“Syekh Magelung Sakti” SINOPSIS Syekh Magelung berasal dari negeri Yaman, ia adalah seorang ulama yang memiliki ciri khas yaitu kerap menggulung rambut panjangnya. Rambut Syekh Magelung tidak dapat dicukur oleh pisau cukur manapun, maka dari itu Syekh Magelung mencari seorang sakti yang mampu memotong rambut panjangnya itu. Akhirnya pada malam hari ia bermimpi, bahwa seseorang yang dapat memotong rambutnya berada di pesisir pantai utara, yaitu Cirebon. Seseorang yang dapat memotong rambutnya bernama Sunan Gunung Jati. Yang sekarang ia jadikan sebagai gurunya. Ia ditugaskan oleh gurunya untuk menyebarkan Agama Islam di Cirebon bagian Barat. Disana, Ia mendengar berita tentang sayembara Nyi Mas Ayu Gandasari yang sedang mencari pasangan hidupnya. akhirnya Syekh Magelung Sakti terjun ke arena sayembara dan berhasil memenangkannya. Sunan Gunung Jati menikahkan keduanya dan mereka pun akhirnya resmi menjadi suami isteri. DIALOG Syekh Magelung berasal dari negeri Yaman yang adalah seorang ulama yang memiliki ciri khas yaitu kerap menggulung rambut panjangnya. Konon rambut Syekh Magelung tidak dapat dicukur oleh pisau cukur manapun, maka dari itu Syekh Magelung mencari seorang sakti yang mampu memotong rambut panjangnya itu. Syekh Magelung : Permisi Kyai, apakah Kyai tahu seorang yang sakti di daerah sini? Kyai : Maaf, saya kurang tahu. Untuk apakah maksud Anda kalau saya boleh tahu? Syekh Magelung : Saya bermaksud untuk memotong rambut saya yang sudah sangat panjang. Kyai : Tidak dapatkah Anda memotong rambut dengan sendiri? Syekh Magelung : Saya kerap mencoba memotong rambut saya tetapi tetap saya tidak mampu memotongnya. Oleh sebab itu, saya mencari seorang sakti yang mampu memotong rambut saya. Kyai : Oh, sepertinya di daerah ujung sana terdapat seorang yang sakti, namun ia sudah sangat sepuh. Syekh Magelung : Baiklah, Kyai. Terima kasih atas bantuannya. Saya pamit dahulu, Kyai. Kyai : Tidak perlu sungkan. Namun setelah sampai di tempat yang sudah ditunjukkan oleh Kyai tadi, rambutnya pun tetap tidak dapat dipotong. Akhirnya pada malam hari ia bermimpi, dan mendapat penglihatan bahwa seorang yang dapat memotong rambutnya berada di pesisir pantai utara, yaitu Cirebon. Ia bernazar bahwa siapapun yang berhasil memotong rambutnya, maka Syekh Magelung bersedia dijadikan murid seorang sakti yang dapat memotong rambutnya. Kemudian keesokan harinya, Syekh Magelung berkelana ke Cirebon sesuai yang ia lihat dalam mimpinya. Syekh Magelung : Saya telah berkelana mencari orang sakti ke seluruh daerah di tempat saya tinggal, tetapi tidak ada seorangpun yang dapat memotong rambut saya. Sunan Gunung Jati : Saya dapat memotong rambut anda. Syekh Magelung : Jika memang benar Anda dapat memotong rambut saya, maka saya bersedia menjadi murid Anda. Sunan Gunung Jati : Setelah saya selesai memotong, saya memberikan mandat untuk Anda untuk menyebarkan agama Islam di bagian utara. Syekh Magelung : Baik , saya bersedia Seperti yang sudah dikatakan Syekh Magelung sendiri, Ia bernazar apabila ada seorang sakti yang dapat memotong rambutnya, maka ia bersedia menjadi murid seorang sakti tersebut, dan benar bahwa Sunan Gunung Jati dapat memotong rambutnya. Sesudah itu ia berganti nama menjadi Pangeran Soka. Ia akhirnya sampai di daerah bagian utara Cirebon, dan Ia tinggal di Desa Karangkendal, Kapetakan. Oleh karenanya, Syekh Magelung juga disebut sebagai Pangeran Karangkendal, dan diangkat oleh penguasa Karangkendal yaitu Ki Tarsiman dan Nyi Sekar, yang mempunyai anak sebanyak 25, dan karenanya Ia disebut buyut selawe. Ki Tarsiman : Pada hari ini , saya angkat seseorang bernama Syekh Magelung dan akan berganti namanya menjadi Pangeran Karangkendal. Warga : (Sorak sorai warga) Syekh Magelung : Terima kasih Ki dan Nyai , saya berjanji untuk selalu bersedia menyebarkan agama Islam. Setelah penyebarannya sudah selesai di daerah utara, Ia ditugaskan kembali oleh Sunan Gunung Jati untuk berkeliling ke daerah barat Cirebon setelah selesai mempelajari ilmu tassawuf. Ia mendengar berita tentang sayembara Nyi Mas Ayu Gandasari yang sedang mencari pasangan hidupnya. Syekh Magelung : Siapakah Nyi Mas Ayu Gandasari itu? Warga : Seorang yang sangat cantik jelita dan juga sakti mandraguna. Ia dikenal karena ilmu bela dirinya yang sangat piawai, dan juga keelokannya. Syekh Magelung : Anak dari siapakah ia? Warga : Ia merupakan anak angkat dari Ki Ageng Selapandan yang juga adalah Ki Kuwu Cirebon yang pada waktu itu dikenal juga dengan sebutan Pangeran Cakrabuana yang masih keturunan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Hindu Padjajaran, dan atas desakan dari ayah angkatnya untuk segera menikah. Warga 2 : Nah, oleh karena Nyi Mas Gandasari merupakah perempuan cantik yang pilih tanding, maka dalam mencari pasangan hidupnya ia mengadakan sayembara, barang siapa yang mampu mengalahkannya maka, dia akan bersedia menjadi istri dari orang yang berhasil mengalahkannya dalam adu kesaktian tersebut. Syekh Magelung : Terima kasih atas informasinya. Banyak sejumlah pangeran, pendekar maupun rakyat biasa yang berupaya menjajal kemampuan kesaktian sang putri. Namun diantara semuanya itu, tidak ada yang berhasil. Hingga akhirnya Syekh Magelung Sakti terjun ke arena sayembara. Pendekar : Sungguh kemampuan sang putri tak tertandingkan. Pangeran : Benar yang saya katakan bukan, ia sungguh sakti. Syekh Magelung : Ah, perkara sepele bukan. Lihat saya akan mengalahkan Nyi Mas Ayu Gandasari dengan kesaktian yang saya miliki. Sejatinya kemapuan keduanya berimbang, namun karena faktor kelelahan dari Nyi Mas Ayu Gandasari, maka Nyi Mas Ayu Gandasari menyerah dan berlindung di balik punggung Sunan Gunung Jati. Namun meski Ia sudah berlindung di balik Sunan Gunung Jati, Syekh Magelung tetep menyecarnya dengan serangan-serangan mematikan. Sampai akhirnya tinju sang Syekh hampir mengenai kepala Sunan Gunung Jati, namun anehnya sebelum tinju mendarat di kepala Sunan Gunung Jati, dengan serta merta Syekh Magelung jatuh lemas. Sunan Gunung Jati : Baiklah, maka dengan kesaktian yang dimiliki oleh kedua insang ini. Saya putuskan bahwa dalam pertandingan ini tidak ada satupun yang menang maupun kalah. Warga : (Sorak sorai warga)
Meskipun begitu, Sunan Gunung Jati tetap menikahkan keduanya dan mereka pun akhirnya resmi menjadi suami isteri. TOKOH 1. Syekh Magelung/ Pangeran Soka/ Pangeran Karangkendal (Sosok yang memiliki kesaktian, yaitu memiliki rambutnya yang tidak bisa dipotong) 2. Sunan Gunung Jati (Sesorang yang berhasil memotong rambut Syekh Magelung) 3. Kyai 4. Ki Tarsiman (Penguasa Karangkendal) 5. Nyi Mas Ayu Gandasari /Nyi Mas Panguragan (Putri yang memiliki banyak ilmu beladiri) 6. Warga 7. Pendekar (Seseorang yang berusaha memenangkan sayembara Nyi Mas Gandasari) 8. Pangeran (Seseorang yang berusaha memenangkan sayembara Nyi Mas Gandasari) LATAR (Tempat)
1. Gunung Jati, Cirebon
2. Desa Karangkendal, Kapetakan (Cirebon Bagian Utara) 3. Desa Panguragan, Kabupaten Cirebon (Cirebon Bagian Barat) MAKE UP DAN PROPERTI Make up : 1. Karakter Sunan 2. Karakter Putri 3. Karakter Kyai 4. Karakter Pangeran 5. Karakter Pendekar Properti : 1. Rambut palsu 2. Panggung tempat sayembara 3. Pisau Cukur ILUSTRASI MUSIK DAN SUARA Ilustrasi Musik : 1. Musik suasana di kampung 2. Musik suasana di kerajaan Suara : 1. Saat sedang berkelahi PESAN MORAL 1. Kita harus memiliki sikap pantang menyerah seperti Syekh Magelung sakti, ia terus mencari ke banyak tempat seseorang yang dapat memotong rambutnya. 2. Syekh Magelung Sakti memiliki sikap menepati janji, ia berjanji akan menjadi murid seseorang yang dapat memotong rambutnya. 3. Syekh Magelug Sakti memiliki ilmu beladiri yang banyak, ia mampu mengalahkan Nyi Mas Gandasari dan ia juga pernah mengikuti beberapa pertarungan.