Anda di halaman 1dari 9

P a g e | 429

Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)


Volume 1 No. 4 2018

Tawuran Remaja di Nagari Surantih dan Rawang Gunung


Malelo Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan
Gebri Jasman, Susi Fitria Dewi
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Universitas Negeri Padang
E-mail: gebrielbenz@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penulisan artikel ini untuk mendeskripsikan 3 hal yang meliputi fenomena
tawuran antar geng remaja, faktor penyebab tawuran tawuran antar geng remaja, dan upaya
penanggulangan tawuran antar geng remaja oleh Wali Nagari dan tokoh masyarakat.
Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mewawancarai 11
orang informan yaitu 4 anggota geng remaja, Bhabinkamtibmas Polsek Sutera, Wali Nagari
Surantih, Wali Nagari Rawang Gunung Malelo dan 4 Tokoh masyarakat, observasi selama
lebih kurang 1 bulan dan 2 dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan tawuran antar geng
remaja di kedua Nagari mengakibatkan kerugian materil seperti kerusakan motor pelaku
tawuran dan membuat kekacauan di acara-acara keramaian. Kerugian imateril seperti lebam,
luka-luka dan psikologi remaja yang rusak seperti membentuk kepribadian yang selalu
menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Faktor penyebab tawuran antar geng remaja
meliputi faktor internal yaitu, prilaku agresif antar geng remaja dan rasa solidaritas yang
mengikat karena rasa simpati dan empati diantara anggota geng remaja saat menghadapi
musuh bersama. Faktor eksternal yaitu, lemahnya kontrol orang tua terhadap anak remajanya
dan tidak adanya sanksi yang tegas terhadap gelaran orgen sampai larut malam. Upaya
penanggulangan tawuran melalui musyawarah yang difasilitasi oleh Wali Nagari yang
terlibat tawuran agar bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan akan tetapi bila satu pihak
tidak mau berdamai maka akan dilanjutkan dengan proses hukum melalui aduan kepihak
kepolisian.
Kata Kunci: tawuran, remaja, Pesisir Selatan

ABSTRACT

This article aims to describe 3 things there are the phenomenon of brawl among
adolescent gangs, factors causing brawl between adolescent gangs, and the effort to tackle
brawl among adolescent gangs by Wali Nagari and community leaders. The methodology of
this study used a qualitative approach by interviewing 11 informants, namely 4 members of
a youth gang, Bhabinkamtibmas Sutera Police Station, Wali Nagari Surantih, Wali Nagari
Rawang Gunung Malelo and 4 community leaders, observation for approximately 1 month
and 2 documentation. The results showed that brawls between youth gangs in both Nagari
resulted in material losses such as damage to brawlers and causing chaos at public events.
430 | tawuran remaja..

Immaterial losses such as bruising, injuries and damaged psychology of adolescents such as
forming a personality that always resolves problems with violence. Factors causing brawls
between adolescent gangs include internal factors namely, aggressive behavior between
adolescent gangs and a sense of binding solidarity due to a sense of sympathy and empathy
among adolescent gang members when facing a common enemy. External factors, namely,
the lack of parental control over their teenage children and the absence of strict sanctions on
the mat of the late night. Efforts to tackle brawl through deliberations facilitated by Wali
Nagari involved in the brawl in order to be resolved by means of kinship but if one party does
not want to make peace it will proceed with the legal process through a complaint to the police.
Keywords : brawl, teenagers, Pesisir Selatan

This work is licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
©2019 by author.
P a g e | 429
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 1 No. 4 2018

PENDAHULUAN sebagai solusi allternatif agar


Remaja merupakan masa tawuran remaja ini dapat
transisi dari masa kanak-kanak diminimalisir dan mencegah hal
menuju kedewasaan dan dimasa itu tersebut terulang kembali
terjadi bentuk pertumbuhan dan kedepannya.
perkembangan untuk membentuk Terkait dengan penelitian
jati dirinya. Akan tetapi dalam ini, terlebih dahulu Anjari, (2012)
masa transisi menuju dewasa telah melakukan penelitian ini yang
remaja dipengaruhi oleh pergaulan menganalisa tentang tawuran
dan lingkungan tempat tinggal pelajar secara komprehensif
sehingga remaja terlibat prilaku melalui perspektif kriminologis
kenakalan remaja. Kenakalan perspektif hukum, dan perspektif
remaja adalah salah satu bentuk pendidikan. Kemudian Hasan,
prilaku yang menentang aturan (2015) juga melakukan penelitian
atau norma yang berlaku dalam terkait tawuran. Penelitian tersebut
suatu lingkungan tempat ia tinggal menganalisa akar permasalahan
salah satunya tawuran. Dewasa ini yang menjadi faktor penyebab
tawuran sering terjadi di kalangan tawuran akan menjadi titik tolak
remaja Indonesia dimana KPAI untuk merumuskan solusi yang
mencatat sekitar 202 kasus tawuran tepat sebagai alternatif dalam
terjadi dalam rentang 2 tahun penanganan tawuran. Tictona,
terakhir dan meningkat 1,1% (2015) juga melakukan penelitian
sepanjang 2018. Berbagai kondisi mengenai tawuran. Penelitian
tersebut di atas, peneliti tertarik tersebut terkait upaya penegakan
untuk menulis artikel tentang hukum terhadap fenomena
tawuran antar geng remaja. Hal ini tawuran pelajar di kota Magelang
dikarenakan keprihatinan pada Jawa Tengah. Aprilia, (2014) juga
remaja sebagai generasi muda melakukan penelitian terkait
Indonesia calon-calon penerus tawuran. Penelitian ini
bangsa dan generasi yang penuh menganalisa tentang hubungan
potensi, kelompok manusia yang antara kecerdasan emosi dengan
penuh vitalitas, yang kelak perilaku delinkuesi pada remaja
diharapkan dapat mengisi yang pernah terlibat tawuran di
pembangunan dengan Jakarta.
pengetahuan dan pengalaman yang Rahmania, (2012) meneliti
dimiliki. Oleh sebab itu, tentang hubungan antara persepsi
keprihatinan ini harus terhadap kontrol orang tua dengan
ditindaklanjuti dan perlu dicari kecenderungan perilaku
bentuk intervensi yang tepat delinkuensi pada remaja yang
432 | tawuran remaja..

pernah terlibat tawuran. Ada juga penyelesaian tawuran yang telah


Dewi (2017) yang juga meneliti terjadi. Akan tetapi keberulangan
tentang konflik geng. Penelitian ini tawuran tetap juga terjadi karena
menganalisa adanya rasa kurang ketidakpuasan dari pihak yang
kasih sayang dari orang tua, orang terlibat tawuran dan ia juga
tua yang terlalu sibuk, dan orang mengatakan sebenarnya tawuran
tua yang selalu memanjakan. antar geng remaja ini sering terjadi
Adapun faktor lain yang dapat belakangan ini, akan tetapi yang
mempengaruhi timbulnya diliput oleh media baru kali ini
fenomena geng ini adalah faktor kejadian yang di Pasar Surantih.
lingkungan keluarga, faktor Tawuran tersebut dipicu akan
lingkungan sekolah dan dari diri beberapa hal, diantaranya adanya
sendiri. pertumbuhan geng remaja yang
Tawuran antar geng remaja ada di Nagari Surantih dan Rawang
kini sering terjadi di Nagari Gunung Malelo dikarenakan
Surantih dan Rawang Gunung pengaruh tontonan yang banyak
Malelo. Salah satunya yang dimuat menayangkan sinetron anak geng.
dalam klikpositif.com pada tanggal 2 Sehingga hal tersebut
juni 2018 dengan tajuk “Tawuran di menimbulkan keinginan remaja
Pasar Surantih Pessel, Dua Pemuda untuk membentuk kelompok-
Dilarikan ke Puskesmas”. Tawuran kelompok yang mereka sebut geng
ini mengakibatkan 2 pemuda atas dan sama-sama ingin
nama Roki dan Wendi mengalami memperlihatkan eksistensi di
luka serius dan dilarikan ke masyarakat sehingga berujung
Puskesmas Surantih dan akan tawuran, lemahnya kontrol orang
dirujuk ke Rs. Zaina Zein Painan. tua dan orgen yang masih tetap
Berdasarkan keterangan AKP berlangsung hingga larut malam
Alkadri dua kubu yang tawuran meskipun sudah dibatasi jamnya.
adalah kelompok antara BARST Adapun tujuan dari
(Barisan Siap Tempur) yang berasal penulisan artikel ini adalah untuk
dari rawang dengan BGR (Black mengetahui Fenomena tawuran
Generation) yang berasal dari Pasar antar geng remaja, solidaritas yang
Surantih. membentuk geng remaja di Nagari
Berdasarkan hasil Surantih dan Rawang Gunung
wawancara penulis dengan Ketua Malelo. Kemudian untuk
Pemuda Rawang Bapak Eman dan mengetahui factor penyebab
tokoh masyarakat terkait solusi dari tawuran antar geng remaja di dua
tawuran antar geng remaja adalah nagari tersebut serta untuk
melalui musyawarah dalam rangka mengetahui upaya tokoh
P a g e | 433
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 1 No. 4 2018

masyarakat dan ketua pemuda Fenomena Tawuran Antar Geng


dalam upaya penanggulangan Remaja di Nagari Surantih dan
tawuran antar geng remaja di Rawang Gunung Malelo
Nagari Surantih dan Rawang Fenomena tawuran yang
Gunung Malelo. terjadi di Nagari Surantih dan
METODE PENELITIAN Rawang Gunung Malelo adalah
Penelitian yang digunakan tawuran antar geng remaja dengan
dalam penelitian ini adalah menggunakan senjata berupa kayu,
penelitian deskriptif dengan batu dan botol kaca. Tawuran
menggunakan pendekatan berdampak kerugian materil
kualitatif. Penelitian ini dilakukan berupa perusakan motor dan
di Nagari Surantih dan Rawang pecahnya kaca rumah warga
Gunung Malelo, Kecamatan Sutera, karena lemparan batu saat tawuran.
Kabupaten Pesisir Selatan. Kerugian immateril berupa cedera
Pengambilan data dilakukan secara fisik seperti, lebam dan luka
dengan melakukan wawancara robek. Selain itu tawuran juga
terhadap 11 informan yaitu: berakibat kepada rusaknya
Bhabinkamtibmas Polsek Sutera, psikologi remaja seperti
Wali Nagari Surantih, Wali Nagari menyelesaikan masalah selalu
Rawang Gunung Malelo, tokoh menggunakan kekerasan. Tempat
masyarakat dan anggota geng sering terjadi tawuran di acara-
pelaku tawuran. Observasi acara keramaian seperti orgen yang
dilakukan kurang lebih 1 bulan dan digelar sampai larut malam.
2 dokumentasi. Teknik menguji Hal ini sama dengan
keabsahan data peneliti akan penelitian yang dilakukan
mengggunakan metode teknik Abraham (2015, 2-3) yang
triagulasi data. Teknik analisis data mengatakan bahwa kenakalan
dalam penelitian ini terdiri atas tiga remaja merupakan perbuatan yang
komponen yaitu reduksi data, melanggar norma, aturan, atau
penyajian data, dan verifikasi data. hukum dalam masyarakat seperti
HASIL DAN PEMBAHASAN balap liar, minum minuman keras
dan tawuran. Kenakalan berupa
Berdasarkan hasil temuan
gejala sakit secara sosial yang
terkait tawuran remaja di Nagari
disebabkan oleh bentuk
Surantih dan Rawang Gunung
pengabaian sosial, sehingga
Malelo merujuk kepada hasil
mengembangkan bentuk tingkah
wawancara, observasi dan
laku yang menyimpang.
dokumentasi maka ditemukan
sebagai berikut:

433
434 | tawuran remaja..

