Anda di halaman 1dari 41

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama dekade terakhir ini

merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan, khususnya dalam

rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan

amandemen UUD 1945. Dalam rangka tercapainya pembangunan nasional

tersebut, pemerintah melakukan pembangunan di segala bidang salah satunya

bidang ekonomi dan keuangan.

Kemajuan teknologi yang demikian pesatnya telah memberikan harapan

bagi masa depan manusia yang lebih baik, artinya usaha untuk meningkatkan

kualitas dalam sektor perdagangan. Hal ini terlihat dan terbukti dimana orang-

orang menghendaki segala sesuatu yang menyangkut urusan perdagangan

dapat bersifat praktis, aman serta dapat dipertanggungjawabkan, khususnya

dalam lalu lintas pembayaran.

Dengan demikian pelaku bisnis tidak mutlak lagi menggunakan uang

secara langsung sebagai alat pembayaran, melainkan cukup dengan

menerbitkan surat berharga yang sudah dikenal dalam dunia perniagaan,

seperti wesel, surat sanggup, cek dan bilyet giro.

Peranan lembaga-lembaga perbankan tidak bisa lepas dari dunia

perdagangan modern dewasa ini. Sebagai contoh dunia perbankan bisa


2

dijadikan sarana penunjang dalam perluasan usaha dan membantu

memperlancar lalu lintas pembayaran.

Peranan perbankan Indonesia semakin besar, terbukti dengan

meningkatkan minat masyarakat terutama para pedagang dan pengusaha

menggunakan jasa-jasa bank.

Tentunya terkait persoalan dalam bertransaksi yang lebih baik, aman

dan mudah dalam lalu lintas pembayaran. Untuk mendapatkan pelayanan

jasa-jasa bank biasanya seseorang harus menjadi nasabah dahulu, yang tidak

lain harus menyetor dan menyimpan uang pada Bank. Penyimpanan uang di

bank yang pengeluaran dan pemindahbukuan dana pada pihak lain dalam

praktek dinamakan giro. Dalam rekening giro terdapat alat pembayaran yang

dapat digunakan dalam transaksi yaitu cek dan bilyet giro. Hal tersebut sesuai

dengan pasal 1 sub 6. UU no. 10 tahun 1998 tentang Perbankan.

Betapa praktisnya penggunaan surat berharga yang dirasakan membawa

keuntungan bagi masyarakat selain wesel dan cek sebagai alat pembayaran

tunai secara giral semakin meluas penggunaannya pada dunia perbankan,

sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Bank sebagai pihak yang

memberikan jasa simpanan giro harus mempunyai kemampuan manajerial

yang kompeten dalam hal mengelola, mengatur dan memasarkan produk giro

tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menggali lebih jauh

mengenai “Manajemen Dana Simpanan Giro”.


3

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian yang telah disebutkan

diatas, penulis membatasinya pada:

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen?

2. Apa yang dimaksud dengan dana?

3. Apa yang dimaksud dengan manajemen dana?

4. Apa tujuan dari manajemen dana?

5. Bagaimana manajemen penggunaan dana?

6. Apa yang dimaksud dengan simpanan giro?

7. Bagaimana proses pembukaan rekening giro?

8. Bagaimana proses penerimaan setoran giro?

9. Bagaimana penarikan atau pengambilan simpanan giro?

10. Bagaimana penarikan cek atau bilyet giro kosong?

11. Bagaimana proses penutupan rekening giro?

12. Apa yang dimaksud dengan fasilitas cerukan/ overdraft?

13. Apa yang dimaksud dengan daftar hitam?

14. Bagaimana proses rehabilitasi dari daftar hitam?

15. Bagaimana perhitungan bunga dan pajak giro?

16. Bagaimana penatausahaan buku cek/ bilyet giro?

17. Apa saja jenis biaya adminstrasi rekening giro?

18. Apa yang dimaksud dengan rekening giro pasif ?

19. Bagaimana akuntansi giro dan contoh kasusnya?


4

C. Maksud dan Tujuan Pembahasan

1. Maksud Pembahasan

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Pengantar Manajemen.

2. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam permasalahan

tersebut di atas, tujuan pembahasan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian manajemen

2. Untuk mengetahui pengertian dana

3. Untuk mengetahui pengertian manajemen dana

4. Untuk mengetahui tujuan manajemen dana

5. Untuk mengetahui manajemen penggunaan dana

6. Untuk mengetahui pengertian simpanan giro

7. Untuk mengetahui proses pembukaan rekening giro

8. Untuk mengetahui proses penerimaan setoran giro

9. Untuk mengetahui penarikan atau pengambilan simpanan giro

10. Untuk mengetahui penarikan cek atau bilyet giro kosong

11. Untuk mengetahui proses penutupan rekening giro

12. Untuk mengetahui pengertian fasilitas cerukan/ overdraft

13. Untuk mengetahui pengertian daftar hitam pada giro

14. Untuk mengetahui proses rehabilitasi dari daftar hitam

15. Untuk mengetahui perhitungan bunga dan pajak giro


5

16. Untuk mengetahui penatausahaan buku cek/ bilyet giro

17. Untuk mengetahui jenis biaya adminstrasi rekening giro

18. Untuk mengetahui pengertian rekening giro pasif

19. Untuk mengetahui akuntansi giro dan contoh kasusnya


6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata dalam bahasa Inggris “manage” yang

dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sebagai “mengendalikan”.

Jadi secara harafiah manajemen dapat diterjemahkan sebagai “pengendalian‟.

Namun demikian pengertian manajemen sangatlah luas dan tidak dapat

diungkapkan dalam satu kata saja. Beberapa pengertian manajemen antara

lain sebagai berikut :

1. Menurut Malayu S.P. Hasibuan ( 2006 : 5 ) :

“Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan

efisiensi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

2. Menurut Irma Nilasari dan Sri Wiludjeng (2006:59) :

“Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri atas

kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengendalian yang dilakukan untuk menentukanserta mencapai sarana-

sarana melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang

lain”.

3. Menurut Richard L. Daft (2007:6) :

“Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif

dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan


7

pengendalian sumber daya organisasi”.

Dari ketiga pengertian di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa

manajemen adalah sebuah ilmu dan seni yang mempelajari tentang penerapan

proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan sumber

daya-sumber daya yang ada dalam sebuah organisasi sehingga dapat secara

efektif dan efisien mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi

tersebut.

B. Pengertian Dana

Dana sering diartikan sebagai kas, sedangkan kas merupakan uang

tunai yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau lembaga. Dalam hal ini,

uang yang disediakan untuk biaya kebutuhan, keperluan dan operasi

kebutuhan sehari-hari. Dana atau kas adalah merupakan bentuk aktivitas

yang paling likuid yang bisa digunakan segera untuk memenuhi

kewajiban keuangan dalam suatu organisasi. Karena sifat likuidnya

tersebut, kas memberikan keuntungan yang paling rendah. Jika organisasi

menyimpan kas, uang, dana dalam bentuk rekening giro, maka jasa giro

yang diterima oleh organisasi prosentasinya akan lebih rendah dari pada

jika disimpan dalam bentuk deposito berjangka. Adapun motif di dalam

memiliki dana, menurut John Maynad Keynes ada tiga motif, yaitu antara

lain :

1. Motif transaksi, yaitu motif yang dilakukan organisasi dalam upaya

menyediakan dana untuk membayar berbagai transaksi bisnisnya.


8

2. Motif berjaga-jaga, yaitu motif yang dilakukan untuk mempertahankan

saldo kas guna memenuhi permintaan kas yang sifatnya tidak terduga.

Seandainya semua pengeluaran dan pemasukan dana bisa diprediksikan

dengan sangat akurat, maka saldo kas untuk bermaksud jaga-jaga

sangat rendah.

3. Motif spekulasi, yaitu dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dari

memiliki dan menginvestasikan dana dalam bentuk investasi yang sangat

likuid.

Pengertian dana juga merupakan sebuah istilah keuangan yang

umum di dalam perusahaan yang merupakan area fungsi bisnis yang

bertanggung jawab untuk mendapatkan dana, mengelolanya dan

menentukan alternatif penggunaan terbaik.

C. Pengertian Manajemen Dana

Manajemen dana atau biasa dikenal dengan isitilah Asset and

Liability Management atau manajemen aktiva dan pasiva adalah suatu

proses pengelolaan dana suatu bank. Artinya adalah bagaimana bank

menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan pemupukan sumber dana

dari masyarakat atau dari modal sendiri, disamping kebijakan yang

berkaitan dengan pengalokasian atau penempatan dana sedemikian rupa

sehingga dapat mencapai tingkat pendapatan yang optimal serta sesuai

dengan peraturan yang ditetapkan Bank Sentral.

Prinsip kehati‐hatian (prudent banking) sangat penting dalam


9

manajemen dana bank, khususnya dalam menetapkan struktur pendanaan

yang sehat, dalam arti bagaimana bank mendapatkan pinjaman dari para

deposan dan kreditor yang lain setiap diperlukan, serta memadukan

penggunaan sumber dana pinjaman tadi sedemikian rupa (fungding mix)

sehingga terjamin keamanan likuiditas keuangan dan profitabilitas bank (inti

dari manajemen dana).

Jumlah dana yang layak dioperasikan oleh bank (loanable fund),

dalam bentuk kredit atau investasi surat berharga, sama dengan jumlah

cadangan bebas, yaitu jumlah seluruh dana yang dikuasai bank pada masa

tertentu, dikurangi legal reserve requirement (cadangan minimum).

Adapun faktor‐faktor penting dalam mobilisasi dana, antara lain:

a. Reputasi bisnis bank, seperti kinerja bank, posisi keuangan,

kapabilitas, integritas, dan kredibilitas para manajemen bank (bank

management overall)

b. Tingkat suku bunga yang kompetitif (pricing)

c. Kemampuan distribusi jasa bank (distribution network)

d. Kelengkapan produk dan jasa bank yang ditawarkan (product

range)

e. Keberhasilan program promosi bank (marketing)

f. Pelayanan yang lebih cepat dan fleksibel (service)

g. Pengelolaan dana bank yang hati-hati (prudent banking)

h. Persaingan dari bank lain dari segala hal, seperti harga, produk,

pelayanan, dan lain-lain.


10

Dalam mengelola dan mengalokasikan dananya, bank sendiri harus

mempuyai strategi mobilisasi dana sebagai berikut:

a. Pengembangan produk yang disesuaikan dengan keinginan dan

kebutuhan nasabah (individual product & line of product)

b. Segmentasi pasar yang menjanjikan

c. Deferensiasi dan citra produk

D. Tujuan Manajemen Dana

Tujuan dari adanya manajemen dana bank adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan profit/pendapatan yang maksimal bagi pemegang saham

2. Menyediakan aktiva lancar dan kas yang mencukupi

3. Menyediakan cadangan apabila kas tidak mencukupi

4. Memenuhi kebutuhan masyarakat untuk kredit

5. Mengelola kegiatan bank secara hati‐hati karena berkaitan dengan

pengelolaan dana masyarakat

E. Manajemen Penggunaan Dana

1. Dilihat dari Sisi Sifat Aktiva dan Pasiva


11

Berdasarkan gambar diatas bahwa pada dasarnya tidak semua dana yang

berhasil dihimpun mengandung beban biaya bagi bank dan demikian pula

tidak semua dari dana yang berhasil dihimpun dapat dipasarkan dan

menghasilkan pendapatan bagi bank, tapi ada sebagian dana yang

dialokasikan tidak menghasilkan pendapatan.

a. Sumber Dana (Passiva)

1) Dana Berbiaya (Paying Liabilities)

a) Dana masyarakat, terdiri dari; Giro, Tabungan, Deposito

Berjangka, Call Money, Sertifikat Deposito dan Kewajiban

segera lainnya.

b) Pinjaman yang diterima

c) Pinjaman subordinasi

d) Dana penerusan (foreign exchange loan)

e) Surat berharga yang diterbitkan

f) Kewajiban lainnya

2) Dana Tidak Berbiaya (Non‐Paying Liabilities)


12

a) Dana Sendiri, terdiri dari: modal, cadangan dan laba.

b) Dana Masyarakat, terdiri dari: giro yang berada di bawah saldo

tertentu, tabungan yang di bawah saldo tertentu, deposito dan

sertifikat deposito yang telah jatuh tempo, akan tetapi belum

dicairkan oleh nasabah.

c) Kewajiban lainnya

(1) Transfer masuk yang belum dicairkan oleh nasabah

(2) Inkaso masuk yang belum dicairkan oleh nasabah

(3) Setoran jaminan atas pembukaan LC

(4) Setoran jaminan atas penerbitan bank garansi

(5) Beban yang masih harus dibayar

(6) Utang pajak

b. Penggunaan Dana

1) Non‐Earning Assets (UnloanableFund= Aktiva Tidak Produktif =

yang tidak Menghasilkan)

a) Primary Reserve, yaitu kas dan saldo kas pada Bank

Indonesia

b) Aktiva Tetap dan Inventaris

(1)Pengadaan/pembelian aktiva tetap, seperti: Aktiva Tidak

Bergerak (tanah, gedung, rumah dinas, dll) dan Aktiva

Bergerak (kendaraan, computer, inventaris kantor, dll).

(2) Persediaan barang habis sekali pakai: barng cetakan,

kertas fotocopy, paper clips, dll.


13

2) Earning Assets (LoanableFund= Aktiva Produktif = yang

Menghasilkan)

Earning assets atau disebut dengan loanable funds (aktiva

produktif) yang dimaksudkan disini adalah semua penggunaan

dana dalam rupiah dan valuta asing yang ditujukan untuk

komersial, menghasilkan pendapatan bagi bank sesuai dengan

fungsi alokasinya, dengan rincian sebagai berikut:

a) Secondary Reserve, antara lain; penempatan pada BI, giro

pada bank lain, penempatan dana pada bank lain, dan surat

berharga yang dimilikinya.

b) Kredit yang diberikan

c) Pendapatan yang masih akan diterima

d) Biaya dibayar dimuka

e) Tagihan dan kewajiban akseptasi

f) Investasi

2. Dilihat dari Sisi Prioritas Penggunaan (Use of Funds by Priority)


14

a. Prioritas Pertama : Penggunaan dana untuk primary reserve

Prioritas pertama ini digunakan untuk memenuhi kewajiban

pemeliharaan/penyediaan likuiditas wajib minimum untuk

keperluan operasi bank sehari‐hari termasuk untuk memenuhi

semua penarikan simpanan dan permintaan kredit oleh nasabah.

Disamping itu primary reserve ini digunakan untuk

menyelesaikan kliring antar bank dan kewajiban lainnya yang

harus segera dibayar. Primary reserve ini terdiri dari:

1) Uang kas yang ada dalam bank

2) Saldo rekening pada bank sentral,dan bank-bank lainnya

3) Warkat-warkat yang ada dalam proses penagihan

b. Prioritas Kedua : Penggunaan dana untuk secondary

reserve

c. Prioritas Ketiga : Penggunaan dana untuk Loan

d. Prioritas Keempat: Penggunaan dana untuk Investasi


15

F. Pengertian Simpanan Giro

Simpanan menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998

pasal 1 butir (5), tentang perubahan atas Undang-Undang Perbankan No. 7

tahun 1992 yang di kutip oleh Kasmir (2007:348) , menyatakan bahwa:

“Simpanan adalah dana yang dipercayakan masyarakat kepada bank

berdasarkan perjanjian penyimpan dana dalam bentuk giro, deposito,

sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk-bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu”.

Sedangakan pengertian giro menurut Undang-Undang Perbankan

Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 yang dikutip oleh Kasmir

dalam bukunya Manajemen Perbankan (2007:50), menyatakan bahwa:

“Giro adalah Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat

dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran

lainnya atau dengan cara pemindahbukuan”.

Dapat ditarik setiap saat, maksudnya bahwa uang yang sudah di

simpan di rekening giro tersebut dapat ditarik berkali-kali dalam sehari,

dengan catatan dana yang masih tersedia masih mencukupi. Kemudian juga

harus memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh bank yang

bersangkutan seperti keabsahan alat penarikannya.

Giro dikelompokkan sebagai sumber dana jangka pendek bagi bank

dan berbiaya murah karena giro dapat ditarik setiap saat. Bank cenderung

memberikan jasa giro relatif rendah dibandingkan dengan sumber dana

lainnya seperti tabungan dan deposito.


16

Adapun jenis rekening giro antara lain:

1. Rekening atas nama badan atau rekening atas nama :

a. Instansi-instansi pemerintah/lembaga-lembaga nega dan organisasi

masyarakat yang buka merupakan perusahaan

b. Semua badan hukum yang diatur dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Dagang dan peraturan perundang-udangan lainnya

c. P.T., Fa., C.V., Koperasi, Yayasan, dan lain lain.

2. Rekening perorangan/pribadi, termasuk juga rekening dengan

menggunakan nama dagang, seperti : kongsi, took, restoran, bengkel,

warung, dan sebagainya.

3. Rekening gabungan (joint account) rekening atas nama beberapa orang

(pribadi), beberapa badang, atau campuran keduanya.

G. Pembukaan Rekening Giro

Untuk membuka rekening giro, pihak bank perlu meyakini bahwa

calon nasabah adalah orang yang baik, jujur, bonafid dan bertanggung jawab

sehingga diharapkan dapat menunjang perkembangan usaha bank. Pada saat

pembukaan rekening, nasabah diberikan buku cek atau bilyet giro. Atas

pemberian tersebut nasabah dibebani dengan ongos penggantian cetak buku

cek atau bilyet giro.

Contoh :

Nasabah melakukan penyetoran prtama sejumlah Rp 10.000.000. ongkos


17

cetak sebuah cek/bilyet giro sebesar Rp 100.000 sudah termasuk materai

sebanyak 25 buah @Rp 3.000. maka jurnalnya adalah:

Jurnal pembukaan rekening giro

Kas

Rp

10.0

00.0

00

Rekening giro nasabah Rp 10.000.000

Jurnal pembukuan

Kas Rp 100.000

Jasa administrasi pembuatan cek/biyet giro Rp 25.000

Persediaan benda – benda pos/ materai Rp 75.000

H. Penerimaan Setoran Giro

Setoran giro dapat dilakukan dalam tiga jenis setoran yaitu :

1. Setoran tunai

Nasabah melakukan setoran dengan cara mengisi aplikasi atau formulir

setoran dan menyerahkan kepada teller bank beserta uangnya.

2. Setoran non tunai dengan warkat bank yang bersangkutan

Nasabah melakukan setoran dengan cara mengisi formulir setoran dan

menyerahkn kepada teller beserta warkat bank tersebut.


18

3. Setoran non tunai dengan warkat bank lain

Nasabah melakukan setoran dengan cara mengisi formulir setoran dan

menyerahkan kepada teller beserta warkat lain tersebut

I. Penarikan atau Pengambilan Simpanan Giro

Penarikan dapat dilakukan dengan menggunakan :

1. Cek (surat perintah pembayaran) atau pengambilan secara tunai

Cek merupakan surat perintah dari nasabah kepada pihak bank yang

memelihara rekening giro, untuk membayar kepada pihak yang

disebutkan didalam cek atau kepada pihak yang memegang cek tersebut.

Untuk lebih jelasnya cek dibagi menjadi 5 yaitu :

a. Cek atas nama

Merupakan cek yang diterbitkan atas nama orang atau badan tertentu

yang terlis jelas di dalam cek.

b. Cek atas unjuk

Merupakan cek yang tidak tertulis nama seseorang atau badan

tertentu didalam cek, sehingga didalam cek hanya terdapat nilai

nominal tertentu yang hendak diambil.


19

c. Cek silang

Bila di pojok kiri atas sebuah cek diberi dua tanda silang, maka ini

berarti cek hanya dapat dipindah bukukan.

d. Cek Mundur

Merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang,

misalnya Tn. Budiman menerima cek pada tagl 10 Mei 2006, namun

dalam cek tersebut tertulis tanggal 15 Mei 2006. Berarti Tn.

Budiman baru bisa mencairkan cek tersebut sesuai tanggal yang

tertera di dalam cek. Jenis cek inilah yang disebut dengan cek

mundur atau cek yang belum jatuh tempo, hal ini biasanya terjadi

karena ada kesepakatan antara si pemberi cek dengan si penerima

cek, misalnya karena belum memiliki dana pada saat itu.

2. Bilyet giro (surat pemindahan buku) atau pengambilan non tunai

(overbooking)

Bilyet giro merupakan surat perintah pemindahbukuan dari

nasabah suatu bank kepada bank yang bersangkutan untuk memindahkan

sejumlah uang dari rekeningnya ke rekening penerima yang namanya

disebut.

Untuk bisa digunakan, bilyet giro harus memenuhi sejumlah persyaratan

formal, di antaranya:

a. Nama bilyet giro dan nomor bilyet giro yang bersangkutan.

b. Nama tertarik.
20

c. Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahbukukan dana

atas beban rekening penarik.

d. Nama dan nomor rekening pemegang.

e. Nama bank penerima.

f. Jumlah dana yang dipindahkan, baik dalam angka maupun dalam

huruf selengkap-lengkapnya.

g. Tempat dan tanggal penarikan.

h. Tanda tangan, nama jelas, dan/atau dilengkapi dengan cap/stempel

dengan persyaratan pembukaan rekening.

J. Penarikan Cek atau Bilyet Giro Kosong

Cek atau bilyet giro kosong adalah cek atau bilyet giro yang ditolak

pembayarannya oleh bank karena dana nasabah tidak mencukupi/kosong

untuk membayar ataau memenuhi amanat pada cek/bilyet giro yang

bersangkutan.

Pehitungan frekuensi penarikan cek/bilyet giro kosong adalah sebagai

berikut:

a. Satu lembar cek/bilyet giro yang sama, tetap diajukan berulang-ulang dan

ditolak pembayarannya dihitung sebagai satu kali penarikan cek/bilyet giro

kosong.

b. Beberapa cek/bilyet giro kosong yang ditarik oleh seorang nasabah dan

ditolak pembayarannya oleh satu bank pada hari yang sama dihitung
21

sebagai satu kali penarikan cek/bilyet giro kosong.

c. Beberapa cek/bilyet giro yang ditarik satu nasabah dan ditolak

pembayarannya oleh beberapa bank pada hari yang sama maka frekuensi

penarikan cek/bilyet giro kosong dihitung sama dengan jumlah bank yang

menolaknya.

K. Penutupan Rekening Giro

Penutupan rekening giro dapat dilakukan dengan alasan-alasan

sebagai berikut ;

a. Nama nasabah tercantum dalam daftar hitam yang diterbitkan Bank

Indonesia

b. Menarik cek / bilyet giro kosong 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 6

(enam) bulan

c. Menarik cek / bilyet giro kosong satu lembar dengan nominal Rp

1.000.000.000 atau lebih

d. Rekening tidak aktif / rekening giro pasif saldo nihil.

e. Atas permintaan pemegang rekening sendiri

f. Atas permintaan Bank Indonesia / kantor pusat bank yang bersangkutan

g. Pemegang rekening meninggal dunia

Catatan: 1 – 3 wajib ditutup sesuai SK Direksi BI No. 28/122/KEP/DIR

tanggal 5 Januari 1996


22

Penutupan rekening harus diberitahukan kepada pemegang rekening

(nasabah yang bersangkutan) secara tertulis, yang disertai dengan permintaan

agar sisa blanko cek/bilyet giro yang masih ada dikembalikan ke bank serta

jika masih ada cek/bilyet giro yang masih beredar nasabah diminta untuk

menyediakan dana secukupnya untuk pembayaran cek/bilyet giro yang

dimaksud. Sedangkan apabila saldo rekening masih ada agar dipindahkan ke

suatu rekening perantara/titipan.

L. Pengertian Fasilitas Cerukan/ Overdraft

Fasilitas cerukan/overdraft adalah pengambilan dana melebihi saldo

yang tercatat pada rekening giro nasabah yang bersangkutan. Besarnya

fasilitas cerukan ditetapkan maksimal 15% dari saldo giro yang tersedia

secara efektif pada saat terjadi cerukan. Pemberian fasilitas cerukan tidak

didukung dengan angka kredit atau jaminan-jaminan yang dikuasai oleh bank,

maka pemberian fasilitas cerukan terdapat pada nasabah-nasabah tertentu

bersadarkan penilaian bonafiditas, kejujuran, kepatuhan terhadap ketentuan

dibidang perbankan serta memperhatikan kemampuan usahanya. Jangka

waktu cerukan maksimal 15 hari kerja.

M. Pengertian Daftar Hitam pada Giro

Daftar hitam adalah daftar yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia

yang berisi nama nasabah bank yang telah dikenakan sanksi penutupan

rekening karena melakukan penarikan cek/bilyet giro kosong sebanyak 3


23

(tiga) kali dalam jangka waktu 6 (enam) bulan atau menarik satu lembar

cel/bilyet giro kosong dengan nilai nominal Rp 1.000.000.000 atau lebih.

Apabila nama nasabah tercantum dalam daftar hitam maka semua

bank harus menutup rekening giro nasabah yang bersangkutan dan dilarang

mengadakan hubungan rekening dengan nasabah yang bersangkutan kecuali

dalam bentuk rekening khusus atau setelah mendapat persetujuan dari Bank

Indonesia.

N. Rehabilitasi dari Daftar Hitam

Nasabah yang namanya tercantum dalam daftar hitam yang

dikeluarkan Bank Indonesia dapat direhabilitasi oleh Bank Indonesia setelah

dipenuhi hal-hal sebagai berikut:

1. Tenggang waktu penutupan rekening telah melampaui jangka waktu yang

diatur sebagai berikut:

a. Tenggang waktu penutupan rekening nasabah dan pencantuman

namanya dalam daftar hitam adalah selama jangka waktu 6 bulan

terhitung sejak tanggal penutupan rekening.

b. Apabila dalam tenggang waktu tersebut nasabah masih menarik

cek/bilyet giro kosong maka tenggang waktu diperpanjang 6 bulan lagi.

c. Tenggang waktu bagi nasabah yang dimasukkan dalam daftar hitam

untuk kedua kalinya, ditetapkan selama 12 bulan dan untuk yang ketiga

kalinya dan seterusnya ditetapkan selama 24 bulan.

d. Daftar hitam yang telah berlaku 2 tahun akan di hapus oleh Bank

Indonesia.
24

2. Selama tenggang waktu tersebut yang bersangkutan tidak melakukan

penarikan cek/bilyet giro kosong lagi.

3. Telah mengembalikan sisa buku cek/bilyet giro dan menyerahkan bukti

penyelesaian cek/bilyet giro kosong yang telah ditariknya atau bukti

tembusan rekening koran yang memuat pembayaran cek/bilyet giro yang

bersangkutan.

4. Menyerahkan surat pernyataan bermaterai bahwa nasabah telah

menyelesaikan semua cek/bilyet giro kosong yang menyebabkan rekening

ditutup dan tidak akan melakukan penarikan cek/bilyet giro kosong lagi.

O. Perhitungan Bunga dan Pajak Giro

Ketentuan pemberian jasa/bunga giro dan bunga atas saldo yang

mengendap dalam rekening giro nasabah merupakan kebijakan masing–

masing bank sesuai dengan kondisi dari bank tersebut.

Sesuai Peraturan Pemerintah atas jasa giro dikenakan pajak

penghasilan atas bunga (PPH) sebesar 20% bersifat final. Pengertian dari

PPH bersi bersifat final adalah penghasilan dari bunga giro tidak boleh

dicantumkan dalam SPT tahunan. Pengecualian atas potongan PPH bunga

giro diberikan kepada:

1. Dana pensiun yang telah disetujui oleh menteri keuangan RI

2. Palang merah Indonesia

3. Gerakan pramuka

4. Tabungan uang muka rumah sederhana yang diselenggarakan bank dengan


25

persetujuan menteri perumahan rakyat dan Bank Indonesia

5. Pejabat diplomatik dan konsulat perwakilan diplomatic Negara lain,

pejabat dari organisaasi internasional yang ditetapkan oleh menteri

keuangan.

6. Bank dan lembaga keuangan bukan bank

7. Penabung dari jenis tabungan kecil

8. Setoran ongkos naik haji

Jurnal pembukuan yang berkaitan dengan pembayaran bunga atau jasa giro

dan pajak :

Beban bunga giro yang masih harus dibayar XXX

Titipan pajak giro XXX

Rekening giro nasabah XXX

P. Penatausahaan Buku Cek/ Bilyet Giro

Pemberian buku cek atau bilyet giro kepada nasabah baru didasarkan

pada keyakinan atas itikad baik dan bonafiditas dari nasabah baru, sedangkan

untuk nasabah lama mempertimbangkan apakah nasabah yang bersangkutan

termasuk kategori rekening giro pasif dan apakah termasuk dalam daftar

hitam yang dikeluarkan Bank Indonesia.

Setiap pemberian cek/bilyet giro dikenakan penggantian biaya

percetakan yang dibebankan langsung kepada rekening giro nasabah yang

besarnya ditentukan oleh masing-masing bank.


26

Q. Jenis Biaya Adminstrasi Rekening Giro

Berkaitan dengan penatausahaan rekening giro dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Biaya Administrasi Bulanan

Adalah biaya yang dibebankan pada rekening transaksional. Besarnya

biaya tersebut ditetapkan oleh masing-masing bank.

2. Biaya Administrasi Tolakan Warkat

Biaya ini akan timbul apabila ada nasabah yang mengeluarkan cek/ bilyet

giro kepada orang lain, tetapi saldo rekening giro nasabah tersebut tidak

mencukupi. Selain akan masuk blacklist BI, nasabah juga akan dikenakan

biaya tolakan warkat yang besarnya sesuai ketentuan pada masing-masing

bank.

Jurnal yang terkait dengan biaya administrasi :

Rekening giro nasabah XXX


Pendapatan jasa pelyanan (bulanan) XXX
Pendapatan jasa pelayanan (tolakan) XXX

R. Pengertian Rekening Giro Pasif

Rekening giro digolongkan sebagai rekening pasif apabila selama

jangka waktu tertentu bersaldo kecil dan tidak terdapat suatu mutasi baik

penyetoran maupun pengambilan. Suatu rekening giro dikatakan pasif

tergantung dari kebijakan masing-masing bank. Rekening giro pasif

sebaiknya segera menghubungi pemilik rekening agar yang bersangkutan


27

dapat mngaktifkan kembali rekeningnya. Apabila pemberitahuan tersebut

tidak sampai ke alamatnya, maka salinan rekening koran untuk bulan

berikutnya tidak perlu dikirimkan lagi dan sementara disimpan di bank.

Untuk menihilkan saldo yang ada, bank tidak boleh memindahkan

saldo tersebut sebagai keuntungan bank akan tetapi dengan cara

membebankan biaya administrasi setiap bulan sampai saldo nihil.

S. Akuntansi Giro dan Contoh Kasus

Transaksi giro dicatat sebesar nilai nominalnya dan disajikan sebesar

nilai kewajiban bank terhadap giran. Nilai nominal adalah nilai nominal

setoran atau penarikan, sedangkan nilai kewajiban adalah nilai saldo setelah

mengalami mutasi pendebetan atau penarikan. Pendebetan misalnya akibat

adanya penarikan dan beban biaya bagi giran. Pengkreditan rekening giro

akibat adanya setoran uang tunai/cek, bilyet giro atau adanya jasa giro yang

diperhitungkan bank.

Transaksi dibawah ini adalah transaksi yang dilakukan oleh Susilo nasabah

giro Bank Bisnis Semarang selama bulan April 2003.

Bank Bisnis menentukan jasa giro 12% akan diberikan dengan saldo minimal

Rp.1.000.000. Jasa giro dihitung dari saldo terendah dalam bulan yang

bersangkutan. Pajak Penghasilan bunga (pph) sebesar 15% dan biaya

administrasi Rp.50.000 setiap bulan. Dengan informasi tersebut, maka jurnal

pembukuan adalah:

1/4 Dibuka rekening giro atas nama Susilo dengan setoran perdana

Rp.1.000.000 secara tunai. Biaya penggantian barang cetakan berupa buku


28

cek dan bilyet giro sebesar Rp.50.000 yang dibayar tunai.

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

1/4 Dr.Kas 1.050.000


Cr.Giro Susilo 1.000.000

Cr.Barang Cetakan 50.000


29

5/4 Susilo setor tunai untuk giro sebesar Rp.500.000

Tanggal Rekening Debit (RP) Kredit (Rp)


5/4 Dr.Kas 500.000
Cr.Giro Susilo 500.000

10/4 Susilo menyetor giro berupa cek BNI Semarang Rp.1.500.000 dan kliring
dinyatakan berhasil hari ini.
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

10/4 Dr.Giro BI 1.500.000


Cr.Giro Susilo 1.500.000

15/4 Susilo menarik cek no.1124 sebesar Rp.500.000 untuk membayar hutang
kepada Samsudin nasabah giro Bank Bisnis Semarang. Pada hari ini juga
Samsudin menyetorkannya kepada Bank Bisnis tersebut.

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

15/4 Dr.Giro Susilo 500.000


Cr.Giro Samsudin 500.000

17/4 Pada hari ini Susilo mentransfer dananya ke cabang Surabaya atas beban
giro sebesar Rp.1.000.000.

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

17/4 Dr.Giro Susilo 1.000.000

Cr.RAK.Cabang 1.000.000
Surabaya

20/4 Susilo setor giro secara tunai Rp.750.000

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

20/4 Dr.Kas 750.000


Cr.Giro Susilo 750.000
30

25/4 Bank Bisnis Semarang menerima transfer masuk dari cabang cerebon
sebesar Rp.1.200.000 untuk keuntungan giro Susilo.

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

25/4 Dr.RAK.Cabang Cirebon 1.200.000

Cr.Giro Susilo 1.200.000

27/4 Penarikan Giro oleh Susilo untuk ditransfer ke Cabang Bandung sebesar
Rp.2.000.000

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


Tanggal Dr.Giro Susilo
27/4 Rekening Debet (Rp)
2.000.000 Kredit (Rp)

30/4 Dr.Bunga Giro


Cr.RAK.Cabang 10.000 2.000.000
Bandung
Cr.Giro Susilo 10.000

Dr.Giro Susilo 1.500

Cr.Hutang Pph 1.500

Dr.Giro Susilo 50.000

Cr.Pend.Operasional 50.000
Lainnya
Daftar Mutasi Giro A/n Susilo

Tanggal Keterangan Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo

¼ Setor Tunai 1.000.000 1.000.000

5/4 Setor Tunai 500.000 1.500.000


10/4 Setor Kliring 1.500.000 3.000.000

15/4 Pengambilan 500.000 2.500.000

17/4 Transfer keluar 1.000.000 1.500.000


20/4 Setor Tunai 750.000 2.250.000

25/4 Transfer masuk 1.200.000 3.450.000


27/4 Transfer keluar 2.000.000 1.450.000
30/4 Bunga Giro 10.000 1.460.000

PPh 1.500 1.458.500


Beban Administrasi 50.000 1.408.500
31

Saldo terendah selama bulan yang bersangkutan adalah Rp.1.000.000,


sehingga bunga giro yang dibayar oleh bank sebesar Rp.1.000.000 x 12% x
1/12= Rp.10.000 dikurangi pajak bunga yang harus dititipkan di bank sebesar
Rp.10.000 x 15% = Rp.1.500 sehingga dibayar bersih ke Susilo sebesar
Rp.8.500

Contoh: Overdraft

Tanggal 3 Mei 2003 terjadi penarikan giro oleh Susilo sebesar Rp.3.358.500.

Bila bank menyetujui, maka penarikan dapat dilakukan dan berarti terjadi

saldo negatif sebesar Rp.1.950.000. untuk menutup saldo tersebut, bank

memberikan kredit overdraft sebesar Rp.2.050.000 yang dikurangi biaya

provisi Rp.60.000 dan Biaya Administrasi Rp.40.000

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

30/5/2003 Dr.Kredit yang diberikan 2.050.000

Cr.Pendapatan Provisi Kredit 60.000

Cr.Pendapatan Operasional lainnya 40.000


Cr.Giro Susilo 1.950.000

Dr.Giro Susilo 3.358.500


Cr.Kas 3.358.500

Dengan demikian mutasi giro Sdr.Susilo menjadi sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo

1/4 Setor Tunai 1.000.000 1.000.000

5/4 Setor Tunai 500.000 1.500.000


10/4 Setor Kliring 1.500.000 3.000.000

15/4 Pengambilan 500.000 2.500.000

17/4 Transfer keluar 1.000.000 1.500.000


32

20/4 Setor Tunai 750.000 2.250.000

25/4 Transfer masuk 1.200.000 3.450.000


27/4 Transfer keluar 2.000.000 1.450.000
30/4 Bunga Giro 10.000 1.460.000

PPh 1.500 1.458.500


Beban Administrasi 50.000 1.408.500

3/5 Overdraft 1.950.000 3.358.500

Penarikan Tunai 3.358.500 0

BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip kehati‐hatian

(prudent banking) sangat penting dalam manajemen dana bank, khususnya dalam

menetapkan struktur pendanaan yang sehat, dalam arti bagaimana bank

mendapatkan pinjaman dari para deposan dan kreditor yang lain setiap diperlukan,

serta memadukan penggunaan sumber dana pinjaman tadi sedemikian rupa

(fungding mix) sehingga terjamin keamanan likuiditas keuangan dan profitabilitas

bank.

Giro merupakan sumber dana yang termurah dibandingkan dengan

sumber dana lainnya. Selain itu, dana giro termasuk dana yang sensitif atau

peka terhadap perubahan, atau disebut juga dana yang labil yang sewaktu

dapat ditarik atau disetor oleh nasabah. Oleh karena itu, Bank sebagai

financial intermediary institution harus mampu mengelola penggunaan dana giro


33

secara efektif dan efesien. Sehingga keamanan likuiditas keuangan dan

profitabilitas bank dapat terjamin.


34

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Artesa dan Hadirman. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.

Jakarta:Gramedia.

Departemen Pendidikan Indonesia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:

Balai Pustaka.

Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah)..

Jakarta: Bumi Aksara.

Ikatan Bankir Indonesia. 2014. Mengelola Kualitas Layanan Perbankan. Jakarta:

Gramedia.

Kasmir. 2007. Dasar-Dasar Perbankan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

M. Bahsan, Giro dan Bilyet Giro Perbankan Indonesia, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2005

Padji Anoraga. 1997. Menejemen Bisnis. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Prayogo, Iman. 1992. Surat Berharga Alat Pembayaran Dalam Masyarakat

Modern, Jakarta : PT Rineka Cipta.

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2002. Dasar-Dasar Menejemen Keuangan,

Yogyakarta: UUP AMP YKPN.

Widjanorki. 1993. Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia, Jakarta : PT

Tempirint.

Web:

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/321/jbptunikompp-gdl-derifirman-16041-3-

babii.pdf
35
36
37
38
39
40
41

Anda mungkin juga menyukai