Anda di halaman 1dari 11

Tugas Kelompok

KONSEP PEMBEBASAN DALAM ISLAM

DOSEN : Dr. Abbas S. Ag, M.A,

KELPOMPOK 12

NAMA KELOMPOK :

1. HARDIMAN/ 17010101133
2. SITTI. MUTHIA MUTMAINNAH ARSYAD SULUNG/19010101165
3. TITING/ 19010101166

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan mengucapkan puji syukur kita atas kehadirat Allah SWT. Atas kehendak-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini. Meskipun banyak kekurangan dan kesalahan
didalamnya. Namun saya berharap bisa memberikan sedikit pengetahuan tentang hal-hal
yang saya tulis.

Sholawat serta salam tak lupa pula penulis haturkan kepada baginda kita Rasulullah
SAW, sebagai (uswatun hasanah) contoh teladan yang baik bagi kita semua, yang telah
membawa umat islam dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang menerang seperti
sekarang ini.

Makalah ini yang saya buat berjudul tentang KONSEP PEMBEBASAN DALAM
ISLAM. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pempaca
dan pendengar. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
lebih maju lagi kedepannya dan semoga makalah dari saya bisa bermanfaat bagi kita semua.
Sekian dan terimakasih

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kendari, 28 – April – 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………....

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………....

A. Latar Belakang …………………………………………………………………...

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………….….…

C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………..…..

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………….

A. Pengertian dari pembebasan?


B. Konsep pembebasan dalam islam?
C. Islam memberikan batasan pembebasan?

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………….

A. Simpulan …………………………………………………………………………

B. Saran ……………………………………………………………………...………

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang

Islam merupakan agama yang mengatur kehidupan manusia secara komprehensif,


termasuk dalam hal kebebasan beragama. Ajaran islam tidaklah mengekang namun tidak pula
membebaskan manusia tanpa batas. Topik mengenai kebebasan beragama yang juga erat
kaitannya dengan hak asasi manusia (HAM) ini sebenarnya telah banyak dibahas oleh para
ulama terdahulu. Jika mau jujur berkaca pada sejarah, betapa banyak negeri yang ditaklukkan
islam tapi mereka tidak pernah dipaksa untuk memeluk islam, mereka bahkan dilindungi dan
haknya dijamin oleh Negara yang berkuasa pada saat itu.
Disamping maraknya kebebasan yang tanpa batas, Hal ini bukan tidak mungkin jika
masyarakat kalangan bawah tak sedikit yang kebebasannya terampas dan keadilannya
diijnak-injak. Contoh rielnya adalah perbudakan. Meskipun sekarang bukan “zamannya” lagi
akan tetapi hak-hak para pembantu rumah tangga kerap diabaikan. Dan kebebasan pun
seakan menjadi hal yang sangat riskan sekali.
Apakah makna kebebasan ini sudah difahami dengan baik oleh mereka yang selalu
berceloteh tentang kebebasan? Maka dari itu dalam makalah ini kami mencoba memberikan
sedikit ulasan tentang makna kebebasan yang sesungguhnya serta konsep islam (al-Qur’an)
dalam memberikan solusi alternative dalam pelaksanaan “kebebasan/pembebasan.”

A. Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari pembebasan?

2. Bagaimana konsep pemnenasan dalam islam?

3. Bagaimana islam memberikan batasan pembebasan?

B. Tujuan Penulisan

1. Dapat mengetahui apa pengertian dari pembebasan?


2. Dapat mengetahui bagaimana konsep pembebasan dalam islam?
3. Dapat mengetahui islam memberikan batasan pembebasan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Macam-Macam Pembebasan

a. Pengertian Pembebasan

Sebelum mendefinisan makna pembebasan, perlu diketahui tentang bagaimana


agama-agama secara umum memandang permasalahan ini. Kata religi dalam bahasa inggris
bermakna agama., dimana berasal dari bahasa latin yang berarti mengikat. Yang merupakan
lawan dari pembebasan. Dalam agama-agama India, pembebasan diidentikkan dengan
pelepasan dari ikatan semua keterbatasan, atau disebut umat Hindu dengan moksa. Dalam
ajaran Kristen dikenal Ajaran Sepuluh perintah Tuhan (Ten Commandments), yang
membentuk moralitas yahudi dan Kristen. Dalam Matius dikatakan “Jika siapapun datang
mengejarku, bairkan ia menolak dirinya sendiri, mengencangkan salibnya dan ikutilah aku.
Menurut penafsiran Wahyu John, bahwa hal-hal tersebut merupakan suatu syarat yang
ditetapkan Yesus untuk umatnya yang ingin memperoleh kebebasan.

Jika ditelusuri lebih jauh, ajaran dari tiap agama yang tertuang dalam kitab sucinya
masiing- masing mendefinisikan kebebasan dengan lepas dari eksistensi kita sendiri dan
bukan kebebasan individu, yaitu ego.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia bebas bermakna merdeka dari sesuatu sifatnya
mengikat, terlepas sama sekali. Sedangkan Zakariya Ibrahim mendefinisikan kebebasan
sebagai kemampuan yang hanya dimiliki manusia sebagai makhluk yang berakal sesuai
dengan keinginan dirinya tanpa ada unsur paksaan dari orang lain.

Dari beberapa pandangan tentang kebebasan diatas dapat kami ambil satu kesimpulan
bahwa kebebasan adalah suatu bentuk hak merdeka yang merupakan hak asasi manusia untuk
melakukan segala sesuatu sekehendaknya selama tidak bertentangan dengan hukum atau
syari’ah.

b. Macam-macam Pembebasan

Secara sederhana, kebebasan yang berkaitan dengan kepentingan manusia dapat dibagi
menjadi dua, yaitu yang berkaitan secara materi dan secara non materi. Secara materi dapat
dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Pembebasan individu, yaitu hak seseorang untuk mendapatkan kebebasan dari


perlakuan perbudakan, bebas untuk melakukaan perjalanan dalam suatu negara, berhak
mendapatkan kebebasan kemana dan lain sebagainya. Di sini, ia tidak boleh ditahan atau
dipenjarakan tanpa ada tuduhan yang jelas sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

2. Pembebasan hak milik, yaitu kebebasan setiap individu untuk dapat memiliki hasil
usahanya serta menggunakan sesuai dengan kehendaknya. Hanya saja, hak milik atau
sistem kepemilikan sesuatu hanya berlaku dalam sistem demokrasi, bukan sistem
komunis.

3. Pembebasan mendapatkan perlindungan tempat tinggal. Yaitu seseorang memiliki


jaminan keamanan dalam rumahnya. Siapapun tidak boleh masuk atau menggeledah
rumah tempat tinggalnya selain dalam kondisi tertentu sesuai dengan hukum yang berlaku.

4. Pembebasan mendapatkan pekerjaan, perdagangan dan peindustrian. Dengan kata lain,


setiap individu bebas untuk melakukan profesi bisnisnya. Di sini secara tidak langsung
merupakan larangan sistem monopoli dalam suatu negara.

Sedangkan pembebasan yang berkaitan dengan maslahat individu secara non materi dapat
dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Pembebasan beragama.

2. Pembebasan mengeluarkan pendapat, berkumpul, membentuk suatu organisasi

3. Pembebasan mendapatkan hak pendidikan dan pengajaran.

4. Pembebasan untuk bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah.

B. Konsep Islam Tentang Pembebasan

Islam terlahir dalam lingkungan pluralisme agama. Dimana pada saat itu tidak hanya
Yahudi ataupun Nasrani saja, akan tetapi berbagai macam aliran telah berkembang dan
mengakar kuat dalam hati masyarakat Qurasy saat itu. Syariat Islam telah menetapkan
kebebasan melaksanakan ajaran-ajaran Berbagai agama ( baik Islam atau bukan). Hal ini
bertujuan agar kebebasan ini tidak mengakibatkan kekufuran bagi umat Islam dan kesesatan
yang bersifat menentang simbol-simbol ke-Islaman. Rekaman realita kebebasan beragama
sepanjang sejarah Islam bisa dilihat dalam piagam Madinah. Rasulullah Saw telah
menetapkan kebebasan orang Yahudi dengan ketiga golongannya di Madinah untuk
melaksanakan simbol-simbol keagamaan mereka. Dalam piagam itu disebutkan :”Orang
Yahudi dari bani ‘Auf merupakan satu umat bersama orang mukmin. Bagi orang Yahudi
adalah agama mereka bagi orang Islam adalah agama mereka, kecuali orang yang dzalim dan
berdosa. Sesungguhnya ia tidak dirusakkan atau dibinasakan kecuali oleh dirinya sendiri dan
keluargannya” sahabat Umar Ra dalam suratnya yang dikirim kepada penduduk Baitul
Maqdis mengatakan :”Ini adalah apa yang diberikan Umar kepada penduduk Eliya (Quds)
yakni keamanan. Mereka diberi keamanan terhadap diri, gereja dan juga agama mereka serta
salah satu mereka tidak akan disakiti.

Islam tidak bertentangan dan Hak Asasi Manusia, justru sangat menghormati hak dan
kebebasan manusia. Jika prinsip-prinsip dalam al-Qur’an disarikan maka terdapat banyak
poin yang sangat mendukung prinsip universal hak asasi manusia. Prinsip-prinsip itu telah
dituangkan dalam berbagai pertemuan umat Islam.

Dalam fiqih islam ditetapkan, masing-masing individu hidup dengan mengantongi hak
dan kewajiban. Hak-hak tersebut bebas dilakukan, selama tiada mengganggu individu yang
lainnya. Dalam kaidah fiqh disebutkan La dharara wala dharar(tidak merugikan dan
dirugikan). Maka dari itu islam –syari’ah—memberikan batasan bagi setiap individu dalam
mamakai haknya, salah satunya adalah kebebasan tersebut. Dari hukum atau tatanan syari’ah
ini maka lahirla kemudian di dalam islam suatu hokum yang mwngatur hubungan antar
manusia, muamalah, hokum jinayat dll.

Terkadang orang memaknai kata kebebasan secara metafisik,yaitu kebebasan yang


bertumpu pada keyakinan bahwa tuhan adalah zat yang tak terbatas, dengan kata lain
kebebasan mutlak. Sikap islam terhadap pemahaman ini, adalah hadir sebagai penolong agar
manusia tidak terjerumus arus –kemerdekaan— bebas tanpa batas. Makan dari kemerdekaan
ini, tidak menghalangi islam untuk meyakini bahwa manusia memiliki kemerdekaan untuk
hidup bermartabat di dunia dan melaksanakan kewajiban-kewajibannya.

Islam mengatur berbagai macam kebebasan. Kebebasan memilih merupakan salah satu
keistmewaan manusia dibandingkan dengan makhluk lain. Islam memandang bahwa
pemaksaan berakibat pada munculnya sikap antipati, rasa takut, naluri mempertahankan diri,
amarah dan kebencian, egoisme, dan upaya-upaya penyelamatan diri yang terkadang
berbarengan dengan agresifitas dan sikap konfrontatif. Oleh karena itulah, dalam al-Qur’an
disebutkan Tidak ada pemaksaan dalam beragama....”.

Pembebasan dalam Islam ialah kebebasan yang berasaskan pada Tuhan sebagai poros
dan tolak ukur, bukan manusia (humanisme). Allah swt bersabda: “Wahai manusia kamulah
yang memerlukan (Faqir) terhadap Allah, dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak
memerlukan kepada selain-Nya) lagi Maha Terpuji”

Dalam Islam hak dan kebebasan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Keamanan, kehormatan tempat kebebasan individu, mencakup di dalamnya hak
mendapatkan jaminan

2. Tinggal, bebas melakukan perjalanan, jaminan mengenai rahasia surat-menyurat dan lain
sebagainya.

3. Pembebasan berpolitik, mencakup di dalamnya kebebasan mengeluarkan pendapat,


kebebasan beragama dan melakukan syiar agama, kebebasan pers, berkumpul, memberikan
kritikan terhadap kebijakan pemerintah dan bebas untuk ikut andil dalam kancah politik
sesuai dengan prinsip syura.

4. Hak mendapatkan pembebasan ekonomi dan sosial. Bagian pertama mencakup hak milik,
dan yang kedua mencakup hak mendapatkan pekerjaan, jaminan kesehatan dan solidaritas
sosial yang tercermin dalam kewajiban membayar zakat atau bentuk shadaqah lainnya seperti
sadaqah dari nadzar, kafarat, hewan kurban dll.

