Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN PELAYANAN STERILISASI

DILUAR CSSD

RUMAH SAKIT ANNISA


Jalan Karanggan No. 2 Puspasari, Citeureup - Bogor
No.Telp (021) 8756780
BAB I

DEFINISI

A. DEFINISI

Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organism hidup, dalam hal
ini adalah mikroorganisme (Protozoa, fungi, bakteri mycoplasma, virus) yang terdapat
dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik
dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu
metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung
dari asam nukleat, protein atau membrane mikroorganisme tersebut. Agen kimia
untuk sterilisasi disebut sterilan.

B. TUJUAN

1. Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai


2. Mencegah peralatan cepat rusak
3. Mencegah terjadinya infeksi silang
4. Menjamin kebersihan alat
5. Menetapkan produk akhirnya dinyatakan sudah steril dan aman digunakan pasien.
BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Sterilisasi di luar CSSD sebagai berikut :

1. Dekontaminasi
2. Pencucian
3. Pengemasan dan pemberian tanda
4. Proses sterilisasi
5. Penyimpanan
6. Pemantauan kualitas sterilisasi
7. Pencatatan dan pelaporan
BAB III

TATA LAKSANA

Tata laksana pelayanan sterilisasi terdiri dari :

1. Dekontaminasi

Dekontaminasi adalah proses fisik atau kimia untuk membersihkan benda-


benda yang mungkin terkontaminasi oleh mikroba yang berbahaya bagi kehidupan,
sehingga aman untuk proses-proses selanjutnya. Tujuan dari proses dekontaminasi ini
adalah untuk melindungi pekerja yang bersentuhan langsung dengan alat-alat
kesehatan yang sudah melalui proses dekontaminasi tersebut, dari penyakit –
penyakit yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme pada alat-alat kesehatan
tersebut.
Peralatan medis, sarung tangan, dan permukaan harus segera didekontaminasi
segera setelah terpapar darah atau cairan tubuh. Segera setelah digunakan, masukkan
benda-benda yang terkontaminasi kedalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Prosedur ini dengan cepat mematikan virus hepatitis B dan HIV.

2. Pencucian
 Instrument

Sebagian besar (hingga 80%) mikroorganisme yang terdapat dalam darah dan
bahan-bahan organic lainnya bias dihilangkan melalui proses pencucian. Pencucian
juga dapat menurunkan jumlah endospora bakteri yang menyebabkan tetanus dan
gangrene. Pencucian ini penting karena residu bahan-bahan organic bias menjadi
tempat kolonisasi mikroorganisme(termasuk endospora) dan melindungi
mikroorganisme dari proses sterilisasi atau disinfeksi kimiawi.

Proses pencucian meliputi

 Pembilasan : pembilasan alat-alat yang telah digunakan tidak dilakukan


diruang perawatan
 Pembersihan : semua peralatan yang dipakai ulang harus dibersihkan secara
baik sebelum dilakukan proses disinfeksi dan sterilisasi. Peralatan medis
dibersihkan untuk membebaskan materi organic yang menempel seperti darah,
jaringan tubuh dan sebagainya. Kemudian dilanjutkan dengan proses
pengeringan.
 Pengeringan : dilakukan smapai kering

3. Pengemasan dan pemberian tanda


 Instrument
Setiap alat bongkar pasang harus diperiksa kelengkapannya, sementara untuk
bahan linen harus diperhatikan densitas maksimumnya.

Setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan isi dari kemasan, cara
sterilisasi, tanggal sterilisasi dan kadaluarsa proses sterilisasi.

Prinsip-prinsip pengemasan :

1. Sterilan harus dapat diserap dengan baik menjangkau seluruh permukaan


kemasan dan isinya.
2. Harus dapat menjaga sterilitas isinya hingga kemasan dibuka
3. Harus mudah dibukadan isinya mudah diambil tanpa menyebabkan
kontaminasi.

Syarat bahan kemasan pada sterilitas uap :

1. Bahan kemasan harus memudahkan proses pelepasan udara dan penyerapan


uap yang bai pada kemasan dan isinya.
2. Bahan kemasan juga harus mudah kering dan memudahkan pengeringan
isinya

4. Proses sterilisasi

Peralatan medis yang telah terbungkus / terkemas selanjutnya menjalani proses


sterilisasi.

Salah satu upaya pencegahan infeksi nosokomial dirumah sakit adalah melalui proses
sterilisasi yang efektif. Salah satu metode sterilisasi yang efisien dan paling efektif
adalah melalui sterilisasi uap. Uap panas pada suhu, tekanan dan waktu pemaparan
tertentu mampu membunuh mikroba pathogen dengan cara denaturasi protein dan
enzim dan membrane sel.

Untuk dapat menghasilkan barang yang steril, maka perlakuan pre


sterilisasi(dekontaminasi dan pembersihan yang baik, pengemasan yang baik) dan
pasca sterilisasi (penyimpanan) perlu diperhatikan. Kesempurnaan proses sterilisasi
uap tergantung pada proses pengurangan jumlah mikroorganisme sebelum sterilisasi
melalui pembersihan yang baik dan mencegah terjadinya rekontaminasi sebelum
digunakan.

5. Penyimpanan
Setelah selesainya proses sterilisasi, linen dan peralatan medis disimpan dan harus
dijaga kualitas sterilitasnya. Penyimpanan harus diatur secara baik dengan
memperhatikan kondisi penyimpanan yang baik. Penyimpanan yang baik sama
pentingnya dengan proses sterilisasi atau disinfeksi itu sendiri.
Penyimpanan peralatan yang telah disterilkan harus ditempatkan pada tempat
(lemari) khusus setelah dikemas steril pada ruangan :
 Dengan suhu 18oC - 22 oC dan kelembaban 35% - 75%, ventilasi
menggunakan tekanan positif dengan efisiensi particular antara 90%-95%(
untuk particular 0,5 mikron)
 Dinding dan ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat dan mudah
dibersihkan
 Barang yang steril disimpan pada jarak 19cm dari lantai dan minimum 43cm
dari langit-langit, serta 5cm dari dinding serta diupayakan untuk menghindari
terjadimya penempelan debu kemasan.
Ada 2 macam peralatan dilhat dari cara penyimpanan, yaitu:
1. Peralatan yang dibungkus
Umur steril (shelf life) selama peralatan masih terbungkus, semua perlatan
steril dianggap tetap steril tergantung ada atau tidaknya kontaminasi.
Dalam kondisi penyimpanan yang optimal dan penanganan yang minimal,
dapat dinyatakan steril sepanjang bungkus tetap utuh dan kering. Untuk
penyimpanan yang optimal, simpan bungkusan steril dalam lemari
tertutup dibagian yang tidak terlalu sering dijamah, suhu udara sejuk dan
kering, atau kelembaban rendah
2. Peralatan yang tidak dibungkus
Peralatan yang tidak dibungkus harus digumnakan segera setelah
dikeluarkan. Peralatan yang tersimpan di wadah steril dan tertutup apabila
yakin tetap steril paling lama 1 minggu. Tetapi jika ragu-ragu harus
disterilkan kembali
6. Pemantauan kualitas sterilisasi
Pemantauan kualitas sterilisasi yang meliputi :
 Pemantauan proses sterilisasi
o Indicator fisik
Indicator fisik merupakan bagian dari instrumenmesin sterilisai, yang
berupa lampu indicator suhu maupun tekanan yang menunjukan
apakah alat sterilisasi telah bekerja dengan baik. Pengukuran
temperature dan tekanan merupakan fungsi penting dari system
monitoring sterilisasi. Bila indicator mekanik berfungsi dengan baik,
maka setelah proses sterilisasi akan memberikan informasi dengan
segera mengenai temperature, tekanan, waktu, serta fungsi mekanin
lainnya. Indicator fisik tidak menunjukkan bahwa keadaan steril sudah
tercapai, melainkan hanya memberikan informasi dengan cepat
tentang fungsi alat sterilisasi
o Indicator kimia
Indicator kimia adalah indicator yang menandai terjadinya paparan
sterilisasi pada objek yang disterilkan dengan adanya perubahan
warna. Indicator kimia yang digunakan berupa tape yang disebut
dengan autoclave tape yang sensitive terhadap satu atau lebih
parameter sterilisasi. Indicator kimia belum dapat menjamin bahwa
suatu benda sudah melewati kondisi-kondisi sterilisasi pada suati
siklus sterilisasi.
o Indicator biologi
Indicator biologi ini berupa sediaan yang berisi populasi
mikroorganisme dalam bentuk spora hidup dan disertai media
pertumbuhna yang sesuai. Ada yang dimsukkan dalam autoclave dan
ada yang diluar, untuk control positif. Bila spora indicator yang di
dalam autoclave tidak tumbuh setelah diaktifkan, maka diasumsikan
semua semua kemasan dalam kondisi steril. Mikroorganisme yang
digunakan untuk indicator ini yaitu Bacillus stearothermophyllus
(sterilisasi uap) dan Bacillus substillis (sterilisasi etilen oksida dan
sterilisasi panas kering)

7. Pencatatan dan pelaporan


BAB IV

DOKUMENTASI

Pengendalian infeksi nosokomial merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu
pelayanan medis rumah saki. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keterlibatan secara aktif
semua personil rumah sakit, mulai dari petugas kebersihan sampai dengan dokter dan mulai
dari pekerja sampai dengan jajaran direksi. Kegiatannya dilakukan secara baik dan teratur di
semua sarana rumah sakit, peralatan medis dan non medis, ruang perawatan dan prosedur
serta lingkungan.

Dokumen yang wajib disiapkan adalah sebagai berikut :

1. Dokumen regulasi
a. Pedoman instalasi pusat sterilisasi di Rumah Sakit, Depkes RI 2009
b. Kebijakan, panduan dan SPO pelayanan operasional Sterilisasi

Demikian buku pedoman ini dibuat sebagai panduan pelayanan operasional unit sterilisasi
sehingga berjalan dengan baik dan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh undangf-undang
kesehatan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai