Anda di halaman 1dari 16

Tugas Kelompok

ULUMUL QUR'AN

IJAZ AL – QUR’AN

DOSEN : Dr.Fatirahwahidah,M.Ag

KELOMPOK 9

NAMA KELOMPOK :

NASRIANI NASRUL / 19010101148

SITTI. MUTHIAH MUTMAINNAH ARSYAD SULUNG/19010101165

SUMIATI/ 19010101134

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohiim

Assalamu’alaikum warohmatullohi wa barokaatuh

Segala puji dan syukur kehadirat Alloh ‘azza wajala Robb semesta alam karena atas
hidayah dan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, insya Alloh.

Sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wasalam serta
segenap keluarga dan sahabatnya serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Makalah yang membahas tentang Kemu’jizatan al-Quran ini, mudah-mudahan bisa


bermanfaat bagi mahasiswa semua, meskipun dalam penyusunannya jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi tanpa mengurangi rasa hormat kami, penyusun juga mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun baik dari dosen mata kuliah maupun dari mahasiswa
sekalian.

Kesempurnaan dan kebenaran itu hanya dari Alloh ‘azza wajala sedangkan kesalahan
dan kekurangan adalah dari manusia kami pribadi.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh

Kendari, 28 – April – 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………....

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I : PENDAHULAN..........................................................................................

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................

B. Rumusan Masalah................................................................................

C. Tujuan Penulisan....................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................

A. Pengertian Kemukjizatan al-Quran........................................................

B. Tahap-tahap Rasulullah menantang bangsa Arab dengan al-Quran......

C. Macam-macam kemukjizatan al-Quran..................................................

D. Segi-segi kemukjizatan al-Quran............................................................

BAB III : PENUTUP.................................................................................................

A. Kesimpulan.............................................................................................

B. Saran.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan ini, kita sering menilai sesatu itu mustahil karena akal manusia
yang terbatas dan terpaku dengan hukum-hukum alam atau hukum sebab akibat yang telah
kita ketahui. Sehingga kita sering menolak suatu yang tidak sejalan dengan logika atau
hukum yang berlaku.

Manusiadengan akal yang dimilikinya tidak mampu merenungkan ciptaan Allah di


muka bumi dan di alam semesta. Mereka tidak mencoba untuk menyempatkan diri
mentadabburi kebesaran Tuhan yang terlukis pada alam semesta. Sehingga Allah mengutus
setiap rasul pada kaumnya. Kemudian bersamaan dengan itu Allah bekali setiap rasul dengan
mukjizat sebagai tandingan terhadap kemampuan diluar kebiasaan yang berkembang
ditengah-tengah kaumnya.

Kemampuan luar biasa atau yang lebih sering dikenal sebagai mukjizat yang dimiliki
oleh setiap rasul untuk menandingi dan mengalahkan kemampuan luar biasa yang ada di
kaum mereka sehingga dengan adanya itu mereka tidak sanggup melawan dan muncullah
perasaan lemah dalam diri mereka yang pada akhirnya membawa mereka pada keimanan
dengan risalah yang dibawa oleh rasul.

Pembicaraan tentang kemukjizatan al-Quran merupakan suatu mukjizat tersendiri,


dimana para peneliti tidak bisa mencapai kesempurnaan dari setiap sisi-sisi kemukjizatannya.

Dan berbagai pertanyaan lainnya seputar kemukjizatan Alquran akan penulis coba
paparkan jawabannya dalam makalah sederhana ini. Semoga ke depan makalah ini dapat
memberi pencerahan bagi kita semua.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kemukjizatan al-Quran?


2. Apa saja ruang lingkup kemukjizatan al-Quran?
3. Apa manfaat dan tujuan kemukjizatan al-Quran?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui yang dimaksud dengan kemukjizatan al-Quran.
2. Dapat mengetahui apa saja ruang lingkup kemukjizatan al-Quran.
3. Dapat mengetahui manfaat dan tujuan kemukjizatan al-Quran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI KEMUKJIZATAN AL-QURAN

Kata mukjizat dari segi bahasa berarti melemahkan, menundukkan, atau ketidak
mampuan mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah berarti suatu perkara yang tidak
dapat dilakukan manusia baik secara individu maupun kolektif. Dikehendaki dengan i’jaz
dalam pembahaan ini ialah:

‫إظهار صد ق ا لنبي فى دعو ى ا لر سا لة بإظهار عجز العرب عن معار ضته فى معجزته الخالدة وهي القران‬
‫وعزاألجيال بعدهم‬.

