Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN RISIKO

DASAR

B.2.321.19.004.3.19R0.IC/
B.2.321.20.004.3.20R0.DL
LINGKUP BAHASAN / MATA AJAR

1. LATAR BELAKANG DAN FAKTOR PENDORONG


2. PENGANTAR MANAJEMEN RISIKO
3. PRINSIP - PRINSIP MANAJEMEN RISIKO
4. KERANGKA KERJA DALAM MANAJEMEN
RISIKO
5. PROSES MANAJEMEN RISIKO
6. PRAKTEK PENYUSUNAN KAJIAN RISIKO

www.pln.co.id |
MITIGATION: WITHOUT VS WITH

 Early Warning System yang efektif.


 Dibangun dinding setinggi 10 m
 Rambu rute evakuasi yang jelas.
 Menyediakan fasilitas evakuasi vertikal.
TSUNAMI ACEH 2004 TSUNAMI SENDAI
 Terdapat program 2011
edukasi tsunami
sejak usia dini.
 Dibangun “greenbelts” untuk
mengurangi energi gelombang tsunami.

www.pln.co.id |
LATAR BELAKANG
DAN FAKTOR
PENDORONG
01
1.1 Latar Belakang
Tujuan Penerapan Manajemen Risiko
1. Menciptakan dan melindungi nilai di dalam Perusahaan dengan
mengoptimalkan peluang dan mengurangi potensi kerugian, mengambil
keputusan, menetapkan dan mencapai sasaran, serta meningkatkan kinerja
2. meningkatkan kesiapan (preparedness) Perusahaan dalam menghadapi
ketidakpastian (uncertainty) yang semakin tinggi di lingkungan global,
regional maupun lokal yang berpotensi mengancam sumber daya dan
bahkan kelangsungan Perusahaan.
3. Menjaga agar Perusahaan tetap dalam koridor
pengelolaan usaha yang berkehati-hatian (prudent
operation) dalam setiap aktivitas yang dilakukannya,
sebagai bentuk tata kelola Perusahaan yang baik/GCG
(Good Corporate Governance) guna meningkatkan
nilai tambah bagi Perusahaan.

www.pln.co.id |
Sasaran Penerapan Manajemen Risiko PLN

1. Menumbuhkan budaya manajemen risiko yang bersifat preventif pada segenap pejabat
maupun karyawan Perusahaan dalam mengelola Perusahaan sesuai tugas dan
kewenangan yang ada padanya.
2. Memastikan bahwa segenap pemilik risiko dalam Perusahaan mampu mengelola
risikonya secara efektif dan efisien.
3. Meningkatkan keterpaduan dalam mengelola risiko yang bersifat kontra-produktif
terhadap pencapaian visi, misi dan rencana strategis Perusahaan baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang;
4. Mendorong perbaikan (improvement) pada segenap proses
bisnis Perusahaan secara bertahap dengan mengintegrasikan
(embedding) manajemen risiko ke dalam proses bisnis tersebut.
5. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.

www.pln.co.id |
Strategi Penerapan Manajemen Risiko
1. Memprioritaskan tahapan penerapan Manajemen Risiko dari sasaran yang strategis.
2. Menjadikan Manajemen Risiko sebagai bagian integral dari proses bisnis dan
pengambilan keputusan.
3. Membangun keselarasan pengelolaan risiko antar satuan organisasi dalam
lingkungan Perusahaan.
4. Menentukan road map tahapan implementasi, serta memantau dan meningkatkan
secara terus-menerus kematangan implementasi Manajemen Risiko, yaitu tingkat
pemahaman, komitmen, sistem, maupun penerapan Manajemen Risiko di
lingkungan Perusahaan.
5. Membangun kompetensi yang relevan secara berkelanjutan melalui awareness,
capacity building, maupun lesson learned atas permasalahan yang pernah terjadi.
6. Membangun komunikasi dan konsultasi secara berkelanjutan dengan seluruh
pemangku kepentingan.

