Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH DI


KLINIK ANAK RS WAVA HUSADA KEPANJEN
Diajukan sebagai Tugas Individu Praktik Klinik Program Profesi
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Oleh :
NURI FARIDAH
NIM : 2231081024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN MALANG
WIDYA CIPTA HUSADA
2023
ASUHAN KEBIDANAN

PADA BY. F USIA 10 HARI DENGAN BATUK PILEK


DI KLINIK ANAK RS WAVA HUSADA KEPANJEN

Diajukan sebagai Tugas Individu Praktik Klinik Program Profesi


Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Oleh :
NURI FARIDAH
NIM : 2231081024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN MALANG
WIDYA CIPTA HUSADA
2023

PAGE \* MERGEFORMAT 4
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan pada bayi sakit pada by, F usia 10 bulan dengan batuk pilek di Klinik
Anak RS Wava Husada Kepanjen telah disahkan oleh pembimbing pada :

Hari :
Tanggal :

Malang, 2023
Mahasiswa

Nuri Faridah
NIM. 2231081024

Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

( Bd. Endah Pujiati S.ST., M. Kes ) ( Endah Sri Wulandari S.Tr.Keb., M. Kes)
NIDN. 0704109201

PAGE \* MERGEFORMAT 4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pneumonia biasanya disebabkan oleh virus atau bakteria. Sebagian besar
episode yang serius disebabkan oleh bacteria. Biasanya sulit untuk menentukan
penyebab spesifik melalui gambaran klinis atau gambaran foro dada. Dalam program
penanggulangan penyakir ISPA, pneumonia diklasifikasikan sebagai pneumonia
sangat berat, pneumonia berat, pneumonia dan bukan pneumonia, berdasarkan ada
tidaknya tanda bahaya, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam dan frekuensi
napas, dan dengan pengobatan yang spesifik untuk masing-masing derajat penyakit.
Dalam MTBS/IMCI, anak dengan batuk di”klasifikasi”kan sebagai penyakit sangat
berat (pneumonia berat)dan pasien harus dirawat inap, pneumonia yang berobat jalan,
dan batuk: bukan pneumonia yang cukup diberi nasehat untuk perawatan dirumah.
Derajat keparahan dalam diagnosis pneumonia dalam buku ini dapat dibagi menjadi
pneumonia berat yang harus dirawat inap dan pneumonia ringan yang bisa dirawat
jalan (Modul MTBS. 2015).
Pneumonia merupakan penyakit yang menyerang saluran pernafasan bagian
bawah, jadi secara sedrhana pneumonia merupakan infeksi akut saluran pernafasan
bawah. Masyarakat awam menyebut kondisi ini sebagai paru-paru basah. Penyakit
ISPA pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor lingkungan
seperti pencemaran udara dalam rumah, ventilasi rumah dan kepadatan hunian.
Faktor individu anak meliputi umur anak, berat badan lahir, status gizi, vitamin A dan
status imunisasi. Faktor lingkungan meliputi perilaku pencegahan dan
penanggulangan ISPA pada balita atau peran aktif keluarga atau masyarakat dalam
menangani penyakit ISPA serta perilaku kebiasaan yang kerugikan kesehatan seperti
merokok dalam keluarga (Maryunani, 2010). Batuk merupakan mekanisme reflex
yang sangat penting untuk menjaga jalan napas tetap terbuka (paten) dengan cara
menyingkirkan hasil sekresi lender yang menumpuk pada jalan napas. Tidak hanya
lender yang akan disingkirkan oleh reflex batuk tetapi juga gumpalan darah dan
benda asing (Djojodibroto, D. 2016). Berdasarkan latar belakang diatas, penulis
tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan pada bayi sakit batuk non pneumonia
pada bayi M umur 7 bulan di ruang klinik anak rumah sakit wava husada kepanjen
malang.

PAGE \* MERGEFORMAT 4
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada balita sakit
dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan 7 langkah manajemen Varney
dan pendokumentasian menggunakan SOAP.
1.1.2 Tujuan khusus
1) Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar batuk.
2) Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada balita sakit umur 10
bulan dengan batuk.
3) Mahasiswa mampu melakukan analisis adanya kesenjangan maupun
kesesuaian antara kasus yang didapat dengan teori dan konsep dasar yang
telah dipahami.
4) Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian SOAP

1.2 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Hasil pembuatan asuhan kebidanan ini, mahasiswa mendapatkan masukan
pengetahuan mengenai asuhan balita sakit
1.3.2 Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Penulis
Merupakan pengalaman belajar dalam melaksanakan praktik kebidanan
khususnya asuhan kebidanan pada anak sakit.
b. Manfaat bagi profesi
Sebagai salah satu masukan bagi bidan sebagai Upaya meningkatkan kualitas
pelayanan Kesehatan yang optimal berupa pemantauan, meberikan informasi
serta pelayanan yang tepat dan adekuat dalam memberikan asuhan kebidanan,
pada anak sakit.
c. Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan
kualitas Pendidikan kebidanan khususnya pada pertumbuhan dan perkembangan
anak yang sakit.
d. Bagi Praktik Bidan Rumah Sakit
Sebagai referensi untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan
asuhan kebidanan khususnya pada anak sakit.

