Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.

2, Juli 2015

PERBEDAAN BANTAL PASIR DAN COLD-PACK DALAM MENCEGAH KOMPLIKASI


PASCA KATETERISASI JANTUNG

Marisa Junianti Manik

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Pelita Harapan


Jl. Jendral Sudirman 15 Karawaci Tangerang 15810
E-mail: marisa.manik@uph.edu

ABSTRACT
Cardiac catheterization can cause locally vascular and femoral neuropathy complications.
Nursing management aimed to maintain hemostasis by using sandbag and cold-pack. Until
now, the duration is more than two hours, makes uncomfortable. This study aimed to know
whether any comparison of the locally vascular complications and femoral neuropathy
incidence between sandbag and cold-pack after femoral sheaths removal. This study was a
randomized posttest-only control group design. The sampling technique was consecutive
sampling with total sample 40. This study using Fisher’s Exact test. The results showed the
locally vascular complication was 5.5 % and the femoral neuropathy was 11.1 % in control
group, but none in the other group. Statistically, the incidences were not significantly different
in both groups, p value for each group were 0.450 and 0.196. Both sandbag and cold-pack
are helpful in achieving the hemostasis thus can be considered to use after cardiac
catheterization.
Keywords: locally vascular access complication, femoral neuropathy, sandbag, cold-pack,
after cardiac catheterization

ABSTRAK
Kateterisasi jantung dapat menimbulkan komplikasi vaskuler lokal dan neuropati femoral.
Perawatan bertujuan mempertahankan hemostasis melalui penekanan mekanik bantal pasir
dan cold-pack. Saat ini, durasi penekanan lebih dari dua jam menimbulkan rasa tidak
nyaman. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada perbedaan kejadian kedua
komplikasi menggunakan bantal pasir 1 jam dengan cold-pack 20 menit setelah pencabutan
femoral sheaths. Rancangan penelitian randomized posttest-only control group design.
Pemilihan sampel dengan consecutive sampling. Jumlah sampel adalah 40 pasien. Uji
statistik menggunakan Fisher’s Exact Test. Hasil penelitian pada kelompok kontrol terdapat
kejadian komplikasi vaskuler lokal 5,5 % dan neuropati femoral 11,1 %. Pada kelompok
intervensi tidak ada kejadian komplikasi. Uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang
bermakna antara kejadian komplikasi vaskuler lokal dan neuropati femoral pada kedua
kelompok dengan p value 0, 450 dan 0,196 (p > 0,05). Penekanan mekanik bantal pasir 1
jam dan cold-pack 20 menit membantu pencapaian hemostasis sehingga dapat digunakan
dalam perawatan pasca kateterisasi jantung.
Kata kunci: cold-pack, bantal pasir, komplikasi vaskuler, neuropati femoral, kateterisasi
jantung

