Anda di halaman 1dari 33

Kelompok 3

“Tari Topeng
Rumyang”

Kelas : X MIPA 4
Anggota :
• Indah
• Khansa
• M.Shidqi
• Nuning
• Salma
Latar
Belakang

Tokoh &
Gerak
Versi

Tari
Rumyang

Kostum,
Lagu
Properti,
Pengiring
Aksesoris

Alat Musik
Pengiring
Latar Belakang Tari Topeng Cirebon
 Tari topeng Cirebon adalah salah satu tarian di wilayah kesultanan Cirebon. Tari
Topeng Cirebon, kesenian ini merupakan kesenian asli daerah Cirebon, termasuk
Subang, Indramayu, Jatibarang, Majalengka, Losari, dan Brebes. Disebut tari topeng
karena penarinya menggunakan topeng di saat menari. Pada pementasan tari Topeng
Cirebon, penarinya disebut sebagai dalang, dikarenakan mereka memainkan karakter
topeng-topeng tersebut.
 Tari topeng ini sendiri banyak sekali ragamnya dan mengalami perkembangan dalam
hal gerakan, maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng
dimainkan oleh satu penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa
orang.
 Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java mendeskripsikan
bahwa kesenian topeng Cirebon merupakan penjabaran dari cerita Panji dimana
dalam satu kelompok kesenian topeng terdiri dari dalang (yang menarasikan
kisahnya) dan enam orang pemuda yang mementaskannya diiringi oleh empat orang
musisi gamelan (bahasa Cirebon: Wiyaga)[1]
Gerak
 Gerak tari ini halus keperempuan-perempuanan. Rumyang
menggambarkan seorang remaja yang akhir baligh atau
beranjak dewasa dan serba ingin tahu (sense of knowledge)
terhadap lingkungan sekitarnya, sekalipun memancarkan
sedikit keragu-raguan. Berdasarkan nilai filosofis-psikologi
itulah, karakter topeng Rumyang tampil dalam gerakan yang
lincah, lembut, tegas, dan terputus-putus.
 Gerakan pada tarian jenis ini mengandung pesan bahwa
setiap manusia yang beranjak dewasa, hendaknya perbanyak
untuk berbuat baik.
 Pasang kedok
menerapkan kedudukan
 Lembayan

berjalan/memulai perjalanannya
 Buang sumping

membuang informasi buruk dalam


perjalanannya
 Pasangan

bersiap diri untuk perjalanan


selanjutnya
 Nglarap

harapan(cikal bakal)
 Buang sumping
 Lembayan klewer

perjalanan yang tercecer (harus sampai


pada tujuan)
 Incek enggok jalaan

nginjak, ngekol perjalanan(mengelola


perjalanan)
 Engkeg miring
jalan bergaya ke samping(hidup yang
bergaya/ria, maka akan sendirinya
tersingkirkan)
 Nglarap
 Kenyut

denyutan dalam perjalanan hidup


 Tindak 3 maju mundur

hitungan maju mundur dalam kehidupan


 Engkeg miring
 Pasangan
 Buang sumping
 Nglarap
 Pakbang miring

memapak perkembangan yang yang miring


(menyamakan perkembangan dalam kehidupan
yang kurang baik, jangan sampai dimunculkan)
 Gedut engkeg

