Anda di halaman 1dari 62

CISDI HEALTH OUTLOOK 2021

COVID-19: Disrupsi pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan
Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia

Dipublikasikan di Indonesia pada Desember 2020 oleh


Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives

Probo Office Park


Jl. Probolinggo No. 40C Menteng, Jakarta Pusat 10350

www.cisdi.org

Desain sampul oleh Dedi Suhendi, hak cipta dilindungi.

Kecuali dinyatakan berbeda, seluruh isi laporan ini dilindungi dalam


Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Sebagian hak dipertahankan.

Cara mengutip kajian ini:


(CISDI, 2020)
Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives. 2020. Health Outlook 2021:
COVID-19: Disrupsi pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan
Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia. Jakarta: Center for Indonesia’s
Strategic Development Initiatives.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


i Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Daftar Isi

Daftar Isi.......................................................................................................... ii

Daftar Singkatan.............................................................................................. iii

Daftar Istilah.................................................................................................... vi

Pengantar........................................................................................................ x

Ringkasan Eksekutif........................................................................................ xi

BAB 1
Selayang Pandang Sistem Kesehatan Indonesia 2020....................................... 1

BAB 2
Refleksi: Lingkaran Setan Pandemi COVID-19................................................... 22

BAB 3
Menata Ulang Masa Depan Sistem Kesehatan Indonesia 2021: Berbagai
Skenario......................................................................................................... 29

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia ii
Daftar Singkatan

ADAPTT Surge Planning Support Tool


ADE Antibody Dependent Enhancement
AKI Angka Kematian Ibu
APBN Anggaran Pendapatan Belanja Negara
APBD Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
ASKES Asuransi Kesehatan
ASKESKIN Asuransi Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin
BBLR Berat Badan Lahir Rendah
BIN Badan Intelijen Negara
BLC Bersatu Lawan COVID
BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana
BOK Bantuan Operasional Kesehatan
BOR Bed Occupancy Rate
BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
BPNT Bantuan Pangan Non Tunai
BPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan
BPPSDM Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan
BPS Badan Pusat Statistik
CISDI Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives
COVID Corona Virus Disease
DAK Dana Alokasi Khusus
DKI Daerah Khusus Ibukota
DNA Deoxyribonucleic Acid
ERD Enhanced Respiratory Disease
ESFT Essential Supplies Forecasting Tool
EUA Emergency Use Authorization
FKTL Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut
FKTP Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
GAVI Global Alliance for Vaccine and Immunization
GDP Gross Domestic Product
ICU Intensive Care Unit
ICT Information and Communication Technology
IHME Institute for Health Metrics and Evaluation
IHR International Health Regulation
IPM Indeks Pembangunan Manusia
ITAGI Indonesian Technical Advisory Group on Immunization
JKN Jaminan Kesehatan Nasional
KEK Kurang Energi Kronik
Kemenag Kementerian Agama
Kemendikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemenhub Kementerian Perhubungan
Kemenkeu Kementerian Keuangan
KMP Kemitraan Multipihak
KOMDAT Komunikasi Data
KOMDA PP Komisi Daerah Pengkajian dan Penanggulangan

Indonesia’s Health Outlook 2021:


iii Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
KOMNAS PT Komite Nasional Pengendalian Tembakau
Litbangkes Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Menko Menteri Koordinasi
NHA National Health Account
NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
ODP Orang Dalam Pemantauan
OECD Organization for Economic Co-Operation and Development
PAUD Pendidikan Anak Usia Dini
PBI APBN Penerima Bantuan Iuran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
PBI APBD Penerima Bantuan Iuran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
PBPU Pekerja Bukan Penerima Upah
PCR Polymerase Chain Reaction
PDB Produk Domestik Bruto
PDP Pasien Dalam Pengawasan
Perpres Peraturan Presiden
Perkeni Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
PHEIC Public Health Emergency of International Concern
PHK Pemutusan Hubungan Kerja
PHEOC Public Health Emergency Operating Center
PHR Personal Health Record
PIS-PK Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
PKH Program Keluarga Harapan
PONEK Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Komprehensif
PP Permenkes Pelaksanaan
PPE Personal Protect Equipment
PPNI Persatuan Perawat Nasional Indonesia
PPOK Penyakit Paru Obstruktif Kronis
PPU Pekerja Penerima Upah
Prolegkes Prioritas Legislasi Kesehatan
PSBB Pembatasan Sosial Berskala Besar
PT Perseroan Terbatas
PTM Penyakit Tidak Menular
PUPR Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Pusdatin Pusat Data dan Informasi
Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat
RAPBN Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Risfaskes Riset Fasilitas Kesehatan
Riskesdas Riset Kesehatan Dasar
RKO Rencana Kebutuhan Obat
RKP Rencana Kerja Pemerintah
RLI Rasio Lacak Isolasi
RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RS Rumah Sakit
RSMTH Royal Society of Tropical Medicine and Hygiene
RSUD Rumah Sakit Umum Daerah
RT Rukun Tetangga
RW Rukun Warga
SARI Severe Acute Respiratory Infection
SD Sekolah Dasar

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia iv
SDKI Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
SDM Sumber Daya Manusia
SIHA Sistem Informasi HIV/AIDS
SIK Sistem Informasi Kesehatan
SIP Sistem Informasi Puskesmas
SISRUTE Sistem Rujukan Terintegrasi
SITT Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu
SJSN Sistem Jaminan Sosial Nasional
SMA Sekolah Menengah Atas
SMP Sekolah Menengah Pertama
SPM Standar Pelayanan Minimum
TBC Tuberculosis
TK Taman Kanak-kanak
TNI Tentara Nasional Indonesia
TPB Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
UNAIR Universitas Airlangga
UNICEF United Nations International Children’s Emergency Fund
UU Undang-Undang
UKBM Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
UKM Upaya Kesehatan Masyarakat
UKP Upaya Kesehatan Perorangan
VAERD Vaccine Associated Enhanced Respiratory Disease
VAERS Vaccine Adverse Events Reporting System
WHO World Health Organization

Indonesia’s Health Outlook 2021:


v Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Daftar Istilah

Ad hoc Bersifat sementara atau tidak permanen.

Bed Occupancy Rate Angka penggunaan tempat tidur

Birokrasi Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai


pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan
jenjang jabatan

Clinical pathway suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang


merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien
berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan
keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur
dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit

Cost Benefit Pehitungan yang menjumlahkan manfaat suatu situasi atau


tindakan dan lantas mengurangi biaya yang terkait dengan
pengambilan tindakan tersebut

Crowding Out Effect Situasi yang menggambarkan fenomena ketika kebijakan


fiskal dan suku bunga meningkat sehingga mengurangi
investasi

Direct Medical Cost Biaya yang dikenakan untuk pelayanan kesehatan

e-Katalog (Katalog Sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis,


Elektronik) spesifikasi teknis dan harga barang/jasa tertentu dari
berbagai penyedia barang/jasa pemerintah

Epidemiologi Ilmu yang mempelajari tentang pola penyebaran penyakit


atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan, serta
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keadaan tersebut

Emergency Use Izin yang dikeluarkan untuk penggunaan metode atau produk
Authorization medis tertentu untuk mendeteksi, mencegah, atau
mengobati penyakit dalam keadaan darurat

Eufemisme Menggantikan kata-kata yang dianggap kasar dengan


kata-kata yang dianggap pantas atau lebih halus

False Dichotomy Memberikan dua pandangan/pilihan yang seakan-akan


hanya dua pilihan tersebut yang diakui, padahal ada banyak
skenario alternatif bukan hanya dua pilihan tersebut

Global Secara umum atau keseluruhan; secara bulat; secara garis


besar.

Indeks Pembangunan Pengukuran perbandingan dari harapan hidup, pendidikan,


Manusia dan standar hidup untuk semua negara

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia vi
Indirect Medical Cost Biaya yang tidak langsung dikenakan akibat dari pelayanan
kesehatan

Influenza-like illness Penyakit-penyakit yang memiliki gejala menyerupai influenza

Intermittent Menargetkan intervensi di tempat yang paling membutuhkan


suppression dan menjalankan pembatasan sosial berkala

New Normal Perubahan prilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal


namun dengan ditambahkan penerapan protokol kesehatan
untuk mencegah penularan COVID-19

Obat formularium Daftar obat yang disusun berdasarkan bukti ilmiah mutakhir
nasional oleh Komite Nasional Penyusunan Formularium Nasional

Oligarki Pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang


berkuasa atau kelompok tertentu

Out-of-pocket spending Pembiayaan yang harus ditanggung sendiri oleh individu


(OOP)

Karantina Tempat penampungan yang lokasinya terpencil guna


mencegah terjadinya penularan penyakit dan sebagainya

Komprehensif Bersifat mampu menangkap dengan baik; luas dan lengkap

Leading Agency Organisasi/ institusi yang memimpin proses suatu kegiatan


yang berhubungan dengan menjalankan sebuah program
atau menyelesaikan suatu masalah

Menggantang asap Melakukan perbuatan yang sia-sia

Pandemi Wabah yang berjangkit serempak di mana-mana meliputi


daerah geografis yang luas

Partnership among Prinsip kemitraan yang setara antara pihak-pihak yang


equal terikat dalam kemitraan tersebut

Pemeriksaan K4 Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama masa


kehamilan

Penyakit katastropik Penyakit yang memerlukan biaya tinggi dalam


pengobatannya serta berpotensi menimbulkan komplikasi
dan membahayakan jiwa

Physical distancing Protokol menjaga jarak secara fisik

PONEK Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komperhensif


(PONEK) adalah rumah sakit rujukan yang memberikan
pelayanan 24 jam untuk kegawatdaruratan ibu dan bayi

Indonesia’s Health Outlook 2021:


vii Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Rasio Kematian Jumlah angka kematian dibanding jumlah total penduduk

Regional Bersifat daerah; kedaerahan

Severe Acute Infeksi saluran pernapasan yang diakibatkan oleh


Respitatory Infection SARS-Associated Corona Virus

Single pool Menempatkan semua jenis asuransi dalam satu wadah


(pool), yang kemudian dibagikan antara anggota secara
proporsional sebagaimana telah disetujui bersama
mengenai baik premi kerugian, biaya ataupun keuntungan

Social prescribing Peresepan sosial; rujukan komunitas; cara untuk


memungkinkan dokter, perawat dan profesional perawatan
primer lainnya untuk merujuk pasien ke berbagai non-klinis

Street-level Birokasi pada tingkat bawah yang berhubungan langsung


bureaucrats dengan masyarakat, khususnya dalam hal pelayanan kepada
masyarakat

Stunting Masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu yang lama

Sub-nasional Bagian-bagian pemerintahan dalam suatu kesatuan negara;


provinsi/kabupaten

Surge Capacity Adalah kemampuan sistem pelayanan kesehatan untuk


secara cepat menambah kapasitas melebihi dari kondisi
pelayanan normal untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
medis yang meningkat

Surveillance Jagaan;pengawasan;penjagaan;pengamatan

Swoosh Shape Pertumbuhan ekonomi mencapai titik terendah dalam


jangka waktu yang pendek, lalu menunjukkan pertumbuhan
positif dalam jangka waktu yang lebih lama: seperti logo
sepatu Nike

Telemedicine Pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan


telemedis; pelayanan medis jarak-jauh

Tobacco-attributable Penyakit yang terjadi sebagai akibat dari konsumsi


disease tembakau.

Under Nutrition Keadaan tubuh yang yang disebabkan oleh asupan zat gizi
sehari-sehari yang kurang sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan tubuh

Under reporting Melaporkan jumlah temuan yang lebih sedikit dari jumlah
yang seharusnya

Untapped potential
Indonesia’s Health Outlook 2021:

Potensi yang belum


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia viii
Unpaid care work Pekerjaan perawatan/pengasuhan tanpa upah/tidak dibayar

Untapped potential Potensi yang belum digali

Wasting Keadaan kekurangan gizi akut yang disebabkan asupan


nutrisi yang tidak memadai dan adanya penyakit

Whole of government Sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang


menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam lingkup yang lebih luas guna
mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik

Whole of society Sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang


menyatukan upaya-upaya kolaboratif dari masyarakat dari
keseluruhan sektor dalam lingkup yang lebih luas guna
mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik

Vaccine hesitancy Adanya penundaan atau penolakan terhadap vaksinasi

Zonasi Pembagian atau pemecahan suatu area menjadi beberapa


bagian sesuai dengan fungsi dan tujuan pengelolaan.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


ix Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Pengantar

Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menerbitkan Health


Outlook 2021 untuk memberi rekomendasi bagi pemerintah dan sebagai referensi bagi
pemangku kepentingan lainnya dalam menentukan prioritas perbaikan kebijakan
kesehatan Indonesia. Kajian ini menilai kinerja sistem kesehatan Indonesia tahun 2020
di tengah pandemi COVID-19 menurut kerangka kerja penanganan wabah milik Badan
Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO).

Setelah memetakan berbagai kejadian dan merefleksikan penggerak – kecenderungan


– tantangan utama yang secara signifikan menandai dunia kesehatan Indonesia selama
tahun 2020, CISDI mengembangkan empat skenario sederhana. Keempat skenario ini
dikembangkan untuk mengantisipasi pendekatan dan arah kebijakan pembangunan
kesehatan 2021. Setiap skenario mempunyai kara kteristik yang masing-masing
mempunyai kemungkinan sama untuk terjadi (equally plausible).

CISDI merumuskan rekomendasi untuk perbaikan kebijakan berdasarkan tantangan


implementasi empat skenario alternatif tersebut. Rekomendasi disusun berdasarkan
pengetahuan eksplisit dan implisit yang diperoleh dari pengalaman bekerja di level akar
rumput untuk membantu Puskemas di Jakarta Utara dan Kota Bandung menahan laju
penyebaran COVID-19 sekaligus mempertahankan integritas layanan kesehatan
esensial.

Kajian ini disiapkan oleh tim yang dipimpin Gatot Suarman dan terdiri dari Yurdhina
Meilissa, Olivia Herlinda, Yenuarizki, Adrianna Bella, Egi Abdul Wahid, dan Lara Rizka.
Diah Satyani Saminarsih mengatur luas dan kedalaman kajian. Dedi Suhendi dan Rudra
Ardiyase mengatur tata letak laporan ini.

Kami memperoleh berbagai masukan dan bimbingan sesuai latar belakang keilmuan
dan kepakaran Dewan Penasihat CISDI yang terdiri dari Akmal Taher, Wicaksono Sarosa,
Christian P. Somali, Ani Rahardjo, Anindita Sitepu dan Fasli Jalal. Masukan khusus
tentang tata kelola Pemerintah Pusat dan Daerah, layanan kesehatan primer dan
kelembagaan kami terima dari Yudhi Prayudha Ishak Djuarsa.

CISDI bertanggung jawab penuh atas temuan, kesimpulan, dan rekomendasi yang
tertulis dalam kajian ini.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia x
Ringkasan Eksekutif

Bagi kami, 2020 terasa amat muram. kesejahteraan. Pendapatan tanpa ‘nyawa’
Sepanjang tahun kami saksikan atau kehidupan, bukan pula
Pemerintah Indonesia memaksa rakyat kesejahteraan.
hidup berdampingan dengan
SARS-CoV-2¹, tanpa kejelasan strategi Tanpa komunikasi risiko yang transparan,
penanganan wabah dan tanpa pemerintah terkesan tergesa-gesa
menyediakan paket intervensi kesehatan membuka kembali aktivitas
masyarakat sesuai standar yang perekonomian tanpa melakukan dua
ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (World pekerjaan besar dengan benar: (1) secara
Health Organization, WHO)². tepat, cepat, konsisten, dan terus
menerus menilai situasi wabah melalui
Pemerintah memilih jalan yang berujung testing and tracing dan (2) bertindak
pada ledakan wabah yang tidak kunjung menangani kasus (treat, isolations, and
usai dan hilangnya nyawa manusia. Pola quarantine). Kekurangtepatan penilaian
komunikasi publik pemerintah yang kerap situasi ini merupakan faktor pendorong
melontarkan pernyataan mengecilkan dimulainya kebijakan ‘new normal’.
dampak pandemi berlawanan dengan Kebijakan ‘new normal’ terlalu dini
pendapat ilmiah. Nyatanya, COVID-19 disampaikan dan secara cepat ditangkap
mampu menyebabkan komplikasi oleh pemerintah daerah yang belum utuh
kesehatan jangka panjang bahkan pada memahami pandemi tidak terjadi
orang yang telah dinyatakan pulih3,4. bersamaan di seluruh negeri. Alih-alih
Peluang mutasi virus SARS-CoV-2 yang agresif melakukan tes dan lacak untuk
amat besar karena tingginya laju transmisi mengidentifikasi zona merah,
menyebabkan kekebalan yang didapatkan menargetkan intervensi di tempat yang
pasien pasca infeksi mungkin tidak bisa paling membutuhkan, dan menjalankan
mencegah re-infeksi⁵. Perpaduan pembatasan sosial berkala (intermittent
keduanya terbukti mematikan; fasilitas suppression); pemerintah justru
kesehatan kewalahan menghadapi menghilangkan kewaspadaan publik
lonjakan kasus COVID-19 hingga pada lantaran menampilkan kesan pandemi
akhirnya mengorbankan layanan segera usai. Ini mendorong mereka yang
kesehatan non-COVID-19. patuh pada anjuran pembatasan
pergerakan terpenjara di dalam rumah
Crowding-out effect tidak dikendalikan tanpa kepastian.
sehingga menyebabkan kenaikan
kematian yang dipercepat (excess death Komitmen pemerintah melindungi warga
from mortality displacement). Kehilangan terbatas pada yang miskin, yang sakit,
nyawa manusia jelas mengurangi dan layanan publik yang dianggap
kesejahteraan (welfare), berlawanan esensial. Padahal, dalam situasi pandemi
dengan fungsi objektif dari ekonomi. definisi kerentanan meluas. Kelompok
Pendapatan tanpa kesehatan, bukan yang tadinya rentan bertambah rentan

1
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah jenis virus corona yang menyebabkan penyakit coronavirus 2019 (COVID-19)
2
Pada Agustus 2020, hasil Intra-Action Review (IAR) WHO yang didukung oleh Kementerian Kesehatan RI untuk penilaian respon COVID-19 di Indonesia
menunjukkan secara garis besar upaya pemerintah Indonesia masih membutuhkan peningkatan
3
Tenforde MW, Kim SS, Lindsell CJ, et al. Symptom Duration and Risk Factors for Delayed Return to Usual Health Among Outpatients with COVID-19 in
a Multistate Health Care Systems Network — United States, March–June 2020. MMWR Morb Mortal Wkly Rep 2020;69:993-998. DOI: http://dx.-
doi.org/10.15585/mmwr.mm6930e1
4
WHO, EPI Win, Infodemic Management. 2020. What we know about long-term effect of COVID-19: The latest on the COVID-19 global situation and
long-term sequelae. [PowerPoint slides]. Retrieved from: https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/risk-com-
ms-updates/update-36-long-term-symptoms.pdf?sfvrsn=5d3789a6_2
5
Tillett, R. L., Sevinsky, J. R., Hartley, P. D., Kerwin, H., Crawford, N., Gorzalski, A., ... & Farrell, M. J. (2020). Genomic evidence for reinfection with
SARS-CoV-2: a case study. The Lancet Infectious Diseases. DOI: https://doi.org/10.1016/S1473-3099(20)30764-7

Indonesia’s Health Outlook 2021:


xi Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
dan kelompok yang tadinya tidak rentan Pandemi COVID-19 bukan informasi
menjadi rentan. Masyarakat rentan secara publik yang dikecualikan undang-undang
sosial dan ekonomi memiliki kemampuan karena membahayakan kehidupan
lebih rendah melakukan upaya-upaya bernegara, namun strategi komunikasi
pencegahan dengan konsisten. Padahal, risiko tidak pernah digarap serius.
pembatasan sosial, baik yang tetap Sesungguhnya menjelaskan dampak
(prolonged) maupun berjeda (intermittent) wabah dengan utuh dan transparan bukan
kemungkinan besar perlu dipertahankan untuk membuat takut, namun membuat
hingga akhir 2022. Surveillance publik melihat keparahan wabah dengan
SARS-CoV-2 harus terus dipertahankan lengkap sehingga mereka disiplin
karena lonjakan penularan masih bisa mengikuti ketentuan pemerintah untuk
terjadi hingga 2024⁶. Perlindungan mencegah penularan. Tanpa keterbukaan
terhadap populasi rentan, terutama informasi, orang awam sulit
perempuan dan anak hendaknya inheren membayangkan dampak COVID-19 dalam
dalam setiap aspek pengendalian wabah. keseharian. Hasilnya, ekosistem tidak
Lemahnya perlindungan terhadap mendukung masyarakat patuh pada 3M.
perempuan dan anak menyebabkan
memburuknya kekerasan dalam rumah Tendensi melakukan sentralisasi
tangga dan kekerasan berbasis gender. kebijakan pencegahan penyebaran
COVID-19 pada lembaga ad hoc di level
Di sisi lain, lemahnya civic engagement, nasional amat terasa. Dibentuknya
mendorong sebagian rakyat yang tidak berbagai lembaga ad hoc di tingkat
memahami kegentingan persoalan pemerintah pusat bisa dibaca dari
enggan ‘menerima’ setidaknya dua sudut pandang. Pertama,
konsekuensi-konsekuensi kebijakan wabah dilihat sebagai sebuah ancaman
yang diambil pemerintah. Penegakkan sangat serius sehingga dibutuhkan
aturan terasa pandang bulu dalam tambahan tiga serangkai dalam pakem
beberapa kasus. Pemerintah tidak birokrasi, yaitu kerangka regulasi,
memberikan contoh baik, juga tidak kelembagaan, dan anggaran.
mendapat sanksi tegas ketika berbuat
kecerobohan yang membahayakan Namun dari sudut pandang lain, terutama
(reckless endangerment). Ketiadaan setelah sekian bulan berjalan, pada
akuntabilitas ini mendorong rakyat tidak kenyataannya berbagai lembaga ad hoc
merasa malu ataupun bersalah melanggar tidak berhasil melakukan delivery
protokol kesehatan. Padahal, bila strategi pengendalian wabah. Jelas terbaca
nasional dan komunikasi risiko menjadi banyak aspek tata kelola yang menjamin
bagian penting strategi penanganan keterkaitan dan kerja sama antara
wabah, hal ini dapat menjelaskan dampak lembaga ad hoc dengan kementerian
wabah secara utuh dan transparan serta teknis ternyata bergantung pada
tidak akan membuat rakyat takut. faktor-faktor subyektif lain di luar ranah
Sebaliknya, komunikasi risiko yang kuat regulasi resmi. Presiden gagal mengambil
mampu mendorong mereka menyadari kemudi, pengendalian wabah kehilangan
keparahan wabah dengan lengkap pemimpin. Menteri Kesehatan tidak punya
sehingga terbiasa mendisiplinkan diri pemahaman menyeluruh mengenai
mengikuti ketentuan pemerintah untuk sistem kesehatan, segan menyampaikan
mencegah penularan. Sebab, tanpa investment case kepada presiden bahwa
keterbukaan informasi, sulit membangun solusi komprehensif di bidang kesehatan
ekosistem yang mendukung masyarakat masyarakat adalah respons terbaik untuk
mematuhi ketentuan 3M. COVID-19, dan enggan melakukan proses
6
https://science.sciencemag.org/content/early/2020/05/11/science.abb5793

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 8xii
tawar-menawar politik kepada 1. Respon penanganan COVID-19,
kelompok-kelompok yang mewakili terutama testing, tracing, treatment
kepentingan lain. (3T) membutuhkan layanan kesehatan
primer yang kuat, terutama di dalam
Para ahli dan ilmuwan bidang kesehatan aspek layanan kesehatan dasar dan
maupun kedokteran, tidak mendapat kesehatan masyarakat, penyelidikan
visibility maupun legitimasi untuk epidemiologi, pemberdayaan
memberi pandangan dan saran pada komunitas, dan keterlibatan lintas
pembuat kebijakan berdasarkan bukti. sektor;
Pada akhirnya, ruang kosong
kepemimpinan dari berbagai sisi ini diisi 2. Perubahan perilaku masyarakat patuh
pendapat-pendapat yang tidak berbasis dengan konsisten mencuci tangan,
sains dari para tokoh maupun pejabat menjauhi kerumunan dan
publik yang berebut panggung. Hal ini mengenakan masker (3M) hanya bisa
memperburuk sengkarut informasi di dicapai dengan adanya lingkungan
ruang publik. pendukung, seperti kebijakan dan
komunikasi publik, edukasi,
Kebijakan Pusat-Daerah tumpang tindih, infrastruktur;
tidak konsisten, bahkan saling menegasi
satu sama lain. Dengan dalih menjaga 3. Adanya strategi yang holistik sehingga
rantai informasi dan kestabilan domestik, penanganan cepat serta pengambilan
pemerintah pusat kerap mengkritisi langkah drastis dan terukur menjadi
upaya proaktif pemerintah daerah yang kunci keberhasilan;
bertentangan dengan preskripsi dari
Jakarta. Kebijakan pemerintah daerah 4. Koordinasi, komunikasi, keterbukaan,
dinarasikan sebagai keputusan dan terbangunnya kepercayaan antara
serampangan yang tidak berbasis bukti, pusat-daerah esensial untuk
alat untuk meningkatkan popularitas, mengimplementasikan penanganan
ataupun berpotensi menyebabkan COVID-19 di level mikro;
kepanikan masyarakat. Hal ini sedikit
banyak mengecilkan semangat 5. Kelincahan menyesuaikan strategi
pemerintah daerah merumuskan hanya dapat dilakukan bila dievaluasi
kebijakan terbaik penanganan dengan indikator yang sama dan
berdasarkan kebutuhan daerah, umpan balik untuk pembaruan strategi
pencegahan COVID-19 berdasarkan risiko tersedia segera; serta
potensial, dan berupaya memastikan
kapasitas lokalnya naik mengimbangi 6. Penilaian cost-benefit pengendalian
peningkatan penyebaran. wabah yang menempatkan kesehatan
dan ekonomi sebagai false dichotomy
Tidak ada satupun negara siap merenggut ribuan nyawa. Padahal,
menghadapi COVID-19 dan sejak awal runtuhnya sistem kesehatan akan
tidak ada satu resep jitu penanganan menyebabkan lingkaran setan
wabah COVID-19 yang bisa dilaksanakan ekonomi, politik, dan sosial yang tidak
seragam di semua negara. Namun, mungkin diurai.
banyak negara berhasil belajar dari
dinamika dan pakem penanganan wabah
COVID-19 maupun wabah sebelumnya. Hal
ini menunjukkan setidaknya enam hal
upaya penanganan wabah Pemerintah
Indonesia:

Indonesia’s Health Outlook 2021:


xiii Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Walaupun banyak hal terlanjur tidak Namun, hal tersebut hanya dapat terjadi
mungkin lagi dikoreksi seiring dengan jika Kementerian Kesehatan berfungsi
hilangnya momentum, tahun depan pola utuh dan penuh sebagai leading agency
pikir pemerintah harus berubah. penanganan wabah dan tidak hanya
Manajemen kasus COVID-19 hendaknya dimintai pertanggungjawaban untuk
dibangun dengan pola pikir menangani mencapai target penemuan kasus.
lonjakan kasus saat ini seefisien mungkin Kementerian Kesehatan harusnya
sembari bersiap menghadapi gelombang memberikan strategi komprehensif untuk
infeksi selanjutnya. merespons target jangka pendek, seperti
peningkatan angka kesembuhan dan
Indonesia juga harus disiapkan untuk penurunan fatalitas kasus untuk kasus
menghadapi sebuah dunia baru. Layanan terkonfirmasi dan suspek. Dalam jangka
publik dan aktivitas ekonomi harus menengah, Kementerian Kesehatan harus
berjalan di bawah ancaman lonjakan kasus berinvestasi menyiapkan dukungan
COVID-19 yang dapat terjadi kapan saja logistik, menjamin akses imunisasi dan
sampai imunitas kawanan (herd immunity) intervensi perubahan perilaku untuk
tercapai. menjamin penerimaan vaksin dan akses
yang merata pada kelompok dengan
Sesungguhnya, wabah COVID-19 adalah berbagai latar belakang sosial ekonomi.
kegawatdaruratan kesehatan yang efek
merusaknya bisa dikendalikan selama Ada sejumlah skenario bagaimana wabah
kebijakan berbasis sains dan masukan ini dapat berakhir tetapi tidak ada yang
ilmuwan lembaga sains nasional akan kembali “normal” dalam waktu
diterima. Kolaborasi pentahelix tidak dekat, seperti yang ada di benak kita. Dari
menjadi jargon semata serta tersedianya beberapa pilihan skenario di bawah, CISDI
strategi, kepemimpinan, solidaritas, dan mengambil posisi bahwa skenario
transparansi. Dalam kacamata kami, pertama seharusnya bukan lagi pilihan.
wabah COVID-19, jika sejak awal dikelola Itulah titik pendaratan kita sebagai
dengan baik, berpotensi memberi jendela bangsa yang telah berjuang melalui semua
peluang (window of opportunity) yang ujian pandemi.
“sempurna” untuk meletakkan dasar bagi
sistem kesehatan yang tangguh di seluruh Skenario pertama: Negeri Impian.
Indonesia. Pemerintah hendaknya jeli Pada skenario ini vaksin single dose
melihat peluang pelibatan kaum muda tersedia cepat dengan efikasi tinggi dan
secara utuh dalam pengendalian wabah, negara tidak menemui kesulitan sumber
mengingat saat ini ujung tombak daya untuk memastikan 60-70% populasi
pelayanan kesehatan di garis terdepan mendapatkannya, sesuai rekomendasi
sebagian besar adalah profesional muda WHO. Kuatnya diplomasi kesehatan
kesehatan. Kami setuju kita perlu keluar melalui multilateralisme mendorong
dari pembatasan sosial sesegera mungkin akses terhadap vaksin bagi 20% populasi
karena tidak semua orang beruntung bisa secara bertahap hingga akhir 2021.
bertahan dalam tekanan ini. Akan tetapi, Reformasi Sistem Kesehatan Nasional
perlu diingat merelaksasi pembatasan terjadi menyeluruh dan prioritas
sosial tanpa perhitungan yang dibarengi diletakkan pada layanan kesehatan primer
investasi besar-besaran dalam untuk menjaga kesehatan 85% populasi.
infrastruktur kesehatan masyarakat, akan Digabung dengan akuisisi vaksin dari
semakin mengancam nyawa publik dan berbagai sumber lain, kekuatan surveilans
terutama tenaga kesehatan. (tes dan lacak) dan platform pendataan
integratif; Indonesia akan keluar dengan

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 8xiv
selamat dari pandemi dan perekonomian sangat lama, berujung pada naiknya angka
membaik kembali. pengangguran dan kemiskinan serta
memburuknya profil kesehatan populasi.
Skenario kedua: Menggantang Asap. Kesemuanya membutuhkan upaya
Vaksin tersedia tetapi negara memiliki perbaikan jangka panjang yang hanya bisa
keterbatasan sumber daya membeli dan tercapai dengan dukungan kebijakan
mengedarkannya ke seluruh pelosok lintas kementerian.
karena berbagai kendala distribusi dan
logistik, sementara kondisi ekonomi tak Indonesia harus siap bagaimana pun
kunjung membaik. Di sisi lain, tekanan skenarionya. Setiap skenario memiliki
untuk segera membuka seluruh restriksi tantangan dan konsekuensi
sosial yang berujung pada tekanan pelaksanaannya masing-masing.
ekonomi juga menyebabkan pengetatan
pembatasan sosial tidak lagi diminati, Kita tidak menginginkan wabah COVID-19
apalagi dijadikan opsi kebijakan di Indonesia berakhir dengan bencana.
pemerintah. Pembatasan sosial tanpa infrastruktur
kesehatan masyarakat yang tangguh akan
Skenario ketiga: Mimpi Buruk. memungkinkan COVID-19 menyebar ke
Vaksin gagal tersedia. Pemerintah populasi tanpa bisa dibendung. Hasilnya
berupaya menghilangkan SARS-CoV-2 bisa berupa pemusnahan kaum lansia dan
sesegera mungkin, namun membutuhkan rentan melalui seleksi alam Darwin. Ini
usaha ekstra keras untuk melakukan tes harus dihindari bagaimanapun caranya
dan lacak yang agresif – sesuatu yang karena (tetap) hidup dan (tetap) sehat,
membutuhkan sumber daya ekstensif di walaupun di tengah wabah, adalah hak
tengah kondisi resesi ekonomi, karena asasi manusia.
ketiadaan sumber daya/dukungan
anggaran yang dibutuhkan. Dunia usaha
tidak lagi bisa memberikan dukungan
sumber daya karena perputaran bisnis
tidak cukup menghasilkan pemasukan.
Sementara itu, karena lemahnya
diplomasi kesehatan, bantuan luar negeri
melalui jalur multilateralisme sulit
diamankan.

Skenario keempat: Mungkinkah Kembali.


Vaksin tidak tersedia dalam jumlah cukup
untuk membangun kekebalan kawanan.
Pemerintah melakukan tes dan lacak
dalam jumlah terbatas/mediocre.
Pemerintah menjamin ketersediaan
terapi antivirus untuk mengobati
COVID-19. Populasi secara bertahap dapat
membangun kekebalan kawanan alami.
Artinya, 60-70% populasi akan jatuh sakit
sebelum mendapat kekebalan.
Implikasinya, sistem kesehatan selalu
berada di ambang kolaps. Ekonomi bisa
membaik tapi membutuhkan waktu

Indonesia’s Health Outlook 2021:


xv Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Bab 1.
History,
in general,
only informs us
what bad
government is.
Thomas Jefferson

Badai pandemi COVID-19 sejak awal 2020 Comittee. Saat itu terdapat 98 kasus
menghantam tatanan dunia dalam waktu tanpa kematian di 18 negara di luar China.
singkat. Bagi Indonesia, pandemi Empat negara (8 kasus) memiliki bukti
menguak gunung es persoalan pada enam penularan dari manusia ke manusia
pilar Sistem Kesehatan Nasional (SKN). (Jerman, Jepang, Amerika Serikat, dan
Runtuhnya sistem kesehatan kemudian Vietnam).
mengirimkan gelombang kejut pada
sistem politik, ekonomi, dan sosial. WHO mengubah status COVID-19 menjadi
pandemi pada 11 Maret 2020 karena
Pemerintah Tiongkok memberi tingkat penyebaran dan keparahan yang
peringatan ditemukannya virus Corona tinggi, dan kekhawatiran kelambanan
jenis baru di Wuhan sejak 30 Desember respons banyak negara. Dalam jumpa
2019⁷. Pada 7 Januari 2020, virus itu diberi pers yang dipimpin langsung oleh Direktur
nama 2019-nCoV. Tidak lama setelah itu, Jenderal, WHO meminta setiap negara
pada 13 Januari, kasus pertama di luar mengambil langkah kedaruratan agresif.
China terkonfirmasi di Thailand. Peneliti Ditegaskan melalui pendekatan whole of
di Hongkong menemukan virus dapat government dan whole of society akan
menular dari orang ke orang. terbangun strategi komprehensif. Setiap
negara masih bisa mengubah arah
Dalam dunia yang saling terhubung, perjalanan pandemi, apabila mereka
pandemi menyebar melewati melakukan deteksi, tes, pengobatan,
batas-batas negara dengan kecepatan isolasi, dan pelacakan sekaligus
tinggi. WHO mendeklarasikan 2019-nCoV memobilisasi publik dalam responnya.
sebagai Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC) pada 30
Januari 2020 atas usulan IHR Emergency
7
WHO. (2020, December 17). Timeline: WHO’s COVID-19 response. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus -2019/interactive
-timeline -

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 82
Bagian pertama tulisan ini berlanjut Sejak penetapan kasus pertama
untuk memberikan selayang pandang COVID-19 di Indonesia pada Maret 2020,
perjalanan wabah COVID-19 selama 2020. terdapat 643.508 kasus terkonfirmasi
Setelah itu, kami akan memberikan COVID-19 dan 19.390 kasus kematian
pandangan kritis mengenai akibat COVID-19 hingga 17 Desember
langkah-langkah yang diambil Pemerintah 202010. Selama seminggu terakhir (7-13
Indonesia untuk mengatasi wabah. Pada Desember 2020), insiden COVID-19 di
bagian akhir, kami akan menganalisis Indonesia adalah 15,5 per 100.000
bagaimana keputusan-keputusan penduduk, naik dari 15,3 per 100.000
tersebut mengubah wajah kesehatan di penduduk di minggu sebelumnya. Ini
Indonesia secara keseluruhan dan adalah insiden tertinggi sejak kasus
memengaruhi sektor non-kesehatan pertama dilaporkan di Indonesia.
secara signifikan. Dibandingkan dengan Australia dan
beberapa negara tetangga di Asia
Tenggara11 yang telah mengalami
1.1 PERJALANAN penurunan kasus, peningkatan kasus

WABAH
COVID-19 di Indonesia merupakan situasi
terburuk di kawasan dengan (1) jumlah
COVID-19 kasus konfirmasi dan kematian harian
terbanyak, (2) tren jumlah kasus harian
DI INDONESIA yang secara konsisten mengalami
peningkatan, dan (3) jumlah tes per kasus
Indonesia baru mengumumkan kasus konfirmasi terendah12.
pertama per 2 Maret 2020. Padahal, kasus
positif yang terkonfirmasi di Malaysia⁸ dan Ketidaksiapan sistem penanganan
Singapura⁹ pada awal Maret juga bencana di Indonesia terlihat dari usang
menunjukkan riwayat bepergian dari dan tumpang tindihnya kerangka regulasi
Indonesia di bulan Februari. penanggulangan bencana dan wabah
penyakit menular. Merujuk pada
Sepanjang 2020 hampir mustahil untuk Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020
mencerna strategi penanganan yang tentang Gugus Tugas Percepatan
dipilih Pemerintah Indonesia. Strategi Penanganan Corona Virus Disease 2019
mitigasi Pemerintah Indonesia selalu (COVID-19), setidaknya terdapat empat
bertumpu pada imbauan Pembatasan Undang-Undang (UU) yang dijadikan
Sosial Berskala Besar (PSBB) tanpa rujukan penerbitan yaitu UU Nomor 7
paksaan – walau terbukti tidak manjur. Tahun 1984 tentang Wabah dan Penyakit
Pelonggaran PSBB juga tidak dibarengi Menular, UU Nomor 24 Tahun 2007
aksi lacak dan tes yang agresif. tentang Penanggulangan Bencana, UU
Kemunculan sentra isolasi di ibukota, Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
tidak secara sistematis memancing dan UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang
kemunculan sentra isolasi dalam skala Kekarantinaan Kesehatan.
lebih kecil di tingkat sub-nasional hingga
komunitas. Akibatnya, sampai Desember UU No. 4/1984 tentang Wabah dan
2020 Indonesia belum melihat puncak Penyakit Menular kelewat usang dan
kurva pandemi dan kecepatan angka belum disesuaikan dengan perkembangan
penambahan kasus terus meningkat. panduan International Health Regulation
8
Aida, NR. Pasien ke-78 Virus Corona Malaysia Memiliki Riwayat Perjalanan ke Indonesia. (2020, March 7). Kompas. Retrieved from https://www.kom-
pas.com/tren/read/2020/03/07/205100265/pasien-ke-78-virus-corona-malaysia-memiliki-riwayat-perjalanan-ke-indonesia?page=all
9
Mukaromah, VF. (2020, March 2). Dua Kasus Baru Corona Covid-19 di Singapura, Pasien Punya Riwayat Perjalanan ke Batam. Kompas. Retrieved from
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/02/112349465/dua-ka-
sus-baru-corona-covid-19-di-singapura-pasien-punya-riwayat-perjalanan?page=all.
10
https://covid19.go.id/peta-sebaran
11
Malaysia, Filipina, Singapura, Vietnam, Thailand
12
Roser, M., Hannah Ritchie, E. O.-O., & Hasell, J. (2020). Coronavirus Pandemic (COVID-19). Our World in Data. https://ourworldindata.org/coro-
navirus

Indonesia’s Health Outlook 2021:


3 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
terbaru hingga hanya sedikit bagian yang Menteri Kesehatan baru menerbitkan
relevansinya dapat dipergunakan. Permenkes Pelaksanaan PP PSBB pada 4
April 2020 ketika jumlah kasus COVID-19
UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan telah naik menjadi 2.092 orang dengan 191
Bencana tidak memfasilitasi pencegahan, kasus meninggal dunia.
deteksi dini, dan mitigasi pandemi yang
termasuk dalam kategori bencana Pemerintah Daerah, DKI Jakarta
nasional non-alam. Tidak heran mesin misalnya, meski telah memberikan
BNPB sebagai lembaga yang memiliki imbauan bekerja dan belajar dari rumah,
mandat penanggulangan bencana juga serta menutup beberapa kegiatan
tidak dilengkapi dengan kemampuan keramaian sejak 14 Maret, baru resmi
penanganan wabah. memberlakukan PSBB per 10 April 202017.
Keterlambatan ini disebabkan karena
Berbeda dengan ketiga UU lainnya, UU menunggu izin dari Kementerian
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kesehatan. Pada periode yang sama,
Kekarantinaan Kesehatan keinginan beberapa daerah untuk
mengamanatkan peran pemerintah pusat memberlakukan PSBB ditolak karena
dibanding desentralisasi. UU ini seolah dianggap tidak memenuhi persyaratan18.
menghilangkan kekuatan politik-hukum Akibatnya, intervensi kesehatan
utama pemerintah daerah untuk masyarakat kehabisan napas menahan
melakukan tindakan penanggulangan laju transmisi komunitas di 514
seperlunya manakala terdapat tersangka kabupaten/kota di Indonesia.
wabah di wilayah tertentu13, menetapkan
status darurat bencana sesuai cakupan
skala administratif14, serta menyampaikan
secara berkala jenis dan persebaran
penyakit yang berpotensi menular dalam
waktu singkat beserta daerah sumber
penularannya15.

Indonesia menyia-nyiakan periode emas


(golden period) penanganan wabah
karena birokrasi bergerak kalah cepat
dari laju transmisi SARS-CoV-216. Upaya
skrining suhu dan risiko, serta karantina di
304 titik masuk bersifat formalitas dan
longgar. PP Pembatasan Sosial Berskala
Besar terbit 1 April 2020 atau 2 minggu
setelah penetapan pandemi oleh WHO dan
bencana nasional oleh presiden. Saat itu
jumlah kasus COVID-19 mencapai 1.677
dengan 157 kasus meninggal dunia.

