Anda di halaman 1dari 28

PELATIHAN PERAWATAN, DUKUNGAN DAN PENGOBATAN ODHA

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia, sejak tahun 1999 telah terjadi peningkatan jumlah ODHA pada kelompok orang berperilaku risiko
tinggi tertular HIV yaitu para pekerja seks (PS) dan pengguna NAPZA suntikan (penasun), kemudian diikuti dengan
peningkatan pada kelompok lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL) dan perempuan berisiko rendah.
Saat ini dengan prevalensi rerata sebesar 0,4% sebagian besar wilayah di Indonesia termasuk dalam kategori
daerah dengan tingkat epidemi HIV terkonsentrasi. Sementara itu, Tanah Papua sudah memasuki tingkat epidemi
meluas, dengan prevalensi HIV sebesar 2,3% (Permenkes no 21 tahun 2013)

Dalam rangka memperluas akses pengobatan ARV di seluruh kabupaten dan propinsi di Indonesia, sebagai
respon dari upaya mempercepat akselerasi pencapaian target SDG’s dan Universal Access serta
penanggulangan HIV-AIDS, Kementerian Kesehatan mempersiapkan peningkatan pelayanan HIV-AIDS melalui
program penanggulangan HIV-AIDS khususnya unit layanan rujukan bagi ODHA. Pelayanan perlu ditingkatkan
efektivitasnya melalui pelayanan perawatan, dukungan dan pengobatan HIV-AIDS, mengingat penularan HIV-AIDS
bukan hanya terjadi pada populasi berisiko tinggi tetapi juga pada populasi masyarakat secara umum, seperti ibu
rumah tangga, anak dan lain-lain. Untuk itu perlu dipersiapkan perawat dan bidan yang menangani kasus HIV-
AIDS dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perannya dalam melakukan layanan
perawatan, dukungan dan pengobatan pasien HIV-AIDS, khususnya di rumah sakit (Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia ( Permenkes Nomor 74 Tahun 2014).

Peningkatan pengetahuan perawat dan bidan akan efektivitas pelayanan perawatan, dukungan dan pengobatan
HIV-AIDS juga untuk menunjang cita cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara didalam UU Republik Indonesia
No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan
untuk mengembangkan kompetensi.
B. FILOSOFI PELATIHAN
Pelatihan ini diselenggarakan dengan berdasarkan pendekatan:

1. Adult Learning, yakni proses pelatihan yang diselenggarakan dengan pendekatan pembelajaran orang
dewasa, antara lain selama pelatihan peserta berhak untuk:
a. Dihargai keberadaannya.
b. Didengarkan dan dihargai pengalamannya berkaitan dengan pelaksanaan pelatihan Perawatan, Dukungan, dan
Pengobatan (PDP) HIV/AIDS.
c. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada di dalam konteks pelatihan Perawatan, Dukungan, dan
Pengobatan (PDP) HIV/AIDS.

2. Competency Based, yakni proses pelatihan selalu berupaya untuk mengembangkan keterampilan langkah
demi langkah menuju kemampuan kompetensi sebagai Pelatih bagi tenaga kesehatan dalam pelatihan
Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) HIV/AIDS.

3. Learning By Doing, yang memungkinkan peserta untuk:


a. Mendapat kesempatan untuk belajar sambil berbuat (melakukan sendiri) hasil pembelajaran dari setiap materi
pelatihan.
Hal tesebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran parisipatory antara lain: studi kasus,
simulasi,
role play, permainan dan latihan (exercise) baik secara individu maupun kelompok.
b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan.

BAB II . PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI

A. PERAN

Setelah mengikuti pelatihan, peserta berperan sebagai perawat yang melakukan Perawatan, Dukungan dan
Pengobatan HIV-AIDS.
B. FUNGSI

Dalam melaksanakan perannya, peserta mempunyai fungsi melakukan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan
HIV/AIDS

C. KOMPETENSI
Untuk menjalankan fungsinya, peserta memiliki kompetensi:
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:
1. Menjelaskan Stadium Klinis & Infeksi Oportunistik
2. Melakukan Asuhan Keperawatan HIV-AIDS
3. Melakukan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak
4. Melakukan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
5. Melakukan layanan test
6. Melakukan Asuhan gizi pada ODHA
7. Melakukan Pencatatan dan Pelaporan

BAB III TUJUAN PELATIHAN


A. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti pelatihan peserta dapat melakukan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan HIV/AIDS sesuai
prosedur

B. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu:
1. Menjelaskan Stadium Klinis & Infeksi Oportunistik
2. Melakukan Asuhan Keperawatan HIV-AIDS
3. Melakukan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak
4. Melakukan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
5. Melakukan layanan test

6. Melakukan Asuhan gizi pada ODHA


7. Melakukan Pencatatan dan Pelaporan

BAB IV. STRUKTUR PROGRAM


No MATERI WAKTU JUMLAH
T P PL

A Materi Dasar

1 Program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan 2 2 0 0


IMS di Indonesia
2 Informasi dasar HIV dan IMS & Perjalanan Infeksi AIDS 2 2 0 0
4 4 0 0
B Materi Inti

1 Menjelaskan Infeksi Oportunistik dan stadium klinis 3 1 0 2

2 Melakukan peran perawat dalam penanganan HIV-AIDS 8 2 3 3

3 Melakukan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak 3 2 1 0

4 Melakukan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 3 1 2 0

5 Melakukan layanan test 8 2 3 3

6 Melakukan Asuhan gizi pada ODHA 2 1 1 0

7 Melakukan Pencatatan dan Pelaporan 4 1 2 1

C Materi Penunjang

1 Membangun Komitmen Belajar (Building Learning 3 0 3 0


Comitment / BLC)
2 Rencana Tindak Lanjut 2 0 2 0

3 Anti Korupsi 2 2 0 0

Jumlah 7 2 5 0

TOTAL 42 16 17 9
BAB V GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

A. MATERI DASAR

Materi Dasar
Nomor : MD-1
Materi : Program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia
Waktu : 2 Jpl (T: 2 Jpl; P: 0 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu memahami tentang kebijakan program pengendalian
HIV-AIDS dan PIMS di Indonesia

No Tujuan POKOK BAHASAN METODE ALAT BANTU/ Referensi


Pembelajaran
Khusus
Setelah mengikuti
materi peserta
mampu:
1. Menjelaskan 1. Epidemi HIV  Ceramah  Laptop/komputer Kemenkes RI, 2015,
epidemi HIV AIDS dan IMS Interaksi  Modul Pedoman Teknis
dan IMS nasional nasional  LCD Surveilens Sentinel
 Tugas baca  Whiteboard/flipchard HIV
2. Menjelaskan 2. Kebijakan HIV  Spidol; Kemenkes RI, 2013,
kebijakan HIV dan dan IMS di  Pointer Permenkes Nomor
IMS di Indonesia Indonesia:  Penghapus 21, thn 2013 tentang
- Kebijakan HIV  Sound system Penanggulangan HIV
- Kebijakan IMS AIDS
3. Menjelaskan LKB 3. LKB (Layanan Kemenkes RI, 2012,
Komprehensif Pedoman Layanan
Berkesinambun Kom prehensif
gan Berkesinam bungan
4 Menjelaskan 4. Peraturan dan Peraturan Menteri
peraturan dan perundang- Kesehatan Republik
perundang- undangan yang Indonesia
undangan yang berkaitan Nomor 87 Tahun
berkaitan dengan dengan program 2014 Tentang
program pencegah pencegahan Pedoman Pengobatan
an dan dan Antiretroviral
pengendalian HIV pengendalian
AIDS dan IMS. HIV AIDS dan
IMS
5 Menjelaskan 5. Pengertian IMS Peraturan Menteri
pengertian IMS dan dan HIV- AIDS, Kesehatan Republik
HIV- AIDS, serta serta hubungan Indonesia
hubungan IMS IMS dengan Nomor 21 Tahun
dengan HIV 2013
Tentang
Penanggulangan Hiv-
Aids
6 Menjelaskan 6. Penularan, Peraturan Menteri
penularan, pencegahan Kesehatan Republik
pencegahan dan dan cara Indonesia
cara mendeteksi mendeteksi IMS Nomor 74 Tahun
IMS dan HIV dan HIV 2014
Tentang
Pedoman
Pelaksanaan
Konseling Dan Tes
Hiv

Nomor : MD-2
Materi : Informasi Dasar HIV dan IMS serta perjalanan Infeksi AIDS
Infeksi AIDS.
Waktu : 2 Jpl (T: 2Jpl; P: 0 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu memahami Informasi Dasar HIV dan IMS serta perjalanan
Infeksi AIDS
NO Tujuan Pembelajaran POKOK METODE ALAT BANTU/Media Referensi
Khusus BAHASAN
Setelah mengikuti materi
peserta mampu: • Laptop/komputer 1. Permenkes
 Ceramah • LCD No.21/2013,
Interaktif •Whiteboard/flipchard mengenai
 Tugas baca • Spidol Penanggulang
• Pointer an HIV dan
• Penghapus AIDS
1 Menjelaskan Pengertian HIV 1. Pengertian • Sound system
- AIDS dan IMS, hubungan HIV - AIDS dan 2. Permenkes
IMS dengan HIV IMS, hubungan No.87/2014,
IMS dengan HIV mengenai
a. Pengertian Pedoman
HIV dan IMS Pengobatan
b. Hubungan Anti Retroviral,
antara HIV Kementerian
dan IMS Kesehatan RI,
2 Menjelaskan Penularan 2. Penularan 2014
pencegahan dan cara pencegahan dan
mendeteksi IMS dan HIV cara mendeteksi
HIV dan IMS
a. Penularan
HIV dan IMS
b. Pencegahan
HIV dan IMS
c. Cara
mendeteksi
HIV dan IMS
3 Menjelaskan Perjalanan 3. Perjalanan
infeksi HIV-AIDS dan infeksi HIV-AIDS
Stadium klinisnya dan Stadium
klinisnya

B.MATERI INTI

Nomor : MI-1
Materi : Stadium Klinis dan Infeksi Oportunistik
Waktu : 3 Jpl (T: 1 Jpl; P: 0 Jpl; PL: 2)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu memahami Stadium Klinis dan Infeksi Oportunistik

No POKOK BAHASAN
Tujuan
DAN ALAT BANTU/
Pembelajaran METODE REFERENSI
SUB POKOK MEDIA
Khusus
BAHASAN

Setelah mengikuti  Laptop 1. Kemenkes RI,


pelatihan peserta  Ceramah  LCD Permenkes 87
mampu: interaktif  Flipchart Tahun 2014,
1.Stadium klinis HIV  Latihan  Whiteboard Pedoman
1. Menjelaskan menurut WHO kasus  Spidol (ATK) Nasional ART
Stadium klinis HIV  Modul
menurut WHO  KemKes Tahun
 Pointer
2.Tanda dan gejala 2016 Modul
 Sound system
2. Menjelaskan tanda spesifik: pelatihan
dan gejala spesifik  Stadium klinis 1
 LCD konseling HIV
setiap stadium klinis  Stadium klinis 2 lanjutan
dan infeksi  Stadium klinis 3  Permenkes 74
Oportunistik  Stadium klinis 4 Tahun 2012
 Infeksi Oportunistik tentang Pedoman
pada ODHA Konseling dan
3 Menjelaskan Testing HIV.
No POKOK BAHASAN
Tujuan
DAN ALAT BANTU/
Pembelajaran METODE REFERENSI
SUB POKOK MEDIA
Khusus
BAHASAN
dampak HIV 3. Dampak HIV  Permenkes 15
Tahun 2015
. tentang Pedoman
standar
pelayanan
laboratorium
untuk
pemeriksaan HIV
dan infeksi
oportunistik.

Nomor : MI-2
Materi : Peran Perawat dalam Penanganan HIV dan Pengobatan ARV
Waktu : 8 Jpl (T: 2 Jpl; P: 3 Jpl; PL: 3)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu memahami Peran Perawat dalam Penanganan HIV dan
Pengobatan ARV

No POKOK BAHASAN
Tujuan
DAN ALAT BANTU/
Pembelajaran METODE REFERENSI
SUB POKOK MEDIA
Khusus
BAHASAN

Setelah mengikuti  Ceramah  Laptop


pelatihan peserta interaktif  LCD  Kemenkes RI,
mampu:  Latihan  Flipchart 2014, Permenkes
1. Menjelaskan Peran 1. Peran Perawat kasus  Whiteboard 87 Tahun 2014,
No POKOK BAHASAN
Tujuan
DAN ALAT BANTU/
Pembelajaran METODE REFERENSI
SUB POKOK MEDIA
Khusus
BAHASAN
Perawat dalam dalam  Penugasan  Spidol Pedoman
penanggulangan penanggulangan  Sound System Nasional ART
HIV-AIDS HIV –AIDS  Pointer
a. Sebagai  Form  RSPI-SS Tahun
edukator Penugasan 2017,Pedoman
b. Sebagai Asuhan
advokator Keperawatan
c. Sebagai HIV-AIDS
kordinator
d. Sebagai
kolaborator  RSPI-SS Tahun
e. Sebagai 2018,Pedoman
konsultan Asuhan TB
f. Sebagai  PPNI tahun 2016,
pembaharu Standar
2 Menjelaskan peran Diagnosis
perawat pada 2. Peran perawat pada Keperawatan
pemberian ARV pemberian ARV Indonesia
a. Konseling  Diagnosis Nanda
Adherence  Nursing Income
b. Edukasi efek Clasification
samping bila  Nursing outcome
putus obat Clasification
c. Edukasi
kesesuaian
ART dengan
asupan
nutrisi
No POKOK BAHASAN
Tujuan
DAN ALAT BANTU/
Pembelajaran METODE REFERENSI
SUB POKOK MEDIA
Khusus
BAHASAN
3. Menjelaskan 3. Sindrom Imun pulih
Sindrom Imun Pulih

