Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN

PELAYANAN HIV / IMS

PUSKESMAS TELUK PUCUNG


2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV
menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Setiap
hari ribuan anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia
15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di
Negara - negara berkembang yang belum mampu menyelenggarakan
kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan
kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat
masuknya kasus secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran,
sementara potensi penularan dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui
perilaku seks bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum
aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik,
penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Di Indonesia sendiri kasus HIV pertama kali dilaporkan pada tahun
1987 di Bali. Dari tahun ke tahun kasus hiv aids terus meningkat. Pada tahun
2000 sudah terdapat 220 kasus dan meningkat menjadi 8.194 kasus ditahun
2007.
Hasil survey tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi HIV pada
berbagai populasi kunci yaitu WPS langsung 10,4%; WPS tidak langsung
4,6%; waria 24,4%; pelanggan WPS 0,8% (hasil survey dari 6 kota pada
populasi pelanggan WPS yang terdiri dari supir truk, anak buah kapal,
pekerja pelabuhan dan tukang ojek) dengan kisaran antara 0,2%-1,8%; lelaki
seks dengan lelaki (LSL) 5,2%; pengguna napza suntik 52,4% (STPH 2007).
Sedangkan untuk wilayah Kota Bekasi, hasil survey menunjukkan bahwa di
Kota Bekasi sudah terdapat 453 orang dengan HIV positif selama semester
1 tahun 2023 ini.
Puskesmas Teluk Pucung adalah salah satu puskesmas di Kota
Bekasi yang memiliki layanan tes HIV/IMS. Di wilayah Teluk Pucung sendiri
sudah ada 3 orang yang positif terkena HIV dan banyak sekali yang terkena
penyakit menular seksual (IMS) yang mana kita tahu bahwa IMS adalah pintu
masuk bagi virus HIV.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan dari penyusunan pedoman ini agar Puskesmas mempunyai
suatu pedoman yang baku untuk penanganan kasus HIV di wilayah Teluk
Pucung.
C. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman ini adalah setiap petugas yang terlibat dalam
pelayanan penanggulangan HIV/IMS baik di dalam gedung (lintas program)
maupuin luar Gedung (lintas sektor).
D. Ruang Lingkup Pelayanan
1. Konseling dan test terutama pada
a. Semua yang termasuk dalam populasi kunci dan populasi rentan
tertular HIV dan Infeksi Menular seksual (IMS), yaitu wanita penjaja
seks (WPS), Lelaki Beresiko Tinggi (LBT), pengguna nafza suntik,
waria, LSL dan pasangan beresiko tinggi
b. Pasien yang berkunjung ke Puskesmas Teluk Pucung yang
menunjukan adanya gejala IMS
c. Semua ibu hamil baik yang berkunjung ke Puskesmas Teluk Pucung
maupun rujukan dari fasilitas kesehatan lain
d. Pasien TBC
e. Calon pengantin (catin)
2. Merujuk pasien dengan HIV positive ke poli layanan CST untuk
mendapatakan terapi ARV sebesar 100%

E. Batasan Operasional
Pelaksanaan penanggulangan HIV/IMS memerlukan dukungan lintas
program, lintas sektor, dan peran serta masyarakat. Pedoman ini mengula situasi
pengendalian pneumonia, kebijakan dan strategi ,kegiatan pokok, peran
pemangku kepentingan.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Dalam pengelolaan HIV dan AIDS ini Puskesmas membutuhkan Tim yang
terdiri dari dokter, bidan, konselor, analis laboratorium serta farmasi.
Sumber Daya Manusia (SDM) dalam penanggulangan HIV dan AIDS
meliputi tenaga-tenaga dalam bidang perencanaan, pelaksanaan, dan
tenaga-tenaga monitoring dan evaluasi di semua tingkat dan di setiap
lembaga pemangku kepentingan.
Setiap program yang direncanakan, dilaksanakan, dimonitor serta
dievaluasi memiliki kebutuhan sumber daya manusia yang berbeda-beda
jenis keahlian dan jumlahnya. Untuk efisiensi penggunaan tenaga, maka
setiap program menetapkan standar kebutuhan minimal ketenagaan. Setiap
perencanaan program perlu memperhatikan kebutuhan kuantitas dan kualitas
sumber daya manusia untuk penyelenggaraan program.
Sumber Daya Manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri
manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makluk sosial yang adaptif
dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi
yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam
tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
SDM perlu dipersiapkan melalui perencanaan kapasitas kerja.
Kegiatan penyiapan dilakukan melalui peningkatan kapasitas untuk perbaikan
kualitas jumlah dan mutu melalui desain dan implementasi sistem
perencanaan, penempatan sesuai bidangnya, pengembangan kapasitas,
jenjang karir, kompensasi dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.
Perencanaan SDM memperhatikan kesetaraan jender, pelibatan bermakna
orang yang terinfeksi HIV dan kepantasan manajemen dan perkembangan
ilmu pengetahuan.
Kebutuhan SDM yang dihitung adalah untuk mencapai setidaknya
80% target program layanan komprehensif. Dasar perhitungan kebutuhan
SDM mencakup jumlah, jenis program dan layanan, jumlah dan jenis
ketenagaan berdasarkan standar kebutuhan minimal.

B. Distribusi Ketenagaan

Tabel kebutuhan sumber daya manusia


1. Tingkat lapangan
- Peer education
- Petugas penjangkau (PO)
- Supervisor program lapangan
- Manajer program di tingkat lapangan
2. Tingkat layanan
- Petugas konselor
- Dokter umum
- Bidan
- Petugas Laboratorium
- Petugas Farmasi
- Petugas Administrasi (Pencatatan dan Pelaporan)

C. Jadwal Kegiatan

NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pemeriksaan triple eliminasi pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
ibu hamil
2 Layanan Konseling dan Tes √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
HIV/IMS
3 Mobile VCT √
4 Merujuk pasien reaktif ke CST √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 Laporan Bulanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
Denah ruangan yang dibutuhkan :
- Ruangan yang dibutuhkan tentunya harus nyaman dan terjamin
privasinya agar pasien merasa kerahasianya terjamin. Adapun
ruangan yang dibutuhkan minimal 3x4 meter.
- Mudah dijangkau dan ada informasi yang jelas tentang tata letak
ruangan
- Ada fasilitas sebagai tempat utuk konsultasi ( meja kursi dan alat
bantu konseling)
Alur pelayanan
- Pada prinsipnya alur pelayanan HIV / IMS di Puskesmas disusun
untuk mempermudah dan menjaga privasi supaya terjaga layanan
yang diberikan kepada
- Alur pelayanan HIV / IMS berbeda dengan pasien umum , namun
meskipun ada perbedaan tetapi rekam medisnya tetap dilengkapi
-

Pasien datang

 Pasien Umum dg rekamedis di


Pendaftaran
 Pasien khusus langsung ke
Psikolog

 Pasien Umum terdiagnosa


oleh dokter
 Penegakkan diagnosis oleh
laboratorium
 Konseling

 Pasien rawat jalan/rujukan


 Monitoring

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Alur pelayanan

- Pada prinsipnya alur pelayanan HIV / IMS di Puskesmas disusun untuk


mempermudah dan menjaga privasi supaya terjaga layanan yang diberikan
kepada

- Alur pelayanan HIV / IMS berbeda dengan pasien umum , namun meskipun
ada perbedaan tetapi rekam medisnya tetap dilengkapi

B. Lingkup Pelayanan HIV/IMS

Pelayanan Penanggulangan HIV/IMS dilaksanakan di dalam Gedung


dan diluar Gedung yang meliputi preventif,promotef,dan kuratif dalam rangka
meningkatkan kesadaran ,sikap dan prilaku Masyarakat untuk memelihara
Kesehatan dalam menanggulangi penyakit HIV/IMS.
Metode pelayanan HIV/IMS :
1. Dalam Gedung : Pemeriksaan Triple Eliminasi Pada Ibu hamil, Konseling dan
tes HIV/IMS bagi catin dan pasien positif TBC, pasien dengan IMS (infeksi
menular seksual)
2. Luar Gedung : kegiatan mobile VCT populasi kunci dan rentan (LSL, WPS,
Waria, Pengguna jarum suntik, pasangan beresiko tinggi)

BAB V
LOGISTIK

Alat-alat yang dipergunakan dalam menunjang kegiatan penanggulangan HIV /


IMS adalah :
1. alat laboratorium (reagen HV dan IMS, alcohol swab, sarung tangan, jarum)
2. modul psikoedukasi mobile VCT
3. form data pasien.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

1. Identitas pasien

- Identitas pasien yang berkunjung ke Puskesmas wajib dilindungi dan


diberikan rasa nyaman dari berbagai macam gangguan sehingga identitasnya
kita rahasiakan.

- Alur layanan menggunakan alur khusus tanpa mengikuti alur pasien


umum, tetapi menggunakan jalur khusus, setelah itu administrasi mengikuti

- Semua petugas kita sosialisasikan bahwa pasien ODHA perlu


ditangani dengan benar dan kita menghilangkan stigma bahwa ODHA harus
dijauhi

2. Kerahasiaan rekam medis penderita HIV AIDS


- Rekam medis diantar dan diambil oleh Petugas Puskesmas tanpa
melalui pasien ODHA baik dari satu unit ke unit yang lain

- Bagi rekam medis yang meskipun sudah diretensi, kita masih


menyimpan sementara di rak retensi selama 5 tahun dan terkunci

- Kepada semua petugas Puskesmas yang menemukan rekam medis


yang tertinggal di poli dan hari itu tidak mungkin dikembalikan ke penyimpan
rekmed maka wajib untuk menyimpan secara baik, dan pagi harinya diserahkan
ke penanggungjawab rekam medis

3. Pengendalian Dokumen
Pengendalian dokumen penting milik pasien sangat dijaga kerahasiaannya dan
ditempatkan di suatu ruangan yang tidak bisa dibaca selain TIM HIV. Dokumen
tersebut antara lain:
a. Biodata lengkap pasien HIV positif
b. Laporan hasil lab pasien
c. Foto

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan HIV/IMS


perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan.

Resiko yang mungkin terjadi pada petugas / Tim Pelayanan HIV/IMS yaitu:
 Resiko terkena tusukan dari jarum pasien HIV bagi petugas laboratorium
 Resiko penularan penyakit komorbid yaitu TBC pada pasien HIV

Upaya pencegahan terhadap resiko harus dilakukan untuk tiap – tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan seminimal mungkin agar kegiatan yang dilaksanakan berjalan
lancar.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pelayanan penanggulangan HIV/IMS dimonitor dan dievaluasi


dengan menggunakan indikator sebagai berikut :

1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal

2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan

3. Ketepatan metode yang di gunakan

4. Tercapainya target pelayanan HIV/IMS

Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini Puskesmas.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas program/lintas
sektor terkait dalam pelaksanaan pelayanan HIV/IMS di Puskesmas.
Penanggulangan HIV/IMS tergantung pada komitmen yang kuat dari semua
pihak sehingga dapat tercapai target dengan meningkatnya kesadaran, sikap,
dan prilaku masyarakat untuk memelihara Kesehatan dalam menanggulangi
penyakit HIV/IMS.

Anda mungkin juga menyukai