bergaya gendut
 Lembayan
 Buang sumping
 Nglarap
 Gedeg jalan

enggan untuk jalan


 Pasangan
 Ngola sumping

mengolah kabar/informasi
 Buang sumping

membersihkan perbuatan yang


dilakukannya
 Banting tangan kanan kiri
 Gedeg

mengatakan tidak mau pada apa


yang telah diperbuatnya
 Buka kedok

melepaskan sifat/watak
Ada 9 pokok gerak di topeng.
 Adeg adeg, simbol pondasi kehidupan yaitu agama
 Pasang, simbol menerima apa adanya
 Capang, simbol ikhtiar
 Gedig, simbol dari yakin
 Gendut, simbol dari hati-hati
 Jangkungilo, simbol dari introspeksi
 Godeg, simbil dari takwa
 Kenyut, simbol dari sopan santun.
 Banting tangan, simbol dari rajin
Kostum
 Baju yang berlengan
pendek;
 Celana bawah lutut tapi
di atas mata kaki;
 Kain sampur;
 Selendang;
 Krodong, penutup badan
agar bisa menutupi gerak
pinggul atau bokong
pada saat menari;
 Kadang – kadang
dilengkapi dengan boro
(epek).
Aksesoris
 Kace, simbol dari kelebihan
(sifat manusia yang baik),
dipasang pada leher;
 Ikat pinggang yang dilengkapi
badong;
 Mongkron yang terbuat dari
batik lokoan, penutup atau
pelindung rasa siir atau hawa
nafsu;
 Dasi dilengkapi dengan peniti
ukon, mata uang jaman dulu;
 Gelang tangan melambangkan
peringatan agar kita jangan
terlena akan dunia;
 Gelang kaki;
 Kalung,
 Kaos kaki putih sepanjang lutut
menyimbolkan menghindar dari
najis;
 Keris;
 Sobrah, penutup kepala,
mahkota simbol kehormatan:
>Terdapat dua buah sumping yang
dilengkapi dengan jamangan
(indra pendengaran)
>Giwang ukon (indra penglihatan)
>Siger (pusat pemikiran
manusia/otak)
 Anting, ronce bunga atau
biasanya diganti bandul
berwarna yang disusun menjadi
anting panjang .
Properti
 Kedok/Topeng yang terbuat
dari kayu dan cara
memakainya dengan
menggigit bantalan karet
pada bagian dalamnya.
Topeng menggambarkan
perwatakan manusia yang
mengajarkan kebaikan dan
keburukan.
Alat Musik Pengiring
1. Kendang
 Kendang ini berfungsi untuk mengatur
irama dan tempo dari gendhing (lagu yang
dimainkan). Bunyi kendang biasanya
mengatur tempo pokok, irama cepat
maupun lambat dengan tangkap. Cara
memainkan alat musik ini yaitu dengan
cara di tabuh atau dipukul dengan tangan
pada bagian permukaan kulitnya.
 Biasanya permukaan kulit ini terbuat dari
kulit hewan seperti kerbau, sapi, kambing
atau rusa. Namun beberapa pengrajin
Kendang meyakini bahwa penggunaan
kulit kerbau adalah terbaik sebagai bahan
baku karena dianggap lebih awet
ketimbang kulit hewan lain.
 Kendang jumlahnya ada 4, diartikan
sebagai 4 gerakan pokok di dalam shalat
yaitu: berdiri, ruku’, sujud, dan duduk.
2. Gong
 Gong ini merupakan alat musik
gamelan yang paling besar. Alat
ini berfungsi untuk memberi
tanda awal dan berakhirnya
sebuah lagu atau gendhing.
Gong akan memberi rasa
keseimbangan setelah berlalunya
lagu dengan lirik yang panjang.
Salah satu alat musik gamelan
ini dibunyikan dengan cara
dipukul.
 Gong umumnya dibuat bahan
logam kuningan. Biasanya
diletakkan dengan cara
digantung dalam sebuah
panahan.
3. Suling
 Suling merupakan alat musik yang
dimainkan dengan ditiup. Biasanya
terbuat dari kayu atapun dari bambu
yang diberi lubang sebagai penentu
nada atau laras. Salah satu ujungnya
yaitu bagian yang ditiup dinamakan
Jambangan. Jambangan ini
fungsinya untuk mengalirkan udara
hingga menghasilkan getaran udara
dan menjadi bunyi.
 Suling dalam musik gamelan
berfungsi sebagai Pangrengga lagu.
Suara yang dikeluarkan dari alat
musik ini sangat lembut. Karena itu
sangat cocok jika dipadukan dengan
alat musik gamelan lain.
4. Gambang
 Gambang merupakan salah satu alat
musik gamelan yang dimainkan
dengan cara dipukul dengan alat
yang disebut tabuh. Memiliki bentuk
dan suara yang unik dan khas. Pada
dasarnya gambang dibuat dari kayu
dan bagian penghasil nadanya dibuat
dari kayu atau bambu yang dibentuk
menjadi bilah bilah.
 Bilah-bilah tersebut berisi 18 buah
yang biasanya diletakkan disebuah
rak resonantor nada berbentuk mirip
perahu. Bentuk bilah nya disusun
berurutan mulai dari paling kecil
hingga terbesar agar nada yang
dikeluarkan bisa bervariasi.
5. Bonang
 Bonang artinya sewenang-wenang.
 Bonang merupakan alat musik
pendukung gamelan yang penting.
Fungsinya yaitu sebagai penguat
melodi dasar pada sebuah lagu
(gendhing). Bentuknya seperti pot
yang terbuat dari perunggu.
Bonang pada umumnya berjumlah
14 buah yang ditempatkan berjejer
di sebuah tempat menyerupai rak.
 Cara memainkan bonang ini adalah
dengan memukul bagian pot
perunggu menggunakan 2 palu