4 Melakukan Asuhan 4. Asuhan


keperawatan Ko keperawatan Ko
infeksi TB dan infeksi TB dan
Hepatitis Hepatitis
5. Melakukan Asuhan 5. Asuhan
keperawatan Infeksi Keperawatan Infeksi
oportunistik oportunistik

6 Melakukan Asuhan 6. Asuhan


keperawatan Paliatif keperawatan paliatif

Nomor : MI-3
Materi : Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA)
Waktu : 3Jpl (T: 2 Jpl; P: 1 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan pencegahan penularan HIV dari Ibu
ke Anak (PPIA)

No POKOK BAHASAN
Tujuan
DAN ALAT BANTU/
Pembelajaran METODE REFERENSI
SUB POKOK MEDIA
Khusus
BAHASAN
1. Kemkes Tahun
Setelah mengikuti  Laptop 2015, Pedoman
pelatihan peserta  LCD pelaksanaan
mampu:  Ceramah  Flipchart pencegahan
1. Menjelaskan Strategi 1. Strategi Interaktif  Whiteboard penularan HIV dan
pencegahan pencegahan  Penugasan  Spidol sifilis dari ibu ke
penularan HIV dan penularan HIV dari  Sound anak
Sifilis dari ibu ke ibu ke anak System 2. Peraturan Menteri
anak Kesehatan
 Pointer
2. 2. Faktor yang Republik
 Form
Menjelaskan Faktor berperan dalam Indonesia
penugasan
yang berperan dalam penularan HIV dari Nomor 51 Tahun
penularan HIV dari ibu ke anak 2013
ibu keanak Tentang
3, Pedoman
Menjelaskan Faktor 3. Faktor yang Pencegahan
yang berperan dalam berperan dalam Penularan Hiv
penularan HIV dari penularan HIV dari Dari Ibu Ke Anak
4. ibu ke bayi ibu ke bayi
Menjelaskan Waktu 4. Waktu dan resiko
dan Risiko Penularan penularan HIV dari
HIV dari Ibu ke Anak ibu ke anak

5 5. Pencegahan
Melakukan peularan HIV dari
No POKOK BAHASAN
Tujuan
DAN ALAT BANTU/
Pembelajaran METODE REFERENSI
SUB POKOK MEDIA
Khusus
BAHASAN
pencegahan Ibu ke anak
penularan HIV dari 6. Alur pemberian
6 ibu ke anak terapi antiretroviral
Melakukan Alur pada ibu hamil
pemberian terapi
antiretroviral pada
ibu hamil

Materi Inti
Nomor : MI -4
Materi : Pencegahan dan pengendalian infeksi di klinik HIV
Waktu : 3 Jpl (T: 1 Jpl; P: 2 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan pencegahan pengendalian infeksi diklinik HIV

No Tujuan Pokok bahasan dan Metode Media dan Alat Referensi


Pembelajaran sub pokok bahasan bantu/ Metode
Khusus
Setelah mengikuti
pelatihan peserta
mampu:
 Permenkes no 27 tahun
1 Menjelaskan mata Mata rantai  Ceramah  Laptop 2017 tentang
rantai penularan penularan interaktif  LCD pencegahan dan
 Penugasan  Flipchart/ pengendalian infeksi
2 Menjelaskan  Latihan kasus Whiteboard  Kementerian Kesehatan
Kewaspadaan Kewaspadaan  Spidol RI, 2014, Permenkes
Standar Standar Nomor 21,Tahun 2013,
 Pointer tentang
Penanggulangan HIV
3 Menjelaskan  Form latihan AIDS
Tatalaksana  Kementerian Kesehatan
Profilaksis Pasca Tatalaksana RI, 2013, Pedoman
Pajanan (PPP). Profilaksis Pasca Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
Pajanan (PPP). HIV.
4 Menjelaskan  Kemenkes RI, 2012,
Prosedur Prosedur Permenkes Nomor 37,
Penyelenggaraan Penyelenggaraan thn 2012, tentang
Jenazah Pasien Jenazah Pasien Penyelenggaraan
Laboratorium
Puskesmas
5 Menjelaskan HAIs  Departemen Kesehatan
6 Melakukan HAIs Republik Indonesia,
Pencegahan dan Pencegahan dan DitJen Pemberantasan
Pengendalian pengendalian infeksi Penyakit Menular dan
Infeksi di tempat Penyehatan Lingkungan
2003, Pedoman
bekerja. Pelaksanaan
Kewaspadaan Universal
di Pelayan an
Kesehatan. Cetakan II.