PAGE \* MERGEFORMAT 4
1.3 Pelaksanaan
1.4.1 Tempat : Klinik Anak RS Wava Husada
1.4.2 Waktu : 01 Nopember 2023

PAGE \* MERGEFORMAT 4
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Batuk


2.1.1 Pengertian Batuk
Batuk merupakan mekanisme reflex yang sangat penting untuk menjaga
jalan napas tetap paten (terbuka) dengan cara menyingkirkan hasil sekresi lender
yang menumpuk pada jalan napas. Tidak hanya lender yang akan disingkirkan oleh
reflezx batuk tetapi juga gumpalan darah dan benda asing (Djojodibroto, 2009).
Batuk merupakan proses ekspirasi (penghembusan napas) yang eksplosif yang
memberikan mekanisme proteksi normal untuk membersihkan saluran pernafasan
dari adanya benda asing yang mengganggu. Batuk bukanlah suatu penyakit
melainkan suatu tanda atau gejala adanya gangguan pada saluran pernafasan.
Selain itu, batuk juga merupakan jalur penyebaran infeksi. Batuk dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman, mengganggu kehidupan normal, dan rasa
khawatir terhadap penyebab batuk (Ikawati, 2016).
2.1.2 Etiologi
Pemicu batuk adalah adanya berbagai iritan yang memasuki saluran nafas
melalui inhalasi (asap, debu atau asap rokok, makanan yang tidak sehat) atau
melalui inhalasi (sekresi jalan napas, benda asing atau isi lambung). Batuk karena
iritasi karena sekresi jalan napas (seperti postnatal drip) atau isi lambung biasanya
faktor pemicunya tidak dikenal dan batuknya bersifat persisten. Jika terus terpapar
oleh iritan maka dapat memicu batuk dan sensitifitas jalan nafas meningkat. Infeksi
pernafasan karena virus atau bakteri yang menyebabkan inflamasi, konstriksi dan
kompresi jalan nafas juga dapat menyebabkan batuk. Adanya kelainan pada
jantung, yaitu gagal jantung kongestif, juga dapat menimbulkan batuk karena
adanya edema di daerah peribronkial dan interstisial (Ikawati, 2016).
2.1.3 Patofisiologi
Batuk membantu membersihkan jalan nafas saat ada banyak partikel-partikel
asing yang terhirup, lender dalam jumlah yang berlebihan, dan jika ada subtansi
abnormal pada jalan nafas seperti edema atau nanah. Reflex batuk dimulai dengan
adanya stimulasi pada reseptor, dimana reseptor batuk merupakan golongan
reseptor yang secara cepat beradaptasi terhadap adanya iritan. Ada ujung syaraf
yang berlokasi didalam epitelium dihampirsepanjang saluran nafas utama. Pada
bagian faring juga terdapat reseptor batuk yang dapat dipicu oleh adanya stimulus

PAGE \* MERGEFORMAT 4
kimia maupun mekanis. Reseptor mekanis sensitive terhadap sentuhan perubahan,
terkonsentrasi dilaring, trachea dan karina. Reseptor kimia sensitive pada adanya
gas dan bau-bauan berbahaya, terkonsentrasi dilaring bronkus dan trachea (Ikawati,
2016).
2.1.4 Mekanisme Batuk
Batuk merupakan suatu rangkaian reflex yang terdiri dari reseptor batuk,
saraf aferen, pusat batuk, saraf eferen dan efektor. Reflex batuktidak akan
sempurna apabila salah satu unsurnya tidak terpenuhi. Adanya rangsangan pada
reseptor batuk akan dibawa oleh saraf aferen ke pusat batuk yaitu medulla untuk
diteruskan ke efektor melalui saraf eferen. Reseptor batuk terdapat pada farings,
larings, trachea, bronkus, hidung (sinus paranasal), telinga, lambung dan
pericardium sedangkan efektor batuk dapat berupa otot farings, larings, diafragma
intercostal, dan lain-lain. Proses batuk terjadi didahului inspirasi maksimal,
penutupan glottis, peningkatan tekanan intrs toraks lalu glottis terbuka, dan
dibatukkan secara eksplosif untuk mengeluarkan benda asing yang ada pada
saluran respiratorik. Inspirasi diperlukan untuk mendapatkan volume udara
sebanyak-banyaknya sehingga terjadi peningkatan tekanan intratorakal
(Supriyanto, 2010). Selanjutnya terjadi penutupan glottis yang bertujuan
mempertahankan volume paru pada saat tekanan intratorakal besar. Pada fase ini
terjadi kontraksi otot ekspirasi karena pemendekan oto ekspirasi sehingga selain
tekanan intratorakal tinggi tekanan intrabdomen pun tinggi. Setelah tekanan
intratorakal dan intraabdomen meningkat maka glottis akan terbuka yang
menyebabkan terjadinya ekspirasi yang cepat, singkat dan kuat sehingga terjadi
pembersiahan bahan-bahan yang tidak diperlukan seperti mucus dan lain-lain.
Setelah fase tersebut maka otot respiratorik akan relaksasi yang dapat berlangsung
singkat atau lama tergantung dari jenis batuknya. Apabila diperlukan batuk
kembali maka fase relaksasi berlangsung singkat untuk persiapan batuk
(Supriyanto, 2016).
Menurut Guyton dan Hall (2018), mekanisme batuk dapat dibagi menjadi empat
fase yaitu:
a. Fase iritasi. Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus dilaring,
trakea, bronkus besar atau serat afferent cabang faring dari nervus
glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor
batuk di lapisan faring dan esophagus, rongga pleura dan saluran telinga
luar dirangsang.

PAGE \* MERGEFORMAT 4
b. Fase inspirasi. Pada fase inspirasi glottis secara reflex terbuka lebar akibat
kontraksi otot abductor kartilago aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam
dan cepat, sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk
ke dalam paru. Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot
toraks, perut dan diafragma, sehingga dimensi lateral dada membesar
mengakibatkan penignkatan volume paru. Masuknya udara ke dalam paru
dengan jumlah banyak memberikan keunrungan yaitu akan memperkuat
fase ekspirasi sehingga lebih cepat dan kuat seta memperkecilrongga udara
yang tertutup sehingga menghasilkan mekanisme pembersihan yang
potensial.
c. Fase kompresi. Fase ini dimulai dengan tertutupnya glottis akibat kontraksi
otot adductor kartilago aritenoidea, glottis tertutup selama 0,2 detik. Paa
fase ini tekanan intratoraks meninggi sampai 300 cm H2O agar terjadi
batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah
glottis terbuka. Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glottis karena otot-otot
ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glottis
terbuka.
d. Fase kespirasi/ekspulsi. Pada fase ini glottis terbuka secara tiba-tiba akibat
kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran benda-benda
asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glottis, otot-otot pernafasan dan
cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam fase
mekanisme batuk dan disinlah terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara
batuk sangat bervariasi akibat getaran secret yang ada dalam saluran nafas
atau getaran pita suara.
2.1.5 Klasifikasi Batuk Secara Umum
Penyakit batuk dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu batuk produktif dan
batuk tidak produktif.pengelompokan ini didasarkan pada ada dan tidaknya dahak
yang diproduksi oleh si penderita.
a. Batuk Produktif. Masyarakat umumnya menyebtunya dengan batuk
berdahak. Batuk berdahak adalah batuk yang disertai dengan dihasilkannya
dahak. Batuk berdahak sangat mengganggu karena terasa gatal dan dahak
akan keluar seiring dengan batuk. Batuk jenis ini biasanya disebakan oleh
alergi dan disertai flu.

PAGE \* MERGEFORMAT 4
b. Batuk tidak produktif/ batuk tidak produktif, atau batuk tidak berdahak
atau disebut juga batuk kering, adalah jenis batuk yang tidak disertai
produksi dahak yang berlebihan.
Adapun jenis batuk berdasarkan berapa lama batuk tersebut bertahan yaitu:
a. Batuk akut. Batuk akut merupakan jenis batuk yang berlangsung kurang
dari 2 minggu. Batuk jenis ini biasanya disebabkan oleh masuk angina,
influenza atau infeksi sinus.
b. Batuk Kronik. Batuk kronik merupakan jenis batuk yang bertahan selama
lebih dari 2 minggu, bahkan ada juga yang menahun. Jenis batuk ini juga
terjadi secara berulang. Penyebab batuk kronik antara lain adalah asma, TB
dan batuk rejan. Batuk rejan dapat dicegah sejak dini dengan cara
memberikan imunisasi DPT.

2.1.6 Penanganan Batuk


a. Memberikan kemoprofilaksis (pelega tenggorokan/Pereda batuk) pada anak
dengan infeksi pernafasan akut.
b. Memperbaiki nutrisi atau mempertahankan pemberian nutrisi yang baik
c. Menjaga kebersihan
d. Mengurangi polusi lingkungan seperti polusi udara dalam ruangan, lingkungan
berasap rokok dan polusi diluar ruangan.
e. Pengurangi penyebaran kuman dan mencegah penularan langsung dengan cara
menjauhkan anak dari penderita batuk.
f. Memperbaiki cara-cara perawatan anak. Usaha untuk mencari pertolongan medis,
memberikan pendidikan pada ibu tentang cara perawatan anak yang baik
(WHO,2010).

2.1.7 Faktor yang dapat meringankan batuk


Menurut Eveline, djamaludin (2010) ada beberapa cara untuk meringankan batuk
diantaranya:
a. Memperbanyak minum air putih untuk membantu mengencerkan dahak,
mengurangi iritasi, rasa gatal.
b. Menghindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang
tenggorokan seperti makanan yang berminyak dan minuman dingin.
c. Menghindari paparan udara dingin
d. Mengindari rokok dan asap rokok karena dapat mengiritasi tenggorokan
sehingga dapat memperparah batuk.

PAGE \* MERGEFORMAT 4
e. Menggunakan zat-zat emoliensia seperti kembang gula, madu atau permen
hisap pelega tenggorokan. Ini berfungsi untuk melunakkan rangsangan
batuk dan mengurangi iritasi pada tenggorokan dan selaput lender.
f. Istirahat yang cukup berguna untuk meningkatka ketahanan tubuh.

2.2 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Balita dengan Imunisasi DPT


2.2.1 Pengkajian
a) Data Subyektif
1) Biodata
Nama Bayi : untuk menghindari kekeliruan
Tanggal lahir : untuk mengetahui usia neonatus
Umur : untuk mengetahui usia bayi
Jenis kelamin : untuk mengetahui jenis kelamin bayi
Alamat : untuk memudahkan kunjungan rumah
Biodata orang tua
Nama ibu : nama ibu untuk mengenal, memanggil dan
menghindari terjadinya kekeliruan
Umur : untuk mengetahui apakah ibu termasuk berisiko
tinggi/tidak
Agama : untuk mengetahui kepercayaan yang dianut ibu
Pendidikan : untuk memudahkan pemberian KIE
Pekerjaan : untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi
Alamat : untuk memudahkan komunikasi dan kunjungan rumah
Nama Suami : untuk menghindari terjadinya kekeliruan
Umur : untuk mengetahui usia suami
Pendidikan : untuk memudahkan pemberian KIE
Pekerjaan : untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi
Alamat : untuk memudahkan komunikasi dan kunjungan rumah
2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan Kesehatan anaknya dengan batuk
lender dan pilek selama 2 hari
3) Data Kesehatan

PAGE \* MERGEFORMAT 4
a. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan anaknya batuk lender dan pilek selama 2 hari
b. Riwayat penyakit dahulu
Ibu mengatakan bayinya tidak pernah sakit
4) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak menderita penyakit
menurun(ashma, DM), menular (TBC), meanhun (jantung) seperti dada
berdebar-debar (jantung), sering makan, minum dan kencing (DM), sesak
nafas (Ashma), tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi, sakit kuning
(Hepatitis), kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan gatal-gatal
(IMS).
5) Data Imunisasi

HB POLIO BCG DPT DT

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

6) Kebutuhan Dasar

Kebutuhan Sebelum Sakit Saat Sakit

Pola Makan
Frekuensi 4-5x sehari 1-2x sehari
Porsi 1 mangkok sedang 1 mangkok kecil
Makanan yg disukai Bubur, sup ayam Bubur
Makanan yg tdk Tidak ada Tidak ada
disukai
Jenis makanan Bubur, sayur Bubur, sayur
Keluhan Tidak Tidak
Pantangan Tidak Tidak

Istirahat
Lama tidur 10 jam/hari 8 jam/hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada

Personal hygiene

PAGE \* MERGEFORMAT 4
Mandi 2x sehari 2x sehari
Sikat gigi 2x sehari 2x sehari tiap
Ganti pakaian Tiap basah/kotor basah/kotor
Keluhan Tidak ada Tidak ada

Aktifitas Aktif Aktifitas bermain anak


berkurang

Eliminasi
Frekuensi BAK 4-6x sehari 4-6x sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Jumlah 1 popok penuh 1 popok penuh
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Frekuensi BAB warna 1-2x sehari 1-2x sehari
Bau Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Konsistensi Khas Khas
Keluhan Lembek Lembek
Tidak ada Tidak ada

7) Riwayat psikososial
Ibu dan keluarga segera memeriksakan Kesehatan anaknya ke fasilitas
Kesehatan jika sakit
b) Data obyektif
1) Pemeriksaan umum
Kesadaran : composmentis
Suhu : normal (36,5-37 ºC)
Pernafasan : normal (40-60 kali permenit)
Denyut jantung : normal (130-160 kali permenit)
Berat badan : normal (2500-4000 gram)
Panjang badan : antara 48-52 cm
2) Pemeriksaan fisik
Kepala : warna rambut, pertumbuhan, keadaan, lesi, oedem
Mata : sclera putih, tidak ada perdarahan subconjunctiva,
secret, bentuk, tanda infeksi, kelainan.
Hidung : lubang simetris, bersih, tidak ada sekret
Mulut : secret, lidah, gigi, gusi

PAGE \* MERGEFORMAT 4
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Leher : bentuk, massa, kekakuan, kel. Tiroid, kel. parotis
Dada : bentuk, type pernafasan, perkusi dada, auskultasi suara
Pernafasan : sifat
KGB ; pembesaran
Abdomen : simetris, meteorismus, bekas op, resistensi, peristaltic
usus, tumor/massa, palpasi hepar, palpasi lien, palpasi
mc.burney
Genetalia : oedem, secret kelainan.
Anus : tidak terdapat atresia ani
Ekstremitas : oedem, kelainan, turgor kulit.
c) Pemeriksaan Antropometri
Berat Badan : BB bayi normal 2500-4000 gram
Panjang Badan : panjang badan bayi lahir normal 48-52 cm
Lingkar Kepala : lingkar kepala bayi normal 33-38 cm
Lingkar Lengan Atas: normal 10-11 cm
d) Pemeriksaan Penunjang
Adakah pemeriksaan yang dapat menunjang
e) Pengobatan yang telah didapat
Ibu mengatakan anaknya belum pernah mendapatkan pengobatan apapun

2.2.2 Identifikasi Diagnosa/Masalah


Diagnosis : An. M umur tahun dengan batuk bukan penumonia
Data subjektif : ibu mengatakan ingin memeriksakan Kesehatan anaknya
dengan batuk lender dan pilek selama 2 hari
Data objektif : HR : normal (130-160 kali/menit)
RR : normal (30-60 x/menit)
Suhu : normal
Berat badan : 2500-4000 gram
Panjang Badan : 48-52 cm
Wajah pucat, conjunctiva anemis
2.2.3 Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
1. Potensial terjadinya dehidrasi ringan
Antisipasi :
 Penuhi asupan cairan untuk mengatasi dehidrasi atau rehidrasi
 Pemberian nutrisi yang adekuat

PAGE \* MERGEFORMAT 4
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada

2.2.5 Intervensi
Tanggal/jam :
Intervensi
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/ cuci tangan merupakan prosedur pencegahan kontaminasi silang
2. Lakukan pendekatan pada bayi dan keluarga
R/ menjalin hubungan yang baik dan menciptakan kepercayaan pada keluarga
terhadap petugas.
3. Anjurkan ibu untuk memberi ASI sesuka bayi dan istirahat yang cukup
R/ mencegah terjadinya dehidrasi atau kurang asupan makan pada anak
4. Berikan penjelasan pada ibu dan keluarga tentang kondisi anak saat ini
R/ ibu dapat mengerti dan kooperatif dengan dokter atau petugas
5. Anjurkan ibu untuk menjemur bayinya sekitar 10 menit diantara jam 9 sd 15
R/ Tindakan awal pada anak dengan hidung tersumbat
6. Berikan KIE pada ibu tentang kondisi ruangan yang sejuk sehingga
pernapasan bayi longgar.
R/ menambah pengetahuan ibu
7. Kolaborasi dengan dokter anak untuk pemberian terapi
R/ untuk mengatasi keluhan anak saat ini sesuai dengan kondisi anak
8. Anjurkan ibu untuk control setelah obat habis
R/ untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan dari kesembuhan anak.

2.2.6 Implementasi
Dilakukan sesuai dengan intervensi
Tanggal.... jam : ...WIB
2.2.7 Evaluasi
Tanggal:......jam :....WIB
S : data yang diperoleh dari pasien/keluarga
O : hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnostic dan
penunjang/pendukung lain, serta catatan medic
A : Kesimpulan dari data subjektif dan objektif
P : merupakan gambaran pendokumentasian dan tindakan evaluatif
(Sondakh, 2013)

PAGE \* MERGEFORMAT 4
PAGE \* MERGEFORMAT 4
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA By. F USIA 10 BULAN DENGAN BATUK PILEK
DI KLINIK ANAK RS WAVA HUSADA KEPANJEN

Hari/Tgl Pengkajian : Rabu/01-11-2023


Waktu : Pukul 10.30 WIB
Tempat : Klinik Anak RS Wava Husada
Pengkaji : Nuri Faridah

Data Subjektif
1. Identitas bayi
Biodata Pasien
Nama Bayi Bayi “F”
Umur 10 bulan
Tanggal lahir 21-06-2023
Jam Lahir 06.45
Jenis Kelamin perempuan
Anak ke 2

2. Identitas orang tua


Biodata Orangtua Ibu Suami
Nama Ny. ”M” Tn. ”A”
Usia/Tanggal lahir 30 tahun 32 tahun
Pendidikan terakhir Diploma Diploma
Pekerjaan Karyawan swasta
Agama Islam Islam
Alamat Kepanjen

3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Batuk pilek mulai kemarin, tidak ada demam
b. Riwayat kesehatan prenatal
Kehamilan ini merupakan kehamilan keduanya. Ibu mengalami terlambat
haid, menstruasi terakhir ibu pada tanggal 11-10-2022. Pada kehamilan ini ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 8x di RS Wava Husada dan 1x di

PAGE \* MERGEFORMAT 4
PKM. Hasil pemeriksaan dalam batas normal, tidak ada yang mengarah
komplikasi kehamilan namun ibu riwayat sirklase servik. Kehamilan ini
merupakan kehamilan yang diharapkan oleh ibu, suami dan keluarga. Status TT
ibu T5.
c. Riwayat kesehatan intranatal
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya secara SC pada tanggal 21-06-
2023 jam 06.45 WIB. BB 2700 gr, PB 46 cm, LK 33 cm, LD 30 cm, LP 28 cm,
LL 10 cm. Kondisi ibu dan bayi sehat.
d. Riwayat kesehatan post natal

Bayi sudah di lakukan perawatan tali pusat, suntik vitamin K dan di beri
salep profilaksis.
Ibu tidak memiliki alergi terhadap cuaca, makanan dan obat-obatan, tidak
sedang mengalami hipertensi, penyakit jantung, asma, TB maupun diabetes
mellitus.
e. Riwayat kesehatan dulu

Ibu tidak memiliki riwayat alergi, hipertensi, penyakit jantung, asma, TB


maupun diabetes mellitus. Pada kehamilan yang pertama dan kedua ini ibu riwayat
sirklase serviks.
f. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit jantung, hipertensi, TBC, asma
maupun diabetes mellitus.
g. Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan anaknya batuk lender dan pilek selama 1 hari ini.
4. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Pola Nutrisi : Bayi disusukan pada ibunya, colostrum dan ASI sudah keluar
Pola Eliminasi : bayi sudah bab warna kuning kehijauan dan sudah BAK
Pola Aktivitas : bayi menangis ketika diangkat dari dada ibu, reflek rooting
(+), reflek sucking (+), reflek morro(+)
5. Data Psiko-sosio-budaya

 Riwayat pernikahan : ini adalah pernikahan pertama bagi ibu maupun suami,
pernikahan berlangsung tahun 2015.
 Dukungan suami dan keluarga : ini merupakan anak yang sangat diharapkan oleh
ibu, suami maupun keluarga

