Anda di halaman 1dari 9

“Dakwah Rasulullah SAW di Makkah dan Madinah”

Dibuat Untuk Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Agama


Islam
Guru Mata Pelajaran : Hj. Ayi Nining, M.Ag.

Nama : Nuning Rahmawati


No Absen : 25
Kelas : X MIPA 4

SMAN 2 Cirebon
Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No.1 Cirebon
Dakwah Rasulullah SAW di Makkah

Selama berdakwah di Makkah, nabi menghadapi kesulitan yang luar biasa , terutama dalam
menghadapi tantangan kaum Quraisy. Nabi mengubah kebiasaan Masyarakat Arab Jahiliyah yang
memiliki tradisi suka berjudi, minum khamar, berzina, menyembah berhala, berperang antar suku, dan
mengabaikan hak-hak manusia.

A. Substansi Dakwah Rasulullah saw. di Makkah


1. Memperbaiki ahlak masyarakat Makkah
Predikat jahiliyah yang melekat pada masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam
lebih kepada keyakinan dan praktik beragama mereka. Masyarakat Arab sebelum Islam
menyimpang dan bahkan meninggalkan ajaran nenek moyang (Nabi Ibrahim dan Nabi
Ismail). Diantara perilaku masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam yang menyimpang
dari ajaran Islam adalah sebagai berikut.
a) Merendahkan derajat kaum wanita
b) Suka bermusuhan
c) Suka mabuk-mabukan
d) Suka melakukan sumpah palsu
2. Memperbaiki dan meluruskan aqidah (tauhid)
Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Arab pernah mengikuti agama samawi, seperti :
a) Agama Hanif; Agama yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim
b) Agama Yahudi; Agama yang dibawa oleh Nabi Musa
c) Agama Nasrani; Agama yang diturunkan kepada Nabi Isa

Pada awalnya, ketiga agama samawi ini pada dasarnya adalah agama tauhid, yakni
agama yang memerintahkan pengikutnya menyembah kepada Allah swt. Yang Maha Esa.
Namun kandungan ajaran agama ini menjadi tidak sesuai aslinya setelah kitab sucinya
diubah oleh golongan pendeta agama tersebut.

Semua praktik agama dan kepercayaan yang menyesatkan tersebut diluruskan oleh Nabi
Muhammda saw. Melalui misi dakwahnya di Makkah. Berikut alas an mengapa Nabi
Muhammad saw. mengajak masyarakat untuk masuk Agama Islam.
a) Islam mengajarkan tauhid dengan menyembah hanya satu Tuhan, Allah swt.
b) Islam mengajarkan kewajiban manusia untuk beribadah kepada Allah swt.
c) Islam mengajarkan manusia tentang kehidupan setelah kematian, yakni Hari Kiamat
d) Islam melarang hidup dengan sombong
e) Islam menjamin keselamatan dunia dan akhirat
3. Menyampaikan persamaan hak derajat manusia
Islam sebagai ajaran agama yang diridhai oleh Allah memandang bahwa setiap manusia
memiliki hak dan derajat yang sama, yakni sama-sama hamba Allah swt. Yang membedakan
antara hamba Allah yang satu dengan yang lain adalah nilai ketaqwaan kepada Allah swt.
Standar persamaan hak dan kewajiban derajat manusia yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad saw. Dalam mengemban misi dakwah Islam di Makkah telah membuat
kelompok masyarakat dan tokoh-tokoh Quraisy marah. Kelompok bangsawan menolak dan
melakukan pemberontakan terhadap dakwah Nabi Muammad saw. Mereka menggunakan
berbagai cara dan upaya agar dakwah Nabi Muhammad saw. gagal.

4. Mengubah kebiasaan bertaklid


Contoh taqlid masyarakat Arab sebelum Islam adalah bila ada orang meninggal sanak
famili dan tetangga berkumpul di rumah duka. Mereka tidak mendoakan mayat, tetapi
begadang dengan bermain judi atau mabuk-mabukan sepanjang malam. Termasuk di
dalamnya adalah mengundang dan membayar sekelompok orang yang memiliki keahlian
menangis untuk Anda tapi atas kematian anggota keluarga.
Cara Nabi mengubah kebiasaan ini adalah dengan menyampaikan kepada keluarga duka
agar tidak merata di kematian seseorang secara berlebih-lebihan apalagi sampai
mengundang orang untuk menangis dan merobek robek baju yang dipakai.

B. Strategi Dakwah Rasulullah saw. di Makkah

1. Melakukan dakwah secara diam-diam

Dakwah secara diam-diam dilakukan oleh Rasulullah selama 3 - 4 tahun. Materi yang
dijadikan prioritas dalam berdakwah secara diam-diam adalah mengesakan Allah,
menyucikan dan membersihkan hati atau jiwa, menguatkan barisan dan meleburkan
kepentingan pribadi ke dalam kepentingan jama’ah.

Cara yang dilakukan oleh Rasulullah adalah mengajak orang-orang yang berada di
lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya untuk masuk
Islam. Dari cara tersebut atas hidayah dan ridha Allah swt. beberapa sahabat masuk Islaam.
Orang-orang yang masuk Islam pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini disebut
Assabiqunal Awwalun atau pemeluk Islam generasi awal. Dakwah Islam di Mekah melalui
strategi diam-diam ini, Nabi Muhammad saw. menggunakan cara lemah-lembut dan selalu
menjauhkan dari sikap konfrontasi.

2. Dakwah secara terang-terangan (terbuka)

Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah
turunnya wahyu yang berisi perintah Allah swt. agar Nabi melaksanakan dakwah secara
terang-terangan. Dakwah secara terang-terangan yang dilakukan oleh Rasulullah di Mekah
dilakukan dalam beberapa tahap dengan cara:

a) Mengundang kaum kerabat dari keturunan Bani Hasyim


b) Rasulullah mengumpulkan para penduduk kota Mekah
c) Rasulullah menyampaikan seruan dakwah kepada para penduduk luar Mekah
Substansi dakwah Rasulullah pada tahap pertama di Mekah selama 13 tahun adalah
mengajak manusia untuk menyembah satu Tuhan saja, yaitu Allah swt.. Rasulullah mengajak
para penganut kepercayaan animisme, dinamisme dan Zoroaster di Mekah menjadi
penganut agama tauhid yaitu Islam.

Misi dakwah Rasulullah di Mekah yaitu membentuk mental dan moral manusia yang
mengesakan Allah, menyucikan dan membersihkan jiwa serta hati, menguatkan barisan dan
meleburkan kepentingan pribadi untuk kepentingan jama’ah.

Alur pelaksanaan dakwah Nabi Muhammad meliputi;

a) Pelaku dakwah
Pelaku pertama dan utama dalam mendakwahkan Islam, adalah Nabi
Muhammad saw. beliau adalah manusia terbaik di sisi Allah swt. sehingga semua
kepribadian dan perilaku beliau menjadi contoh teladan. Aisyah r.a. sebagai istri
Nabi mengatakan semua ahlak Rasulullah adalah Al-Qur’an. Artinya semua isi Al-
Qur’an tercermin dari perilakunya.
b) Tantangan dakwah
Mendakwahkan Islam merupakan hal yang sangat baik dan sangat mulia, serta
pasti ada tantangannya. Tantangan ini dalam berdakwah tidak boleh dijadikan
sebagai penghambat. Sebaliknya, setiap tantangan perlu diubah menjadi sebuah
kekuatan yang mampu mendorong semangat dalam berdakwah.
Ketika kita mendakwahkan Islam dan dihadang oleh hambatan, tantangan, dan
rintangan kemudian berhenti, maka misi berdakwah akan gagal dan berakhir.
Sebaliknya walaupun banyak ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan,
dakwah Islam harus tetap berjalan dan bagi pelakunya akan memperoleh banyak
manfaat dunia dan di akhirat.
c) Strategi dakwah
Strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan. Bagi seseorang yang
mendakwahkan islam wajib memiliki strategi, karena mendakwahkan ajaran islam
memiliki materi dan tujuan yang mulia. Tetapi yang menjadi persoalan adalah tidak
semua yang mulia itu mudah diterima dan berjalan mulus. Sebaiknya sesuatu yang
baik dan mulia, tidak sedikit tantangan dan rintangan yang menghadang keadaan
tersebut membutuhkan strategi yang tepat dan akurat sesuai dengan situasi dan
kondisi.
d) Tujuan dakwah
Tujuan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. adalah agar manusia masuk
Islam dan berperilaku sesuai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari secara
sempurna. Tujuan berdakwah di masa sekarang ini lebih diarahkan untuk
membebaskan umat Islam dari kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan.
Karena ketiga hal tersebut merupakan musuh besar Islam, ketiga hal tersebut harus
diperangi bersama-sama.
Sebagai muslim, kita wajib mengikuti jejak Rasulullah, yaitu mendakwahkan
ajaran Islam dengan tangguh dan penuh semangat, tetapi tetap dengan cara yang
arif dan bijaksana. Artinya, tidak dibenarkan mendakwahkan ajaran Islam dengan
kekerasan
Dakwah Rasululllah saw. di Madinah

A. Memahami Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah saw. di Madinah


1. Substansi Dakwah Rasulullah saw. di Madinah
Materi dakwah Rasulullah saw. di Madinah menitikberatkan pada empat hal, yaitu :
a. Al-‘Adatul Insaniyyah (perikemanusiaan)
b. Asy-Syura (musyawarah/demokrasi)
c. Al-Wahdatul Islamiyyah (persatuan Islam)
d. Al-Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam)

Keempat materi dakwah tersebut didasarkan pada kutipan khotbah yang pertama kali
disampaikan oleh Rasulullah saw. ketika di Madinah. Selanjutnya kalangan ahli sejarah
menyebut kan sebagai pernyataan proklamasi berdirinya daulah Islamiyyah, yaitu
pernyataan berdirinya negara yang berdasarkan prinsip-prinsip ajaran Islam.

Substansi materi dakwah yang disampaikan oleh Rasulullah saw. tersebut bertujuan
agar terbentuknya tata kelola kehidupan masyarakat yang islami, sehingga hukum yang
diterapkan di negeri itu juga hukum Islam. Begitu pula masalah perekonomian umat juga
disusun berdasarkan ekonomi Islam. Dalam hal tata kelola kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan sikap, tindakan, dan akhlak diwajibkan sesuai dengan ajaran Islam.

2. Strategi dakwah Rasulullah saw. di Madinah.

Strategi atau langkah-langkah dan tata cara berdakwah yang dilakukan Rasulullah saw.
dalam menyampaikan ajaran Islam di Madinah berbeda dengan tata cara yang dilakukan
Rasulullah saw. ketika berdakwah di Makkah. Hal tersebut disebabkan perbedaan situasi
dan kondisi masyarakat serta kesiapan menerima dakwah dan kehadiran Nabi Muhammad
saw. di tengah-tengah masyarakat.

Beberapa corak dan ragam strategi dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. antara
lain :

a. Bersikap lemah lembut dan kasih sayang


b. Selalu mengedepankan pemaafan bagi para pengganggunya
c. Memberikan suri teladan atau contoh yang baik
d. Memiliki semangat tanpa mengenal putus asa
e. Menghargai perbedaan dan dinamika terhadap hal-hal yang memiliki perbedaan prinsip
f. Menjalin hubungan baik dengan masyarakat di wilayah sekitar Madinah
B. Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah saw. di Madinah
1. Mendeskripsikan substansi dakwah Rasulullah di Madinah
a. Kajian geografis
Kota Madinah terletak di tengah-tengah daratan negara Arab Saudi. Madinah
termasuk salah satu kota suci bagi umat Islam setelah kota Makkah. Kota Madinah
berjarak kurang lebih 600 km di sebelah utara kota Makkah. Pada masa lalu untuk
menempuh jarak tersebut membutuhkan waktu cukup lama, kurang lebih 1 bulan
dengan mengendarai unta, terlebih-lebih jalan yang dilalui harus melintasi lembah
dan pegunungan.

b. Madinah sebelum hijrahnya Rasulullah saw.


Kota Madinah pada masa sebelum hijrahnya Rasulullah saw. dikenal dengan
nama Yatsrib. Nama tersebut di sudah dikenal sejak zaman jahiliah, karena sebagai
pusat perdagangan. Pada perkembangan berikutnya nama Yatsrib dirubah dengan
nama Madinah. Perubahan tersebut terjadi sejak kedatangan Rasulullah saw. yang
hijrah dari Makkah, hingga sekarang.
Kata Madinah memiliki banyak nama diantara nama tersebut adalah :
 Bait ar-rasul, artinya “Rumah Rasulullah
 Tabah, artinya “yang baik”
 Al-Iman, artinya “beriman”
 Thayyibah, artinya “bersih”
 Al-Habi’bah, Al-Mahbub, artinya “yang dicintai semua orang”
 Darul Hijrah, artinya “rumah hijrah”
 Al-haram, artinya “tanah suci”

c. Substansi dakwah Rasulullah saw. di Madinah


Kedatangan Rasulullah saw. beserta rombongan di Madinah disambut baik oleh
masyarakat Madinah. Dalam catatan sejarah dijelaskan bahwa masyarakat Madinah
yang menyambut kedatangan Rasulullah saw. beserta rombongan tersebut
dinamakan kaum Anshar. Sejak itu pula lah Rasulullah saw. terus melakukan
dakwah kepada masyarakat Madinah.
Sasaran dakwah Rasulullah saw. pada periode Madinah adalah orang-orang
yang sudah masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshar, juga penduduk
Madinah yang belum masuk Islam, serta penduduk di luar kota Madinah, baik dari
kalangan bangsa Arab maupun di luar bangsa Arab.
Dakwah Rasulullah saw. periode Madinah berlangsung selama 10 tahun, yakni
dari semenjak tanggal 12 Robiul awal tahun pertama Hijriyah sampai dengan
wafatnya Rasulullah saw. tanggal 13 Rabi'ul Awwal tahun ke-11 Hijriah.
Secara umum materi dakwah yang disampaikan Rasulullah saw. pada periode
Madinah selain ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat Makkiyah dan hadits
periode Makkah, juga ajaran Islam yang terkandung dalam 25 surah Madaniyah
dan hadits periode Madinah.
Mengacu pada naskah khotbah Jum’at yang pertama kali disampaikan
Rasulullah saw. dapat diketahui bahwa secara substansial materi dakwah di
Madinah berisi hal-hal sebagai berikut:
 Al-Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam)
Membina masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan antara kaum
Muhajirin dengan kaum Anshar, merupakan langkah awal yang dilakukan oleh
Rasulullah saw. ,hal tersebut dilakukan dalam rangka menciptakan “ukhuwah
Islamiyyah” yakni tali persaudaraan sesama muslim. Substansi dakwah yang
dilakukan Rasulullah saw. selama di Madinah lebih menitikberatkan hal-hal yang
berkaitan dengan nilai-nilai sosial kemasyarakatan, seperti pentingnya bersatu
persatuan dan kesatuan umat, ukhuwah islamiyyah, prinsip hidup bertoleransi,
dan saling menghormati.
 Al-Wahdatul Islamiyyah (persatuan Islam)
Dalam upaya menciptakan suasana tentram, damai dan aman, Rasulullah
saw. membuat perjanjian persahabatan dan perdamaian dengan kaum Yahudi
yang berdiam di kota Madinah dan sekitarnya.
 Al-Adatul Insaniyyah (perikemanusiaan)
Sendi-sendi kemasyarakatan seperti ”perikemanusiaan” telah diajarkan
oleh Rasulullah saw. pada saat berdakwah di Madinah. Nilai-nilai tersebut
dikembangkan dalam kehidupan masyarakat dalam bentuk sikap dan tindakan
secara islami, seperti kesantunan, kerendahan hati dan menghindari hal-hal
yang berbau kekerasan.
 Asy-Syura (musyawarah)
Segala tindakan, sikap dan ucapannya termasuk dalam meletakkan
prinsip-prinsip kehidupan bermasyarakat senantiasa mengedepankan
musyawarah, sehingga tercipta kehidupan yang ramah, santun, memperkuat
persaudaraan atas dasar aqidah dengan tetap menghormati adanya perbedaan
keyakinan, sehingga dalam kehidupan bermasyarakat wujud toleransi yang
memberi kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama.

2. Mendeskripsikan Strategi Dakwah Rasulullah saw. di Madinah


Strategi dakwah yang dilakukan di Madinah tidak dapat dipisahkan dari
beberapa faktor yang ada pada saat itu, faktor-faktor tersebut berkaitan dengan kondisi
masyarakat dan daya dukung dari kelompok Muhajirin maupun Anshar, serta kesiapan
dan kebutuhan masyarakat di Madinah.
Beberapa corak dan ragam strategi dakwah Rasulullah saw. yang diterapkan di
Madinah antara lain :
a. Membangun Masjid
Rasulullah saw. menjadikan Masjid sebagai pusat pertemuan dan pembinaan
umat. Dalam pertemuan tersebut banyak hal yang dapat dilakukan, termasuk dalam
berdakwah. Oleh karena itu setibanya di Madinah, pertama kali dilakukan oleh
Rasulullah adalah membangun masjid, sekaligus menjadikannya sebagai institusi
atau lembaga pengelolaan umat.
Masjid sebagai tempat mempersatukan umat. Masjid sebagai lembaga
pembinaan umat, dari masjid pula lah Rasulullah saw. menyebarkan ajaran Islam
yang bersumber dari wahyu Allah swt. Masjid yang pertama kali dibangun Rasulullah
saw. adalah masjid Quba’ dan selanjutnya, Rasulullah juga membangun masjid
Nabawi.
b. Penyampaian dakwah secara santun
Strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat rasa persaudaraan
sesama muslim, serta menciptakan kehidupan masyarakat yang “marhamah”, saling
menghormati sehingga tumbuh rasa persaudaraan yang kuat.
c. Mengedepankan suri teladan atau contoh yang baik
Dalam berdakwah Rasulullah saw. lebih mengedepankan contoh, sehingga lebih
mudah ditiru dan diikuti oleh umat. Strategi ini lebih mudah diterima dan diikuti
oleh masyarakat.
d. Membangun sendi-sendi kehidupan bermasyarakat
Untuk menciptakan kerukunan dan toleransi, dalam berdakwah Rasulullah
menyampaikan aturan yang dikenal dengan istilah “Piagam Madinah”.
Piagam Madinah dimaksudkan untuk membentuk sebuah masyarakat di bawah
naungan Islam. Dalam piagam tersebut memuat pasal-pasal yang mengatur segenap
aspek kehidupan yang berisi tentang aqidah, akhlak, kebajikan, undang-undang,
kemasyarakatan, ekonomi, dan lain-lain. Di dalamnya juga memuat aspek khusus
yang mesti dipatuhi oleh kaum muslimin, seperti tidak menyekutukan Allah,
mengikuti perintah Allah dan rasul-Nya, berhukum dengan hukum Allah dan rasul-
Nya, mengedepankan tolong menolong sesama mukmin, bertakwa dan lain-lain.
Piagam Madinah ini bersifat mengikat dan harus dipatuhi oleh semua penduduk
Madinah, baik muslim maupun non-muslim.
Strategi ini telah menjadikan Madinah sebagai model negara Islam yang santun
dan adil, sehingga disegani oleh musuh-musuh Islam dan bangsa-bangsa lain

C. Menunjukkan Semangat Ukhuwah sebagai Implementasi dari Pemahaman Strategi Dakwah Nabi
di Madinah
Sesuai ajaran Islam, umat Islam wajib memiliki semangat ukhuwah dalam kehidupan
sehari-hari. Semangat ukhuwah ini didasarkan pada implementasi dari pemahaman terhadap
salah satu strategi dakwah Nabi di Madinah, yakni mempersaudarakan kaum Anshar dengan
kaum.
Sikap dan semangat kaum Anshar yang secara tulus dan ikhlas dalam memberikan
pertolongan dan pemenuhan hak kepada saudaranya dalam persaudaraan yang sejati, tidak
boleh berhenti pada masa Rasulullah saw. di Madinah saja. Sebaliknya model semangat
persaudaraan tersebut perlu dilakukan dengan penuh semangat oleh umat Islam sepanjang
zaman, terlebih zaman modern seperti ini, di mana kehidupan manusia cenderung bersifat
individualis, masa bodoh dan tidak lagi peka terhadap kesulitan orang lain.
Jiwa semangat bersaudara kaum Anshar yang perlu tetap untuk diwujudkan oleh umat
Islam terhadap saudara Muslim dalam kehidupan modern seperti sekarang ini adalah :
1. Saling berpelurus kasihan
2. Saling menguatkan
3. Saling menyelamatkan
4. Saling berlomba-lomba dalam ketaqwaan
5. Saling menghibur
6. Tidak saling merendahkan
7. Saling menghormati
8. Menyayangi yang muda dan menghormati yang tua
9. Bersikap lemah lembut rendahkan hati terhadap saudara
10. Menetapkan saudara sebagai proporsional
11. Tidak boleh saling membenci, menghasut, apalagi memutus silaturahmi
12. Dilarang saling mendiamkan
13. Saling berjabat tangan sehingga diampuni dosa-dosanya

Anda mungkin juga menyukai