13
Lihat pasal 12 ayat 1 UU Nomor 7 Tahun 1984 dalam “Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular,” Hukum Online, https://w-
ww.hukumonline.com/pusatdata/detail/415/undangundang-nomor-4-tahun-1984#
14
Lihat pasal 51 ayat 2 UU Nomor 24 Tahun 2007 dalam “Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,” Hukum Online,
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/26595/undangundang-nomor-24-tahun-2007
15
Lihat pasal 155 Ayat 1 UU Nomor 36 Tahun 2007 dalam “Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,” Hukum Online, https://www.huku-
monline.com/js/pdfjs/web/viewer.html?file=/pusatdata/viewfile/lt5b5fdd8147604/parent/lt4af3c27570c04
16
Sebagian diadaptasi dari https://www.cnnindonesia.com/longform/nasional/20200817/longform-jejak-pandemi-di-tangan-jokowi/index.html
17
https://www.kompas.tv/article/75109/mulai-10-april-2020-dki-jakarta-terapkan-psbb-berikut-info-selengkapnya#:~:text=JAKARTA%2C%
20KOMPAS.TV%20%2D%20Mulai,jarak%20 sosial%20selama%20kebijakan%20berlaku.
18
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200416114929-4-152340/daftar-daerah-yang-ditolak-terawan-untuk-lakukan-psbb

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 4
Keterbatasan sumber daya membuat benar dan tes PCR tersedia, jumlah
intervensi tes, lacak, dan isolasi tidak spesimen yang diuji per hari setidaknya
pernah berada pada proporsi ideal. harus dua kali lipat dari jumlah orang yang
Peningkatan kapasitas tes berjalan sangat diuji. Namun, pada 17 Desember 2020
lambat dan fluktuatif. Dengan jumlah misalnya, 43.461 orang dinyatakan telah
penduduk 270 juta, Indonesia menjalani tes RT-PCR namun jumlah
membutuhkan paling tidak 40 ribu orang spesimen yang diuji adalah 60,629.
dites setiap harinya agar memenuhi
standar minimum 1 tes per 1.000 populasi Dengan keterbatasan akses tes, dalam
per minggu. Pada minggu ke-2 Desember, panduan terbaru tes merekomendasikan
jumlah tes baru mencapai 0,84 tes per prioritas pada orang dengan gejala. Bila
1.000 populasi per minggu yang kontak erat namun tidak bergejala,
menunjukkan masih banyak ketimpangan disarankan hanya melakukan karantina.
kapasitas lab antar provinsi. Dengan mengikuti kriteria tersebut
ditambah keterbatasan fasilitas serta
DKI Jakarta menyumbangkan 20-30% longgarnya pengawasan isolasi mandiri,
kapasitas tes dari jumlah total setiap laju penularan kasus sulit dibendung.
harinya. Sampai minggu pertama
Desember, Satgas melaporkan hanya 11 Indonesia gagal mengidentifikasi
provinsi yang telah memenuhi standar orang-orang yang terpapar COVID-19
minimum tes WHO; 13 provinsi telah dengan yang tidak terpapar. Rasio
mencapai 50% target; dan 10 provinsi lacak-isolasi (RLI) Indonesia per 9
masih di bawah 50%. Desember 2020 adalah 1,6219. 16 provinsi
di Indonesia memiliki RLI >1, 3 provinsi
Pedoman nasional untuk penemuan bahkan memiliki RLI 0. Alhasil,
kasus COVID-19 dengan RT-PCR orang-orang yang positif berpotensi
merekomendasikan agar dilakukan dua menularkan ke orang-orang lain tanpa
tes berturut-turut dalam waktu 24 jam disadari. Selain itu, rendahnya kapasitas
untuk kasus suspek. Hal ini berarti, jika tes ini dapat memungkinkan angka yang
protokol laboratorium diikuti dengan dicatat oleh pemerintah lebih rendah
19
Artinya untuk 1 kasus konfirmasi, hanya 1-2 orang yang dilacak.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


5 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
(under reporting) dibandingkan kasus riil di memiliki landasan ilmiah untuk menilai
lapangan. Hasilnya, pemerintah tidak efektivitas tindakan pengendalian,
memiliki data yang bisa dipercaya untuk menentukan puncak pandemi, apalagi
memandu langkah perbaikan. memperkirakan akhir pandemi.
Peningkatan kapasitas lacak dilakukan
sangat terlambat di puskesmas- Pada 9 Mei 2020 Gugus Tugas
puskesmas, ketika penolakan dan memperkenalkan platform satu data
misinformasi di masyarakat sudah bernama Bersatu Lawan COVID (BLC)
berlangsung terlalu lama. untuk digunakan dinas kesehatan
provinsi dan kabupaten, layanan
Kurva Epidemi COVID-19 Indonesia yang kesehatan, dan rumah sakit. BLC
akurat, baik pada skala nasional maupun menampilkan data kasus COVID-19 (kasus
sub-nasional, tidak tersedia. Jumlah yang dikonfirmasi, ODP, PDP, kontak
kasus konfirmasi tambahan yang dengan gejala) serta data tentang logistik,
dilaporkan kepada publik setiap hari tidak seperti ketersediaan Alat Pelindung Diri
mencerminkan jumlah kasus baru harian. (APD) dan peralatan laboratorium. BLC
Ini disebabkan setidaknya empat hal; (1) diharapkan mempersingkat jalur
rendahnya cakupan tes PCR yang pelaporan dari tingkat sub-nasional ke
digunakan untuk menemukan kasus baru; tingkat nasional.
(2) lemahnya penyelidikan epidemiologi
sehingga perkiraan tanggal orang Namun, tidak jelas bagaimana platform
terinfeksi atau mulai bergejala tidak dapat ini menghubungkan data dari berbagai
ditentukan; (3) rata-rata pemeriksaan sistem surveilans yang ada secara real
sampel dari 426 laboratorium PCR tidak time. Hingga Desember 2020 tidak
diketahui, dan (4) terjadi backlog di nampak ada perbaikan dan sinkronisasi
laboratorium dan data input, dikarenakan platform pelaporan dan data. Sejak
otoritas penuh pemerintah pusat dalam November 2020 pelaporan pencatatan
analisis dan pelaporan kasus sehingga kontak dilaporkan Puskesmas melalui
pemerintah daerah tidak mampu Aplikasi Silacak dari Kementerian
menganalisis kurva epidemiologinya Kesehatan. Namun, Aplikasi Silacak tidak
sendiri. terhubung dengan platform New
All-Record (NAR) sehingga tidak bisa
Kesuksesan pengendalian wabah dilihat berapa orang yang konfirmasi pada
bertumpu pada sistem data dan hari itu yang berhasil ditelusuri.
pendataan yang robust. Namun demikian Kementerian Kesehatan juga tidak
tumpang tindih sistem pendataan dari menerima laporan tentang indikator
tingkat kecamatan hingga pusat tanpa penelusuran kontak dan pemantauan
interoperabilitas antara berbagai isolasi mandiri meskipun kedua indikator
platform dan aplikasi, menyebabkan tersebut harus dipantau menurut
Respon Nasional Penanganan COVID-19 Panduan Penanganan COVID-19 revisi 5.
secara keseluruhan tidak bisa
dikategorikan sebagai suatu hal yang Pengambilan kebijakan berbasis sistem
berbasis data. Menurut Center for Disease zonasi dengan data tidak lengkap dapat
Control, ada dua kurva independen yang menyesatkan dan membahayakan.
harus dipantau di skala sub-nasional Permasalahan data menjadi momok awal.
secara terbuka; kurva epidemiologi dan Pemerintah menggunakan sistem zonasi
garis ambang kapasitas layanan. Data yang ditetapkan berdasarkan beberapa
keduanya tidak tersedia dengan reliable indikator penting epidemiologi,
dan aktual sehingga Indonesia tidak surveilans, dan layanan kesehatan.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 86
Namun, seringkali datanya tidak layanan kesehatan primer yang lebih
dikumpulkan di level sub-nasional, atau dekat dengan komunitas. Layanan
kalaupun tersedia, tidak aktual dan kesehatan primer mencakup tidak hanya
reliable. Contohnya, pembukaan kembali puskesmas milik pemerintah, namun juga
sekolah berbasis sistem zonasi. Jumlah klinik-klinik swasta dan praktik mandiri
tes yang dilakukan oleh pemerintah yang banyak berada di provinsi-provinsi
daerah juga akan sangat berpengaruh ke padat penduduk. Pendekatan yang tidak
jumlah kasus yang ditemukan. Indikator melihat segitiga sistem kesehatan
jumlah kasus positif tidak dapat menjadi nasional sebagai kesatuan ini, juga
indikator yang berdiri sendiri. membebani biaya tinggi baik secara
Konsekuensinya, kebijakan yang diambil, langsung (direct medical cost) pada
meski berbasis data malah anggaran negara maupun tidak langsung
membahayakan kesehatan masyarakat. (indirect medical cost) bagi pasien dan
keluarganya.
Pemantauan situasi untuk menilai
ambang kapasitas layanan bergerak Penumpukan dan konsentrasi
kalah cepat dari laju transmisi wabah. penanganan wabah di rumah sakit juga
WHO Oxygen Capacity’ Survey yang menilai membuat intervensi 3T (test, trace, treat)
distribusi dan kapasitas pengolahan berpijak pada landasan yang rapuh.
oksigen, Dasbor Essential Supplies Respon penanganan COVID-19, terutama
Forecasting Tool (ESFT) dan Surge 3T membutuhkan layanan kesehatan
Planning Support Tool (ADAPTT) yang primer yang kuat, terutama dalam aspek
mampu memperkirakan jumlah tempat penyelidikan epidemiologi, surveilans,
tidur rumah sakit, ICU, baru dimulai pemberdayaan komunitas, dan
persiapan pengumpulan datanya di keterlibatan lintas sektor untuk memutus
Indonesia pada Mei 2020. Hal ini rantai penularan di tingkat komunitas.
menyebabkan pengiriman logistik dari Peran puskesmas juga penting untuk
BNPB dipandu oleh permintaan ad hoc mendorong kepatuhan 3M di masyarakat
bukan prediksi kebutuhan yang melalui upaya peningkatan kesadaran
mempertimbangkan kurva epidemiologi. atau literasi publik terkait COVID-19.
Kasus ringan dan tanpa gejala seharusnya
Penanganan COVID-19 tidak berbasis bisa tertangani di level puskesmas dan
pada prinsip sistem kesehatan: terlalu aktor lokal sehingga mencegah
rumah-sakit-sentris dan tidak penumpukan di rumah sakit.
menempatkan layanan kesehatan primer
sebagai pelindung terdepan kesehatan Sebagian ahli dan ilmuwan bidang
populasi. Indonesia saat ini kesehatan maupun kedokteran, tidak
mengandalkan 132 rumah sakit rujukan mendapat visibility maupun legitimasi
tingkat 2 untuk menangani kasus parah untuk memberi pandangan dan saran
dan kritis dan 171 rumah sakit rujukan pada pembuat kebijakan berdasarkan
tingkat 1 di tingkat provinsi untuk bukti. Sebagian lagi, alih-alih
menangani kasus ringan sedang. mencerahkan dan berpihak pada sains,
Pendekatan ini memaksa orang terpaksa ‘menyokong’ pilihan politis
menempuh jarak jauh untuk memperoleh tertentu. Pada akhirnya, ruang kosong
perawatan sehingga berisiko menularkan kecerdasan kepemimpinan dari berbagai
sepanjang perjalanan atau terinfeksi sisi ini disuguhi dengan
nosokomial di rumah sakit rujukan yang pendapat-pendapat yang tidak berbasis
kemungkinan telah menjadi episenter sains oleh para pejabat publik yang
baru. Padahal, sesungguhnya terdapat berebut panggung, memperburuk
sengkarut informasi di ruang publik.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


7 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Beberapa contoh utama kekeliruan Dunia sebenarnya telah berada pada jalur
pengambilan kebijakan adalah obat positif untuk memberikan akses jaminan
COVID-19 dari riset UNAIR, BIN dan TNI kesehatan semesta (universal health
yang didorong untuk digunakan segera coverage) pada 2030, sebelum COVID-19
tanpa ada basis uji klinis yang valid. secara fundamental merusak tatanan
Kalung Eukaliptus oleh Kementerian sistem kesehatan global. Dalam waktu 25
Pertanian untuk menangkal COVID-19 minggu, pandemi mengikis pencapaian
meramaikan perbincangan publik bahkan program imunisasi selama 25 tahun
terlihat seperti mendapat dukungan dari terakhir20.
para pejabat yang ikut memakai kalung
tersebut. Hal semacam ini tentu Deklarasi dunia untuk jaminan kesehatan
menambah kebingungan publik yang sejak semesta yang ditandatangani bertepatan
awal tidak pernah menerima informasi dengan Sidang Umum PBB pada 2018
yang utuh, kredibel, dan transparan dengan gamblang menyebutkan layanan
mengenai COVID-19 serta implikasinya kesehatan primer yang transformatif
pada kehidupan sehari-hari. adalah cara untuk memastikan
tercapainya jaminan kesehatan semesta.
Demikian pula dengan penetapan zonasi Dengan modalitas ini, harusnya dunia
oleh Satgas COVID-19 yang dilakukan mampu segera berpaling menuju
tanpa basis data kenaikan jumlah kasus prinsip-prinsip jaminan kesehatan
yang real time dan akurat. Sungguh semesta dan layanan primer sebagai
berbahaya bisa kemudian zonasi ini gerbang penjaga kesehatan masyarakat
dijadikan dasar dibuka atau tidaknya yang seharusnya paling berdaya dalam
pembelajaran tatap muka. Karena artinya, mengendalikan wabah. Beberapa negara
ada tambahan risiko penularan yang di Asia seperti Thailand dan Vietnam yang
terjadi di banyak sekolah. Kita berharap memiliki layanan kesehatan primer yang
proses pengambilan keputusan untuk tangguh telah membuktikan wabah bisa
pengadaan dan distribusi vaksin tidak dikendalikan dengan mengaktivasi prinsip
mengulang pola yang sama. Kajian serta pilar kesehatan masyarakat dalam
mendalam berdasarkan berbagai rujukan infrastruktur kesehatan primernya.
ilmiah dapat dilakukan terlebih dahulu
sebelum mengambil keputusan. Adanya Ketika sistem kesehatan kewalahan,
para pakar kedokteran dan kesehatan direct mortality akibat wabah dan indirect
selayaknya digunakan sebagai rujukan mortality akibat penyakit lain yang dapat
sains yang utama. dicegah melalui vaksin atau pengobatan
meningkat dramatis. Setiap negara perlu
membuat keputusan sulit untuk
1.2 DAMPAK mengintervensi wabah sembari

WABAH
menyediakan layanan kesehatan lain dan
meneruskan pembangunan kesehatan
COVID-19 PADA semaksimal mungkin. Oleh sebab itu,
diperlukan perencanaan dan koordinasi
PILAR SISTEM untuk mengurangi risiko runtuhnya
sistem kesehatan.
KESEHATAN
NASIONAL

20
https://www.gatesfoundation.org/goalkeepers/report/2020-report/?download=false#GlobalPerspective

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 148
Rasio kematian terus meningkat walau COVID-19 mengekspos celah dan
laju peningkatan sesungguhnya kerentanan sistem kesehatan di
diprediksi jauh lebih tinggi karena data Indonesia. Meskipun pengetahuan ilmiah
tidak dilaporkan sesuai standar WHO. global mengenai penanganan COVID-19
Suspek dan probabel yang meninggal berkembang cepat, sayangnya hal ini tidak
tidak dilaporkan di banyak diimbangi kekuatan sistem kesehatan
kabupaten/kota walaupun mereka nasional untuk memberikannya kepada
dimakamkan sesuai protokol COVID-19. mereka yang paling membutuhkan; baik
Padahal menurut definisi WHO, kematian secara komprehensif maupun dalam skala
pada pasien suspek (bergejala COVID-19 besar. Kita menyaksikan pilar yang
namun belum terkonfirmasi) adalah berkontribusi untuk memastikan sistem
kematian terkait COVID-19 yang harus kesehatan nasional tetap aman dan kuat
dilaporkan juga. terguncang: layanan kesehatan tidak siap,
tenaga kesehatan kewalahan dan tidak
Walau pencatatan kematian tidak terlindungi, sistem satu data COVID-19
lengkap, Laporan Situasi WHO per 2 hingga level rumah tangga tidak tersedia,
Desember menyebut Indonesia memiliki pembiayaan kesehatan tertekan, tata
rasio kematian lebih tinggi dari rasio kelola bersengkarut, dan
rerata dunia (2,39%), yaitu 3,4%. Hingga ketidakmampuan serta kegagalan
16 Desember 2020, angka kematian di DKI kepemimpinan.
Jakarta mencapai 281 kematian per 1 juta
penduduk (tertinggi di Indonesia), diikuti 1.2.1 Layanan
oleh Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan
Kesehatan
Bali. Selama seminggu terakhir, jumlah Terbatasnya akses pada makanan
kasus kematian akibat COVID-19 di bergizi, hilangnya pendapatan
Indonesia adalah 0,40 per 100.000 keluarga dan terganggunya
penduduk – tertinggi sejak kasus pertama keberlangsungan layanan
dilaporkan. kesehatan esensial anak dan ibu
pada masa pandemi COVID-19
Terdapat peningkatan yang tidak dapat berkontribusi terhadap ancaman
dijelaskan pada angka pemakaman di DKI gizi anak. Survei Cepat UNICEF
Jakarta sepanjang tahun 202021. Selama pada April-Mei 202022 menunjukkan
2015-2019, rata-rata pemakaman di DKI 75% posyandu ditutup dan lebih dari
Jakarta adalah 600/minggu dan berada 41% kunjungan rumah
pada kisaran yang sama hingga awal Maret ditangguhkan. Hampir 86%
2020. Sejak itu, angka pemakaman posyandu melaporkan penangguhan
melonjak hingga 1.000/minggu, lalu pemantauan pertumbuhan dan
menjadi 1.400/minggu di September perkembangan anak. 55%
2020. Secara total, terjadi 61% melaporkan penangguhan layanan
peningkatan pemakaman di 2020 imunisasi dan 46% melaporkan
dibandingkan tren 5 tahun sebelumnya. gangguan distribusi Vitamin A, dan
Dengan pola kenaikan yang sama, dalam 46% melaporkan penangguhan
periode Maret-November 2020 terdapat layanan perawatan antenatal.
16.118 pemakaman yang mana 48% Alasan utama dari penangguhan
diantaranya dilakukan dengan protokol layanan meliputi masalah keamanan
COVID-19. masyarakat serta langkah-langkah
menjaga jarak fisik dan kecemasan
petugas kesehatan.
21
Elyazar, IRF et.al., 2020. Excess mortality during the first ten months of COVID-19 epidemic at Jakarta, Indonesia.medRxiv 2020.12.14.20248159; doi:
https://doi.org/10.1101/2020.12.14.20248159
22
UNICEF. 2020. Penilaian cepat: Dampak pandemi COVID-19 terhadap layanan imunisasi di Indonesia. Diakses dari: https://www.unicef.org/indonesia/-
media/4871/file/Penilaian%20Cepat:%20Dampak%20Pandemi%20COVID-19%20terhadap%20Layanan%20Imunisasi%20di%20Indonesia.pdf

Indonesia’s Health Outlook 2021:


9 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Pemerintah memperluas dukungan perlambatan penurunan angka
pencegahan stunting melalui stunting akan mencapai 3
program perlindungan yang percentage point, yakni hanya
dijalankan oleh Kementerian Sosial, menjadi 21,0% (bukan 18,2%) di
seperti Program Keluarga Harapan 2024. Hal ini berarti, target RPJMN
(PKH) dan Bantuan Pangan Non 2020-2024 berupa angka stunting
Tunai (BPNT). Pemerintah telah <20% diprediksi tidak akan tercapai.
mengalokasikan total Rp 695,2
triliun (IDR) (sekitar US $ 47,5 miliar) Sebagai negara dengan insiden TBC
untuk respon COVID-19 dan Rp 203,9 terbanyak kedua di dunia, dampak
triliun (sekitar US $ 13,9 juta) COVID-19 terhadap kasus TBC
ditujukan untuk perlindungan sosial, terasa signifikan. Fokus
termasuk PKH dan Program penanganan layanan yang beralih ke
Sembako yang merupakan bagian COVID-19 menyebabkan disrupsi ke
dari BPNT. Namun, penetapan banyak layanan kesehatan lain,
Menteri Sosial sebagai tersangka termasuk TBC. Pada Mei 2020 saja
dugaan korupsi bantuan sosial Kemenkes mencatat terjadi
penanganan COVID-19 menjadi penurunan secara drastis pasien
sinyal tidak efektifnya penyaluran TBC yang berobat ke layanan
bantuan sosial ini di tengah jalan. kesehatan. Stop TB Partnership
mengestimasi secara global akan
Banyak indikasi penyalahgunaan ada penambahan 6,3 juta kasus dan
situasi bencana untuk keuntungan 1,4 juta kematian pasien TBC di
segelintir kelompok elit. Dalam The dunia sepanjang 2020-2025 akibat
Shock Doctrine: The Rise of Disaster COVID-19 dengan asumsi penutupan
Capitalism, Naomi Klein wilayah selama 3 bulan dan restorasi
mengungkapkan kecenderungan layanan kesehatan selama 10 bulan.
upaya dan kebijakan pro-korporasi
dengan memanfaatkan syok dan Survei Komite Nasional
disorientasi publik yang terdampak Pengendalian Tembakau (Komnas
bencana. Tertangkapnya Menteri PT) menampilkan mayoritas
Sosial menjadi bukti kuat praktik (49,8%) responden yang merokok
tersebut di Indonesia. Di awal mengaku tetap mengeluarkan uang
pandemi, kita juga disuguhi untuk membeli rokok selama masa
kekisruhan impor rapid test dan pandemi COVID-19. Dari responden
komersialisasi tes COVID-19 dengan yang merokok, mayoritas (50,2%)
batasan harga yang tidak terkontrol. mengaku jumlah batang rokok yang
Kali ini pun, program vaksin mandiri dikonsumsi selama pandemi
berisiko besar menjadi ajang COVID-19 memiliki kuantitas yang
komersialisasi dan mencari tetap, bahkan terdapat 15,2% yang
keuntungan banyak pihak. mengaku mengonsumsi rokok lebih
banyak selama pandemi COVID-1923.
Bank Dunia (2020) memperkirakan
angka stunting batita akan tetap Temuan ini bertolak belakang
turun dan meneruskan tren dengan kajian ilmiah yang
penurunannya dari 30,8% (2018) mengindikasikan perilaku merokok
menjadi 27,6% (2020), namun merupakan salah satu faktor risiko
dengan akselerasi yang lebih kerentanan dan fatalitas penyakit
lambat. Dalam skenario realistis, COVID-19. Berdasarkan hasil
23
Rahmayanti & Ikhsan, forthcoming

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 10
systematic review24 ditemukan COVID-19. Fasilitas cuci tangan dan
indikasi perokok lebih rentan hand sanitizer pun belum tersedia
terinfeksi SARS-COV-2 dan ketika cukup di 18,5% puskesmas. Lebih
terinfeksi, perokok memiliki risiko dari 50% puskesmas melakukan
lebih tinggi mengalami kesakitan modifikasi lingkungan untuk
yang parah. Selain itu, merokok juga mencegah penularan seperti
telah lama diketahui meningkatkan mengatur tempat duduk dan
kejadian penyakit kronis tidak memasang pembatas akrilik, namun
menular, seperti penyakit jantung hanya sekitar 36% yang
iskemik, stroke, dan kanker paru memanfaatkan teknologi informasi
yang juga merupakan komorbiditas seperti antrian pendaftaran online
COVID-19. dan layanan jarak jauh. Survei
menunjukkan masih banyak
Surge capacity25 mencapai titik puskesmas yang belum
jenuh. Konsistensi peningkatan mendapatkan pelatihan mengenai
kasus COVID-19 melonjak tajam pengendalian dan pencegahan
setiap harinya menyebabkan infeksi di puskesmas, memiliki
tingginya tingkat keterisian tempat keterbatasan fasilitas, serta
tidur dan ICU (bed occupancy rate, penerapan protokol kesehatan.
BOR) di beberapa daerah di Tanpa persyaratan minimum
Indonesia. Data Pemerintah tersebut dipenuhi, puskesmas
Provinsi DKI Jakarta per 21 berpotensi menjadi sumber
November 2020 menampilkan rasio penularan COVID-19.
keterisian tempat tidur di 98 rumah
sakit umum daerah di DKI Jakarta Pada bulan kesepuluh pandemi,
mencapai 78% (172 dari 230 ICU beban kerja tenaga kesehatan tidak
RSUD) dan rasio keterisian ruang pernah berkurang dan tidak juga
isolasi mencapai 68% (1.054 dari diimbangi perlindungan dari risiko
1.554). Per 1 Desember 2020, tingkat penularan dan stigma sosial.
keterisian tempat tidur di Provinsi Tiadanya strategi pengendalian
Jawa Tengah mencapai 76,7%. wabah, berdampak terhadap tenaga
kesehatan yang merupakan
penopang utuhnya sistem
1.2.2 Tenaga kesehatan nasional. Dalam situasi
Kesehatan yang tidak jelas kapan berakhirnya,
Puskesmas belum seluruhnya siap tenaga kesehatan diharapkan terus
melakukan upaya pencegahan dan memberikan layanan kesehatan
pengendalian infeksi pada masa berkualitas. Survei Kebutuhan
pandemi COVID-19. Survei CISDI Puskesmas CISDI, Kawal Covid-19
menunjukkan 45,4% puskesmas dan Cek Diri terhadap 647
belum mendapatkan pelatihan puskesmas responden
tentang pengendalian dan mendokumentasikan keterbatasan
pencegahan infeksi untuk layanan di APD untuk melayani pasien dengan
masa pandemi. Hanya 62% gejala mirip COVID-19, terutama
puskesmas responden yang untuk masker N95 (66%), gaun
memiliki Standard Operating medis (43%), dan masker bedah
Procedure (SOP) penggunaan APD (40%).
untuk pelayanan masa pandemi
24
Vardavas & Nikitara 2020; Nugraha et.al 2020; Reddy et.al 2020
25
Adalah kemampuan sistem pelayanan kesehatan untuk secara cepat menambah kapasitas melebihi dari kondisi pelayanan normal untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan medis yang meningkat. WHO menggarisbawahi pentingnya empat prinsip dalam merespon surge capacity: ketersediaan ruangan,
ketersediaan tenaga kesehatan yang kompeten dan terlatih, ketercukupan suplai fasilitas serta kesiapan sistem manajemen dalam merespon lonjakan
kasus.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


11 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Stigma yang diterima tenaga Insentif tambahan untuk tenaga
kesehatan dan keluarga amat tinggi kesehatan terlambat turun. Hingga
dan semakin menyulitkan mereka akhir Juni, baru hampir 30% tenaga
bekerja. Tenaga kesehatan banyak kesehatan yang telah mendapatkan
menjadi sasaran kecurigaan insentif. Kemenkes merespon
masyarakat karena dipandang keluhan presiden atas terlambatnya
membawa dan menyebar virus. insentif tenaga kesehatan dengan
Berdasarkan survei yang dilakukan alasan proses birokrasi yang
oleh Lapor Covid-19 kepada 181 panjang. Persatuan Perawat
responden pada 7-16 Agustus 2020, Nasional Indonesia (PPNI) mencatat
lebih dari setengah responden per 25 Mei 2020 sebanyak 330
pernah merasa diperbincangkan laporan menyatakan perawat di
oleh orang-orang di sekitar mereka. rumah sakit milik pemerintah atau
Lebih buruk dari itu, 33% responden swasta mengalami pemotongan gaji
dijauhi masyarakat; 25% dijuluki dan tidak menerima bonus liburan.
penyebar virus; 10% mengalami Sebanyak 65% dari mereka adalah
perundungan (bullying) di media pekerja lepas.
sosial; dan sebagian anggota
keluarga mereka (7%) mengalami Persentase kematian tenaga
penolakan untuk mendapatkan dan kesehatan di Indonesia per
menggunakan layanan fasilitas September 2020 sebesar 2,3%
umum26. adalah salah satu yang tertinggi di
dunia. Tim Mitigasi Ikatan Dokter
Situasi kerja yang tidak kondusif Indonesia menyatakan setidaknya
juga dihadapi oleh kelompok 342 dokter, dokter gigi, dan perawat
Peserta Pendidikan Dokter meninggal akibat COVID-19 dalam
Spesialis (PPDS) yang kerap rentang Maret hingga November
terhimpit antara status mahasiswa 2020. Tentunya ini berdampak pada
dan status darurat kesehatan yang pelemahan layanan kesehatan serta
mengharuskan mereka bekerja hilangnya modal sumber daya
merespon kebutuhan layanan manusia kesehatan yang sangat
medis. Data global menunjukkan berharga. Situs resmi COVID-19
profesional muda kesehatan berada tidak memberikan informasi ihwal
di garis depan pengendalian profesi dan pekerjaan
pandemi. Mereka bekerja di layanan ODP/PDP/kasus terkonfirmasi
primer maupun sekunder. Majelis COVID-19. Tanpa data terbuka ini
Kolegium Kedokteran Indonesia Indonesia tidak dapat mengukur
(MKKI) memperkirakan 6.600 staf level risiko petugas kesehatan.
pengajar dan PPDS terpapar Dengan rasio dokter-pasien 4
COVID-19 tersebar di 17 Institusi dokter per 10.000 orang, kehilangan
pendidikan. Dengan tingkat 200 dokter korban COVID-19 setara
keterpaparan dan kerentanan yang dengan 500.000 orang tidak
tinggi, 31% dari lebih 7.000 mendapat pelayanan kesehatan28.
responden Survei Tim
Kepresidenan dan Kementerian
Kesehatan mengaku belum
mendapat tes PCR .27

26
https://laporcovid19.org/hentikan-stigma-covid-19/
27
Safitri, D. (2020, September 28). Dilema ganda dokter residen di ujung tombak corona. Diakses dari: https://www.cnnindonesia.com/nasion-
al/20200928104017-20-551714/dilema-ganda-dokter-residen-di-ujung-tombak-corona
28
WHO, Global Health Workforce Statistics, OECD, country data

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 12
1.2.3 Sistem Informasi Dinas kabupaten/kota dan provinsi
juga memiliki dashboard pelaporan
Kesehatan masing-masing. Data yang dimiliki
Puskesmas memiliki peran penting oleh puskesmas sering berbeda
dalam penemuan dan pencatatan dengan data yang dikeluarkan oleh
kasus COVID-19 di level komunitas. situs kabupaten/kota. Di beberapa
Puskesmas dituntut untuk bisa daerah, data pasien konfirmasi
melakukan kegiatan penemuan positif tidak dikomunikasikan oleh
kasus dan penyelidikan Puskesmas ke level komunitas
epidemiologi untuk mendeteksi seperti Satgas tingkat kecamatan
adanya wabah COVID-19 di level atau desa/kelurahan. Hal ini
komunitas. Hasil penyelidikan menyebabkan tim Satgas tidak bisa
epidemiologi itu kemudian membantu puskesmas dalam
dikirimkan ke Dinas Kesehatan melakukan kegiatan penelusuran
kabupaten/kota, provinsi serta kasus atau pemantauan orang yang
PHEOC kementerian kesehatan. melakukan isolasi mandiri.

Puskesmas juga memiliki peran Indikator penting seperti


untuk melakukan testing, tracing penelusuran kontak dan
dan isolasi. Puskesmas memiliki pemantauan orang dengan isolasi
akses untuk mengisi data orang mandiri tidak memiliki platform
yang akan menerima tes PCR pelaporan di level nasional hingga
termasuk melakukan update hasil November 2020. Aplikasi Silacak
pemeriksaan. Per November 2020 milik Kementerian Kesehatan baru
Puskesmas dapat melaporkan hasil diperkenalkan pada November 2020
pencatatan kontak melalui Aplikasi di beberapa daerah prioritas
Silacak yang dikelola Kementerian terutama yang mendapat bantuan
Kesehatan. tenaga relawan tracer dari Satgas
Nasional. Sebelum itu, pelaporan
Data mengenai jumlah kasus dilakukan mandiri oleh
terkonfirmasi positif dilaporkan masing-masing Puskesmas dan
berbeda di puskesmas, dilaporkan ke Dinas Kesehatan. Dua
kabupaten/kota hingga nasional. data penting ini, bahkan tidak
Puskesmas memiliki peran untuk ditemukan pada mayoritas platform
melakukan pengambilan spesimen pelaporan milik daerah dan pusat.
baik dengan rapid test maupun PCR.
Puskesmas mengirim spesimen Kementerian Kesehatan juga tidak
pemeriksaan PCR ke Laboratorium menerima laporan tentang indikator
Kesehatan Daerah (Labkesda), penelusuran kontak dan
Puskesmas selanjutnya akan pemantauan isolasi mandiri
menerima laporan hasil dari Dinas meskipun kedua indikator tersebut
Kesehatan atau laboratorium. disebutkan di Panduan Penanganan
Puskesmas dan Labkesda kemudian COVID-19 revisi 5. Aplikasi Silacak
akan melakukan pelaporan saat ini juga belum terhubung
pemeriksaan spesimen ke dengan New-All Record sehingga
Kementerian Kesehatan melalui tidak bisa dilihat berapa orang yang
platform New All-Record (NAR). konfirmasi pada hari itu yang

Indonesia’s Health Outlook 2021:


13 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
dilakukan penelusuran kontak. 1.2.4 Pembiayaan
Kendala teknis lainnya dari Aplikasi
Silacak adalah untuk pengisian Kesehatan
masih dilakukan oleh tim bantuan Dari sisi supply-side financing,
tracer dari Satgas yang memiliki anggaran dan stimulus kesehatan
masa tugas hingga Desember. Hal dalam program pemulihan ekonomi
ini akan menjadi masalah jika belum nasional menurun hingga 62,5%
ada transfer of knowledge ke tenaga dari Rp 87,55 triliun pada 2020
kesehatan lokal. menjadi Rp 25,40 triliun pada 2021.
Secara total memang jumlah
Dashboard Silacak juga hanya bisa anggaran stimulus program
dilihat di level kabupaten/kota. pemulihan ekonomi nasional turun
Puskesmas hanya dijadikan hub hingga 48,7% dari Rp 695,2 triliun
untuk melakukan input data, namun menjadi Rp 356,4 triliun pada 2021.
hasil dari input tersebut tidak bisa Pemerintah mengatakan anggaran
dilihat Puskesmas untuk mengukur kesehatan tersebut akan digunakan
keberhasilan mereka. untuk pengadaan vaksin antivirus,
sarana dan prasarana kesehatan,
Gentingnya masalah COVID-19 tidak laboratorium, serta bantuan iuran
menyebabkan mekanisme BPJS untuk PBPU. Hingga
pelaporan menjadi lebih November 2020, serapan anggaran
sederhana. Banyaknya dokumen kesehatan baru bergerak hingga
pelaporan yang harus diisi oleh 33,1%. Tabel 1 menunjukkan semua
puskesmas dan isu klaster mengalami penurunan
inter-operabilitas platform data signifikan, kecuali sektoral
COVID-19 membuat tenaga Kementerian/Lembaga, pemerintah
kesehatan kehabisan waktu. Untuk daerah yang justru meningkat
pelaporan kasus di puskesmas anggarannya. Anggaran tersebut
misalnya, tenaga kesehatan harus akan ditujukan terutama untuk
mengisi di Aplikasi Silacak dan NAR meningkatkan pariwisata,
untuk Kementrian Kesehatan, dan ketahanan pangan dan perikanan,
formulir PE (Penyeledikan kawasan industri, pengembangan
Epidemilogi) untuk laporan ke Dinas Information and Communication
kesehatan meskipun data yang Technology (ICT), pinjaman ke
dikirim memiliki banyak kesamaan. daerah, serta antisipasi pemulihan
ekonomi. Insentif usaha mengalami
Khusus untuk aplikasi NAR, banyak penurunan paling besar, yaitu
puskesmas tidak mampu mengisi hingga 100%. Pembiayaan korporasi
dengan baik karena banyaknya menjadi anggaran terkecil dalam
formulir isian dan aplikasinya tidak program, sama seperti tahun 2020.
mudah digunakan (tidak user
friendly). Kondisi ini menyebabkan
banyak kasus yang sudah di-test
namun tidak di-input di NAR
sehingga data tidak masuk ke
sistem pelaporan. Banyaknya
aplikasi juga menyebabkan
puskesmas harus melakukan input
data yang sama pada platfom yang
berbeda.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 14
Klaster 2020 (T) 2021 (T) Selisih (T) Persen perubahan

1 Kesehatan 87,55 25,40 -62,15 -71%

2 Perlindungan sosial 203,9 110,2 -93,7 -46%

3 Sektoral K/L & Pemda 106,11 136,7 +30,6 +28,8%

4 UMKM 123,46 48,8 -74,7 -60,5%

5 Pembiayaan Korporasi 53,57 14,9 -38,7 -72,2%

6 Insentif Usaha 120,61 20,40 -100,2 -83,1%

7 Jumlah 695,2 356,4 -338,8 -48,7%

Tabel 1. Anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional Tahun 2020 dan 2021

Keseriusan pemerintah untuk menjadi Rp 149,8 triliun. Anggaran


melakukan penanganan tidak kedua dan ketiga tertinggi dimiliki
terefleksi melalui postur APBN. oleh Kementerian Pertahanan dan
Meski reformasi sistem kesehatan Polri. Hal ini tentunya menjadi
nasional menjadi salah satu fokus di pertanyaan besar mengenai
RKP 2021, namun anggaran untuk komitmen serius pemerintah
kesehatan hanya mengalami melakukan penanganan COVID-19
kenaikan 7,4% dari Rp 78,5 triliun di secara tepat melalui pendekatan
2020 menjadi Rp 84,3 triliun di 2021. kesehatan masyarakat dan
Sementara anggaran Kementerian penguatan sistem kesehatan
PU & PR mengalami kenaikan
hingga 98% dari Rp 75,6 triliun

No Kementerian/ APBN 2020 RAPBN Selisih Persen


Lembaga (Perpres 72/2020) 2021 perubahan

1 Kementerian PU & PR 75,6 T 149,8 T +74,2 T +98,1%

2 Kementerian
Pertahanan 117,9 T 137 T +19,1 T +16,2%

3 Polri 92,6 T 112 T +19,4 T +20,9%

4 Kementerian Sosial 104,4 T 92,8 T -11,6 T -11,11%

5 Kementerian
Kesehatan 78,5 T 84,3 T +5,8 T +7,4%

6 Kemendikbud 70,7 T 81 T +10,3 T +14,6%

7 Kemenag 62,4 T 67 T +4,3 T +6,9%

8 Kemenhub 32,7 T 45,7 T +13 T +39,8%

9 Kementerian
Keuangan 39 T 43,3 T +4,3 T 11%

10 Kementerian
Pertanian 14 T 21,8 T +7,8 T 55,7%

Tabel 2. Belanja Pemerintah per Kementerian/Lembaga Tahun 2020 dan 2021


Sumber: Kemenkeu, 2020

Indonesia’s Health Outlook 2021:


15 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Fokus dan prioritas pemerintah PPU atau 857 ribu peserta (pekerja
yang tergambar melalui anggaran dan anggota keluarga). Sedangkan
lagi-lagi hanya berpusat pada peserta PBPU yang berhenti
pemulihan ekonomi. Dengan membayar iuran karena
potensi menurunnya pemasukan permasalahan ekonomi adalah
untuk pembiayaan kesehatan, sebesar 780,3 ribu pada April 2020.
ditambah dengan minimnya alokasi
APBN dan stimulus penanganan Pada skenario berat, COVID-19
COVID-19, harapan untuk mengakibatkan PHK sektor formal
memperkuat sistem kesehatan, sebesar 3,9 juta pekerja formal dan
mengoptimalkan upaya 3T yang 1,3 juta pekerja di sektor informal.
lebih masif, serta memberikan Dengan demikian BPJS-K akan
akses vaksin gratis untuk semua kehilangan potensi penerimaan
masyarakat akan menjadi harapan iuran dari 8,7 juta peserta PPU dan
semu. 2,9 juta peserta PBPU. Dengan
komposisi peserta segmen PPU
Dari sisi demand-side financing, Kelas II adalah 60% dan Kelas I
dalam jangka pendek Badan adalah 40%, COVID-19 akan
Penyelenggara Jaminan Sosial mengurangi penerimaan iuran JKN
(BPJS) Kesehatan kelompok PPU sebesar Rp 2,92
memproyeksikan arus kas 2020 triliun (skenario berat) dan Rp 4,48
surplus Rp 2,5 triliun. Masa bulan triliun (skenario sangat berat).
madu semu ini disebabkan karena Penurunan penerimaan iuran
iuran sebagai sumber arus kas khususnya dari segmen PPU ini
utama naik signifikan khususnya akan sangat memengaruhi
PBI-APBN dan PBI-APBD. Di sisi lain keberlanjutan pembiayaan program
jumlah rumah sakit yang JKN karena selama ini kelompok
mengajukan klaim Ina-CBGs PPU merupakan peserta yang rutin
menurun drastis karena membayar iuran dan paling sedikit
berkurangnya utilisasi terutama menggunakan jasa layanan
pada layanan pasca rawat inap. kesehatan JKN karena mereka
Namun, setelah situasi stabil, umumnya memilki asuransi
kemungkinan pengeluaran BPJS-K kesehatan swasta tambahan.
akan melonjak tinggi karena
komplikasi akibat penundaan Hilangnya potensi penerimaan
layanan kesehatan. iuran dari peserta PBPU juga
cukup signifikan, yaitu Rp 1,3-1,8
Empat juta anggota JKN yang triliun, tergantung dari skenario
keluar dari keanggotaan (drop out) dampak COVID-19 terhadap jumlah
antara akhir Desember 2019 sampai PHK di sektor informal. Proyeksi
akhir Juni 2020 juga penurunan penerimaan iuran
menggambarkan potensi kelompok PBPU disebabkan
peningkatan defisit di masa depan. beberapa hal, seperti (1.) peserta
Perlambatan perekonomian yang non-aktif akibat dampak COVID-19,
terus terjadi mengakibatkan 2.100 (2.) kenaikan jumlah peserta
badan usaha tutup, sementara non-aktif akibat penyesuaian iuran
(29%) badan meminta program JKN tanggal 1 Januari 2020
penangguhan/penghapusan (sesuai perpres 75/2019), (3.)
pembayaran iuran (71%). Jumlah ini pemberlakuan kembali iuran JKN
setara dengan 401,5 ribu peserta

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 16
lama (sesuai Perpres 82/2018). Perlu case kepada presiden bahwa solusi
diketahui bahwa Perpres 75/2019 komprehensif di bidang kesehatan
mengakibatkan 5% penurunan masyarakat adalah respons terbaik
peserta PBPU dan penurunan kelas terhadap penyebaran COVID-19 dan
rawat peserta PBPU. Sebanyak enggan melakukan proses
15,5% peserta PBPU aktif kelas 1 tawar-menawar politik kepada
turun ke kelas 2 dan sebanyak 26,5% kelompok-kelompok yang mewakili
peserta aktif kelas 1 pindah ke kelas kepentingan lain. Konsekuensinya,
3. Kondisi ini semakin menekan tampuk kepemimpinan COVID-19
pengumpulan iuran kelompok berpindah antara BNPB dan
PBPU. Kemenko Ekonomi yang tidak
memiliki keahlian dan mesin teknis
Kontribusi pajak rokok daerah yang dibutuhkan untuk penanganan
untuk Jaminan Kesehatan Nasional COVID-19.
diprediksi turun karena kenaikan
tarif cukai 2020 ditetapkan lebih Absennya kepemimpinan Menteri
rendah dari 2019 dan kebijakan Kesehatan dalam penanganan
simplifikasi belum dilaksanakan. wabah menyisakan tanda tanya
Kementerian Keuangan dalam besar bagi kredibilitas
konferensi persnya menyatakan kepemimpinan dan kemampuan
bahwa kedua keputusan ini diambil Kementerian Kesehatan.
untuk melindungi industri dari Setidaknya ada dua indikasi
pukulan ganda akibat dampak penting; (1.) teguran presiden
COVID-19 pada sektor industri dan terhadap serapan anggaran
tenaga kerja. Tahun depan kami kesehatan yang hanya 1,53% hingga
memprediksi beban ekonomi yang Juni 2020, dan (2.) teguran presiden
harus ditanggung negara akibat tentang ketimpangan pemeriksaan
tobacco attributable disease akan COVID di Indonesia pada Sidang
semakin meningkat. Di tahun 2019 Kabinet September 2020.
saja, diestimasi Indonesia harus Penunjukkan Menteri Koordinator
membayar 446.73 triliun rupiah bidang Ekonomi dan juga Menteri
karena tingginya konsumsi rokok, Koordinator bidang Maritim dan
termasuk di dalamnya biaya Investasi sebagai ujung tombak
kesakitan (60.28 triliun rupiah) dan kendali penanganan wabah
biaya kematian (368.52 triliun memperkuat dugaan kentalnya
rupiah) akibat penyakit kronis aspek birokratis-politis dan
terkait rokok29. lemahnya posisi tawar ilmuwan
serta sains dalam pengendalian
1.2.5 Kepemimpinan wabah. Situasi ini menunjukkan
pemerintah lebih memprioritaskan
Tendensi melakukan sentralisasi pemulihan ekonomi dibanding
kebijakan pencegahan penyebaran kesehatan30.
COVID-19 pada lembaga ad hoc di
level nasional amat terasa. Kemudi Perubahan kendali kepemimpinan
pengendalian wabah kosong tanpa beberapa kali selama penanganan
pemimpin. Menteri Kesehatan tidak COVID-19 menunjukkan kegagalan
memahami sistem kesehatan, politik kepemimpinan. Penetapan
segan menyampaikan investment status bencana nasional melalui
29
CISDI, forthcoming
30
Tirto.id 11 Maret 2020, BBC News Indonesia 30 Juni 2020

Indonesia’s Health Outlook 2021:


17 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Kepres No.12/2020 menempatkan hingga komunitas untuk
BNPB dalam ruang kendali bersama-sama membangun aksi
penanganan COVID-19 di tingkat kolektif penanganan COVID-19.
nasional. Hal ini juga meresmikan Sayangnya, pemerintah cenderung
Menteri Kesehatan bukan lagi bekerja sendiri memakai
pemimpin perang melawan wabah. sepenuhnya mesin dan tata cara
Kebijakan tersebut menugaskan birokrasi tanpa pelibatan utuh
BNPB, melalui Gugus Tugas berbagai kelompok masyarakat sipil,
Percepatan Penanganan COVID-19, sektor korporasi/dunia usaha, para
sebagai pusat koordinasi dan ahli, dan lembaga-lembaga ilmu
komunikasi lintas kementerian dan pengetahuan. Pelibatan cenderung
lembaga, koordinasi elemen superfisial, sebatas formalitas dan
masyarakat dan penentu langkah seringkali tidak berpedoman pada
penanganan wabah nasional. prinsip kemitraan
Namun demikian, BNPB tidak berimbang/partnership among
sepenuhnya memahami konteks equals. Pada praktiknya,
penanganan pandemi berbeda keterlibatan pemangku kepentingan
dengan situasi bencana alam yang pembangunan lain di luar
merupakan DNA BNPB. pemerintah masih terhalang
Berpindahnya prioritas penanganan regulasi dan birokrasi yang
bencana dari BNPB pada Maret membelit, meski pada masa darurat
2020 ke prioritas pemulihan pandemi.
ekonomi dengan kepemimpinan
Menko Ekonomi sejak Juli 2020
mengesankan masing-masing 1.2.6 Tata
lembaga dan pemimpin Kelola
pemerintahan mengambil langkah
sendiri-sendiri31. Kebijakan pusat-daerah tumpang
tindih, tidak konsisten, bahkan
Kolaborasi pentahelix sering kali saling menegasi satu sama lain.
hanya disebutkan sebagai bagian Dengan dalih menjaga rantai
dari komunikasi publik pemerintah, informasi dan kestabilan domestik,
namun tidak pernah benar-benar Pemerintah kerap mengkritisi upaya
diimplementasikan dengan proaktif pemerintah daerah yang
konsekuen dari awal penanganan bertentangan dengan preskripsi
pandemi. Besarnya magnitudo dari Jakarta. Kebijakan pemerintah
pandemi membuatnya tidak daerah dinarasikan sebagai
mungkin bisa ditangani oleh hanya keputusan serampangan yang tidak
satu pihak, dengan cara-cara biasa. berbasis bukti, melainkan hanya alat
Itu sebabnya dokumen strategi meningkatkan popularitas ataupun
WHO menggarisbawahi pentingnya dianggap berpotensi menyebabkan
strategi berbasis keseluruhan kepanikan masyarakat. Hal ini
pemerintahan dan keseluruhan sedikit banyak mengecilkan hati
masyarakat (whole of government pemerintah daerah untuk
and whole of society approach). merumuskan kebijakan pencegahan
Keberhasilan pengendalian wabah COVID-19 berdasarkan risiko
menyaratkan keterlibatan berbagai potensial dan berupaya memastikan
pemangku kepentingan kapasitas lokalnya meningkat
pembangunan dari tingkat global, seiring dengan peningkatan
regional, nasional, sub-nasional penyebaran.

31
Mas’udi dan Astrina, 2020

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 18
Sinergi dan koordinasi antar saat ini pemerintah daerah sering
institusi dan lembaga pemerintah kali memiliki keterbatasan untuk
dalam menangani krisis masih mengupayakan penanganan dengan
lemah. Masalah ini setidaknya drastis dan sesegera mungkin di
ditunjukkan dua hal: (1) masih tidak daerah masing-masing.
adanya pemahaman kebijakan dan Pengambilan keputusan harus
pernyataan publik yang sama di mendaki jalur hierarkis dan proses
antara kementerian/lembaga dan birokrasi yang lama. Hal ini
pejabat yang berada di bawah menyebabkan status tarik ulur yang
kendali langsung presiden dan (2) terjadi di awal pada proses
kebijakan di tingkat sub-nasional penetapan PSBB dan karantina
yang seringkali tidak saling wilayah yang harus menunggu
terkoordinasi dengan pusat. persetujuan Menteri Kesehatan
terlebih dulu. Penolakan beberapa
Terlepas dari koordinasi antar menteri kepada Pemprov Jakarta
lembaga, kementerian yang paling melakukan PSBB total turut
berpengalaman dan memiliki mewarnai situasi menjadi bukti].
pemahaman teknis menangani
wabah penyakit seharusnya Sesuai mandat UU No. 23 Tahun
mengoordinasi segala upaya 2014 mengenai desentralisasi,
terkait. Sedangkan pembentukan sektor kesehatan menjadi salah
Gugus Tugas Penanganan COVID-19 satu aspek yang wajib menjadi
atau Komite Penanganan COVID-19 wewenang pemerintah daerah.
dan Pemulihan Ekonomi Nasional Namun, dikatakan juga bahwa
dipimpin oleh K/L yang memiliki urusan pemerintahan yang
keterbatasan pemahaman dan mencakup lintas daerah provinsi
kemampuan teknis mengenai atau lintas negara menjadi
penanganan pandemi. Keterlibatan kewenangan pemerintah pusat.
BIN dalam kerangka penanganan Karenanya, betul bahwa pemerintah
wabah pun menjadi pertanyaan. BIN pusat menjadi pemegang kendali
yang seharusnya berperan untuk penanganan pandemi di tingkat
mendeteksi ancaman dan nasional. Namun, pemerintah pusat
mencegah krisis terjadi di Indonesia memiliki banyak keterbatasan untuk
dengan membantu pelacakan melakukan penanganan hingga ke
kontak. Namun, publik justru tingkat sub-nasional. Melalui Surat
melihat keterlibatan mereka Edaran 440/2622/SJ, pemerintah
mendanai tes PCR gratis dan obat pusat menetapkan peran kepala
COVID-19. Dengan suguhan adegan daerah sebagai ketua gugus tugas
saling berebut panggung antara percepatan penanganan COVID-19 di
kementerian dan lembaga selama daerah yang berarti mereka
pandemi, penanganan wabah berwenang melakukan segala upaya
seharusnya dipimpin langsung oleh penanganan COVID-19 yang
presiden dan dibantu oleh dibutuhkan di daerah mereka.
Kementerian Kesehatan. Keterbatasan pemahaman dan
kapasitas pemerintah daerah
Koordinasi pemerintah pusat dan seringkali menjadi tantangan
daerah menjadi kunci menentukan penerapan kebijakan yang
langkah penanganan yang tepat dirancang di pusat untuk
hingga ke unit pemerintahan diimplementasikan secara seragam
terkecil. Dengan dinamika yang ada di daerah. Tali koordinasi dan

Indonesia’s Health Outlook 2021:


19 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
komunikasi yang sering kurang Dana Moneter Internasional
optimal antara pemerintah pusat memproyeksikan bahwa walaupun US$18
ke daerah akhirnya triliun telah dihabiskan untuk
mempertanyakan kewenangan merangsang perekonomian di seluruh
masing-masing pimpinan tingkat dunia, ekonomi global akan kehilangan
sub-nasional dan nasional. US$12 triliun, atau lebih, pada akhir 2021.
Peristiwa di Petamburan yang Dalam hal kerugian produk domestik bruto
dipicu oleh kerumunan 10.000 (PDB) global, kondisi ini adalah resesi
orang memperuncing masalah ini. terburuk sejak akhir Perang Dunia II.
Selain dipanggilnya Gubernur Dalam istilah yang sama, kerugian
Jakarta dan Jawa Barat serta finansial COVID-19 dua kali lebih besar dari
digantinya Kapolda Metro Jaya Great Recession tahun 2008.
dan Jabar. Instruksi mendagri No.
6/2020 menegaskan kembali Institute of Health Metrix and Evaluation
kepala daerah yang tidak taat UU memperkirakan kemiskinan ekstrem
dapat diberhentikan Mendagri. telah meningkat 7% hanya dalam
beberapa bulan karena COVID-19 dan
mengakhiri kemajuan 20 tahun terakhir
yang dicapai program pengentasan
1.3 LINGKARAN kemiskinan. Pada tahun 2020 saja,

SETAN pandemi mendorong hampir 37 juta orang


di bawah garis kemiskinan ekstrem
COVID-19 PADA US$1,90 per hari. Apabila garis
kemiskinan untuk negara-negara
SISTEM berpenghasilan menengah ke bawah

KESEHATAN,
ditetapkan US$3,20 per hari, 68 juta orang
telah jatuh di bawah garis tersebut sejak
EKONOMI, tahun lalu.

POLITIK DAN Namun, ‘jatuh di bawah garis kemiskinan’


adalah eufemisme. Arti yang sebenarnya
SOSIAL adalah bertahan hidup dari hari ke hari.
Golongan miskin baru ini kemungkinan
Pandemi COVID-19 memukul besar perempuan yang banyak bekerja
perekonomian global dan mayoritas pada sektor informal di ruang publik yang
negara di dunia (The World Bank, 2020). tidak lagi bisa diakses dan minim akses ke
Ketika pemerintah menerapkan kebijakan bantuan sosial. Selama pandemi,
yang diperlukan untuk memperlambat perempuan mengalami tambahan unpaid
penyebaran virus, dan publik mengubah care work; mengurus anak, suami dan
perilaku untuk membatasi kemungkinan orang sakit pada waktu yang ketika
terpapar, rantai pasokan global mulai mereka seharusnya ada di sekolah,
ditutup, bencana ekonomi meluas. tempat kerja, atau layanan kesehatan.
Kondisi ketika banyak negara mengalami
resesi secara bersamaan seperti ini
terjadi pada 1870, sekitar 2 abad yang lalu.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 20
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan 2017-2020
Laju Pertumbuhan PDB Triwulan q-to-q Laju Pertumbuhan PDB Triwulan y-on-y
5,05 5,27
5,19 5,17 5,18
5,01 5,01 5,06 5,06 5,07 5,05
5,00 4,21 4,20
5,02
4,97
4,01
5,00
4,00 3,19 3,09 4,00 2,97
3,06

0,00 0,00 -3,49

-0,30
-0,41 -0,52
-1,70 -1,69 -1,74 -5,32
-4,00 -2,41
-4,00
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
-4,19 -5,00
-5,00 2020

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I

2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019

Penanganan pandemi yang buruk di penurunan tingkat investasi, dan arus


Indonesia menjatuhkan perekonomian modal; sedangkan pada sisi permintaan,
pada kondisi resesi yang berkelanjutan. kesehatan terkait COVID-19 paling besar
Seperti terlihat pada Figur 1, disebabkan penurunan investasi yang
pertumbuhan ekonomi pada masa awal berada pada sisi penawaran, yang
pandemi COVID-19 berada pada titik selanjutnya disusul oleh konsumsi
terendah sejak 1999, yaitu -5.32% y-on-y32 masyarakat dan konsumsi pemerintah
dan -4.19% q-to-q33 pada kuartal II 2020. pada sisi permintaan (Sparrow et al.,
Penerapan new normal dan relaksasi 2020). Dalam jangka panjang, pandemi
PSBB pada akhir kuartal II 2020—yang COVID-19 akan menurunkan kualitas
diharapkan mampu mengeluarkan sumber daya manusia akibat: (1.) tingkat
Indonesia dari kondisi resesi kematian dan tingkat kesakitan karena
ekonomi—justru meningkatkan laju kerusakan tubuh secara permanen akibat
penyebaran COVID-19 dan membuat COVID-19 dan disrupsi pada layanan
Indonesia menetap dalam pertumbuhan kesehatan esensial; (2.) akses ke proses
ekonomi y-on-y minus di kuartal III 2020 pembelajaran yang terhambat akibat
(Sparrow et al., 2020). Krisis ekonomi PSBB.
akibat pandemi COVID-19 ini paling tidak
berkontribusi terhadap penambahan 1,6
juta orang miskin baru di bulan Maret
202034 dan peningkatan jumlah
pengangguran sebanyak 37,6% pada
Agustus 202035.

Pandemi COVID-19 memengaruhi


perekonomian secara jangka pendek dan
jangka panjang. Dalam jangka pendek,
pandemi COVID-19 menyebabkan krisis
ekonomi melalui penerapan kebijakan
PSBB dan pembatasan aktivitas yang
memukul sisi penawaran dan permintaan
dalam perekonomian (Allen & Mirsaeidi,
2020). Pada sisi penawaran, kebijakan
PSBB berkepanjangan yang menyebabkan
“kebekuan ekonomi” mampu menurunkan
produktivitas tenaga kerja, serta

32
y-on-y: PDB atas dasar harga konstan pada suatu triwulan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya
33
q-to-q: PDB atas dasar harga konstan pada suatu triwulan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
34
Dibandingkan data kemiskinan sebelumnya, yaitu bulan September 2020
35
Dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya, yaitu bulan Agustus 2019

Indonesia’s Health Outlook 2021:


21 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Bab 2.
Don’t Waste
a Crisis.
Your Patient’s
or Your Own.
M.F. Weiner, Medical Economics 53,
no. 5, March 8, 1976.

Kata "pandemi" berasal dari bahasa Ekonomi dan kesehatan memiliki


Yunani "pan-" (semua) + "demos" (orang hubungan timbal balik sehingga
atau populasi) = "pandemos" = "semua keduanya saling memengaruhi dan tak
orang". Pandemi berarti penyakit itu dapat dipisahkan36. Dalam kasus pandemi
berjangkit di seluruh dunia dan COVID-19, krisis ekonomi yang terjadi
menyerang semua (hampir semua) orang. akibat pandemi COVID-19 dapat
menimbulkan dampak buruk bagi tingkat
Prefiks “pan” mungkin juga berarti bahwa kesehatan saat ini dan masa depan.
penyakit itu mempengaruhi setiap aspek Secara spesifik, krisis ekonomi yang
masyarakat. Sebuah artikel di India disebabkan oleh COVID-19 dapat
mengenai pandemi influenza 1918 memperburuk status kesehatan
menyebut: “a set of mutually exacerbating setidaknya melalui dua hal utama: 1)
catastrophes”. Dalam sekejap mata, krisis penurunan kualitas sumber daya di masa
kesehatan menjadi krisis ekonomi, krisis depan; serta 2) penurunan cakupan
pangan, krisis perumahan, krisis politik. jaminan kesehatan dan kerugian finansial
Semuanya saling bertabrakan. sektor layanan kesehatan.

Penilaian cost benefit pengendalian


wabah yang menempatkan kesehatan
dan ekonomi sebagai false dichotomy
telah merenggut ribuan nyawa.
Runtuhnya sistem kesehatan lah yang
menyebabkan lingkaran setan ekonomi,
politik, dan sosial tidak mungkin diurai.

36
Sachs, J. D., Ahluwalia, I. J., Amoako, K. Y., Aninat, E., Cohen, D., Diabre, Z., Doryan, E., Feachem, R. G. A., Fogel, R., Jamison, D., Kato, T., Lustig, N.,
Mills, A., Moe, T., Singh, M., Panitchpakdi, S., Tyson, L., &amp; Varmus, H. (2001). Macroeconomics
and Health: Investing in Health for Economic Development. In Report of the Commission on Macroeconomics and Health. https://-
doi.org/10.1038/nm0602-551b

Indonesia’s Health Outlook 2021:


23 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Bukti ilmiah terdahulu menunjukkan Selain itu, krisis ekonomi juga memberi
bahwa keberadaan krisis ekonomi di dampak negatif pada sisi penawaran
Indonesia berkontribusi terhadap layanan kesehatan. Peningkatan pasien
peningkatan jumlah bayi lahir rendah, COVID-19 yang memenuhi kapasitas
kasus stunting, wasting, dan tempat tidur fasilitas kesehatan,
undernutrition, tingkat stres dan masalah pembatasan jumlah tindakan kesehatan
mental, serta penurunan pertumbuhan elektif, dan penurunan kunjungan ke
angka harapan hidup dan rasio fasilitas kesehatan akan dapat
kematian37,38,39,40. Peningkatan kemiskinan meningkatkan kerugian atau
pada masa pandemi COVID-19 juga dapat kebangkrutan penyedia layanan
menjembatani dampak krisis ekonomi kesehatan dan berujung pada
terhadap penurunan status kesehatan peningkatan ketimpangan akses terhadap
melalui a) peningkatan kebiasaan tidak layanan kesehatan45. Pada kasus
sehat, seperti merokok dan minum Indonesia, telah terjadi penurunan
minuman keras, b) peningkatan stres yang pertumbuhan industri layanan kesehatan
memicu penurunan kesehatan mental dan y-on-y sebesar 6,7% poin sejak Maret
keausan tubuh41, dan c) ketidakmampuan hingga Juni 202046.
mengakses layanan kesehatan42.

Dalam kasus Indonesia, krisis ekonomi


akibat COVID-19 berpotensi
meningkatkan kasus beban ganda
malnutrisi dalam bentuk stunting pada
anak dan kekurangan gizi pada ibu akibat
penurunan keamanan pangan, serta
kasus kelebihan berat badan dan
obesitas akibat terbatasnya aktivitas
fisik43. Di sisi lain, pemutusan hubungan
kerja, penurunan pendapatan masyarakat,
dan penurunan subsidi PBI pemerintah
daerah pada masa pandemi telah
menurunkan tingkat kepemilikan jaminan
kesehatan masyarakat sebanyak 2,7% dari
total peserta aktif. Hal ini terjadi pada
empat bulan setelah kasus pertama
COVID-19, sehingga akan menurunkan
akses masyarakat terhadap layanan
kesehatan44.
37
Bhutta, Z. A., Bawany, F. A., Feroze, A., Rizvi, A., Thapa, S. J., &amp; Patel, M. (2009). Effects ofthe Crises on Child Nutrition and Health in East Asia and
the Pacific. Global Social Policy, 9, 119–143. https://doi.org/10.1177/1468018109106888
38
Friedman, J., &amp; Thomas, D. (2009). Psychological health before, during, and after an economic crisis: Results from Indonesia, 1993-2000. World
Bank Economic Review, 23(1), 57–76. https://doi.org/10.1093/wber/lhn013
39
Hopkins, S. (2006). Economic stability and health status: Evidence from East Asia before and after the 1990s economic crisis. Health Policy, 75(3),
347–357. https://doi.org/10.1016/j.healthpol.2005.04.002
40
Waters, H., Saadah, F., &amp; Pradhan, M. (2003). The impact of the 1997-98 East Asian economic crisis on health and health care in Indonesia. Health
Policy and Planning, 18(2), 172–181. https://doi.org/10.1093/heapol/czg022
41
Hal ini dikenal dengan beban alostatis
42
Bloom, D. E., &amp; Canning, D. (2003). The Health and Poverty of Nations: From theory to practice. Journal of Human Development, 4(1), 47–71.
https://doi.org/10.1080/1464988032000051487
43
UNICEF. (2020). COVID-19 dan Anak-Anak di Indonesia: Agenda Tindakan untuk Mengatasi Tantangan Sosial Ekonomi (Issue May).
44
Sparrow, R., Dartanto, T., &amp; Hartwig, R. (2020). Indonesia Under the New Normal: Challenges and the Way Ahead. Bulletin of Indonesian Economic
Studies, 56(3), 269–299. https://doi.org/10.1080/00074918.2020.1854079
45
Blumenthal, D., Fowler, E. J., Abrams, M., &amp; Collins, S. R. (2020). Covid-19 — Implications for the Health Care System. New England Journal of
Medicine, 383(15), 1483–1488.
46
Sparrow, R., Dartanto, T., &amp; Hartwig, R. (2020). Indonesia Under the New Normal: Challenges and the Way Ahead. Bulletin of Indonesian Economic
Studies, 56(3), 269–299. https://doi.org/10.1080/00074918.2020.1854079

Indonesia’s Health Outlook 2021:


24 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Penurunan tingkat
Krisis Kesehatan: Krisis kesehatan dan Pertumbuhan
pandemi COVID-19 Ekonomi kualitas modal Ekonomi
manusia

Kebijakan Kebijakan jaminan sosial


pembatasan sosial dan penanggulangan
dampak kesehatan
akibat krisis

Jangka pendek Jangka panjang

Sumber: kompilasi penulis

Figur 2 menunjukkan keberadaan jangka dalam jangka panjang (2019-2030) akan


pendek pandemi mampu menyebabkan menghasilkan pertumbuhan ekonomi
krisis ekonomi yang akan menurunkan lebih tinggi (5,1-5,2%) daripada skenario
tingkat kesehatan yang memengaruhi intervensi minimal (4,8%). Disimpulkan
modal manusia dan pembangunan pula bahwa nilai kerugian ekonomi dari
ekonomi dalam jangka panjang. Adanya strategi intervensi kuat tersebut jauh
hubungan timbal balik ini menegaskan lebih rendah daripada kerugian ekonomi
pengentasan krisis di masa pandemi skenario intervensi minimal. Selisih
memerlukan kebijakan kerugiannya bisa mencapai Rp 5.600
berkesinambungan untuk memutus triliun tanpa memperhitungkan nilai
“lingkaran setan ” ekonomi dan kesehatan. mortalitas, dan bisa mencapai Rp 14.000
Pemerintah tidak bisa mengedepankan triliun – hampir setara dengan nilai total
pertumbuhan ekonomi tanpa mengatasi PDB Indonesia di tahun 2019 – jika
penyebaran COVID-19, dan sebaliknya. memperhitungkan nilai ekonomi dari
Sayangnya, kebijakan pemerintah mortalitas (avoidable deaths).
Indonesia saat ini hanya berfokus pada Terhantamnya perekonomian global dan
pemulihan ekonomi jangka pendek nasional akibat pandemi COVID-19
melalui penerapan “new normal”, merupakan sebuah pengingat bahwa
menentukan target penerima kebijakan kesehatan merupakan sebuah komponen
yang kurang tepat sasaran, dan investasi sumber daya manusia jangka
menetapkan anggaran 2021 yang tidak panjang yang sama pentingnya dengan
berkesinambungan dengan proses faktor pertumbuhan ekonomi lainnya49
penanganan krisis di tahun 2020 .
47

