ULUMUL QUR'AN
IJAZ AL – QUR’AN
DOSEN : Dr.Fatirahwahidah,M.Ag
KELOMPOK 9
NAMA KELOMPOK :
SUMIATI/ 19010101134
Bismillahirohmanirrohiim
Segala puji dan syukur kehadirat Alloh ‘azza wajala Robb semesta alam karena atas
hidayah dan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, insya Alloh.
Sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wasalam serta
segenap keluarga dan sahabatnya serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Kesempurnaan dan kebenaran itu hanya dari Alloh ‘azza wajala sedangkan kesalahan
dan kekurangan adalah dari manusia kami pribadi.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………....
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I : PENDAHULAN..........................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan Penulisan....................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Saran.......................................................................................................
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan ini, kita sering menilai sesatu itu mustahil karena akal manusia
yang terbatas dan terpaku dengan hukum-hukum alam atau hukum sebab akibat yang telah
kita ketahui. Sehingga kita sering menolak suatu yang tidak sejalan dengan logika atau
hukum yang berlaku.
Kemampuan luar biasa atau yang lebih sering dikenal sebagai mukjizat yang dimiliki
oleh setiap rasul untuk menandingi dan mengalahkan kemampuan luar biasa yang ada di
kaum mereka sehingga dengan adanya itu mereka tidak sanggup melawan dan muncullah
perasaan lemah dalam diri mereka yang pada akhirnya membawa mereka pada keimanan
dengan risalah yang dibawa oleh rasul.
Dan berbagai pertanyaan lainnya seputar kemukjizatan Alquran akan penulis coba
paparkan jawabannya dalam makalah sederhana ini. Semoga ke depan makalah ini dapat
memberi pencerahan bagi kita semua.
B. Rumusan masalah
PEMBAHASAN
Kata mukjizat dari segi bahasa berarti melemahkan, menundukkan, atau ketidak
mampuan mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah berarti suatu perkara yang tidak
dapat dilakukan manusia baik secara individu maupun kolektif. Dikehendaki dengan i’jaz
dalam pembahaan ini ialah:
إظهار صد ق ا لنبي فى دعو ى ا لر سا لة بإظهار عجز العرب عن معار ضته فى معجزته الخالدة وهي القران
وعزاألجيال بعدهم.
“Sesuatu (hal atau urusan) yang menyalahi adat kebiasaan yang ditampakkan Allah diatas
kekuasaan seorang nabi untuk memperkuat kenabiannya”.2
Maka mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar biasa yang
dibarengi dengan tantangan dan tidak bisa dikalahkan. al-Quran menantang orang-orang
Arab, mereka tidak kuasa melawan meskipun mereka merupakan orang-orang yang fasih, hal
ini tiada lain karena al-Quran adalah mukjizat.
Al-Quran memiliki keistimewaan bila dibandingkan dengan mukjizat-mukjizat para
nabi sebelumnya. Mukjizat para nabi sebelumnya merupakan mukjizat yang hanya dapat
diindera dan dibuktikan oleh kaum dan orang-orang yang sezaman dengan nabi tersebut, dan
tidak dapat diketahui olehorang-rang setelahnya kecuali melalui berita, sedangkan mukjizat
al-Quran adalah mukjizat yang dapat diindera dan dibuktikan oleh seluruh manusia disetiap
masa sampai hari kiamat.
ولو كان بعضهم لبعض ظهيرا uقل لئن اجتمعت اإلنس والجن على ان يأتوا بمثل هذا القران اليأتونبمثله
Artinya : Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa (dengan) Al-Qura`an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya,
sekalipun mereka saling membantu satu sama lain
2. Rasulullah Saw. menantang bangsa Arab dengan sepuluh surat dari Al-Qur`an,
sebagaimana di jelaskan dalam firman Allah :
ام يقولون افتراه ۗ قل فأتوا بعشر سور مثله مفتريات وادعوا مناستطعتم من دون هللا ان كنتم صادقين فا لم يستجيبوا لكم
فاعلمو انماانزل بعلماهلل وان ال اله اال هو ۚ فهل انتم مسلمون
3. Rasulullah menantang mereka dengan satu surat, hal ini dijelaskan dalam firman
Allah :
) 38 : ام يقولون افتراه ۗ قل فأتوا بسورة مثله وادعوا من استطعتم من دوناهلل ان كنتم صادقين ( يونس
Artinya : Apakah pantas mereka mengatakan dia (Muhammad) yang telah membuat-buatnya?