tabuh. Biasanya palu tabuh ini
dibalut dengan lapisan kain atau
karet pada salah satu ujungnya.
6. Siter
 Dalam pertunjukan gamelan, siter
berfungsi sebagai pengendali
cengkok. Siter dapat mengeluarkan
 suara khas dari 11 dawainya. Pada
umumnya alat musik gamelan ini
dimainkan dengan kecepatan yang
sama dengan alat musik gambang.
Walaupun kebanyakan dimainkan
dengan tempo yang cepat.
 Permainan siter membawa pengaruh
besar dalam pertunjukan gamelan.
Karena jika terjadi kesalahan nada
akan langsung mempengaruhi
permainan alat musik yang lain. Hal
ini otomatis akan merubah ritme
permainan gamelan menjadi tidak
teratur dan kurang harmonis.
7. Rebab
 Rebab dimainkan dengan cara
digesek mirip alat musik biola.
Namun dengan ukuran yang lebih
kecil. Cara memainkannya yaitu
dengan menggesek bagian dawainya
menggunakan alat gesek yang
bentuknya mirip busur panah. Bagian
badan rebab berbentuk bulat dan
bagian lainnya mempunyai ujung
yang panjang.
 Fungsi rebab ini yaitu sebagai
instrument pemuka dan dijuluki
sebagai pemimpin lagu terutama
dalam tabuhan yang lirih. Salah satu
alat musik gamelan ini juga biasa
dimainkan untuk mengiringi sinden
ketika bernyanyi.
8. Kenong
 Kenong pada umumnya
dibuat dari logam
kuningan,besi atau
kuningan. Gamelan yang
bernama kenong ini
fungsinya sebagai penentu
batas-batas gatra dan
berguna untuk menegaskan
irama. Selain itu juga
digunakan untuk mengatur
tempo dari lagu (gendhing)
yang dimainkan. Kenong
dimainkan dengan dipukul
menggunakan alat pemukul.
9. Kempul
 Penampakan kempul sekilas mirip
gong namun lebih kecil. Oleh
karena itu sering disebut gong
kecil. Fungsi kempul ini yaitu
untuk menegaskan irama melodi
dalam sebuah lagu (gendhing).
 Kempul dapat menghasilkan suara
lebih tinggi dari alat musik gong.
Kempul biasanya berjumlah 8
hingga 10 buah yang masing
masing menghasilkan nada yang
berbeda beda. Alat pemukulnya
terbuat dari bahan kayu yang salah
satu bagian ujung(untuk memukul)
diberi lapisan kain yang cukup
tebal.
10. Kethuk
 Dalam permainan
gamelan, kethuk
berfungsi untuk menjaga
keajegan irama agar tetap
harmonis. Cara
memainkan Kethuk ini
adalah dipukul
menggunakan sebuah alat
pemukul yang dibalut
karet atau kain yang
cukup tebal pada
ujungnya.
11. Kempyang
 Kempyang berfungsi
sebagai alat musik ritmis
dalam pertunjukan gamelan.
Selain itu digunakan untuk
membantu kendang agar
menghasilkan sebuah ritme
yang diinginkan. Biasanya
kempyang dimainkan
bersahutan dengan kethuk
hingga menghasilkan bunyi
“Tuk Bluk Tuk Bluk” dan
membentuk harmoni yang
indah.
12. Gender
 Alat musik gamelan
terakhir adalah gender.
Gender dibuat dari logam
kuningan yang dibentuk
menjadi bilah bilah. Pada
umumnya alat music ini
memiliki 10 sampai 14
bilah yang saat dimainkan
menghasilkan nada yang
berbeda. Gender dimainkan
dengan cara dipukul
menggunakan alat bernama
tabuh yang berbentuk bulat
dan ujungnya dilapisi kain.
Lagu Pengiring
 Kembang Kapas Dodoan
 Kembang Kapas Unggah Tenggah
 Kembang Kapas Kering
 Banyu Biru
 Tutul Pindang
 Rog-Rog sem
 Kembang Kapas Geder
 Kacang Buncis dodoan
Tokoh & Versi
 Topeng Rumyang : Dibentuk untuk
melambangkan seorang remaja.
Gaya Beber
 Topeng Rumyang, merupakan sebuah
penggambaran dari jiwa manusia yang sudah
melepaskan nafsu duniawinya dan menjadi
manusia yang harum.
Gaya Gegesik
 Rumyang, menceritakan karakter manusia yang bergejolak
menuju kedewasaan
Gaya Palimanan
 Rumyang, babak Rumyang ini menandai sudah terlepasnya
hawa nafsu duniawi, dipentaskan saat terbitnya matahari, saat
sinar sudah terlihat samar-samar (bahasa Cirebon: ramyang-
ramyang), babak ini dalam gaya Palimanan diterjemahkan
sebagai penemuan jati diri yang sesungguhnya jatiningsun ing
gusti (bahasa Indonesia: diri ini berserah kepada Allah swt),
memproyeksikan jiwa yang centil dan ganjen (bahasa
Indonesia: mencari perhatian) (dalam arti ganjen terhadap
Allah swt) ganjen berlomba-lomba menuntut dan mentaati
peraturan Allah swt serta mulai memandang dunia yang arum
(bahasa Indonesia: harum) yaitu alam akhirat
Gaya Randegan
 Topeng Rumyang Udeng, merupakan sebuah
penggambaran dari jiwa manusia yang sudah
melepaskan nafsu duniawinya dan menjadi
manusia yang harum, berbeda dengan gaya
tetangganya yaitu tari Topeng Cirebon gaya Beber
yang menggunakan penutup kepala khas dalang
Topeng Cirebon (bahasa Cirebon: Sobra), pada
gaya Randegan, babak Rumyang dipentaskan
dengan tidak menggunakan Sobra namun hanya
menggunakan Udeng

Anda mungkin juga menyukai