Anda di halaman 1dari 16

JUDUL PANDUAN /

PEDOMAN
PANDUAN
PROGRAM PELATIHAN DAN EDUKASI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI RUMAH SAKIT (PPIRS)

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO


DINAS KESEHATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUMBERREJO


Jl. Raya Sumberrejo No. 231 Telp. (0353) 331530
DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. ii
BAB I DEFINISI.............................................................................................. 1
BAB II RUANG LINGKUP............................................................................. 3
BAB III TATA LAKSANA............................................................................. 4
BAB IV DOKUMENTASI............................................................................... 6
BAB V PENUTUP........................................................................................... 7
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 8

ii
Lampiran I : Keputusan Direktur RSUD Sumberrejo
Nomor : 440/ /412.202.40//2022
Tanggal : Juni 2022

PANDUAN PROGRAM PELATIHAN DAN EDUKASI


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT (PPIRS)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUMBERREJO
KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I
DEFINISI

Efektifitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pola pelayanan


kesehatan yang ada serta sikap dan ketrampilan para pelaksananya, juga sangat
dipengaruhi oleh lingkungan, sikap, pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu
tergantung juga pada kerjasama yang positif antara petugas kesehatan dengan
pasien dan keluarganya. Kalau pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan
tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan penyakit, serta keluarga pasien
mau dan mampu berpartisipasi secara positif, maka hal ini akan membantu
peningkatan kualitas kesehatan masyarakat pada umumnya.
Rumah Sakit dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan setiap orang
agar bisa mengendalikan dan memperbaiki kesehatan dirinya serta menjadikan
rumah sakit sebagai tempat kerja yang sehat. Hal ini bertujuan untuk menjamin
dan menjaga keselamatan hidup pasien, staf, pengunjung dan masyarakat.
Promosi kesehatan di Rumah Sakit adalah upaya rumah sakit untuk
meningkatkan kemampuan pasien, klien dan kelompok-kelompok masyarakat,
agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya,
klien dan kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan,
mencegah masalah kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat, melalui pembelajaran dari, oleh dan untuk mereka, sesuai sosial
budaya mereka dan didukung kebijakan public yang berwawasan kesehatan.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian
pasien, keluarga dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan
pencegahannya. Selain itu, promosi kesehatan di rumah sakit juga berusaha
menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga dan pengunjung untuk berperan
secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena
itu, PKRS merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program pelayanan
kesehatandi rumah sakit.

1
Materi tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit,
merupakan salah satu materi yang harus disampaikan dalam PKRS. Upaya
menurunkan resiko infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan, merupakan
salah satu sasaran keselamatan pasien. Hal ini melibatkan peran serta pasien dan
keluarganya, maka pelatihan dan edukasi PPI harus dilakukan sebagai salah satu
bentuk PKRS.
Program Pelatihan dan Edukasi PPIRS adalah setiap kegiatan yang bersifat
memberikan informasi, pembelajaran untuk menumbuhkan pemahaman tentang
berbagai hal yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
sakit, yang selanjutnya diharapkan dapat mengubah perilaku sebagaimana
diharapkan.
Program Pelatihan dan Edukasi ini dapat diwujudkan melalui beberapa
metode, yaitu :
a. Observasi
b. Ceramah
c. Diskusi
d. Simulasi
e. Demonstrasi
f. Praktik Langsung
Sasaran Program Pelatihan dan Edukasi PPIRS
a. Orientasi pegawai baru baik staf klinis maupun non klinis di tingkat
rumah sakit maupun ditingkat unit pelayanan
b. Staf klinis (Profesional Pemberi Asuhan) secara berkala
c. Staf non klinis
d. Pasien dan keluarga
e. Pengunjung
Sarana edukasi yang digunakan dalam PPI meliputi : poster, lembar
penyuluhan, banner, ditempatkan pada lokasi-lokasi yang strategis bagi sasaran
edukasi.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Agar program PPI efektif harus dilakukan edukasi kepada staf klinis dan
non klinis tentang program PPI pada waktu mereka baru bekerja dirumah sakit
dan diulangi secara teratur, edukasi diikuti oleh staf klinis dan staf non klinis,
pasien, keluarga pasien, dan juga pengunjung. Pasien dan keluarga didorong untuk
berpartisipasi dalam implementasi program PPI. Pelatihan diberikan sebagai
bagian dari orientasi kepada semua staf baru dan dilakukan pelatihan kembali
secara berkala, atau paling sedikit jika ada perubahan kebijakan, prosedur dan
praktek yang menjadi panduan program PPI. Berdasar hal diatas maka Rumah
Sakit Umum Daerah sumberrejo menetapkan Program Pelatihan dan Edukasi
PPIRS, yang meliputi :
a. Orientasi pegawai baru baik staf klinis maupun non klinis di tingkat rumah
sakit maupun ditingkat unit pelayanan
b. Staf klinis (Profesional Pemberi Asuhan) secara berkala
c. Staf non klinis
d. Pasien dan keluarga
e. Pengunjung.

3
BAB III
TATA LAKSANA

Dalam memberikan pelayanan informasi dan edukasi pada sasaran (pasien,


keluarga, pengunjung, karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Sumberrejo) harus
menggunakan komunikasi yang efektif agar tepat, akurat, jelas dan mudah
dipahami oleh sasaran, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan
(kesalahpahaman).

PELAKSANAAN :

1. Edukasi kepada pasien, keluarga dan pengunjung


a. Edukasi tentang pencegahan dan pengendalian infeksi untuk pasien dan
keluarganya serta pengunjung rumah sakit diberikan secara terintegrasi
dan berkoordinasi dengan tim PKRS.
b. Edukasi diberikan melalui penyuluhan secara langsung, maupun dengan
menggunakan alat bantu seperti media audiovisual, leaflet, banner,
ataupun poster yang ditempatkan di area Rumah Sakit Umum Daerah
Sumberrejo
c. Materi edukasi yang diberikan diantaranya adalah :
 Pengertian healthcare Associated Infections (HAIs) atau infeksi
nosokomial
 Hand Hygiene
 Hygiene respirasi ( etika batuk )
d. Materi edukasi dapat terus berkembang sesuai dengan perkembangan
ilmu kedokteran yang terbaru dan disesuaikan dengan situasi di Rumah
Sakit Umum Daerah Sumberrejo

e. Edukasi PPIRS dilakukan oleh edukator PKRS yang telah ditunjuk oleh
rumah sakit, bersama dengan tim PPIRS.
2. Pelatihan dan Edukasi kepada karyawan Rumah Sakit Umum Daerah
Sumberrejo
a. Pelatihan dan Edukasi untuk karyawan rumah sakit dilakukan secara
terintegrasi dan berkoordinasi dengan sub bagian kepegawaian dan
pengembangan SDM (Diklat).
b. Pelatihan dan Edukasi karyawan diberikan dalam bentuk Inhouse
Training.

4
c. Materi Pelatihan dan Edukasi karyawan diantaranya adalah :
1) Batasan / pengertian pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
sakit (PPIRS)
2) Kewaspadaan standart dan kewaspadaan isolasi
3) Penerapan bundle HAIs (IADP, VAP, ISK, IDO)
4) Organisasi PPIRS di Rumah Sakit Umum Daerah Sumberrejo
5) Surveilans dan pelaporan
6) Demo dan praktik Hand Hygiene.
7) Demo dan praktik penggunaan APD
8) Demo dan praktik penggunaan Spillkit
d. Evaluasi : Pre dan post tes
3. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan Pelatihan dan Edukasi PPI dibuat tiap awal tahun sebagai
program rutin
4. Pencatatan dan Pelaporan
Semua data pelaksanaan pelatihan dan Edukasi PPI dibuat dalam bentuk
laporan pelaksanaan kegiatan per kegiatan termasuk hambatan yang dialami
pada saat kegiatan berlangsung
5. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dilakukan terhadap semua kegiatan yang direncanakan dan
evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui tingkat capaian yang telah
dilakukan selama ini apakah ada hambatan dan rintangan yang harus
dihadapi sehingga program Komite PPI dapat terealisasi dengan baik dan
tujuan yang diinginkan dapat terwujud.

5
BAB IV
DOKUMENTASI

Program Pelatihan dan Edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi


rumah sakit di dokumentasikan secara terintegrasi dalam kegiatan promosi
kesehatan rumah sakit (PKRS) dan kegiatan pendidikan pelatihan SDM di sub
bagian kepegawaian dan pengembangan sumber daya manusia, selain dalam arsip
dokumen pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit.
Bentuk dokumentasi tersebut diantaranya adalah :

1. Daftar Hadir Peserta Promosi Kesehatan Rumah Sakit


2. Laporan kegiatan promosi kesehatan rumah sakit tentang PPIRS
3. Laporan kegiatan Inhouse Training PPIRS

6
BAB V
PENUTUP

Demikian panduan ini disusun, agar dapat menjadi acuan pelaksanaan


pelatihan dan edukasi oleh edukator rumah sakit yang telah ditunjuk.
Panduan ini bersifat sebagai dasar, terbuka untuk terus disempurnakan dari
waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi
pengendalian infeksi di rumah sakit.
Diharapkan dengan adanya panduan ini, pelatihan dan edukasi PPIRS
dapat terlaksana dan pada akhirnya memberikan kontribusi bagi
keberhasilan program pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit
Umum Daerah Sumberrejo.