www.pln.co.id |
Lingkup Penerapan Manajemen Risiko PLN
1. Pada prinsipnya setiap pemilik risiko di Perusahaan berkewajiban mengelola risikonya, setiap proses bisnis
wajib dikelola risikonya sesuai ketentuan Perusahaan.
2. Manajemen Risiko Perusahaan diterapkan pada :
 a. Proses pengambilan keputusan;
b. Proses perencanaan dan pencapaian sasaran strategis maupun operasional;
c. Segenap proses bisnis Perusahaan;
d. Aspek Kepatuhan (Compliance).
3. Manajemen Risiko diterapkan pada segenap unsur organisasi dalam Perusahaan, namun pemantauan
secara korporat dilakukan hanya sampai dengan Unit Induk dan Anak Perusahaan, kecuali untuk risiko
tertentu yang secara spesifik akan mempengaruhi keberlangsungan usaha Perusahaan.
4. Manajemen Risiko yang spesifik pada bidang, fungsi, proses bisnis, maupun kebutuhan tertentu dapat
ditetapkan dalam ketentuan tersendiri, namun tetap mengacu pada Peraturan ini, antara lain Manajemen
Risiko Keuangan, Manajemen Risiko Proyek, Manajemen Risiko Teknologi Informasi, Fraud Risk
Management, Manajemen Risiko Kelangsungan Usaha (Business Continuity), Risiko Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, dan Implementasi Pengendalian Internal, termasuk di dalamnya pengendalian internal
dalam pelaporan keuangan atau Internal Control of Financial Reporting (ICoFR).

www.pln.co.id |
1.2 Faktor Pendorong
Faktor Pendorong

Internal Eksternal

Business MANAJEMEN Regulatory


Drivers RISIKO Drivers

www.pln.co.id |
Faktor Pendorong Internal: Business Drivers
 Meningkatnya uncertainty di lingkungan perusahaan mengharuskan perusahaan
meningkatkan kesiapan (preparedness) guna menjaga kelangsungan usahanya.
 Terjadinya permasalahan, kegagalan, dan hambatan pada beberapa inisiatif/
program strategis PLN harus diambil sebagai lesson learned agar tidak terjadi di
waktu yang akan datang.
 Tantangan dan tuntutan yang dihadapi perusahaan ke depan semakin tinggi, dan
hal itu tidak dapat lagi dikelola dengan paradigma crisis management (pemadam
kebakaran), tapi harus beralih ke paradigma risk management (preventive action).
 Keinginan setiap Perusahaan untuk meningkatkan keuntungan atau
menghindarkan kerugian.
 Keadaan tersebut di atas menuntut segenap pengelola perusahaan untuk aware
terhadap risiko yang dihadapi.

www.pln.co.id |
Faktor Pendorong Eksternal: Regulatory Drivers

06 05
Investor dan stakeholder lainnya menilai
reputasi PLN (salah satunya) ditentukan
COSO ERM oleh implementasi manajemen risiko dan
komitmen segenap pengelola
2017 perusahaan terhadap pengelolaan risiko 04
ISO 31000 : 2018 (Standar
Internasional Manajemen Risiko) /
SNI 8615:2018/ISO 31000:2018
03 (Manajemen Risiko, Prinsip &
Panduan)
PERDIR nomor 0119.P/DIR/2019 tentang
Mekanisme Penyusunan dan Pemantauan
Kajian Risiko untuk Kegiatan dan
07
Rancangan Keputusan di Lingkungan PT Board Manual
PLN (Persero)
2016
02
01 Komitmen Direksi dan Pedoman
Umum Manajemen Risiko PT
Manajemen Risiko adalah PLN (Persero)
salah satu elemen GCG yang tertuang dalam PERDIR No
0117.P/DIR/2019
harus diterapkan BUMN
sesuai PERMEN BUMN No
PER-01/MBU/2011

www.pln.co.id |
Peraturan Menteri BUMN-RI NO. PER 01/MBU/2011
tentang GCG BUMN

Bagian Keenam: Manajemen Risiko


Pasal 25
1. Direksi dlm setiap pengambilan Keputusan/ Tindakan,
harus mempertimbangkan risiko usaha.
2. Direksi wajib membangun & melaksanakan program
manajemen risiko korporasi secara terpadu yang
merupakan bagian dari pelaksanaan program GCG.
3. Pelaksanaan program manajemen risiko dapat
dilakukan, dengan :
a. Membentuk unit kerja tersendiri yang ada di bawah Direksi;
atau
b. Memberi penugasan kepada Unit Kerja yang ada dan
relevan untuk menjalankan fungsi manajemen risiko.
4. Direksi wajib menyampaikan Laporan Profil Manajemen
Risiko dan penanganannya bersamaan dengan
Laporan berkala Perusahaan.