“Memperlihatkan kebenaran nabi dalam pernyataan sebagai seorang rosul, dengan


memperlihatkan kelemahan orang arab dalam menantangnya terhadap mu’jizatnya yang
kekal yaitu al-Qur’an dan kelemahan orang-orang yang datang sesudah mereka”.1

Dan mu’jizat ialah:

‫أمر خارق للعادة يظهره هللا على يد نبي تابدا لنبوته‬

“Sesuatu (hal atau urusan) yang menyalahi adat kebiasaan yang ditampakkan Allah diatas
kekuasaan seorang nabi untuk memperkuat kenabiannya”.2

Sedangkan menurut Manna al-Qattan, I’jaz (kemukjizatan) adalah menetapkan


kelemahan. Kelemahan menurut pengertian umum adalah ketidak mampuan mengerjakan
sesuatu, lawan dari qudrah (potensi, power, kemampuan). Apabila kemukjizatan muncul,
maka nampaklah kemampuan mu’jiz (sesuatu yang melemahkan). Yang dimaksud dengan
i’jaz dalam pembahasan ini ialah menampakkan kebenaran nabi dalam pengakuannya sebagai
seorang rasul, dengan menampakkan kelemahan orang Arab dalam melawan mukjizat yang
kekal yakni al-Quran dan orang-orang sesudah mereka.

Maka mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar biasa yang
dibarengi dengan tantangan dan tidak bisa dikalahkan. al-Quran menantang orang-orang
Arab, mereka tidak kuasa melawan meskipun mereka merupakan orang-orang yang fasih, hal
ini tiada lain karena al-Quran adalah mukjizat.
Al-Quran memiliki keistimewaan bila dibandingkan dengan mukjizat-mukjizat para
nabi sebelumnya. Mukjizat para nabi sebelumnya merupakan mukjizat yang hanya dapat
diindera dan dibuktikan oleh kaum dan orang-orang yang sezaman dengan nabi tersebut, dan
tidak dapat diketahui olehorang-rang setelahnya kecuali melalui berita, sedangkan mukjizat
al-Quran adalah mukjizat yang dapat diindera dan dibuktikan oleh seluruh manusia disetiap
masa sampai hari kiamat.

B. TAHAP-TAHAP RASULULLOH MENANTANG BANGSA ARAB DENGAN AL-


QURAN

1. Rasulullah Saw. menantang bangsa Arab dengan Al-Qur`an secara keseluruhannya,


dalam bentuk cakupan yang luas meliputi seluruh jin dan manusia. Dalam hal ini Allah
menjelaskan dalam Al-Qur`an

‫ ولو كان بعضهم لبعض ظهيرا ۝‬u‫قل لئن اجتمعت اإلنس والجن على ان يأتوا بمثل هذا القران اليأتونبمثله‬

Artinya : Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa (dengan) Al-Qura`an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya,
sekalipun mereka saling membantu satu sama lain

2. Rasulullah Saw. menantang bangsa Arab dengan sepuluh surat dari Al-Qur`an,
sebagaimana di jelaskan dalam firman Allah :

‫ام يقولون افتراه ۗ قل فأتوا بعشر سور مثله مفتريات وادعوا مناستطعتم من دون هللا ان كنتم صادقين ۝ فا لم يستجيبوا لكم‬
‫فاعلمو انماانزل بعلماهلل وان ال اله اال هو ۚ فهل انتم مسلمون ۝‬

Artinya : Bahkan mereka mengatakan, "Dia (Muhammad) telah membuat-buat Al-Qur`an


itu." Katakanlah, "(Kalau demikian), datangkanlah sepuluh surat semisal dengannya (Al-
Qur`an) yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja diantara kamu yang sanggup selain Allah,
jika kamu orang-orang yang benar."

3. Rasulullah menantang mereka dengan satu surat, hal ini dijelaskan dalam firman
Allah :

) 38 : ‫ام يقولون افتراه ۗ قل فأتوا بسورة مثله وادعوا من استطعتم من دوناهلل ان كنتم صادقين ۝ ( يونس‬
Artinya : Apakah pantas mereka mengatakan dia (Muhammad) yang telah membuat-buatnya?
Katakanlah, "Buatlah sebuah surat yang semisal dengan surat (Al-Qur`an), dan ajaklah siapa
saja diantara kamu orang yang mampu (membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang
yang benar."

Dan di ayat lain:

: ‫وان كنتم في ريب مما نزلنا على عبدنا فأتوا بسورة من مثله ۖ واعواشهداءكم من دون هللا ان كنتم صادقين ۝‬

Artinya : Dan jika kamu meragukan (Al-Qur`an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami
(Muhammad), maka buatlah satu surat semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu
selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."

Pada masa itukita ketahui bahwa bangsa arab adalah para ahli bahasa dan balaghah,
namun keunggulan yang mereka miliki itu membuat mereka tidak mampu untuk
mendatangkan tandingan Al-Qur`an. Mereka telah berupaya keras untuk mencari-cari sisi
kelemahan dan kekurangan dalam Al-Qur`an, tapi pada akhirnya upaya mereka tidak
membuahkan hasil.

Mereka terbungkam dan tidak bisa berbuat apa-apa. Sehingga untuk merendahkan al-
Qur`an mereka mencoba dengan cara lain, dengan mengatakan : al-Qur`an adalah sihir,
perkataan ahli sya`ir, atau orang gila atau dongeng orang-orang masa lampau, sehingga telah
nyata bahwasanya bangsa Arab tidak sanggup menandingi kehebatan al-Qur`an meskipun
mereka pakar dalam bidang bahasa dan balaghah. Dan juga kemukjizatan al-Qur`an sebagai
tantangan untuk seluruh umat dalam segala masa.

C. MACAM-MACAM KEMUKJIZATAN AL-QURAN

Secara garis besar macam-macam mukjizatterbagi menjadi dua,yaitu mukjizat yang


bersifat Material Inderawi yang tidak kekal dan mukjizat immaterial logis dan dapat
dibuktikan sepanjang masa.

a. Mukjizat Material Inderawi

Mukjizat ini terdapat pada nabi-nabi terdahulu, artinya bahwa keluarbiasaan tersebut
dapat disaksikan dan dijangkau langsung lewat indera oleh umat-umat tempat nabi-nabi
menyampaikan risalah.
Perahu Nabi Nuh yang dibuat atas petunjuk Allah sehingga mampu bertahan dalam
situasi ombak dan gelombang yang demikian dahsyat. Tidak terbakarnya Nabi Ibrahim a.s
dalam kobaran api yang sangat besar; berubah wujudnya tongkat Nabi Musa a.s. menjadi
ular; penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa a.s. atas izin Allah, dan lain-lain,
kesemuanya bersifat material indrawi, sekaligus terbatas pada lokasi tempat mereka berada,
dan berakhir dengan wafatnya mereka.

b. Mukjizat Immaterial Logis

Yaitu mukjizat yang diturunkan kepada nabi terakhir yaitu Muhammad shallalu’alai
wasallamberupa mukjizatal-Quran yang sifatnya bukan inderawi atau material tetapi dapat
dipahami akal dan tidak dibatasi oleh suatu tempat atau masa tertentu. Mukjizat al-Quran
dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan akalnya dimana dan kapan-pun.

 Perbedaan ini disebabkan oleh dua hal pokok

1. Para Nabi sebelum Nabi Muhammad shalallahu’alai wasallam, ditugaskan untuk


masyarakat dan masa tertentu. Karena itu,mukjizat mereka hanya berlaku untuk masa dan
masyarakat tersebut, tidak untuk sesudah mereka. Ini berbeda dengan mukjizat Nabi
Muhammadshalallahu’alai wasallam yang diutus untuk seluruh umat manusia sampai
akhir zaman.