DIREKTUR RSUD SUMBERREJO


KABUPATEN BOJONEGORO

dr. RATIH WULANDARI, M.H.


Pembina
NIP. 19790121 201001 2 002

7
Lampiran :

A. Materi pelatihan dan edukasi “ Infeksi nosocomial atau HAIs”


1. Apakah infeksi nosokomial atau HAIs itu ?
Infeksi nosokomial atau dikenal sebagai infeksi yang terkait dengan
pelayanan kesehatan (HAIs : Healthcare Assosiated Infections) adalah
infeksi yang muncul pada pasien setelah 48 jam menjalani perawatan di
rumah sakit. Pasien bisa mendapatkan infeksi ini ketika harus menjalani
suatu tindakan medis dalam perawatannya. Jenis infeksi ini berbeda dari
infeksi yang didapat di masyarakat,dimana infeksi diperoleh di luar rumah
sakit / di luar sarana pelayanan kesehatan.
Namun demikian HAIs dapat dicegah, selain upaya yang dilakukan
oleh setiap petugas kesehatan, keluarga pasien dan pengunjung dapat turut
berperan menurunkan dan mencegah kejadian infeksi ini, dengan cara
yang sangat mudah.
2. Kuman dapat ditemukan di mana saja, bahkan pada kulit kita.
Kebanyakan, kuman ini tidak menyebabkan kita menjadi sakit
karena sistem kekebalan kita mampu melawannya. Namun, ketika
seseorang di rawat di rumah sakit, ia menjadi lebih berisiko sakit, karena
sistem kekebalannya sibuk melawan penyakitnya sendiri. Banyak pasien
juga harus menjalani prosedur invasif dan tindakan operasi, yang dapat
menjadi jalan masuk bagi kuman. HAIs dapat terjadi karena lingkungan
yang terkontaminasi atau terbawa oleh tangan petugas, pengunjung atau
bahkan pasien itu sendiri.
3. Pencegahan yang utama : kebersihan tangan.
Pasien, seluruh keluarga dan pengunjung, serta setiap petugas
kesehatan yang merawat pasien harus melakukan cuci tangan dengan
sabun dan air atau dengan alkohol handrub setiap kali mengunjungi pasien,
sebelum menyentuh / kontak dengan pasien dan setelah meninggalkan
ruangan pasien.
4. Sebagai pasien, bagaimana saya mengetahui bahaya rumah sakit di mana
saya dirawat mengusahakan yang terbaik untuk mencegah HAIs atau
infeksi nosokomial ini ?
Anda bebas bertanya baik kepada dokter maupun perawat tentang
semua hal tentang HAIs. Anda juga dapat mengamati ketersediaan fasilitas
untuk pencegahan HAIs seperti :
a. Apakah tersedia sarana cuci tangan di ruangan pasien, area umum atau

8
di dekat kamar mandi ?
b. Ketika berkunjung di instalasi care unit, apakah pengunjung diminta
untuk menggunakan alat pelindung diri seperti gaun atau skort ?
c. Apakah ada sarana informasi untuk mengingatkan petugas dan
pengunjung tentang pentingnya cuci tangan dan kapan seharusnya
melakukan cuci tangan ? (seperti poster, spanduk, banner dan
sebagainya).
d. Apakah petugas rumah sakit menggunakan alat pelindung diriseperti
sarung tangan, gaun atau skort, topi, masker saat melakukan tindakan?
e. Apakah petugas mencuci tangan sebelum dan sesudah mengunjungi
pasien ?

B. Materi pelatihan dan edukasi “ kebersihan tangan “


Cara terbaik untuk memutuskan rantai penyebaran kuman adalah
dengan melakukan cuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir akan membantu melepaskan kuman melalui gesekan fisik dan
bilasan air. Dekontaminasi menurunkan jumlah kuman di tangan melalui
penggunaan alkohol handrub. Penggunaan alkohol handrub yang benar
bekerja secara efektif menurunkan jumlah mikroba tangan.
1. Kapan saya harus mencuci tangan ?
Setiap orang harus mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
ketika :
a. Ketika tangan tampak kotor.
b. Sebelum makan.
c. Sebelum mempersiapkan makanan.
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh seperti darah, urine atau
muntahan.
e. Setelah mengangganti pampers.
f. Setelah menyentuh binatang atau hewan peliharaan.
g. Setelah menggunaakan kamar mandi atau toilet.
h. Setelah bersin, batuk atau membuang ingus.
i. Sebelum dan sesudah menyentuh orang yang sakit atau terluka.
j. Sebelum dan sesudah berkunjung ke rumah sakit
2. Bagaimana cara mencuci tangan dengan benar ?
a. Basahi tangan dengan air.

9
b. Ambil sabun secukupnya. Sabun cair lebih baik karena kuman dapat
hidup di sabun batangan. Namun jika memang masih digunakan, sabun
harus disimpan di rak sabun di antara pemakaian.
c. Gosok kedua tangan bersama-sama, pastikan seluruh permukaan
tangan, jari-jari dan ibu jari terkena.
d. Gosok punggung tangan dengan menggeser dua tangan (punggungdan
telapak tangan) secara bergantian.
e. Gosok sela-sela jari dengan menggeser dua tangan sambal menyelipkan
jari-jari.
f. Gosok punggung / buku-buku tangan dengan gerakan mengunci antar
dua tangan
g. Gosok ibu jari tangan kiri dengan gerakan berputar dalam genggaman
tangan kanan secara bergantian
h. Gosok ujung-ujung kuku tangan kanan dengan gerakan memutar pada
telapak tangan kiri secara bergantian.
i. Bilas dengan air mengalir menggunakan teknik 6 langkah cuci tangan.
j. Keringkan tangan dengan tissue atau handuk kain yang digunakan
sekali saja. Ingat bahwa handuk yang lembab dapat menjadi tempat
tinggal kuman.
k. Gunakan handuk / tissue / siku tangan untuk menutup kran air.
3. Kapan saya menggunakan alkohol handrub ?
a. Ketika tangan tidak tampak kotor.
b. Jika menyentuh lingkungan yang terkontaminasi.
c. Sebelum atau sesudah menyentuh atau merawat seseorang yang sangat
sakit, orang tua atau bayi atau anak-anak.
d. Setelah bersentuhan dengan kulit orang lain (berjabat tangan,
memegang tangan dan sebagainya) yang sedang sakit flu atau sakitlain.
e. Ketika tidak tersedia sabun dan air mengalir.

C. Materi edukasi “Hygiene respirasi / etika batuk


”Bagaiman cara batuk yang benar ?
a. Tutup mulut dan hidung dengan tissue atau dengan lengan atas bagian
dalam ketika batuk atau bersin.

1
b. Buang tissue pada tempat sampah tertutup.
c. Segera cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, dapat juga
menggunakan handrub yang telah tersedia di seluruh bagian area
pelayanan.
d. Gunakan masker bila sedang influenza, batuk atau sering bersin.

1
PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUMBERREJO
Jl. Raya SumberrejoNo. 231 Telp. (0353) 331530
BOJONEGORO

KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUMBERREJO
NOMOR : 440/ /412.202.40/2022

TENTANG

PANDUAN PROGRAM PELATIHAN DAN EDUKASI PENCEGAHAN


DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT (PPIRS) RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH SUMBERREJO KABUPATEN BOJONEGORO

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUMEBRREJO

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan


Rumah Sakit Umum Daerah Sumberrejo Kabupaten
Bojonegoro, maka diperlukan adanya Panduan Program
Pelatihan dan Edukasi Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit (PPIRS);
b. bahwa Panduan Program Pelatihan dan Edukasi
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
(PPIRS) tersebut merupakan acuan dalam
penyelenggaraan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Rumah Sakit Umum Daerah Sumberrejo Kabupaten
Bojonegoro serta menjaga kesehatan dan keselamatan
pasien maupun tenaga kesehatan;
c. bahwa berdasar pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b di atas, maka perlu ditetapkan
dengan Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun


2004 tentang Praktek Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan;
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77
Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor
27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1128 Tahun 2022
tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 13
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Bojonegoro sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 8 Tahun 2021;
10. Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 9 Tahun 2018
tentang Pola Tata Kelola Rumah Sakit Umum daerah
Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro;
11. Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 96 Tahun 2021
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Bojonegoro;
12. Keputusan Bupati Bojonegoro Nomor
188/226/KEP/412.013/2017 tentang Penetapan
Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah Secara Penuh pada Rumah Sakit Umum
Daerah Kelas D Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro.
MEMUTUSKAN

: KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


MENETAPKAN DAERAH SUMBERREJO KABUPATEN
SUMBERREJO TENTANG PANDUAN PROGRAM
PELATIHAN DAN EDUKASI PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT (PPIRS).

KESATU : Panduan Program Pelatihan Dan Edukasi Pencegahan


dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS) adalah
sebagaimana terlampir yang merupakan satu bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan
kekurangan dalam penetapannya akan diadakan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bojonegoro
PadaTanggal : Juni 2022

DIREKTUR RSUD SUMBERREJO


KABUPATEN BOJONEGORO

dr. RATIH WULANDARI, M.H.


Pembina
NIP. 19790121 201001 2 002

Anda mungkin juga menyukai