PAGE \* MERGEFORMAT 4
 Ibu tidak memiliki kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.
 Ibu mengatakan ada budaya pada bayi yaitu selapan (40 hari) dan 7 bulanan.
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tanda Vital : HR = 138 x/mnt, R = 42 x/mnt, S = 36,5 °C
 BB : 6800 g
 PB : 70 cm
 LIKA : 43 cm

2. Pemeriksaan Fisik
 Kepala : tidak ada caputsuccedaneum, tidak ada cephal hematoma, ubun-
ubun tertutup
 Wajah : warna kemerahan
 Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, tidak ada perdarahan
subkonjunctiva
 Hidung : lubang simteris, bersih, ada sekret
 Mulut : reflek hisap baik, tidak ada palatoskisis
 Telinga : simetris, tidak ada serumen
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran
bendungan vena jugularis
 Dada : simetris, tidak ada retraksi dada
 Tali pusat : bersih, tidak ada perdarahan, tali pusat terbungkus kasa
 Abdomen : simetris, tidak ada massa, tidak ada infeksi
 Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia minora
 Anus : tidak terdapat atresia ani
 Ekstremitas : Tidak terdapat polidaktil dan sindaktil

3. Pemeriksaan Neurologis
Reflek Moro :+
Reflek Menggenggam :+
Reflek Rooting :+
Reflek Menghisap :+

PAGE \* MERGEFORMAT 4
Glabela Reflek :+

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Tanggal : 01 Nopember 2023
Pukul : 10.30 WIB
DX : Bayi F usia 10 bulan dengan batuk pilek
Keadaan neonatus Normal
DS :
- Ibu mengatakan HPHT tanggal 03 September 2022
- Ibu mengatakan sudah melahirkan anakya tanggal 21 Juni 2023 pukul
06.45 WIB

DO :

a) Pemeriksaan Umum
Tanda-tanda vital :

 HR = 138 x/mnt, R = 42 x/mnt, S = 36,5 °C


 BB : 6800 g
 PB : 71 cm
 LIKA : 43 cm

b) Pemeriksaan Fisik
c) Kepala : tidak ada caputsuccedaneum, tidak ada cephal hematoma, ubun-
ubun tertutup
d) Wajah : warna kemerahan
e) Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, tidak ada perdarahan
subkonjunctiva
f) Hidung : lubang simteris, bersih, ada sekret
g) Mulut : reflek hisap baik, tidak ada palatoskisis
h) Telinga : simetris, tidak ada serumen
i) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran
bendungan vena jugularis
j) Dada : simetris, tidak ada retraksi dada
k) Tali pusat : bersih, tidak ada perdarahan, tali pusat terbungkus kasa
l) Abdomen : simetris, tidak ada massa, tidak ada infeksi
m) Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia minora
n) Anus : tidak terdapat atresia ani
o) Ekstremitas : Tidak terdapat polidaktil dan sindaktil

PAGE \* MERGEFORMAT 4
p) Pemeriksaan Reflek

Reflek Moro :+
Reflek Menggenggam : +
Reflek Rooting : +
Reflek Menghisap :+
Glabela reflek :+
III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI
Tanggal : 01 Nopember 2023
Pukul : 10.30 WIB

Dx : Bayi “F” usia 7 hari dengan batuk pilek

Tujuan : pernapasan bayi normal


Kriteria Hasil :
Bayi dalam keadaan sehat
TTV dalam batas normal
HR = 130-160 x/menit
RR = 30-60 x/menit
S = 36-37 ºC
Intervensi
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/ cuci tangan merupakan prosedur pencegahan kontaminasi silang
2. Lakukan pendekatan pada bayi dan keluarga
R/ menjalin hubungan yang baik dan menciptakan kepercayaan pada keluarga
terhadap petugas.
3. Anjurkan ibu untuk memberi ASI sesuka bayi dan istirahat yang cukup
R/ mencegah terjadinya dehidrasi atau kurang asupan makan pada anak
4. Berikan penjelasan pada ibu dan keluarga tentang kondisi anak saat ini
R/ ibu dapat mengerti dan kooperatif dengan dokter atau petugas
5. Anjurkan ibu untuk menjemur bayinya sekitar 10 menit diantara jam 9 sd 15
R/ Tindakan awal pada anak dengan hidung tersumbat
6. Berikan KIE pada ibu tentang kondisi ruangan yang sejuk sehingga
pernapasan bayi longgar.
R/ menambah pengetahuan ibu

PAGE \* MERGEFORMAT 4
7. Berikan KIE pada ibu tentang kondisi bayi yang perlu penanganan medis atau
kegawatdaruratan.
R/ Tindakan segera bisa dilakukan oleh ibu.
8. Kolaborasi dengan dokter anak untuk pemberian terapi
R/ untuk mengatasi keluhan anak saat ini sesuai dengan kondisi anak
9. Anjurkan ibu untuk control setelah obat habis
R/ untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan dari kesembuhan anak.