Nomor : MI-5
Materi : layanan Testing HIV
Waktu : 3 Jpl (T: 1 Jpl; P: 2 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan layanan testing HIV
No POKOK BAHASAN
Tujuan
DAN ALAT BANTU/
Pembelajaran METODE REFERENSI
SUB POKOK MEDIA
Khusus
BAHASAN
Setelah mengikuti  KemKes Tahun
materi peserta 2016 Modul
mampu: pelatihan konseling
1. Menjelaskan 1. Pelayanan HIV lanjutan
pelayanan konseling Konseling dan Tes  Laptop  Permenkes 74
dan tes HIV. HIV: PITC  Ceramah  LCD Tahun 2012
Interaktif  Flipchart tentang Pedoman
2. Menjelaskan 2. Konseling Pra Tes  Penugasan Konseling dan
Konseling pra tes  Role play  LCD Testing HIV.
 Whiteboard  Permenkes 15
3. Menjelaskan Konsep 3. Konsep 5C  Spidol Tahun 2015
5C tentang Pedoman
 Petunjuk
standar pelayanan
penugasan
Menjelaskan Prinsip 4. Prinsip laboratorium untuk
 Lembar
4. Konfidensiality Konfidensiality pemeriksaan HIV
VCT & PITC
dan infeksi
5. Menjelaskan oportunistik.
Konseling Paska Tes. 5. Konseling Paska  Adapted from:
Tes Ministry of Health
and Family
6 Melakukan Layanan 6.Layanan testing Welfare, National
testing HIV HIV AIDS Control
7. Komunikasi terapi Organisation,
a. Pengertian Government of
b. Tujuan India, HIV/AIDS
7 Melakukan Counselling.
Komunikasi terapi
Nomor : MI-6
Materi : Asuhan Gizi pada ODHA
Waktu : 2 Jpl (T: 2 Jpl; P: 1 Jpl; PL: 1)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan Asuhan Gizi pada ODHA

No Tujuan POKOK BAHASAN


ALAT BANTU/
Pembelajaran DAN METODE REFERENSI
MEDIA
Khusus SUB POKOK BAHASAN

Setelah
mengikuti  Laptop 1. Kemenkes RI,
pelatihan peserta  Ceramah  LCD 2014,
mampu: interaktif  Flipchart Permenkes 87
 Penugasa  Whiteboard Tahun 2014,
1. Menjelaskan 1. Asuhan gizi pada ODHA n  Spidol Pedoman
Asuhan gizi pada  Pointer Nasional ART
ODHA 2. Pedoman
 Sound
2. Menjelaskan 2. Tatalaksana Gizi pada Nasional
system
Tata Laksana ODHA Perawatan,
Asuhan Gizi a. Paket asuhan gizi Dukungan dan
. pada ODHA b. Terapi gizi medis Pengobatan
c. Prinsip gizi medis pada bagi Odha:
Odha Departemen
d. Syarat diet Kesehatan RI,
e. Gejala klinis dan 2003, halaman
keterkaitannya dengan 108-117.
gangguan gizi
f. Kebutuhan zat gizi makro
g. Suplementasi zat gizi
No Tujuan POKOK BAHASAN
ALAT BANTU/
Pembelajaran DAN METODE REFERENSI
MEDIA
Khusus SUB POKOK BAHASAN
mikro
h. Keamanan makanan dan
minuman
i. Asuhan gizi pada ibu
hamil dengan HIV
j. Asuhan gizi pada bayi dari
ibu dengan HIV
k. Bahan makanan
Indonesia yang dianjurkan
dikonsumsi Odha

Nomor : MI-7
Materi : Pencatatan dan Pelaporan

Waktu : 3 Jpl (T: 2 Jpl; P: 1 Jpl; PL: 0)


TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan pencatatan dan pelaporan

No POKOK BAHASAN
Tujuan
DAN ALAT BANTU/
Pembelajaran METODE REFERENSI
SUB POKOK MEDIA
Khusus
BAHASAN

