OLEH :
Kelompok 7
F. Penatalaksaan
1. Terapi suportif awal dan evaluasi
a. Berikan suplementasi oksigen secepatnya pada pasen dengan infeksi pernafasan
akut yang berat, gagal nafas, hipoksemia atau syok. Target SpO 2 ≥90% pada
pasien dewasa dan SpO2 ≥92-95% pada pasien yang sedang hamil. Titrasi naik
pemberian oksigen sampai target saturasi oksigen diatas tercapai. Pada ruangan
dimana pasien dengan infeksi pernafasan akut yang berat dirawat, harus selalu
tersedia oksimetri, sistem oksigenasi yang lengkap dan bersifat sekali pakai
(nasal kanul, masker simple, dan masker dengan reservoir). Gunakan
kewaspadaan kontak ketika menyentuh alat penghantar oksigen pada pasien
dengan COVID-19.
b. Pemberian cairan diberikan secara konservatif jika tidak ditemukan tanda syok.
Pemberian cairan harus dilakukan secara hati-hati karena dapat memperburuk
oksigenasi jika terjadi overhidrasi
c. Pemberian antibiotik empiris ditujukan untuk semua patogen yang mungkin
menjadi etiologi SARI. Antibiotik harus segera diberikan dalam 1 jam pertama
pada pasen dengan sepsis. Terapi antibiotik empiris didasarkan pada diagnosa
klinis (pneumonia komunitas, nosokomial atau sepsis), dengan
mempertimbangkan epidemilogi lokal dan data lokal kepekaan terhadap
antibiotik. Terapi empiris mencakup pemberian neuraminidase inhibitor untuk
influenza jika terdapat kecurigaan klinis. Deeskalasi terapi empirik harus
dilakukan dan berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologis dan pertimbangan
klinis. Pemberian antibotik bukan ditujukan untuk COVID-19.
d. Pantau dengan ketat pasien dengan infeksi pernafasan akut yang berat dan jika
terjadi perburukan klinis yang progresif segera lakukan tintervensi terapi
suportif jika dibutuhkan.
e. Pemberian kortikosteroid sistemik tidak disarankan untuk rutin diberikan
sebagai terapi pneumonia yang diakibatkan oleh virus atau pada gagal nafas
2. Tatalaksana Pasien dengan Gagal Nafas dan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
a. Identifikasi kemungkinan gagal nafas hipoksemia berat pada pasien dengan
gangguan pernafasan yang tidak mencapai target dengan terapi oksigen standar.
b. Oksigen aliran tinggi / high-flow nasal oxygen (HFNO) atau ventilasi non
invasif (NIV) dapat diberikan pada pasien gagal nafas hipoksemik tertentu.
c. Intubasi endotrakeal harus dilakukan oleh petugas medis yang sudah terlatih dan
berpengalaman dengan menggunakan kewaspadaan airborne
d. Gunakan Ventilasi mekanik dengan strategi lower tidal volume (4-8ml/kg
predicted body weight/PBW) dan tekanan inspirasi yang lebih rendah (plateu
pressure <30cm H2O).
e. Pada pasien dengan ARDS yang berat, direkomendasikan prone ventilation >12
jam per hari.
f. Pada pasien ARDS tanpa hipoperfusi jaringan, direkomendasikan pemberian
cairan konservatif.
g. Pada pasien dengan ARDS sedang sampai berat, PEEP yang lebih tinggi
disarankan dibanding PEEP rendah.
h. Neuromuskuler blockade infus kontinu tidak disarankan untuk digunakan secara
rutin.
i. Pertimbangkan untuk merujuk ke Faskes yang memiliki extracorporeal life
support (ECLS) pada pasien dengan hipoksemia yang refrakter meskipun
protective mechanical ventilation telah digunakan.
j. Hindari melepaskan pasien dari ventilator yang dapat berakibat pada hilangnya
PEEP dan atelektasis. Untuk itu gunakan kateter inline untuk suction dan klem
endotrakeal tube ketika pelepasan dari ventilator dibutuhkan (misalnya untuk
transfer)
3. Tatalaksana Syok Septik
a. Diagnosis syok septik pada dewasa ketika ditemukan adanya tanda infeksi DAN
membutuhkan vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65 mmHg DAN
kadar laktat ≥2 mmol/L, tanpa adanya hipovolemia. Jika pemeriksaan laktat
tidak tersedia gunakan MAP dan tanda klinis untuk menetukan keberadaan
syok.
b. Cairan resusitasi pada pasien dewasa dengan syok septik yang
direkomendasikan adalah paling tidak 30 ml/kg cairan kristaloid isotonis dalam
3 jam pertama.
c. Tidak diperkenankan menggunakan cairan kristaloid hipotonis, starches atau
gelatin untuk resusitasi.
d. Hati hati karena pemberian cairan dapat menyebabkan kelebihan cairan,
termasuk gagal nafas. Perhatikan tanda-tanda kelebihan cairan (distensi vena
jugular, ronki basah halus pada auskultasi paru, ditemukannya edema paru pada
foto toraks); jika ditemukan maka kurangi atau hentikan pemberian cairan.
e. Cairan kristaloid yang disarankan adalah salin normal atau ringer laktat.
Tentukan kebutuhan pemberian bolus tambahan (250-1000 mL pada dewasa).
Target perfusi yang ingin dicapai adalah MAP (>65 mmHg), urin output
(>0,5/mL/kg) dan perbaikan dari kelembababan kulit, pengisian kapiler,
kesadaran dan kadar laktat.
f. Berikan vasopressor jika syok menetap selama atau setelah resusitasi cairan.
Target adalah MAP ≥65 mmHg pada dewasa.
g. Jika kateter vena sentral tidak tersedia, vasopressor dapat diberikan melalui
akses perifer namun gunakan vena yang besar dan evaluasi ketat adanya tanda
ekstravasasi cairan dan nekrosis jaringan lokal.
h. Jika perfusi tetap buruk dan disfungsi kardiak terjadi meskipun MAP telah
tercapai dengan pemberian cairan dan vasopressor, pertimbangkan pemberian
agen inotropic seperti dobutamine.
4. Pengambilan Spesimen Untuk Pemeriksaan Penunjang.
a. Ambil kultur darah untuk bakteri untuk identifikasi penyebab pneumonia dan
sepsis, sebaiknya sebelum diberikan antibiotik namun JANGAN sampai
menunda pemberian antibiotik untuk mengambil kultur.
b. Ambil spesimen dari saluran pernafasan atas (nasofaring dan orofaring) dan
saluran pernafasan bawah (sputum, aspirasi endotrakeal atau cairan
bronkoalveolar) untuk pemeriksaan SARS-CoV-2 guna pemeriksaan RT-PCR.
Untuk pasen yang terintubasi hanya spesimen dari saluran pernafasan bawah
saja. Gunakan APD yang lengkap saat mengambil spesimen. Induksi sputum
tidak disarankan karena dapat meningkatkan risiko transmisi via aerosol. Pada
pasien yang dirawat dengan CIVUD-19 yang sudah terkonfirmasi, pengambilan
sampel berulang dilakukan untuk melihat viral clearance. Pengambilan sampel
disarankan minimal setiap 2 sampai 4 hari sampai setidaknya 2 hasil negatif
bertutur-turut dengan jeda minimal 24 jam ditemukan, baik pada sampel saluran
pernafasan
5. Terapi Antivirus dan Vaksin
Efektifitas vaksin COVID-19 terhadap varian ini masih memerlukan penelitian
lebih lanjut, namun ada yang menyatakan bahwa efektivitasnya menurun.(7)
Pemberian 2 dosis vaksin Pfizer hanya memberikan perlindungan sebesar 33%
terhadap infeksi Omicron, bahkan di Afrika Selatan efektivitasnya menunjukkan
penurunan sampai 80%.(2,7,8) Penelitian terhadap booster vaksin Pfizer menunjukkan
efektivitas sebesar 75% pasca 2 minggu penyuntikkan (93% terhadap varian Delta).
Idealnya pasien Omicron diisolasi di rumah sakit. Namun, pemerintah mengubah
strategi penanganan pasien Omicron. Masyarakat yang terkonfirmasi positif Omicron
bergejala ringan dan tidak bergejala, tapi bukan pasien berisiko (lansia atau tidak
komorbid) bisa melakukan isolasi mandiri di rumah.
Pemerintah pun memberikan suplemen vitamin maupun obat terapi tambahan
secara gratis lewat layanan telemedicine. Masa inkubasi untuk Omicron lebih pendek
dibandingkan dengan varian sebelumnya, hanya berkisar tiga hari. Walaupun
bisa isolasi mandiri di rumah, tetap harus ada beberapa hal yang diperhatikan. Pasien
tak bergejala dan dirawat di rumah ini harus memiliki ruang atau kamar yang sehat
dan aman. Pihak keluarga pasien menguasai bagaimana menangani pasien yang ada di
rumah seperti penyediaan makan, kebersihan dan lainnya, pihak keluarga perlu
memberikan dukungan moral dan sikap positif.
Yang harus diingat, dirawat di rumah bukan berarti lepas dari pengawasan tenaga
medis. Pasien harus tetap dalam pengawasan dokter, baik puskesmas atau klinik
setempat dan memanfaatkan layanan telemedicine.Pasien pun dipantau terkain
keadaan kesehatannya, ada tidaknya keluhan seperti demam, batuk, nyeri tubuh, sakit
kepala, sesak napas, sampai perburukan dari keluhan.Selain itu, monitor pada pasien
juga mencakup alat, seperti termometer yang relatif mudah didapat, oximeter untuk
mengetahui situasi oksigen di tubuh, alat tensimeter untuk mengukur tekanan darah.
DAFTAR PUSTAKA
Latobucci G. Covid-19: Runny nose, headache, and fatique are commonest symptoms of
omicron, early data show. BMJ 2021; 375:n3103. doi : 10.1136/bmj.n3103.
Petrillo M, Querci M, Corbisier P, et al. In Silico Design of Specific Primer Sets for the
Detection of B.1.1.529 SARS-CoV-2 Variant of Concern (Omicron) (Version
01). Zenodo; 2021. doi: 10.5281/zenodo.5747872
World Health Organization. Enhancing Readiness for Omicron (B.1.1.529): Technical Brief
and Priority Action for Member States [Internet]. World Health Organization;
2021 [cited 2021 Dec 22]. Available from: https://www.who.int/
publications/m/item/enhancing-readiness-foromicron-(b.1.1.529)-technical-brief-
and-priorityactions-for-member-states
LAPORAN KASUS PADA TN. V DENGAN COVID OMICRON
(Satuan Acara Penyuluhan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pada Stase Keperawatan Keluarga)
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Keterangan :
: Perempuan : Meninggal
: Klien Identitas
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Ruang tamu
Dapur
Pintu
belakang
Karakteristik rumah keluarga sangat rapih dan bersih di luar maupun di dalam
rumah juga penerangan, ventilasi, lantai, tangga, susunan dan kondisi bangunan
semua dalam kondisi baik
Dapur : Suplai air minum, air minum aqua segel, penggunaan alat-alat
masak lengkap, pengamanan untuk kebakaran tidak ada
Kamar mandi : Keadaan kamar mandi bersih, air bersih dan jernih , sabun
ada dan handuk juga ada
Tn.V mengatakan biasanya jam 10 malam mereka sudah tidur
Keadaan rumah semua bersih tidak adaa serangga-seranga karena
keadaan rumah selalu di bersihkan
Tn V mengatakan mereka sekeluarga sangat merasa nyaman di rumah
mereka sehingga bisa dikatakan sudah memadai
Tn.V mengatakan dalam keluarganya tetap menghargai setiap privasi
masing-masing akan tetapi jika punya masalah pribadi yang agak kesulitan
biasanya kami dalam keluarga saling meminta tolong untuk membantu
jika ada masalah, untuk keamanan rumah Tn.V Mengatakan selalu aman
dan tidak merasa ada tanda bahaya di rumah maupun di lingkungan
Tn.V mengatakan dalam keluarganya mereka sudah terbiasa dari dulu
untuk pembuangan sama organik dan non organik di pisahkan dan
pembuangan sampah di angkut langsung oleh petugas yang mengangat
sampah
Tn.V mengatakan dalam keluarganya untuk pengaturan dan penataan
rumah mereka selalu enjoy
N Komponen
Tn. V Ny. W An. C
O
Ektremitas bawah
Ektremitas bawah Ektremitas bawah Inspeksi : tidak simetris, jari
Inspeksi : simetris, jari Inspeksi : simetris, jari kaki lengkap (5 kiri dan
kaki lengkap (5 kiri dan kaki lengkap (5 kiri dan kanan), terdaat edeme di
kanan) kanan) kaki dektra.