105
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

PENDAHULUAN adalah mempertahankan hemostasis


pada area tusukan dan pengkajian
Coronary Artery Disease (CAD)
komplikasi vaskular (Hamel, 2009).
merupakan penyebab kematian nomor
Setelah kateter dilepaskan, secara
satu di dunia termasuk di Indonesia
tradisional hemostasis dicapai melalui
menurut World Health Organization
kompresi/ penekanan manual. Tujuan
(WHO) tahun 2009. Secara garis besar
dari kompresi manual adalah untuk
tindakan perkutan yang dilakukan pada
menghentikan perdarahan dari arteri
klien CAD adalah angiografi koroner dan
femoral dengan cara menekan arteri dan
Percutaneous Coronary Intervention
memungkinkan pembentukan bekuan
(PCI) (Woods, et al., 2005). Angiografi
(clot). Kompresi aktual pada arteri dapat
koroner merupakan tindakan diagnostik
dilakukan secara manual ataupun dengan
untuk mendiagnosa CAD, sedangkan PCI
alat kompresi mekanik. Awal penggunaan
merupakan tindakan intervensi untuk
bantal pasir sebagai alat kompresi
melebarkan pembuluh darah koroner
mekanik tidak diketahui secara pasti.
yang mengalami penyempitan.
Dalam hasil penelitian Christensen, dkk.,
Berdasarkan data medik pada rekam
tahun 1998 dinyatakan bahwa aplikasi
medis ruang kateterisasi jantung RSUP
bantal pasir sudah tidak efektif dan tidak
Dr. Hasan Sadikin Bandung selama bulan
penting karena tidak ada peningkatan
Januari sampai dengan Desember tahun
komplikasi vaskular pada klien yang tidak
2010 telah dilakukan tindakan kateterisasi
diaplikasikan bantal pasir. Studi lain oleh
jantung (diagnostik dan intervensi)
King pada tahun 2008 yang bertujuan
sebanyak 609 tindakan.
membandingkan kompresi bantal pasir
Akses ke organ jantung dalam dengan aplikasi cold-pack setelah
tindakan kateterisasi jantung kateterisasi jantung menunjukkan hasil
menggunakan suatu kateter yang perbedaan yang signifikan bahwa
dimasukkan melalui arteri. Berbagai vasokonstriksi yang dihasilkan oleh
komplikasi dapat terjadi akibat aplikasi cold-pack lebih efektif dalam
kateterisasi jantung. Menurut National menurunkan komplikasi hematoma
Heart Lung and Blood Institute, daripada bantal pasir. Secara statistik,
komplikasi tersebut meliputi perdarahan, penggunaan cold-pack menunjukkan
infeksi dan nyeri, kerusakan pembuluh hasil yang signifikan dalam mengurangi
darah serta reaksi alergi terhadap zat kejadian hematoma pada klien
kontras yang digunakan. Faktor risiko dibandingkan dengan penggunaan bantal
terjadinya komplikasi vaskular setelah pasir. Selain itu klien melaporkan bahwa
tindakan PCI menurut Lins, dkk., (2006) penggunaan cold-pack dirasakan lebih
meliputi usia lanjut, jenis kelamin nyaman.
perempuan, berat badan rendah, penyakit
Menurut teori, durasi waktu yang
penyerta seperti hipertensi, diabetes,
dibutuhkan untuk pencapaian hemostasis
gagal ginjal dan lainnya, obat-obatan
pada pembuluh darah yang rusak adalah
yang digunakan seperti terapi trombolitik,
sekitar 20 menit sampai dengan satu jam.
heparin dan tindakan prosedural PCI
Pembentukan bekuan darah dimulai
seperti lamanya durasi prosedur dan
dalam waktu 15 detik sampai dengan 2
ukuran sheats yang besar ≥ 7F.
menit (Hall, 2011). Dalam waktu 3 – 6
Tujuan utama manajemen menit bagian pembuluh darah yang
perawatan pasca kateterisasi jantung terluka akan diisi oleh bekuan darah dan

106
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

setelah 20 menit sampai satu jam, bekuan Kenyamanan dan keamanan


akan mengalami retraksi dan menutup klien merupakan salah satu tujuan dari
luka. Standard Operational Procedure manajemen keperawatan pasca
(SOP) perawatan klien pasca tindakan kateterisasi jantung. Sesuai dengan
kateterisasi jantung (angiografi koroner konsep teori yang ada bahwa pencapaian
dan PCI/PTCA) di ruang Cardiac hemostasis pada pembuluh darah yang
Intensive Care Unit (CICU) RSUP Dr. rusak adalah sekitar 20 menit sampai
Hasan Sadikin menetapkan setelah dengan satu jam dan adanya pendapat
pencabutan femoral sheaths (pada Odom (2008) yang menyatakan bahwa
umumnya akses yang digunakan adalah mempertahankan tekanan dalam periode
transfemoral), dilakukan penekanan lama (sampai dengan dua jam) tidak
manual dengan balutan tekan kemudian direkomendasikan karena risiko
dilanjutkan penekanan mekanik dengan kerusakan jaringan atau penekanan pada
menggunakan bantal pasir seberat 2,5 kg saraf, serta hasil studi pendahuluan yang
selama 6 jam diatas arteri femoral. Klien menunjukkan bahwa perawatan saat ini
dianjurkan untuk tidak melakukan fleksi masih menggunakan bantal pasir durasi 6
ekstremitas yang terdapat area akses dan jam mengakibatkan klien mengeluh rasa
klien diimmobilisasi selama 6 jam. tidak nyaman pada pinggang dan
punggung, kaki terasa baal, maka penulis
Berdasarkan studi pendahuluan
mempertimbangkan untuk melakukan
yang dilakukan pada klien pasca
penelitian penggunaan bantal pasir
angiografi koroner dan PCI di ruang CICU
dengan durasi 1 jam dan mencoba
RSHS, setelah penggunaan bantal pasir
alternatif lain yang ada pada penelitian
selama 6 jam dan immobilisasi, pada
sebelumnya dan belum pernah dilakukan
umumnya klien mengeluh kaki terasa
di Indonesia yaitu dengan penggunaan
pegal dan baal/ keram, nyeri pada lipatan
cold-pack berdurasi 20 menit yang
paha dan nyeri pada belakang pinggang.
berdasarkan penelitian menyatakan
Penelitian mengenai penggunaan bantal
bahwa cold-pack juga dapat mengurangi
pasir pasca kateterisasi jantung di
insiden kejadian hematoma pasca
Indonesia pernah dilakukan di salah satu
kateterisasi jantung. Penggunaan cold-
rumah sakit pada tahun 2009. Penelitian
pack ini perlu diteliti lebih lanjut mengingat
ini dilakukan untuk mengidentifikasi
durasinya lebih pendek yakni 20 menit,
perbandingan keefektifan bantal pasir
sehingga jika temuan penelitian
antara 2, 4 dan 6 jam terhadap adanya
menunjukkan hasil yang sama atau
komplikasi pada klien pasca kateterisasi
mungkin lebih baik daripada bantal pasir
jantung. Hasil penelitian ini menunjukkan
maka tentunya bermanfaat bagi klien
penekan mekanikal selama 2 jam tidak
karena durasi yang singkat tentunya lebih
menunjukkan peningkatan insiden
memberikan rasa nyaman bagi klien. Hal
perdarahan dan hematom. Selain itu hasil
inilah yang menjadi dasar untuk
penelitian menunjukkan ada perbedaan
mengetahui lebih lanjut mengenai
yang signifikan dalam tingkat rasa
perbedaan penekanan mekanik
nyaman klien yaitu klien yang
menggunakan bantal pasir durasi 1 jam
menggunakan bantal pasir selama 6 jam
dengan cold-pack durasi 20 menit
lebih sering mengalami rasa tidak
terhadap insiden komplikasi vaskuler
nyaman jika dibandingkan dengan
lokal dan neuropati femoral pasca
penggunaan 2 jam (Sinaga, 2012).
kateterisasi jantung. Adapun tujuan

107
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

penelitian ini adalah untuk Tabel 2 Kejadian Komplikasi Vaskuler


mengidentifikasi perbedaan insiden Lokal dan Komplikasi Neuropati Femoral
komplikasi vaskuler lokal dan neuropati pada Penggunaan Penekanan Mekanik
femoral dengan penggunaan penekanan
mekanik bantal pasir seberat 2,5 kg Penekanan n Jumlah Persen
Mekanik (%)
durasi 1 jam dengan penggunaan cold-
pack durasi 20 menit diatas area akses
Komplikasi Vaskuler Lokal
kateter arteri femoral setelah femoral Bantal pasir 18 1 5,5
sheaths dicabut pasca kateterisasi Cold-pack 22 0 0
jantung.
METODE PENELITIAN Neuropati Femoral
Bantal pasir 18 2 11,1
Penelitian ini merupakan penelitian Cold-pack 22 0 0
kuantitatif, menggunakan rancangan
penelitian eksperimen dengan
randomized posttest-only control group sampai dengan 65 tahun, pasca
design. Intervensi pada kedua kelompok kateterisasi jantung (angiografi koroner
subjek penelitian dilakukan secara paralel dan/ atau PCI), setelah pencabutan
dengan menggunakan bantal pasir 2,5 kg femoral sheaths dan baru menerima
atau dengan cold-pack sebagai penekan terapi antikoagulan pertama kali.
mekanikal di atas area akses kateter
Kriteria eksklusi antara lain klien
setelah femoral sheaths dicabut dan
mengalami komplikasi mayor. Termasuk
setelah diberikan penekanan manual
komplikasi mayor antara lain emergency
pada klien pasca kateterisasi jantung.
CABG, gangguan konduksi dan irama,
Penelitian ini membedakan kejadian
perdarahan berat pada lipat paha. Klien
komplikasi vaskuler lokal dan neuropati
dengan gangguan koagulasi yang
femoral dengan intervensi penggunaan
dibuktikan dengan hasil pemeriksaan
penekanan mekanikal bantal pasir 2,5 kg
Activated Partial Thromboplastin Time
dengan cold-pack di atas area akses
(APTT) kurang atau lebih dari 20 – 35
kateter setelah femoral sheaths dicabut
detik dan atau Prothrombin Time (PT)
pada klien pasca kateterisasi jantung.
kurang atau lebih dari 11 – 15 detik, klien
Pengukuran adanya komplikasi vaskuler
dengan penyakit hipertensi, klien dengan
lokal dan neuropati femoral dilakukan
pencabutan femoral sheaths yang lama
setelah 20 menit pada kelompok
atau lebih dari 12 jam, dan klien yang
intervensi dan setelah 1 jam pada
mendapatkan terapi antikoagulan
kelompok kontrol.
Integrilin.
Pemilihan sampel yang
Kriteria drop out pada penelitian
digunakan dalam penelitian ini adalah
ini adalah pada saat intervensi
consecutive sampling dan sampel yang
penekanan mekanikal durasi 1 jam atau
dipilih adalah klien pasca tindakan
20 menit, hasil pengamatan menunjukkan
kateterisasi jantung (angiografi koroner
tanda-tanda perdarahan aktif yaitu
dan/ atau PCI) yang bersedia dan telah
adanya perdarahan lebih atau sama
memberikan persetujuan untuk mengikuti
dengan 100 ml dari akses kateter. Hasil
penelitian di ruang Kateterisasi Jantung
perhitungan sampel adalah 40 orang.
dan ruang CICU RSUP Dr. Hasan Sadikin
Pengumpulan data penelitian
Bandung. Kriteri inklusi yaitu: usia 18

108
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin, Ukuran Fisher’s Exact Test pada kedua kelompok
Sheaths, Terapi Antikoagulan dan Jenis responden. Berdasarkan tabel 3 dibawah
Tindakan (n = 40) ini bahwa kejadian komplikasi vaskuler
Variabel n Persen lokal pada kelompok kontrol sebanyak 1
(%) orang (5,5 %), sedangkan pada kelompok
Jenis Kelamin intervensi tidak terdapat responden yang
Laki-laki 36 90 mengalami kejadian komplikasi vaskuler
Perempuan 4 10
Ukuran Sheaths lokal (0 %). Analisis statistik menunjukkan
6 French 38 95 tidak ada perbedaan yang signifikan
7 French 2 5 kejadian komplikasi vaskuler lokal antara
Terapi Antikoagulan kelompok kontrol dan kelompok intervensi
Heparin/ Lovenox 33 82,5 (p value = 0,450).
Tanpa 7 17,5
Antikoagulan Berdasarkan tabel 4 dibawah ini
Jenis Tindakan dapat dilihat bahwa kejadian komplikasi
Diagnostik 7 17.5 neuropati femoral pada kelompok kontrol
Intervensi 33 82.5 sebanyak 2 orang (11,1 %), sedangkan
pada kelompok intervensi tidak ada
kejadian komplikasi neuropati femoral
menggunakan pedoman atau lembar
(0%). Hasil analisis statistik menunjukkan
observasi yang diisi data-data hasil
juga tidak ada perbedaan yang signifikan
pemeriksaan fisik, hasil wawancara dan
kejadian komplikasi neuropati femoral
data rekam medik responden secara
pada pasien yang menggunakan bantal
lengkap. Analisis data dilakukan melalui
pasir durasi 1 jam dengan pasien yang
dua tahap, yaitu analisis univariabel dan
menggunakan cold-pack durasi 20 menit
bivariabel untuk mengetahui perbedaan
sebagai penekan mekanik setelah
kejadian komplikasi vaskuler lokal dan
pencabutan femoral sheaths pada pasien
neuropati femoral dengan menggunakan
pasca kateterisasi jantung (p value =
uji statistik Fisher’s Exact Test pada
0,196).
kedua kelompok responden.
Secara statistik tidak ditemukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
adanya perbedaan yang signifikan
Hasil analisis menggambarkan kejadian komplikasi vaskuler lokal dan
karakteristik responden berdasarkan jenis neuropati femoral pada kedua kelompok
kelamin, ukuran diameter sheath yang responden dengan p value masing-
digunakan, terapi antikoagulan yang masing 0,450 dan 0,196. Kedua
didapat dan jenis tindakan/ prosedur komplikasi ini merupakan komplikasi yang
kateterisasi jantung yang dijalani. sering terjadi pasca kateterisasi jantung.
Berdasarkan data yang Strategi untuk mengurangi komplikasi
didapatkan, rata-rata usia responden vaskuler setelah tindakan kateterisasi
dalam penelitian ini adalah 55,5 tahun jantung menurut Pennsylvania Patient
dengan SD 6,55 tahun. Responden Safety Authority (2007) adalah melalui
termuda berusia 43 tahun dan responden identifikasi faktor risiko dan implementasi
tertua berusia 65 tahun. strategi penurunan risiko. Dokter
kardiologi dan perawat berperan penting
Untuk mengetahui perbedaan dalam pengenalan dini serta manajemen
kejadian komplikasi vaskuler lokal dan komplikasi-komplikasi tersebut. Faktor-
neuropati femoral digunakan uji statistik

109
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

faktor yang mempengaruhi komplikasi Pencabutan sheaths dilakukan langsung


vaskuler meliputi karakteristik pasien, setelah tindakan PCI apabila
tehnik intervensi kardiolog, obat-obatan menggunakan terapi antikoagulan
yang digunakan selama kateterisasi, lovenox dan 5 jam setelah tindakan pada
penggunaan penekanan manual dan/ penggunaan terapi heparin. Semua hal
atau mekanikal pada area akses dan diatas membantu menurunkan risiko
perawatan. terjadinya komplikasi vaskuler pasca
kateterisasi jantung.
Karakteristik responden pada
penelitian ini sesuai dengan kriteria inklusi Hemostasis pada area akses
dan eksklusi yang telah ditetapkan. setelah kateterisasi jantung penting untuk
Kriteria-kriteria ini mempertimbangkan menurunkan kejadian komplikasi,
karakteristik pasien yang dapat meningkatkan kenyamanan dan
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi keamanan pasien dan menurunkan lama
vaskuler. Tehnik intervensi yang perawatan rumah sakit. Metode yang
dilakukan oleh kardiolog juga dapat digunakan untuk pencapaian hemostasis
berdampak pada komplikasi vaskuler, pasca kateterisasi jantung meliputi
antara lain tehnik penusukan kateter ke kompresi/ penekanan manual dan
dalam arteri, penggunaan ukuran sheaths penekanan mekanikal. Secara
yang kecil (kurang dari ukuran 7 French), tradisional, penekanan manual selama 20
pencabutan sheaths yang dini, dosis – 30 menit sudah merupakan standar
heparin yang rendah dan meminimalkan praktik setelah pencabutan sheaths.
durasi waktu prosedur tindakan. Dalam Secara teori sudah disampaikan bahwa
penelitian ini, seluruh tindakan prosedur durasi waktu yang dibutuhkan dalam
dan pencabutan sheaths dilakukan oleh pencapaian hemostasis pada pembuluh
dokter dan perawat yang sudah terlatih, darah yang rusak adalah sekitar 20 menit
mayoritas ukuran sheaths yang sampai dengan 1 jam karena
digunakan juga berukuran 6 French. pembentukan bekuan darah sudah

Tabel 3 Analisis Perbedaan Kejadian Komplikasi Neuropati Femoral pada Kelompok


Kontrol dan Kelompok Intervensi di RSHS, Desember 2011

Kejadian Kelompok x2 df p
Komplikasi Kontrol Intervensi
n % n %
Ada 2 11,1 0 0 - - 0,196
Tidak Ada 17 88,9 22 100

Tabel 4 Analisis Perbedaan Kejadian Komplikasi Vaskuler Lokal pada Kelompok


Kontrol dan Kelompok Intervensi di RSHS, Desember 2011

Kejadian Kelompok x2 df p
Komplikasi Kontrol Intervensi
n % n %
Ada 1 5,5 0 0 - - 0,450
Tidak Ada 17 94,4 22 100

110
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

dimulai dalam waktu 15 detik sampai daripada bantal pasir. Penggunaan cold-
dengan 2 menit. Setelah itu dalam waktu pack sebagai penekan mekanik
3 – 6 menit bagian pembuluh darah yang membantu pencapaian hemostasis
terluka akan diisi oleh bekuan darah dan melalui mekanisme vasokonstriksi yang
setelah 20 menit sampai dengan 1 jam, bermanfaat menurunkan perdarahan
bekuan akan mengalami retraksi dan lebih cepat yaitu sekitar 20 menit dan
menutup luka (Hall, 2011). Setelah mengurangi pembengkakan dalam
penekanan manual dilanjutkan dengan jaringan yang mengalami injuri sehingga
penekanan mekanik yang dapat berupa menurunkan risiko kejadian komplikasi
bantal pasir, vascular closure devices vaskuler lokal dan neuropati femoral.
(suture, clip, plug) atau cold-pack. Penggunaan cold-pack tidak dianjurkan
Masing-masing penekan mekanikal ini lebih dari 20 menit karena berisiko
memiliki keuntungan dan keterbatasan. terjadinya numbness dan kerusakan
Penekanan mekanikal dengan jaringan (Wnorowski, 2010).
menggunakan bantal pasir dengan berat Hasil penelitian ini menunjukkan
tertentu membantu pencapaian bahwa penekan mekanik pasca
hemostasis melalui pemberian tekanan kateterisasi jantung dapat menggunakan
pada arteri. Berat bantal pasir yang bantal pasir durasi 1 jam maupun cold-
digunakan dalam beberapa penelitian pack durasi 20 menit karena secara
bervariasi mulai dari 2,3 kg sampai statistik tidak ada perbedaan kejadian
dengan 4,5 kg. Begitu pula halnya dengan komplikasi yang bermakna dari
durasi penekanan yang bervariasi dari 30 keduanya. Secara klinis, hasil penelitian
menit, 2 jam bahkan 4 sampai dengan 6 ini dapat dijadikan dasar untuk
jam. Penelitian ini menggunakan bantal menentukan penggunaan penekanan
pasir dengan berat 2,5 kg karena mekanik yang lebih bermanfaat untuk
merupakan standar alat penekan mekanik pasien. Hasil penelitian ini juga
yang digunakan di Ruang Kateterisasi
menunjukkan bahwa dengan
Jantung dan CICU RSHS. Durasi yang penggunaan cold-pack tidak terdapat
semula 6 jam diturunkan menjadi 1 jam insiden komplikasi vaskuler lokal dan
dengan pemikiran bahwa secara teori/
neuropati femoral sehingga bisa dijadikan
fisiologis pembekuan darah sudah dimulai alternatif untuk penekan mekanik pasca
dalam hitungan menit setelah injuri dan kateterisasi jantung selain bantal pasir,
retraksi serta penutupan luka akan terjadi karena selain harganya tidak terlalu
dalam waktu 20 menit sampai dengan 1 mahal juga durasinya yang lebih singkat
jam. Pertimbangan lainnya adalah yaitu hanya 20 menit tentunya lebih
pernyataan Odom (2008) yaitu dirasakan nyaman oleh pasien.
mempertahankan tekanan dalam suatu
periode yang lama (lebih dari dua jam) KESIMPULAN
tidak direkomendasikan karena berisiko Kesimpulan penelitian ini adalah
merusak jaringan atau menekan saraf tidak terdapat perbedaan secara statistik
dibawah penekanan tersebut. pada kejadian komplikasi vaskuler lokal
Studi oleh King, dkk., tahun 2008 dan neuropati femoral dengan
yang membandingkan kompresi bantal penggunaan penekanan mekanik bantal
pasir dengan aplikasi cold-pack pasir seberat 2,5 kg durasi 1 jam maupun
menunjukkan perbedaan dalam dengan penggunaan cold-pack durasi 20
menurunkan komplikasi hematoma menit diatas area akses kateter arteri

111
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

femoral setelah femoral sheaths dicabut. Hamel, W. J. (2009). Femoral artery


Penggunaan cold-pack dengan durasi closure after cardiac catheterization.
yang lebih singkat yaitu 20 menit dapat Critical Care Nurse, 29(1), 39-46.
menjadi pilihan yang lebih baik untuk King, N. A., Philpott, S. J., & Leary, A.
memberikan rasa nyaman dan tetap (2008). A randomized controlled trial
aman untuk klien. assessing the use of compression
versus vasoconstriction in the
Beberapa saran dari penelitian ini
treatment of femoral hematoma
antara lain penggunaan bantal pasir
occurring after percutaneous
berdurasi 1 jam dan cold-pack sebagai
coronary intervention. Heart & Lung:
alternatif penekan mekanik dapat
The Journal of Acute and Critical
diperkenalkan dalam pendidikan
Care, 37(3), 205-210.
keperawatan khususnya dalam
Lins, S., Guffey, D., VanRiper, S., &
pembelajaran sistim kardiovaskuler.
Kline-Rogers, E. (2006). Decreasing
Secara praktis keduanya dapat dijadikan
vascular complications after
sebagai alternatif penekanan mekanik
percutaneous coronary interventions
pasca kateterisasi jantung dan
partnering to improve outcomes.
erdasarkan pertimbangan waktu,
Critical care nurse, 26(6), 38-45.
penggunaan cold-pack yang hanya
Shoulders-Odom, B. (2008).
berdurasi 20 menit dapat menjadi pilihan
Management of patients after
yang lebih baik karena lebih memberikan
percutaneous coronary interventions.
rasa nyaman pada klien jika dibandingkan
Critical care nurse, 28(5), 26-40.
bantal pasir yang durasinya 1 jam dan
Pennsylvania Patient Safety Advisory.
tetap aman bagi klien. Untuk penelitian
(2007.) Strategies to minimize
selanjutnya disarankan meneliti lebih
vascular complications following a
lanjut mengenai respons klien dalam
cardiac catheterization. PA PSRS
upaya mobilisasi dini pasca kateterisasi
Patient Saf Advis, 4 (2): 58-63
jantung karena dengan penggunaan
Sinaga, J., Nurachmah, E., & Gayatri, D.
penekan mekanik bantal pasir durasi 1
(2012). Penekanan Bantal Pasir
jam maupun cold-pack durasi 20 menit
Efektif untuk Klien Paska Kateterisasi
memungkinkan klien untuk dapat
Jantung Dengan Komplikasi:
mobilisasi lebih dini.
Randomized Controlled Trial. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 15(3). 171-
178.
DAFTAR PUSTAKA Wnorowski. 2011. Heat and Cold
Christensen, B. V., Manion, R. V., Therapy.
Iacarella, C. L., Meyer, S. M., http://genufix.com/heat_and_cold_th
Cartland, J. L., Bruhn-Ding, B. J., & erapy.htm [20/09/11].
Wilson, R. F. (1998). Vascular Woods, S.l., Fruelicher, E.S., Motzer,
complications after angiography with S.U., Bridges, E.J. (2005). Cardiac
and without the use of sandbags. nursing. 5ed. Philadelphia: Lippincott
Nursing research, 47(1), 51-53.. United Nations Children’s Fund and
Hall, J.E. (2011). Guyton and Hall World Health Organization
textbook of medical physiology. USA: (UNICEF). (2004). Low birthweight:
Elsevier. Country, regional and global
estimates. New York: UNICEF

112
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

Permaesih, D., & Sudiman, H. (2005). Verawaty, S.N. (2011). Merawat dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi menjaga kesehatan seksual wanita.
anemia pada remaja. Buletin Bandung: Grafindo.
Penelitian Kesehatan, 33(4), 162- Weekes, C. (2008). Mengatasi stres,
171. (Soemanto. B. N.,Trans.) Jakarta:
Sediaoetomo, A.D. (2002). Ilmu gizi Penerbit Arcan.
untuk mahasiswa dan profesi di Wiknjosastro, H. (2002). Ilmu
Indonesia. Jakarta: Penerbit Dian kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Rakyat Pustaka-Sarwono Prawirohardjo.
Yosep, I. (2007). Keperawatan jiwa.
Bandung: Refika Aditama.

113

Anda mungkin juga menyukai