Setelah mengikuti  Ceramah  Laptop 1. Kementerian


pelatihan peserta interaktif  LCD Kesehatan RI, 2013,
mampu:  Studi kasus  Flipchart Pedoman Nasional
1. Menjelaskan 1. Pengertian,Tujuan  Penugasan  Whiteboard Monitoring dan
pengertian, tujuan dan Manfaat  Spidol Evaluasi Program
dan Manfaat pencatatan dan  Modul Pengendalian HIV-
No POKOK BAHASAN
Tujuan
DAN ALAT BANTU/
Pembelajaran METODE REFERENSI
SUB POKOK MEDIA
Khusus
BAHASAN
Pencatatan dan pelaporan  Petunjuk AIDS dan IMS
Pelaporan studi kasus 2.
2. Menjelaskan peran 2. Peran setiap jenjang KementerianKesehatan
setiap jenjang administrasi dalam RI, 2013, Petunjuk
administrasi dalam pencatatan dan Operasional Sistem
pencatatan dan pelaporan Informasi HIV-AIDS
pelaporan dan IMS Untuk
3. Mengisi Formulir – 3. Formulir-formulir Kabupaten, Propinsi
formulir yang standar yang dan Pusat
digunakan dalam digunakan dalam 3. Kementerian
pencatatan dan pencatatan dan Kesehatan RI, 2012,
pelaporan pelaporan Petunjuk Teknis
Pengisian Form
Manual Pencatatan
dan Program
Pengendalian HIV-
AIDS dan IMS

Tujuan Pembelajaran Pokok dan Sub Pokok Metode Media dan Alat Referensi
Khusus (TPK) Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini,
peserta dapat: 1. Filosofi BLC sebagai  Ceramah  Bahan tayang 1. Drs.Baderel Munir,MA,
1. Menjelaskan suatu proses awal interaktif Laptop Dinamika Kelompok,
filosofi BLC sebagai suatu internalisasi nilai-nilai  game  LCD
karakter ASN penerapannya dalam
proses awal internalisasi
nilai-nilai karakter ASN  White board Laboratorium Ilmu
2. Menjelaskan 2. konsep revolusi  Flipchart Perilaku, November,
konsep revolusi mental mental  Spidol 2001.
3. Mengidentifika 3. Identifikasi nilai-nilai  Ceramah  Bahan tayang
si nilai-nilai yang harus yang harus dibentuk interaktif Laptop 2. Lembaga Adminstrasi
dibentuk dalam dalam membangun  game  LCD Negara RI,Bina
membangun karakter karakter ASN  Diskusi  White board Suasana Diklat, Modul
ASN Kelompok  Flipchart diklat kewidyaiswaraan
4. Membentuk 4. Komitmen belajar  Spidol
komitmen belajar dengan dengan menerapkan berjenjang tingkat
 Lembar
menerapkan nilai-nilai nilai-nilai karakter ASN penugasan Utama,2006.
karakter ASN menjadi 3. Lembaga Adminstrasi
nilai kelas—norma kelas
Negara RI, Bahan
—kontrol kolektif
Materi Building
Learning Commitment
Training Of Fasilitator
diklat Prajabatan,2014.
Nomor : Materi Penunjang 1
Materi :Membangun Komitmen Belajar (Building Learning Commitment/BLC)
Waktu : 3 Jpl (T = 0 Jpl; P = 3 Jpl; PL: 0 Jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU):Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menciptakan suasana belajar yang
kondusif.

Nomor : MP-2
Materi : Anti Korupsi
Waktu : 2 Jpl (T: 2 Jpl; P: 0 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu memahami Anti Korupsi
Tujuan Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
Pembelajaran Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Khusus (TPK)
Setelah mengikuti  
materi ini, peserta  Curah  Bahan 1. Undang-undang
dapat: 1. Konsep Korupsi penda tayang Nomor 20 Tahun
1. Menjelaskan a. Definisi Korupsi pat  Papan 2001 tentang
Konsep Korupsi b. Ciri-ciri Korupsi  Ceram dan Perubahan Atas
c. Bentuk/Jenis Korupsi ah kertas Undang-undang
d. Tingkatan Korupsi tanya flipcha Nomor 31 Tahun
e. Faktor Penyebab Korupsi jawab rt 1999 tentang
f. Dasar Hukum tentang Korupsi  Diskus  LCD Pemberantasan
2. Menjelaskan 2. Konsep Anti Korupsi i kasus project Tindak Pidana
Konsep Anti 1. Definisi Anti Korupsi  Pemut or Korupsi
Korupsi 2. Nilai-nilai Anti Korupsi aran  Laptop 2. Instruksi Presiden
3. Prinsip-prinsip Anti Korupsi film  White Nomor 1 Tahun
3. Menjelaskan 3. Upaya Pencegahan Korupsi dan board 2013
Upaya Pemberantasan Korupsi 3. Keputusan
 Spidol
Pencegahan a. Upaya Pencegahan Korupsi Menteri
 Film
Korupsi dan b. Upaya Pemberantasan Korupsi Kesehatan Nomor
dokum
Pemberantasan c. Strategi Komunikasi Anti Korupsi 232/ MENKES/
enter/
Korupsi SK/ VI/ 2013
kartun
4. Menjelaskan Tata 4. Tata Cara Pelaporan Dugaan tentang Strategi
anima
Cara Pelaporan Pelanggaran Tindak Pidana Korupsi Komunikasi
si
Dugaan a. Laporan Pekerjaan dan
Pelanggaran b. Pengaduan Budaya Anti
Tindak Pidana c. Tatacara Penyampaian Pengaduan Korupsi
Korupsi
5. Menjelaskan B. Gratifikasi
Gratifikasi a. Pengertian Gratifikasi
b. Aspek Hukum Gratifikasi
c. Gratifikasi merupakan Tindak
Pidana Korupsi
d. Contoh Gratifikasi
e. Sanksi Gratifikasi
Nomor : MP-3
Materi : Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Waktu : 2 Jpl (T: 2 Jpl; P: 0 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menyusun RTL perencanaan pengganggaran kesehatan
terpadu

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Metode Media dan Referensi
(TPK) Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta  Bahan
dapat:  CTJ tayang Pusdiklat Aparatur,
1. Menjelaskan pengertian dan 1. Pengertian dan Ruang  Diskusi  Laptop Standar
ruang lingkup RTL Lingkup RTL kelompok  LCD Penyelenggaraan
2. Menjelaskan unsur-unsur RTL 2. Unsur-unsur RTL  Pleno  Modul Pelatihan, 2012,
 White board Jakarta.
3. Menjelaskan langkah-langkah 3. Langkah-langkah  Flipchart
penyusunan RTL Penyusunan RTL  Spidol
4. Menyusun RTL untuk pelatihan/ 4. Formulir Isian RTL
kegiatan yang akan
diselenggarakan di instansi
masing-masing
23
BAB VI DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN

A.Diagram proses pembelajaran yang digambarkan dalam bentuk bagan di bawah ini adalah memberi aba-aba
tahapan
kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan pada pelatihan ini seperti pada bagan di bawah ini:

PEMBUKAAN
PRE TES

BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC)


PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN: METODE: GAMES, DISKUSI KELOMPOK
Perawat/Bidan
1. Menjelaskan Infeksi Oportunistik dan stadium klinis
2. Melakukan peran perawat dalam penanganan HIV-AIDS
3. Melakukan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak
MEMBUKA WAWASAN: 4. Melakukan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
1. Program Pencegahan dan 5. Melakukan layanan test
Pengendalian HIV-AIDS dan 6. Melakukan Asuhan gizi pada ODHA
PIMS di Indonesia
2. Informasi dasar HIV dan IMS 7. Melakukan Pencatatan dan Pelaporan
dan Perjalanan infeksi AIDS Metode:
Ceramah interaktif
3. Anti Korupsi Penugasan
Praktek lapangan
Study kasus

RTL

PENUTUPAN
EVALUASI

24
B. Proses Pembelajaran:
1. Proses secara umum:
a. Metodologi pelatihan adalah pelatihan ”In Class Training”, dilaksanakan di tempat pelatihan fasilitas pelayanan
kesehatan
b. Pelatihan dilaksanakan 5 hari.
c. Ada materi-materi tertentu yang dilakukan dalam kelas gabungan, dan materi yang sesuai kompetensi khusus
dilakukan di ruangan terpisah baik untuk teori maupun praktik.

2. Berdasarkan jadwal proses pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:


a. Penjajakan awal tentang pengetahuan peserta yang berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan ARTdan teknik
fasilitasi melalui pre tes.
b. Pendinamisan dan penggalian harapan peserta serta membangun komitmen belajar diantara peserta.
c. Pembahasan materi di kelas.
Dalam setiap pembahasan materi, peserta latih dilibatkan secara aktif sepenuhnya dalam proses pembelajaran.
Peserta latih adalah orang dewasa yang telah memiliki pengetahuan /pemahaman dan atau pengalaman terkait
dengan materi yang dibahas. Sehubungan dengan hal itu, pada proses pelatihan dirancang secara interaktif, meliputi
tahapan sebagai berikut:
1. Fasilitator mempersiapkan peserta latih untuk siap mengikuti proses pembelajaran.
2. Fasilitator menyampaikan penjelasan tentang materi dengan metode yang interaktif, memfasilitasi peserta dalam
melakukan pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran atau lembar aktivitas pada setiap modul. Untuk
modul /materi tertentu, fasilitator hanya menyampaikan highlight tentang ruang lingkup bahasan modul,
kemudian peserta melakukan eksplorasi secara aktif.
3. Pada setiap hari kedua dan hari terakhir, pada awal pembelajaran dimulai dengan rivieuw akan materi yang telah
disampaikan sebelumnya
4. Pada setiap akhir sesi menyampaikan rangkuman
5. Penyampaian tentang Teknik Fasilitasi dan Cara Memberikan Instruksi, merupakan pengantar untuk melakukan
mikrofasilitasi serta peningkatan kemampuan dalam memfasilitasi selanjutnya setelah kembali ke tempat tugas.

