Anda di halaman 1dari 14

GEOGRAFI ISLAM

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI NEGARA IRAQ

Dosen pembimbing :
Hanisullah, S.Kom., M.Pd

Disusun oleh:
Nurul Syuhada(190402081)
Putri Wahida Amalina(190402089)
Muhammad Ihsan Jamil(190402078)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


PRODI BIMBIMGAN KONSELING ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM UIN-RANIRY
2020/2020
Kata pengantar

puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan tambahan
ilmu pengetahuan tentang sejarah perkembangan islam di Iraq. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat yang banyak tidak hanya diri sendiri maupun orang lain.penulis juga
dengan senang hati menerima kritik dan saran untuk memperbaiki setiap kekurangan dari
makalah ini.

Banda Aceh,Kamis 7 Mei 2020


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara historis Irak dikenal sebagai Mesopotamia, yang secara harafiah berarti "di antara sungai-
sungai" dalam bahasa Yunani. Tanah ini menjadi tempat kelahiran peradaban pertama dunia
yang dikenal, budaya Sumeria, diikuti dengan budaya Akkadia, Babilonia dan Asyur yang
pengaruhnya meluas ke daerah-daerah tetangganya sejak sekitar 5000 SM. Peradaban-peradaban
ini menghasilkan tulisan tertua dan sebagian dari ilmu pengetahuan, matematika, hukum dan
filsafat yang pertama di dunia, hingga menjadikan wilayah ini pusat dari apa yang umumnya
dikenal sebagai "Buaian Peradaban". Peradaban Mesopotamia kuno mendominasi peradaban-
peradaban lainnya pada zamannya.
Pada abad ke-6 SM, wilayah ini menjadi bagian dari Kekaisaran Persia di bawah Koresy Agung
selama hampir 4 abad, sebelum ditaklukkan oleh Alexander Agung dan tetap berada di bawah
kekuasaan Yunani selama hampir dua abad. Sebuah suku bangsa Iran dari Asia Tengah yang
bernama Parthia kemudian merebut wilayah ini, diikuti dengan Dinasti Sassanid Persia selama 9
abad, hingga abad ke-7.
Di awal abad ke-7, Islam menyebar ke daerah yang sekarang bernama Irak. Sepupu sekaligus
menantu Nabi Muhammad memindahkan ibukota di Kufah "fi al-Iraq" di mana ia menjadi
Khulafaur Rasyidin yang ke-4. Bani Umayyah yang berkuasa dari Damaskus di abad ke-7
menguasai Provinsi Irak.
75-80% penduduk Irak adalah bangsa Arab; kelompok etnis utama lainnya adalah Kurdi (15-
20%), Asiria, Turkmen Irak dll (5%), yang kebanyakan tinggal di utara dan timur laut negeri.
Kelompok lainnya adalah orang Persia dan Armenia (kemungkinan keturunan budaya
Mesopotamia kuno). ±25.000–60.000 orang Arab Masih tinggal di selatan Irak.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kejayaan Islam di Iraq?
2. Jelaskan Sejarah Perkembangan Islam di Iraq?
- Potensi Geografis
- Sejarah Pemerintahan
- Gerakan Keagaman
3. Bagaimana Tahap masuknya Islam ke Iraq?

C. Tujuan Masalah
1.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kejayaan Islam di Irak


Irak adalah daerah pertama tempat didirikannya sebuah Kekaisaran, yaituselama
pemerintahan bangsa Akkaida di ikuti oleh Kekaisaran Babilonia yangberjaya untuk
kedua kalinya di bawah kaisar Nebuchadnezzar yang perkasa.Selama kekuasaan
Babilonia kedua ini dibangunlah taman bergantung, yangsekarang masuk sebagai salah
satu dari tujuh keajaiban dunia.Sejak kebangkitan bangsa Arab oleh dorongan agama
Islam, maka Irakmampu ditaklukkannya pada tahun 637M masa pemerintahan Umar
BinKhattab sebagai Khalifah ar.Rasyidin ra. Pengganti Abu Bakar ash-Shiddiq ra,yang
kemudian dijadikan sebagai basis dari hari ke hari sebagai penyebaranIslam ke Irak dan
Asia Tenagh. Selama pemerintahan Abbasiyah (750 – 1258M)Irak dan Ibu Kotanya,
Baghdad menjadi pusat Zaman Keemasan Islam danbangsa Arab.Di Irak telah berdiri
sejumlah peradaban kuno klasik, kemudian Iraktergolong masuk ke dalam pemerintahan
Islamiah, setelah kemenangan besarAl-Qadisiyah yang dipimpin oleh Sa’ad bin Abi
Waqqash pada tahun 14H/635M. Setelah itu, tentara Islam bertolak menaklukkan kota-
kota diPersia. Irak kemudian memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1531H /1932M.4

- Tokoh-tokoh Islam di Irak


1.Tokoh Politik, Negarawan
Adullah Al Bakr
Saddam Hussein
Tareq Aziz
Iyyad Allawi
2.Tokoh Ilmuwan, Rohaniawan, Filusuf
Ibnu Taimiyyah
Abu Hanifah

3. Sastrawan Irak
Nazik al- Malaikah
Abu Musab al-Zarqaw

B. Sejarah Perkembangan Islam di Iraq

1. Definisi
Ada beberapa pendapat tentang asal-usul nama Irak; satu di antaranya berasal dari kota
Uruk (atau Erech) dari masa Kerajaan Sumer. Pendapat lainnya mengatakan bahwa Irak berasal
dari bahasa Aram, yang berarti "tanah sepanjang tepian sungai." Pendapat lainnya mengatakan
bahwa Irak adalah sebuah rujukan kepada akar pohon palma, karena jumlahnya banyak sekali di
negara itu.
Negara republik Irak (al-Jumhuriyyah al-Irakiyah) dengan ibu kota Baghdad ini berpenduduk
pada sensus 1990 dengan populasi penduduk18.317.000 jiwa. Luas wilayahnya 325.052 km2
dengan kepadatan penduduk 42,1/km2, Bahasa resminya adalah bahasa Arab. Terdapat Agama
Islam 95,8% (sunni dan syi’ah), Keristen 3,5 %, dan sedikit Yahudi. Mata uangnya adalah dinar.
Negara yang berada di bagian barat daya Asia ini, memiliki batas-batas wilayah; di selatan
berbatasan dengan Kuwait dan Arab Saudi, di barat dengan Yordania dan Syria, di utara dengan
Turki, dan di timur dengan Iran[1].
Syi'ah: umumnya Arab dengan sebagian Turkmen dan Kurdi Faili hampir semuanya adalah
pengikut aliran Dua Belas Imam
Sunni: terdiri dari orang-orang Arab, Turkmen yang menganut Mazhab Hanafi dan orang-orang
Kurdi yang memeluk Mazhab Syafi'i.
2. Potensi Geografis
Irak berada tepat di bagian timur wilayah Bulan Sabit Subur, yang dulu sering disebut daerah
Mesopotamia- kosa kata Yunani yang berarti “lahan di antara dua sungai”;sungai Tigris dan
sungai Efrat. Kedua aliran sungai ini sangat mempengarui pola kehidupan dan lingkungan
penduduk Irak dari masa ke masa.
Karena posisinya yang terletak antara jazirah Arabia Utara dan jajaran gunung Turki serta Iran di
sebelah Barat Daya, daerah ini membentuk lintasan tanah rendah antara Syria dan teluk Persia.
Di bawah Dinasti Sassanid Persia, ada wilayah yang dinamai "Erak Arabi" yang merujuk ke
bagian dari wilayah barat daya Kekaisaran Persia, yang kini merupakan bagian dari Irak selatan.
Al-Iraq adalah nama yang digunakan oleh orang-orang Arab sendiri untuk daerah ini sejak abad
ke-6.
3. Sejarah Pemerintahan
Dua kemajuan besar dalam evolusi sejarah peradaban manusia tampaknya telah dipraktikkan
sejak dahulu oleh penduduk Irak. Pertanian dimulai sejak tahun 6.500 SM di kaki bukit
pegunungan Irak Utara, sedangkan pengembangan cara menulis telah dimulai oleh bangsa
Sumeria.
Banyak dari sumbangan Irak kuno dalam sejarah dan kebudayaan selama zaman Sumeria (4000-
2500SM).Termasuk bangsa Sumeria telah mengembangkan penggunaan roda, teknik pandai
besi, dan arsitektur candi monumental seperti yang terlihat pada Zigurat (candi Mesopotamia)
yang terkenal itu.
Irak adalah daerah pertama tempat didirikannya sebuah kekaisaran, yaitu selama pemerintahan
bangsa Akkaida di ikuti oleh kekaisaran Babilonia, yang berjaya untuk kedua kalinya di bawah
kaisar Nebuchadnezzar yang perkasa. Selama kekuasaan Babilonia kedua ini, dibangunlah taman
bergantung, yang sekarang maduk sebagai salah satu dari tujuh keajaiban Dunia.
Bangsa Persia mengalahkan Irak pada tahun 539-538SM dan menjadikannya sebagai sebuah
provinsi kekaisaran Achaemenid sampai akhirnya mereka ditaklukkan oleh Iskandar yang agung
pada tahun 334-327 SM. Berbagai kekaisaran, termasuk Romawi juga ikut memperebutkan
wilayah itu, bahkan sampai kekaisaran Sassania. Persia mampu menaklukkannya pada abad ke-3
M. Sejak kebangkitan bangsa Arab oleh dorongan Agama Islam, maka Irak mampu
ditaklukkannya pada tahun 637 M masa pemerintahan Umar ibn Khattab sebagai khalifah ar-
Rasyiddin ra, pengganti Abu bakar ash-shiddiq ra.yang kemudian dijadikan sebagai basis dari
hari ke hari sebagai penyebaran Islam ke Iran dan Asia Tengah. Selama pemerintahan Abbasiyah
(750-1258 M) Irak dan ibukotanya, Baghdad, menjadi pusat “Zaman Keemasan” Islam dan
bagsa Arab. Kesusastraan, sains, perdagangan, dan perekonomian berkembang pesat. Irak
mengalami badai yang dahsyat pada tahun 1258 ketika negri itu ditaklukkan dan dijarah oleh
Hulagu, seorang jendral atau khan Mongolia. Hulagu sebagai penakluk bangsa lain, dan Timur
Lenk yang sekali lagi menghancurkan Baghdad pada tahun 1401 M, adlah dua nama yang paling
terkutuk dalam sejarah Irak. Setelah masa terebut Irak menjadi bagian dari sejarah gelap dan di
perintah oleh khan-khan Mongolia (Ilekkhan) sekalipun mereka pada akhirnya menjadi
muslim[2].
4. Gerakan Keagamaan
Menurut kebanyakan sumber-sumber barat, mayoritas bangsa Irak adalah orang Arab Muslim
Syi'ah (sekitar 60%), dan Sunni yang mewakili sekitar 40% dari seluruh populasi yang terdiri
dari suku Arab, Kurdi dan Turkmen. Orang-orang Sunni menyangkal keras angka-angka ini,
termasuk seorang bekas duta besar Irak, yang mengacu ke sumber-sumber Amerika [3]. Mereka
mengklaim bahwa banyak laporan atau sumber hanya mencantumkan Sunni Arab hanya sebagai
'Sunni', dan tidak memperhitungkan orang-orang Sunni Kurdi dan Sunni Turkmen. Sebagian
berpendapat bahwa Sensus Irak 2003 memperlihatkan bahwa orang-orang Sunni sedikit lebih
banyak[4]. Etnis Assyria (kebanyakan daripadanya adalah pemeluk Gereja Katolik Khaldea dan
Gereja Assyria di Timur) mewakili sebagian terbesar penduduk Kristen Irak yang cukup besar,
bersama-sama dengan orang Armenia. Pemeluk Bahá'í, Mandeanisme, Shabak, dan Yezidi juga
ada. Kebanyakan orang Kurdi adalah pemeluk Muslim Sunni, meskipun kaum Kurdi Faili (Feyli)
umumnya adalah Syi'ah.
Kependudukan Irak, terpecah dalam hal persoalan ideologi agama. Meskipun lebih dari 95%
rakyatnya beragama Islam, mereka terbagi menjadi dua kelompok besar yakni Sunni dan Syiah.
Perpecahan ini menjadi penting karena merupakan faktor utama terjadinya perang antara Irak
dan Iran yang berlarut-larut sejak tahun1980.
Perpecahan antara kedua sekte itu dimulai setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun
632 M, karena adanya perbedaan pendapat tentang siapa yang dianggap ahli waris yang sah
untuk menggantikan Nabi SAW dalam menangani kepemimpinan umat Islam. Orang-orang
syiah mengklaim bahwa satu-satunya yang sah sebagai pengganti Nabi SAW adalah sayyidina
Ali bin Abi Thalib. Mereka tidak mengakui para khalifah al-Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin
Khatab, Utsman bin Affan) sebelumnya. Akan teapi, selama berabad-abad kaum sunni berhasil
dalam memenangkan calon-calon mereka untuk terpilih sebagai khalifah atau pemangku tugas
kenabian Muhammad SAW.di dunia politik khususnya. Karena kaum syiah jarang memegang
kekuasaan politik, maka sistem keimanan mereka pun telah menjadi bagian dari gerakan politik
yang secara tidak langsung memprotes sunni.
Kelompok selanjutnya, yaitu kaum Kurdi, ideologi mereka termasuk Islam sunni. Karena adanya
konflik antara Arab sunni dan Arab syi’ah, maka pemerintah Irak (yang di kuasai oleh kaum
sunni) harus terus waspada terhadap kemungkinan terjadinya persekutuan antara kaum Kurdi &
Aab Syi’ah ini. Terbentuknya persekutuan seperti itu menjadi semakin mungkin, terutama ketika
perang pecah antara Irak & Iran pada tahun 1980. Irak juga memiliki warga kristen, yang
mencakup 3% dari jumlah penduduk, dan juga kelompok etnik berbahasa turki, yang dikenal
sebagai suku turkoman dengan ideologi sunni.Mereka mecakup 2-3% dari jumlah penduduk dan
menempati wilayah-wilayah strategis terutama di ladang-ladang minyak utara di sekitar Kirkuk
dan Ardabil.
Di wilayah selatan terdapat sejumlah penduduk sampai 2% yang bertutur kata dalam bahasa
persia.Sejumlah besar dari kelompok Syi’ah ini telah diusir dari Irak setelah tahun 1980-an.
Banyak terdapat tempat-tempat suci agama kaum Syi’ah berada di kota-kota Irak, seperti
Karbala, Al-Najar, dan Kazimiyah yang selalu menarik sejumlah besar peziarah Iran.
Kemudian, aliran Irak (Kufah dan Bashrah). Aliran ini adalah aliran yang lebih luas di banding
yang lainnya, karena memperhatikan arus sejarah sebelum Islam dan masa Islam sekaligus, dan
sangat memperhatikan sejarah para khalifah. Dalam karya-karya sejarawan aliran ini, sejarah
Irak biasanya diuraikan lebih terperinci dan panjang, sedangkan yang berkenaan dengan kota-
kota lain hanya sepintas saja.
Kelahiran aliran Irak ini tidak dapat dipisahkan dari perkembagan budaya dan peradaban Arab.
Perkembangan kebudayaan bangsa Arab itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari aspek-aspek
politik, sosial, dan budaya Islam yang tumbuh di kota-kota dan komunitas-komunitas baru.[3]
Setelah umat Islam melakukan ekspansi dengan berhasil pada masa ‘Umar ibn Khatthab, orang-
orang Arab muslim itu mendirikan beberapa kota kota baru di berbagai daerah yang mereka
taklukkan, di antaranya adalah Kufah dan Bashrah di Irak. Mereka pindah ke Kufah dan Bashrah
dengan membawa adat istiadat dan tingkah laku Arab. Sebagaimana di Jazirah Arab, mereka di
dua kota ini kembali hidup mengelompok berdasarkan kabilah dan klan. Kabilah-kabilah dan
klan-klan yang berasal dari Arab Selatan (Yaman) mengambil sisi kota tertentu, dan kabilah-
kabilah dan klan-klan yang berasal dari Arab Utara (Hijaz) mengambil sisi kota yang lainnya.
Sebagaimana di Jazirah Arab masa Jahiliyah, di dua kota ini, mereka juga mendirikan pasar-
pasar dan mengadakan gelar puisi (Sya’ir), dimana mereka dapat bersuka ria, berdiskusi, dan
membangga-banggakan kabilah atau klan mereka.
Langkah pertama yang sangat menentukan perkembangan penulisan sejarah di Irak yang di
lakukan oleh bangsa Arab adalah pembukuan tradisi lisan. Hal itu pertama kali dilakukan oleh
‘Ubaidillah ibn Abi – rafi’. Sekretaris ‘Ali ibn Abi Thalib ketika menjalankan ke khalifahannya
di Kufah. Di samping itu Ubaidullah telah menulis buku berjudul Qadhaya Amir al-Mu’minin
‘Alayh al-Salam (perkara-perkara pengadilan Amirul mukminin [‘Ali ibn Abi Thalib]), dan
Tasmiyah man Syahad Ma’a Amir al-Mu’minin fi Hurub al-Jamal wa Shiffin wa al-Nahrawan
min al-Shahabah Radhia Allah ‘Anhum (Nama-nama para sahabat r.a. yang bersama Amir al-
Mu’minin [‘Ali ibn Abi Thalib] ikut dalam perang-perang Jamal, shiffin, dan Nahrawan). Oleh
karena itu, dia dipandang sebagai sejarawan pertama dalam aliran Irak ini.[4] Dalam penulisan
sejarah ini, dia diikuti oleh ziyad ibn Abih yang menulis buku dengan judul Matsalib al-‘Arab.

C. Tahap Masuknya Islam ke Irak

Di awal abad ke-7, Islam menyebar ke daerah yang sekarang bernama Irak. Sepupu sekaligus
menantu Nabi Muhammad memindahkan ibukota di Kufah "fi al-Iraq" di mana ia menjadi
Khulafaur Rasyidin yang ke-4. Bani Umayyah yang berkuasa dari Damaskus di abad ke-7
menguasai Provinsi Irak.
Irak (masuk)/ ditaklukkan oleh tentara Arab Islam pada tahun 633-637 dengan membawa bahasa
Arab dan ajaran Islam. Penaklukan itu berlangsung dalam tiga tahap berikut ini.
Tahap pertama
Tahap ini terjadi pada masa Khalifah Abu Bakar as-Siddiq di bawah pimpinan Musanna bin
Harisah yang menaklukkan bagian barat Sungai Eufrat. Selanjutnya, Abu bakar as-Siddiq
mengirim pasukan yang lebih besar di bawah pimpnan Khalid bin Walid. Ia berhasil meguasai
Kota Hirah dan al-Ubullah.
Tahap kedua
Tahap ini terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Beliau mengirim pasukannya ke utara
Bagdad dengan melibatkan banyak panglima terbaik Islam, antara lain Musanna bin Harisah,
Abu Ubaidah bin Umar as-Saqafi, jarir bin Abdullah, dan Sa’ad bin Waqas. Tahap kedua ini
berlangsung beberapa tahun berhasil menaklukkan seluruh daerah as-Sawad yang sekarang
disebut basrah.

Tahap ketiga
Tahap ketiga ini juga terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Pasukan Islam dipimpin
oleh Iyad bin Ganam. Serangan diarahkan ke daerah yang dikuasai bangsa Romawi dan mampu
merebut beberapa kota penting.
Penyebaran agama islam dipusatkan di kota kembar Basrah Kufah yang dibangun pada masa
Khalifah Umar bin Khottab. Khlaifah Umar bin Khattab mengirim Abu Musa al-Asy’ari ke
Basrah dan Abdullah bin mas’ud ke Kufah. Ulama-ulama dari Madinah juga berdatangan ke kota
ini.
Pada masa bani Abbasiyah, pusat pemerintahan Islam berada di Bagdad, yaitu sejak tahun 750-
1258. Kota ini dibangun oleh Abu Ja’far al-Mansur. Kerajaan bani Abbasiyah berakhir setelah
Bagdad dihancurkan Hulagu Khan. Pada tahun 1258. pada tahun 1401, Irak dikuasai Timur
Lenk. Pada tahun 1508, Irak dikuasai oleh Kerajaan Safawi Persia di bawah pimpinan Isma’il
Safawi dan pada tahun 1683 dikuasai oleh Kerajaan Turki Usmani.
Pada perang Dunia I, Inggris merebut Irak dari Kerajaan Turki Usmani. Pada tahun 1920, Liga
bangsa-Bangsa memberi mandat kepada Inggris atas Irak dan pada tahun 1921 Inggris membantu
para pemimpin Irak untuk membentuk pemerintahan.
Pada tahun 1958, kelompok militer mengambil alih kekuasaan dan menyatakan Irak sebagai
negara Republik. Sejak 1979, Saddam Husain, seorang pimpinan Partai Ba’at menjadi presiden
Irak. Dalam perkembangan selanjtunya, Saddam Hussein membawa Irak terlibat dalam tiga
perang besar. Tiga perang tersebut adalah melawan Iran pada tahun 1980-1990 karena masalah
perbatasan, melawan Tentara Sekutu di bawah pimpinan Amerika Serikat pada tahun 1992,
karena invasinya ke Kuwait. Perang yang terakhir adalah melawan Amerika Serikat dan Iggris
yang terjadi pada tahun 2003 yang lalu. Perang ini terjadi karena kepemilikan senjata pemusnah
masal Irak dan mengakhiri kepemimpinan Saddam Hussein.
Penduduk irak terdiri dari berbagai macam suku yang sulit bersatu. Oleh karena itu, sampai saat
ini mereka masih mengalami permasalahn dalam pembaharuan mereka. Wilayah pegunungan di
sebelah utara dihuni suku Kurdi dan minoritas Yazidi, Kristen, dan Terkmen. Wilayah Diyala, di
timur Bagdad, dihuni para petani. Wilayah Jazira, diutara Bagdad, dihuni kaum Sunni Badui.
Sedangkan wilayah gurun ditengah dan selatan Irak dihuni penganut Syiah. Secara garis besar,
diantara berbagai kelompok di atas, ada 3 kelompok yang perananya sangatkuat. Tiga kelompok
tersebut adalah Syiah di selatan, Sunni di tangah (bagdad), dan Kurdi di utara.hal ini
mengakibatkan sulitnya pembentukan negara dan bangsa Irak. Berdasarkan data pada tahun
2001, jumlah penduduk Irak mencapai 23. 750.00 jiwa.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Sebelum Islam masuk di Irak telah berdiri beberapa peradaban yang besar disana.
Peradaban-peradaban tersebut yaitu Sumeria, Akkadia, Babilonia, Assyria, dan Babilonia
Baru. Setelah itu wilayah Irak dikuasai oleh bangsa Persia hingga akhirnya Islam datang
ke wilayah tersebut.
Islam masuk ke Irak pada awal abad ke-7, dan melalui tiga tahapan:
1) Pada masa Khalifah Abu Bakar as-Siddiq di bawah pimpinan Musanna bin Harisah
yang menaklukkan bagian barat Sungai Eufrat.
2) Pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Beliau mengirim pasukannya ke utara
Bagdad dengan melibatkan banyak panglima terbaik Islam.
3) Tahap ketiga ini juga terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Pasukan Islam
dipimpin oleh Iyad bin Ganam. Serangan diarahkan ke daerah yang dikuasai bangsa
Romawi dan mampu merebut beberapa kota penting.
Tentara Islam bertolak menaklukkan kota – kota di Persia. Maka berakhirlah kekaisaran
Persia. Irak kemudian tunduk di bawah raja – raja Islam (Umayah dan Abbasiyah).
Mengenai aliran Islam yang dianut terdapat dua kelompok besar yang mendominasi,
yaitu syiah dan Sunni. Syi'ah dan umumnya Arab dengan sebagian Turkmen. Sedangkan
sunni terdiri dari orang – orang Arab. Namun untuk proposi dari tiap – tiap aliran tidak
ada angka resmi yang tersedia dari pemerintah, terutama karena sifatnya yang sangat
politis.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Ensiklopedia Islam, jilid 2, op.cit, hlm. 237.


[2] Ajid Thohir, op.cit, hlm. 143-155.
[3] Muhammad Ahmad Tarhini, op. Cit., h. 59
[4] Ibid., h. 60

Anda mungkin juga menyukai