Prefiks “pan” mungkin juga berarti bahwa


Tiadanya data nasional yang terintegrasi persoalan ini tidak bisa diselesaikan
dan bisa dipercaya membuat pemerintah sendiri. Kita tidak bisa aman seorang diri
kesulitan menghitung ongkos ekonomi sebagaimana tidak ada satu pun kebijakan
‘sesungguhnya’ dari pandemi COVID-`19. yang dapat menjadi panacea. Pada awal
Hasil analisis Yusuf (2020)48 pandemi terjadi, terbatasnya
menyimpulkan bahwa, intervensi kuat pengetahuan ilmiah yang tersedia tentang
(seperti melalui pembatasan sosial virus SARS-CoV-2 membuat kebijakan
berskala besar yang efektif) dapat penanganan wabah COVID-19 menjadi
menurunkan pertumbuhan ekonomi tahun sebuah area yang penuh ketidakpastian.
2020 ke 1,0% tanpa stimulus fiskal dan Ketersediaan bukti berbasis sains masih
1,8% dengan stimulus fiskal. Akan tetapi, sangat terbatas untuk bisa diorkestrasi
dalam jangka panjang (2019-2030) akan menjadi elemen-elemen kebijakan yang
menghasilkan pertumbuhan ekonomi saling berhubungan dengan akurasi
47
Sparrow, R., Dartanto, T., &amp; Hartwig, R. (2020). Indonesia Under the New Normal: Challenges and the Way Ahead. Bulletin of Indonesian Economic
48
Studies, 56(3), 269–299. https://doi.org/10.1080/00074918.2020.1854079
http://sdgcenter.unpad.ac.id/mengukur-ongkos-ekonomi-sesungguhnya-dari-wabah-covid-19/
49
Remes et al., 2020

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 25
eksekusi yang baik. Karenanya, dengan membangun aksi kolektif penanganan
prinsip solidaritas, sejatinya pemerintah COVID-19.
mempunyai posisi tawar tinggi untuk
segera mengajak publik luas dan meminta Sayangnya, barangkali, karena telah
pertimbangan berbasis sains dari terbentuknya kultur birokrasi selama
berbagai pihak terutama bertahun-tahun, pemerintah cenderung
kelompok-kelompok ilmuwan dan bekerja sendiri. Pemerintah terbiasa
masyarakat sipil di dalam negeri. memakai sepenuhnya mesin dan tata cara
Sementara di luar negeri, dengan begitu birokrasinya sendiri tanpa pelibatan utuh
banyaknya negara-negara di dunia berbagai kelompok masyarakat sipil,
mengalami tantangan serupa, berperan sektor korporasi/dunia usaha, para ahli
lebih aktif dalam diplomasi kesehatan dan lembaga-lembaga ilmiah. Pelibatan
melalui jalur multilateralisme adalah cenderung superfisial, sebatas formalitas
strategi yang tepat untuk diambil. dan seringkali tidak berpedoman pada
prinsip kemitraan berimbang (partnership
prinsip solidaritas, sejatinya pemerintah among equals). Pada praktiknya,
mempunyai posisi tawar tinggi untuk keterlibatan pemangku kepentingan
segera mengajak publik luas dan meminta pembangunan lain di luar pemerintah
pertimbangan berbasis sains dari masih terhalang oleh regulasi dan
berbagai pihak terutama birokrasi yang membelit meski di masa
kelompok-kelompok ilmuwan dan darurat seperti pandemi.
masyarakat sipil di dalam negeri.
Sementara di luar negeri, dengan begitu Penanganan pandemi membutuhkan
banyaknya negara-negara di dunia kecepatan dalam bertindak, meski
mengalami tantangan serupa, berperan dengan risiko ‘terjatuh’ bila salah
lebih aktif dalam diplomasi kesehatan mengambil langkah. Untuk itu pemerintah
melalui jalur multilateralisme adalah penting untuk terus melakukan evaluasi
strategi yang tepat untuk diambil. dan pembelajaran agar dapat secara
lincah beradaptasi dengan kebutuhan
Pentahelix sebagai conduit dari pelibatan yang terus berubah selama masa
multi aktor – multi sektor pembangunan pandemi. Kecepatan dan kelincahan
sering kali hanya disebutkan sebagai respon menjadi kunci untuk negara
bagian dari komunikasi publik semajemuk dan seluas Indonesia berhasil
pemerintah namun tidak pernah mengakhiri pandemi.
benar-benar diimplementasikan dengan
konsekuen dari awal penanganan Kebijakan berbasis data dan sense of
pandemi. Besarnya magnitudo pandemi urgency tidak bisa diabaikan. Dalam
membuatnya tidak mungkin bisa kondisi krisis, arah kebijakan pemerintah
ditangani dengan cara-cara biasa. Itu akan sangat menentukan sejauh mana
sebabnya dokumen strategi WHO penanganan yang dilakukan. Kebijakan
menggarisbawahi pentingnya strategi yang diciptakan juga akan memengaruhi
berbasis keseluruhan pemerintahan dan keputusan yang diambil oleh pejabat
keseluruhan masyarakat (whole of publik baik di level nasional dan
government and whole of society sub-nasional. Dalam konteks Indonesia,
approach). Keberhasilan pengendalian krisis kebijakan terjadi sebagai dampak
wabah mensyaratkan keterlibatan dari rendahnya sense of urgency sejak
berbagai pemangku kepentingan awal pandemi. Kebijakan yang diambil
pembangunan dari tingkat global, terkesan setengah hati dan tidak
regional, nasional, sub-nasional hingga mengedepankan kesehatan sebagai
komunitas untuk bersama-sama determinan utama dalam membuat

Indonesia’s Health Outlook 2021:


26 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
keputusan. Tidak tegas dalam sesuai, terkesan meremehkan, tanpa
pembatasan sosial di awal pandemi empati terhadap pertaruhan nyawa
merupakan cerminan dari keraguan masyarakat, dan nampak mengecilkan
pemerintah. dampak dari pandemi ini. Hal tersebut
nampak menegasikan perhitungan
Ketakutan akan hancurnya ekonomi matematis para ahli sebagai sebuah
menjadi acuan utama pemerintah dalam penghinaan dan mengada-ada juga
menentukan langkah penanganan. Krisis menurunkan sense of urgency
kebijakan juga terlihat jelas dalam masyarakat.
komunikasi tentang pandemi kepada
publik. Pemerintah menjadikan keresahan WHO menyoroti peran komunikasi risiko
publik sebagai alasan untuk membatasi sebagai sarana pertukaran informasi,
informasi yang sampai pada masyarakat nasihat dan opini antara elemen secara
luas50. Kesalahan prioritas juga nampak real-time sebagai bagian integral dalam
dari fokus pemerintah sejak awal yang upaya penanganan wabah. Dalam situasi
terlalu berpusat pada peningkatan penuh ketidaktahuan dan ketidakpastian,
kapasitas rumah sakit (RS). Pemerintah pembuat kebijakan harus mampu
melupakan aspek pencegahan dan upaya membangun kepercayaan agar seluruh
pemutusan rantai penularan dan elemen masyarakat mau dan bersedia
terlambat memperkuat puskesmas yang mengikuti arah kebijakan dan terlibat
memiliki peran strategis upaya respon dalam implementasi di lapangan.
COVID-19.
Pakar komunikasi risiko dan situasi
Krisis kebijakan ini membawa dampak darurat kesehatan telah merumuskan
yang sangat serius. Hal ini terlihat dari faktor-faktor yang terbukti efektif
perilaku masyarakat yang tidak patuh membangun kepercayaan publik
menjalankan protokol kesehatan yang terhadap pembuat kebijakan: 1) mengakui
berakibat lonjakan kasus yang tidak ketidakpastian dalam pesan, termasuk
menunjukkan tren penurunan. Krisis prakiraan dan peringatan, 2) transparansi
kebijakan juga berdampak pada hilangnya data, 3) penyebaran informasi secara
kepercayaan masyarakat terhadap cepat, 4) membangun narasi komunikasi
pemerintah. Munculnya protes terkait sains yang mudah dipahami, 5)
Pilkada yang tetap dilaksanakan dan mengumpulkan masukan dari masyarakat
penolakan vaksin dari masyarakat dan mendorong terjadinya dialog, 6)
merupakan bentuk hilangnya kepercayaan memastikan koordinasi pesan yang
masyarakat terhadap pemerintah. disampaikan oleh pejabat publik dan
media massa satu suara, 7) hindari
Komunikasi risiko adalah hal baku dan perubahan informasi yang terlalu cepat
wajib dalam penanganan wabah, dan cegah perbedaan narasi dari
berfungsi sebagai pilar utama dalam beberapa institusi pemerintahan yang
merespon dan mengantisipasi berbeda serta 8) melakukan diseminasi
gelombang kepanikan di masyarakat. informasi melalui berbagai kanal yang
Sentralnya peran komunikasi risiko terjangkau masyarakat.
dijelaskan dalam International Health
Regulation (2005) dan juga menjadi salah Sayangnya, Pemerintah Indonesia tidak
satu indikator dalam Inter Action Review memenuhi seluruh daftar periksa
(2020). Namun, tak terhitung berapa kali komunikasi risiko WHO. Alih-alih
sejak bulan Maret 2020, pejabat menerjemahkan bukti-bukti ilmiah,
pemerintahan membuat komentar dan mengkomunikasikannya secara
komunikasi kepada publik yang tidak transparan dan membangun model
50
tirto.id 4 Februari 2020)

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 27
mental di masyarakat agar memahami Komunikasi risiko membutuhkan
bagaimana penularan terjadi, pemerintah modifikasi lingkungan untuk mendorong
mengawali komunikasi risiko di masa perubahan perilaku. Meminta masyarakat
pandemi dengan imbauan masif kepada untuk patuh 3M namun tanpa kebijakan
masyarakat agar tetap tenang. Retorika dan faktor yang mendukung perubahan
ini hanya menjadi payung pesan tanpa perilaku tersebut tidak akan berhasil.
keseragaman informasi serta Intervensi pada keterikatan emosi,
keterbukaan untuk berdialog. pengetahuan kognitif dan modifikasi
lingkungan penting untuk memunculkan
Dari sisi gaya komunikasi, pemerintah perubahan perilaku yang berkelanjutan51.
menunjukkan penyangkalan terhadap Sekumpulan peneliti dari Inggris juga
rekomendasi dan model sains, serta telah merumuskan prinsip komunikasi
kerap inkonsisten dalam menyampaikan perubahan perilaku untuk mempercepat
pesan. Meskipun pemerintah sudah diadopsinya protokol jaga jarak (physical
melakukan beberapa upaya rutin seperti distancing) di masa pandemi COVID-19.
konferensi pers harian dan laporan situasi Dengan kondisi geografis kepulauan,
COVID-19 harian, serta mengembangkan jumlah populasi dan keberagaman
pusat informasi penangkal hoaks dan masyarakat seperti Indonesia, maka
misinformasi yang marak di masyarakat, kebijakan perubahan perilaku di
perubahan perilaku masyarakat tidak masyarakat juga tentu akan beragam.
berjalan sesuai yang diharapkan jika lingkungan penting untuk memunculkan
pemerintah hanya menyampaikan pesan perubahan perilaku yang berkelanjutan51.
tanpa implementasi kebijakan berbasis Sekumpulan peneliti dari Inggris juga
bukti. telah merumuskan prinsip komunikasi
perubahan perilaku untuk mempercepat
Komunikasi risiko membutuhkan diadopsinya protokol jaga jarak (physical
modifikasi lingkungan untuk mendorong distancing) di masa pandemi COVID-19.
perubahan perilaku. Meminta masyarakat Dengan kondisi geografis kepulauan,
untuk patuh 3M namun tanpa kebijakan jumlah populasi dan keberagaman
dan faktor yang mendukung perubahan masyarakat seperti Indonesia, maka
perilaku tersebut tidak akan berhasil. kebijakan perubahan perilaku di
Intervensi pada keterikatan emosi, masyarakat juga tentu akan beragam.
pengetahuan kognitif dan modifikasi
lingkungan penting untuk memunculkan
perubahan perilaku yang berkelanjutan .
Sekumpulan peneliti dari Inggris juga
telah merumuskan prinsip komunikasi
perubahan perilaku untuk mempercepat
diadopsinya protokol jaga jarak (physical
distancing) di masa pandemi COVID-19.
Dengan kondisi geografis kepulauan,
jumlah populasi dan keberagaman
masyarakat seperti Indonesia, maka
kebijakan perubahan perilaku di
masyarakat juga tentu akan beragam.
berjalan sesuai yang diharapkan jika
pemerintah hanya menyampaikan pesan
tanpa implementasi kebijakan berbasis
bukti.

51
(Health and Heath, 2010)

Indonesia’s Health Outlook 2021:


28 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Bab 3.
“When
the facts
change, I change
my mind - What
do you do, sir?”
John Maynard Keynes

Sesungguhnya, masa depan adalah arah kebijakan pembangunan kesehatan


sesuatu yang bisa dirancang dan 2021. Setiap skenario mempunyai
ditentukan berdasarkan pendorong dan karakteristik dengan kemungkinan sama
kejadian-kejadian dari masa lalu hingga besar untuk terjadi (equally plausible).
kini. Melihat tahun 2020 yang didominasi
oleh kegagalan dan kehilangan sangat Hasil pemetaan terhadap kecenderungan
besar berupa hilangnya jutaan nyawa yang disampaikan pada Bab 2 laporan ini
manusia di seluruh dunia, kita tidak bisa mengindikasikan dua penggerak pokok
memisahkan dan melihatnya hanya yakni (1) ketersediaan vaksin dan (2)
sebagai satu kejadian yang berdiri sendiri. pemulihan ekonomi. Keduanya kami pakai
Keberhasilan membangun kembali masa sebagai elemen baku dalam
depan setelah pandemi sangat mengembangkan skenario ini.
bergantung pada kesadaran kita melihat
dunia terbagi menjadi masa lalu sebelum Dalam bidang ketersediaan vaksin,
pandemi; dunia saat ini dalam kondisi menurut data WHO, saat ini terdapat lebih
porak-poranda karena pandemi; dan dunia dari 200 kandidat vaksin yang sedang
ke depan yang akan dibangun kembali. dalam pengembangan. Per 1 Desember
2020, 13 vaksin telah berhasil memasuki
Bab 1 dan 2 telah mengurai berbagai uji coba klinis fase ketiga. Dalam waktu
kejadian dan merefleksikan faktor dekat, kecenderungan pemberian vaksin
penggerak – kecenderungan – tantangan domestik dengan izin edar darurat atau
utama yang secara signifikan menandai Emergency Use Authorization (EUA) akan
dunia kesehatan Indonesia selama tahun meningkat52 terutama di negara
2020. Berdasarkan ketiganya kami
mengembangkan skenario sederhana
untuk mengantisipasi pendekatan dan
52
Pada saat laporan ini ditulis Amerika Serikat, Kanada, Inggris dan Singapura telah mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin
produksi Phizer-BioNTech.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 830
dengan kapasitas layanan dan Dalam bidang pemulihan ekonomi,
pemantauan keamanan yang memadai53. pembalikan (turn around) sudah mulai
Negara-negara yang memiliki kapasitas terjadi54. Kecenderungan kontraksi di
layanan imunisasi rendah akan tetap triwulan ketiga 2020 lebih kecil
mengandalkan alternatif terapi dibandingkan dengan kontraksi triwulan
medikamentosa. kedua 2020 yang mencapai 5,32%. Hampir
semua komponen dalam PDB dari sisi
Di masa depan, situasi yang sama bisa pengeluaran membaik. Sisi permintaan,
terus terjadi, namun bisa juga terjadi pada triwulan ketiga 2020, walau terbatas,
pergeseran situasi apabila COVAX sudah mulai naik, konsisten dengan data
menetapkan satu kandidat vaksin bertipe konsumsi rumah tangga. Di masa depan,
single dose dan mulai kecenderungan ini ingin dipertahankan –
mendistribusikannya untuk 3% populasi di bahwa pemulihan akan berbentuk swoosh
Indonesia atau 8.100.000 orang pada akhir shape55. Namun ada kemungkinan yang
kuartal pertama atau awal kuartal kedua sama besarnya bahwa jika pandemi
2021 – yang secara umum lebih diinginkan. merebak lagi, pola pemulihan ekonomi
Dalam skenario paling optimis bilamana akan bisa berbentuk K56.
pemerintah berhasil melakukan vaksinasi
ke 60% populasi atau 160 juta jiwa Kemungkinan yang terjadi dalam faktor
(438.356 orang per hari), protokol ketersediaan vaksin dan pemulihan
kesehatan baru bisa dilepas secara ekonomi akan dikombinasikan sehingga
bertahap paling cepat pada tahun 2022. menghasilkan kombinasi empat skenario
sebagai berikut:

Vaksin tersedia cepat dengan efikasi tinggi

Skenario 2 Skenario 1
“Menggantang asap” “Negeri Impian”
Resesi ekonomi Pembalikan
semakin dalam ekonomi terjadi

Skenario 3 Skenario 4
“Mimpi Buruk” “Mungkinkah Kembali”

Vaksin tidak tersedia cepat dan/atau efikasi rendah

52
Pada saat laporan ini ditulis Amerika Serikat, Kanada, Inggris dan Singapura telah mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin
produksi Phizer-BioNTech.
53
Food and Drugs Administration (FDA) menekankan bahwa vaksin virus SARS-COV-2 dianggap efektif ketika ia mampu paling tidak melindungi 50 persen
dari orang yang divaksinasi. Memastikan vaksin aman menjadi penting karena vaksin dapat mengakibatkan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi),
seperti respon imun dan alergi (co: ADE (Antibody Dependent Enhancement), VAERD (Vaccine Associated Enhanced Respiratory Disease), dan ERD
(Enhanced Respiratory Disease).
54
Chatib Basri
55
Pola pemulihan berbentuk swoosh shape (logo sepatu Nike) dimana pertumbuhan ekonomi mencakapi titik terandah pada triwulan kedua 2020, lalu
mulai membaik dan akan mencakapi pertumbuhan positif dalam triwulan pertama 2021.
56
Dalam konteks antarsektor dan kelompok pendapatan, pemulihan ekonomi mungkin akan berbentuk huruf K. Pemulihan berlangsung secara tidak
merata, ada yang naik ke atas, ada yang turun ke bawah seperti huruf K.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


31 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Skenario 1: Negeri Impian.
Pada skenario ini, vaksin single dose Pada skenario ini juga diasumsikan bahwa
tersedia cepat dengan efikasi tinggi. pembalikan ekonomi sangat cepat
Sebagai negara yang terdaftar mengikuti dan/atau pemerintah memiliki komitmen
inisiatif WHO ACT Accelerator, Indonesia tinggi untuk mengelola eksternalitas
mempunyai akses untuk menerima vaksin akibat COVID-19. Pemerintah memiliki dan
yang telah terbukti keamanan dan mengalokasikan anggaran untuk
efektifitasnya sebanyak 20% dari total memberikan vaksin kepada seluruh
populasi. Proses distribusinya akan penduduk sesuai amanat UU No. 4 Tahun
dilakukan bertahap hingga akhir 2021. 3% 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
pertama diperkirakan akan mulai Sementara itu, sebagian penduduk juga
didistribusikan pada akhir kuartal berdaya untuk mengakses vaksin dari
pertama atau awal kuartal kedua 2021. penyedia layanan vaksinasi berbayar
untuk memperpendek waktu antrian. Herd
Selain itu, enam jenis vaksin COVID-19 immunity bisa dicapai pada tahun 2021
juga dipersiapkan untuk program dan dengan segera ekonomi bisa
vaksinasi di Indonesia melalui mekanisme beroperasi 100%.
kerjasama bilateral: Bio Farma, Astra
Zeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer Inc.
and BioNtech, dan Sinovac Biotech57.
Vaksin pertama yang sampai adalah dari
PT. Sinovac BioTech pada 6 Desember
2020 sebanyak 1,2 juta dosis. Pesanan
kloter dua sebanyak 1,8 juta dosis dan 30
juta dosis dalam bentuk bahan baku curah
akan diterima pada bulan Januari 2021.

57
Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor HK.01.07/ Menkes/ 9860/ 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 32
Persoalan Kondisi saat ini Tantangan 2021

Ketersediaan Pada 16 Desember 2020, Presiden Joko Indonesia perlu melakukan 2 hal:
Vaksin Widodo memberi pernyataan publik bahwa menambah jumlah dosis dan
vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat gratis. keberagaman portofolio vaksin COVID-19.
Presiden juga memerintahkan jajarannya Hal ini bisa dilakukan dengan membeli
untuk memprioritaskan program vaksinasi vaksin sendiri secara bilateral antar
pada tahun anggaran 2021 dan mengalkulasi negara, business-to-business atau
ulang keuangan negara. bersama negara-negara yang tergabung
dalam kolaborasi regional ASEAN
Keputusan ini menganulir Kepmenkes dan/atau Oganisasi Konferensi Islam (OKI)
HK.01.07/Menkes/9860/2020 yang semula
memprogramkan dua skema vaksinasi Usaha yang dilakukan sendiri bisa
COVID-19: yang gratis dikelola Kementerian bertumpu pada dua mekanisme: membeli
Kesehatan, sementara yang mandiri alias dari produsen di dalam negeri dan/atau di
berbayar dikelola Kementerian BUMN. luar negeri.