C. Batasan Pembebasan dalam Islam

Bagi manusia, batas pembebasan dan ketebatasan tidak begitu jelas. Apa yang bagi
seseorang termasuk daam wilayah kebebasannya barag kai bagi orang lain meruakan
kemustahilan, begitu pula sebaliknya. Ini mengindikasikan bawa kepentingan bebasa tia
individu berbeda dan hal iiberari membbutuhkan atoran aturan tertentu.

Meskipun Islam mengakui pembebasan, namun bukan berarti manusia dapat bebas
tanpa batas. Pembebasan dalam islam ditekankan dalam bentuk tanggung jawab social(al
maslahah al mursalah). Dasar umum prinsip ini bahwa manusia tetap dalam kemerdekaan
individunya selama tidak bertrubkan dengan kemaslahatan umum.

Islam memberikan batasan mengenai hak dan kebebasan beragama, berfikir dan
berbicara ,yang terangkum dalam Deklarasi London sebagai berikut:

a. Setiap orang mempunyai hak untuk mengekspresikan pemikiran dan kepercayaannya


sejauh dalam lingkup yang diatur dalam hukum. Namun tidak seorangpun berhak
menyebarkan kepalasuan atau menyebarkan berita yang mungkin mengganggu ketentraman
publik atau melecehkan harga diri orang lain.

b. Mencari ilmu dan mencari kebenaran bukan hanya hak tapi kewajiban bagi Muslim.

c. Hak dan kewajiban Muslim adalah melakukan protes dan berjuang melawan penindasan,
meskipun dalam hal ini harus melawan penguasa Negara.
d. Tidak ada batasan dalam menyebarkan informasi, asalkan tidak membahayakan keamanan
masyarakat dan Negara dan masih dalam lingkup yang dibolehkan oleh hukum.

e. Tidak seorangpun berhak menghina atau melecehkan kepercayaan agama lain atau
memprovokasi permusuhan public; menghormati kepercayaan agama lain adalah kewajiban
bagi Muslim.

Pembebasan dalam Islam memiliki nilai individu dan sosial sekaligus. Syariah Islam
memberikan batasan bagi setiap individu agar ia dapat melaksanakan kebebasan secara
proporsional. Untuk menjaga agar kebebasan tiap individu terjaga, maka da upaya preventif
dan defensif dalam Islam. Yaitu dengam memberikan pengawasan dari dalam diri setiap
individu sehingga ia dapat mengendalikan kebebasan dari dalam dirinya. Dengan demikian,
ia tidak akan menggunakan hak kebebasan sesuai dengan hawa nafsu belaka.. Di antara sikap
tersebut adalah rasa malu dan etika Islami lainnya.

Yang kedua, adanya Pengawasan yang berasal dari luar dirinya yaitu berupa aturan
dan hukum yang diterapkan suatu negara. Peraturan supaya tidak semua manusia mampu
mengendalikan dirinya dan dapat menggunakan hak kebebasannya sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, hukum tersebut sesungguhnya
bertujuan untuk melindungi kebebasan, dan bukan sebagai sarana pengekang kebebasan.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Manusia adalah satu-satunya mahluk yang mempunyai kebebasan untuk memilih


sendiri jalan hidupnya serta kemampuan untuk mengembangkan dirinya. Manusia sebagi
mahluk paling sempurna, dilengkapi dengan kemampuan berfikir (akal) serta perasaan.
Dengan akal, memungkunkan manusia mengetahui sunnah-sunnah Allah, dan
memanfaatkannya untuk kepentingan hidupnya. “dia berfikir

Islam merupakan pembebasan yang bertumpu pada ajaran tauhid. Misi sosial
kebudayaan Islam berupaya menghapus segala praktik yang dapat merendahkan martabat dan
kodrat manusia itu sendiri. Maka dalam permasalahan ini, islam mengatur dengan baik
tentang penggunaan kebebasan yaitu dengan memberikan batasan-batasan tertentu. Jadi dapat
kita ambil satu kesimpuln islam mengakui adanya kebebasan, dalam artian kemerdekaan
yang menjadi lawan perbudakan. Dalam islam bentuk kebebasan adalah ikhtiyar, yaitu
memilih. Islam tidak memaksakan menusia dalam hal keyakinan (beragama).

C. SARAN

Kami banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://kurniawaalex.blogspot.com/2014/10/makalah-konsep-kebebasan.html

Anda mungkin juga menyukai