BAB. I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HIV AIDS dan IMS termasuk diantara penyebab penyakit utama di dunia dan
telah memberikan dampak luas pada masalah kesehatan berupa kesakitan dan
kematian, masalah sosial dan ekonomi di banyak negara termasuk Indonesia.
B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan penatalaksanaan HIV AIDS dan IMS bagi petugas farmasi ini
diselenggarakan dengan memperhatikan:
1. Prinsip Andragogy, yaitu bahwa selama pelatihan peserta berhak untuk:
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya dalam pelayanan obat
kepada pasien HIV AIDS dan IMS.
b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada di dalam
konteks pelatihan.
c. Tidak dipermalukan, dilecehkan ataupun diabaikan keberadaannya.
2. Berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk:
a. Mendapatkan 1 paket bahan belajar pelatihan penatalaksanaan HIV
AIDS dan IMS bagi petugas farmasi di fasyankes serta bahan baca
an lain yang terkait.
b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi dengan
berbagai metode, melakukan umpan balik, dan menguasai materi
pelatihan.
1
c. Belajar dengan modal pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
masing-masing tentang pelayanan obat kepada pasien HIV AIDS dan
IMS di fasyankes .
d. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka.
e. Melakukan evaluasi (terhadap penyelenggara maupun fasilitator)
serta dievaluasi tingkat pemahaman dan kemampuannya dalam
pelayanan obat kepada pasien HIV AIDS dan IMS.
3. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta untuk:
a. Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam
memperoleh kompetensi yang diharapkan dalam pelatihan.
b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil mendapatkan
kompetensi yang diharapkan pada akhir pelatihan.
4. Learning by doing yang memungkinkan peserta untuk:
a. Memperoleh kesempatan melakukan sendiri penerapan teori
dalam praktik pelayanan obat kepada pasien di fasyankes melalui
metode pembelajaran permainan, bermain peran dan latihan-
latihan/praktik.
b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu.
2
BAB II.
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. Peran
Setelah pelatihan peserta berperan dalam penatalaksanaan pasien HIV AIDS
dan IMS di fasyankes terkait tugas kefarmasian dan kewenangannya
B. Fungsi
Dalam menjalankan peranannya, peserta mempunyai fungsi dalam
penatalaksanaan pasien HIV AIDS dan IMS sesuai dengan kewenangannya,
meliputi:
1. Melaksanakan pelayanan kefarmasian
2. Melakukan manajemen logistik
3. Melakukan pencatatan dan pelaporan (Aplikasi SIHA)
C. Kompetensi
3
BAB III.
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu melakukan penatalaksanaan pasien
HIV AIDS dan IMS di fasyankes, sesuai dengan kewenangan dan tugas
kefarmasian.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu:
4
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM PELATIHAN
Untuk mencapai tujuan pelatihan yang telah ditetapkan, maka ditentukan materi
yang akan dibahas, sebagai berikut:
2. Manajemen logistik 1 4 - 5
Keterangan:
T : Teori (Tatap muka) PL : Praktik Lapangan
P: Penugasan (Permainan, Diskusi kelompok/Disko, Simulasi, Bermain peran,
Latihan/Exercise)
1 Jam pelatihan @ 45 menit
5
BAB V.
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
Materi Dasar
Nomor : M D-1
Materi : Program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di
Indonesia
Waktu : 3 Jpl (T: 3 Jpl; P: 0 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu memahami
tentang program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia
6
HIV mendeteksi
PIMS dan HIV
7
Nomor : M D-2
Materi : Pengurangan stigma dan dsikriminasi
Waktu : 4 Jpl (T: 3 Jpl; P: 1 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu memahami
tentang pentingnya pengurangan stigma dan diskriminasi dalam pelayanan di
fasyankes.
8
Materi Inti
Materi Inti (MI
Nomor : M I-1
Materi : Pelayanan kefarmasian
Waktu : 8 Jpl (T: 2 Jpl; P: 6 Jpl; PL: -)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan
pelayanan kefarmasian pasien HIV AIDS di fasyankes
9
5. Melakukan 4. 5. Konseling ad - Curah - LCD dan
konseling herence saat pendapat kelengkap
adherence saat penyerahan - Ceramah annya
penyerahan obat obat ARV Tanya - Flipchart
ARV jawab dan keleng
- Bermain kapannya
peran - Bahan
tayang
- Skenario
Bermain
peran
6. Melakukan 6.Monitoring - Curah - LCD dan
monitoring penggunaan pendapat kelengkap
penggunaan ARV ARV - Ceramah annya
Tanya - Flipchart
jawab dan keleng
- Latihan kapannya
dan Ber - Bahan
main tayang
peran - Petunjuk
latihan
- Skenario
bermain
peran
10
Nomor : M I-2
Materi : Manajemen Logistik
Waktu : 5 Jpl (T: 2Jpl; P: 3 Jpl; PL: )
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan
manajemen logistik
11
Nomor : M I-3
Materi : Pencatatan dan Pelaporan (Aplikasi SIHA)
Waktu : 3 Jpl (T: 1 Jpl; P: 2 Jpl; PL: 0 Jpl )
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan
pencatatan dan pelaporan pasien HIV dan IMS sesuai dengan tugas dan
kewenangannya
12
Materi Penunjang
Nomor : M P -1
Materi : Membangun Komitmen Belajar (BLC)
Waktu : 3 Jpl (T: 0 Jpl; P: 3 Jpl; PL: 0)
TPU :Setelah mengikuti sesi peserta mampu membangun komitmen
belajar selama pelatihan berlangsung.
13
Nomor : M P -2
Materi : Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Waktu : 2 Jpl (T: 0 Jpl; P:2Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mempelajari materi peserta mampu
menyusun rencana tindak lanjut (RTL) setelah kembali ke tempat tugas
14
Nomor : M P -3
Materi : Anti Korupsi
Waktu : 2 Jpl (T: 0 Jpl; P:2Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mempelajari materi peserta mampu memahami tentang anti
korupsi
15
a. Laporan
b. Pengadu
an
c. Tatacara
Penyam
paian Pe
ngaduan
16
BAB VI.
A. Diagram
Pembukaan
Pre Test
Evaluasi Pelatihan
Penutupan
17
B. Proses Pembelajaran
Hari ke 1.
Jadwal acara hari kesatu adalah:
Pendaftaran /pendaftaran ulang peserta
Pre Tes
Pembukaan
Membangun komitmen belajar (BLC): Kegiatan ini ditujukan untuk
mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses pelatihan. Proses
pembelajaran dilakukan dengan berbagai bentuk permainan sesuai dengan
tujuan pelatihan serta diskusi kelompok untuk menentukan harapan,
kekhawatiran terhadap harapan, norma kelas dan kontrol kolektif. Diharapkan
pada akhir BLC peserta, fasilitator dan panitia saling mengenal, dan
mencapai komitmen dalam mengikuti seluruh proses pembelajaran selama
pelatihan. Proses pelatihan dari awal sampai selesai juga menjadi jelas bagi
peserta. Proses BLC dilaksanakan dengan alokasi waktu minimal 3 jam
pelatihan.
Penyampaian Materi Dasar: Merupakan penyampaian dan pembahasan
materi untuk membuka wawasan serta menjadi dasar pemahaman dari
materi-materi selanjutnya yang akan dibahas dalam pelatihan. Materi
tersebut adalah:
o Program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS, dengan
metode curah pendapat (CP) dan Ceramah Tanya jawab (CTJ)
o Pengurangan stigma dan diskriminasi, dengan metode CP, CTJ dan
Permainan/Latihan soal; Diskusi kelompok
Hari ke 2
Pada hari kedua dan selanjutnya adalah pembekalan pengetahuan dan keteram
pilan sesuai dengan tujuan pelatihan
Jadwal acara dan materi inti yang dibahas pada hari kedua:
Refleksi Materi hari ke 1 oleh peserta/tim dipandu oleh fasilitator dan MOT
Pelayanan Kefarmasian, 8 jpl, dengan metode: CP, CTJ, Latihan dan
Bermain peran
Manajemen logistik, 2 jpl, dengan metode: CP, CTJ dan latihan
Hari ke 3
Jadwal acara dan materi inti yang dibahas pada hari ketiga:
Refleksi Materi hari ke 2 oleh peserta/tim dipandu oleh fasilitator dan MOT
Pembahasan materi Manajemen logistik lanjutan, 3 jpl, dengan metode: CP,
CTJ dan latihan
Pembahasan materi Pencatatan dan pelaporan, 4 jpl, dengan metode: CP,
CTJ dan latihan
Pembahasan materi RTL, 2 jpl, dengan metode: CP, CTJ dan latihan.
Penyampaian materi Anti Korupsi, 2 jpl, dengan metode CP, CTJ, pemutaran
film dan video.
18
Hari ke 4
Jadwal acara dan materi inti yang dibahas pada hari keempat:
Refleksi Materi hari ke 3 oleh peserta/tim dipandu oleh fasilitator dan MOT
Evaluasi pelatihan (Pos tes dan Evaluasi penyelenggaraan)
Penutupan
Proses tersebut dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi, tetapi tidak boleh
mengurangi jam pelatihan serta pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
19
BAB VII.
Peserta dan Pelatih
A. Peserta
1. Kriteria :
Peserta pelatihan adalah petugas farmasi yang bekerja di fasyankes
yang menyelenggarakan pelayanan HIV dan IMS.
Pendidikan minimal SMK farmasi
Bersedia mengikuti pelatihan secara penuh
Diharapkan setelah pelatihan peserta masih akan bertugas minimal
selama dua tahun di fasyankes yang menyelenggarakan pelayanan HIV
dan IMS.
2. Jumlah peserta
Jumlah peserta per angkatan idealnya 20 orang, maksimal 30 orang.
B. Pelatih/ Fasilitator
Kriteria:
20
BAB VIII.
Penyelenggara dan Tempat Penyelenggaraan
A. Penyelenggara
1. TOT Penatalaksanaan HIV AIDS dan IMS bagi petugas farmasi di fasyankes
diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan cq Sub Direktorat HIV AIDS
dan PIMS berkoordinasi dengan Pusdiklat SDM Kes BPPSDM Kemenkes
2. Pelatihan bagi tenaga farmasi fasyankes diselenggarakan oleh Dinas
Kesehatan Propinsi
3. Penyelenggaraan harus memenuhi ketentuan penyelenggaraan pelatihan di
lingkungan Kementerian Kesehatan yang berlaku (memenuhi akreditasi
pelatihan)
B. Tempat Penyelenggaraan
Tempat penyelenggaraan pelatihan sebaiknya dilakukan di Institusi Diklat
Kesehatan atau tempat lain yang memiliki fasilitas sarana dan prasarana
pembelajaran yang memadai.
21
Bab IX.
EVALUASI
1. Penguasaan materi
2. Penggunaan metode dan alat bantu/media
3. Hubungan interpersonal dengan peserta
4. Pemberian motivasi kepada peserta
5. Kemampuan komunikasi (kejelasan bicara, sistematika, penggunaan bahasa).
6. Kemampuan menjawab pertanyaan
22
Bab X.
SERTIFIKASI
Penentuan angka kredit pelatihan dilaksanakan berdasarkan lamanya waktu pelatihan dalam
satuan jam pelajaran efektif.
23