Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGAUDITAN II

“MEMAHAMI TENTANG KONSEP AUDIT TERHADAP SALDO KAS”

KELOMPOK 4

NAMA ANGGOTA :

1. ABDUL LATIF

2. L. ZILLY SYAPUTRA

3. NELA SANDIA ARINI

4. NETA YUNI AGUSTIA

5. WIDIANI

FAKULTAS EKONOMI/AKUNTANSI

UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI

T.A. 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
segala rahmat, kami bisa menyelesaikan tugas makalah Pengauditan II tentang
“MEMAHAMI TENTANG KONSEP AUDIT TERHADAP SALDO KAS”. Makalah ini
dapat digunakan sebagai sumber guna menambah pengetahuan, sebagai bahan diskusi, dan
sebagai referensi tambahan dalam belajar. Makalah ini kami buat sedemikian rupa agar
pembaca dapat dengan mudah mempelajari dan memahami Keterampilan Bertanya secara
lebih lanjut.

Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala
upaya telah dilakukan untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik, tak ada gading yang tak
retak namun pasti dalam makalah ini massih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam
menyempurnakan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan
dan wawasan tentang materi Keterampilan Bertanya. Semoga keberhasilan selalu berpihak
pada kita semua.

Anjani, Desember 2023

Penulis

Kelompok 4
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kas dan Saldo Kas
B. Sifat Siklus Kas
C. Tujuan Audit Saldo Kas
D. Materialitas, Risiko dan Strategi Audit
E. Pemahaman Struktur Pengendalian Intern
F. Fungsi-Fungsi Yang Terkait
G. Pengujian Pengendalian Siklus Kas
H. Pengujian Substantif Saldo Kas
I. Pengujian Untuk Mendeteksi Lapping
J. Pengauditan Dana Kas Kecil
K. Pengauditan Rekening Di Bank Yang Khusus Dipakai Untuk Membayar Gaji dan
Upah
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kas adalah sumber pembiayaan yang paling likuid, dimana saldo kas dapat digunakan
sewaktu-waktu dalam proses pembiayaan dalam kegiatan operasional suatu entitas. Kas
merupakan harta lancer perusahaan yang mudah diselewengkan. Hal itu terjadi karena
banyaknya transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. Selain itu, kas
menjadi objek potensi kecurangan dan pencurian dibandingkan dengan jenis asset lainnya
karena kebanyakan asset harus dikonversikan terlebih dahulu ke kas agar dapat diuangkan.
Oleh karena itu, sangatlah perlu dilakukan audit terhadap saldo kas.
Tujuan utama audit saldo kas adalah untuk memastikan saldo kas telah diidentifikasi
dan diklasifikasikan dengan tepat dalam neraca, sehingga kas tersebut dapat memenuhi
kebutuhan entitas. Dengan audit atas saldo kas maka akan memudahkan perusahaan dalam
mengembangkan anggaran kas. Dengan pengelolaan anggaran kas yang baik perusahaan
dapat memproyeksikan peramalan yang bai katas penerimaan dan pengeluaran kas. Dengan
Teknik peramalan kas, manajemen dapat merencanakan untuk menginvestasikan kelebihan
kas, dan bila terdapat kebutuhan akan kas mendapatkan pinjaman dengan tingkat bunga yang
menguntungkan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kas dan saldo kas ?
2. Apa tujuan audit saldo kas ?
3. Bagaimana sifat audit saldo kas ?
4. Bagaimana struktur pengendalian intern audit saldo kas ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui sifat audit saldo kas
2. Untuk mengetahui tujuan dari audit saldo kas
3. Untuk mengetahui pemahaman struktur pengendalian intern
4. Untuk mengetahui bagaimana pengujian pengendalian dan pengujian substantif audit saldo
kas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kas dan Saldo Kas
Kas merupakan aktiva/asset perusahaan yang paling likuid dan paling rentan terjadi
penyelewengan, penipuan, dan pencurian (slamet sugiri, 2009 ; 1)
Kas adalah alat pertukaran/pembayaran. Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi
asset disebut sebagai kas yaitu :
a. Harus siap digunakan setiap saat untuk melakukan pembayaran
b. Harus bebas dari ikatan-ikatan apapun yang membatasi penggunaannya untuk melunasi
kewajiban. (Slamet Sugiri, 2009 : 4)
Kas dapat disebut juga sebagai aktiva likuid (cair), karena sifatnya yang likuid maka
kas harus dilindungi dari kecurangan dan pencurian dengan prosedur-prosedur pengendalian
untuk kas. (Haryono, 2005 : 3)
Istilah kas dalam pengertian sempit dapat berarti uang tunai baik kertas maupun
logam. Istilah kas dalam akuntansi meliputi (Erhans, 2000 : 7)
a. Uang tunai
b. Simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan misalnya tabungan, simpanan dalam
bentuk rekening koran, kartu kredit dan sebagainya.
c. Cek dan bilyet giro yang diterima dari pihak lain
Menurut PSAK NO.2 (2009), kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening
giro (demand deposits), sedangkan setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya
sangat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
yang dapat di tentukan dan memiliki resiko perubahan nilai yang tidak signifikan.
Kas adalah satu-satunya akun yang termasuk dalam beberapa jenis siklus. Kas
merupakan bagian dari siklus kecuali persediaan dan pergudangan. Kas sangat penting karena
potensi terjadinya kecurangan dan juga karena kemungkinan terdapat kesalahan.
Audit saldo kas merupakan bidang audit yang terakhir dipelajari karena bukti yang di
akumulasikan untuk saldo kas sangat tergantung pada hasil pengujian di dalam siklus lain.
Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, kas di bank, pada rekening giro
umum dan rekening tabungan, serta akun impers seperti kas kecil dan rekening di bank untuk
gaji.
B. Sifat Siklus Akuntansi
Saldo kas dihasilkan dari pengaruh kumulatif kelima siklus transaksi yang telah
dibahas sebelumnya. Dari kelima siklus tersebut adalah :
1. Siklus pendapatan
2. Siklus pengeluaran
3. Siklus pendanaan
4. Siklus investasi
5. Siklus jasa personalia
C. Tujuan Audit Saldo Kas
Tujuan saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing asersi
signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan Audit ditentukan atas lima
asersi laporan yang dinyatakan oleh manajemen yaitu asersi keberadaan, asersi kelengkapan,
asersi hak & kewajiban, asersi penilaian dan pengalokasian, asersi pelaporan dan
pengungkapan.
a. Asersi Keberadaan dan Keterjadian
 Saldo kas dicatat benar-benar ada pada tanggal neraca
b. Asersi Kelengkapan
 Saldo kas meliputi pengaruh semua transaksi kas yang terjadi
 Transfer kas antar bank pada akhir tahun, telah dicatat pada periode yang tepat
c. Asersi Hak dan Kewajiban
 Klien mempunyai legal atas seluruh saldo kas yang tampak pada tanggal neraca
d. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
 Saldo kas telah diidentifikasi dan dikelompokkan dengan tepat dalam neraca
 Identifikasi dan pengungkapan yang tepat dan memadai telah dilakukan sehubungan
dengan adanya pembatasan penggunaan kas tertentu
 Kewajiban kotijensi, compensating balances, dan lines of credit dengan bank telah
diungkapkan secara memadai
D. Materialitas, Resiko dan Strategi Audit
Tingkat volume transaksi menyebabkan tingginya resiko bawaan siklus kas. Ada
beberapa factor yang menyebabkan resiko bawaan siklus kas, antara lain :
a. Tingginya potensi salah saji akibat volume transaksi yang tinggi
b. Sifat kas (paling liquid dan sangat diminati)
c. Kesempatan manipulasi dalam bentuk kitting maupun window dressing.
Tingginya resiko bawaan siklus ini menyebabkan banyaknya perusahaan
memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian intern siklus kas untuk mencegah
dan mendeteksi salah saji.
E. Pemahaman Struktur Pengendalian Intern
Pemahaman struktur pengendalian intern siklus kas adalah pertimbangan lingkungan
pengendalian, informasi dan komunikasi (system akuntansi), penafsiran resiko pemantauan
dan aktivitas pengendalian.
a. Lingkungan Pengendalian
Titik tolak pemahaman struktur pengendalian intern siklus kas adalah pemahaman
lingkungan, pengendalian atas kas, pemahaman dapat diperoleh melalui :
1. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen
2. Mempelajari bagan organisasi
3. Menelaah deskripsi tugas
b. Penafsiran Resiko
Penafsiran risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan
pengidentifikasian, analisis dan pengelolaan risiko yang relevan dengan penyusunan laporan
keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia. Karena kas merupakan aktiva yang paling likuid, maka manajemen perusahaan
harus benar-benar mempertimbangkan fungsi-fungsi yang terlibat dalam siklus kas.
c. Informasi dan Komunikasi (System Akuntansi)
Akuntansi harus memahami kompetensi personil akuntansi dan bagian EDP yang
bertanggung jawab atas pengolahan transaksi kas. Jadi kaitannya dengan informasi dan
komunikasi ini dalam siklus kas, system informasi mencakup metode dan catatan yang
digunakan untuk :
1. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang terkait dengan siklus kas secara
kas
2. Menjelaskan pada saat yang tepat transaksi dalam siklus kas secara cukup rinci dan
memungkinkan adanya penggolongan masing-masing transaksi itu untuk pelaporan
keuangan
3. Mengukur nilai transaksi dari siklus kas dengan tepat
4. Menyajikan transaksi dari siklus kas dengan semestinya dan pengungkapan yang
berkaitan dalam laporan keuangan.
d. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi dalam siklus kas
dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan :
1. Review kinerja
2. Pengolahan informasi
3. Pengendalian fisik pemisahan tugas
Dokumen dan pencatatan yang dipakai meliputi :
1. Bukti kas masuk
2. Surat pemberitahuan
3. Daftar surat pemberitahuan
4. Bukti setoran
5. Bukti kas keluar
6. Permintaan pengeluaran kas kecil
7. Bukti pengeluaran kas kecil
8. Permintaan pengisian kembali kas kecil
F. Fungsi-Fungsi Yang Terkait
Fungsi yang terkait adalah :
1. Fungsi Pencatatan Piutang
Dalam system penerimaan kas bagian piutang berfungsi sebagai pencatat piutang
dengan diterimanya pelunasan piutang dari debitur.
2. Fungsi Penerimaan Piutang
Dalam system penerimaan kas bagian sekretaris berfungsi sebagai penerima surat dan
debitur yang berisi surat pemberitahuan dan cek. Jika penerimaan kas dari debitur berupa
transfer uang lewat bank, bagian sekretaris ini menerima memo kredit dan bank tentang
penambahan rekening giro perusahaan akibat transfer dana dari debitur.
3. Fungsi Penyimpanan Kas
Dalam transaksi pengeluaran kas, bagian kas berfungsi mengisi cek, meminta
otorisasi dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada
kreditur.
4. Fungsi Pembuat Bukti Kas Keluar
Dalam system pengeluaran kas, bagian utang berfungsi membuat butki kas keluar
yang memberikan otorisasi kepada bagian kas untuk mengeluarkan cek sebesar yang
tercantum didalam dokumen tersebut. Dalam metode pencatatan utang tertentu, bagian utang
berfungsi menyelenggarakan arsip bukti kas keluar yang belum dibayar yang berfungsi
sebagai catatan utang perusahaan.
5. Fungsi Penyimpanan Dana Kas Kecil
Bagian ini berfungsi menyimpan dana kas kecil, mengeluarkan dana kas kecil sesuai
dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk dan memintakan pengisian kembali dana
kas kecil.
6. Fungsi Akuntansi Biaya
Bagian ini berfungsi mencatat pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan
persediaan.
7. Fungsi Akuntansi Keuangan
Bagian ini berfungsi mencatat transaksi penerimaan kas didalam jurnal penerimaan
kas dan transaksi pengeluaran kas didalam jurnal pengeluaran kas atau register cek.
8. Fungsi Pemeriksa Intern
Didalam system kas, bagian pemeriksa intern berfungsi melakukan perhitungan kas
secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan catatan kas.
G. Pengujian Pengendalian Siklus Kas
a. Ambil Sampel Bukti Kas Masuk
Untuk memperoleh keyakinan mengenai adanya unsur pengendalian intern dalam
penerimaan kas, akuntan mengambil sampel bukti kas masuk yang disimpan didalam arsip
dijurnal, buku besar dan laporan bukti kas masuk diperiksa :
1. Otorisasi yang tercantum didalamnya
2. Surat pemberitahuan dari debitur yang melampiri
3. Jumlah kas yang diterima menurut bukti kas masuk dengan daftar surat
pemberitahuan dan bukti setor bank yang bersangkutan.
4. Pencatatannya kedalam kartu piutang dan jurnal penerimaan kas
b. Ambil Sampel Bukti Kas Keluar Yang Telah Dibayar
Prosedur pemeriksaan ini telah dilaksanakan oleh akuntan pada pengujian kepatuhan
terhadap siklus pembelian. Bukti kas keluar diperiksa mengenai :
1. Otorisasi yang tercantum didalamnya
2. Nomor urut tercetaknya dan pertanggung jawaban pemakaian nomor urut tersebut
3. Kelengkapan dokumen pendukungnya
4. Otorisasi yang tercantum didalam dokumen pendukungnya
5. Cap lunas yang dibutuhi pada dokumen pendukungnya
6. Pencatatannya kedalam register cek
7. Pencatatannya kedalam buku pembantu yang bersangkutan
8. Kesesuaian dengan jumlah cek yang tercantum didalam rekening koran
c. Ambil Berita Secara Perhitungan Kas
Praktik yang sehat mengharuskan dilakukannya perhitungan secara periodik kas yang
ada ditangan dan pencocokkan jumlah kas hasil perhitungan tersebut dalam catatan akuntansi
kas.
H. Pengujian Substantif Saldo Kas
Pengujian yang dilakukan pada atau dekat dengan tanggal neraca antara lain :
1. Perhitungan kas ditangan
2. Pisah batas penerimaan kas
3. Pisah batas pengeluaran kas
a. Prosedur Inisial
Prosedur pengujian ini merupakan titik awal pengujian substantif siklus kas
b. Penerapan Prosedur Analitis
Saldo kas dipengaruhi secara signifikan oleh manajemen melalui strategi dan
keputusan pembiayaan perusahaan
c. Pengujian Detail Transaksi
 Melakukan pengujian pisah batas kas
Pengujian pemisahan penerimaan kas telah dibahas dalam pembahasan siklus
pendapatan. Sedangkan pengujian pisah batas pengeluaran kas telah dibahas dalam
siklus pengeluaran
 Melakukan pengujian pisah batas penerimaan kas
Pengujian ini direncanakan untuk memastikan penerimaan kas dicatat dalam periode
diterimanya kas tersbut. Misalnya cek yang dicantum dalam daftar cek beredar pada
akhir tahun ternyata dicairkan di bank. Ada beberapa penyebab yang mungkin yaitu :
1. Keterlambatan pengiriman atau penyimpanan cek
2. Penyimpanan cek oleh pihak yang menerima cek
3. Sedang diproses oleh bank
 Mengusut Transfer Bank
Perusahaan melakukan kitting dengan 2 alternatif alasannya yaitu :
1. Karyawan yang bertugas mengelola cek melakukan pencurian uang atau korupsi
dan ia melakukan kitting untuk menyembunyikan adanya korupsi
2. Manajemen perusahaan ingin agar akun kas dalam neraca overstated sehingga
posisi keuangan perusahaan tampak baik
 Menyimpan Proof of Cash (Pembuktian Kas)
Proof of cash mempunyai sedikit perbedaan dengan rekonsiliasi bank. Proof of cash
merupakan rekonsiliasi simulatan atas berbagai transaksi dan saldo bank dengan data
akuntansi yang terkait untuk satu periode tertentu. Misalnya satu bulan pembuktian
kas merupakan rekonsiliasi secara simultan transaksi bank dan saldo yang berkaitan
dengan data-data pembukuan selama waktu tertentu. Langkah-langkah dalam
pengujian pembuktian kas adalah :
1. Mendapatkan data-data dari bank
2. Mendapatkan data saldo awal dan saldo akhir data-data yang direkonsiliasi
3. Menentukan data rekonsiliasi

d. Pengujian Detail Saldo

 Perhitungan kas yang disimpan dalam perusahaan


Memungkinkan auditor untuk mengetahui keberadaan kas tersebut. Dalam
melaksanakan prosedur ini, auditor harus :
1. Mengendalikan seluruh kas yang dimiliki atau disimpan perusahaan klien, sampai
seluruh penghitungan selesai dilaksanakan
2. Auditor harus memastikan bahwa fungsi penyimpanan kas tidak turut campur
dalam penghitungan kas
3. Auditor harus meminta tanda tangan dari fungsi penyimpanan kas sebagai bukti
bahwa seluruh kas telah dikembalikan pada perusahaan
4. Auditor harus memastikan bahwa seluruh cek yang belum dicairkan oleh
perusahaan
5. Apabila perusahaan memiliki beberapa tempat penyimpanan uang atau kas dalam
perusahaan, beberapa auditor sebaiknya diterjunkan untuk melaksanakan
perhitungan pada waktu yang bersamaan diberbagai tempat tersedia.
 Konfirmasi saldo deposit dan saldo pinjaman di bank
Konfirmasi dikirim kesemua bank meski saldo deposit klien di bank tersebut adalah
nol. Hal ini dilakukan meskipun rekening di bank tersebut bersaldo nol menurut
catatan perusahaan. Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan
atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, serta asersi penilaian atau
pengalokasian.
 Melakukan Scanning, menelaah, atau membuat rekonsiliasi Bank
Prosedur ini dapat dilakukan dengan Langkah-langkah sebagai berikut :
1. Membandingkan saldo akhir rekening bank dengan saldo yang ada dalam laporan
bank
2. Memverifikasi validitas deposit in transit dan check yang masih beredar
3. Melakukan verifikasi matematis untuk menguji keakuratan rekonsiliasi
4. Menelusuri data-data yang ada didalam rekonsiliasi
5. Menyelidiki data-data cek beredar yang lama tidak dicairkan dan data-data yang
nampak tidak biasa.

e. Penyajian dan Pengungkapan

 Membandingkan penyajian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi berterima


umum
Prosedur ini dilakukan untuk memastikan bahwa :
1. Kas di bank telah diidentifikasi dan dikelompokkan secara tepat dalam neraca
sebagai asset lancer
2. Dana kas yang disisihkan untuk melunasi utang obligasi (bond sinking fund) telah
diidentifikasi dan dikelompokkan secara tepat dalam neraca sebagai investasi
jangka
3. Identifikasi dan pengungkapan yang tepat dan memadai telah dilakukan
sehubungan dengan adanya kewajiban kontinjensi (belum pasti), compensating
balances, dan lines of credit dengan bank. Pengujian ini berkaitan dengan asersi
pelaporan dan pengungkapan. Auditor dapat menentukan ketepatan penyajian
dengan cara :

a. Penelaahan atas draf laporan keuangan klien

b. Bukti yang dihimpun dari pengujian substantif sebelumnya

c. Penelaahan atas notulen rapat pertemuan dewan komisaris

d. Mengajukan pertanyaan pada manajemen untuk membuktikan adanya


pembatasan dana kas. Pengujian ini berkaitan erat dengan siklus penyajian dan
pengungkapan.

I. Pengujian Untuk Mendeteksi Lapping

Pengujian untuk mendeteksi lapping hanya perlu dilakukan apabila resiko


pengendalian transaksi penerimaan kas adalah tinggi. Prosedur yang dapat dilakukan untuk
mendeteksi lapping antara lain :

a. Konfirmasi piutang dagang

b. Melakukan perhitungan kas secara mendadak


c. Membandingkan detail penjurnalan penerimaan kas dengan detail slip deposit (setoran ke
bank) harian yang terkait

J. Pengauditan Dana Kas Kecil

Pengendalian yang dapat diterapkan untuk dana kas kecil, antara lain :

a. Dana dijaga dan dikelola pada tingkat jumlah yang tetap

b. Dana kas kecil hanya dipegang oleh satu orang

c. Kas dana tersebut dikunci dan disimpan dalam kotak yang aman meski tidak terpakai

d. Pengeluaran kas hanya diijinkan untuk jumlah yang relative kecil

e. Adanya nota atau dokumen bernomor urut tercetak yang harus mendukung setiap
pembayaran

f. Dana kas kecil tidak dicampur penggunaan dan penyimpanan dengan dana untuk kegiatan
lainnya

g. Penggantian atau pengisian kembali dana harus berdasarkan receipts (kuitansi) yang
bernomor urut tercetak, dan menelaah dokumen pendukungnya

h. Apabila telah dibayarkan, setiap dokumen pendukung harus distampel (dicap) lunas (paid)
untuk mencegah pemakaian kembali dokumen tersebut agar memperoleh penggantian
kembali.

Pengujian Pengendalian meliputi :

a. Penelaahan terhadap dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas kecil

b. Penggunaan dokumen bernomor urut tercetak

c. Penentuan bahwa cek yang diberikan untuk mengisi Kembali dana kas kecil adalah tepat
jumlahnya sesuai dengan dana kas kecil yang terpakai

K. Pengauditan Rekening Di Bank Yang Khusus Dipakai Untuk Membayar Gaji dan
Upah

Pembayaran gaji dan upah dapat dilakukan dengan cek yang dibebankan atas rekening
tersebut. Sedangkan rekening tersebut. Sedangkan rekening tersebut harus terpisah dengan
rekening lain perusahaan yang ada di bank.

1. Pertimbangan Pengendalian Intern

Pengendalian intern atas rekening tersebut meliputi :

a) Hanya seorang karyawan sebagai petugas pembayaran atau asisten bendahara


mempunyai otorisasi
b) Rekening tersebut khusus digunakan hanya untuk kegiatan pembayaran gaji dan upah
c) Rekening gaji dan upah dibank harus direkonsiliasi setiap bulan secara independent
d) Saldo rekening dijaga dan dikelola pada tingkat jumlah yang tetap.

2. Pengujian Substantif

a. Konfirmasi saldo rekening dibank


b. Menelaah rekonsiliasi yang dilakukan klien
c. Penggunaan laporan pisah batas bank

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kas adalah satu-satunya akun yang termasuk dalam beberapa jenis siklus. Kas
merupakan bagian dari siklus kecuali persediaan dan pergudangan. Kas sangat penting
karena potensi terjadinya kecurangan dan juga karena kemungkinan terdapat kesalahan.

Audit saldo kas merupakan bidang audit yang terakhir dipelajari karena bukti yang
diakumulasikan untuk saldo kas sangat tergantung pada hasil pengujian didalam siklus
lain. Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, kas di bank, pada
rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun impers seperti kas kecil dan
rekening di bank untuk gaji.

Tujuan audit ditentukan atas lima asersi laporan yang dinyatakan oleh manajemen
yaitu asersi keberadaan, asersi kelengkapan, asersi hak dan kewajiban, asersi penilaian
dan pengalokasian, asersi pelaporan dan pengungkapan.
B. Saran
Kami menyadari makalah kami masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk pembuatan makalah yang lebih baik lagi
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sukrisno, Agoes, 2004, Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik
jilid 1, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.

Halim, Abdul dan Totok Budi S., 2004, Auditing 2 (Dasar-dasar Prosedur Pengauditan
Laporan Keuangan), Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Simamora, Henry, 2002, auditing II, Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Anda mungkin juga menyukai