullbackup pada setiap awal bulan dengan media
penyimpanan berupa tape

2. Increment backup tidak dilakukan secara berkala, hanya dilakukan bila dipandang perlu untuk
pengamanan pada kondisi tertentu.

3. Data-data yang terdistribusi di AP dan unitunit lain di backup full secara offline, kemudian di kirim
ke PT. X Wilayah Jakarta dan Tangerang pada setiap awal bulan dengan menggunakan kurir.

4. Strategi backup data pada server farmvendor dilakukan secara mandiri oleh masing masing
vendor. Namun backupfull dilakukan pada awal bulan oleh masingmasing vendor tersebut. Hanya
aplikasi CIS dan GIS yang menerapkan metode rotasi bakup tape Grandfather, Father, Child (GFC)
dalam melakukan backup dan recovery. Metode GFC dilakukan dengan menggunakan 10 backup
tape. Siklus backup berakhir pada setiap akhir bulan. Siklus Backup dimulai pada awal bulan dengan
backup full, dilanjutkan dengan backup secara Full pada setiap awal minggu dan backup increment
setiap harinya. Backup dilakukan terhadap data-data yang berada pada server setiap aplikasi,
maupun data-data CIS dan GIS yang tersebar pada masing-masing unit.
SERVICE OF CV PRIANGAN CIPTA TEKNOLOGI
A. Misi Perusahan
Misi kami adalah membantu jutaan orang memanfaatkan potensi yang ada di
internet untuk membangun kesuksesan online dengan menyediakan layanan Konsultasi dan
Pembuatan Aplikasi, IoT dan Perangkat elektronik dengan teknologi Tinggi .

B. Peran & Tanggung Jawab Tim

Perusahaan telah membentuk dua tim kelangsungan bisnis:

• Tim Koordinasi BCP


• Tim Respons BCP

Untuk informasi kontak darurat bagi anggota semua tim, lihat daftar hierarki
panggilan terpisah. Daftar terpisah ini mencakup nomor ponsel, nomor telepon rumah,
email rumah sebagaimana berlaku.

Tim Koordinasi BCP


Tim ini bertanggung jawab untuk menyusun dan menyelesaikan rencana kesinambungan
bisnis. Ini termasuk mengembangkan rencana kerja proyek yang menguraikan langkah-
langkah yang diperlukan untuk menyusun rencana dan memastikan bahwa setiap langkah
diselesaikan. Tim ini akan menyelesaikan pertanyaan yang akan diajukan sebagai bagian dari
proses Business Impact Analysis (BIA). Setiap anggota tim akan mengisi kuesioner BIA dan
juga akan menugaskan staf di divisinya sendiri untuk menjawab pertanyaan BIA, jika
diperlukan. Tim ini akan bertemu secara berkala untuk meninjau kemajuan proyek, akan
merevisi rencana kerja yang diperlukan, dan akan mengedit dan menyetujui rencana akhir.

Team Members Role / Responsibilities

1. BCP Coordinator Menyusun Draft rencana kerja yang diperlukan untuk


mengembangkan BCP. Draf pertanyaan BIA untuk
dijawab staf. Melakukan wawancara akan semua anggota
staf. Mengumpulkan informasi dan draft BCP. nomor
telepon kantor
2. BCP Sponsor Deputy Director Membantu Koordinator untuk menyusun rencana kerja
proyek dan menyusun kuesioner BIA. Mengisi kuesioner
BIA. Menugaskan staf lain yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek. Kirim email berkala ke semua staf
yang memberikan pembaruan proyek.
3. Kepala Bagian Meninjau seluruh produk kerja di seluruh proyek.
Kirimkan email sesekali kepada semua staf lembaga yang
menggarisbawahi pentingnya proyek berterima kasih
kepada staf atas pekerjaan mereka dalam
mengembangkan BCP

4. Communications Manager Meninjau pekerjaan yang sedang berjalan sebagai


anggota tim ini. melengkapi kuesioner BIA dan identifikasi
staf yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas
tertentu. Memiliki tanggung jawab utama untuk
menyelesaikan bagian komunikasi dari rencana.
5. IT Manager Meninjau pekerjaan yang sedang berjalan sebagai
anggota tim. melengkapi kuesioner BIA dan identifikasi
staf yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas
tertentu dibidang IT. Memiliki tanggung jawab utama
untuk menyusun Rencana Pemulihan Bencana

6. Field Manager Meninjau pekerjaan yang sedang berjalan sebagai


anggota tim. MELengkapi kuesioner BIA dan identifikasi
staf yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas
tertentu. Memiliki tanggung jawab utama untuk
menyusun langkah-langkah pemulihan untuk bagian
kantor lapangan dari rencana tersebut

BCP Response Team


Tim ini bertanggung jawab untuk merespon jika terjadi bencana. Ini termasuk menilai
potensi kerusakan pada fasilitas perusahaan dan menjadi Pusat Koordinator divisi perushaan
. termasuk mengambil tanggung jawab utama untuk memastikan bahwa divisi tersebut
dapat berfungsi secara efektif selama krisis dan dapat melanjutkan operasi bisnis secepat
mungkin.

Team Members Role / Responsibilities


1 Director Mentukan apakah peristiwa tersebut cukup parah sehingga BCP harus
diberlakukan. Memulai proses panggilan untuk menghubungi semua
staf perusahaan
2 Facilities Manager Melakukan penilaian awal terhadap fasilitas perusahaan setelah suatu
peristiwa. Memiliki tanggung jawab utama untuk menyiapkan fasilitas
alternatif, jika perlu. Memiliki tanggung jawab utama untuk
melaksanakan bagian rencana yang berhubungan dengan fasilitas dan
elemen daya.

3 BCP Sponsor Bertindak sebagai back-up kepada direktur jika direktur tidak ada.

Deputy Director

4 Communications Memiliki tanggung jawab utama untuk menerapkan strategi


Manager komunikasi yang terkandung dalam rencana ini.

5 BCP Coordinator Memiliki tanggung jawab utama untuk memastikan bahwa BCP
diberlakukan dengan benar dan langkah-langkah diikuti sebagaimana
mestinya.
6 IT Manager Melakukan penilaian awal teknologi informasi untuk instansi setelah
bencana. Memiliki tanggung jawab utama untuk
mengimplementasikan bagian dari rencana yang berhubungan
dengan elemen TI dan jaringan.
7 Human Resources Memiliki tanggung jawab utama untuk melaksanakan bagian rencana
Manager yang berhubungan dengan elemen kepegawaian.
8 Contracts and Memiliki tanggung jawab memimpin untuk berhubungan langsung
Procurement dengan vendor dan pemasok.
Manager

9 Field Manager Memiliki tanggung jawab utama untuk melaksanakan rencana yang
berkaitan dengan lapangan.

C. Prosedur Aktivasi Rencana

With Warning

Diharapkan dalam beberapa kasus, perusahaan akan menerima peringatan setidaknya


beberapa jam sebelum kejadian. Ini biasanya akan memungkinkan rencana untuk diberlakukan
dengan pemberitahuan yang teratur dan evakuasi staf.
Without Warning

Kemampuan untuk melaksanakan rencana ini setelah suatu peristiwa dengan sedikit atau
tanpa peringatan akan bergantung pada tingkat keparahan keadaan darurat dan jumlah personel
lembaga yang terkena dampak peristiwa tersebut.

• Jam Non-Tugas: Meskipun gedung kantor lembaga mungkin tidak dapat dioperasikan,
kemungkinan besar sebagian besar staf lembaga dapat disiagakan dan dikerahkan ke
lokasi alternatif.
• Jam Kerja: Jika memungkinkan, rencana ini akan diaktifkan dan staf yang tersedia
sebelumnya akan dikerahkan.

Identifikasi Status Potensi Bencana

Kriteria untuk menentukan apakah situasi darurat tertentu mengharuskan tindakan darurat
diambil atau BCP diberlakukan meliputi:

• Apakah ada ancaman aktual atau potensial terhadap keselamatan manusia?

• Apakah mungkin ada kebutuhan untuk melibatkan layanan darurat?

• Apakah ada ancaman serius aktual atau potensial terhadap bangunan atau peralatan?

• Apakah ada kerugian aktual atau potensial dari TI/jaringan?

D. BCP Operations Center

Lt 1 CV Priangan Cipta Teknologi, Komplek Mayasari Plaza, Jl. Pasar Wetan, Argasari, Kec.
Cihideung, Tasikmalaya, Jawa Barat 46122 (0265) 2316076

E. Communications Plan

Selama situasi krisis, komunikasi dengan semua pihak yang terkena dampak – dari staf
hingga pelanggan hingga media – sangat penting. Informasi yang diberikan kepada semua
audiens harus akurat dan tepat waktu.

Secara khusus, setiap perkiraan waktu untuk kembali ke operasi kerja normal harus
diumumkan dengan hati-hati. Juga sangat penting bahwa hanya personel yang berwenang
yang menangani pertanyaan media.

Staff Communications

Jika seorang anggota staf mengetahui situasi krisis potensial, staf tersebut harus segera
menghubungi direktur atau Humas dan Kerjasama.
Setelah krisis terjadi, bagan dan bagian rencana berikut akan digunakan untuk
berkomunikasi dengan semua pihak:

Yang Terdampak Staff Yang Berwenang Untuk


Menyampaikan Informasi
Customers Communications Director
Management and Staff Director
Suppliers Procurement and Contracts Manager
Media Communications Director
Other Third Parties Communications Director

Customer contact:

Humas dan Kerjasama atau orang yang ditunjuk akan mengembangkan pernyataan resmi
untuk pelanggan. Tergantung pada jenis dan tingkat keparahan dampak, pernyataan dapat
dikeluarkan dengan cara berikut:

• Melalui media lokal

• Pelanggan terjadwal dapat dihubungi atau diemail

• Pemberitahuan mungkin dipasang di fasilitas yang terkena dampak

Management and Staff Contact:

Direktur atau yang ditunjuk akan mengembangkan pernyataan resmi untuk manajer dan
staf. Jika peristiwa terjadi selama jam kerja, dan tergantung pada tingkat keparahan
peristiwa:

• Staf dapat dipulangkan

• Staf mungkin diminta untuk membantu dalam menerapkan prosedur penyelesaian


masalah

Jika peristiwa terjadi setelah jam kerja, atau menjadi peristiwa berkelanjutan dalam
beberapa hari, staf akan dihubungi melalui:

• Nomor telepon Masing - Masing


• Nomor telepon untuk informasi tentang jenis posisi karyawan yang harus
dilaporkan ke tempat kerja
• Informasi yang diposting ke situs web

Secara umum, hierarki atau urutan panggilan karyawan melibatkan hal-hal berikut:
Direktur menelepon:

 Semua direktur divisi


 Humas dan Kerjasama
 Manajer sumber daya manusia
 Asisten Eksekutif
 Auditor Internal

Administrator divisi memanggil manajer bagian mereka. Jika administrator divisi


tidak ada, direktur memanggil manajer divisi.

Manajer divisi memanggil staf mereka. Jika manajer divisi tidak hadir, direktur divisi
memanggil staf.

Suppliers Contact:

Manajer kontrak dan pengadaan akan menjadi satu-satunya orang yang


menghubungi pemasok selama fase pemulihan bisnis. Manajer fasilitas akan menggunakan
prosedur pengadaan darurat dan menerima otorisasi untuk pembelian darurat dari direktur
lembaga atau orang yang ditunjuk.

Media Contact:

Setelah suatu peristiwa terjadi, Humas dan Kerjasama akan mengembangkan


"pernyataan Client" resmi untuk menanggapi pertanyaan yang sering diajukan oleh media
dan Client. Humas dan Kerjasama akan memberikan pernyataan ini kepada direktur atau
orang yang ditunjuk untuk ditinjau dan disetujui sebelum memberikan pernyataan tersebut
kepada pihak eksternal mana pun. Humas dan Kerjasama juga akan menghubungi kantor
pers untuk mengoordinasikan kontak dengan media, jika perlu.

Jika ada orang selain Humas dan Kerjasama yang akan berkomunikasi dengan media
(misalnya, pakar teknis, manajer kantor lapangan), Humas dan Kerjasama akan memberikan
hal-hal berikut kepada orang-orang tersebut:

• Pedoman Juru Bicara

• Daftar pertanyaan potensial

• Pernyataan dan tanggapan yang tepat


Terakhir, Humas dan Kerjasama harus memastikan bahwa media dan informasi
tanggapan internal dicatat/didokumentasikan selama upaya pemulihan.
Arah dan Kontrol

Komandan Insiden

Komandan Insiden bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan sumber daya


internal dan eksternal jika terjadi keadaan darurat. Individu ini memiliki wewenang untuk
menyatakan keadaan darurat, menutup fasilitas perusahaan dan berkomunikasi dengan media.

Alur Kerja Komandan Insiden

Setelah keadaan darurat, segera ambil langkah-langkah berikut untuk melanjutkan operasi:

- Atur tim pemulihan dan buat daftar prioritas utama bisnis Anda untuk melanjutkan operasi.

- Pastikan keselamatan personel di properti dengan mengevaluasi bahaya yang


tersisa dan mengendalikan keamanan di tempat kejadian.

- Melakukan briefing karyawan.

- Memelihara catatan rinci. Rekam semua pengambilan keputusan dan rekaman video atau
foto kerusakannya.

- Perhitungkan semua biaya terkait kerusakan dengan menetapkan kode biaya untuk
pembelian dan pekerjaan perbaikan.

- Ikuti prosedur pemberitahuan Anda. Beri tahu keluarga karyawan tentang personel yang
bertugas, beri tahu personel yang tidak bertugas tentang status pekerjaan mereka, dan beri
tahu operator asuransi dan lembaga pemerintah yang sesuai.

- Lindungi properti yang tidak rusak dengan menutup pintu masuk dan keluar gedung,
memulihkan sistem sprinkler, membangun kembali daya, menjaga properti dari
kelembaban dan menghilangkan asap, air, dan puing-puing umum.

- Koordinasikan tindakan restorasi Anda dengan lembaga pemerintah yang sesuai.

- Mengatur operasi penyelamatan dengan memisahkan properti yang rusak dari properti
yang tidak rusak dan menahan barang yang rusak sampai pengatur asuransi dapat
melihatnya. Namun, Anda harus memindahkan material ke luar jika menghalangi lalu lintas
dan dapat menahan paparan elemen.

- Melakukan penghitungan persediaan barang yang rusak dengan adjuster atau salvor
adjuster. Dapatkan inventaris yang ditandatangani yang mencantumkan jumlah dan jenis
barang jika Anda melepaskannya ke penyelamat.
- Kembalikan peralatan dan properti. Jangan melakukan pekerjaan perbaikan besar apa pun
tanpa berkonsultasi dengan penyesuai asuransi dan lembaga pemerintah yang sesuai.

- Menilai nilai properti yang rusak dan dampak keuangan dari gangguan bisnis.

- Pertahankan kontak konstan dengan pelanggan dan pemasok untuk menanamkan


kepercayaan.

Perencanaan Evakuasi
Dalam keadaan darurat yang memerlukan evakuasi di seluruh fasilitas, akan mengirimkan
pengumuman berikut kepada semua karyawan:

- Karena keadaan darurat yang berkembang, meminta Anda untuk keluar dari
gedung dengan tenang dan berkumpul kembali di titik pertemuan yang kami
Tentukan.

- Bawalah hanya apa yang diperlukan, seperti obat- obatan atau pakaian untuk cuaca
buruk. Bantu rekan kerja Anda dalam memastikan bahwa area gedung Anda benar-
benar dievakuasi dan semua orang dengan tenang menuju tempat pertemuan
perusahaan. Kami akan merilis lebih banyak informasi pada saat itu.

- Peringatan akan berbunyi seperti <Suara peringatan> dan terlihat seperti <Visual
peringatan>. Untuk membantu mengingatkan penyandang disabilitas tertentu yang
mungkin mengalami kesulitan memahami peringatan, kami telah menambahkan
sistem peringatan kami untuk menyertakan <Peringatan akomodasi>.

- Pintu keluar darurat akan ditandai dengan <Detail tanda keluar> untuk menarik
perhatian dan memandu mengevakuasi karyawan.

- Jalur evakuasi primer dan sekunder ditandai dengan <Detail tanda keluar>.
Penerangan darurat akan menerangi pintu keluar jika listrik padam. Karyawan
diminta untuk keluar dari gedung melalui jalur evakuasi yang ditentukan jika
memungkinkan.

- Jika pelanggan atau pengunjung lain juga berada di gedung saat peringatan
dikeluarkan, mereka harus dipandu untuk mengungsi bersama karyawan .
Penampungan
Jika terjadi cuaca buruk, karyawan harus melapor ke tempat penampungan yang
ditentukan. Area penampungan ditunjukkan pada peta fasilitas yang dipasang di
belakang setiap pintu masuk fasilitas.

Karyawan yang berada di luar lokasi didorong untuk berlindung dengan cara yang
sesuai dengan jenis keadaan darurat. Mereka harus memeriksa dengan supervisor
langsung segera setelah aman untuk melakukannya.

Pelatihan Karyawan

Pelatihan Karyawan karyawan akan dilatih secara menyeluruh tentang evakuasi


darurat dan prosedur pemulihan bisnis. Secara khusus, - Semua karyawan akan meninjau
prosedur persiapan bencana dan rencana tindakan darurat dengan kepala departemen.

- Karyawan baru akan diperkenalkan dengan rencana tindakan darurat selama orientasi
karyawan.
- Pelatihan bencana tiruan akan dilakukan setiap tahun dan akan melibatkan polisi
setempat dan otoritas kebakaran.
- Pelatihan triwulanan akan melibatkan semua latihan berikut dan berujung pada
pelatihan bencana tiruan skala penuh.
• Latihan panduan: Tim perencanaan kesinambungan bisnis, kepala departemen, dan
tim pemulihan akan menjalankan fungsi tanggap darurat mereka.
• Latihan fungsional: Latihan ini akan menguji fungsi tertentu seperti respons medis,
pemberitahuan darurat, prosedur dan peralatan peringatan dan komunikasi,
meskipun tidak harus pada saat yang bersamaan. Prosedur penutupan fasilitas akan
diuji, ditinjau, dan dimodifikasi sesuai kebutuhan. Personil diminta untuk
mengevaluasi sistem dan mengidentifikasi area masalah.
• evakuasi: Personil berjalan di rute evakuasi ke area yang ditentukan di mana prosedur
diuji untuk memperhitungkan semua personel. Peserta diminta untuk membuat
catatan saat mereka melanjutkan tentang apa yang mungkin menjadi bahaya selama
keadaan darurat, seperti tangga yang penuh dengan puing-puing dan asap di lorong.
Rencana harus dimodifikasi sesuai, dan area masalah harus diperbaiki sesegera
mungkin
• Latihan skala penuh: Situasi darurat kehidupan nyata disimulasikan sedekat mungkin.
Latihan-latihan ini melibatkan personel tanggap darurat perusahaan, karyawan dan
manajemen, dan organisasi respons masyarakat.
Sistem Perlindungan
Sistem perlindungan berikut ada di:
- Sistem Proteksi Kebakaran
- Sistem Pemantauan ketinggian air
- Perangkat Deteksi Luapan
- Mati Otomatis
- Sistem Pembangkit Listrik Darurat

Mitigasi

Setelah meninjau analisis kerentanan dan penilaian risiko, langkah-langkah berikut harus diambil
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya evakuasi darurat:

- Bahaya kebakaran

• Informasi keselamatan kebakaran akan dibagikan kepada karyawan: cara mencegah


kebakaran di tempat kerja, cara mengatasi kebakaran, cara mengevakuasi fasilitas, dan ke
mana harus melaporkan kebakaran.
• Peta jalur evakuasi akan dipasang di tempat-tempat yang menonjol.
• Detektor asap akan diperiksa untuk pengoperasian yang benar sebulan sekali, dan baterai
akan diganti setiap enam bulan.

- Penanganan Bahan Berbahaya


• Bahan berbahaya adalah zat yang mudah terbakar atau mudah terbakar, mudah meledak,
beracun, berbahaya, korosif, mudah teroksidasi, iritasi atau radioaktif. Tumpahan atau
pelepasan bahan berbahaya dapat menimbulkan risiko bagi kehidupan, kesehatan, atau
harta benda. Sebuah insiden mungkin memerlukan evakuasi beberapa orang, bagian dari
fasilitas atau seluruh lingkungan sekitarnya.
• Identifikasi dan beri label semua bahan berbahaya yang disimpan, ditangani, diproduksi, dan
dibuang oleh fasilitas Anda. Ikuti semua peraturan pemerintah yang berlaku untuk fasilitas
Anda. Lembar Data Keselamatan (SDS) untuk semua bahan berbahaya di lokasi Anda harus
disimpan di lokasi terpusat di mana semua karyawan memiliki akses.

Lokasi situs pencadangan yang teridentifikasi akan dapat diakses untuk jangka waktu minimum 1
hari dari tanggal awal hunian setelah deklarasi bencana. Ini akan tersedia untuk akses dan
pengambilan 24 jam dan dilindungi oleh: keamanan, pemadam kebakaran, detektor air,
pemanas, udara dan ventilasi. Fasilitas penyimpanan ini akan ditinjau efektivitasnya setiap
tahun.

Proses penyimpanan di luar lokasi akan mencakup, namun tidak terbatas pada, berikut ini.
Semua file penting untuk operasi akan disimpan di situs cadangan ini.

• Pita cadangan – pita cadangan mingguan dari SEMUA FILE DISK, termasuk mainframe, mid-
range, server dan PC (wajib dan dengan setidaknya dua generasi)
• Sistem, produk program, dan manual serta panduan perangkat lunak yang dikembangkan
sendiri
• Hukum – salinan kontrak, sewa, korespondensi hukum dan penting
• Asuransi – polis, pengendara dan tambahan add
• Keuangan – buku besar umum dan pribadi, laporan keuangan akhir tahun, pengembalian
pajak, catatan bank
• Rencana pemulihan – satu set lengkap
• Aset – daftar aset tetap lengkap
• Item yang direferensikan – salinan item apa pun yang dirujuk dalam rencana tim pemulihan
• Denah lantai
• Gambar arsitektur, termasuk denah mekanis
• Foto fasilitas dan berbagai area kerja
• Dokumen atau data penting lainnya yang penting untuk operasi bisnis
CRITICAL BUSINESS FUNCTIONS

1. Description of Business Function

Memastikan bahwa dana yang dianggarkan dipertanggungjawabkan dengan benar,


dibelanjakan sesuai dengan persyaratan, dan digunakan untuk keuntungan terbaik. Divisi Audit
melakukan audit dengan menyelesaikan proses sebagai berikut:

• Manajemen info database/keamanan jaringan


• Fungsi kantor bisnis
• Dukungan/helpdesk komputer
• Audit keuangan
• Pengelolaan perpustakaan dan bahan referensi
• Pelatihan auditor dan manajemen CPE

2. Recovery Time Objective (RTO)

72 jam – rencana ini didasarkan pada asumsi bahwa potensi gangguan terjadi di
tengah rentang waktu kritis Divisi Audit selama volume puncak (Juni hingga Desember setiap
tahun). Bekerja dengan asumsi ini, 40% proses bisnis harus dipulihkan dalam 72 jam, 65%
dalam 1 minggu, dan 85% proses bisnis harus dipulihkan dalam 1 bulan.

Waktu gangguan ini, lebih dari segalanya, akan menentukan RTO untuk proses
tertentu. Gangguan selama jangka waktu non-puncak akan memungkinkan RTO menjadi
lebih lunak.

Key processes

# Business Processes Point of contact Recovery priority and rationale


1 Database Business Operations Manager Kemampuan untuk mengamankan
management and basis data dan jaringan sangat penting,
info/security network seperti halnya kemampuan untuk
memberikan dan/atau mencabut akses
ke sistem ini secara tepat waktu

2 Business office Business Operations Manager Dalam 48 jam – Fungsi Kantor Bisnis
functions mendukung semua fungsi audit melalui
pembelian, pembuatan faktur,
administrasi situs web, pengolah kata,
dan manajemen personalia, dll. Proses
ini harus berfungsi untuk mendukung
proses yang tersisa dari fungsi bisnis ini.
3 Computer support/ IT Manager Karena banyak auditor bekerja dari
# Business Processes Point of contact Recovery priority and rationale

helpdesk jarak jauh, penting bagi mereka untuk


memiliki akses ke computer support
dan helpdesk . Proses ini mungkin
menjadi lebih penting dalam situasi di
mana Kantor Divisi Audit dinonaktifkan.
4 Financial Audits Audits Division Manager Dalam 1 minggu – Sebagai salah satu
fungsi utama Divisi Audit, penting
untuk memulihkan proses ini sesegera
mungkin sehingga kepentingan Client
dapat terlindungi.

5 Performance Audits Audits Division Manager Dalam 1 minggu – Sebagai salah satu
fungsi utama Divisi Audit, penting
untuk memulihkan proses ini sesegera
mungkin sehingga kepentingan umum
dapat terlindungi.
6 Library/reference IT Specialist Dalam 2 minggu – Proses ini
management mendukung kemampuan divisi untuk
melakukan audit.

7 Auditor training and Human Resources Manager Dalam 1 bulan – Proses ini memastikan
CPE management tersedianya auditor terlatih dan
bersertifikat untuk menjalankan misi
divisi. Tanpa auditor ini, divisi tidak
akan dapat menjalankan bisnis.
8 Recruiting Human Resources Manager Proses ini memastikan divisi
mempertahankan tenaga kerja auditor
yang terampil untuk menjalankan misi
divisi untuk melindungi kepentingan
Client.
Key Dependencies

# Upon which activities is Point of contact Recovery Time Objective for the
this business process dependency
dependent?
1 Audits Division network IT Manager Dalam 24 jam – Jaringan dan basis data
drives and systems harus diamankan dalam jangka waktu
ini

2 Computer systems IT Manager Dalam 72 jam – Sistem TI harus


berfungsi dalam jangka waktu ini agar
proses Divisi Audit dapat dipulihkan
dalam waktu 1 minggu
3 Remote access ABC Computing Inc. (vendor) Dalam 72 jam – Akses jarak jauh harus
functionality and dipulihkan dalam jangka waktu ini
coordination untuk memungkinkan auditor
melakukan pekerjaan mereka di lokasi
terpencil.

4 Purchasing and Purchasing Manager Dalam beberapa jam – Bergantung


procurement capability pada skala gangguan, kami harus dapat
membeli sistem dan peralatan audit
untuk memulihkan fungsi dalam
beberapa jam atau hari setelah
gangguan.

7. Vital Records

Description Where Contact

Audits documentation Network servers, 5th floor; Audits Executive Assistant

audit sites; laptops


Audits documentation Paper files – filing cabinets on 5th Audits Executive Assistant
floor

Correspondence Network servers, 5th floor IT Manager


Audits forms Intranet; network Agency Web Master

Master audit reports Internet; 5th floor Audits Executive Assistant


Time and billing records Vendor; network servers, 5th floor; Vendor contact information
1st floor BSD
Payroll Lead Staff

Training records Network server (database), 5th floor Human Resources Manager
Description Where Contact

Downloaded agency Network server (Q: and S: drives) IT Manager


audit data
Personnel records Network server (Q: drive), 5th floor Human Resources Manager

Reference materials Network server (Q: drive), 5th floor; IT Manager


library; auditor cubicles
Purchase card and motor 5th floor; auditors Procurement and Contracts
pool cards Manager
PROSEDUR PENANGANAN BENCANA

Berdasarkan waktu kejadian bencana, prosedur penanganan bencana terbagi atas 3 bagian
yaitu:

1. Pra Bencana

Pra Bencana, yaitu langkah persiapan dalam menghadapi bencana dengan tujuan untuk
meminimalkan risiko yang mungkin terjadi. Sebagai contoh: penyediaan sarana dan prasarana
kantor sesuai standar gedung, jaringan, peralatan, dan mesin yang telah ditetapkan, pengujian
Sistem Manajemen Kelangsungan bisnis, pelatihan keselamatan, safety induction, backup data,
informasi petunjuk keselamatan, update kontak darurat.

2. Ketika Bencana

Ketika bencana terjadi, KOORDINATOR BCP memastikan bahwa pegawai dan seluruh pemangku
kepentingan melakukan tindakan penyelamatan diri. Selanjutnya, KOORDINATOR BCP perlu
melakukan langkah-langkah penga_manan aset dan dokumen penting lainnya. Lalu, KOORDINATOR
BCP harus segera melaporkan kepada TPB melalui Help Desk.

Respon penyelamatan diri yang dilakukan sangat tergantung pada jenis bencana yang dihadapi.

Sebagai contoh, bencana yang dihadapi yaitu gempa bumi, kebakaran, banjir dan erupsi.

A. Erupsi

 Segera tutup semua jendela, pintu dan sumber ventilasi, seperti ventilasi cerobong asap atau
tungku.
 Matikan AC dan sistem pemanas; dan pindah ke ruang interior tanpa jendela yang berada di
atas permukaan tanah.
 Untuk melindungi diri dari jatuhan abu vulkanik, cobalah untuk tetap di dalam rumah dan
tempatkan handuk lembab di antara pintu dan tanah.
 Jika Anda pergi ke luar, kenakan lengan panjang dan celana panjang, kenakan masker sekali
pakai dan kenakan kacamata (dan beralih ke kacamata, bukan lensa kontak).
 Abu vulkanik sangat berbahaya bagi mereka yang menderita penyakit pernafasan jadi
keputusan terbaik adalah tetap berada di dalam rumah.
 Setelah letusan, cobalah untuk menghindari mengemudi pada daerah dengan hujan abu
vulkanik lebat.
 Jika perlu dan dengan sangat hati-hati, bersihkan abu dari atap rumah, karena abu yang berat
dapat menyebabkan bangunan runtuh. • Mengulurkan bantuan-menjangkau teman dan
tetangga, terutama mereka yang mungkin memerlukan bantuan khusus.
dapat menyebabkan bangunan runtuh.
 Mengulurkan bantuan-menjangkau teman dan tetangga, terutama mereka yang mungkin
memerlukan bantuan khusus.
KOORDINATOR BCP harus memastikan aset-aset strategis kantor dan dokumen penting lainnya
(yang tidak ada backupnya) dalam posisi aman. Sehingga jumlah sumber daya yang dilaporkan
kepada TPB tetap akurat dan dapat dipedomani. Sebagai contoh:

a. Jika masih memungkinkan, pastikan peralatan dan sarana penting lainnya dipindahkan ke
tempat aman atau tempat yang lebih tinggi.
b. Padamkan listrik melalui saklar utama, kemudian lepaskan semua peralatan listrik yang masih
terpasang. Jangan pernah menyentuh peralatan kelistrikan jika dalam kondisi berdiri dalam
air.

B. Kebakaran
 Merangkak lebih rendah agar terhindar dari asap menuju pintu keluar, beritahu kepada setiap
pegawai untuk tetap merunduk ke dekat lantai ketika menyelamatkan diri dari kebakaran.
 Ketika alarm asap berbunyi segera keluar, jika ada asap yang menghalangi segera cari jalan lain.
 Jika terpaksa harus menerobos asap, berjalan atau merangkak di bawah asap menuju jalan
keluar.
 Sebelum membuka pintu, sentuhlah dengan hati-hati gagang pintu dan pintu. Jika terasa panas,
carilah jalan keluar lain.
 Jika ada asap masuk melalui pintu, biarkan pintu itu tetap tertutup dan gunakan jalan keluar
lain.
 Bukalah pintu secara perlahan dan bersiap untuk menutupnya jika muncul asap atau api yang
muncul tiba-tiba.
 Jika anda tidak dapat keluar, tutuplah pintu, tutupi ventilasi dan sela-sela pintu dengan pakaian
atau lakban untuk mencegah masuknya asap.
 Jika pakaian anda terbakar segeralah berhenti, tiarap dan berguling-guling sampai api padam
sambil menutup wajah dengan kedua tangan. Jika tidak dapat melakukan hal tersebut, segera
padamkan api dengan. selimut.
 Hubungi petugas atau pemadam kebakaran dan sampaikan posisi anda serta berikan sinyal atau
isyarat dengan senter atau pakaian anda melalui jendela.
 Apabila anda melihat kebakaran segera hubungi pemadam kebakaran, sampaikan ke petugas
pemadam lokasi kejadian kebakaran.

