KELPOMPOK 12
NAMA KELOMPOK :
1. HARDIMAN/ 17010101133
2. SITTI. MUTHIA MUTMAINNAH ARSYAD SULUNG/19010101165
3. TITING/ 19010101166
Dengan mengucapkan puji syukur kita atas kehadirat Allah SWT. Atas kehendak-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini. Meskipun banyak kekurangan dan kesalahan
didalamnya. Namun saya berharap bisa memberikan sedikit pengetahuan tentang hal-hal
yang saya tulis.
Sholawat serta salam tak lupa pula penulis haturkan kepada baginda kita Rasulullah
SAW, sebagai (uswatun hasanah) contoh teladan yang baik bagi kita semua, yang telah
membawa umat islam dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang menerang seperti
sekarang ini.
Makalah ini yang saya buat berjudul tentang KONSEP PEMBEBASAN DALAM
ISLAM. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pempaca
dan pendengar. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
lebih maju lagi kedepannya dan semoga makalah dari saya bisa bermanfaat bagi kita semua.
Sekian dan terimakasih
Penulis
DAFTAR ISI
A. Simpulan …………………………………………………………………………
B. Saran ……………………………………………………………………...………
A. Rumusan masalah
B. Tujuan Penulisan
a. Pengertian Pembebasan
Jika ditelusuri lebih jauh, ajaran dari tiap agama yang tertuang dalam kitab sucinya
masiing- masing mendefinisikan kebebasan dengan lepas dari eksistensi kita sendiri dan
bukan kebebasan individu, yaitu ego.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia bebas bermakna merdeka dari sesuatu sifatnya
mengikat, terlepas sama sekali. Sedangkan Zakariya Ibrahim mendefinisikan kebebasan
sebagai kemampuan yang hanya dimiliki manusia sebagai makhluk yang berakal sesuai
dengan keinginan dirinya tanpa ada unsur paksaan dari orang lain.
Dari beberapa pandangan tentang kebebasan diatas dapat kami ambil satu kesimpulan
bahwa kebebasan adalah suatu bentuk hak merdeka yang merupakan hak asasi manusia untuk
melakukan segala sesuatu sekehendaknya selama tidak bertentangan dengan hukum atau
syari’ah.
b. Macam-macam Pembebasan
Secara sederhana, kebebasan yang berkaitan dengan kepentingan manusia dapat dibagi
menjadi dua, yaitu yang berkaitan secara materi dan secara non materi. Secara materi dapat
dibagi menjadi empat, yaitu:
2. Pembebasan hak milik, yaitu kebebasan setiap individu untuk dapat memiliki hasil
usahanya serta menggunakan sesuai dengan kehendaknya. Hanya saja, hak milik atau
sistem kepemilikan sesuatu hanya berlaku dalam sistem demokrasi, bukan sistem
komunis.
Sedangkan pembebasan yang berkaitan dengan maslahat individu secara non materi dapat
dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Pembebasan beragama.
Islam terlahir dalam lingkungan pluralisme agama. Dimana pada saat itu tidak hanya
Yahudi ataupun Nasrani saja, akan tetapi berbagai macam aliran telah berkembang dan
mengakar kuat dalam hati masyarakat Qurasy saat itu. Syariat Islam telah menetapkan
kebebasan melaksanakan ajaran-ajaran Berbagai agama ( baik Islam atau bukan). Hal ini
bertujuan agar kebebasan ini tidak mengakibatkan kekufuran bagi umat Islam dan kesesatan
yang bersifat menentang simbol-simbol ke-Islaman. Rekaman realita kebebasan beragama
sepanjang sejarah Islam bisa dilihat dalam piagam Madinah. Rasulullah Saw telah
menetapkan kebebasan orang Yahudi dengan ketiga golongannya di Madinah untuk
melaksanakan simbol-simbol keagamaan mereka. Dalam piagam itu disebutkan :”Orang
Yahudi dari bani ‘Auf merupakan satu umat bersama orang mukmin. Bagi orang Yahudi
adalah agama mereka bagi orang Islam adalah agama mereka, kecuali orang yang dzalim dan
berdosa. Sesungguhnya ia tidak dirusakkan atau dibinasakan kecuali oleh dirinya sendiri dan
keluargannya” sahabat Umar Ra dalam suratnya yang dikirim kepada penduduk Baitul
Maqdis mengatakan :”Ini adalah apa yang diberikan Umar kepada penduduk Eliya (Quds)
yakni keamanan. Mereka diberi keamanan terhadap diri, gereja dan juga agama mereka serta
salah satu mereka tidak akan disakiti.
Islam tidak bertentangan dan Hak Asasi Manusia, justru sangat menghormati hak dan
kebebasan manusia. Jika prinsip-prinsip dalam al-Qur’an disarikan maka terdapat banyak
poin yang sangat mendukung prinsip universal hak asasi manusia. Prinsip-prinsip itu telah
dituangkan dalam berbagai pertemuan umat Islam.
Dalam fiqih islam ditetapkan, masing-masing individu hidup dengan mengantongi hak
dan kewajiban. Hak-hak tersebut bebas dilakukan, selama tiada mengganggu individu yang
lainnya. Dalam kaidah fiqh disebutkan La dharara wala dharar(tidak merugikan dan
dirugikan). Maka dari itu islam –syari’ah—memberikan batasan bagi setiap individu dalam
mamakai haknya, salah satunya adalah kebebasan tersebut. Dari hukum atau tatanan syari’ah
ini maka lahirla kemudian di dalam islam suatu hokum yang mwngatur hubungan antar
manusia, muamalah, hokum jinayat dll.
Islam mengatur berbagai macam kebebasan. Kebebasan memilih merupakan salah satu
keistmewaan manusia dibandingkan dengan makhluk lain. Islam memandang bahwa
pemaksaan berakibat pada munculnya sikap antipati, rasa takut, naluri mempertahankan diri,
amarah dan kebencian, egoisme, dan upaya-upaya penyelamatan diri yang terkadang
berbarengan dengan agresifitas dan sikap konfrontatif. Oleh karena itulah, dalam al-Qur’an
disebutkan Tidak ada pemaksaan dalam beragama....”.
Pembebasan dalam Islam ialah kebebasan yang berasaskan pada Tuhan sebagai poros
dan tolak ukur, bukan manusia (humanisme). Allah swt bersabda: “Wahai manusia kamulah
yang memerlukan (Faqir) terhadap Allah, dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak
memerlukan kepada selain-Nya) lagi Maha Terpuji”
Dalam Islam hak dan kebebasan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Keamanan, kehormatan tempat kebebasan individu, mencakup di dalamnya hak
mendapatkan jaminan
2. Tinggal, bebas melakukan perjalanan, jaminan mengenai rahasia surat-menyurat dan lain
sebagainya.
4. Hak mendapatkan pembebasan ekonomi dan sosial. Bagian pertama mencakup hak milik,
dan yang kedua mencakup hak mendapatkan pekerjaan, jaminan kesehatan dan solidaritas
sosial yang tercermin dalam kewajiban membayar zakat atau bentuk shadaqah lainnya seperti
sadaqah dari nadzar, kafarat, hewan kurban dll.
Bagi manusia, batas pembebasan dan ketebatasan tidak begitu jelas. Apa yang bagi
seseorang termasuk daam wilayah kebebasannya barag kai bagi orang lain meruakan
kemustahilan, begitu pula sebaliknya. Ini mengindikasikan bawa kepentingan bebasa tia
individu berbeda dan hal iiberari membbutuhkan atoran aturan tertentu.
Meskipun Islam mengakui pembebasan, namun bukan berarti manusia dapat bebas
tanpa batas. Pembebasan dalam islam ditekankan dalam bentuk tanggung jawab social(al
maslahah al mursalah). Dasar umum prinsip ini bahwa manusia tetap dalam kemerdekaan
individunya selama tidak bertrubkan dengan kemaslahatan umum.
Islam memberikan batasan mengenai hak dan kebebasan beragama, berfikir dan
berbicara ,yang terangkum dalam Deklarasi London sebagai berikut:
b. Mencari ilmu dan mencari kebenaran bukan hanya hak tapi kewajiban bagi Muslim.
c. Hak dan kewajiban Muslim adalah melakukan protes dan berjuang melawan penindasan,
meskipun dalam hal ini harus melawan penguasa Negara.
d. Tidak ada batasan dalam menyebarkan informasi, asalkan tidak membahayakan keamanan
masyarakat dan Negara dan masih dalam lingkup yang dibolehkan oleh hukum.
e. Tidak seorangpun berhak menghina atau melecehkan kepercayaan agama lain atau
memprovokasi permusuhan public; menghormati kepercayaan agama lain adalah kewajiban
bagi Muslim.
Pembebasan dalam Islam memiliki nilai individu dan sosial sekaligus. Syariah Islam
memberikan batasan bagi setiap individu agar ia dapat melaksanakan kebebasan secara
proporsional. Untuk menjaga agar kebebasan tiap individu terjaga, maka da upaya preventif
dan defensif dalam Islam. Yaitu dengam memberikan pengawasan dari dalam diri setiap
individu sehingga ia dapat mengendalikan kebebasan dari dalam dirinya. Dengan demikian,
ia tidak akan menggunakan hak kebebasan sesuai dengan hawa nafsu belaka.. Di antara sikap
tersebut adalah rasa malu dan etika Islami lainnya.
Yang kedua, adanya Pengawasan yang berasal dari luar dirinya yaitu berupa aturan
dan hukum yang diterapkan suatu negara. Peraturan supaya tidak semua manusia mampu
mengendalikan dirinya dan dapat menggunakan hak kebebasannya sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, hukum tersebut sesungguhnya
bertujuan untuk melindungi kebebasan, dan bukan sebagai sarana pengekang kebebasan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam merupakan pembebasan yang bertumpu pada ajaran tauhid. Misi sosial
kebudayaan Islam berupaya menghapus segala praktik yang dapat merendahkan martabat dan
kodrat manusia itu sendiri. Maka dalam permasalahan ini, islam mengatur dengan baik
tentang penggunaan kebebasan yaitu dengan memberikan batasan-batasan tertentu. Jadi dapat
kita ambil satu kesimpuln islam mengakui adanya kebebasan, dalam artian kemerdekaan
yang menjadi lawan perbudakan. Dalam islam bentuk kebebasan adalah ikhtiyar, yaitu
memilih. Islam tidak memaksakan menusia dalam hal keyakinan (beragama).
C. SARAN
Kami banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://kurniawaalex.blogspot.com/2014/10/makalah-konsep-kebebasan.html