Anda di halaman 1dari 32

Hambatan dan Tantangan Dalam

Perencanaan Masterplan Kawasan


Industri

Oleh: Bpk. Fahmi Shahab


Direktur Eksekutif
Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI)

Disampailan dalam acara


Pertemuan Teknis Perumusan Kebijakan Pengembangan Industri
Melalui Policy Advisory Unit
Selasa, 25 Agustus 2015 – Kementerian Perindustrian Jakarta 1
Definisi Kawasan Industri
Secara resmi definisi Kawasan Industri terakhir
dimuat dalam Peraturan Pemerintah nomor 24
tahun 2009.
“Kawasan Industri adalah kawasan tempat
pemusatan kegiatan Industri yang
dilengkapi dengan sarana dan prasarana
penunjang yang dikembangkan dan dikelola
oleh Perusahaan Kawasan Industri yang
telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri”.

2
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI
Pertumbuhan Kawasan Industri (Industrial Estate) di Indonesia
secara umum dapat dilihat dalam beberapa tahapan, sebagai
berikut:

TAHAP PERTAMA
Periode ini dalam kurun waktu 1970 – 1989, pada umumnya
Kawasan Industri dimiliki dan dikelola oleh BUMN/BUMD.
Keberadaan Kawasan Industri dimulai dengan studi Rencana
Pengembangan Kawasan Industri di daerah Cilacap – Jawa
Tengah di tahun 1969. Secara phisik Kawasan Industri dimulai
diawal 1970-an ditandai dengan dibangunnya Kawasan
Industri Pulogadung (Jakarta Industrial Estate Pulogadung)
seluas 500 Ha yang kepemilikan sahamnya 50% Pemerintah
Pusat (Dep. Keuangan) dan 50% Pemda DKI-Jakarta.
Pada periode tersebut Pemerintah mengembangkan Kawasan
Industri dibeberapa daerah. (Tabel 1)
3
Tabel 1
KAWASAN INDUSTRI YANG DIDIRIKAN SEBELUM
DITERBITKAN KEPUTUSAN PRESIDEN
NOMOR 53 TAHUN 1989
Luas alokasi
No Nama Perusahaan K.I. Lokasi K.I.
Lahan (Ha)
1 PT. Jakarta Industrial Estate Pulogadung (PT. JIEP) DKI Jakarta 570

2 PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut (PT. SIER) Surabaya 332

3 PT. Kawasan Industri Cilacap Cilacap 143

4 PT. Kawasan Industri Medan (PT. KIM) Medan 200

5 PT. Kawasan Berikat Nusantara DKI Jakarta 593

6 PT. Kawasan Industri Makassar (PT. KIMA) Ujung Pandang 208

7 PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT. KIEC) Cilegon 550

8 Proyek Kawasan Industri Lampung (Tertunda) Bandar Lampung 300

Jumlah 2,896

4
Dalam periode +15 tahunan Pemerintah hanya mampu
membangun 8 KI, sedangkan permintaan kebutuhan lahan
pada waktu itu cukup tinggi. Sementara penyebaran Kawasan
Industri sangat terbatas, tidak merata ke seluruh daerah.
Akibatnya industri tumbuh di zona-zona industri secara acak
(sporadis), terkadang pertumbuhan industri tersebut tidak
sesuai dengan pola penataan ruang wilayah dan cenderung
mengganggu lingkungan.

TAHAP KEDUA
Periode ini 1989 – 2009, dimulai dengan terbitnya Keputusan
Presiden RI Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri,
yang membuka kesempatan kepada swasta untuk
mengembangkan Kawasan Industri. Periode ini disebut juga
era kebangkitan Kawasan Industri.

Booming Kawasan Industri begitu besar, banyaknya


pengajuan Izin Prinsip yang tercatat sekitar +200-an
perusahaan yang memperoleh Persetujuan Prinsip dan Izin
Lokasi. (Tabel 2) 5
Pertumbuhan Kawasan Industri menurut data Depperin
tersebar dari Aceh sampai ke Papua, HKI melihat adanya
beberapa catatan dalam perkembangan Kawasan Industri
pada periode itu :
1. Belum adanya kesiapan infrastruktur disetiap daerah
seperti: pelabuhan, jalan, listrik, dll;
2. Masih banyak Pemda Kabupaten yang belum
mempersiapkan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah
(RUTRW);
3. Belum ada ketentuan bahwa semua industri harus berlokasi
di Kawasan Industri;
4. Antusias dunia usaha begitu tinggi ingin membangun
Kawasan Industri namun tidak mengukur atau
mempertimbangkan aspek ekonomi yang lebih dalam.
Dalam Kenyataannya pertumbuhan tersebut hanya beberapa
daerah yang berhasil merealisasikan pembangunan Kawasan
Industri secara baik.

6
Tabel 2
Jumlah Perusahaan dan Luas Kawasan Industri Di Setiap Propinsi
(Sampai Dengan Desember 2002)

7
Data Perkembangan
Kawasan Industri di Indonesia
( Per Januari s/d Juni 2015 )
Dibangun
Jumlah Total Area Total Asumsi
No Wilayah % % Industri % % %
KI (Ha) Tenat Tenaga Kerja
(Ha)
1 DKI JAKARTA 3 4.3 1,089.20 2.4 742.90 6.2 571 6.1 228,400 6.2
2 BANTEN 6 8.6 5,792.00 13.0 1,277.00 10.7 1,420 15.4 568,000 15.4
3 JAWA BARAT 24 34.3 14,112.00 31.7 6,625.13 55.5 4,279 46.5 1,711,600 46.5
4 JAWA TENGAH 8 11.4 2,076.00 4.7 545.00 4.6 994 10.8 397,600 10.8
5 JAWA TIMUR 6 8.6 5,782.00 13.0 942.00 7.9 950 10.3 380,000 10.3
6 KEPULAUAN RIAU 9 12.9 1,749.00 3.9 788.85 6.6 353 3.8 141,200 3.8
7 RIAU 2 2.9 1,590.00 3.6 150.00 1.3 8 0.1 3,200 0.1
8 SUMATERA UTARA 3 4.3 1,713.00 3.9 522.00 4.4 349 3.8 139,600 3.8
9 SUMATERA BARAT 1 1.4 616.00 1.4 45.00 0.4 8 0.1 3,200 0.1
10 SULAWESI SELATAN 2 2.9 5,703.00 12.8 240.02 2.0 260 2.8 104,000 2.8
11 SULAWESI TENGAH 1 1.4 1,500.00 3.4 n/a - n/a - n/a -
12 KALIMANTAN TIMUR 4 5.7 1,346.00 3.0 52.00 0.4 6 0.1 2,400 0.1
13 BANGKA BELITUNG 1 1.4 1,414.70 3.2 n/a - n/a - n/a -
  TOTAL 70 100 44,482.90 100 11,929.90 100 9,198 100 3,679,200 100

Catatan : n/a = Tidak ada data


Asumsi 400 orang per industri

8
Sebaran Kawasan Industri
di Indonesia ( Per Januari s/d Juni 2015 )
Kawasan Luas Area Yang Asumsi Jumlah
Luas Area Jumlah Industri
No Wilayah Industri Telah Terbangun Tenaga Kerja

Jumlah % Hektar % Hektar % Jumlah % Jumlah 1)


%

1 P. JAWA 47 67,14 28.851,20 64,86 10.132,03 84,93 8.214 89,30 3.285.600 89,30

2 P. SUMATERA 2)
16 22,86 7.082,70 15,92 1.505,85 12,62 718 7,81 287.200 7,81

3 P. SULAWESI 3 4,29 7.203,00 16,19 240,02 2,01 260 2,83 104.000 2,83

4 P. KALIMANTAN 4 5,71 1.346,00 3,03 52,00 0,44 6 0,07 2.400 0,07

  TOTAL 70 100,00 44.482,90 100,00 11.929,90 100,00 9.198 100,00 3.679.200 100,00

1)
Asumsi 400 orang per Industri.
2)
Termasuk
- Provinsi Kepulauan Riau ( Batam dan Bintan )
- Provinsi Bangka Belitung ( Belitung )

9
Sebaran 14 Kawasan Industri
Prioritas di Luar Jawa

ALKI I

ALKI II ALKI III C


ALKI III B
ALKI
III
Sumber: Kementerian Perindustrian

10
Regulasi Kawasan Industri
 PP No.24 TAHUN 2009 TENTANG “KAWASAN INDUSTRI”

o Luas minimal 50 hektar dan 5 hektar untuk Kawasan Industri


Tertentu;
o Kawasan Industri sebagai Obyek Vital;
o Industri wajib berlokasi di Kawasan Industri;
o Industri di dalam Kawasan Industri, dikecualikan dari :
- Izin Gangguan;
- Izin Lokasi;
- Pengesahan Rencana Tapak;
- ANDAL, RKL – RPL.
o Industri di dalam Kawasan Industri wajib mentaati Estate
Regulation.
11
 UU No.3 TAHUN 2014 TENTANG “PERINDUSTRIAN”

o Pemerintah dan Pemda menjamin tersedianya infrastruktur


industri;
- Fasilitas jaringan energi dan kelistrikan;
- Fasilitas jaringan telekomunikasi;
- Fasilitas jaringan Sumber Daya Air;
- Fasilitas sanitasi;
- Fasilitas jaringan transportasi ( ps 62 ayat 3 ).

o Industri wajib berlokasi di dalam Kawasan Industri ( ps 106 );

o Dalam hal tertentu Pemerintah memprakarsai (investasi)


pembangunan Kawasan Industri ( ps 63 ayat 4 );

12
Pokok-pokok Perbedaan
Kawasan Industri dan Zona Industri
Yang perlu diketahui terlebih dahulu, apa perbedaan Kawasan
Industri dengan Peruntukan Industri (Zona Industri) ?
Kawasan Industri Kawasan Peruntukan Industri (Zona Industri)
Kawasan Industri adalah Kawasan Kawasan Peruntukan Industri adalah
tempat pemusatan kegiatan industri bentangan lahan yang diperuntukan
yang dilengkapi dengan sarana dan bagi kegiatan industri berdasarkan
prasarana penunjang yang Rencana Tata Ruang Wilayah yang
dikembangkan dan dikelola oleh ditetapkan sesuai dengan ketentuan
Perusahaan Kawasan Industri yang Peraturan Perundang-undangan.
telah memiliki Izin Usaha Kawasan
Industri.
1. Area berupa Kawasan yang 1. Area berupa bentangan lahan
terencana dibuat dengan batas- tidak ada batasan yang jelas,
batas yang jelas pola kapling-kapling dimiliki individu
pengkaplingan sesuai Master dan tidak memiliki Master Plan.
Plan.
2. Area Kawasan masih kosong
2. Area Kawasan telah dilengkapi belum ada prasarana dan sarana
dengan prasarana dan sarana penunjang dan jika diperlukan
penunjang, untuk memenuhi maka dibangun atas biaya para
kebutuhan para investor / investor / industri.
industri. 13
Pokok-pokok Perbedaan
Kawasan Industri dan Zona Industri (sambungan)

3. Area dikembangkan dan dikelola 3. Area dikembangkan oleh


oleh perusahaan Kawasan masing-masing industri dan
Industri untuk melayani tidak ada pengelola
keperluan kegiatan industri.
4. Persyaratan untuk 4. Perijinan oleh masing-masing
mengembangkan dan mengelola individual industri.
melalui tahapan studi dan
perijinan. 5. Faktor lingkungan agak sulit
5. Faktor lingkungan menjadi syarat dikontrol, karena industri
mutlak dimana setiap Kawasan tumbuh secara acak.
Industri memiliki studi AMDAL,
RKL, RPL dan kelengkapan sarana
pengelolaan lingkungan berupa
Waste Water Treatment Plan dan
ketentuan terhadap Ruang
Terbuka Hijau.

14
Perkembangan & regulasi tentang
Kawasan Industri

15
Tujuan Pembangunan
Kawasan Industri

16
Tata Cara Perizinan Kawasan Industri
PERUSAHAAN
PERUSAHAAN
KAWASAN
KAWASANINDUSTRI
INDUSTRI Diterbitkan oleh : Kadis Penanaman Modal Daerah / Perindag Kab / Kota
KELENGKAPAN ADMINISTRASI :
- Foto Copy Akte Pendirian Perusahaan.
- Foto Copy Kartu NPWP.
- Sketsa Rencana Lokasi (Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi).
- Surat Pernyataan dari Perusahaan KI bahwa Rencana Lokasi terletak dalam Kawasan Peruntukan
PERSETUJUAN
PERSETUJUAN
Industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
PRINSIP
PRINSIP
Ket :
Persetujuan ini dikeluarkan selambat-lambatnya 14 hari sejak diterima secara lengkap.
Berlaku 2 tahun Diperpanjang
Max 1x2 tahun

Diterbitkan oleh : Bupati / Walikota (Gubernur jika lintas Kabupaten/Kota).


IZIN PERUSAHAAN KI MELAKUKAN PERSIAPAN :
IZINLINGKUNGAN
LINGKUNGAN .Penyediaan Tanah.
.Perencanaan Penyusunan Rencana Tapak Tanah.
.Rencana Pembangunan, Pengadaan Tanah dan Sarana KI.
IZIN KELENGKAPAN ADMINISTRASI
IZINLOKASI
LOKASI .Foto Copy Surat Persetujuan PMA/PMDN atau Persetujuan Prinsip untuk
Non PMA/PMDN dari Departemen Teknis.
Ket :
Berlaku :
1 th : 25 Ha .Izin Lokasi diberikan untuk jangka waktu 12 bulan dan hanya dapat
2 th : 25 Ha s/d 50 Ha diperpanjang 1 kali selama 12 bulan.
3 th : 50 Ha keatas .Kepala BPN akan memberikan Izin Lokasi selambat-lambatnya 12 hari
Diperpanjang Max 1 tahun
kerja.
Diterbitkan oleh : Kadis Penanaman Modal Daerah / Perindag Kabupaten/Kota.
IZIN
IZINUSAHA
USAHA KELENGKAPAN ADMINISTRASI
KAWASAN
KAWASANINDUSTRI
INDUSTRI a Sejak permohonan diterima dengan lengkap dan benar serta melampirkan
(IUKI)
(IUKI) dokumen:
- Informasi terakhir kemajuan pembangunan Proyek Kawasan Industri.
- Site Plan (Rencana Tapak Tanah) yang telah disahkan oleh Pemerintah
PMA 30 tahun
PMDN / Non-Fas
Daerah Kab/Kota berdasarkan RTRW.
Tidak terbatas - Studi ANDAL, RKL dan RPL Kawasan Industri yang telah disetujui oleh
Pemerintah Daerah Kab/Kota
- Tata Tertib Kawasan
HAK
HAKGUNA
GUNABANGUNAN
BANGUNAN
- Laporan kondisi lapangan untuk dapat dioperasikan, minimal telah tersedia
INDUK jalan masuk ke KI, jaringan jalan dan saluran air hujan dalam KI serta
INDUK Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) bagi KI sesuai dengan AMDALnya.
b Pemeriksaan lapangan atas dokumen dilakukan oleh Tim Pemerintah Daerah
PMA 20 tahun Kabupaten/Kota dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Lapangan (BAPL).
PMDN / Non-Fas
30 tahun

17
Tahapan Pekerjaan Pembangunan Kawasan Industri
Pendirian perusahaan kawasan industri

Survey Lokasi

Penentuan Lokasi

Pengajuan Izin Prinsip

Pembebasan Lahan

Penyusunan Masterplan, Renstra, FS, Kebutuhan Infrastruktur

Penyusunan AMDAL

Pengajuan Izin Lokasi

Izin Lingkungan

Penyusunan DED

Pembangunan Infrastruktur di Kawasan Industri

Penyusunan Tata Tertib Kawasan Industri

Pemasaran

18
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kawasan
Industri

19
Kewajiban Kawasan Industri
Terhadap Lingkungan, antara lain
• Melaksanakan ketentuan yang berkaitan dengan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup sesuai
hasil studi analisis dampak lingkungan (AMDAL), Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL);
• Menyediakan fasilitas instalasi pengolahan air
limbah/waste water treatment plant;
• Menyediakan fasilitas instalasi pengolahan air
bersih/water treatment plant;
• Green belt/jalur penyanggah hijau/ruang terbuka hijau;
• Pemanfaatan kavling maksimum 70% x Total Area;
• Menetapkan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) untuk
industri 60:40 dari luas kavling.
• Air Polution Control & Water Polution Control.

20
Kewajiban Industri di Kawasan Industri
terhadap Lingkungan, antara lain
• Wajib memiliki Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL);
• Perusahaan industri di dalam Kawasan Industri yang
mengelola atau memanfaatkan limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) wajib menyusun AMDAL dan mendapat
pengesahan;
• Memelihara daya dukung lingkungan di sekitar kawasan
termasuk tidak melakukan pengambilan air bawah tanah;
• Mentaati estate regulation.

21
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI
( Permenperin no.35 tahun 2010 tentang
Pedoman Teknis Kawasan Industri )

1. Kesesuaian tata ruang;


2. Ketersediaan prasarana dan sarana;
3. Ramah lingkungan;
4. Efisiensi;
5. Keamanan dan kenyamanan berusaha.

22
KRITERIA PEMILIHAN LOKASI KAWASAN INDUSTRI
(Permenperin Nomor 35/2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri)

 Jarak kepusat kota (min. 10 km)


 Jarak terhadap pemukiman (min. 2 km)
 Jaringan jalan
 Jaringan Fasilitas dan Prasarana :
- Jaringan listrik;
- Jaringan Telekomunikasi;
- Pelabuhan.
 Topografi/kemiringan tanah (maksimal 15%)
 Jarak terhadap sungai/sumber air bersih
 Kondisi lahan :
- Daya dukung lahan;
- Kesuburan lahan;
- Ketersediaan lahan.
 Harga lahan
 Orientasi lokasi
 Multiplier effects
Contoh: tenaga kerja mampu terserap 80 s/d 100 orang per hektar.

23
Pola Penggunaan Lahan Kawasan Industri
Struktur
Jenis
NO Penggunaan Keterangan
Penggunaan
(%)
1 Kapling Maksimal 70 % Setiap kapling harus mengikuti ketentuan
Industri BCR sesuai dengan Perda setempat (60:40)
2 Jalan dan 8 – 12 % • Untuk tercapainya aksessibilitas dimana
Saluran ada jalan primer dan jalan sekunder
(pelayanan)
• Tekanan gandar primer sebaiknya
minimal 8 ton dan sekunder minimal 5
ton
• Perkerasan jalan minimal 7m

3 Ruang Terbuka Minimal 10 % Dapat berupa jalur hijau (green belt),


Hijau taman dan primeter
4 Fasilitas 6 – 12 % Dapat berupa Kantin, Guest House,
penunjang Tempat Ibadah, Fasilitas Olah raga, PMK,
WWTP, GI, Rumah Telkom dsb

24
Manfaat Keberadaan Kawasan Industri
Pengaturan dan penerapan Rencana Tata Ruang Wilayah
yang lebih baik
Keberadaan Kawasan Industri membantu pemerintah dalam pengaturan
pertumbuhan industri dalam satu hamparan sehingga industri tumbuh
dalam penataan yang teratur dengan baik (tidak sporadis) melalui master
plan Kawasan Industri yang telah disahkan oleh Pemda.
Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Melaksanakan study AMDAL (Analisis mengenai Dampak Lingkungan)
yang merupakan persyaratan awal untuk mendapatkan Izin Lingkungan
yang selanjutnya dipergunakan untuk pengurusah Izin Usaha.
Dengan melakukan seleksi terhadap investor (jenis usaha) yang akan
dioperasikan ataupun membuat pengelompokan (Zona) terhadap industri
berat, sedang dan tingan di Kawasan Industri.
Pengadaan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan IPAB (Instalasi
Pengolahan Air Bersih).
Pelaksanaan monitoring RKL (Rencana Kelola Lingkungan) dan RPL
(Rencana Pantau Lingkungan).

25
Manfaat Keberadaan Kawasan Industri
Pemusatan dan Efisiensi penyediaan dan peng-operasian
sarana/prasarana (infrastruktur)
Setiap pengembang Kawasan Industri diwajibkan membangun dan
pengelola serta memelihara prasarana dan sarana Kawasan Industri
selama ada kegiatan industri.
Dengan ketersediaan prasarana dan sarana di dalam Kawasan Industri,
maka investor tidak perlu lagi menanggung biaya pembangunan
infrastruktur begitu juga keuntungan bagi Pemerintah lebih mudah
menyiapkan perencanaan pasokan listrik, gas, dll karena industri
tumbuh dalam satu kesatuan.

Meningkatkan pertumbuhan industri dan ekonomi


nasional
Dengan adanya Kawasan Industri akan memberikan daya tarik investor
untuk berinvestasi sehinggga meningkatkan ekspor non migas,
lapangan kerja, pendapatan asli daerah serta sektor-sektor bidang usaha
lainnya.

26
Permasalahan, Tantangan & Upaya
Pengembangan Kawasan Industri
PERMASALAHAN TANTANGAN UPAYA
1. REGULASI
1) Persepsi tentang Pada umumnya Kawasan Saat ini sebagian masalah
Kawasan Industri masih Industri di luar Negeri Kawasan Industri sudah
belum sama baik dimiliki / difasilitasi oleh terakomodir di dalam UU No.3
ditingkat pusat Pemerintah dan seluruh sektor Tahun 2014 tentang
maupun daerah. turut terlibat serta Perindustrian.
menyerahkan kepada satu Kedepannya diharapkan ada
badan. UU khusus untuk Kawasan
Industri seperti halnya UU
KEK.

2) Masalah Perijinan Dibeberapa negara seperti HKI sedang menyusun konsep


masih menjadi kendala Thailand telah dibentuk usulan nantinya berupa Badan
dan beban dalam Industrial Estate Authority of Pengembangan Kawasan
pembangunan dan Thailand (IEAT) untuk Industri Nasional (BPKIN)
operasional Kawasan melakukan perijinan One Stop dibawah Presiden untuk
Industri. Service. mengatur dan melakukan
27
perijinan di Kawasan Industri.
PERMASALAHAN TANTANGAN UPAYA
2. PERTANAHAN
1) Pembatasan izin lokasi PP No.24 Tahun 2009 tidak Luasan kawasan industri
400 hektar/kawasan memuat/ mengatur batasan untuk generasi III yang
industri oleh Permen maksimal yang ada luasan terintegrasi dengan
Agraria & Tata minimal 50 hektar. infrastruktur dan fasilitas,
Ruang/Kepala BPN minimal 1500 hektar baru
No.5 Tahun 2015. dapat beroperasional secara
ekonomis.

2) Pembatasan waktu HGB Di beberapa negara status Hak Perlu perumusan khusus
30, 20 dan 30 tahun. Tanah diberikan untuk jangka untuk jangka waktu
waktu 90 – 100 tahun dimuka. perpanjangan HGB agar
memiliki kekuatan hukum dan
kepastian berinvestasi.

3. INFRASTRUKTUR
Beberapa Daerah masih Pembangunan infrastruktur Melalui UU No.3 Tahun 2014,
lemah infrastrukturnya. diwilayah pengembangan pembangunan infrastruktur
industri di beberapa negara industri dapat diwujudkan
menjadi perioritas. menjadi skala prioritas
pembangunan. 28
PERMASALAHAN TANTANGAN UPAYA
4. KEAMANAN
Masalah keamanan dan Ancaman gangguan akan Kawasan Industri telah
gangguan sosial oleh menyebabkan hengkangnya ditetapkan sebagai Obyek
sekelompok masyarakat investor dari Indonesia ke Vital Nasional Industri (OVNI)
terutama aksi buruh saat negara lain. dan merupakan private area,
ini menjadi marak seperti perlu ada prioritas keamanan
di Batam. Hal ini menjadi dan kenyamanan berinvestasi.
pertimbangan bagi investor
untuk meneruskan
usahanya.

29
Upaya-upaya Menciptakan Daya Saing
DI Era Global, Perlu Langkah-langkah
Sebagai Berikut :
 Adanya kebijakan yang strategis :
- Mampu melihat peluang dan tantangan;
- Cepat dan tanggap;
- Mudah diimplementasikan dan luwes.
 Adanya kepastian hukum :
- Alur birokrasi yang mudah > mewujudkan one stop services
- Peraturan yang tidak berubah-ubah, jelas dan transparan;
- Hemat dalam waktu & ringan dalam biaya.
 Adanya kesamaan pandang dalam memajukan ekonomi nasional
oleh :
- Pemerintah;
- Masyarakat dan tenaga kerja;
- Pengusaha.

30
 Adanya rasa aman dan nyaman :
- Mampu menciptakan rasa aman dan nyaman dalam melaksanakan
aktifitas;
- Adanya perlindungan hukum;

 Adanya dukungan Infrastruktur dan Fasilitas, seperti :


- Jalan, Pelabuhan;
- Listrik;
- Gas, air, telekomunikasi, dll;
- Fasilitas pendukung bertaraf internasional.

 Adanya insentif Fiskal & Non Fiskal.

 Adanya SDM berkualitas, dll

31
Terima Kasih

32

Anda mungkin juga menyukai