25
d. Penyusunan rencana tindak lanjut (RTL). Setiap individu atau tim (sesuai angkatan), difasilitasi untuk menyusun
RTL setelah kembali ke tempat tugas masing-masing..
e. Penilaian terhadap peningkatan pengetahuan peserta pada akhir pelatihan, melalui pos tes.

BAB VII PESERTA DAN FASILITATOR


A. Peserta
1. Kriteria peserta
1. Kriteria
1. Peserta adalah sebagai tim (terdiri dari: perawat/bidan yang ditugaskan dalam melakukan layanan
HIV-AIDS dan belum pernah atau sudah pernah tetapi sudah > 3 tahun sebelumnya mengikuti
pelatihan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan HIV-AIDS
Sedang dan akan bekerja untuk Pelayanan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan CST setidaknya
sampai 2 tahun mendatang
2. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian pelatihan selama 5 (Lima) hari mulai acara pembukaan sampai
acara penutupan
3. Berkepribadian dan dapat berkomunikasi dengan baik
4. Mampu mengoperasikan komputer

2. Jumlah peserta
Jumlah peserta per angkatan maksimal adalah 30 orang

B. Fasilitator

Fasilitator berasal dari perawat dan bidan yang berpengalaman dan tersertifikasi akan perawatan, Dukungan dan
pengobatan di RS Penyakit Infeksi Prof. DR. Sulianti Saroso

BAB VIII PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN


A. Penyelenggara
Penyelenggara pelatihan adalah RSPI-SS Jakarta

26
B. Tempat penyelenggaraan
Tempat Penyelenggaraan adalah RSPI-SS

BAB IX EVALUASI PENYELENGGARAAN PELATIHAN


1. Evaluasi terhadap peserta :
a. Pre tes:
Dilakukan pada awal pelatihan sebagai penjajakan terhadap pengetahuan peserta pada awal memasuki pelatihan.
b. Evaluasi keterampilan melalui pengamatan latihan kasus/praktik
c. Post tes
Dilakukan pada akhir pelatihan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pengetahuan peserta setelah mengikuti
pelatihan.

2. Evaluasi terhadap pelatih/fasilitator


Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh penilaian yang menggambarkan tingkat kepuasan peserta
terhadap kemampuan fasilitator dalam menyampaikan pengetahuan dan atau keterampilan menyampaikan materi
kepada peserta dengan baik, dapat dipahami dan diserap oleh peserta yang meliputi:
a. Penguasaan materi
b. Penggunaan metode dan alat Bantu/media
c. Hubungan interpersonal dengan peserta
d. Pemberian motivasi kepada peserta
e. Kemampuan komunikasi (kejelasan bicara, sistematika, penggunaan bahasa).
f. Kemampuan membimbing.
g. Pencapaian TPU dan TPK
h. Kerjasama antar Tim Pelatih

27
3. Evaluasi penyelenggaraan
Evaluasi yang dilakukan peserta terhadap keseluruhan penyelenggaraan pelatihan sebelum pelatihan
selesai/ditutup. Evaluasi antara lain, meliputi:
- Pencapaian tujuan pelatihan secara keseluruhan.
- Tingkat kepuasan terhadap penyelenggaraan secara umum.
- Kenyamanan ruang belajar kelas.
- Kenyamanan ruang belajar praktik
- Penyediaan alat bantu pelatihan di kelas
- Penyediaan alat bantu pelatihan di kelas
- Penyediaan dan pelayanan bahan pembelajaran.
- Penyediaan dan kebersihan kamar mandi.
- Pelayanan sekretariat.

BAB X SERTIFIKAT PELATIHAN

Sertifikat pelatihan diberikan setelah dilakukan penutupan pelatihan.


Persyaratan peserta yang berhak mendapatkan sertifikat adalah:
a. Mendapatkan nilai evaluasi akhir pelatihan minimal 75%.
b. Kehadiran pada pelatihan minimal 95%.

28

Anda mungkin juga menyukai