2. Manusia mengalami perkembangan dalam pemikiranya. Umat para Nabi khususnya


sebelum Nabi Muhammadshalallahu’alai wasallam membutuhkan bukti kebenaran yang
sesuai dengan tingkat pemikiran mereka. Bukti tersebut harus demikian jelas dan
langsung terjangkau oleh indra mereka. Akan tetapi, setelah manusia mulai menanjak ke
tahap kedewasaan berpikir, bukti yang bersifat indrawi tidak dibutuhkan lagi.

D. SEGI-SEGI KEMUKJIZATAN AL-QURAN

Para ulama telah menyebutkan aspek-aspek kemukjizatan al-Quran. Namun demikian


mereka berbeda pendapat dalam meninjau segi kemukjizatan al-Quran. Perbedaan itu adalah
sebagai berikut:

1. Abu Ishaq Ibrahim An-Nazham dan pengikutnya dari kaum syi’ah berpendapat, bahwa
kemukjizatan al-Quran adalah dengan cara shifrah (pemalingan). Arti shifrah dalam
pandangan An-Nazam ialah, Allah memalingkan orang-orang arab untuk menantang al-
Quran, padahal sebenarnya mereka mampu menghadapinya.
2. Sebagian ulama berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Quran adalah karena ia
mengandung badi’ yang sangat unik dan berbeda dengan apa yang telah dikenal oleh orang-
orang arab seperti fashilah dan maqtha’.

3. Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Quran itu terkandung
balaghah tangkat tinggi, redaksinya yang bernilai sastra dan susunannya yang indah, karena
nilai sastra yang terkandung dalam al-Quran itu sangat tinggi dan tidak ada bandingannya.

4. Ulama lain berpendapat bahwa kemukjizatan itu karena al-Quran terhindar dari adanya
pertentangan, dan mengandung arti yang lembut dan memuat hal-hal ghaib diluar
kemampuan manusia dan diluar kekuasaan mereka untuk mengetahuinya.

5. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Quran adalah mengandung
bermacam-macam ilmu dan hikmahyang sangat dalam, baik dalam permulaan, tujuan
maupun dalam menutup setiap surat.

Adapun mengenai segi manakah kemukjizatan itu kami akan menguraikan tiga
macam Aspek kemukjizatan al-Quran seperti: aspek bahasa, aspek Ilmiah,Aspek Tasyria
(Hukum).

a. Aspek Kemukjizatan Bahasa

Dalam sejarah mengatakan bahwa pada masa itu bangsa Arab adalah para ahli bahasa
dan balaghah. Para pakar bahasa Arab ttelah menekuniilmu ini sejak awal. Mereka merubah
puisi, prosa, kata-kata bijak, dan matsal yang dideskripsikan dalamredaksi-redaksiyang
memukau.

Para ahli bahasa telah terjun dalam festival bahasa dan mereka memperoleh
kemenangan. Akan tetapi tidak seorangpun dari mereka yang sanggup menandingi keindahan
bahasa yang terdapat dalam al-Quran. Bahkan sejarah mencatat kelemahan bahasa ini terjadi
pada masakemajuan dan kejayaannya ketika al-Quran diturunkan.

Al-Qur'an memperlihatkan kefasihan dan balaghah-nya. Artinya, untuk


menyampaikan maksud dan tujuan dalam setiap masalah, Allah SWT menggunakan kata dan
kalimat yang paling lembut, indah, ringan, serasi, dan kokoh. Melalui cara tersebut, Dia
menyampaikan makna-makna yang dimaksudkan kepada para mukhathab, yaitu melalui
sastra yang paling baik dan mudah dipahami.
Setiap orang yang berkonsentrasi mempelajari al-Quran tentu akan mendapati
keindahan bahasa yang dimiliki al-Quran, yaitu dalam keteraturan bunyinya yang indah
melalui nada-nada hurufnya ketika ia mendengar harakat dan sukun-nya, madd dan ghunnah-
nya, fashilah dan maqtha’nya sehingga tidak pernah menjadikan bosan siapa saja yang
mempelajarinya.

Tentunya, tidak mudah memilih kata dan kalimat yang akurat dan sesuai dengan
makna-makna yang tinggi dan mendalam kecuali bagi orang yang telah menguasai
sepenuhnya ciri-ciri kata, makna yang dalam dan hubungan imbal balik antara kata dan
maknanya agar dapat memilih kata dan ungkapan yang paling baik dengan memperhatikan
seluruh dimensi, kondisi dan kedudukan makna yang dimaksudkan. Pengetahuan lengkap
tentang hal itu tidak mungkin dapat dicapai oleh siapapun kecuali dengan bantuan wahyu dan
ilham Ilahi.

Kemukjizatan dapat didapatkan pula pada khithab dimana berbagai golongan manusia
yang berbeda tingkat intelektualnya dapat memahami khithab itu sesuai dengan tingkat
akalnya, sehinggamasing-masing mereka memandangnya cocokdengan tinkatan akalnya,
baik mereka yang awam maupun orang berilmu.

b. Aspek Kemukjizatan Ilmiah

Kebanyakan manusia keliru ketika mereka beranggapan bahwa Al-Qur`an


mengandung semua teori ilmiah. Sehingga setiap kali muncul teori keilmuwan yang baru,
mereka berupaya mencocokkannya dengan Al-Qur`an agar sesuai dengan teori tersebut.

Sumber kekeliruan dalam hal ini adalah, bahwa ilmu pengetahuan selalu mengalami
perkembangan seiring dengan perubahan dan tuntutan zaman. Sehingga ilmu itu masih dalam
upaya penyempurnaan terus menerus dan terkadang mengalami kekeliruan. Dan ini terus
berlanjut sampai mendekati pada kebenaran dan derajat yakin. Dan setiap teori akan melewati
masa pengkajian, percobaan sampai pada tahap pembenaran.

Orang-orang yang menafsirkan Al-Qur`an dengan mencocokannya dengan teori


ilmiah, dan berupaya untuk mengambil dari Al-Qur`an pencocokan terhadap berbagai
permasalahn dalam lingkup ilmiah, sama halnya mereka telah berlaku buruk pada Al-Qur`an,
walaupun mereka beranggapan bahwa tindakan itu benar.
Karena problem-problem keilmuwan selalu mengalami perubahan, sehingga ketika
penafsiran Al-Qur`an dengan cara demikian, kemudian teori itu berubah atau gagal maka
sama halnya kebenaran al-Qur`an akan menjadi diragukan. Al-Qur`an adalah kitab hidayah
dan aqidah, yang mengajak jiwa-jiwa manusia untuk menempuh jalan-jalan mulia dan terpuji.

Kemukzijatan ilmiah yang dimiliki oleh Al-Qur`an bukan terletak pada sisi
cakupannya terhadap seluruh aspek teori-teori ilmiah yang akan selalu bertambah dan
mengalami perubahan, akan tetapi terletak pada anjurannya untuk selalu berfikir. Al-Qur`an
memerintahkan manusia untuk menggunakan akalnya memikirkan penciptaan alam semesta.

Maka teori keilmuwan apapun, kaidah apapun, yang akan meneguhkan posisi akal,
menguatkan keyakinannya, terwujud dari aplikasi berfikir yang sehat sebagaimana yang
dianjurkan Al-Qur`an.

Al-Qur`an menjadikan upaya berfikir terhadap penciptaan alam semesta sebagai


bentuk sarana menumbuhkan dan menambah keimanan pada Allah.

Al-Qur`an memerintahkan untuk memikirkan tentang makhluk Allah yang ada di


langit dan bumi [Ali Imran : 190-191]

Al-Qur`an juga memerintahkan manusia memikirkan tentang dirinya, tentang bumi


yang ia tinggal di dalamnya dan tentang alam yang mengitarinya [Ar-Rum: 8]

Al-Qur`an juga memerintahkan untuk menggunakan akal untuk memahami,


mengetahui terhadap berbagai hal [ Al-Baqarah: 219]

Al-Qur`an telah mengangkat posisi muslim dengan keutamaan ilmu [Al - mujadalah :
11]

Dengan demikian jelas bagi kita bahwa kemukjizatan ilmiah Al-Qur`an menuntun
untuk berfikir dan membuka untuk kaum muslimin pintu-pintu pengetahuan, dan mengajak
mereka untuk berkontribusi di dalamnya, berkembang dan menerima setiap inovasi yang
dimunculklan dari penemuan-penemuan ilmiah.

Begitulah isyarat-isyarat ilmiah dalam Al-Qur`an yang datang dalam bentuk petunjuk
ilahi agar manusia mencari dan terus melakukan berbagai perenungan.
c. Aspek Kemukjizatan Syariat

Manusia secaragharizah(naluri) merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang


lain. Dan rasa saling membutuhkan tidak akan pernah bisa dilepaskan dari manusia. Sikap
hidup saling bantu membantu merupakan gambaran begitu perlunya terbina hubungan yang
harmonis antara satu dengan yang lain.

Namun disi lain, sering kali kita temukan seseorang berlaku zhalim pada orang lain,
atau mengambil hak-hak orang lain dengan paksa. Hal ini terjadi disebabkan tidak adanya
nya peraturan atau undang-undang yang diberlakukan untuk menjaga kehormanisan
kehidupan ditengah manusia. Sehingga pada akhirnya kehidupan manusia akan kacau dan
hak-hak setiap orang terampas oleh orang yang lebih kuat.

Sudah banyak kita temukan dalam sejarah kehidupan manusia tentang upaya-upaya
yang dilakukan untuk mewujudkan kehidupan yang damai dan adil, tapi sering kali upaya itu
tidak sampai pada tujuan yang diinginkan. Sehingga kehidupan harmonis yang diharapkan
tidak pernah terealisasi.

Islam datang membawa keadilan, membawa syariat untuk menciptakan kenyaman


dalam hidup bermasyarakat. Dalam pembentukan masyarakat yang baik tidak dapat terlepas
dari upaya awal untuk membentuk dan mendidik kepribadian yang baik pula. Sehingga bila
setiap individu yang menjadi anggota masyarakt telah baik, secara tidak langsung kebaikan
itu akan memunculkan kebaikan koletif.

Al-Qur`an menuntun setiap muslim untuk memegang teguh ketauhidan yang


merupakan landasan pokok dalam beramal. Ketauhidan ini akan menjauhkan dirinya dari
keyakinan terhadap khurafat, keraguan, dan dari menjadi budak nafsu serta penyembahan
terhadap syahwat. Sehingga ia menjadi seorang hamba yang bersih keyakinannya pada Allah.
Yang hanya patuh dan tunduk pada Tuhan yang satu. Tidak butuh kepada selainNya. Tuhan
yang memiliki kesempurnaan. Yang darinya datang segala kebaikan untuk segenap
makhlukNya. Dialah tuhan yang satu, pencipta yang satu, yang maha kuasa atas segala
sesuatu.

Apabila akidah seorang muslim telah lurus dan benar maka hendaklah ia mengambil
konsep hidupnya sesuai dengan tuntunan syariat yang dinyatakan dalam Al-Qur`an. Setiap
ibadah fardhu yang ditujukan untuk kemaslahatan individu akan tetapi pada waktu yang
bersamaan ia juga bertujuan untuk kemaslahatan hidup bersama.
Ibadah shalat bertujuan untuk mencegah seseorang dari berperilaku keji dan mungkar [Al-
Angkabut : 45]. Dengan terlaksananya shalat dengan baik, akan terpancarlah pada diri
seorang muslim sikap yang baik pula, tenang dan membawa kedamaian pada orang yang ada
disekitarnya.

Zakat membuang dari diri sikap bakhil, kecintaan pada dunia, ketamakan pada harta.
Disisi lain zakat akan menjadi sarana saling tolong menolong antara yang kaya pada yang
miskin. Dimana yang kaya memberikan sebahagian dari hartanya untuk membantu orang-
orang yang membutuhkan dan berhak.

Ibadah haji adalah sarana untuk latihan diri menempuh kesulitan. Pada saat haji
semua manusia akan berkumpul pada satu tempat, semuanya dengan pakaian yang sama, dan
tidak ada yang membedakan mereka kecuali ketakwaan.

Sedangkan puasa melatih seseorang untuk mengendalikan hawa nafsunya. Ketika


berpuasa seseorang akan dilatih untuk menahan amarahnya. Disamping akan terlatih
kejujurannya. Semua ibadah diatas bila dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya akan
melahirkan dalam diri setiap muslim pribadi yang soleh, Al-Qur`an juga mengajarkan untuk
berlaku sabar, jujur, bersikap adil, ihsan, memaafkan orang lain dan sikap-sikap mulia
lainnya.

Al-Quran juga telah menetapkan perlindungan terhadap dharuriyah al-khomsahatau


(lima kebutuhan primer) bagi kehidupan manusia yaitu : jiwa,agama,kehormatan,harta
benda,dan akal. Lalu menerapkan hukuman-hukuman yang tegas pada setiap poin-poinya
sehingga dikenal dalam fiqih islam hukum jinayat dan hudud.

Al-Quran juga menetapkan hukum terntang hubungan internasional antara kaum


muslimin dengan negara tetangga atau dengan merika yang mengadakan perjanjian damai
(mu’ahad). Juga kekuasaan legislatif dalam sistem pemerintahan islam diatur dalam al-Quran.

Ringkasnya al-quran meupakan Dustur Tasyri’i (sistem perundang-undangan)


paripurna yang membangun kehidupan manusia diatas dasar konsep yang paling tinggi dan
mulia. Kemukjizatan Tasyri’inya ini tidak bisa dipisahkan dari kemukjizatan ilmiah dan
kemukjizatan bahasanya. Ketiganya akan senantiasa eksis bersama tak seorangpun dapat
mengingkari bahwa al-Quran memiliki kemukjizatan sebagai bukti kekuasaan Allah.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar biasa yang dibarengi dengan
tantangan dan tidak bisa dikalahkan. al-Quran menantang orang-orang Arab, mereka tidak
kuasa melawan meskipun mereka merupakan orang-orang yang fasih, hal ini tiada lain
karena al-Quran adalah mukjizat.

Mukjizatterbagi menjadi dua,yaitu mukjizat yang bersifat Material Inderawi yang tidak
kekal dan mukjizat immaterial logis. Mukjizat Material Inderawi adalah mukjizat yang dapat
disaksikan dan dijangkau langsung lewat indera dan terdapat pada rasul-rasul terdahulu yang
sifatnya terbatas pada lokasi tempat mereka berada, dan berakhir dengan wafatnya rasul
tersebut. Sedangkan mukjizat imaterial logis merupakan mukjizat yang diturunkan kepada
nabi terakhir yaitu Muhammad shallalu’alai wasallamberupa mukjizatal-Quran yang sifatnya
bukan inderawi atau material tetapi dapat dipahami akal dan tidak dibatasi oleh suatu tempat
atau masa tertentu. Mukjizat al-Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan
akalnya dimana dan kapan-pun.

Segi kemukjizatan al-Quran dilihat dari 3 aspek yang pertama dari segi bahasanya
yangmemperlihatkan kefasihan dan menggunakan kata dan kalimat yang paling lembut,
indah, ringan, serasi, dan kokoh serta melalui sastra yang paling baik dan mudah
dipahami.Kedua, segi ilmiah dimana al-Qur'anmenuntun manusia untuk berfikir dan
membuka pintu-pintu pengetahuan, dan mengajak untuk berkontribusi di dalamnya,
berkembang dan menerima setiap inovasi yang dimunculklan dari penemuan-penemuan
ilmiah akan tetapi hal ini bukan berarti al-Quran mengandung semua teori ilmiah. Yang
ketiga dari segi syariat dimana al-Quran meupakan Dustur Tasyri’i (sistem perundang-
undangan) paripurna yang membangun kehidupan manusia diatas dasar konsep yang paling
tinggi dan mulia sehingga terciptalah kehidupan yang adil dan sejahtera.

Al-Quran sebagai mukjizat menunjukkan kepada kita tentang kebenaran nabi sebagai
seorang rosul, dengan memperlihatkan kelemahan orang arab dalam menantangnya dan
kelemahan orang-orang yang datang sesudah mereka.

B. SARAN
Kami banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy , Ilmu-ilmu Al-quran,Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012,


Cetakan Ke-4 Hal: 293

Manna Khalil al-Qattan , Studi Ilmu-ilmu Al-quran,Bogor: Litera Antar Nusa, 2004, Cetakan
Ke-8 Hal: 371

Anda mungkin juga menyukai