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 10 Juni 2023
Pukul : 10.45 WIB
DX : Bayi “M” usia 7 hari dengan bayi baru lahir normal

1. Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan


2. Melakukan pendekatan pada bayi dan keluarga
3. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI sesuka bayi dan istirahat yang cukup,
sehingga nutrisi tercukupi dan dengan ASI imunitas terbentuk.
4. Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga tentang kondisi anak saat ini,
bahwa pernapasan pada anaknya masih aman, paru-paru tidak terlalu banyak
dahak, namun masih perlu obat untuk menghilangkan batuk dan pileknya.
5. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya sekitar 10 menit diantara jam 9 sd
15, karna selain mengandung vitamin D sinar matahari bisa mengencer dahak
yang terdapat di saluran pernapasan atas.
6. Memberikan KIE pada ibu tentang kondisi ruangan yang sejuk sehingga
pernapasan bayi longgar, jika dimalam hari terjadi batuk atau hidung
tersumbat dianjurkan untuk di ajak keluar ruangan kamar menuju ke ruangan
yang lebih lebar dan ventilasi cukup.
7. Memberikan KIE pada ibu tentang kondisi bayi yang perlu penanganan medis
atau kegawatdaruratan, seperti batuk yang menyebabkan sampai dengan
muntah berlebih, anak tidak mau makan dn minum.
8. Melakukan kolaborasi dengan dokter anak untuk pemberian terapi yaitu bayi
puyer dan minyk yang diteteskan di baju untuk melonggarkan pernapasan.
9. Menganjurkan ibu untuk control setelah obat habis, untuk mengetahui
perkembangan anak setelah minum obat.

VII. EVALUASI
Tanggal : 01 Nopember 2023
Pukul : 11.00WIB

PAGE \* MERGEFORMAT 4
Dx : Bayi “F” usia 10 bulan dengan batuk pilek
Keadaan Bayi Normal.
- Ibu memahami hasil pemeriksaan
- Ibu mampu mengulangi sebagian besar penjelasan yang telah diberikan.
- Ibu bersedia melanjutkan asuhan yang sudah diberikan petugas saat
dirumah
- Ibu bersedia untuk kontrol kembali saat ada keluhan
- Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan akan mengawasi kondisi
bayinya selama dirumah nanti
- Ibu mengerti tentang tanda sakit dan bahaya - bahaya pada bayi dan akan
segera memeriksakannya.

PAGE \* MERGEFORMAT 4
BAB 4
PEMBAHASAN

Pada hasil studi kasus ini penulis menyajikan pembahasan dengan membandingkan
antara teori dengan asuhan yang diterapkan pada By “F” usia 10 bulan.
4.1 Data subjektif
Pada kasus yang ditemui di lahan, pengkajian data dilakukan dengan Teknik
wawancara kepada klien (auto anamnesa). Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati
(2015) yang menyatakan bahwa pengkajian data dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu
auto anamnesa (anamnesa klien secara langsung/data primer), dan allo anamnesa
(anamnesa melalui keluarga klien untuk memperoleh data tentang klien).
Pada kasus An. F pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori. Pengkajian
anamnesa dilakukan secara menyeluruh dan terfokus. Pada pengkajian data subjektif
diperoleh data bahwa klien mengatakan ingin memeriksakan kondisi anaknya. Dari data
subyektif menunjukkan bahwa bayi lahir di usia kehamilan aterm 39 minggu. Hal ini
sesuai dengan teori Rochmah (2012) yang menyebutkan neonatus normal adalah bayi
yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu. Bayi. F lahir secara SC pada
tanggal 21-06-2023 ditolong oleh dokter dengan berat lahir 2700gram dan panjang badan
46 cm yang merupakan kriteria neonates normal seperti yang disebutkan oleh teori
Sondakh (2013) bahwa berat badan lahir normal bayi antara 2500-4000gram dan panjang
48-50 cm.
4.2 Data Objektif
Pada pemeriksaan objektif didapatkan tanda-tanda vital bayi Ny.R dalam batas
normal HR 138x/menit, RR 42x/menit dan S 36°C. Pada pemeriksaan fisik juga
didapatkan hasil dalam batas meliputi pemeriksaan kepala tidak ada caput succedeneum
dan cephal hematoma, pada muka warna kulit merah, pada mata sklera putih tidak ada
perdaraha subconjunctiva, pada hidung simetris, terdapat sekret, pada mulut tidak ada
palatoskiziz, pada anus tidak ada atresia ani dan pada ekstremitas tidak terdapat polidaktil
dan sindaktil. Hal ini sesuai dengan langkah anak normal ditunjukkan dengan hasil
pemeriksaan fisik yang dalam batas normal dan tidak terdapat masalah / kelainan
(Sondakh, 2013).
4.3 Analisa
Berdasarkan identifikasi data dasar, diagnose pada An. ”F” adalah An.”F” Usia 10
bulan anak balita dengan batuk pilek. Untuk menegakkan diagnose diperlukan data

PAGE \* MERGEFORMAT 4
subjektif dan objektif. Data subjektif merupakan data yang didapatkan dengan melakukan
pengkajian baik kepada klien maupun keluarga, sedangkan data objektif didapatkan dari
hasil pemeriksaan fisik. Pada By. F pengkajian didapatkan berusia 10 bulan dengan
keluhan batuk dan pilek mulai kemarin dan hasil pemeriksaan fisik terdapat sedikit secret
dihidung. Sehingga dapat ditegakkan diagnose By.F usia 10 bulan dengan batuk pilek.
Hal ini sesuai dengan langkah pertama manajemen kebidanan pada buku Asuhan
kebidanan, Heni (2018) yaitu mencari dan menggali data atau fakta baik dari klien,
keluarga maupun anggota tim kesehatan lainnya dan juga dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh bidan sendiri. Berdasarkan data diatas didapatkan hasil diagnosis adalah
Bayi usia 7 hari dengan batuk pilek.
4.4 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dilakukan menurut pengkajian data dan diidentifikasi
masalah adalah menjelasakan kepada keluarga hasil pemeriksaan, bahwa pada
pemeriksaan fisik anak saat ini masih sesuai dengan buku KIA, memberikan KIE kepada
ibu tentang pentingnya nutrisi yaitu ASI untuk umur 10 bulan sesuka bayi jika memang
ibu bekerja maka bisa di pumping setiap 2 jam sekali dan meningkatkan nutirisi pada ibu
agar produksi ASI berkualitas, kebutuhan untuk istirahat juga penting untuk
meningkatkan kebutuhan ASI dan bayi bisa membentuk kekebalan. Memberikan
penjelasan pada ibu dan keluarga tentang kondisi anak saat ini, bahwa pernapasan pada
anaknya masih aman, paru-paru tidak terlalu banyak dahak, namun masih perlu obat
untuk menghilangkan batuk dan pileknya.
Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya sekitar 10 menit diantara jam 9 sd 15,
karena selain mengandung vitamin D yang berfungsi untuk menjaga kekebalan tubuh
sehingga membuat bayi tidak rentan terhadap berbagai penyakit, sinar matahari
membantu mengencer dahak, lender di saluran pernapasan sehingga akan melegakan
hidung tersumbat, berjemur juga diyakini bisa membunuh kuman penyebab infeksi.
Memberikan KIE pada ibu tentang kondisi ruangan yang sejuk sehingga pernapasan bayi
longgar, jika dimalam hari terjadi batuk atau hidung tersumbat dianjurkan untuk di ajak
keluar ruangan kamar menuju ke ruangan yang lebih lebar dan ventilasi cukup.
Memjelaskan kepada ibu tentang kondisi-kondisi apa saja yang perlu diwaspadai pada
bayi dan perlu dibawa ke tenaga medis yaitu napas bayi terasa sesak atau terdapat cuping
hidung, anak muntah setiap minum dan kejadian yang mengkhawatirkan lainnya. Selain
itu juga anak perlu diberikan terapi atau kolaborasi dengan dokter untuk pemberian puyer
dan minyak untuk melegakan pernapasan yang dioleskan ke baju atau bantal anak.
Mengingatkan kepada ibu untuk control jika masih ada keluhan atau jika obat habis. Hasil

PAGE \* MERGEFORMAT 4
evaluasi, Ibu menyetujui, mendengarkan, memahami kondisi bayinya dan apa saja yang
dijelaskan oleh dokter dan bidan.
Menurut fakta, opini dan teori yang telah disebutkan dapat diambil kesimpulan
bahwa, Berdasarkan asuhan yang telah diberikan tidak terdapat kesenjangan teori dan
praktek.

PAGE \* MERGEFORMAT 4
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada pengkajian kasus pada An.”F” didapatkan hasil bahwa klien datang ke Klinik
Anak RS Wava Husada untuk memeriksakan kondisi anak saat ini. Dari hasil pengkajian
data subjektif didapatkan hasil bahwa anak batuk pilek sudah 1 hari ini, serta didapatkan
hasil pengkajian fisik pada hidung terdapat sedikit sekret. Diagnosa ditegakkan
berdasarkan data subjektif dan data objektif. Selanjutnya penatalaksanaan yang diberikan
adalah memberikan informasi pada orang tua bahwa hasil pemeriksaan pada anak
menunjukkan tidak adanya sekret didaerah paru-paru, hanya terdapat sekret hidung saja,
memberikan koonseling kepada ibu tentang nutrisi, penanganan anak untuk saat ini yaitu
menjemur di pagi hari dan pemberian obat, serta mengingatkan ibu untuk kontrol jika
obat habis atau jika terdapat keluhan yang membahayakan anak.
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada anak usia 10 bulan semuanya berjalan
dengan baik dan asuhan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dimana asuhan anak
usia 10 bulan dilakukan sesuai standar.

5.2 Saran
a. Bagi Penulis
Sebagai pengalaman belajar dalam melaksanakan praktik kebidanan khususnya
asuhan kebidanan pada anak sakit.
b. Bagi profesi
Sebagai salah satu masukan bagi bidan sebagai Upaya meningkatkan kualitas
pelayanan Kesehatan yang optimal berupa pemantauan, memberikan informasi
serta pelayanan yang tepat dan adekuat dalam memberikan asuhan kebidanan,
pada anak sakit.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk meningkatkan kualitas Pendidikan kebidanan khususnya pada
pertumbuhan dan perkembangan anak yang sakit.
d. Bagi Praktik Bidan Rumah Sakit
Untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan
khususnya pada anak sakit.

PAGE \* MERGEFORMAT 4
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2010. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
Noorbaya, Siti dan Herni Johan. 2019. Panduan Belajar Asuhan Neonatus, Bayi, Balita,
dan Anak Prasekolah. Yogyakarta : Gozyen Publishing.
Muslihatun, Wafi dkk. 2013. Dokumentasi kebidanan. Yyogyakarta: Fitramaya
Rochmah, K.M.2012. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta:EGC
Setiyani, Astuti, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan.
Sondakh, Jenny J.S.2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:TIM

PAGE \* MERGEFORMAT 4

Anda mungkin juga menyukai