Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

PSIKOSOSIAL PADA PASIEN


ANSIETAS MENJELANG AJAL
Tujuan pembelajaran
1. Mengkaji pasien dengan anxietas
menjelang ajal
2. Menetapkan diagnosa keperawatan
ansietas pasien menjelang ajal
3. Melakukan tindakan keperawatan
pada pasien ansietas menjelang
ajal
4. Melakukan tindakan keperawatan kepada
keluarga dengan anxietas pasien
menjelang ajal
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan
keluarga dalam menghadapi anxietas
menjelang ajal
6. Mengevaluasi kemampuan keluarga
menerima kematian pasien dengan
anxietas menjelang ajal.
7. Mendokumentasikan hasil asuhan
keperawatan pada pasien/keluarga
menjelang ajal.
B. Pengkajian keperawatan pada
pasien/keluarga menjelang ajal

1. Pengertian
► Menjelang ajal :kondisi yg secara medis dan
legal sudah tidak dapat diobati dan amat
berhubungan dengan kematian atau fase
akhir dari kehidupan.
► Kematian : kematian cerebral/otak atau
kematian batang otak
2. Tanda dan gejala
a. Menjelang ajal
Respon individu thd kondisi menjelang ajal

 < 5 tahun
1. Tidak mengerti kematian
2. Mulai melihat kehilangan dan
kematian sbg pengalaman
3. Meyakini bahwa kematian adalah
pergi sementara/tidur
4. Menjalankan adanya
ketidaknyamanan bergerak atau
tidak mampu beraktifitas/ bermain
 5 – 9 tahun
1. Meyakini bahwa kematian adalah
akhir dari segalanya
2. Meyakini bahwa kematian itu
membuat rasa nyaman
3. Kematian dihub. Dgn perkelahian
atau perilaku kekerasan
4. Meyakini ada sesuatu yg
menyebabkan kematian meskipun
hal itu tak berhubungan
 9 – 12 tahun
1. Memahami kematian adlh akhir kehidupan
2. Mulai mengerti akan kematian itu sendiri
3. Membayangkan bahwa setelah kematian
ada sesuatu yang menarik atau
menakutkan.
• 12 -18 tahun
1. Takut menghadapi kematian
2. Banyak memiliki byangan ttg kematian
3. Bertingkah laku yg membahayakan/
menantang maut.
4. Kadang-kadang berfikir kematian dari
sudut agama/keyakinan dan filosofinya
5. Bbrp sama scr emosi belum dapat
menerimanya
6. Kemungkinan menerima tahap-tahap
menjelang ajal secara bertahap
• 18 – 45 tahun
1. Memiliki perilaku menjelang ajal sesuai dengan
agama dan budaya yg dianut
• 45 – 65 tahun
1. Menerima kematian
2. Mengalihkan respon kematian dgn org tua
pasien/kelompok
3. Mengalami kelemahan menjelang ajal
4. Kecemasan menjelang kematian diakhiri tenang
• Lebih dari 65 tahun
1. Takut akan sakit yg
berkepanjangan
2. Melihat kematian sebagai
kebebasan dari rasa nyeri
3. Melihat kematian akan bertemu
dengan keluarga terdahulu/
sesuatu yg diharapkan akan
ditemuinya.
Tanda dan gejala pada anxietas menjelang
ajal ditemui a.l :

• Menarik diri dan pasif


• Menyesali diri dan rasa bersalah
• Takut
• Sukar tidur dan gelisah
• Ketidakmampuan konsentrasi
• Sedih dan menangis
b. Kematian

Dari kondisi fisik serta kaedah triage ke


gawat daruratan, seseorg dikatakan mati/
meninggal bila :
1. Respons thd stimulas eksternal
2. Pergerakan otot : kelemahan otot wajah,
terutama geraham, kesulitan bicara,
kesulitan menelan dll
3. Refleks motorik atau sensorik, ditemui
kondisi sbb :
 Kehilangan rasa sensorik
 Kulit dingin, awalnya dari kaki ketangan,
telinga dan hidung, nadi lambat dan halus
 Penurunan TD, perub. pernafasan
 Kehilangan penglihatan serta kehilangan
rasa dan raba
4. Pemeriksaan tanda-tanda vital :
 Suhu dibawah 35 C

 Akral dingin
 Tek darah tdk terdeteksi bahkan
perpalpasi(lwt px manual/tangan)
Latihan 1
Diagnosa keperawatan
Cemas menjelang ajal (death anxiety)
Tindakan keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Pasien percaya pada perawat
2) Pasien mampu menerima ancaman
kematian
3) Pasien mampu mengatasi rasa takut
4) Pasien mampu mengatasi
kecemasannya
5) Pasien menerima dukungan emosional,
sosial dan spiritual.
6. Pasien mempunyai harapan yang
positif terhadap kematian
7. Pasien menerima kematian dengan
damai
b. Tindakan keperawatan
1. Membina hubungan saling percaya
• Mengucapkan salam setiap kali
berinteraksi dgn pasien
• Berkenalan dengan pasien
• Menanyakan perasaan dan keluhan
pasien saat ini.
• Buat kontrak asuhan
• Jelaskan bahwa saudara akan
merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi.
• Setiap saat tunjukan sikap empati
terhadap pasien
• Penuhi kebutuhan dasar pasien bila
memungkinkan.
2. Mendiskusikan kondisi penyakitnya
pasien
3. Mendorong pasien mengungkapkan
perasaan ketakutan dan kecemasan
akan penyakit dan kematian.
4. Membantu cara-cara mengatasi
ketakutan dan kecemasan akan
penyakit dan kematian.
5. Mendorong dan mendukung pasien
mengungkapkan harapan-harapan
positif akan kematian.
Latihan
SP1 Pasien
Membina hub. Saling percaya,
mendiskusikan penyakit, mendorong
mengungkapkan perasaan ketakutan

Anda mungkin juga menyukai