Secara tersirat, instruksi ini menargetkan Jika membeli sendiri, BPOM harus amat
cakupan imunisasi 100% penduduk tercapai di berhati-hati sebelum mengeluarkan izin
2021. Target ini lebih besar dari sebelumnya guna darurat. Vaksin yang dipilih harus
yaitu 60%, atau 160 juta penduduk selesai aman dan memiliki efikasi paling tidak
divaksinasi pada akhir tahun 2021. 60-70% sesuai standar WHO. Opsi paling
ideal adalah menunggu uji fase klinis 3
Dalam hitungan kasar, bila setiap orang selesai. Opsi lainnya adalah memilih vaksin
membutuhkan dua dosis untuk mendapatkan yang terbukti aman dan efikasinya melalui
kekebalan, maka Indonesia membutuhkan data analisis interim uji fase 3 yang
paling tidak 320 juta dosis. Bila ditambah dipublikasikan di jurnal ilmiah.
dengan wastage rate vaksin sebesar 15%,
maka kebutuhan total adalah 368 juta dosis Pada saat pemilihan vaksin, data harus
vaksin. dibuka ke publik via BPOM. Keterbukaan
ini adalah salah satu upaya untuk
Melalui mekanisme ACT-Accelerator, COVAX meningkatkan kepercayaan masyarakat
facility di bawah WHO menjamin ketersediaan kepada vaksin pilihan pemerintah.
vaksin 20% dari total populasi dengan
distribusi bertahap mulai akhir kuartal Multilateralisme regional lebih
pertama atau awal kuartal kedua hingga akhir menguntungkan karena mampu
2021. Komitmen vaksin bilateral yang sudah mengumpulkan daya beli (pooling buying
dijajaki oleh Indonesia sejauh ini mencakup: (1) power) sehingga memberikan jaminan
Sinovac: 3 juta dosis dan 15 juta bulk; (2) volume bagi berbagai produsen vaksin
Sinopharm: 65 juta dosis; (3) untuk memproduksi vaksin baru COVID-19
AstraZeneca/Oxford: 100 juta dosis. dalam skala besar vaksin dan melakukan
investasi awal yang berisiko dari sisi
Bibit vaksin dalam negeri (Vaksin Merah Putih) manufaktur. Di sisi lain, keberadaan Badan
saat ini tengah diproduksi oleh Eijkman, LIPI, Regulator Obat Regional juga akan
UI, UNAIR, UGM dan ITB. Seed vaccine mempercepat proses perizinan.
ditargetkan siap untuk diproduksi dengan Kerjasama dengan negara-negara OKI
skala besar mulai Januari 2021 dengan bekerja berpotensi memitigasi vaccine hesistancy
sama dengan industri farmasi: Kalbe, Sanbe, di negara yang berpenduduk mayoritas
Dewoong Infion, Biotis dan Tempo Scan Islam.
Pacific.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


33 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Persoalan Kondisi saat ini Tantangan 2021

Targeting Ada 6 kelompok target penerima vaksin WHO merekomendasikan prioritas vaksin
dengan total populasi 160 juta, yaitu: pada tenaga kesehatan, kelompok lansia,
1. Sasaran pertama diberikan pada orang dengan kondisi penyerta tertentu,
garda terdepan yang menangani pandemi serta populasi rentan lainnya untuk
Covid-19, termasuk di dalamnya tenaga menekan angka kematian dan kesakitan.
kesehatan, aparat hukum, TNI/Polri, dan
pelayanan publik dengan jumlah yang Sayangnya, sejauh ini hasil analisis interim
mencapai 3,4 juta orang; yang menunjukkan keamanan dan efikasi
2. Sasaran kedua adalah tokoh pada kelompok lansia baru vaksin
masyarakat yakni tokoh agama dan perangkat Moderna dan Pfizer. Indonesia belum
daerah (kecamatan, RT/RW dan Desa), memiliki kesepakatan pengadaan dengan
jumlahnya mencapai sekitar 5,6 juta orang; kedua produsen vaksin tersebut.
3. Sasaran ketiga, adalah seluruh Indonesia juga tidak memiliki cold chain
tokoh/tenaga pendidik mulai dari PAUD, TK, yang dipersyaratkan untuk mengedarkan
SD, SMP, SMA, sampai sederajat perguruan vaksin ini.
tinggi, sebanyak 4,3 juta orang;
4. Sasaran keempat, akan diberikan Dengan jumlah yang amat terbatas di awal,
kepada aparatur pemerintah pusat dan daerah tenaga kesehatan dan pelayan publik
dengan jumlah sebanyak 2,3 juta orang; harus diutamakan. Terutama bagi mereka
5. Sasaran kelima adalah kepada yang bekerja di tempat yang memiliki
penerima bantuan iuran BPJS dengan jumlah potensi tinggi tertular atau menularkan,
mencapai 86 juta orang; serta misal: fasilitas kesehatan, panti, penjara,
6. Masyarakat dan pelaku ekonomi dan lain sebagainya. Baru setelah itu
lainnya sebanyak 57 juta orang. secara bertahap mencakup kelompok
rentan lainnya.
Rekomendasi kriteria penerima vaksin adalah:
1. Berusia 18-59 tahun; Percepatan proses vaksinasi dan
2. Individu yang dalam keadaan sehat menekan lama antrian harus didukung
tanpa penyakit penyerta; dengan pendataan kependudukan secara
3. Tidak dalam keadaan hamil; serta masif oleh puskesmas dan aparat RT/RW,
4. Tidak pernah terinfeksi COVID-19. dikombinasikan dengan data populasi
dengan penyakit penyerta serta
penyelidikan epidemiologi provinsi.

Pemerintah sedang mempersiapkan


Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi
COVID-19, mencakup berbagai data,
termasuk data BPJS, untuk menentukan
kelompok sasaran. Kelompok sasaran
tersebut akan dikirimkan pesan singkat
melalui SMS untuk penjadwalan dan lokasi
vaksinasi.

Namun yang tidak kalah penting,


pemerintah harus memastikan bahwa
pencatatan tidak hanya dilakukan untuk
penerima vaksin dari pemerintah, namun
juga penerima vaksin yang membayar
sendiri.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 834
Persoalan Kondisi saat ini Tantangan 2021

Pembiayaan Kecuali target program vaksinasi diubah Indonesia harus melakukan perubahan
pasca instruksi presiden, Indonesia akan APBN pada awal tahun 2021. Ruang fiskal
memulai imunisasi COVID-19 paling lambat untuk menggratiskan vaksin masih
bulan Februari 2021 dengan target awal 107 tersedia dari anggaran infrastruktur dan
juta orang divaksinasi. Untuk itu dibutuhkan pertahanan keamanan.
anggaran Rp 61,4 triliun. Jika target vaksinasi
160 juta penduduk, maka pemerintah akan Anggaran untuk vaksinasi juga bisa
membutuhkan setidaknya Rp 160 triliun. Lebih dicapai dengan penggunaan dana sisa
tinggi dari anggaran yang saat ini dialokasikan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020
sebesar Rp 34 triliun. yang hingga awal Desember baru terserap
sekitar 63%. Dana Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SILPA) pada pos lain serta
pendanaan lain melalui filantropi atau
pinjaman luar negeri juga bisa menjadi
alternatif.

Jika realokasi anggaran tidak dilakukan


dengan disiplin, beban keuangan negara
akibat defisit akan semakin besar. Postur
APBN 2021 dengan defisit anggaran
terhadap PDB yang berada di angka 5,7%
harus tetap dijaga sebagai sinyal
kehati-hatian keuangan/ (financial
prudence).

Pengaturan Kementerian Kesehatan RI mengatur alur Jika pemerintah mendapatkan vaksin dari
pengiriman distribusi pemberian vaksin pada orang produsen yang berbeda, maka sistem
dewasa, yang platformnya belum terdefinisi pengiriman yang dibangun harus
dengan baik. mengikuti persyaratan yang ditetapkan
masing-masing produsen. Vaksin yang
Mengasumsikan bahwa pemerintah akan membutuhkan pendinginan ultra dengan
memakai jalur distribusi milik Kementerian suhu -20o C dan -70o C hanya
Kesehatan maka setelah vaksin menerima izin memungkinkan di kota besar dan fasilitas
edar atau EUA dari Badan Pengawas Obat dan kesehatan yang memiliki fasilitas mesin
Makanan (BPOM), pemerintah akan pendingin khusus. Sementara, daerah
mendistribusikannya melalui Dinas Kesehatan dengan infrastruktur terbatas
Provinsi dan Dinas Kesehatan Kota / mendapatkan jatah vaksin dengan sistem
Kabupaten menuju 10.134 puskesmas di pendinginan umum.
tingkat kecamatan, 2.877 rumah sakit/klinik
pemerintah/swasta serta 49 KKP beserta Penggunaan vaksin dengan jenis dan
wilayah kerja. efikasi yang berbeda akan berisiko
menimbulkan efektivitas yang berbeda di
Peran layanan kesehatan primer seperti lokasi dan populasi yang berbeda. Sebuah
puskesmas dan jaringan di wilayah kerjanya pemodelan di Amerika Serikat
menjadi sangat penting untuk memastikan memperkirakan untuk mencapai imunitas
proses vaksinasi berjalan dengan baik dan kawanan dibutuhkan cakupan imunisasi
terdistribusi ke setiap penjuru daerah. 100% dengan vaksin berefikasi 60%.
Vaksin dengan efikasi lebih tinggi, 70%
Kesiapan infrastruktur harus segera misalnya, membutuhkan cakupan 75%.
ditingkatkan mengingat hanya 77,6% Maka dengan vaksin yang efikasinya
puskesmas yang memiliki pembeku/freezer berbeda-beda, bisa jadi dibutuhkan lebih
dan 90% puskesmas memiliki cold box dan banyak populasi yang harus divaksinasi.
kontainer vaksin yang masih berfungsi Hal ini harus dihitung dengan benar
(Rifaskes, 2019). melibatkan para ahli.

Dengan target 158,6 juta, dan


memfungsikan seluruh 13.011 puskesmas,
rumah sakit, dan klinik di Indonesia, maka
setiap fasilitas kesehatan paling tidak
harus melakukan vaksinasi secara total
pada 12.190 orang. Untuk mempercepat
waktu tunggu, rumah dan fasilitas
vaksinasi bisa diaktifkan dan
diikutsertakan.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


35 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Persoalan Kondisi saat ini Tantangan 2021

Pemerintah sendiri telah menyiapkan


440.000 tenaga kesehatan dan 23.000
juru imunisasi. Jumlah tersebut masih
kurang dari kebutuhan ideal. Dengan rasio
ideal juru imuniasi terhadap target
imunisasi rutin dan COVID-19 adalah 1:20.
Maka jumlah ideal tenaga vaksinasi adalah
762.867. Untuk mencapai target vaksinasi
107 juta, setiap provinsi membutuhkan
rerata 95 hari, tergantung jumlah populasi
masing-masing. Estimasi tersebut belum
memperhitungkan waktu distribusi,
penerimaan masyarakat, dan hal teknis
lainnya.

Pemerintah juga perlu memastikan bahwa


imunisasi esensial lainnya tidak
terganggu. Pada kondisi ini, pembaharuan
perhitungan Workload Indicators of
Staffing Needs (WISN) di layanan
kesehatan perlu dihitung ulang.

KIPI (Kejadian Surveilans KIPI merupakan kegiatan deteksi Pengawasan keamanan (post-marketing
Ikutan Pasca dini, merespon kasus KIPI dengan cepat dan surveillance) reguler melalui sistem
Imunisasi), tepat, mengurangi dampak negatif imunisasi pelaporan efek samping vaksin (vaccine
seperti respon untuk kesehatan individu dan program adverse events reporting system (VAERS))
imun dan alergi imunisasi. KIPI dilaporkan oleh tenaga yang responsif dan dibentuk dari tingkat
(co: ADE kesehatan/pasien langsung kepada fasilitas komunitas hingga ke nasional untuk dapat
(Antibody penyedia layanan. dengan cepat menindaklanjuti laporan.
Dependent Penggunaan teknologi akan
Enhancement), Setiap ada kejadian dilaporkan berjenjang ke mempermudah dan mempercepat
VAERD dinas kesehatan tingkat kabupaten/kota dan pelaporan serta tindak lanjut.
(Vaccine provinsi, dilengkapi investigasi untuk
Associated melakukan kajian serta rekomendasi oleh Pengembangan P-Care ke arah electronic
Enhanced Komisi Daerah Pengkajian dan Personal Health Records (PHR) akan
Respiratory Penanggulangan KIPI (Komda PP KIPI) dan menjadi alternatif teknologi yang efisien.
Disease), dan Komnas PP KIPI58. Pendekatan ini akan merekam riwayat
ERD (Enhanced vaksinasi serta efek samping yang
Respiratory dilaporkan langsung ke dalam sistem
Disease). begitu ada KIPI. Namun, isu perlindungan
data pribadi akan menjadi tantangan di
sini.

Keraguan akan Survei daring59 yang dilakukan oleh Untuk meningkatkan penerimaan vaksin di
vaksin Kemenkes, ITAGI, UNICEF, dan WHO bulan masyarakat, maka penting untuk
September 2020 menunjukkan 27,6% menciptakan lingkungan pendukung dan
responden belum memutuskan untuk menghilangkan penghalang. Beberapa
mengikuti imunisasi dan 7,5% responden faktor penting yang harus
menolak untuk mengikuti imunisasi. dipertimbangkan adalah: lokasi, biaya,
Penolakan disertai dengan berbagai macam waktu, tenaga dan layanan kesehatan
alasan, di antaranya 59% tidak yakin dengan berkualitas, informasi, serta regulasi60.
keamanannya, 43% tidak yakin efektivitasnya, Dibanding melakukan pemaksaan vaksin
24% takut akan efek samping, 25,8% tidak melalui peraturan dan sanksi, lebih baik
percaya vaksin, dan 15,7% karena kepercayaan pemerintah berusaha meningkatkan
agama. penerimaan vaksin melalui penciptaan
lingkungan pendukung tersebut.

58
http://repository.unair.ac.id/96730/5/5.%20BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf
59
https://covid19.go.id/p/hasil-kajian/covid-19-vaccine-acceptance-survey-indonesia
60
WHO Technical Advisory Group on Behavioural Insights and Sciences for Health. Meeting report: Behavioural Considerations for Acceptance and
Uptake of COVID-19 Vaccines. 15 October 2020

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 36
14
Skenario 2: Menggantang Asap.
Pada skenario kedua diasumsikan bahwa vaksin tersedia tetapi negara memiliki
keterbatasan sumber daya untuk membeli dan mengedarkannya dengan merata (equitable
distribution) karena kondisi ekonomi tak kunjung membaik, ditambah berbagai persoalan
teknis lain. Di sisi lain, tekanan untuk segera membuka ekonomi juga menyebabkan
pengetatan pembatasan sosial tidak lagi diminati oleh pemerintah.

Persoalan Kondisi saat ini Usulan Perbaikan

Pemerintah COVAX akan membutuhkan waktu untuk Hasil survei dan resistensi masyarakat
lebih banyak melakukan distribusi secara global yang untuk vaksin berbayar akan
bergantung menjangkau 20% populasi. Hanya menggagalkan program vaksinasi
pada alokasi mengandalkan alokasi COVAX akan membuat COVID-19 serta harapan untuk segera
COVAX dan penanganan COVID-19 berjalan terlalu lama. melakukan eradikasi wabah dan
vaksinasi memulihkan ekonomi nasional.
mandiri untuk Survei ITAGI, WHO dan UNICEF menunjukkan
melakukan bahwa dari 65% responden yang bersedia Pemerintah pusat harus menunjukkan
paling tidak divaksinasi: 35% responden bersedia mau komitmennya dengan menjadikan
67% populasi membayar, 27% masih ragu, dan 38% menolak vaksinasi sebagai prioritas program selain
tervaksinasi membayar vaksin. 3T. Mengharapkan semua pemerintah
karena daerah memiliki kemampuan dan
keterbatasan Sebanyak 31% dari responden yang bersedia komitmen yang sama untuk menanggung
anggaran. divaksin dan membayar, bersedia membayar masyarakatnya, termasuk co-financing,
hingga Rp 50.000; 28% hingga Rp 100.000; 4% juga akan sulit.
hingga Rp 500.000.
Apabila opsi skema mandiri ditetapkan,
pemerintah harus melakukan pembatasan
harga. Harga per dosis suntikan
kemungkinan akan berkisar antara
Rp 450.000-500.000, tergantung jenis
vaksin.

Dalam situasi Beberapa pemerintah daerah masih Perbaikan menyeluruh kebijakan dan
ini pemerintah memberlakukan PSBB, terutama di wilayah implementasi yang mendukung
memiliki Jakarta, Bodebek, dan Tangerang Raya. penerapan PSBB dan kepatuhan
keterbatasan Pemprov Jakarta belum pernah menarik PSBB masyarakat untuk protokol kesehatan,
untuk secara total, hanya melakukan pelonggaran disertai dengan upaya 3T yang kuat dan
melakukan dengan PSBB transisi. PSBB transisi terbukti pemberian bansos dan stimulus bagi
upaya 3T tidak menurunkan kasus karena kasus di masyarakat yang terdampak. Baca
secara masif. Jakarta masih terus naik. Penegakkan PSBB rekomendasi lengkap kami di:
Ditambah dan protokol kesehatan banyak dikritisi dan bit.ly/CISDIPembatasanSosialCovid19 dan
dengan dianggap tidak efektif. bit.ly/CISDIkapasitasTesCovid19
resistensi dan
keterbatasan
akses ke
vaksin, maka
pembatasan
sosial berkala
(Intermittent
suppression)
masih menjadi
opsi penting
untuk
mencegah
ledakan kasus
dan memberi
waktu untuk
layanan
kesehatan.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


37 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Persoalan Kondisi saat ini Usulan Perbaikan

Dalam kondisi Dalam UU No. 6/2018 tentang Kekarantinaan Dalam situasi resesi ekonomi, dengan atau
resesi Kesehatan, pemerintah wajib untuk tanpa pembatasan sosial, pemberian
ekonomi, menyediakan semua sumber daya yang bansos pada kelompok sosial-ekonomi
pemerintah dibutuhkan. Dalam konteks tersebut, miskin dan rentan tetap penting.
hanya dapat termasuk bantuan sosial.
memfasilitasi Perbaikan dan pembaharuan Data Terpadu
bantuan sosial Dalam kondisi sekarang, pemerintah nampak Kesejahteraan Sosial juga harus menjadi
yang sangat menghindari opsi pembatasan sosial, karena prioritas 2020 dan kuartal pertama 2021.
terbatas, maka selain isu ekonomi terpuruk, juga pemerintah
pemerintah berkewajiban memberikan bansos, sementara Untuk membantu penduduk terdampak
sangat anggaran pemerintah mulai habis karena COVID-19 yang paling rentan bisa lebih
menghindari pandemi yang berkepanjangan. tepat sasaran jika dikonversi dalam
pemberlakuan bentuk uang tunai sehingga penerima
pembatasan Kekisruhan bansos sejak awal belum juga bantuan lebih leluasa memilih barang yang
sosial yang terpecahkan. Isu pendataan sasaran, hendak dibelinya sesuai kebutuhan.
lebih ketat pemberian yang tidak tepat, hingga korupsi
bansos oleh Menteri Sosial. Menurut teori mikroekonomi, pilihan yang
lebih banyak akan memberikan kepuasan
Hingga awal Desember 2020, dari total lebih tinggi ketimbang bantuan natura
anggaran Rp 203 triliun untuk pemulihan seperti sembako. Kedua, uang tunai bisa
sosial yang mencakup berbagai macam skema dibelanjakan di warung tetangga atau di
bansos, serapan anggaran sebesar 57%. pasar rakyat/tradisional, sehingga
Penyaluran bansos akan berakhir pada 2020. perputaran uang di kalangan pengusaha
kecil, mikro, dan ultra-mikro bertambah
secara signifikan. Ketiga, pengadaan
sembako yang terpusat membutuhkan
ongkos tambahan seperti untuk
transportasi, pengemasan, petugas yang
terlibat, serta beragam biaya administrasi
dan pelaporan. Akibatnya penerima tidak
memperoleh penuh haknya, tidak
sebanyak dana yang dialokasikan.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 38
Skenario 3: Mimpi Buruk.
Vaksin tidak tersedia. Pemerintah berupaya menghilangkan SARS-CoV-2 sesegera
mungkin. Tindakan ini membutuhkan tes dan lacak yang agresif dan membutuhkan sumber
daya ekstensif di tengah kondisi resesi ekonomi. Kondisi ini adalah situasi yang sedang
terjadi di Indonesia saat laporan ini disusun. Baca rekomendasi lengkap kami mengenai
intervensi kesehatan masyarakat non-farmasi untuk menekan penularan COVID-19 di:
bit.ly/CISDIPembatasanSosialCovid19 dan bit.ly/CISDIkapasitasTesCovid19.

Skenario 4: Mungkinkah Kembali.


Vaksin tidak tersedia, namun pemerintah memiliki ruang fiskal untuk menjamin
ketersediaan terapi antivirus untuk mengobati COVID-19 yang membuatnya menjadi
penyakit ringan, sehingga populasi aman dan secara bertahap dapat membangun kekebalan
kawanan alami. Selama periode menunggu itu, pemerintah pun memiliki daya untuk
memperluas bantuan sosial.

Skenario ini sebetulnya juga harapan yang semu. Jika eradikasi dengan vaksinasi saja
membutuhkan waktu 2-3 tahun61, periode menunggu kekebalan alami terbentuk sendiri
tanpa vaksin, akan sangat lama.