Palpasi : pergerakkan Palpasi : pergerakkan Palpasi : pergerakkan sendi
sendi (fleksi, ektensi sendi (fleksi, ektensi terbatas, CRT <3 detik,
abduksi, adduksi), CRT abduksi, adduksi), CRT akral hangat.
<v3 detik, akral hangat. <v3 detik, akral hangat. Kekuatan otot 5/5
Kekuatan otot 4/5 Kekuatan otot 5/5
11 Kulit Bersih tidak ada luka, Bersih tidak ada luka, Bersih tidak ada luka, tidak
tidak ada jamur, tidak tidak ada jamur, tidak ada ada jamur, tidak ada infeksi
ada infeksi turgor kulit infeksi turgor kulit baik. turgor kulit baik.
baik.
12 Kuku Pendek dan bersih Pendek dan bersih Pendek dan bersih
Jumlah 3 1/7
II
a.Sifat masalah : 3/3x1= 1 Tn.V mengatakan
tidak / kurang sehat bawah penyakit yang
dialaminya karena
mungkin kelelahan
b.Kemungkinan
masalah dapat diubah : 2/2x1= 2 Sumber daya keluarga
dengan mudah berupa waktu, kemauan
dan fasilitas kesehatan
mudah dijangkau
c.Potensial untuk dicegah : 2/3x1= 2/3 Masalah pada saat Tn.V
Cukup demam keluarga
langsung membawah ke
puskesmas terdekat
d.Menonjolnya masalah :
Harus segera ditangani 2/2x1= 1 Keluarga berharap
masalah dapat segera
ditangani.
Jumlah 4 2/3
Analisa data
Nama Klien : Tn. V
Umur : 38 tahun
DO :
- Saat proses
pengkajian keluarga
tampak sering
membuka masker.
4. DS : Komunikasi dengan Gangguan proses
pasien tidak efektif keluarga
- Keluarga Tn.V
mengantakan tidak
dapat
berkomunikasi/berte
mu dengan Tn.V
akibat isolasi yang
di jalaninya.
DO :
- TD 130/80
mmHg
R: 29 x/mnt
N : 97 x/mnt
SB : 38,7o C
- Hasil Swab PCR
(+) dan RT-
qPCR (+) Varian
Omicron
Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan penyakit yang di derita Tn.V
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal karakteristik penyakit covid 19
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengatasi masalah.
4. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan berkomunikasi dengan
pasien tidak efektif
B. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Kep NOC NIC Rasional
1. Ansietas Setelah dilakukan tindakan - Gunakan pendekatan yang - Pedekatan yang efektif akan
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam tenang dengan komunikasi membangun rasa saling percaya
dengan panyakit pasien tidak merasakan cemas yang efektif anatar perawat dan klien
yang diderita dengan - Dorong klien untuk - Untuk mengeidentifikasi masalah
klien mengungkapkan perasaan yang menimbulkan kecemasan
Kriteria Hasil: cemasnya - Memberikan kesempatan kepada klien
- Klien mengerti dengan - Dengarkan dengan cermat atau untuk menyampaikan rasa cemasnya
keadaan yang dialaminya saksama apa keluhan klien
- Klien tidak cemas
2. Defisit Setelah dilakukan tindakan - melakukan edukasi kepada - edukasi pada klien juga bermanfaat
pengetahuan keperawatan selama 3x24 jam klien mengenai penyakit, dalam proses perawatan
berhubungan klien mengerti tentang perawatan terhadap - dapat menentukan intervensi
dengan penyakitnya, dengan penyakitnya selanjudnya yang akan dilakukan
ketidakmampuan - kaji tingkat pengetahuan klien - informasi yang tepat tenaga
keluarga Kriteria Hasil: yang berhubungan dengan kesehatan akan membuat klien
mengenal - Klien dan keluarga perkembangan penyakitnya merasa dirinya memiliki sumber
karakteristik mengatakan telah - memberikan informasi yang informasi yang terpercaya.
covid 19 memahami tentang tepat sesuai dengan kebutuhan
penyakit yang diderita klien
- Klien dan keluarga
mampu melaksanakan
prosedur yang dijelaskan
oleh tenaga kesehatan
secara benar
3. Pemeliharaan Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi kesiapan dan - Pengetahuan keluarga terhadap
kesehatan tidak keperawatan selama 3x24 jam kemampuan menerima masalah kesehatan menjadi tolak
efektfif klien mengerti tentang informasi ukur dalam penerimaan informasi
berhubungan penyakitnya, dengan - Identifikasi faktor-faktor yang - Mengetahui faktor-faktor yang
dengan ketidak dapat meningkatkan dan menjadi penyebab penurunan
mampuan Kriteria Hasil: menurunkan motivasi perilaku motivasi perilaku hidup bersih dan
keluarga - keluarga dapat hidup bersih dan sehat sehat.
mengatasi menunjukan - Sediakan materi dan media - Konsep materi yang diberikan
pemahaman perilaku pendidikan kesehatan disesuaikan dengan masalah yang
masalah sehat. - Ajarkan perilaku hidup bersih diahadapi oleh keluarga
- Keluarga mempunyai dan sehat - Perilaku hidup bersih dan sehat
kemampuan menjadi faktor utama penentu
menjalankan perilaku kesehatan keluarga.
hidup sehat.
- Keluarga mempunyai
kemampuan
melakukan tindakan
pencegahan masalah
kesehatan
4. Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Klien dapat berkomunikasi - Komunikasi efektif di era
proses keluarga selama 2x 24 jam dalam dengan keluarga dengan pandemi covid 19 didukung oleh
berhubungan mengedukasi klien dan mengikuti protocol kesehatan. kelengkapan protokol kesehatan
dengan keluarga, diharapkan fungsi (masker).
komunikasi dari keluarga kembali seperti 2. Keluarga bisa berkomunikasi - Jalaninan komunikasi tetap
dengan pasien semula dengan klien dengan tetap terjaga untuk mendukung tahap
tidak efektif mengikuti protocol kesehatan perkembangan keluarga.
yang ada - Menerapkan proses keluarga
sesuai protokol kesehatan.
3. Klien dan keluarga bisa
menerapkan proses keluarga
yang dianjurkan oleh tim medis
sesuai protocol kesehatan
C. Implementasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan - Mengidentifikasi faktor-faktor
dan sehat
R/ Ajarkan kelurga 6 langkah
mencuci tanggan
Disusun Oleh:
Kelompok 7
A. Analisa Situasi
Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Tn.V, ternyata diketahui
Tn.V positif COVID-19 varian Omikron. Tanda dan gejala yang muncul
adalah Tn.V mengalami demam, flu, batuk, sakit tenggorokan kelelahan dan
nyeri otot. Keluarga Tn.V juga tidak rutin Medical Check Up dalam
pemeriksaan kesehatan mereka. Keluarga Tn.V juga mengetahui cara menjaga
kesehatan, kebersihan rumah dan lingkungan. Tetapi saat munculnya penyakit
baru yang dinamakan COVID-19 varian omikron yang sedang terjadi sekarang
ini, keluarga Tn.V menyatakan belum mengetahui sepenuhnya tentang
penyakit tersebut. Oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada keluarga Tn.V
mengenai penyakit COVID-19 perlu disampaikan untuk mencegah penularan
penyakit yang terjadinya sangat cepat tersebut.
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan COVID varian omikron
selama 1 x 30 menit, diharapkan keluarga Tn.V dapat memahami tentang
penyakit COVID varian omikron, dan mampu melakukan cara-cara
pencegahan COVID untuk menghindari penularan.
E. Metode
1. Nonton vidio
2. Ceramah
3. Tanya Jawab
F. Media
1. Vidio
G. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
Waktu Penyuluh Sasaran
Penyuluhan
5 menit Pembukaan:
Memberi salam Menjawab salam
Salam
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Perkenalan
Menjelaskan tujuan penyuluhan Memperhatikan
Tujuan
15 menit Inti: Menjelaskan tentang: Menyimak dan
Menjelaskan mendengarkan
1. Pengertian COVID varian
materi penyuluhan
omikron.
2. Tanda dan Gejala COVID
varian omikron
3. Cara Pencegahan COVID
varian omikron
5 menit Evaluasi: 1. Memberikan kesempatan Memberikan
Tanya Jawab kepada keluarga Tn.V untuk pertanyaan
bertanya
2. Menjawab pertanyaan
Menyimak dan
keluarga Tn.V
mendengarkan
3. Memberikan evaluasi secara
Menjawab evaluasi
lisan kepada keluarga Tn.V
mengenai materi penyuluhan
yang telah disampaikan.
5 menit Penutup: 1. Membacakan kesimpulan 1. Mendengarkan
materi kepada keluarga Tn.V 2. Menonton vidio
Kesimpulan
2. Membagikan leaflet tentang dengan antusias
COVID-19 3. Mendengarkan
3. Mengucapkan terima kasih 4. Menjawab salam
atas partisipasi dan
ketersediaan keluarga dalam
kegiatan penyuluhan ini.
4. Mengucapkan salam penutup
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Penyuluh melaksanakan kegiatan sesuai waktu yang sudah disepakati
bersama Keluarga Tn.V
b. Penyuluhan dilaksanakan di rumah Tn.V
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga Tn.V antusias terhadap materi penyuluhan
b. Keluarga Tn.V mengikuti kegiatan penyuluhan sampai akhir
c. Keluarga Tn.V mengajukan pertanyaan dan dapat menjawab evaluasi
pertanyaan dari tim penyuluh
3. Evaluasi Hasil
C. Cara Pencegahannya
1. Memakai Masker
2. Menjaga jarak
3. Mencuci tangan
4. Wajib Vaksin
DAFTAR PUSTAKA
Latobucci G. Covid-19: Runny nose, headache, and fatique are commonest
symptoms of omicron, early data show. BMJ 2021; 375:n3103. doi :
10.1136/bmj.n3103.
Petrillo M, Querci M, Corbisier P, et al. In Silico Design of Specific Primer Sets
for the Detection of B.1.1.529 SARS-CoV-2 Variant of Concern
(Omicron) (Version 01). Zenodo; 2021. doi: 10.5281/zenodo.5747872
10 SOAL
COVID OMICRON
(10 Soal Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pada Stase
Keperawatan Keluarga)
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Tinjauan Jabaran
Tinjauan Keluarga
Kasus
1. Seorang laki-laki berusia 26 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis
penyakit infeksi sistemik akut menular yang mempengaruhi sistem pernafasan. Hasil
pengkajian pasien datang dengan keluhan sesak napas, demam dan menggigil, pilek, sakit
kepala,bersin,kehilangan bau dan rasa,suhu 38 C juga tampak kelelahan
Pertanyaan soal
Apakah diagnosa yang tepat yang dialami pasien dengan kasus diatas?
Pilihan jawaban
a) Covid-19
b) Pneumonia
c) ISPA
d) Flu
e) Faringitis
Kunci Jawaban A
Tinjauan Jabaran
Tinjauan Keluarga
Kasus
2. Seorang perempuan berumur 20 tahun datang ke IGD dengan diagnosis penyakit infeksi
sistemik akut menular yang mempengaruhi sistem pernafasan. Hasil pengkajian pasien
datang dengan keluhan pilek, sakit kepala,bersin , sakit tenggorokan dan demam dengan
suhu 38 C.
Pertanyaan soal
Termasuk dalam jenis apakah covid-19 yang dialami pasien diatas?
Pilihan jawaban
a) Covid-19 Delta
b) Covid-19 Alpha
c) Covid-19 Gamma
d) Covid-19 Omicron
e) Ovid-19 Lambda
Kunci Jawaban D
Tinjauan Jabaran
Tinjauan Keluarga
Kasus
3. Dari hasil pengkajian kunjungan keluarga didapatkan bahwa seorang laki-laki terpapar
covid-19 saat pulang bepergian dari luar negeri seminggu yang lalu. Dan belum sempat
dikarantina karena ketidakpatuhan yang dianjurkan oleh keluarga.
Pertanyaan soal
Selain bepergian keluar negeri dan kurang patuhnya untuk dikarantian faktor utama apa yang
tepat yang dapat membuat seseorang tertular covid-19?
Pilihan jawaban
A. Droplet
B. Bersentuhan Baju
C. Kontak jarak jauh dengan penderita
D. Berhubungan intim
E. Tidak menggunakan masker
Kunci Jawaban A
Tinjauan Keluarga
Kasus
Pembahasaan Untuk kasus COVID-19 terdapat klasifikasi pasien yaitu sebagai berikut:
1. OTG (orang tanpa gejala)
2. ODP (orang dalam pemantauan)
3. PDP (pasien dalam pengawasan)
4. Pasien terkonfirmasi covid-19
Tinjauan Jabaran
Tinjauan Keluarga
Kasus
5. Seorang perempuang umur 17 tahun baru saja melakukan perjalanan dari luar negeri dan
saat pulang mulai kontak dengan keluarga yang lain. Dari hasil pemeriksaan dinyatakan
positif menderita covid-19 dan kunjungan rumah ada beberapa anggota keluarga yang
mulai terpapar. Beberapa diantaranya melakukan isolasi secara mandiri.
Pertanyaan soal
Selanjutnya tindakan preventif apa yang harus dilakukan agar dapat mencegah penularan ke
orang lain dan masyarakat.?
Pilihan jawaban
A. Menjaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain
B. Tidak memakai masker yang pas
C. Tinggal dengan ruangan berventilasi buruk
D. Suka di kerumunan dan keramaian
E. Malas mencuci tangan
Kunci Jawaban A
Tinjauan Jabaran
Tinjauan Keluarga
Kasus
1. 6. Seorang laki-laki berusia 38 thn datang ke puskesmas terdekat dengan keluhan demam,
flu, batuk, sakit tenggorokan, kelelahan dan nyeri otot, 2 minggu yang lalu baru saja
kembali dari luar kota . Apa pemeriksaan yang dapat dilakukan dan dinilai pada kasus
tersebut?
a. Pemeriksaan GDS
b. Pemeriksaan tanda-tanda REEDA
c. Pemeriksaan Swab PCR
d. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Kunci Jawaban C
Pembahasaan Tes PCR dapat mendeteksi infeksi termasuk infeksi oomicron seperti yang
telh diamati pada varian-varian lain sebelumnya
Tinjauan Jabaran
Tinjauan Keluarga
Kasus
1. 7. Seorang laki-laki datang ke puskesmas terdekat dengan keluhan demam, flu, batuk, sakit
tenggorokan, kelelahan dan nyeri otot, dari hasil pemeriksaan TD 130/80 mmHg , R= 20
x/mnt N = 97 x/mnt SB = 38,7O C, SPO2 92 % Setelah dilanjutkan dengan pemeriksaan
Swab PCR hasilnya positif (+) kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan RT-qPCR pasien
di nyatakan positif covid-19 Varian Omicron.
2. Apakah tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada pasien tersebut
Kunci Jawaban D
Tinjauan Jabaran
Tinjauan Keluarga
Kasus
1. 8. Tuan V berencana pergi keluar kota bersama keluarganya untuk liburan, tetapi aturan
pemerintah sedang menerapkan PPKM sementara waktu tuntuk idak melakukan perjalanan
keluar kota.
2. Apa dampak yang akan terjadi jika tidak mematuhi aturan pemerintah ?
Kunci Jawaban B
Pembahasaan Akibat berpergian keluar kota sangat mudah terjadi kontak fisik dengan
orang yang terinfeksi covid omicron namun tanpa gejala, yang
menyebabkan peningkatan penularan covid akan semakin meningkat
Tinjauan Jabaran
Tinjauan Keluarga
Kasus
Kunci Jawaban A
Tinjauan Jabaran
Tinjauan Keluarga
Kasus
15. Seorang perawat sedang melakukan penyuluhan tentang Upaya pencegahan atau
penyebaran Covid omicron di aula kantor desa, warga yang hadir berjumlah 35
orang setelah selesai penyampaian materi warga sangat antusias dalam kegiatan
tersebut. Apa yang menjadi autcome dari kegiatan diatas?
A.
a. Warga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Warga mengetahui tentang Covid omicron
c. Warga antusias dalm diskusi
d. Warga melakukan upaya pencegahan atau penyebaran Covid omicron
Kunci Jawaban D
Pembahasaan Target atau outcome yang ingin dicapai setelah melakukan kegiatan
penyuluhan bertujuan agar setelah kegiatan selesai terjadi perubahan
perilaku masyarakat untuk dapat mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.