Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN PELAKSANAAN

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


TIDAK MENULAR (P2PTM)

UPT PUSKESMAS PANGHEGAR


DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia mengalami transisi epidemiologi penyakit dan kematian yang
disebabkan oleh pola gaya hidup, meningkatnya sosial ekonomi dan bertambahnya
harapan hidup. Pada awalnya, penyakit didominasi oleh penyakit menular, namun saat ini
penyakit tidak menular (PTM) terus mengalami peningkatan dan melebihi penyakit
menular.
Penyakit tidak menular terutama penyakit jantung, kanker, penyakit pernafasan
kronis dan diabetes adalah pembunuh terbesar di dunia dengan 35 juta kematian setiap
tahun, penyebab dari sekitar 60% kematian global. Di wilayah Asia Tenggara saat ini
ancaman penyakit tidak menular setiap tahunnya diperkirakan sebesar 8 juta kematian
atau 22% dari seluruh kematian. Selama 2006-2015, akan terjadi peingkatan 21%
kematian karena penyakit tidak menular, sedangkan kematian akibat penyakit menular
cenderung turun 16% selama periode yang sama.
Di Indoneia, kematian akibat penyakit tidak menular meningkat sangat pesat, dari
41% tahun 1995 menjadi 59,5% tahun 2007. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Rikesdas) tahun 2007 menunjukan bahwa dari 10 besar penyebab kematian tertinggi
Indonesia, 6 diantaranya adalah karena PTM. Stroke merupakan penyebab kematian
tertinggi(15,4%), TB (7,5%), hipertensi (6,8%), cedera(6.5%), perinatal (6,0%), DM
(5,7%), tumor (5,7%), penyakit hati (5,2%), Penyakit jantung iskemik (5,1%), dan penyakit
saluran nafas bawah (5,1%).
Dari riset Kesehatan Dasar tahun 2007 terungkap baha prevalensi Penyakit Tidak
Menular adalah sebagai berikut hipertensi (31,7%), arthritis (30,0%), penyakit jantung
(7,2%), tumor/ kanker (4,3%), asma (3,5%), DM (1,1%)dan stroke (0,83%). selain itu
kecelakaan lalu lintas di darat mencapai angka yang sangat tinggi (25,9%). karena
gangguan ini umumnya bersifay kronik, sangat besar beban sosia- ekonomi yang
disandang penderita penyakit tidak menular di dorong dan dipicu oleh perubahan
demografi (meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut), urbanisasi yang tidak terencana,
globalisasi perdagangan dan pemasaran, dan peningkatan progresif dalam pola hidup
tidak sehat di antara masyarakat. hal ini menunjukan bahwa PTM merupakan masalah
serius yang harus mendapat perioritas pengendalian.
Dalam rangka pengendalian PTM di Indonesia , berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 1575/ Menkes/Per?XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan RI, Dibentuklah Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular
(PPTM) pada Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Dengan demikian, kebijakan , strategi, dan program pengendalian PTM dikoordinasikan
oleh Direktorat PPTM. Direktorat PPTM meliputi 5 sub direktorat yaitu subdit
Pengendalian Kanker, subdit pengendalian Penyakit Jantung, dan pembuluh dara, subdit
Pengendalian Penyakit Kronis dan Degeneratif, Subdit Pengendalian Gangguan Akibat
Kecelakaan dan Tindak Kekerasan.
Dalam UU Kesehatan RI, Nomor 39 tentang kesehatan, dinyatakan bahwa upaya
Pengendalian PTM merupakan salah satu upaya kesehatan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. upaya tersebut dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi
secara komprehensif dan terintegrasi agar upaya pengendalian PTM dapat dilaksanakan
dengan baik, maka diperlukan dukungan sumber daya kesehatan sebagai apparat
pelaksana yang bekerja secara professional.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Memberi arah bagi para petugas kesehatan pemegang program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) dalam
penatalaksanaan kasus penyakit tidak menular yang merupakan masalah
utama di lingkungan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)/ Puskesmas
sebagai unit Kerja Kesehatan dasar.
2. Tujuan Khusus :
a. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular.
b. Mengidentifikasi faktor resiko penyakit tidak menular
c. Melakukan intervensi kepada masyarakat yang memiliki resiko terhadap
paparan penyakit tidak menular
d. Mendapatkan data dasar penyakit Tidak menular
e. Mengevaluasi system pengendalian faktor resiko penyakit tidak menular.

C. Sasaran Pedoman
Sasaran program P2PTM Puskesmas Panghegar adalah seluruh karyawan UPT
Puskesmas Panghegar.

D. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup dari kegiatan P2PTM meliputi :
1. Penyusunan Perencanaan
2. Tatalaksana Penderita
3. Pengelolaan Logistik
4. Pencegahan penyakit tidak menular
5. Peran serta masyarakat
6. Surveilance Epidemiologi
7. Kegiatan pelatihan untuk pelaksanaan kegiatan
8. Pendekatan Komunikas, informasi, dan Evaluasi
9. Kerjasama lintas program dan sectoral
10. pemantauan
11. Evaluasi Program
E. Batasan Operasional
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang bersifat kronik, menahun,
berlangsung lama atau bisa juga mendadak, disebabkan oleh beberapa faktor
dan dapat dicegah apabila faktor resikonya dikendalikan. Sehingga perawatan
pasien penyakit tidak menular mencerminkan kegagalan dari pengelolaan
program penanggulangan penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular
merupakan penyakit non infeksi karena penyebabnya bukan mikroorganisme
namun tidak berarti tidak ada peran mikroorganisme dalam terjadinya penyakit
tidak menular. Penanggulangan penyakit tidak menular merupakan kombinasi
upaya inisiatif pemeliharaan mandiri oleh petugas, masyarakat dan individu yang
bersangkutan.
Penyakit-penyakit tidak menular meliputi :
a) Hipertensi (Penyakit Darah Tinggi)
b) Penyakit Jantung Koroner
c) Diabetes Melitus (Penyakit Kencing Manis)
d) Kanker
e) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
f) Osteoporosis
g) Penyakit Asam Urat
h) Asma
i) Stroke
j) Obesitas (Kegemukan)
k) Batu Ginjal
A. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Program Pembangunan Nasional (PROPENAS).
3. Global Strategy for The Prevention and Control of Non Communicable Disease
(WHA 53 tahun 2000).
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 468/Menkes-Kesos/SK/V/2001, tentang
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional.
5. Sistem Kesehatan Nasional, tahun 2003.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1116/Menkes/SK/VIII/2003, tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1479/Menkes/SK/X/2003, tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
dan Penyakit Tidak Menular.
9. Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Tidak Menular (Departemen Kesehatan Republik Indonesia).
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Dalam pelaksanaan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular UPT Puskesmas Panghegar dibutuhkan penanggung jawab program
(perawat) dan pelaksanaan program sehingga Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dapat berjalan sesuai, baik dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai dengan evaluasi.
Semua karyawan di lingkungan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP)/Puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) mulai dari Kepala Puskesmas,
Penanggungjawab Program, Penanggungjawab Logistik dan seluruh karyawan.
Dalam upaya pelaksanaan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular (P2PTM) perlu melibatkan sektor terkait yaitu :
1. Kecamatan
2. Kelurahan
3. Polsek dan Koramil
4. Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat
5. PKK
6. Kader Posyandu
7. Sekolah
8. Sektor lainnya yang terkait dengan Program P2PTM

B. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) disepakati dan disusun bersama dengan sektor terkait dalam
pertemuan lokakarya mini lintas sektoral yang diadakan minimal per 3 (tiga) bulan.
A. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan BULAN
Ja Fe Ma Ap Me Ju J Au Se Ok No De
n b r r i n ul g p t p s
1 Kunjungan rumah Pendataan Bumil dan P4K V V
2 Pemantauan ibu Nipas V V
3 Pemantauan Kesehatan Bayi V V V
4 Pelaksanaan Kelas ibu hamil V V V
5 Pelaksanaan Kelas Ibu balita V V
6 Kunjungan Rumah Pus yg tdk ber KB V V V
7 Sosialisasi Kemutraan Bidan dan Dukun V
8 Pertemuan kesepakatan Kemitraan Bidan dan V
Dukun di tingkat Kecamatan
9 Pelacakan Kematian Neonatal (OV) V
10 Pemantauan Kesehatan Anak Balita V V V V V V V V V V
11 Pemantauan ibu hamil resti v v v
12 Pemantauan Bayi Resti v v v
13 PMTCT V v v v v v v v v v v v
14 Konseling ASI Eksklusif dan IMD v v
BAB III
STANDART PASILITAS

A. Penyusunan Perencanaan
Pada tahapan penyusunan perencanaan meliputi :
1. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
2. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
3. Penyusunan Plan of Action (POA) dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
4. Penyusunan Standar Pelayanan Minimal yang memuat :
a. Target yang akan dicapai
b. Cakupan penderita
B. Tatalaksana Penderita
Penatalaksanaan penderita yang dilakukan pada Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit tidak menular dapat dilakukan melalui Pos Pembinaan
Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM) yang mengacu pada buku
Pedoman Deteksi Dini Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular Berbasis Masyarakat
(POSBINDU PTM) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
tahun 2010.

1. Standar Fasilitas
Beberapa sarana dan prasarana Program KIA UPT Puskesmas
Panghegar belum memadai masih ada beberapa yang belum bisa terpenuhi.
Berdasarkan prasarana tersebut disajikan dalam table di bawah ini :
No Sarana Prasarana Check List Keterangan
Ada Tidak
1 Ruangan V Terdiri dari ruang ANC,
MTMS/Imunisasi, KB/Kespro
Alat Kesehatan V
2 Stetoskop V
3 Tensimeter V
4 Timbangan V
5 Alat Pengukur TB V
6 Termometer V
7 Dopler V
8 IUD Set V
9 Meteran dan Pengukur V
LILA
10 Register Ibu dan Bayi V
11 Kohort ibu dan bayi V
12 Partus Set V
13 Bed Untuk periksa ANC V
14 Bed Gyn V
15 Arimetri V
16 Sterilisasi DTT V Di ruang belakang dapur
17 Buku KIA V Di berikan pada bumil K1
18 Buku Rekam Medis/ V Di simpan di di lemari pendaftaran
Kartu ibu
19 Buku Pedoman KIA/ KB V Disimpan di lemari KIA

B. Langkah Langkah Kegiatan


Dukungan Manajerial untuk menunjang pelaksanaan kegiatan KIA di UPT
Puskesmas Panghegar adalah sebagai berikut :
1. Adanya Perencanaan yang disusun berdasarkan pencapaian tahun
sebelumnya
2. Melibatkan seluruh masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama dalam
pelaksanaan kegiatan
3. Melibatkan lintas program dalam pelaksanaan kegiatan\
Monitoring dan evaliasi dilaksanakan mengacu kepada perencanaan, antara lain
: jenis kegiatan, volume jadwal dan biaya yang dialokasikan.
Ruang lingkup dari kegiatan KIA meliputi :
1. Pelayanan Kesehatan / Kuratif dan Rehabilitatif
Pelayanan Kesehatan dilaksanakan melalui :
a. Pelayanan kesehatan dalam gedung, yakni pelayanan kesehatan bagu Bumil,
Bulin, Buteki, Bufas, Neonatus, bayi, balita gangguan reproduksi, KB,
Imunisasi dasar, dan pelayanan anak sakit dengan mengakses kesehatan di
Puskesmas, baik Puskesmas induk maupun Puskesmas Pembantu
b. Pelayanan Kesehatan di luar gedung, yaitu pelayanan kesehatan yang
dilakukan di Posyandu, melalui Puskesmas Keliling dengan tujuan
mendekatkan akses pelayanan bagi ibu dan balita, PHN atau kunjungan
rumah bagi Bumil, neonatus, bayi, balita yang beresiko tinggi.

2. Penyuluhan Kesehatan / Promotif dan Preventif


a. Penyuluhan kesehatan bagi Ibu dan balita di Posyandu
b. Skrening / Deteksi dini (SDIDTK balita dan Apras)
c. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
d. Penyukuhan KB dan ASI Eksklusif
e. Menggalang kerjasama dengan jejaring kesehatan di wilayah UPT
Puskesmas Panghegar
BAB IV
TATA LAKSANAN PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Ruang Lingkup dari Kegiatan KIA meliputi :
1. Pelayanan Kesehatan / Kuratif dan Rehabilitatif
Pelayanan Kesehatan dilaksanakan melalui :
a. Pelayanan kesehatan dalam gedung, yakni pelayanan kesehatan bagi
Bumil, Bulin, Buteki, Bufas, Neonatus, bayi, balita gangguan reproduksi,
KB, Imunisasi dasar, dan pelayanan anak sakit dengan mengakses
kesehatan di Puskesmas, baik UPT Puskesmas maupun Puskesmas
Jejering
b. Pelayanan Kesehatan di luar gedung, yaitu pelayanan kesehatan yang
dilakukan di Posyandu, melalui Puskesmas Keliling dengan tujuan
mendekatkan akses pelayanan bagi ibu dan balita, PHN atau kunjungan
rumah bagi Bumil, neonatus, bayi, balita yang beresiko tinggi.

2. Penyuluhan Kesehatan / Promotif dan Preventif


a. Penyuluhan kesehatan bagi Ibu dan balita di Posyandu
b. Skrening / Deteksi dini (SDIDTK balita dan Apras)
c. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
d. Penyukuhan KB dan ASI Eksklusif
e. Menggalang kerjasama dengan jejaring kesehatan di wilayah UPT
Puskesmas Panghegar

B. Metode
1. Promotif
a. Penyuluhan kesehatan bagi Ibu dan Balita di Posyandu
b. Penyulukan Kesehatan Reproduksi
c. Penyukuhan KB dan ASI Eksklusif
d. Menggalang kerjasama dengan jejaring kesehatan di wilayah UPT
Puskesmas Panghegar
2. Preventif ( Pencegahan )
1. Skrining/ deteksi dini/ SDIDTK balita dan Apras
2. Pelayanan IVA
3. Kuratif dan Rehabilitatif
a. Pelayanan kesehatan bagi Bumil
b. Buteki /Bufas
c. Neonatus
d. Bayi
e. Balita
f. Gangguan Reproduksi
g. Pelayanan KB
h. Immunisasi Dasar
i. MTBS
j. PHN / Kunjungan rumah Bumil, Neo, Bayi , Balita, yg beresiko tinggi
C. Langkah Langkah Kegiatan
Dukungan Manajerial untuk menunjang pelaksanaan kegiatan KIA di UPT
Puskesmas Panghegar adalah sebagai berikut :
1. Adanya Perencanaan yang disusun berdasarkan pencapaian tahun
sebelumnya
2. Melibatkan seluruh masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama dalam
pelaksanaan kegiatan
3. Melibatkan lintas program dalam pelaksanaan kegiatan.
Monitoring dan evaliasi dilaksanakan mengacu kepada perencanaan, antara lain
: jenis kegiatan, volume jadwal dan biaya yang dialokasikan.
Ruang lingkup dari kegiatan KIA meliputi :
D. Pelayanan Kesehatan / Kuratif dan Rehabilitatif
Pelayanan Kesehatan dilaksanakan melalui :
1. Pelayanan kesehatan dalam gedung, yakni pelayanan kesehatan bagu Bumil,
Bulin, Buteki, Bufas, Neonatus, bayi, balita gangguan reproduksi, KB,
Imunisasi dasar, dan pelayanan anak sakit dengan mengakses kesehatan di
Puskesmas, baik Puskesmas induk maupun Puskesmas Pembantu
2. Pelayanan Kesehatan di luar gedung, yaitu pelayanan kesehatan yang
dilakukan di Posyandu, melalui Puskesmas Keliling dengan tujuan
mendekatkan akses pelayanan bagi ibu dan balita, PHN atau kunjungan rumah
bagi Bumil, neonatus, bayi, balita yang beresiko tinggi.

E. Penyuluhan Kesehatan / Promotif dan Preventif


1. Penyuluhan kesehatan bagi Ibu dan balita di Posyandu
2. Skrening / Deteksi dini (SDIDTK balita dan Apras)
3. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
4. Penyukuhan KB dan ASI Eksklusif
5. Menggalang kerjasama dengan jejaring kesehatan di wilayah UPT Puskesmas
Panghegar
BAB V
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM

Prinsip keselamatan sasarn kegiatan / program KIA di UPT Puskesmas Panghegar


meliputi :
1. Kegiatan Identifikasi Pasien
Petugas memastikan kebenaran identitas pasien dengan status rekam medis
sebelum melakukan pemeriksaan.
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
Petugas memberikan KIE ( Komunikasi, Informasi, Edukasi) yang tepat pada
pasien dan melakukan cek pemahaman kepada pasien tentang informasi yang
disampaikan
3. Peningkatan Keamanan Obat yang perlu diwaspadai
a. Petugas memperhatikan Keamanan obat yang meliputi dosis, tepat waktu,
dan tepat kadaluarsa obat.
b. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien
c. Petugas melakukan tindakan sesuai SOP yang berlaku
4. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Pengurangan resiko infeksi di UPT Puskesmas Panghegar dengan cara :
a. Penggunaan bahan habis pakai untuk satu pasien
b. Pemrosessan alat dengan teknik yang benar
5. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi pasien jatuh di UPT Puskesmas
Panghegar dengan pemasangan tanda peringatan di lantai
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja merupakan salah satu factor yang harus dilakukan


Keselamatan kerja sangat bergantung pada jenis, bentuk selama bekerja. dimana
pekerjaan itu dilaksanakan. Keselamatan kerja di dan lingkungan Panghegar khususnya
diruang KIA yaitu dengan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri). Hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi resiko terjadinya penularan penyakit pada petugas.

BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Puskesmas Panghegar merupakan Unit Pelayanan Tekhnis (UPT) atau garda


depan dari Dinas Kesehatan Kota Bandung. Sedangkan, Program kesehatan KIA adalah
sub unit dari program Upaya Kesehatan Puskesmas Panghegar.
Terdapat dua pengendalian mutu pelaksanaan program KIA Puskesmas
Panghegar, yakni

Pengendalian Mutu Eksternal,

Pengendalian mutu eksternal bersumber dari Dinas Kesehatan Kota bandung


yang berkewajiban menyusun kebijakan mengkoordinasikan, melakukan pemantauan
serta evaluasi kinerja Program KIA Puskesmas Panghegar. Selain mendapat arahan dari
Dinas Kesehatan, Puskesmas juga berhak mendapatkan arahan dan bimbingan
terhadap pelaksanaan program sehingga program KIA dapat berjalan sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan.

Pengendalian Mutu Internal

Pengendalian mutu Internal bersumber dari penetapan kebijakan, pemantauan


serta evaluasi oleh Kepala Puskesmas Panghegar serta arahan dari Koordinator Upaya
Kesehatan yang merupakan induk dari program KIA yang dilakukan setiap bulan sekali.
Sebagai acuan pelaksanaan setiap kegiatan KIA tersedia format SOP dan KAK yang
harus dipatuhi pelaksana program (programme) sehingga pelaksanaannya menjadi
sistematis dan profesional.
BAB VIII

PENUTUP

Semakin meningkatnya derajat kesehatan ibu dan anak serta kesehatan


reproduksi, akan memberi dampakbesar terhadap peningkatan pembangunan di bidang
kesehatan. Untuk meningkatkan status kesehatanibu . Puskesmas dan jejaring nya serta
Rumah Sakit rujukan menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan melalui upanya
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.
Disusun nya buku pedoman Pelaksanaan Program KIA ini di maksud untuk
menungkatkan derajat kesehatan Ibu dan Bayi dan Balita agar mampu hidup sehat
mandiri berkwalitas dan berfungsi di masyarakat melalui upaya kesehatan per orangan
maupun upaya kesehatan masyarakat pemberdayaan keluarga, posyandu balita, dengan
peran serta petugas kesehatan ,kader, toko masyarakat dan kerjasama lintas sektoral
dan lintas program.
Buku pedoman ini dapat dijadikan sebagai salah satuacuan bagi petugas
kesehatan dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatn ibu dan Anak

Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Panghegar

(..........................)
NIP.

Anda mungkin juga menyukai