Mencegah Fraud
By Kelompok 2
Rohim
Dodi
Pencegahan Fraud
Berikut Anti – Fraud Control dan pengurangan kerugian dalam % antara lain:
No Anti - Fraud Control (AFC) %
1 Audit dengan kunjungan mendadak 66,2
Dalam Upaya pencegahan fraud dimulai dari 3 Saluran komunikasi khusus untuk melapor katidakberesan 60,0
Gejala gunung es dalam fraud ada indikasi bahwa fraud yang terungkap, meskipun secara absolut besar, namun masih ada
kemungkinan bahwa fraud tersebut masih terjadi dan akan berpengaruh pada keuntungan perusahaan. Gejala gunung es
mencakup beberapa aspek yang menunjukkan risiko kecurangan yang tinggi, seperti:
1. Fraud yang sudah ada tuntutan hukum: Fraud yang telah diselidiki oleh pihak hukum, seperti kejadian yang telah
diselidiki oleh pihak pengawas atau pihak lain.
2. Kemungkinan risiko kecurangan yang tinggi: Indikasi bahwa risiko kecurangan yang tinggi masih ada, meskipun tidak
terdeteksi secara langsung.
3. Pembatasan pengendalian: Kemungkinan bahwa pengendalian yang dilakukan tidak mampu mengendalikan risiko
kecurangan yang tinggi.
Untuk mencegah gejala gunung es, perusahaan harus mengimplementasikan prosedur pencegahan dan pendeteksi
kecurangan, seperti:
4. Pencegahan fraud: Membuat karyawan dan pihak lain diperhatikan tentang risiko kecurangan dan tindakan yang
diperlukan untuk mengurangi risiko kecurangan.
5. Pendeteksi fraud: Membuat sistem pengawasan yang efektif untuk mendeteksi kegiatan penipuan ketika ia terjadi.
6. Pengendalian risiko: Membuat pengendalian yang efektif untuk mengurangi, mengelola, dan mengurangi dampak
negatif atau mengamplifikasi kemungkinan keuntungan.
.
Pengendalian Intern
PENGENDALIAN INTERN
serangkaian prosedur, sistem, dan praktik
Definisi 1 (Sebelum September 1992) Definisi 2 (Sesudah Tahun 1992)
yang diimplementasikan oleh organisasi untuk
mencegah, mendeteksi, dan menangani Kondisi yang diinginkan atau Suatu proses yang dirancang dan
aktivitas mencurigakan atau ilegal. Tujuan merupakan hasil dari berbagai dilaksanakan oleh dewan,
utama dari pengendalian internal pada fraud proses yang dilaksanakan suatu manajemen dan pegawai untuk
adalah untuk meminimalisir risiko kerugian entitas untuk mencegah (prevent) memberikan kepastian yang
finansial, hukum, dan reputasi yang mungkin dan menimbulkan efek jera (deter) memadai dalam mencapai kegiatan
timbul dari aktivitas fraud. terhadap fraud. usaha yang efektif dan efisien,
Mengalami perkembangan dalam pemikiran keandalan laporan keuangan dan
dan praktik nya, menurut Davia et al mencatat kepatuhan terhadap undang-undang
sedikit nya empat devinisi pengendalian dan peraturan lain nya yang relevan.
intern antara lain:
Pengendalian Intern
Sarana pengendalian intern pasif yang sering digunakan dalam system akuntansi
1. Customized Control: merupakan hasil dari berfikir positif, Ketika pengendalian
Pengendalian intern pasif adalah pendekatan intern aktif tidak memberikan pemecahan.
sistematis yang digunakan oleh organisasi untuk 2. Audit Trails: system yang di komputerisasikan sering kali menggunakan
memastikan bahwa operasi dan aktivitas mereka pengendalian intern pasif karena ada jejak-jejak mutasi atau perubahan dalam
sesuai dengan kebijakan, standar, dan regulasi yang catatan yang ditinggalkan atau terekam dalam system.
berlaku. Beberapa bentuk lain dari pengendalian 3. Focused Audits: audit terhadap hal-hal tertentu yang sangat khusus, yang
intern pasif meliputi pengendalian yang khas untuk berdasarkan pengalaman rawan dan sering dijadikan sasaran fraud.
masalah yang dihadapi (customized controls), jejak 4. Surveillance of Key Activities: pengintaian bisa dilakukan dengan bermacam-
audit (audit trail), audit yang focus (focused macam cara mulai dari camera video yang merekam kegiatan di suatu ruangan
audits), pengintaian atas kegiatan kunci dan sampai ruangan kaca dengan cermin satu arah.
pemindahan tugas. 5. Rotation of Key Personnel: rotasi karyawan kunci merupakan pengendalian intern
pasif yang efektif kalua kehadiran nya merupakan persyaratan utama dalam
melakukan fraud.
1. Pengendalian Intern
Aktif
akan terdeteksi. Pada dasarnya ada dua faktor yang dapat meningkatkan adanya peluang
atau kesenmpatan seseorang berbuat fraud yaitu: a.Sistem pengendalian yang lemah Pressure Rationalization
Tata kelola risiko fraud adalah proses dan teknik yang digunakan untuk mengurangi risiko dari kegiatan
penyimpangan dan penipuan dalam perusahaan. Tata kelola risiko fraud terdiri dari beberapa prinsip,
yaitu:
1. Fraud Risk Governance: Proses pengendalian risiko kecurangan yang dilakukan oleh pengelola
perusahaan, yang bertujuan untuk mengatur struktur, prosedur, dan polisi yang efektif untuk
mengendalikan risiko kecurangan.
2. Fraud Risk Assessment: Proses pengendalian risiko kecurangan yang dilakukan oleh pengelola
perusahaan, yang bertujuan untuk menentukan kemungkinan, jenis, dan biaya yang diperoleh dari
suatu risiko kecurangan.
3. Fraud Control Activity: Proses pengendalian risiko kecurangan yang dilakukan oleh pengelola
perusahaan, yang bertujuan untuk mengurangi risiko kecurangan dengan mengimplementasikan
kontrol yang efektif dan efisien.
4. Fraud Investigation and Corrective Action: Proses pengendalian risiko kecurangan yang dilakukan
oleh pengelola perusahaan, yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengatasi
kecurangan yang telah terjadi.
ANTI FRAUD STRATEGY