Katakanlah, "Buatlah sebuah surat yang semisal dengan surat (Al-Qur`an), dan ajaklah siapa
saja diantara kamu orang yang mampu (membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang
yang benar."
: وان كنتم في ريب مما نزلنا على عبدنا فأتوا بسورة من مثله ۖ واعواشهداءكم من دون هللا ان كنتم صادقين
Artinya : Dan jika kamu meragukan (Al-Qur`an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami
(Muhammad), maka buatlah satu surat semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu
selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."
Pada masa itukita ketahui bahwa bangsa arab adalah para ahli bahasa dan balaghah,
namun keunggulan yang mereka miliki itu membuat mereka tidak mampu untuk
mendatangkan tandingan Al-Qur`an. Mereka telah berupaya keras untuk mencari-cari sisi
kelemahan dan kekurangan dalam Al-Qur`an, tapi pada akhirnya upaya mereka tidak
membuahkan hasil.
Mereka terbungkam dan tidak bisa berbuat apa-apa. Sehingga untuk merendahkan al-
Qur`an mereka mencoba dengan cara lain, dengan mengatakan : al-Qur`an adalah sihir,
perkataan ahli sya`ir, atau orang gila atau dongeng orang-orang masa lampau, sehingga telah
nyata bahwasanya bangsa Arab tidak sanggup menandingi kehebatan al-Qur`an meskipun
mereka pakar dalam bidang bahasa dan balaghah. Dan juga kemukjizatan al-Qur`an sebagai
tantangan untuk seluruh umat dalam segala masa.
Mukjizat ini terdapat pada nabi-nabi terdahulu, artinya bahwa keluarbiasaan tersebut
dapat disaksikan dan dijangkau langsung lewat indera oleh umat-umat tempat nabi-nabi
menyampaikan risalah.
Perahu Nabi Nuh yang dibuat atas petunjuk Allah sehingga mampu bertahan dalam
situasi ombak dan gelombang yang demikian dahsyat. Tidak terbakarnya Nabi Ibrahim a.s
dalam kobaran api yang sangat besar; berubah wujudnya tongkat Nabi Musa a.s. menjadi
ular; penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa a.s. atas izin Allah, dan lain-lain,
kesemuanya bersifat material indrawi, sekaligus terbatas pada lokasi tempat mereka berada,
dan berakhir dengan wafatnya mereka.
Yaitu mukjizat yang diturunkan kepada nabi terakhir yaitu Muhammad shallalu’alai
wasallamberupa mukjizatal-Quran yang sifatnya bukan inderawi atau material tetapi dapat
dipahami akal dan tidak dibatasi oleh suatu tempat atau masa tertentu. Mukjizat al-Quran
dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan akalnya dimana dan kapan-pun.
1. Abu Ishaq Ibrahim An-Nazham dan pengikutnya dari kaum syi’ah berpendapat, bahwa
kemukjizatan al-Quran adalah dengan cara shifrah (pemalingan). Arti shifrah dalam
pandangan An-Nazam ialah, Allah memalingkan orang-orang arab untuk menantang al-
Quran, padahal sebenarnya mereka mampu menghadapinya.
2. Sebagian ulama berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Quran adalah karena ia
mengandung badi’ yang sangat unik dan berbeda dengan apa yang telah dikenal oleh orang-
orang arab seperti fashilah dan maqtha’.
3. Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Quran itu terkandung
balaghah tangkat tinggi, redaksinya yang bernilai sastra dan susunannya yang indah, karena
nilai sastra yang terkandung dalam al-Quran itu sangat tinggi dan tidak ada bandingannya.
4. Ulama lain berpendapat bahwa kemukjizatan itu karena al-Quran terhindar dari adanya
pertentangan, dan mengandung arti yang lembut dan memuat hal-hal ghaib diluar
kemampuan manusia dan diluar kekuasaan mereka untuk mengetahuinya.
5. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Quran adalah mengandung
bermacam-macam ilmu dan hikmahyang sangat dalam, baik dalam permulaan, tujuan
maupun dalam menutup setiap surat.
Adapun mengenai segi manakah kemukjizatan itu kami akan menguraikan tiga
macam Aspek kemukjizatan al-Quran seperti: aspek bahasa, aspek Ilmiah,Aspek Tasyria
(Hukum).
Dalam sejarah mengatakan bahwa pada masa itu bangsa Arab adalah para ahli bahasa
dan balaghah. Para pakar bahasa Arab ttelah menekuniilmu ini sejak awal. Mereka merubah
puisi, prosa, kata-kata bijak, dan matsal yang dideskripsikan dalamredaksi-redaksiyang
memukau.
Para ahli bahasa telah terjun dalam festival bahasa dan mereka memperoleh
kemenangan. Akan tetapi tidak seorangpun dari mereka yang sanggup menandingi keindahan
bahasa yang terdapat dalam al-Quran. Bahkan sejarah mencatat kelemahan bahasa ini terjadi
pada masakemajuan dan kejayaannya ketika al-Quran diturunkan.
Tentunya, tidak mudah memilih kata dan kalimat yang akurat dan sesuai dengan
makna-makna yang tinggi dan mendalam kecuali bagi orang yang telah menguasai
sepenuhnya ciri-ciri kata, makna yang dalam dan hubungan imbal balik antara kata dan
maknanya agar dapat memilih kata dan ungkapan yang paling baik dengan memperhatikan
seluruh dimensi, kondisi dan kedudukan makna yang dimaksudkan. Pengetahuan lengkap
tentang hal itu tidak mungkin dapat dicapai oleh siapapun kecuali dengan bantuan wahyu dan
ilham Ilahi.
Kemukjizatan dapat didapatkan pula pada khithab dimana berbagai golongan manusia
yang berbeda tingkat intelektualnya dapat memahami khithab itu sesuai dengan tingkat
akalnya, sehinggamasing-masing mereka memandangnya cocokdengan tinkatan akalnya,
baik mereka yang awam maupun orang berilmu.
Sumber kekeliruan dalam hal ini adalah, bahwa ilmu pengetahuan selalu mengalami
perkembangan seiring dengan perubahan dan tuntutan zaman. Sehingga ilmu itu masih dalam
upaya penyempurnaan terus menerus dan terkadang mengalami kekeliruan. Dan ini terus
berlanjut sampai mendekati pada kebenaran dan derajat yakin. Dan setiap teori akan melewati
masa pengkajian, percobaan sampai pada tahap pembenaran.
Kemukzijatan ilmiah yang dimiliki oleh Al-Qur`an bukan terletak pada sisi
cakupannya terhadap seluruh aspek teori-teori ilmiah yang akan selalu bertambah dan
mengalami perubahan, akan tetapi terletak pada anjurannya untuk selalu berfikir. Al-Qur`an
memerintahkan manusia untuk menggunakan akalnya memikirkan penciptaan alam semesta.
Maka teori keilmuwan apapun, kaidah apapun, yang akan meneguhkan posisi akal,
menguatkan keyakinannya, terwujud dari aplikasi berfikir yang sehat sebagaimana yang
dianjurkan Al-Qur`an.
Al-Qur`an telah mengangkat posisi muslim dengan keutamaan ilmu [Al - mujadalah :
11]
Dengan demikian jelas bagi kita bahwa kemukjizatan ilmiah Al-Qur`an menuntun
untuk berfikir dan membuka untuk kaum muslimin pintu-pintu pengetahuan, dan mengajak
mereka untuk berkontribusi di dalamnya, berkembang dan menerima setiap inovasi yang
dimunculklan dari penemuan-penemuan ilmiah.
Begitulah isyarat-isyarat ilmiah dalam Al-Qur`an yang datang dalam bentuk petunjuk
ilahi agar manusia mencari dan terus melakukan berbagai perenungan.
c. Aspek Kemukjizatan Syariat
Namun disi lain, sering kali kita temukan seseorang berlaku zhalim pada orang lain,
atau mengambil hak-hak orang lain dengan paksa. Hal ini terjadi disebabkan tidak adanya
nya peraturan atau undang-undang yang diberlakukan untuk menjaga kehormanisan
kehidupan ditengah manusia. Sehingga pada akhirnya kehidupan manusia akan kacau dan
hak-hak setiap orang terampas oleh orang yang lebih kuat.
Sudah banyak kita temukan dalam sejarah kehidupan manusia tentang upaya-upaya
yang dilakukan untuk mewujudkan kehidupan yang damai dan adil, tapi sering kali upaya itu
tidak sampai pada tujuan yang diinginkan. Sehingga kehidupan harmonis yang diharapkan
tidak pernah terealisasi.
Apabila akidah seorang muslim telah lurus dan benar maka hendaklah ia mengambil
konsep hidupnya sesuai dengan tuntunan syariat yang dinyatakan dalam Al-Qur`an. Setiap
ibadah fardhu yang ditujukan untuk kemaslahatan individu akan tetapi pada waktu yang
bersamaan ia juga bertujuan untuk kemaslahatan hidup bersama.
Ibadah shalat bertujuan untuk mencegah seseorang dari berperilaku keji dan mungkar [Al-
Angkabut : 45]. Dengan terlaksananya shalat dengan baik, akan terpancarlah pada diri
seorang muslim sikap yang baik pula, tenang dan membawa kedamaian pada orang yang ada
disekitarnya.
Zakat membuang dari diri sikap bakhil, kecintaan pada dunia, ketamakan pada harta.
Disisi lain zakat akan menjadi sarana saling tolong menolong antara yang kaya pada yang
miskin. Dimana yang kaya memberikan sebahagian dari hartanya untuk membantu orang-
orang yang membutuhkan dan berhak.
Ibadah haji adalah sarana untuk latihan diri menempuh kesulitan. Pada saat haji
semua manusia akan berkumpul pada satu tempat, semuanya dengan pakaian yang sama, dan
tidak ada yang membedakan mereka kecuali ketakwaan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar biasa yang dibarengi dengan
tantangan dan tidak bisa dikalahkan. al-Quran menantang orang-orang Arab, mereka tidak
kuasa melawan meskipun mereka merupakan orang-orang yang fasih, hal ini tiada lain
karena al-Quran adalah mukjizat.
Mukjizatterbagi menjadi dua,yaitu mukjizat yang bersifat Material Inderawi yang tidak
kekal dan mukjizat immaterial logis. Mukjizat Material Inderawi adalah mukjizat yang dapat
disaksikan dan dijangkau langsung lewat indera dan terdapat pada rasul-rasul terdahulu yang
sifatnya terbatas pada lokasi tempat mereka berada, dan berakhir dengan wafatnya rasul
tersebut. Sedangkan mukjizat imaterial logis merupakan mukjizat yang diturunkan kepada
nabi terakhir yaitu Muhammad shallalu’alai wasallamberupa mukjizatal-Quran yang sifatnya
bukan inderawi atau material tetapi dapat dipahami akal dan tidak dibatasi oleh suatu tempat
atau masa tertentu. Mukjizat al-Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan
akalnya dimana dan kapan-pun.
Segi kemukjizatan al-Quran dilihat dari 3 aspek yang pertama dari segi bahasanya
yangmemperlihatkan kefasihan dan menggunakan kata dan kalimat yang paling lembut,
indah, ringan, serasi, dan kokoh serta melalui sastra yang paling baik dan mudah
dipahami.Kedua, segi ilmiah dimana al-Qur'anmenuntun manusia untuk berfikir dan
membuka pintu-pintu pengetahuan, dan mengajak untuk berkontribusi di dalamnya,
berkembang dan menerima setiap inovasi yang dimunculklan dari penemuan-penemuan
ilmiah akan tetapi hal ini bukan berarti al-Quran mengandung semua teori ilmiah. Yang
ketiga dari segi syariat dimana al-Quran meupakan Dustur Tasyri’i (sistem perundang-
undangan) paripurna yang membangun kehidupan manusia diatas dasar konsep yang paling
tinggi dan mulia sehingga terciptalah kehidupan yang adil dan sejahtera.
Al-Quran sebagai mukjizat menunjukkan kepada kita tentang kebenaran nabi sebagai
seorang rosul, dengan memperlihatkan kelemahan orang arab dalam menantangnya dan
kelemahan orang-orang yang datang sesudah mereka.
B. SARAN
Kami banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Manna Khalil al-Qattan , Studi Ilmu-ilmu Al-quran,Bogor: Litera Antar Nusa, 2004, Cetakan
Ke-8 Hal: 371