Persoalan Kondisi saat ini Usulan Perbaikan

Ketersediaan Indonesia telah bergabung dalam Solidarity Hasil survei dan resistensi masyarakat
obat Trial – program uji coba global WHO untuk untuk vaksin berbayar akan
melakukan pengujian klinik terhadap empat menggagalkan program vaksinasi
alternatif terapi: 1) remdesivir; 2) chloroquine COVID-19 serta harapan untuk segera
atau hydroxychloroquine; 3) lopinavir + melakukan eradikasi wabah dan
ritonavir; and 4) lopinavir + ritonavir + memulihkan ekonomi nasional.
interferon (ß1b).
Pemerintah pusat harus menunjukkan
Semua obat tersebut sudah masuk ke dalam komitmennya dengan menjadikan
Formularium Nasional yang berlaku per 1 April vaksinasi sebagai prioritas program selain
2020 (Kepmenkes No. 3T. Mengharapkan semua pemerintah
HK.01.07/MENKES/813/2019), kecuali daerah memiliki kemampuan dan
remdesivir yang harus diimpor langsung dari 5 komitmen yang sama untuk menanggung
produsen obat yang ditunjuk Gilead Sciences. masyarakatnya, termasuk co-financing,
juga akan sulit.
Chloroquine diproduksi lokal di Indonesia oleh
PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF), Apabila opsi skema mandiri ditetapkan,
sementara bahan baku hydroxychloroquine Pemerintah harus melakukan pembatasan
yang diproduksi oleh PT Dexa Medica masih harga. Harga per dosis suntikan
impor. kemungkinan akan berkisar antara
Rp 450.000-500.000, tergantung jenis
Cloroquine atau hydroxychloroquine vaksin.
kemudian dikeluarkan dari Solidarity Trial.
Demikian juga dengan kombinasi lopinavir dan
ritonavir, karena hasil uji coba menunjukkan
hydroxychloroquine dan kombinasi lopinavir
ritonavir menghasilkan sedikit bahkan tidak
ada pengurangan kematian pasien COVID-19
yang dirawat di rumah sakit jika dibandingkan
dengan standar perawatan.

61
https://secure.jbs.elsevierhealth.com/action/getSharedSiteSes-
sion?redirect=https%3A%2F%2Fwww.thelancet.com%2Fjournals%2Flancet%2Farticle%2FPIIS0140-6736%2820%2932318-7%2Ffulltext&rc=0

Indonesia’s Health Outlook 2021:


39 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Persoalan Kondisi saat ini Usulan Perbaikan
Dalam situasi Beberapa pemerintah daerah masih Perbaikan menyeluruh kebijakan dan
ini pemerintah memberlakukan PSBB, terutama di wilayah implementasi yang mendukung
memiliki Jakarta, Bodebek, dan Tangerang Raya. penerapan PSBB dan kepatuhan
keleluasaan Pemprov DKI Jakarta belum pernah menarik masyarakat untuk protokol kesehatan,
untuk PSBB secara total, hanya melakukan disertai dengan upaya 3T yang kuat dan
melakukan pelonggaran dengan PSBB transisi. PSBB pemberian bansos dan stimulus bagi
upaya 3T transisi terbukti tidak menurunkan kasus masyarakat yang terdampak. Baca
secara benar. karena kasus di Jakarta masih terus naik. rekomendasi lengkap kami di:
Penegakkan PSBB dan protokol kesehatan bit.ly/CISDIPembatasanSosialCovid19 dan
banyak dikritisi dan dianggap tidak efektif. bit.ly/CISDIkapasitasTesCovid19

Bantuan sosial Pemerintah dapat memfasilitasi bantuan Pemerintah perlu mendesain kebijakan
sosial yang lebih besar untuk membuat bantuan sosial yang lebih berpihak pada
mayarakat berdiam di rumah. pemerataan, misalnya dengan memberi
prioritas pada infrastruktur dan literasi
digital untuk mengatasi ketimpangan
digital; investasi dalam bidang pendidikan
dan vokasi untuk meningkatkan
keterampilan dan melatih ulang
keterampilan; akses kesehatan terutama
yang berkaitan dengan vaksin (sebagai
langkah antisipatif) dan perbaikan serta
perluasan sistem perlindungan sosial.

Walaupun fundamental pandang melaporkan penurunan layanan.


kesehatan keempat opsi skenario ini Pelayanan kesehatan penyakit tidak
berbeda, keempat skenario di atas menular juga dilaporkan terganggu di 69%
membutuhkan komitmen politik, negara, yang mana PTM dalam 10 tahun
kematangan teknis kelembagaan, tata terakhir telah menjadi penyakit penyebab
kelola yang solid dan berintegritas, serta kematian tertinggi secara global maupun
kapasitas sumber daya manusia yang di Indonesia. UNICEF melaporkan 84%
mumpuni. fasilitas kesehatan di Indonesia
mengalami gangguan dalam memberikan
Semua skenario menuntut reformasi layanan imunisasi. Survei yang dilakukan
layanan kesehatan primer sebagai oleh CISDI juga menemukan 62%
jangkar respon wabah COVID-19. Hak puskesmas melaporkan disrupsi pada
masyarakat untuk sehat melalui upaya kegiatan luar gedung terkait pencegahan
pencegahan, promosi dan pengobatan penyakit tidak menular.
hingga rehabilitasi mampu diberikan
dengan sistem kesehatan primer yang Penurunan layanan esensial disebabkan
kuat. Pada masa pandemi fungsi tersebut berkurangnya permintaan layanan
mengalami disrupsi, layanan kesehatan (demand side) dan penyediaan layanan
primer baik yang dimiliki oleh negara dan (supply side). Penurunan permintaan
swasta gagal mendistribusikan sumber disebabkan masyarakat yang khawatir
daya yang dimiliki. WHO mencatat secara atau takut tertular. Sedangkan penurunan
global 90% negara mengalami kegagalan dari segi suplai disebabkan menurunnya
dalam memberikan layanan kesehatan kapasitas fasilitas kesehatan dalam
esensial. Program pencegahan penyakit memberikan layanan karena banyaknya
melalui imunisasi menjadi layanan paling tenaga kesehatan yang tertular. Selain itu,
terdampak manakala 70% negara adanya gangguan distribusi dan

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 40
ketersediaan obat dan bahan keperluan untuk publik melalui puskesmas. Sebagai
kesehatan (medical supply). Di Indonesia suatu sistem, puskesmas memiliki jejaring
92% puskesmas melaporkan penurunan layanan ke 10.134 puskesmas yang
kunjungan pasien selama masa pandemi. tersebar di seluruh Indonesia dan
CISDI melakukan survei kelengkapan APD terhubung dengan layanan kesehatan
pada periode awal pandemi terhadap 714 rujukan di rumah sakit dan ekosistem
fasilitas kesehatan (faskes). Selama kesehatan yang mumpuni. Jumlah tenaga
periode survei dilakukan (28 Maret-2 April kesehatan di puskesmas mencapai
2020) ditemukan hanya 9,5% faskes yang 784.358. Pelibatan serta penguatan
memiliki masker yang cukup, bahkan saat puskesmas dalam respon COVID-19 akan
itu hanya 2,1% faskes yang memiliki APD mampu meningkatkan kemampuan
Coverall Hazmat. Layanan esensial yang negara dalam melakukan upaya deteksi
tidak terlayani akan berdampak jangka dini melalui surveilans yang efektif.
panjang terhadap profil kesehatan Demikian juga halnya dengan kegiatan
masyarakat secara global. Bank Dunia testing, penelusuran kontak, isolasi dan
menyebutkan, disrupsi terhadap layanan penanganan awal di tingkat komunitas
kesehatan pada masa pandemi saat ini akan lebih efektif jika dilakukan oleh
akan menyebabkan krisis kesehatan yang puskesmas. Dalam kampanye perubahan
tidak kalah mengerikan dibanding dampak perilaku seperti peningkatan perilaku 3M,
COVID-19. Studi Lancet memperkirakan puskesmas memiliki platform upaya
setiap 15% penurunan layanan esensial kesehatan berbasis masyarakat (UKBM)
dalam 6 bulan akan mengakibatkan yang dapat memobilisasi masyarakat
kematian 253,500 anak dan 12,190 seperti kader, tokoh masyarakat serta
kematian ibu. Pada skenario yang lain kelompok kunci untuk bersama-sama
penurunan sebesar 45% dalam 6 bulan, menghadapi pandemi.
akan menyebabkan kematian pada 1,1 juta
anak dan 45 ribu ibu. Pandemi COVID-19 semakin memperkuat
kebutuhan akan layanan kesehatan
Penanganan COVID-19 memerlukan solusi primer yang tangguh. Sebenarnya,
yang berangkat dari pendekatan sistem puskesmas Indonesia pernah menjadi
kesehatan bukan pendekatan yang contoh bagi dunia untuk penerapan
bersifat kasus. Pendekatan kasus hanya konsep primary care housing integration
akan melahirkan pemborosan sumber dan avenues for integration. Sistem
daya, aksi yang tidak terkoordinasi serta kesehatan primer di Indonesia sejak tahun
masalah yang tidak terselesaikan. 70-an sudah mengadopsi integrasi model
Pendekatan melalui sistem kesehatan layanan yang dikenal dengan puskesmas,
akan mengaktivasi semua fungsi dari bilamana upaya kesehatan perorangan
seluruh elemen dalam sistem tersebut (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat
untuk merespon COVID-19 dengan efektif. (UKM) terintegrasi dalam satu entitas
Layanan kesehatan primer merupakan fasilitas (Bappenas, 2016). Melalui UKM,
pemungkin (enabler) dan dasar utama puskesmas mampu melakukan
dalam respon efektif yang harus diambil komunikasi risiko dan edukasi kepada
oleh setiap negara. Pemerintah masyarakat untuk menerapkan perilaku
menyediakan layanan kesehatan primer 3M, termasuk upaya deteksi dini melalui
surveilans dengan jejaring yang dimiliki

Indonesia’s Health Outlook 2021:


41 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
puskesmas. Dengan UKP, puskesmas mendukung untuk terwujudnya kolaborasi
dapat melakukan upaya penegakan lintas sektor atau pentaheliks dalam
diagnosis awal orang dengan suspek mendukung peran puskesmas; serta 4)
COVID-19 dan melakukan isolasi dan kebijakan kesehatan yang terhubung
karantina mandiri. Pada orang dengan dengan kebijakan sosial budaya, ekonomi
gejala sedang dan berat, puskesmas dapat dan perdagangan, dan lainnya yang
melakukan rujukan sehingga pasien dapat termasuk determinan kesehatan. Hal
mendapatkan penanganan yang tersebut akan memperkuat paradigma
dibutuhkan segera. Kedua upaya ini bisa sehat juga menjadi komponen vital sistem
mengurangi beban rumah sakit dengan kesehatan yang tangguh.
mencegah sebanyak mungkin orang
tertular di level komunitas serta Mewujudkan sistem kesehatan yang
mengurangi angka kematian dengan tangguh terhadap pandemi
melakukan penanganan kasus lebih dini membutuhkan upaya kesehatan
pada orang yang terkonfirmasi positif. masyarakat yang kuat. Sayangnya, desain
puskesmas saat ini cenderung mengarah
Untuk mendukung peran tersebut, ke layanan kesehatan perorangan atau
transformasi sistem kesehatan nasional upaya kuratif dari pada upaya kesehatan
adalah keniscayaan untuk memperkuat masyarakat. Arsitektur kepegawaian di
peran strategis puskesmas dalam puskesmas saat ini terisi oleh tenaga
menghadapi Pandemi COVID-19 dan kesehatan dengan kompetensi utama
ancaman pandemi berikutnya. Saat ini memberikan layanan kuratif, sehingga
layanan kesehatan primer di Indonesia banyak tenaga kesehatan seperti perawat
memiliki banyak tantangan strategis dan dan bidan mengisi pos-pos promosi
struktural di antaranya: (1) prioritas kesehatan, surveilans kesehatan, dan
layanan UKP dibanding UKM; (2) kesehatan lingkungan. Maka, komposisi
kemampuan puskesmas sebagai pembina kepegawaian di puskesmas dengan
wilayah belum optimal; serta (3) pelibatan kompetensi utama promotif dan preventif
klinik swasta dan praktik mandiri yang patut menjadi perhatian. Selain itu,
masih minim. Untuk mencapai penyediaan prioritas program dan anggaran pun harus
layanan kesehatan yang berkualitas bagi tercermin juga mengarah ke penguatan
semua, reformasi layanan kesehatan upaya kesehatan masyarakat, seperti
primer harus mencakup prinsip-prinsip surveilans, promosi kesehatan dan
kemudahan akses (accessibility), lainnya.
koordinasi (coordination), memenuhi
kebutuhan secara menyeluruh Puskesmas harus menjadi pembina
(comprehensiveness) dan keberlanjutan wilayah dan berkolaborasi dengan klinik
(continuity) (Espinosa-González, 2019) . dan praktik mandiri untuk pelayanan
Transformasi layanan harus bisa kesehatan dalam satu ekosistem yang
menyentuh: 1) dukungan regulasi dan arah saling mendukung. Kompleksitas
kebijakan dari pusat tentang peran masalah kesehatan yang saat ini dihadapi,
strategis puskesmas dalam sistem seperti peningkatan beban penyakit,
kesehatan nasional; 2) kebijakan dan kebutuhan pada layanan kesehatan yang
keberpihakan dari pemerintah daerah lebih personal, juga keterbatasan
yang menginvestasikan pembangunan pemerintah menyediakan fasilitas dan
kesehatan melalui puskesmas, termasuk SDM, menunjukkan kebutuhan darurat
penyediaan SDM berkualitas dan fasilitas pelibatan pihak non pemerintah (WHO,
yang lengkap dalam memenuhi SPM 2016). Laporan Badan Pusat Statistik
bidang kesehatan; 3) lingkungan yang menyebutkan 55,5% penduduk

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 842
penduduk mengakses layanan rawat jalan
di fasilitas kesehatan dokter praktik dan
klinik swasta; hanya 33,7% yang
berkunjung ke puskesmas, sisanya ke
rumah sakit dan kesehatan tradisional
(BPS, 2019). Dalam fungsi puskesmas
sebagai koordinator wilayah untuk
pelayanan kesehatan, terutama UKP
dengan klinik dan praktik mandiri juga
belum optimal dilakukan. Hal ini
dibuktikan dengan data yang tidak
tersinkronisasi antara faskes dalam satu
wilayah kerja puskesmas. Kondisi ini
menyebabkan banyak capaian yang tidak
terukur serta masalah yang tidak
terdeteksi. Dalam konteks capaian, data
dari Riset Kesehatan Dasar 2018
menyebutkan hanya sekitar 12% ibu
melahirkan di puskesmas dan 35%
bersalin di klinik dan praktik perorangan
(Riskesdas, 2018). Koordinasi antar faskes
menjadi sangat penting terutama pada
masa pandemi COVID-19. Data BPS
menyampaikan lebih dari 50% penduduk
berobat rawat jalan ke fasilitas kesehatan
swasta. Koordinasi dengan puskesmas
dalam surveilans influenza-like illness (ILI)
dan Severe Acute Respiratory Infection
(SARI) menjadi penting untuk dapat
mendeteksi penduduk dengan suspek
COVID-19. Jika puskesmas gagal dalam
melakukan fungsi koordinasi banyak data
yang tidak terekam padahal puskesmas
satu-satunya fasilitas yang hasil
keluarannya berkaitan langsung dengan
indikator program prioritas seperti SPM,
PIS-PK dan SDGs (Bappenas, 2016).

Indonesia’s Health Outlook 2021:


43 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia
Penutup

"Pandemic is not a word to


use lightly or carelessly.
It is a word that, if
misused, can cause
unreasonable fear, or
unjustified acceptance
that the fight is over,
leading to unnecessary
suffering and death."
Tedros Adhanom Gebreyesus
Masa yang drastis membutuhkan Pemerintah harus kembali ke
perubahan dan upaya yang drastis. fundamental pengendalian wabah: tes,
Sepanjang 100 tahun sejarah lacak, isolasi – walaupun bila pada
kemanusiaan, tidak pernah ada kejadian waktunya, vaksin yang aman dan efisien
dengan skala kerusakan sebesar pandemi telah tersedia. Konsistensi pemerintah
COVID-19. Dalam kurun waktu kurang dari dalam mengerjakan hal ini, termasuk
satu tahun, COVID-19 telah membuat lebih dalam transparansi data, niscaya jadi
dari 60 juta orang jatuh sakit dan lebih dari pendorong yang meningkatkan kepatuhan
1,5 juta orang di antaranya meninggal publik dalam menjalankan protokol
dunia. kesehatan.

Seluruh dunia terseok-seok mencoba “Kerusakan” dan ekses masalah yang


bertahan, berusaha keluar dari lorong terjadi selama lebih dari duapertiga tahun
gelap dan panjang sebagai pemenang. 2020, harus dipikirkan penyelesaiannya.
Beberapa negara berhasil, banyak lainnya Beberapa permasalahan yang menjadi
yang hingga saat ini seolah terjebak dalam lebih kompleks dengan adanya pandemi:
lingkaran setan pandemi. Ibarat pesawat
1. Implikasi sosio kultural dan ekonomi:
yang akan jatuh, sekarang terasa seperti
kekerasan terhadap anak dan
periode stall – saat pesawat mulai sulit
perempuan, kekerasan berbasis
dikendalikan dan pilot sekuat tenaga
rumah tangga, naiknya angka
berusaha melawan gravitasi yang menarik
kemiskinan hingga setara dengan
jatuh pesawatnya. Bulan kesepuluh
kondisi 3 tahun lalu, bertambahnya
pandemi yang diwarnai berulang kali
pengangguran, dan stigma tentang
lockdown atau pembatasan pergerakan;
COVID-19 yang mengenai pasien
harus diakui, membawa konsekuensi
maupun tenaga kesehatan;
nyata di banyak sektor di luar kesehatan.
Hendaknya diingat juga bahwa akar
2. Implikasi politik dan bernegara:
masalah sesungguhnya adalah gawat
meningkatnya ketidakpercayaan
darurat kesehatan yang disebabkan
terhadap informasi dan kebijakan
karena wabah penyakit menular.
pemerintah secara umum, terutama
pengendalian wabah;
Upaya-upaya penyelesaiannya hingga kini
belum berhasil menunjukkan hasil nyata.
3. Implikasi ekonomi – terutama pada
Angka kasus baru dan kasus terus
livelihood dan well-being: dikotomi
meningkat dan pembatasan pergerakan
kesehatan – ekonomi terbukti tidak
tidak lagi menunjukkan dampak yang
tepat. Kesejahteraan ekonomi tidak
berarti. Tuntutan ekonomi dan politik
mungkin bisa dicapai tanpa profil
membuat relaksasi pembatasan
kesehatan yang baik. Pandemi yang
pergerakan terjadi sangat terlalu dini dan
tidak kunjung selesai menyebabkan
sulit untuk membalikkan dinamika ini.
lemahnya daya dan posisi
Konsekuensinya, ekonomi tidak juga
keekonomian;
kunjung membaik seperti yang
diharapkan. Dari sudut pandang politik,
4. Implikasi pada kebijakan: guncangan
kendati Pilkada berhasil dilaksanakan,
yang disebabkan oleh pandemi
banyak sekali korban jiwa yang bertambah
demikian besarnya hingga
karenanya. Sementara itu, wabah meluas
membutuhkan pergeseran prioritas
makin tidak terkendali.
kebijakan setidaknya dalam 1-3 tahun
ke depan. Pandemi, menjadi variabel
Tidak ada jalan lain, untuk menyelamatkan
strategis dan utama dalam
nyawa manusia dan landasan-landasan
penopang pembangunan kesehatan;

Indonesia’s Health Outlook 2021:


Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia 45
penyusunan kebijakan di semua 4. Penguatan layanan kesehatan primer
sektor pembangunan, bukan hanya sebagai fondasi pembangunan
kesehatan; serta kesehatan publik dengan kunci pada
integrasi layanan dan keterlibatan
5. Implikasi pada nilai: pandemi dan masyarakat sebagai penggerak
dampaknya membuat kita kesehatan wilayah akan memperkuat
mempertanyakan hal-hal fundamental kesiapan komunitas menghadapi
seperti keberpihakan dalam berbagai macam ancaman dan
pembangunan hingga tantangan kesehatan.
eksistensialisme dan nilai-nilai
kemanusiaan. 5. Menghimpun kekuatan publik dan
komunitas. Khususnya dalam
Beberapa faktor yang bisa menjadi katalis reformasi kesehatan, keikutsertaan
untuk membalik keadaan, di antaranya dan rasa memiliki dari masyarakat
adalah: akan menopang kekuatan layanan
kesehatan primer.
1. Aktif sebagai negara yang percaya
sepenuhnya dan berperan sebagai Di atas semua hal teknis dan begitu
advokat multilateralisme. Kondisi banyaknya pekerjaan rumah, berbagai
geopolitik berubah dengan signifikan usaha pengendalian pandemi COVID-19
karena adanya pandemi. Jelas terlihat menunjukkan kepada kita kualitas terbaik
bahwa negara yang cepat bertindak, kemanusiaan: inovasi, tindakan heroik
segera mengambil posisi strategis para tenaga kesehatan di garis depan, dan
dalam multilaterisme global maupun orang biasa yang menunjukkan
regional sekaligus mengaktifkan kepedulian serta melakukan upaya untuk
surveilans serta kesiapan nasional; keluarga, tetangga, dan komunitas.
terbukti berhasil mengendalikan
pandemi. Bahkan, bisa bergeser Keluar dengan selamat dari situasi ini
menjadi negara-negara terkuat mensyaratkan keberanian bermanuver
setelah pandemi usai karena dengan langkah yang di luar kebiasaan –
keberhasilannya melindungi integritas bahkan drastis. Hanya dengan
human capital. kepemimpinan yang berdiri di atas semua
kepentingan, solidaritas bersama seluruh
2. Membangun generasi muda baru pihak baik aktor pembangunan maupun
dalam bidang kesehatan global masyarakat; kita akan bertahan hidup dan
sebagai investasi human capital kembali mendapatkan hakikat dari
jangka panjang agar Indonesia kehidupan.
menjadi pemain aktif dalam bidang
kesehatan global.

3. Penentuan pasti tentang arah, tujuan,


prioritas kebijakan pembangunan
nasional yang dibangun dengan
keterlibatan semua aktor
pembangunan dan melalui
metode/pendekatan yang berbasis
bukti.

Indonesia’s Health Outlook 2021:


46 Disrupsi Covid-19 pada Layanan Kesehatan Esensial, Dampak yang Ditimbulkan dan Jalan Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai