2
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI
Pertumbuhan Kawasan Industri (Industrial Estate) di Indonesia
secara umum dapat dilihat dalam beberapa tahapan, sebagai
berikut:
TAHAP PERTAMA
Periode ini dalam kurun waktu 1970 – 1989, pada umumnya
Kawasan Industri dimiliki dan dikelola oleh BUMN/BUMD.
Keberadaan Kawasan Industri dimulai dengan studi Rencana
Pengembangan Kawasan Industri di daerah Cilacap – Jawa
Tengah di tahun 1969. Secara phisik Kawasan Industri dimulai
diawal 1970-an ditandai dengan dibangunnya Kawasan
Industri Pulogadung (Jakarta Industrial Estate Pulogadung)
seluas 500 Ha yang kepemilikan sahamnya 50% Pemerintah
Pusat (Dep. Keuangan) dan 50% Pemda DKI-Jakarta.
Pada periode tersebut Pemerintah mengembangkan Kawasan
Industri dibeberapa daerah. (Tabel 1)
3
Tabel 1
KAWASAN INDUSTRI YANG DIDIRIKAN SEBELUM
DITERBITKAN KEPUTUSAN PRESIDEN
NOMOR 53 TAHUN 1989
Luas alokasi
No Nama Perusahaan K.I. Lokasi K.I.
Lahan (Ha)
1 PT. Jakarta Industrial Estate Pulogadung (PT. JIEP) DKI Jakarta 570
Jumlah 2,896
4
Dalam periode +15 tahunan Pemerintah hanya mampu
membangun 8 KI, sedangkan permintaan kebutuhan lahan
pada waktu itu cukup tinggi. Sementara penyebaran Kawasan
Industri sangat terbatas, tidak merata ke seluruh daerah.
Akibatnya industri tumbuh di zona-zona industri secara acak
(sporadis), terkadang pertumbuhan industri tersebut tidak
sesuai dengan pola penataan ruang wilayah dan cenderung
mengganggu lingkungan.
TAHAP KEDUA
Periode ini 1989 – 2009, dimulai dengan terbitnya Keputusan
Presiden RI Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri,
yang membuka kesempatan kepada swasta untuk
mengembangkan Kawasan Industri. Periode ini disebut juga
era kebangkitan Kawasan Industri.
6
Tabel 2
Jumlah Perusahaan dan Luas Kawasan Industri Di Setiap Propinsi
(Sampai Dengan Desember 2002)
7
Data Perkembangan
Kawasan Industri di Indonesia
( Per Januari s/d Juni 2015 )
Dibangun
Jumlah Total Area Total Asumsi
No Wilayah % % Industri % % %
KI (Ha) Tenat Tenaga Kerja
(Ha)
1 DKI JAKARTA 3 4.3 1,089.20 2.4 742.90 6.2 571 6.1 228,400 6.2
2 BANTEN 6 8.6 5,792.00 13.0 1,277.00 10.7 1,420 15.4 568,000 15.4
3 JAWA BARAT 24 34.3 14,112.00 31.7 6,625.13 55.5 4,279 46.5 1,711,600 46.5
4 JAWA TENGAH 8 11.4 2,076.00 4.7 545.00 4.6 994 10.8 397,600 10.8
5 JAWA TIMUR 6 8.6 5,782.00 13.0 942.00 7.9 950 10.3 380,000 10.3
6 KEPULAUAN RIAU 9 12.9 1,749.00 3.9 788.85 6.6 353 3.8 141,200 3.8
7 RIAU 2 2.9 1,590.00 3.6 150.00 1.3 8 0.1 3,200 0.1
8 SUMATERA UTARA 3 4.3 1,713.00 3.9 522.00 4.4 349 3.8 139,600 3.8
9 SUMATERA BARAT 1 1.4 616.00 1.4 45.00 0.4 8 0.1 3,200 0.1
10 SULAWESI SELATAN 2 2.9 5,703.00 12.8 240.02 2.0 260 2.8 104,000 2.8
11 SULAWESI TENGAH 1 1.4 1,500.00 3.4 n/a - n/a - n/a -
12 KALIMANTAN TIMUR 4 5.7 1,346.00 3.0 52.00 0.4 6 0.1 2,400 0.1
13 BANGKA BELITUNG 1 1.4 1,414.70 3.2 n/a - n/a - n/a -
TOTAL 70 100 44,482.90 100 11,929.90 100 9,198 100 3,679,200 100
8
Sebaran Kawasan Industri
di Indonesia ( Per Januari s/d Juni 2015 )
Kawasan Luas Area Yang Asumsi Jumlah
Luas Area Jumlah Industri
No Wilayah Industri Telah Terbangun Tenaga Kerja
1 P. JAWA 47 67,14 28.851,20 64,86 10.132,03 84,93 8.214 89,30 3.285.600 89,30
2 P. SUMATERA 2)
16 22,86 7.082,70 15,92 1.505,85 12,62 718 7,81 287.200 7,81
3 P. SULAWESI 3 4,29 7.203,00 16,19 240,02 2,01 260 2,83 104.000 2,83
TOTAL 70 100,00 44.482,90 100,00 11.929,90 100,00 9.198 100,00 3.679.200 100,00
1)
Asumsi 400 orang per Industri.
2)
Termasuk
- Provinsi Kepulauan Riau ( Batam dan Bintan )
- Provinsi Bangka Belitung ( Belitung )
9
Sebaran 14 Kawasan Industri
Prioritas di Luar Jawa
ALKI I
10
Regulasi Kawasan Industri
PP No.24 TAHUN 2009 TENTANG “KAWASAN INDUSTRI”
12
Pokok-pokok Perbedaan
Kawasan Industri dan Zona Industri
Yang perlu diketahui terlebih dahulu, apa perbedaan Kawasan
Industri dengan Peruntukan Industri (Zona Industri) ?
Kawasan Industri Kawasan Peruntukan Industri (Zona Industri)
Kawasan Industri adalah Kawasan Kawasan Peruntukan Industri adalah
tempat pemusatan kegiatan industri bentangan lahan yang diperuntukan
yang dilengkapi dengan sarana dan bagi kegiatan industri berdasarkan
prasarana penunjang yang Rencana Tata Ruang Wilayah yang
dikembangkan dan dikelola oleh ditetapkan sesuai dengan ketentuan
Perusahaan Kawasan Industri yang Peraturan Perundang-undangan.
telah memiliki Izin Usaha Kawasan
Industri.
1. Area berupa Kawasan yang 1. Area berupa bentangan lahan
terencana dibuat dengan batas- tidak ada batasan yang jelas,
batas yang jelas pola kapling-kapling dimiliki individu
pengkaplingan sesuai Master dan tidak memiliki Master Plan.
Plan.
2. Area Kawasan masih kosong
2. Area Kawasan telah dilengkapi belum ada prasarana dan sarana
dengan prasarana dan sarana penunjang dan jika diperlukan
penunjang, untuk memenuhi maka dibangun atas biaya para
kebutuhan para investor / investor / industri.
industri. 13
Pokok-pokok Perbedaan
Kawasan Industri dan Zona Industri (sambungan)
14
Perkembangan & regulasi tentang
Kawasan Industri
15
Tujuan Pembangunan
Kawasan Industri
16
Tata Cara Perizinan Kawasan Industri
PERUSAHAAN
PERUSAHAAN
KAWASAN
KAWASANINDUSTRI
INDUSTRI Diterbitkan oleh : Kadis Penanaman Modal Daerah / Perindag Kab / Kota
KELENGKAPAN ADMINISTRASI :
- Foto Copy Akte Pendirian Perusahaan.
- Foto Copy Kartu NPWP.
- Sketsa Rencana Lokasi (Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi).
- Surat Pernyataan dari Perusahaan KI bahwa Rencana Lokasi terletak dalam Kawasan Peruntukan
PERSETUJUAN
PERSETUJUAN
Industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
PRINSIP
PRINSIP
Ket :
Persetujuan ini dikeluarkan selambat-lambatnya 14 hari sejak diterima secara lengkap.
Berlaku 2 tahun Diperpanjang
Max 1x2 tahun
17
Tahapan Pekerjaan Pembangunan Kawasan Industri
Pendirian perusahaan kawasan industri
Survey Lokasi
Penentuan Lokasi
Pembebasan Lahan
Penyusunan AMDAL
Izin Lingkungan
Penyusunan DED
Pemasaran
18
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kawasan
Industri
19
Kewajiban Kawasan Industri
Terhadap Lingkungan, antara lain
• Melaksanakan ketentuan yang berkaitan dengan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup sesuai
hasil studi analisis dampak lingkungan (AMDAL), Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL);
• Menyediakan fasilitas instalasi pengolahan air
limbah/waste water treatment plant;
• Menyediakan fasilitas instalasi pengolahan air
bersih/water treatment plant;
• Green belt/jalur penyanggah hijau/ruang terbuka hijau;
• Pemanfaatan kavling maksimum 70% x Total Area;
• Menetapkan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) untuk
industri 60:40 dari luas kavling.
• Air Polution Control & Water Polution Control.
20
Kewajiban Industri di Kawasan Industri
terhadap Lingkungan, antara lain
• Wajib memiliki Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL);
• Perusahaan industri di dalam Kawasan Industri yang
mengelola atau memanfaatkan limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) wajib menyusun AMDAL dan mendapat
pengesahan;
• Memelihara daya dukung lingkungan di sekitar kawasan
termasuk tidak melakukan pengambilan air bawah tanah;
• Mentaati estate regulation.
21
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI
( Permenperin no.35 tahun 2010 tentang
Pedoman Teknis Kawasan Industri )
22
KRITERIA PEMILIHAN LOKASI KAWASAN INDUSTRI
(Permenperin Nomor 35/2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri)
23
Pola Penggunaan Lahan Kawasan Industri
Struktur
Jenis
NO Penggunaan Keterangan
Penggunaan
(%)
1 Kapling Maksimal 70 % Setiap kapling harus mengikuti ketentuan
Industri BCR sesuai dengan Perda setempat (60:40)
2 Jalan dan 8 – 12 % • Untuk tercapainya aksessibilitas dimana
Saluran ada jalan primer dan jalan sekunder
(pelayanan)
• Tekanan gandar primer sebaiknya
minimal 8 ton dan sekunder minimal 5
ton
• Perkerasan jalan minimal 7m
24
Manfaat Keberadaan Kawasan Industri
Pengaturan dan penerapan Rencana Tata Ruang Wilayah
yang lebih baik
Keberadaan Kawasan Industri membantu pemerintah dalam pengaturan
pertumbuhan industri dalam satu hamparan sehingga industri tumbuh
dalam penataan yang teratur dengan baik (tidak sporadis) melalui master
plan Kawasan Industri yang telah disahkan oleh Pemda.
Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Melaksanakan study AMDAL (Analisis mengenai Dampak Lingkungan)
yang merupakan persyaratan awal untuk mendapatkan Izin Lingkungan
yang selanjutnya dipergunakan untuk pengurusah Izin Usaha.
Dengan melakukan seleksi terhadap investor (jenis usaha) yang akan
dioperasikan ataupun membuat pengelompokan (Zona) terhadap industri
berat, sedang dan tingan di Kawasan Industri.
Pengadaan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan IPAB (Instalasi
Pengolahan Air Bersih).
Pelaksanaan monitoring RKL (Rencana Kelola Lingkungan) dan RPL
(Rencana Pantau Lingkungan).
25
Manfaat Keberadaan Kawasan Industri
Pemusatan dan Efisiensi penyediaan dan peng-operasian
sarana/prasarana (infrastruktur)
Setiap pengembang Kawasan Industri diwajibkan membangun dan
pengelola serta memelihara prasarana dan sarana Kawasan Industri
selama ada kegiatan industri.
Dengan ketersediaan prasarana dan sarana di dalam Kawasan Industri,
maka investor tidak perlu lagi menanggung biaya pembangunan
infrastruktur begitu juga keuntungan bagi Pemerintah lebih mudah
menyiapkan perencanaan pasokan listrik, gas, dll karena industri
tumbuh dalam satu kesatuan.
26
Permasalahan, Tantangan & Upaya
Pengembangan Kawasan Industri
PERMASALAHAN TANTANGAN UPAYA
1. REGULASI
1) Persepsi tentang Pada umumnya Kawasan Saat ini sebagian masalah
Kawasan Industri masih Industri di luar Negeri Kawasan Industri sudah
belum sama baik dimiliki / difasilitasi oleh terakomodir di dalam UU No.3
ditingkat pusat Pemerintah dan seluruh sektor Tahun 2014 tentang
maupun daerah. turut terlibat serta Perindustrian.
menyerahkan kepada satu Kedepannya diharapkan ada
badan. UU khusus untuk Kawasan
Industri seperti halnya UU
KEK.
2) Pembatasan waktu HGB Di beberapa negara status Hak Perlu perumusan khusus
30, 20 dan 30 tahun. Tanah diberikan untuk jangka untuk jangka waktu
waktu 90 – 100 tahun dimuka. perpanjangan HGB agar
memiliki kekuatan hukum dan
kepastian berinvestasi.
3. INFRASTRUKTUR
Beberapa Daerah masih Pembangunan infrastruktur Melalui UU No.3 Tahun 2014,
lemah infrastrukturnya. diwilayah pengembangan pembangunan infrastruktur
industri di beberapa negara industri dapat diwujudkan
menjadi perioritas. menjadi skala prioritas
pembangunan. 28
PERMASALAHAN TANTANGAN UPAYA
4. KEAMANAN
Masalah keamanan dan Ancaman gangguan akan Kawasan Industri telah
gangguan sosial oleh menyebabkan hengkangnya ditetapkan sebagai Obyek
sekelompok masyarakat investor dari Indonesia ke Vital Nasional Industri (OVNI)
terutama aksi buruh saat negara lain. dan merupakan private area,
ini menjadi marak seperti perlu ada prioritas keamanan
di Batam. Hal ini menjadi dan kenyamanan berinvestasi.
pertimbangan bagi investor
untuk meneruskan
usahanya.
29
Upaya-upaya Menciptakan Daya Saing
DI Era Global, Perlu Langkah-langkah
Sebagai Berikut :
Adanya kebijakan yang strategis :
- Mampu melihat peluang dan tantangan;
- Cepat dan tanggap;
- Mudah diimplementasikan dan luwes.
Adanya kepastian hukum :
- Alur birokrasi yang mudah > mewujudkan one stop services
- Peraturan yang tidak berubah-ubah, jelas dan transparan;
- Hemat dalam waktu & ringan dalam biaya.
Adanya kesamaan pandang dalam memajukan ekonomi nasional
oleh :
- Pemerintah;
- Masyarakat dan tenaga kerja;
- Pengusaha.
30
Adanya rasa aman dan nyaman :
- Mampu menciptakan rasa aman dan nyaman dalam melaksanakan
aktifitas;
- Adanya perlindungan hukum;
31
Terima Kasih
32