Faktor penyebab tawuran antar dalam masyarakat seperti


geng remaja di Nagari Surantih menghisap lem banteng, minum
dan Rawang Gunung Malelo minuman keras, ugal-ugalan bawa
Faktor penyebab tawuran motor dengan knalpot racing dan
antar geng remaja di Nagari tawuran. Hal yang sama juga
Surantih dan Rawang Gunung ditemukan dalam penelitian Khair
Malelo meliputi faktor internal (2019, 3-4) yang mengatakan
yaitu faktor yang berasal dari penyebab tawuran yaitu adanya
dalam diri remaja itu sendiri yaitu reaksi frustasi negatif, gangguan
perilaku agresif antar geng remaja pengamatan dan tanggapan pada
yang membuat rawan terjadinya diri remaja, gangguan cara berfikir
kesalahpahaman yang berujung dan gangguan emosional serta
kepada tindakan tawuran. Rasa pengaruh dari lingkungan
solidaritas yang mengikat mereka keluarga, lingkungan sekolah dan
karena simpati dan empati diantara pergaulan.
aggota geng remaja saat Upaya penanggulangan tawuran
menghadapi musuh bersama. antar geng remaja di Nagari
Faktor eksternal penyebab tawuran Surantih dan Rawang Gunung
yaitu, lemahnya kontrol orang tua Malelo
terhadap anak remaja yang Upaya penanggulangan
membuat anak salah dalam tawuran yang terjadi di Nagari
memilih pergaulannya dan masih Surantih dan Nagari Rawang
adanya gelaran orgen sampai larut Gunung Malelo menggunakan
malam yang merupakan tempat sistim musyawarah dengan cara
sering terjadinya tawuran kekeluargaan difasilitasi oleh
meskipun sudah ada Perda kedua Nagari yang remaja terlibat
Kabupaten Pesisir Selatan No 01 tawuran. Hal itu dikarenakan
Tahun 2016 yang membatasi orgen masyarakat di Sutera banyak
sampai jam 18.00 Wib. basaluak urek maksudnya ada
Hal ini sama dengan hubungan kekerabatan secara garis
penelitian Amin, (2015, 13-14) yang keturunan dan lainnya, dengan
menjelaskan bahwa solidaritas cara mancari aie nan janiah dan
dalam geng terbentuk karena sayak nan landai maksudnya
proses sosial dimana kelompok- penyelesaian yang adil tanpa
kelompok beserta batas-batas memihak dan meletakkan sesuatu
berbentuk dan dipertahankan. pada tempatnya. Selanjutnya istilah
Perilaku kenakalan remaja yang sakik baubek, damam batawa
mereka lakukan adalah perbuatan maksudnya semua kerugian yang
yang melanggar norma yang ada ditimbulkan dalam tawuran seperti
P a g e | 435
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 1 No. 4 2018

lebam, luka-luka dan kerugian melalui jalur hukum yang lebih ahli
materil lainnya akan dikeluarkan dalam penyelesaian konflik yang
biayanya melalui kesepakatan telah terjadi. Hal serupa juga sama
bersama. dengan kutipan yang penulis dapat
dalam Dewi (2017, 143-144) yang
Sementara apabila salah satu
pihak tidak mau berdamai maka menuliskan bahwa dalam tahap
penanggulangan konflik harus
akan ditindaklanjuti sesuai dengan
merujuk kepada sebab-sebab
proses hukum yang berlaku
dimulai dengan interogasi, terjadinya konflik itu sendiri dari
pada mementingkan manifestasi
meminta keterangan saksi, dan
atau perasaan dengan asumsi
dilanjutkan dengan proses
penyidikan terkait pelanggaran selama ada antagonisme dalam
masyarakat konflik akan terus
pasal 351 KUHP dan 170 KUHP
terjadi dan tak akan terselesaikan.
oleh pihak yang berwenang yaitu
Polsek Sutera. Hal yang sama juga KESIMPULAN
penulis temukan dalam penelitian Solidaritas yang mengikat
Gaspar (6-7) terkait upaya geng remaja adalah sepemikiran,
penyelesaian tawuran antara sehobi dan sedomisili. Sementara
Pemuda Flores di Desa Olung dan bentuk perilaku kenakalan geng
Desakayungo Sari Kecamatan Long remaja seperti menghisap lem
Ikis Kabupaten Paser dengan banteng, minum minuman keras,
menggunakan Pemecahan masalah ugal-ugalan bawa motor dengan
integratif. knalpot racing dan tawuran.
Menurut Handoko Selanjutnya fenomena tawuran di
(1995:252-253) dengan metode ini, Nagari Surantih dan Rawang
konflik antar kelompok diubah Gunung Malelo adalah tawuran
menjadi situasi pemecahan yang dilakukan oleh antar geng
masalah secara bersama yang dapat remaja yang menyebabkan
diselesaikan melalui 3 metode kerugian fisik seperti luka-luka dan
berikut: (1) Konsensus berupa memar selain itu juga
penyelesaian masalah dengan menimbulkan kerugian materi
kesepakatan yang disepakati seperti perusakan terhadap motor
bersama, (2).Konfrontasi berupa subjek dan lainnya.
penyelesaian masalah dengan Sementara penyebab
duduk bersama untuk mencari tawuran tersebut yaitu lemahnya
solusi konflik yang dihadapi, (3). kontrol orang tua terhadap anak
Penggunaan tujuan yang lebih remajanya yang membuat anah
tinggi berupa penyelesaian konflik salah dalam pergaulan, masih

435
436 | tawuran remaja..

adanya gelaran orgen sampai larut Laki-laki yang Pernah Terlibat


malam yang merupakan tempat Tawuran di SMK ’ B ’ Jakarta.
sering terjadinya tawuran Psikologi Pendidikan Dan
meskipun sudah ada Perda Perkembangan, 3(01), 1–11.
Kabupaten Pesisir Selatan No 01 Astuti, A. D. (2017). Fenomena Geng
Tahun 2016 yang membatasi orgen Pada Remaja Usia Sekolah
sampai jam 18.00 WIB, dan ego Menengah Pertama dan Faktor
yang tinggi pada geng remaja yang yang Mempengaruhi. Bimbingan
ingin memperlihatkan eksistensi Dan Konseling, 1(1), 9–18.
kepada geng lainnya juga mudah
terjadi kesalahpahaman yang Dewi, S. F. (2017). Sosiologi Politik.
Yogyakarta: Gre Publishing.
berujung tawuran.
Upaya penanggulangan Eri, B. (2016). Metodologi Penelitian
tawuran adalah melalui jalan Kualitatif dan Kuantitatif.
musyawarah secara kekeluargaan Padang: Sukabina Press.
difasilitasi oleh kedua nagari yang Fauziyyah, A., Kirana, M. C., & Sari,
remaja terlibat tawuran. Sementara P. P. (2016). Upaya Penegakan
apabila salah satu pihak tidak mau Hukum Terhadap Fenomena
berdamai maka akan Tawuran Pelajar di Kota
ditindaklanjuti sesuai dengan Magelang Jawa Tengah. Ilmu
proses hukum terkait pelanggaran Administrasi Negara, 2(01), 1–7.
pasal 351 KUHP dan 170 KUHP Gaspar, D. (2018). Analisis Faktor-faktor
oleh pihak yang berwenang yaitu Penyebab Konflik Pemuda Flores di
Polsek Sutera. Desa Olung dan Desa Kayungo Sari
Kecamatan Long Ikis Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA Paser. Sosiatri-Sosiologi, 6(1), 31–
Amin, M. S. (2015). Analisis 45.
Sosiologis Perkelahian Antar
Khair, U. (2019). Intensi Perilaku
Geng Motor di Kecamatan
Tawuran Ditinjau Dari Theory of
Kaliorang Kabupaten Kutai
Planned Behavior. Sosiologi,
Timur. Sosiologi, 1(3), 28–40.
1(1).
Anjari, W. (2012). Tawuran pelajar
Muri, Y. (2016). Metodologi
dalam perspektif kriminologis,
Penelitian Kualitatif, Kuantitatif
hukum pidana, dan pendidikan.
dan Penelitian Gabungan.
Kriminologi Dan Hukum Pidana,
Jakarta: Prenadamedia Group.
3(01), 34–40.
Aprilia, N. (2014). Hubungan antara Rahmania, A. M. (2012). Hubungan
Kecerdasan Emosi dengan antara Persepsi Terhadap Kontrol
Perilaku Tawuran pada Remaja Orangtua dengan Kecenderungan
P a g e | 437
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 1 No. 4 2018

Perilaku Delinkuensi pada


Remaja yang pernah Terlibat
Tawuran. Psikologi Pendidikan
Dan Perkembangan, 1(03), 1–7.
Rogi, B. A. (2015). Peranan
Komunikasi Keluarga Dalam
Menanggulangi Kenakalan
Remaja di Kelurahan Tataaran
1Kecamatan Tondano Selatan.
Acta Diurna, 4(4).

437

Anda mungkin juga menyukai