C. Pasca Bencana
Segera setelah bencana, KOORDINATOR BCP meng-assess situasi dan mengikuti prosedur
darurat bencana sesuai situasi yang dihadapi. Jika Bencana terjadi di luar jam kerja, Petugas jaga
(satpam) segera menyampaikan laporan kepada KOORDINATOR BCP. Laporan tersebut memuat
informasi awal yang penting dan strategis disampaikan kepada TPB, yang meliputi:
1. Detail waktu terjadinya bencana;
2. Kondisi Sumber Daya (Infrastruktur, Sistem, Jaringan., Peralatan, dan lingkungan) yang
meliputi jumlah, tingkat kerusakan, kuantitas yang masih dapat dioperasionalkan;
3. Identifikasi Proses Bisnis yang masih dapat berjalan;
4. Kondisi pegawai dan keluarganya (jika diperlukan), yang meliputi keselematan, kondisi fisik,
dan kondisi psikis.

Analisis Dampak Bisnis (BIA): memeriksa hasil potensial dari gangguan pada fungsi bisnis utama dan
mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menentukan tujuan pemulihan jangka pendek dan
jangka panjang. BIA mencakup analisis dampak operasional dan keuangan yang dapat berasal dari
hilangnya fungsi bisnis utama. Dampak berikut harus dipertimbangkan sebagai bagian dari BIA:

• Berapa banyak personel yang terkena dampak (potensi outsourcing, tenaga kerja lembur)

• Penjualan yang hilang atau tertunda

• Denda peraturan

• Hukuman keuangan dan hubungan karena tidak memenuhi kewajiban kontraktual

• Ketidakpuasan pelanggan

• kehilangan pelanggan

• Penundaan rencana bisnis baru new

- Fungsi Bisnis: operasi atau proses yang diperlukan untuk keberhasilan berkelanjutan suatu
organisasi. Contoh fungsi bisnis meliputi:

• Pusat panggilan layanan pelanggan

• Paket iklan cetak dan web

• Pemeliharaan hubungan dengan pemasok

• Rekrutmen karyawan

- Waktu Pemulihan Tujuan: waktu di mana fungsi bisnis harus dipulihkan setelah gangguan
bisnis untuk mencegah kerusakan permanen.
Cara menggunakan dokumen ini:

Setiap bisnis memiliki fungsi bisnis yang berbeda agar perusahaan dapat beroperasi dan
berkembang. Beberapa bisnis akan mengidentifikasi hanya beberapa fungsi utama, sementara yang
lain akan mengidentifikasi banyak. Salin dan tempel tabel di Halaman 2 ke halaman berikutnya
sesuai kebutuhan. Setelah selesai, susun ulang halaman berdasarkan prioritas, dengan fungsi bisnis
prioritas tertinggi dicantumkan terlebih dahulu. Hapus halaman arah awal ini sebelum menyimpan.

Cara menyimpan dokumen ini:

Direkomendasikan agar dokumen ini ditambahkan ke Rencana Kesinambungan Bisnis Anda sebagai
PDF untuk mencegah pembaca memodifikasi konten. Untuk melakukan ini, buka File> Save As. Di
menu "Simpan sebagai Jenis", pilih "PDF."

Simpan versi yang dapat diedit ke lokasi yang aman juga.


Dampak Bisnis – Prioritas Fungsi Utama 1

Fungsi bisnis: Tujuan Waktu Pemulihan:

Kategori Bisnis (hapus semua

yang tidak berlaku): Pengadaan,

Logistik dan Distribusi

Operasi

Pengembangan Produk

atau Layanan Pemasaran,

Penjualan dan Akun

Pelanggan Layanan

Pelanggan dan Purna Jual

Manajemen Umum dan Infrastruktur Perusahaan


Manajemen Sumber

Daya Manusia

Pengembangan

Teknologi dan Proses

Departemen yang Terkena Dampak: Personil Kunci:

Kehilangan Penjualan dan Pendapatan: Denda Peraturan:

Perkiraan satu minggu: Hukuman Kontrak:

Estimasi satu bulan:

Rencana Pemulihan Jangka Pendek:

Rencana Pemulihan Jangka Panjang:


DISATSER RECOVERY PLAN

Bagian ini mencakup rencana perusahaan untuk memastikan kelangsungan operasi dalam salah satu
situasi berikut:

• Fasilitas tidak tersedia untuk sementara atau permanen.

Contohnya mungkin termasuk:

- Fasilitas dihancurkan oleh kebakaran dan kerusakan


- Fasilitas sementara tidak tersedia karena banjir
- Fasilitas sementara tidak tersedia karena kontaminasi

• Fasilitas dinonaktifkan karena kehilangan daya.

Contohnya mungkin termasuk:

- Genset tersambar petir


- Sebuah mobil menabrak kabel listrik terdekat
- Banjir parah di daerah tersebut

• Fasilitas dinonaktifkan karena hilangnya fungsi komputer.

Contohnya mungkin termasuk:

- Terjadi masalah di jaringan dan server dimatikan karena virus komputer


- Server rusak dan harus diganti

Prosedur Pemulihan

Prosedur pemulihan akan sangat bergantung pada seberapa cepat akses ke komputer dapat
dipulihkan. Jika akses komputer jarak jauh berfungsi, staf yang telah diidentifikasi
sebelumnya akan diminta untuk bekerja dari jarak jauh hingga lokasi alternatif tersedia.
Komunikasi akan dilakukan melalui telepon sampai sistem komputer diinstal, atau
dipulihkan, untuk memungkinkan komunikasi email. Jika sistem komputer tidak akan
tersedia di lokasi alternatif selama lebih dari 1 minggu, kami akan menerapkan penggunaan
laptop dan formulir elektronik, jika tersedia, untuk menjalankan fungsi bisnis penting ini.

Ketika sistem komputer tersedia, pekerjaan akan dilanjutkan di lokasi alternatif sampai
kantor pusat kembali tersedia.

Prosedur pemulihan juga tergantung pada lamanya waktu listrik akan padam. Jika kami
mengantisipasi listrik akan kembali dalam dua hari atau kurang, kami akan menggunakan
hirarki panggilan untuk memberi tahu karyawan agar tidak melapor untuk bekerja sampai
pemberitahuan lebih lanjut, kecuali mereka akan melapor ke tempat kerja jarak jauh yang
tidak terpengaruh oleh pemadaman.

Jika kami mengantisipasi listrik padam lebih dari dua hari, prosedur pemulihan terdiri dari
penerapan prosedur manual di lokasi pihak ketiga untuk mengoordinasikan pelaksanaan
audit. Komunikasi akan dilakukan melalui telepon sampai sistem komputer diinstal, atau
dipulihkan, untuk memungkinkan komunikasi email. Jika sistem komputer tidak akan
tersedia di situs alternatif selama lebih dari 1 minggu, kami akan menerapkan proses manual
. Ketika sistem komputer tersedia, fungsi bisnis akan diselesaikan di lokasi alternatif sampai
kantor pusat kembali tersedia.

Prosedur pemulihan terdiri dari bekerja dengan TI untuk memulihkan sistem normal. Kami
memiliki kontrak dengan Dell yang memungkinkan kami memesan dan menerima peralatan
baru dalam waktu 48 jam. Setelah pernyataan darurat, kami dapat membeli di luar kontrak
jika perlu untuk mempercepat pemulihan. Kami mungkin memerlukan bantuan TI sementara
untuk mengkonfigurasi ulang dan memulihkan sistem secara tepat waktu.

Prosedur pemulihan tergantung pada lamanya waktu sistem komputer diantisipasi akan
keluar. Jika kami mengantisipasi pemulihan dalam dua hari atau kurang, kami akan
menyelesaikan proses yang tidak memerlukan sistem komputer yang terpengaruh.

Jika kami mengantisipasi kegagalan jaringan atau komputer akan melebihi dua hari, rencana
kami terdiri dari penerapan prosedur manual di kantor utama kami sampai sistem komputer
tersedia. CONTOH: Prosedur manual ini digunakan sampai sistem baru diterapkan . Formulir
untuk melakukan proses ini dapat ditemukan di lemari arsip administrasi di lantai pertama.
Ada beberapa karyawan yang ada di sini sebelum sistem komputer dan terbiasa dengan
penggunaan formulir ini.
Ketika sistem komputer tersedia, semua proses bisnis akan berlanjut seperti biasa, dan
semua pekerjaan manual/kertas perlu dicatat dalam sistem komputer secara berkala.

Dependencies
Rencana ini bergantung pada ketersediaan tempat kerja alternatif yang ditunjuk selama
fasilitas kami tidak dapat diakses. Jika bencana skala luas adalah penyebab kerugian, situs
alternatif kami mungkin tidak tersedia.
Rencana ini tergantung pada ketersediaan tempat kerja alternatif yang ditunjuk, dan dengan
daya, selama fasilitas tersebut tanpa daya. Rencana ini tergantung pada kekuatan lembaga
yang dipulihkan selambat-lambatnya 30 hari setelah bencana diumumkan.
Rencana ini bergantung pada fungsionalitas akses jarak jauh untuk memungkinkan staf
bekerja dari lokasi jarak jauh. Rencana ini tergantung pada ketersediaan peralatan baru dan
ketepatan waktu pengiriman.

Langkah Pemulihan
Langkah 1 – Hubungi Tim Respons BCP dan atur pertemuan.
Langkah 2 – Tim Respons BCP bertemu dan meninjau langkah-langkah rencana.
Langkah 3 – Menilai kerusakan fasilitas lembaga.
Langkah 4 – Peringatkan lokasi situs alternatif untuk mulai menyiapkan staf yang masuk.
Langkah 5 – Hubungi Manager IT
Langkah 6 – Hubungi layanan utilitas.
Langkah 7 – Bertemu dengan manajemen Situs Alternatif untuk meninjau prosedur operasi.
Langkah 8 – Hubungi staf situs alternatif dan staf TI dengan arahan untuk penerapan.
Langkah 9 – Hubungi TI dan tentukan kapan layanan komputer akan tersedia.
Langkah 10 – Hubungi pelanggan, vendor, dll. dan beri tahu mereka tentang kemungkinan
penundaan.
Langkah 11 – Umumkan relokasi ke media.
Langkah 12 – Bangun komunikasi dengan pelanggan di Situs Alternatif.
Langkah 13 – Selesaikan proses bisnis prioritas di Situs Alternatif.
Langkah 14 – Relokasi staf yang tersisa sesuai kebutuhan, saat ruang dan kemampuan
tersedia, untuk menyelesaikan fungsi CBF di Situs Alternatif.
Langkah 15 – Beri tahu dan perbarui pengguna saat sistem tersedia.
Langkah 16 – Lanjutkan operasi normal.

Anda mungkin juga menyukai