Nim : 12140223877
Kelas : BKI 5A
RESENSI JURNAL
Judul Jurnal : Pengaruh Bimbingan Kelompok Teknik Analisis Transaksional
Terhadap Bullying Verbal Pada Remaja di Desa Cempa Kecamatan
Hinai Kabupaten Langkat
Tahun : 2021
Permasalahan
Masa remaja adalah masa dimana seorang anak akan mencari jati dirinya. Masa ini ditandai
dengan adanya berbagai perubahan, baik fisik ataupun psikis. Perubahan-perubahan yang terjadi
pada masa remaja ini dapat menimbulkan permasalahan pada dirinya, apabila tidak dibarengi
dengan upaya pemahaman dan pengendalian diri dengan tepat. Sehingga nantinya akan
menimbulkan kenakalan remaja dan tindak criminal lainnya seperti bullying. Masa remaja
ditandai dengan keinginan untuk berintegrasi secara social dan diterima dilingkungan teman
sebaya. Jika tidak diterima dengan teman sebayanya maka akan muncul rasa frustasi dan merasa
dikucilkan. Maka jurnal yang saya resesnsi membahas tentang agar tidak terjadinya bullying
pada masa remaja dilakukan Teknik analisis transaksional kepada 40 remaja di Desa Cempa
Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat.
Penyebabnya
Kelompok remaja sangat senang sekali kumpul dengan kawan-kawan sebayanya. Biasanya
Ketika mereka berkumpul kegiatan mereka adalah bercanda gurau bahkan mengejek satu sama
lain. Mereka tidak sadar bahwa mengejek juga bisa termasuk dalam bullying dalam bentuk
verbal. Remaja yang dibully biasanya ditujukan kepada remaja yang fisik, penampilan, sifat,
latar belakang sosialnya berbeda dari remaja-remaja yang lain. Bullying adalah tindakan,
sedangkan bully adalah pelakunya (Wiyani, 2012:3). Kata bullying diambil dari bahasa Inggris,
yaitu “bull” yang berarti banteng. Secara bahasa kata “bully” berarti penggertak, orang yang
mengganggu yang lemah. Bullying dalam bahasa Indonesia disebut “menyakat” yang artinya
mengganggu, mengusik, dan merintangi orang lain.1 Bullying adalah suatu tindakan atau perilaku
yang dilakukan dengan cara menyakiti dalam bentuk fisik, verbal atau emosional/psikologi oleh
seseorang atau kelompok yang merasa lebih lemah fisik ataupun mental secara berulang-ulang
tanpa ada perlawanan dengan tujuan membuat korban menderita (Zakiyah, 2012). Dari jenisnya
bullying dibagi menjadi dua jenis yaitu, jenis pertamanya adalah bullying secara fisik terkait
dengan suatu tindakan yang dilakukan pelaku terhadap korbannya dengan cara memukul,
menggigit, menendang dan mengintimidasi korban di ruangan dengan cara mengitari, mencakar,
mengancam. Jenis bullying kedua adalah secara non-fisik terbagi menjadi dalam dua bentuk
yaitu verbal dan non-verbal. Bullying verbal dilakukan dengan cara mengancam, berkata yang
tidak sopan kepada korban, pemalakan yang dilakukan oleh pelaku bullying terhadap korbannya,
menyebarluaskan kejelekan korban. Bullying non-verbal dilakukan dengan cara menakuti
korban, melakukan gerakan kasar seperti memukul, menendang, melakukan hentakan
mengancam korban, memberikan muka mengancam, mengasingkan korban dalam pertemanan. 2
Dalam jurnal dikatakan penyebab bullying di Desa Campa Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat
adalah Ketika mereka berkumpul di salah satu rumah warga mereka membahas hal-hal
seperti membicarakan kegiatan sekolah atau kegiatan sehari-hari mereka. Disini mereka
berbicara dan bercerita juga saling celaan memanggil dengan julukan nama atau memanggil
dengan kondisi tubuh atau keadaan fisik teman sejawatnya dan juga memanggil teman dengan
sebut nama hewan atau dengan nada keras yang di akibatkan rasa kesal terhadap teman
tersebut. Hal ini merupakan hal yang biasa saja bagi mereka karena sudah menjadi kebiasaan
mereka. Padahal dampak bullying bagi korban dapat membuat remaja merasa cemas dan
ketakutan, mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun mereka untuk
menghindari sekolah. Jika bullying berlanjut dalam waktu yang lama, dapat mempengaruhi self
esteem siswa, meningkatkan isolasi sosial, memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan
1
https://id.m.wikipedia.org diakses pada tanggal 5 Oktober 2023
2
Ponny Retno Astuti, Meredam Bullying 3 Cara Efektif Mengatasi Kekerasan Pada Anak (Jakarta: PT.
Grasindo,2008), 22.
remaja rentan terhadap stres dan depresi, serta rasa tidak aman. Dan dampak bagi pelaku
bullying adalah memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga diri yang tinggi pula,
cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal orang yang
berwatak keras, mudah marah dan implusif, toleransi yang rendah terhadap frustasi. Para pelaku
bullying memiliki kebutuhan yang kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang berempati
terhadap targetnya. Untuk mengurangi bullying di Desa Campa maka dilakukan penelitian
dengan menggunakan Teknik analisis transaksional.
Teknik Penyelesaian
Dalam jurnal yang dibahas mengurangi bullying di kalangan remaja dengan menggunakan
metode penelitian eksperimen. Mereka memberi angket kepada kalangan remaja di desa Cempa
sebagai alat pengumpulan datanya. Sebelum itu, kalangan remaja dibagi menjadi dua
kelompok, yakni kelompok yang telah dilakukan konseling transaksional dengan yang tidak.
Berdasarkan hasil penelitian setelah angket disebarkan adalah perbedaan data kedua kelompok
dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terkait dengan pemahaman
3
Sanktrock, J.W, Perkembangan Anak. Jilid 1 Edisi Kesebelas. (Jakarta: Erlangga, 2007)
dan sikap remaja pada perilaku bullying verbal. Perbedaan tersebut disebabkan oleh
perlakuan yang berbeda pada kedua kelompok ada yang sudah diberi layanan konseling
transaksional dan ada yang tidak. Jadi, tujuan dasar Analisis Transaksional adalah
membantu klien dalam membuat putusan-putusan baru yang menyangkut tingkah lakunya
sekarang dan arah hidupnya. Inti terapi ini adalah menggantikan gaya hidup yang ditandai
oleh permainan yang manipulative dan skenario-skenario hidup yang mengalahkan diri,
dengan gaya hidup otonom yang ditandai oleh kesadaran, spontanitas, dan keakraban.
DAFTAR PUSTAKA
Firda Safitri Lubis, Muhazir & Sari Wardani Simarmata. (2021). Pengaruh Bimbingan Kelompok
Teknik Analisis Transaksional Terhadap Bullying Verbal Pada Remaja di Desa Cempa
Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat. Jurnal Serunai Bimbingan dan Konseling. Hal 43-49.
Idriani Idris, Mohamad Rizal Pautina, Nabila Putri Absanah Basalamah & Wenny Hulukati.
(2022). Pengaruh Konseling Kelompok Teknik Analisis Transaksional Terhadap Interaksi Sosial
Siswa. Jurnal Bimbingan dan Konseling. Hal 1-11
Juwita, U., &Karneli, Y. (2023). KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN
ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUKMENGATASI AGRESIVITAS.Jurnal Ilmu Pendidikan
dan Sosial,1(4), 381-388.
Khairani. (2014).
Mualwi Widiatmoko & Fadhila Malasari Ardini (2018). Pendekatan Konseling Analisis
Transaksional untuk Mengembangkan Kesadaran Diri Remaja. Jurnal Kajian Pendidikan dan
Pengajaran. Hal 99-108.
Ponny Retno Astuti, Meredam Bullying 3 Cara Efektif Mengatasi Kekerasan Pada Anak (Jakarta:
PT. Grasindo,2008), 22.
Sanktrock, J.W, Perkembangan Anak. Jilid 1 Edisi Kesebelas. (Jakarta: Erlangga, 2007)
Wiyani. (2012:3).
Zakiyah, E. Z. (2012). Faktor yang mempengaruhi Remaja dalam melakukan bullying. Jurnal
Penelitian dan PPm.
LINK JURNAL :
https://ejournal.stkipbudidaya.ac.id/index.php/jb/article/view/469/326
https://ejournal.id/jm/index.php/mendidik/article/view/50/44
https://core.ac.uk/download/pdf/230671255.pdf
file:///C:/Users/User/Downloads/1105-Article%20Text-3340-3-10-20221004%20(1).pdf
https://tahtamedia.co.id/index.php/issj/article/view/345/342