PENDAHULUAN
1
Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan dan mengungkapkan segala aktivitasnya
dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah yang
memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut (Mardiasmo,
2002:20).
Kualitas Audit merupakan hal yang penting, karena dengan kualitas audit yang
tinggi diharapkan dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai
dasar pengambilan keputusan. Adapun pertanyaan dari masyarakat mengenai kualitas
audit dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadinya banyak skandal
yang melibatkan akuntan publik baik didalam negeri maupun diluar negeri. Salah satu
kasus besar dalam dunia pengauditan yang terjadi pada salah satu KAP besar dunia yaitu
Arthur Andersen. Auditor pada KAP Andersen melakukan tindakan kecurangan yang
menyebabkan turunnya kualitas audit yang dilanjutkan dengan hilangnya kepercayaan
klien pada KAP tersebut. Skandal dalam negeri yang menimpa Akuntan Publik (AP)
Justinus Aditya Sidharta pada tahun 2006 yang diindikasikan melakukan kesalahan dalam
mengaudit laporan keuangan PT. Great River International, Tbk. Pada kasus tersebut AP
Justinus Aditya Sidharta melakukan konspirasi dengan kliennya untuk
menggelembungkan account penjualan, piutang, dan asset lainnya hingga ratusan milyar
rupiah. Oleh karenanya Menteri Keuangan Republik Indonesia telah membekukan izin
praktik bagi Akuntan Publik Justinus Aditya Sidaharta selama dua tahun karena telah
melanggar Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP).
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka judul yang diambil oleh penulis yaitu
“Pengaruh Independensi Auditor dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit”
2
1.3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Independensi auditor terhadap kualitas audit.
audit.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori
Pada bagian ini dijelaskan teori-teori yang mendukung perumusan hipotesis, serta
sangat membantu dalam analisis hasil-hasil penelitian nantinya.
2.1.1. Pengertian Audit
Audit Menurut Arens and Loebbecke (Auditing : An Integrated Approach, eight
edition,2000 : 9), audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi dari bukti-
bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian
antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan
oleh orang yang kompeten dan independen. Menurut Mulyadi (2002) I Auditing
adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi ,
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan.
4
Sedangkan probabilitas melaporkan penyelewengan tersebut dalam laporan audit
tergantung pada independensi auditor dalam menjaga sikap mentalnya. (Nasrullah; 2003).
5
2.1.4. Akuntabilitas Audit
Tetclock (1984) dalam Mardisar dan Sari (2007) mendefinisikan akuntabilitas
sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha
mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada
lingkungannnya.
Libby dan Luft (1993), Cloyd (1997) dan Tan dan Alison (1999) dalam Bustami
(2013) melihat terdapat tiga indicator yang dapat digunakan untuk mengukur
akuntabilitas inividu.Pertama seberapa besar motivasi mereka untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut.Kedua, seberapa besar usaha atau daya pikir yang diberikan untuk
menyelesaikan sebuah pekerjaan. Ketiga, seberapa besar keyakinan mereka bahwa
pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan.
Dalam sektor publik, akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu
media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik, Stanbury (2003) dalam
Hidayat (2011).
Dalam Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP (2007)
menjelaskan bahwa akuntabilitas dapat berarti sebagai perwujudan pertanggungjawaban
seseorang atau unit organisasi, dalam mengelola sumber daya yang telah diberikan dan
dikuasai, dalam rangka pencapaian tujuan, melalui suatu media berupa laporan
akuntabilitas kinerja secara periodik. Wujud dari sumber daya tersebut pada umumnya
berupa sumber daya manusia, dana, sarana prasarana, dan metode kerja
6
2.2. Penelitian Terdahulu
NO PENELITI TOPIK PENELITIAN HASIL
PENELITIAN
1. Supardi dan pengaruh akuntabilitas terhadap Hasil
Mutakin (2008) kualitas hasil kerja auditor. penelitiannya
adalah
akuntabilitas
berpengaruh
positif terhadap
kualitas hasil
kerja auditor
7
3. Singgih dan melakukan penelitian mengenai Hasil
Bawono (2010) pengaruh independensi, penelitiannya
pengalaman, due professional adalah
care, dan akuntabilitas terhadap independensi,
kualitas audit. due professional
care, dan
akuntabilitas
secara parsial
berpengaruh
terhadap
kualitas audit,
sedangkan
pengalaman
tidak
berpengaruh
terhadap
kualitas audit.
8
kualitas audit.
5. Rr. Putri Arsika Pengaruh Independensi, Hasil penelitian
Nirmala (2013) Pengalaman, Due Professional menunjukkan
Care, Akuntabilitas, Kompleksitas bahwa
Audit, dan Time Budget Pressure akuntabilitas
Terhadap Kualitas Audit. secara simultan
berpengaruh
positif terhadap
kualitas audit.
Berdasarkan uraian penelitian terdahulu tersebut , maka peneliti dapat membuat
perbedaan dari penelitian terdahulu yaitu :
Akuntabilitas (X₂)
9
Hipotesis adalah suatu dugaan logis adanya hubungan atau pengaruh antara dua
atau lebih variabel-variabel yang dinyatakan dalam suatu pernyataan yang dapat diuji
kebenarannya (Sekaran 2014 : 135)
a. Independensi auditor terhadap Kualitas Audit
Ha₁ : Independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
b. Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit
Ha₂ : Akuntabilitas auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas audit.
c. Independensi dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit
Ha₃ : Independensi dan Akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap Kualitas audit.
BAB III
10
METODE PENELITIAN
Variabel sikap yang diharapkan dari (1) sangat tidak Item pertanyaan
Independen seorang akuntan publik setuju, (2) tidak diukur dengan
11
(Independensi untuk tidak mempunyai setuju, (3) netral, menggunakan skala
Auditor) kepentingan pribadi dalam (4) setuju, dan (5) Interval (likert)
pelaksanaan tugasnya, sangat setuju.
yang bertentangan dengan
prinsip integritas dan
obyektivitas.
(Abu Bakar et al.,
2005:2)
12
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan metode survei menggunakan
kuesioner terhadap auditor di KAP Wilayah Jakarta. Kuesioner tersebut berisi daftar
pertanyaan yang jawabannya dinyatakan dengan menggunakan skala Likert yaitu mengukur
sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap pertanyaan yang diajukan
13
software Statistical Program for Social Science (SPSS) for windows v.21, dengan empat
tahap tahap yaitu analisis deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan pengujian
hipotesis.
14
DAFTAR PUSTAKA
15