www.pln.co.id |
Pedoman GCG PLN 2016
GCG merupakan sarana untuk mencapai tujuan Perseroan secara lebih
baik antara lain dengan menghambat praktik-praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme, meningkatkan disiplin anggaran, mendayagunakan
pengawasan dan mendorong efisiensi pengelolaan Perseroan. (halaman 1)

Perseroan berkewajiban mengelola risiko-risiko yang dihadapi dalam


pengelolaan usahanya sebagai salah satu unsur GCG. (halaman 43)

Sistem pengendalian internal yang terbaik bukan sekedar sarana untuk


mengamankan investasi dan aset perusahaan, tetapi mencakup juga upaya
untuk mengidentifikasi dan menangani risiko dengan tujuan untuk
memaksimalkan penggunaan sumber daya perusahaan secara etis,
efektif dan efisien, untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan
(halaman 49)

Proses manajemen risiko harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
RJP & RKAP dan oleh karena itu bersifat
enterprise wide risk manajemen (halaman 39)

www.pln.co.id |
Peraturan Direksi 0117.P/DIR/2019 :
Pedoman Umum Penerapan Manajemen Risiko di
Lingkungan PT PLN (Persero)
1. Merupakan kebijakan ‘payung’ dan trigger
bagi kebijakan pengelolaan risiko yg lebih
spesifik
2. Mengatur Keselarasan Implementasi Anak
Perusahaan
3. Merumuskan kembali Tugas dan Peran
dalam Manajemen Risiko.
4. Memastikan segenap risk owner di PLN
memahami manajemen risiko dan mengelola
risikonya sesuai dengan pedoman yang ada.

www.pln.co.id |
Board Manual 2016
BAB III. Tugas dan Wewenang Direksi
3.1.8 Manajemen Risiko

Direksi wajib membangun dan melaksanakan program Manajemen Risiko korporasi secara terpadu261 dan melaksanakannya
secara konsisten pada pengelolaan proses bisnis Perseroan, dengan kewajiban melakukan pengkajian dan pengelolaan
risiko usaha yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha yang relevan
dengan cara:
1)Identifikasi Risiko, yaitu proses untuk mengenali jenis-jenis risiko yang relevan dan berpotensi terjadi melalui pembuatan
kajian risiko262;
2)Pengukuran Risiko, yaitu proses untuk mengukur besaran dampak, termasuk menetapkan kriteria dampak dan probabilitas
dari hasil identifikasi risiko263;
3)Penanganan Risiko, yaitu proses untuk menetapkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menangani risiko
potensial264;
4)Pemantauan Risiko, yaitu proses untuk melakukan pemantauan terhadap berbagai faktor yang diduga dapat mengarahkan
kemunculan risiko265;
5)Evaluasi, yaitu proses kajian terhadap kecukupan keseluruhan aktivitas manajemen risiko yang dilakukan di dalam
Perusahaan266;
6)Pelaporan dan Pengungkapan, yaitu proses untuk melaporkan profil Manajemen Risiko dan penangannya dalam sebuah
laporan berkala Perseroan267.
Pelaksanaan program Manajemen Risiko dilaksanakan dengan membentuk Unit Kerja tersendiri di bawah Direksi atau
memberi penugasan kepada Unit Kerja yang ada dan relevan untuk menjalankan fungsi Manajemen Risiko268.

261
Permen BUMN 01/2011 Pasal 25 Ayat (2)
262
Kesepakatan Rapat Pembahasan
263
Kesepakatan Rapat Pembahasan
264
Kesepakatan Rapat Pembahasan
265
Kesepakatan Rapat Pembahasan
266
Kesepakatan Rapat Pembahasan
267
Permen BUMN 01/2011 Pasal 25 Ayat (4)
268
Permen BUMN 01/2011 Pasal 25 Ayat (3)

www.pln.co.id |
Sekian dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai