Anda di halaman 1dari 24

MENCEGAH FRAUD!

1
GEJALA GUNUNG ES

Davia et al mengelompokkan fraud dalam 3 kelompok sebagai berikut


1. Fraud yang sudah ada tuntutan hukumnya (prosecution), tanpa memerhatikan bagaimana putusan
pengadilan
2. Fraud yang ditemukan, tetapi belum ada tuntutan hukum
3. Fraud yang belum ditemukan

2
Yang bisa diketahui orang banyak adalah fraud Kelompok 1. Dengan dibukanya kepada umum
laporan-laporan hasil pemerikasaan BPK, KAP

Kelompok 2 juga bisa diketahui. Namun, fraud dalam kelompok 2 lebih sulit untuk dibawa ke rana
hukum, karena adanya lembaga perlindungan hukum yang sering dimanfaatkan tertuduh, yakni
pencemaran nama baik.

Apalagi fraud dalam Kelompok 3. Tertutup rapat, hanya bisa diketahui Tuhan dan pelakunya. Oleh
karna itu, tidak mungkin kita dapat menjawab besar-besaran yang berhubungan dengan fraud
secara keseluruhan yang sesungguhnya terjadi (fraud universe).

Davia et al memperkirakan bahwa fraud kelompok 1 hanyalah 20%, sedangkan kelompok 2 dan 3 masing-masing
40%. Kesimpulannya, lebih banyak yang tidak kita ketahui daripada yang kita ketahui tentang fraud. Sehingga tidak
jarang, indikasi-indikasi fraud yang dikaji lebih dalam pada investigasi akhirnya diputuskan tidak terjadi fraud,
padahal sesungguhnya fraud sudah terjadi.

3
Perkembangan pengendalian intern
dalam mencegah fraud

Definisi 3 (AICPA 1988)


Untuk tujuan audit laporan keuangan, struktur pengendalian intern suatu
entitas terdiri dari 3 unsur: lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan
prosedur-prosedur pengendalian dan dikembangkan menjdi 5 unsur (COSO)
Definisi menurut AICPA ini terutama untuk fraud yang dilakukan karyawan
yang nilaianya tidak terlalu besar. Sedangkan pada tingkat manajemen, tidak
bisa ditangani dengan sistem pengendalian internal semacam itu
Definisi 4 (Khusus mencegah fraud)
Suatu sistem dengan proses dan prosedur yang bertujuan khusus, dirancang
dan dilaksanakan untuk tujuan utama untuk mencegah dan menghalangi
terjadinya fraud.
Perkembangan pengendalian intern
dalam mencegah fraud di Indonesia

Definisi 1 (sebelum September 1992)


Kondisi yang diinginkan, atau merupakan hasil, dari berbagai proses yang
dilaksanakan suatu entitas untuk mencegah (prevent) dan menimbulkan efek
jera (deter) terhadap fraud

Definisi 2 (Setelah September 1992)


Suatu proses yang dirancang dan dilaksanakan oleh dewan, manajemen dan
karyawan untuk memberikan kepastian yang memadai dalam mencapai
kegiatan usaha yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, dan
kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan lainnya yang relevan
Pengendalian intern Aktif dalam
mencegah fraud

Pengendalian internal Aktif adalah


Pengendalian yang membatasi,
menghalangi, atau menutup akses
si calon pelaku fraud.
Kelemahan Pengendalian Internal Aktif
- Kelemahan manusia merupakan musuh utama pengendalian internal aktif
- Sangat rawan invasi (ditembus) pelaku fraud
- Biayanya mahal
- Banyak unsur pengendalian intern aktif yang menghambat pelayanan
1 Tanda Tangan

2 Tanda Tangan Counter

Password and Personal


3 Identification Number
Pengendalian
Internal Aktif
4 Pemisahan Tugas

7
Pencocokan Doukumen dan
Prenumbered Accountable Account

Real Time Inventory Control

Pemeriksaan Aset Secara Fisik Pengendalian


Internal Aktif

Pagar Gembok dan Penghalang


L a i n n ya

8
Pengendalian intern Pasif dalam
mencegah fraud

Pengendalian yang tidak menampakkan


adanya pengamanan, namun ada peredaman
yang membuat pelanggar atau pelaku fraud
akan jera.
Kesimpulan pada pengendalian internal pasif
- Tidak mahal
- Tidak tergantung pada manusia, tidak people dependent.
- Tidak memengaruhi produktifitas, tidak menghambat pelayanan.
- Tidak rawan untuk ditembus atau disusupi pelaku fraud.
Pengendalian Internal Pasif

P e m i n d a h a n Tu g a s J e ja k A u d i t ( A u d i t Tr a i l s )

FRAUD

Pengintaian Atas Kegiatan


Kunci Focused Audit

Custumized
C o n t r o l / m a s l a h yg
dihadapi
10
Bagaimana meyakini pengendalian
intern dapat mencegah Fraud

 Jika pengendalian intern dirancang dan dilaksanakan dengan baik, jika pegawai dilatih dengan baik, jika
pegawai melakukan tugasnya dengan baik, maka pengendalian intern dapat diandalkan untuk melindungi diri
dari fraud.
 Namun yang lebih penting lagi, adalah menumbuhkan tanggung jawab dan ”budaya risiko”. Dengan membuat
setiap jajaran di perusahaan sadar atas risiko yang dapat mendiskreditkan perusahaan, yang berakibat pada
risiko finansial, maka setiap orang pada perusahaan akan melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan
penuh kesadaran.
 Budaya perusahaan yang sehat, akan membuat orang yang beritikad tidak baik, atau berperilaku diluar
kebiasaan secara tak langsung akan mendapat sorotan, sehingga membuat perasaan tak nyaman.
 Budaya kerja, kebijakan serta sistem pengamanan risiko yang terintegrasi diharapkan dapat mencegah
timbulnya keinginan untuk melakukan hal-hal di luar aturan perusahaan.
Mendeteksi Fraud
Kesenjangan antara
Kenyataan dan Harapan
dalam Mendeteksi Fraud

 Audit keungan (general audit) dimaksudkan untuk menerbitkan opini atas


laporan keuangan, tidak dirancangkan dan tidak dapat diandalkan untuk
mengungkapkan kecurangan
 Permasalahannya adalah para pemakai laporan keuangan mengira atau
berharap bahwa auditor akan menemukan semua fraud, baik yang
melekat pada laporan keuanan maupun berupa penggelapan aset.
 Dalam hal ini terjadi kesenjangan antara pemakai laporan keuangan
dengan auditor.
 Dalam beberpa kasus, auditor menolak mengambil tanggung jawab
menemukan fraud terutama di sector privat.
PERKEMBANGAN STANDAR -STANDAR
PENGAUDITAN YANG MENGATUR
PENDETEKSIAN KECURANGAN

Dibentuk Komisi Khusus 1980

National Commission on Fraudulent Financial


Reporting
yang bertugas untuk memberi rekomendasi atas upaya
meningkatkan proses mendeteksi dan mengatasi AICPA telah mengeluarkan standar pengauditan
pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan.
1988

Salah satunya yaitu SAS No. 53, The


Auditor’s Responsibility to Detect and
Public Oversight Board of the AICPASEC Report Errors and Irregularities
Practice 1993

Menyimpulkan telah ada pendapat yang menyebar


bahwa auditor harus mengemban tanggung jawab
yang lebih besar daripada sebelumnya untuk
mendeteksi management fraud.
14
1997 ASB mengeluarkan SAS No. 82

Consideration of Fraud in Financial


Statement Audit untuk menggantikan SAS
No. 53.

AICPA mengubah SAS No. 82 2002

Menjadi SAS No.99


Terbitnya SAS No. 99 merupakan upaya
terobosan baru untuk mengatasi
kelemahan SAS No. 82.

15
Audit Umum &
Pemeriksaan Fraud
P e l a k s a n a a n a u d i t i n v e s t i g a s i b e r b e d a
d e n g a n p e l a k s a n a a n g e n e r a l a u d i t
k a r e n a a u d i t i n i b e r h u b u n g a n l a n g s u n g
d e n g a n p r o s e s l i t i g a s i . H a l i n i
m e n y e b a b k a n t u g a s d a r i s e o r a n g a u d i t o r
i n v e s t i g a t i f l e b i h b e r a t d a r i p a d a t u g a s
a u d i t o r d a l a m g e n e r a l a u d i t . S e l a i n
h a r u s m e m a h a m i t e n t a n g p e n g a u d i t a n
d a n a k u n t a n s i , a u d i t o r i n v e s t i g a t i f j u g a
h a r u s m e m a h a m i t e n t a n g h u k u m d a l a m
h u b u n g a n n y a d e n g a n k a s u s
p e n y i m p a n g a n a t a u k e c u r a n g a n y a n g
d a p a t m e r u g i k a n k e u a n g a n n e g a r a
( K a r y o n o , 2 0 1 3 : 1 3 2 )
PERBEDAAN AUDIT UMUM & PEMERIKSAAN FRAUD
Dalam Tuanakotta (2007:181) terdapat perbedaan antara audit umum dan pemeriksaan atas kecurangan (fraud
examination) yang dapat dilihat pada kolom berikut ini:
Pemicu terjadinya
FRAUD
GONE THEORY yang merupakan
singkatan dari
• Greed (Keserakahan),
• Opportunity (Kesempatan),
• Need (Kebutuhan), dan
• Exposure (Pengungkapan).
1 2
Keserakahan Kebutuhan

Dua factor yaitu Greed dan Need terutama berhubungan dengan individu
(pelaku kecurangan), sedangkan Opportunity dan Exposure berhubungan
dengan organisasi (korban perbuatan kecurangan)
LANGKAH DALAM
MENDETEKSI FRAUD SLIDE 21

MEMAHAMI AKTIVITAS
ORGANISASI DAN MENGENAL MEMAHAMI TANDA-TANDA
SERTA MEMAHAMI SELURUH PENYEBAB TERJADINYA FRAUD
SEKTOR USAHA

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


Melihat tanda-tanda
kecurangan SLIDE 22
Terdapat perbedaan angka Perbedaan antara Buku Perbedaan yang ter-
laporan keuangan yang Besar dengan Buku ungkapkan dari hasil
mencolok dengan tahun- Tambahannya konfirmsi
tahun sebelumnya

Transaksi yang tidak Transaksi yang tidak dicatat Terdapat perbedaan


didukung oleh bukti yang sesuai dengan otorisasi kepentingan (conflict of
memadai manajemen interest) pada tugas
pekerjaan karyawan

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


TEKNIK PEMERIKSAAN
SLIDE 23
Critical Point Auditing (CPA)
CPA merupakan suatu teknik dimana melalui pemeriksaan atas catatan pembukuan, gejala
suatu manipulasi dapat diidentifikasi.
Berdasarkan titik rawan yang terdapat pada perusahaan

Job Sensitivity Analysis (JSA)


Teknik analisis kepekaan pekerjaan (job sensitivity analysis) ini didasarkan pada suatu
asumsi, yakni bila seseorang/sekelompok karyawan bekerja pada posisi tertentu,
peluang/tindakan negative (kecurangan) apa saja yang dapat dilakukan.
Berdasarkan berbagai peluang/kesempatan untuk melakukann fraud

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


M E N D E T E K S I F R A U D B E R D A S A R
PA D A F R A U D T R E E SLIDE 24
Kecurangan dalam penyajian laporan keuangan
Financial umumnya dapat dideteksi
Statement Fraud melalui analisis laporan keuangan.

Asset Teknik untuk mendeteksi terjadinya


Missappropriation fraud dalam pencurian aset sangatlah
banyak tekniknya (Teknik Audit)
Sebagian besar kecurangan ini dapat dideteksi melalui keluhan dari rekan kerja
Korupsi yang jujur, laporan dari rekan, atau pemasok yang tidak puas dan menyampaikan
komplain ke perusahaan.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com

Anda mungkin juga menyukai