Anda di halaman 1dari 21

PERAWATAN MENJELANG AJAL

ELIS HARTATI
A. Perawatan Menjelang Ajal (Hospice
dan Palliative Care)
 Dying(Sekarat/ Menjelang mati) adalah bagian dari kehidupan yang
merupakan proses menuju kematian
 Bagi penderita yang keadaannya tidak sadar/koma, semua fungsi organ
jelas tidak bisa membaik dengan berbagai pengobatan, keadaan yang jelas
tidak memberi harapan
 kematian adalah apabila seseorang tidak lagi teraba denyut nadinya, tidak
bernafas selama beberapa menit dan tidak menunjukan segala reflex, serta
tidak ada kegiatan otak (Suseno, 2004)
Teori – teori dying (menjelang ajal /
sekarat)
 Teori yang dikenal dalam bidang kematian dan menjelang ajal adalah
Elizabeth Kubler Ross
1. Tahap I, penyangkalan (denial) dan isolasi
2. Tahap II, kemarahan
3. Tahap III, tawar menawar
4. Tahap IV, depresi : kehilangan yang terjadi di masa lalu dan
kehilangan hidup yang akan terjadi. Disebut sebagai persiapan berduka
5. Tahap V, penerimaan
Teori – teori dying (menjelang ajal / sekarat)
 Amberton mengisolasi empat strategi koping utama yang digunakan oleh orang yang
menjelang ajal: penyangkalan, ketergantungan, pemindahan, dan regresi.
 Menekankan pada pendekatan tim dalam merawat orang menjelang ajal, fokus pada
pendekatan asuhan paliatif daripada kuratif.
 Pattison mengindentifikasi berbagai mekanisme koping ego yang digunakan oleh
orang yang menjelang ajal pada berbagai titik yang berbeda selama siklus hidup.
Lansia menggunakan altruism, humor, supresi, pikiran, antisipasi, dan sublimasi
untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan terminal.
 Pattison membagi : fase akut, fase kehidupan kronis, fase menjelang ajal, fase akhir.
Tanda-tanda kepastian kematian

1. Rigor mortis
2. Algor moris
3. Post mortem decomposition
Rigor Mortis

 Kekakuan tubuh setelah 2-4 jam mati


 Rigor Mortis terjadi pada organ involunter, kepala, leher, tubuh dan
ekstremitas.
 Mayat harus diletakan terlentang, mulut dan mata tertutup sebelum
rigor mortis
Algor moris

 Penurunan suhu tubuh berlahan-lahan setelah sirkulasi dan


hipotalamus tidak berfungsi.
 Kulit kehilangan elastisitannya dan mudah terbuka.
Post mortem decomposition

 Setelah sistem sirkulasi hilang, kulit menjadi biru kehitaman


karena sel sudah rusak dan terjadi pelepasan Hb
Hospice
 Hospiceadalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana
pengobatan terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi.
 Tujuan hospice : meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman dari
pasien, berlandaskan pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual.
 Perawatan akhir hayat/perawatan terminal adalah suatu proses
perawatan medis lanjutan yang terencana melalui diskusi yang
terstruktur dan didokumentasikan dengan baik, dan proses ini terjalin
sejak awal dalam proses perawatan yang umum/biasa.
Perawatan Paliatif
 Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif untuk meringankan
beban penderita, terutama terutama yang tidak mungkin disembuhkan.
Yang dimaksud tindakan aktif antara lain mengurangi/menghilangkan
rasa nyeri dan keluhan lain serta memperbaiki aspek psikologis, sosial,
dan spiritual
 “stadium paliatif”, yaitu kondisi ketika pengobatan sudah tidak dapat
menghasilkan kesembuhan. c/ dokter mendiagnosa lansia memiliki
penyakit yang mematikan (misal, kanker, stroke, AIDS) juga
mengalami penderitaan fisik, psikologis, sosial, kultural dan spiritual.
Tim Perawatan Paliatif
1. Profesi setiap anggota tim telah dikenal cakupan dan lingkup kerjanya.
2. Para profesional ini bergabung dalam satu kelompok kerja.
3. Secara bersama, menyusun dan merancang tujuan akhir perawatan, melakukan
langkah tujuan pendek.
4. Kepemimpinan dapat terbagi di antara anggota tim, bergantung pada kondisi yang
paling diperlukan oleh pasien lanjut usia.(B/P)
5. Tim adalah motor penggerak semua kegiatan pasien.
6. Proses interaksi adalah kunci keberhasilan.
Kegiatan Perawatan Paliatif

1. Jenis Kegiatan Paliatif :


Fisik, psiko, Sosio, kultural dan spiritual
2. Perawatan Paliatif (ranap, rajal, home care)
Tujuan Perawatan Paliatif (WHO, 2002):

 Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses


yang normal.
 Tidak mempercepat dan menunda kematian lanjut usia.
 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu.
 Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual.
 Berusaha agar lanjut usia yang sakit tetap aktif sampai akhir hayatnya.
 Berusaha membantu mengatasi suasana duka cita keluarga klien lanjut
usia
Pemberdayaan Perawatan Paliatif
 Keluarga pasien
 Pemuka agama (sesuai agama klien)
 Relawan
 Pekerja sosial
 Dokter
 Psiokolog
 Ahli gizi
 Ahli fisioterapi
 Ahli terapi okupasi
 Perawat.
Prinsip Perawatan Paliatif

 Memberi perawatan paripurna kepada klien lanjut


usia dengan pengawasan dari tim profesional.
B. Tujuan Perawatan Lansia Menjelang
Ajal
 Memenuhi Kebutuhan jasmaniah : Kebutuhan toleransi terhadap rasa sakit (misalnya
sering mengubah posisi tidur, perawatan fisik).
 Kebutuhan emosi : ungkapan sikap dan perasaan klien lanjut usia dalam menghadapi
kematian:
 Lansia mengalami takut mati (ketakutan yang timbul akibat menyadari bahwa dirinya
tidak mampu mencegah kematian)
 Memenuhi keinginan lansia dengan yang mendampinginya. Misalnya lanjut usia
ingin memperbincangkan tentang kehidupan di masa lalu dan kemudian hari. Bila
pembicaraan tersebut berkenan, luangkan, waktu sejenak, karena tidak semua orang
senang membicarakan kematian.
C. Masalah-Masalah Menjelang Ajal

 Komunikasi diadakan seolah memberi beban psikologis pada


keluarga
 Klien paling berhak tahu atas kondisi kesehatannya, akan tetapi
keluarga menyembunyikan dari klien
 Perawat berkewajiban untuk memberikan pandangan yang jelas
mengenai makna kematian bagi individu, keluarga agar keluarga
merasa nyaman dan terhormat
D. Dukungan Spiritual Bagi Lansia dan
Keluarga saat Menjelang Ajal
1. Berikan dukungan emosi
2. Memfasilitasi perkembangan sikap positif pada situasi
tertentu
3. Fasilitasi pertumbuhan spiritual
4. Berikan dukungan spiritual
5. Anjurkan kunjungan pelayanan keagamaan, jika
diinginkan
Contoh soal

 1. Seorang laki-laki berusia 79 tahun. Hasil wawancara didapatkan data : klien


sudah 2 jam yang lalu menginginkan anaknya berkumpul semua, ingin dibacakan
pengajian dari keluarga dan merasa tenang saat keluarga mendo’akan dan mengaji
untuk lansia tersebut. Klien tampak tenang, nadi melambat fkrekuensi 16x/menit,
wajah pucat, palpasi kulit teraba dingin , suhu 35,8C. Apakah kebutuhan utama
lansia dari kasus diatas ?
 A. Mencari arti hidup
 B. Membenarkan adanya kematian
 C. Mencari dukungan keluarga dalam menghadapi kematian
 D. Mengharapkan kebaikan di kehidupan yang akan dialami
 E. Menerima proses kematian agar meninggal dengan damai
Contoh soal
 2. Seorang perempuan berusia 58 tahun memiliki riwayat penyakit jantung 3
tahun yang lalu, kadar gula darah 7 hari yang lalu 550 ml/dl. Sejak 2 hari yang
lalu pulang dari rumah sakit karena anjuran dari Tim Kesehatan sebaiknya dibawa
pulang saja. Hasil pengkajian didapatkan hasil wawancara pada keluarga lansia “
andai tidak dibawa ke rumah, mungkin ibu sudah sembuh karena ada alat-alat
yang lengkap di Rumah Sakit”. Apakah yang dialami keluarga pada kasus diatas?
 A. Menolak
 B. Marah
 C. Tawar menawar
 D. Depresi
 E. Menerima
Contoh soal
 3. Seorang perempuan yang berusia 89 tahun dirawat oleh perawat di rumah.
Keluarga memilih dirumah dengan alasan untuk kenyamanan bersama baik Klien
maupun keluarga yang ada didekat lansia. Sesuai dengan Hirarki kebutuhan lansia
menjelang ajal, Apakah tujuan yang dilakukan oleh perawat pada kasus diatas?:
 A. Bebas dari rasa sakit
 B. Memulihkan energi
 C. Memperoleh keamanan
 D. Mempercayai siapa yang merawat lansia
 E. Mendapatkan motivasi dari yang didengar

Anda mungkin juga menyukai