Anda di halaman 1dari 10

IKD III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

& ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Dosen Pengajar :

Ibu Niken Fitri Astuti, S.kep., Ners., M.kep

Di Susun Oleh :

Taupik Rohman

Kelas : 2B Keperawatan

STIKes MEDISTRA INDONESIA


TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK

A. DEFINISI KEPERAWATAN GERONTIK

Menurut Miller (1995) yang di sebut gerontology is study of all aspect of


aging including the physical, psychological, social and economical problem of older
people ( cabang ilmu yang membahas atau menangani proses penuaan dan masalah-
masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut, yang meliputi aspek fisik,
mental, sosial, dan ekonomi. Kedua, sebagaimana dikemukakan oleh black dan Jacob
(1997), mengatakan bahwa geriatric study of againg ocus on diagnosis and treatment
of diseases common in aging (cabang ilmu yang membahas tentang masalah penyakit
dan penanganannya yang umum teradi pada lansia). Sementara menurut Depkes
(1999), geriatri adalah cabang ilmu dari gerontologi dan kedokteran yang
mempelajari kesehatan lanjut usia dalam berbagai aspek yaitu promotif, preventif,
dan rehabilitative.

Selanjut apa yang disebut keperawatan lansia? Menurut lueckenotte (2000)


menjelaskan bahwa keperawatan lansia adalah bidang keperawatan spesifik yang
memfokuskan perhatian terhadap pengkajian kesehatan dan status fungsional usia
lanjut, merencanakan, mengimplementasikan pelayanan keperawatan untuk
memenuhi kepatuhan yang terganggu serta mengevaluasi efektivitas dan pelayanan
keperawatan yang di berikan.

B. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tujuan perawatan lanjut usia dapat di uraiakan sebagai berikut :

i. Meningkatkan kemandirian dalam activity daily living (ADL) dengan upaya


promotif, preventif, dan rehabilitatif
ii. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dan kemampuan lansia dalam
melakukan tindakan pencegahan dan perawatan
iii. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat
hidup klien lanjut usia
iv. Menolong dan merawat klien lansia yang menderita penyakit atau mengalami
gangguan tertentu kronis maupun akut) sesuai dengan kemampuan lansia.
v. Mempertahankan kebebasan yang maksimal dengan meningkatkan
kemandirian.

C. FOKUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Fokus keperawatan adalah respons seseorang atau individu yang bersifat


actual, risiko, maupun potensial atau promosi kesehatan. Jadi, focus asuhan
keperawatan gerontik tidak hanya pada kondisi sakit atau kecacatan, tetapi pada
kondisi sehat, yaitu meliputi peningkatan kesehatan (health promotion), pencegahan
penyakit (preventif), mengoptimalkan fungsi mental, dan menganalisis gangguan
umum.

D. RUANG LINGKUP PELAYANAN KEPERAWATAN GERONTIK

Lingkup asuhan keperawatan gerontik meliputi pencegahan terhadap


ketidakmampuan akibat proses penuaan, perawatan yang di tujukan untuk pemenuhan
kebutuhan akibat proses penuaan, dan pemulihan yang di tujukan untuk upaya
mengatasi keterbatasan akibat proses penuaan

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


A. PENDAHULUAN

Permasalahan yang di alamai para lansia adalah mereka mengalami banyak


gangguan kesehatan sehubungan dengan bertambahnya usia. Bila berbicara tentang
menjadi tua, maka kemunduranlah yang akan paling banyak di kemukakan. Akan
tetapi, di samping itu ada sesuatu yang dapat di kaitkan justru meningkat dalam
proses menua, yaitu sensitivitas emosional seseorang, yang akhirnya menjadi sumber
banyak masalah pada masa menua (Nugroho, 1992.

Kesehatan lansia meliputi kesehatan badan, rohani, dan sosial lansia dan
bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Untuk itu di
perlukan adanya suatu proses keperawatan, yang meruppakan penerapan metode
pemecahan masalah ilmiah kepada masalah-masalah kesehatan/keperawatan pasien,
merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan secara sistematis serta menilai
hasilnya (Depkes RI, 1994.

B. DEFINISI

Proses asuhan keperawatan pada usia lanjut adalah sebagaimana di


kemukakan oleh Depkes (1993, yaitu kegiatan yang dimaksud untuk memberikan
bantuan, bimbingan, pengawasan, perlindungan, dan pertolongan kepada lanjut usia
secara individu, seperti di rumah/lingkungan keluarga, panti wreda, maupun
puskesmas, yang di berikan oleh perawat untuk asuhan keperawatan yang masih
dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga
keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu
tenaga keperawatan melakukan suhan keperawatn di rumah atau panti.

C. TUJUAN PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tujuan asuhan keperawatan pada lanjut usia menurut Maryam (2008). Adalah
:

1. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan melalui jalan perawatan dan


pencegahan.
2. Membantu dan mempertahankan serta memperbesar semangat hidup klien lansia.
3. Menolong dan merawat klien lansia yang menderita penyakit.
4. Melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan upay promotif, preventif
dan rehabilittif.
D. PENDEKATAN PERAWATAN LANJUT USIA

Ada beberapa pendekatan perawatan terhadap lanjut usia. Menurut Nugroho


(2000), Pendekatan tersebut adalah pendekatan fisik, pendekatan psikis, pendekatan
sosial, dan pendekatan spiritual.

1. Pendekatan Fisik
Perawat yang memerhatikan kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian-kejadian
yang di alami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ
tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa di capai dan di kembangkan, dan
penyakit yang dapat di cegah atau di tekan progresivitasnya. Perawatan fisik
secara umum bagi klien lanjut usia dapat di bagi atas dua bagian yaitu :
a. Klien lanjut usia yang masih aktif.
b. Klien lanjut usia yang pasif atau yang tidak dapat bangun, yang keadaan
fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit.
2. Pendekatan Psikis
Pada pendekatan psikis perawat mempunyai peranan penting untuk
mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia. Perawat dapat berperan
sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, penampunga
rahasia yang pribadi, dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknya
memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu
yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut
usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip Tripple S yaitu
sabar, simpatik, dan service. Pada dasarnya, Klien lanjut usia membutuhkan
rasa aman dan cinta kasih saying dari lingkungan, termasuk perawat yang
memberikan perawatan. Untuk itu perawat harus selalu menciptakan suasana
yang aman tidak gaduh dan membiarkan mereka dari lingkungan, termasuk
perawat yang memberikan perawatan. Untuk itu perawat harus selalu
menciptakan suasana yang aman, tidak gaduh, dan membiarkan mereka
melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi di milikinya
Perawat harus membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam
memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa keterbatasan
sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik, dan kelainan yang di deritanya. Hal
itu perlu di lakukan karena perubahan psikologi terjadi dengan semakin
lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala, seperti
menurunnya daya ingat untuk peristiwa yang baru terjadi. Berkurangnya
kegairahan atau keinginan, peningkatan kewaspadaan, perubahan pola tidur
dengan suatu kecendrungan untuk tidur di waktu siang dan pergeseran libido.
3. Pendekatan Sosial
4. Pendekatan Spiritual

E. PENGKAJIAN

Status kesehatan pada lansia di kaji secara komprehensif, akurat, dan


sistematis. Informasi yang dikumpulkan selama pengkajian harus dapat
dipahami dan didiskusikan dengan anggota tim, keluarga klien, dan pemberi
pelayanan interdisiplin.

Tujuan dari melakukan pengkajian adalah untuk menentukan


kemampuan klien dalam memelihara diri sendiri, melengkapi data dasar untuk
membuat rencana keperawatan, member waktu pada klien untuk
berkomunikasi. Pengkajian ini meliputi aspek fisik, psikis, sosial, dan spiritual
dengan melakukan kegiatan pengumpulan data melalui wawancara, observasi,
dan pemeriksaan.

F. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Perawat menggunakan hasil pengkajian untuk menentukan diagnosis
keperawatan. Diagnosis keperawatan dapat berupa diagnosis keperawatan
individu, diagnosis, keperawatan keluarga dengan lansia, ataupun diagnosis
keperawatan pada kelompok lansia.
Masalah keperawatan yang di jumpai antara lain ketidakseimbangan
nutrisi: kurang/lebihdari kebutuhan tubuh; kerusakan sensori persepsi:
penglihatan, pendengaran; intoleransi aktivitas; risiko cedera; kerusakan
mobilitas fisik; deficit perawatan diri; Inkontinensia urin; gangguan pola tidur;
isolasi sosial; perasaan berduka; harga diri rendah; penguasaan individu tidak
efektif.

G. RENCANA KEPERAWATAN
Perawat mengembangkan rencana keperawatan pada lansia yang
berhubungan dengan masalah kesehatan lansia dan hal-hal lain yang berkaitan.
Dalam membuat rencana keperawatan perlu dirumuskan pula tujuan, prioritas,
serta pendekatan keperawatan yang di gunakan dalam rencana perawatan.
Rencana keperawatan dapat berupa upaya promotif, preventif, dan
rehabilitative dalam meningkatkan derajat kesehatan lansia. Rencana
keperawatan di tentukan dalam upaya membantu klien memperoleh dan
mempertahankan kesehatan pada tingkat yang paling tinggi, kesejahteraan dan
kualitas hidup, serta untuk mempersiapkan diri dalam menjelang kematian
secara damai.
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam membuat rencana keperawatan
adalah :
1. Sesuaikan dengan tuuan yang spesifik
2. Libatkan klien dan keluarga dalam perencanaan
3. Kolaborasi dengan profesi kesehatan yang terkait
4. Dokumentasikan rencana asuhan keperawatan yang telah di buat

H. TINDAKAN KEPERAWATAN

Perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana perawatan


yang telah di buat. Perawat memberikan pelayanan kesehatan untuk memelihara
keampuan fungsional lansia dan mencegah komplikasi serta meningkatkan
ketidakmampuan. Tindakan Keperawatan berdasarkan rencana keperawatan dari
setiap diagnosis keperawatan yang telah di buat, dengan didasarkan pada konsep
asuhan keperawatan gerontik

Tindakan keperawatan yang di lakukan pada lansia dapat berupa

1. mMenumbuhkan dan membina hubungan saling percaya


2. Menyediakan penerangan yang cukup: cahaya matahari, ventilasi rumah,
hindarkan dari cahaya yang silau.
3. Meningkatkan rangsangan panca indra melalui buku-buku yang di cetak
besar, berikan warna yang dapat dihat.
4. Mempertahankan dan melatih daya orientasi realitas; kalender, jam, foto,
banyaknya jumlah kunjungan
5. Memberi perawatan sirkulasi,
6. Member perawatan pernafasan
7. Memberi perawatan pada organ pencernaan
8. Memberi perawatan genitourinaria
9. Memberi perawatan kulit, Memberi perawatan Muskuloskeletal,
Memberi perawatan psikososial, Memelihara keselamatan.

I. Evaluasi Keperawatan

a. Perawat bertanggung jawab untuk mengevaluasi status dan kemajuan


klien terhadap pencapaian hasil dari tujuan keperawatan yang telah di
tetapkan sebelumnya
b. Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemajuan status kesehatan klien,
membandingkan respons klien dengan kriteria hasil dan menyimpulkan
hasil kemajuan masalah dan kemajuan pencapaian tujuan keperawatan
klien.
c. Perawat akan mencatat hasil evaluasi dalam lembar evaluasi atau dalam
catatan kemajuan.
Daftar Pustaka

Mia fatma Ekasari. 2006. Panduan Pengalaman Belajar, Keperawatan keluarga,


keperawatan gerontik, keperawatan komunitas Jakarta EGC

Sumaryo dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik CV. Andi Offset

Noorkasiani, S.Tamher. 2006. Kesehatan Usia Lanjut dengn Pendekatan Asuhan


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai