Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Akuntan Publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan


publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap
informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi
dan Puradiredja, 1998 : Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan
tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh
informasi laporan keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan.

Menurut FASB, laporan keuangan perusahaan harus memiliki dua karakteristik


penting yaitu relevan dan dapat diandalkan. Untuk itu dibutuhkan jasa akuntan publik
untuk memberi jaminan relevan dan dapat diandalkannya laporan keuangan perusahaan ,
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pihak-pihak bersangkutan terkait perusahaan
tersebut.Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dikatakan
berkualitas jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Standar
auditing yang telah diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Standar
Profesional Akuntan Publik yaitu standar umum , standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan.

AAA Financial Accounting Standard Committee (2001 : 374) menyatakan bahwa :


“Kualitas audit ditentukan oleh dua hal, salah satunya yaitu kompetensi (keahlian) dan
independensi. Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang
dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi, sedangkan independensi
dalam Mulyadi (1998) menyatakan bahwa independensi juga berarti adanya kejujuran
dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang
objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan
pendapatnya. Selain kompetensi dan independensi , terdapat faktor lain yang di duga
sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu akuntabilitas.

1
Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan dan mengungkapkan segala aktivitasnya
dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah yang
memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut (Mardiasmo,
2002:20).

Kualitas Audit merupakan hal yang penting, karena dengan kualitas audit yang
tinggi diharapkan dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai
dasar pengambilan keputusan. Adapun pertanyaan dari masyarakat mengenai kualitas
audit dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadinya banyak skandal
yang melibatkan akuntan publik baik didalam negeri maupun diluar negeri. Salah satu
kasus besar dalam dunia pengauditan yang terjadi pada salah satu KAP besar dunia yaitu
Arthur Andersen. Auditor pada KAP Andersen melakukan tindakan kecurangan yang
menyebabkan turunnya kualitas audit yang dilanjutkan dengan hilangnya kepercayaan
klien pada KAP tersebut. Skandal dalam negeri yang menimpa Akuntan Publik (AP)
Justinus Aditya Sidharta pada tahun 2006 yang diindikasikan melakukan kesalahan dalam
mengaudit laporan keuangan PT. Great River International, Tbk. Pada kasus tersebut AP
Justinus Aditya Sidharta melakukan konspirasi dengan kliennya untuk
menggelembungkan account penjualan, piutang, dan asset lainnya hingga ratusan milyar
rupiah. Oleh karenanya Menteri Keuangan Republik Indonesia telah membekukan izin
praktik bagi Akuntan Publik Justinus Aditya Sidaharta selama dua tahun karena telah
melanggar Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP).

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka judul yang diambil oleh penulis yaitu
“Pengaruh Independensi Auditor dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit”

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas , maka pokok permasalahan dalam penelitian ini akan
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit ?
2. Bagaimana pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas audit ?
3. Bagaimana pengaruh independensi auditor dan akuntabilitas terhadap kualitas audit ?

2
1.3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Independensi auditor terhadap kualitas audit.

b. Untuk menegetahui pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas audit.

c. Untuk mengetahui pengaruh independensi auditor dan akuntabilitas terhadap kualitas

audit.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Teori
Pada bagian ini dijelaskan teori-teori yang mendukung perumusan hipotesis, serta
sangat membantu dalam analisis hasil-hasil penelitian nantinya.
2.1.1. Pengertian Audit
Audit Menurut Arens and Loebbecke (Auditing : An Integrated Approach, eight
edition,2000 : 9), audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi dari bukti-
bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian
antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan
oleh orang yang kompeten dan independen. Menurut Mulyadi (2002) I Auditing
adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi ,
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan.

2.1.2. Kualitas Audit


De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan bahwa
auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.
Temuan pelanggaran mengukur kualitas audit berkaitan dengan pengetahuan dan
keahlian auditor. Menurut Indah (2010) kualitas audit dapat diukur dengan (1)
Melaporkan semua kesalahan klien dan sistem informasi akuntansi klien, (2) Komitmen
yang kuat terhadap pekerjaan lapangan , dan (3) Tidak mudah percaya terhadap
pernyataan klien dalam pengambilan keputusan.
Kualitas audit adalah probabilitas seorang auditor atau akuntan pemeriksa
menemukan penyelewengan dalam sistem akuntansi suatu unit atau lembaga kemudian
melaporkannya dalam laporan audit. Probabilitas menemukan adanya penyelewengan
tergantung pada kemampuan teknikal dari audit tersebut yang dapat dilihat dari
pengalaman auditor, pendidikan, profesionalisme dan struktur audit perusahaan.

4
Sedangkan probabilitas melaporkan penyelewengan tersebut dalam laporan audit
tergantung pada independensi auditor dalam menjaga sikap mentalnya. (Nasrullah; 2003).

2.1.3. Independensi Auditor


Independensi menurut Mulyadi (2002 : 26-27) dapat diartikan sikap mental yang
bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.
Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan
fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam
merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
Independensi adalah suatu sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik
untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, baik kepada
manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditor dan pihak lain yang
meletakkan kepercayaan atas laporan keuangan auditan. Arens dan Loebbecke (1997)
dalam Mawar Indah (2010) mengkategorikan independensi kedalam dua aspek, yaitu
independensi dalam kenyataan (independence in fact) dan independensi dalam
penampilan (independence in appearance).Independensi dalam kenyataan adalah sikap
auditor yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan audit. Dalam hal ini, auditor
diharuskan untuk objektif .Independen dalam penampilan dapat diartikan sebagai hasil
interpretasi pihak lain terhadap independensi auditor. Auditor akan dianggap tidak
independen apabila memiliki hubungan tertentu dengan klien yang dapat menimbulkan
persepsi dari pihak lain bahwa dirinya tidak independen dalam menjalankan tugasnya.
Mayangsari (2003) mengatakan auditor yang independen cenderung benar dalam
memberikan pendapat dibandingkan dengan auditor yang tidak independen.
Gill dan Cosseral (1996) dalam Salehi et al. (2009) menyebutkan bahwa
independensi adalah landasan dari profesi audit, tanpa disertai independensi, pendapat
atau opini auditor patut dicurigai.Oleh karena itu independensi sangat dibutuhkan bagi
seorang auditor karena dengan adanya kejujuran dalam mempertimbangkan fakta dan
pertimbangan yang obyektif tidak memihak, auditor dapat merumuskan dan memberikan
pendapat dengan tepat.

5
2.1.4. Akuntabilitas Audit
Tetclock (1984) dalam Mardisar dan Sari (2007) mendefinisikan akuntabilitas
sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha
mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada
lingkungannnya.
Libby dan Luft (1993), Cloyd (1997) dan Tan dan Alison (1999) dalam Bustami
(2013) melihat terdapat tiga indicator yang dapat digunakan untuk mengukur
akuntabilitas inividu.Pertama seberapa besar motivasi mereka untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut.Kedua, seberapa besar usaha atau daya pikir yang diberikan untuk
menyelesaikan sebuah pekerjaan. Ketiga, seberapa besar keyakinan mereka bahwa
pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan.
Dalam sektor publik, akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu
media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik, Stanbury (2003) dalam
Hidayat (2011).
Dalam Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP (2007)
menjelaskan bahwa akuntabilitas dapat berarti sebagai perwujudan pertanggungjawaban
seseorang atau unit organisasi, dalam mengelola sumber daya yang telah diberikan dan
dikuasai, dalam rangka pencapaian tujuan, melalui suatu media berupa laporan
akuntabilitas kinerja secara periodik. Wujud dari sumber daya tersebut pada umumnya
berupa sumber daya manusia, dana, sarana prasarana, dan metode kerja

6
2.2. Penelitian Terdahulu
NO PENELITI TOPIK PENELITIAN HASIL
PENELITIAN
1. Supardi dan pengaruh akuntabilitas terhadap Hasil
Mutakin (2008) kualitas hasil kerja auditor. penelitiannya
adalah
akuntabilitas
berpengaruh
positif terhadap
kualitas hasil
kerja auditor

2. Sukriah et al pengaruh pengalaman kerja, Hasil


(2009) melakukan independensi, obyektivitas, penelitiannya
integritas, dan kompetensi terhadap adalah
kualitas hasil pemeriksaan. pengalaman
kerja,
obyektifitas, dan
kompetensi
berpengaruh
positif,
sedangkan
independensi
dan integritas
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
kualitas hasil
pemeriksaan.

7
3. Singgih dan melakukan penelitian mengenai Hasil
Bawono (2010) pengaruh independensi, penelitiannya
pengalaman, due professional adalah
care, dan akuntabilitas terhadap independensi,
kualitas audit. due professional
care, dan
akuntabilitas
secara parsial
berpengaruh
terhadap
kualitas audit,
sedangkan
pengalaman
tidak
berpengaruh
terhadap
kualitas audit.

4. Siti Nur Mawar dengan judul “ Pengaruh Hasil penelitian


Indah pada tahun Kompetensi dan Independensi ini adalah
2010. Auditor terhadap Kualitas Audit variabel
kompetensi
yang
diproksikan
dengan
pengalaman dan
pengetahuan
auditor masing-
masing
berpengaruh
positif terhadap

8
kualitas audit.
5. Rr. Putri Arsika Pengaruh Independensi, Hasil penelitian
Nirmala (2013) Pengalaman, Due Professional menunjukkan
Care, Akuntabilitas, Kompleksitas bahwa
Audit, dan Time Budget Pressure akuntabilitas
Terhadap Kualitas Audit. secara simultan
berpengaruh
positif terhadap
kualitas audit.
Berdasarkan uraian penelitian terdahulu tersebut , maka peneliti dapat membuat
perbedaan dari penelitian terdahulu yaitu :

a. Beda Periode Waktu.


b. Beda Wilayah Penelitian.

2.3. Kerangka Konseptual


Berdasarkan teori yang digunakan untuk membahas permasalahan penelitian ini
yang berjudul “Pengaruh Independensi auditor dan Akuntabilitas terhadap Kualitas
Audit” maka kerangka konseptual penelitian ini seperti pada gambar berikut :

Independensi Auditor (X₁)


Kualitas Audit (Y)

Akuntabilitas (X₂)

2.4. Hipotesis Penelitian

9
Hipotesis adalah suatu dugaan logis adanya hubungan atau pengaruh antara dua
atau lebih variabel-variabel yang dinyatakan dalam suatu pernyataan yang dapat diuji
kebenarannya (Sekaran 2014 : 135)
a. Independensi auditor terhadap Kualitas Audit
Ha₁ : Independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
b. Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit
Ha₂ : Akuntabilitas auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas audit.
c. Independensi dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit
Ha₃ : Independensi dan Akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap Kualitas audit.

BAB III

10
METODE PENELITIAN

2.5. Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain studi kasus. Penelitian
kuantitatif ini akan dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tersebar di
Jakarta dengan membagikan kuesioner kepada auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik di Wilayah Jakarta.

2.6. Operasional Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran


Operasional variabel berarti mengoperasionalkan atau secara operasional
mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan
melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan oleh konsep
(Sekaran, 2011, 4). Dalam penelitian ini, variabel dependen (Y) yang digunakan
adalah kualitas audit, sedangkan variabel independennya independensi auditor (X1)
dan akuntabilitas (X2). Maka operasional variabel dapat terlihat seperti tabel 3.1.
berikut ini :
Tabel 3.1.
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Pengukuran
Variabel
Variabel Dependen probabilitas dimana (1) sangat tidak Variabel ini diukur
(Kualitas Audit) seorang auditor setuju,(2) tidak dengan menggunakan
menemukan dan setuju, (3) netral, skala interval (likert)
melaporkan tentang (4) setuju, hingga
adanya suatu pelanggaran (5) sangat setuju
dalam sistem akuntansi
kliennya .
(Alim et al., 2007:4).

Variabel sikap yang diharapkan dari (1) sangat tidak Item pertanyaan
Independen seorang akuntan publik setuju, (2) tidak diukur dengan

11
(Independensi untuk tidak mempunyai setuju, (3) netral, menggunakan skala
Auditor) kepentingan pribadi dalam (4) setuju, dan (5) Interval (likert)
pelaksanaan tugasnya, sangat setuju.
yang bertentangan dengan
prinsip integritas dan
obyektivitas.
(Abu Bakar et al.,
2005:2)

Variabel dorongan psikologi yang (1) sangat tidak diukur dengan


Independen membuat seseorang setuju, (2) tidak menggunakan skala
(Akuntabilitas) berusaha setuju, (3) netral, Interval (likert),
mempertanggungjawabkan (4) setuju, dan (5)
semua tindakan dan sangat setuju
keputusan yang diambil
kepada lingkungannya.
(Mardisar et al. (2007:6).

Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran

2.7. Pengumpulan Data


Pengumpulan data menjelaskan jenis data dan sumber data yang akan
digunakan saat penelitian, serta teknik penelitian yang digunakan saat melakukan
penelitian.
3.3.1. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.Sumber data
yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari survei dari
auditor di KAP Wilayah Jakarta.

3.3.2.Teknik Pengumpulan Data

12
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan metode survei menggunakan

kuesioner terhadap auditor di KAP Wilayah Jakarta. Kuesioner tersebut berisi daftar

pertanyaan yang jawabannya dinyatakan dengan menggunakan skala Likert yaitu mengukur

sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap pertanyaan yang diajukan

dengan skor 5 (SS=Sangat Setuju), 4 (S=Setuju), 3 (N=Netral), 2 (TS=Tidak Setuju), dan 1

(STS=Sangat Tidak Setuju).

2.8. Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang
menjadi kuantitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono 1997 : 57). Populasi yang diambil penulis untuk
penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP sebagai responden yang berada pada
wilayah Jakarta.
Suharsimi Arikunto (1998 : 117) mengatakan bahwa sampel adalah bagian
dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah
sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh
populasi. Dalam penelitian ini, penelitian tidak menentukan terlebih dahulu jumlah
sampel yang digunakan. Jumlah sampel yang diteliti didapat dari kuestioner yang
kembali dan telah terseleksi lengkapnya. Dalam melakukan penarikan sampel,
metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan convinience
sampling yaitu populasi yang dipilih tidak terbatas sehingga peneliti memiliki
kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan mudah (Indriantoro dan
Supomo, 1999: 130). Penelitian ini mengambil sampel auditor-auditor pada KAP
wilayah Jakarta yang terdaftar pada direkori Institut Akuntan Publik Indonesia, dan
jumlah sampel ditentukan oleh masing-masing KAP.

2.9. Metode Analisis Data


Bagian ini berisi deskripsi tentang jenis atau teknik analisis dan mekanisme
penggunaan alat analisis dalam penelitian serta alasan mengapa alat analisis tersebut
digunakan, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan pengujian asumsi dari alat analisis atau
teknik analisis yang dimaksud. Analisis dimulai dengan pengujian analisis data menggunakan

13
software Statistical Program for Social Science (SPSS) for windows v.21, dengan empat
tahap tahap yaitu analisis deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan pengujian
hipotesis.

14
DAFTAR PUSTAKA

AAA Financial Accounting Standard Comittee. (2000). Commmentary: SEC Auditor


Independence Requirements. Accounting Horizons. Vol. 15, No. 4 December 2001,
pp. 371-386.
Anwar Sanusi. (2006). Metodelogi Penelitian Bisnis.Jakarta : Salemba Empat
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., dan Beasly, Mark S 2008, Auditing dan Jasa Assurance
Pendekatan Terintegrasi, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Arens, A. A. and J. K. Loebbecke. (1996). Auditing : Suatu Pendekatan Terpadu.
Terjemahan oleh Amir Abadi Jusuf. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Arisanti, Dea, Dwi Fitri Puspa dan Herawati. 2013. Pengaruh Independensi, Pengalaman
Kerja, Due Profesional Care, Akuntabilitas Dan Kompetensi Terhadap Kualitas
Audit. http://www.ejurnal.bunghatta.ac.id/Diakses 20 April 2014
Bawono, Icuk Rangga dan Elisha Muliani Singgih. 2010. Faktor-Faktor dalam Diri Auditor
dan Kualitas Audit, Studi pada KAP “Big Four” di Indonesia. Jurnal Akuntansidan
Auditing Indonesia.http://journal.uii.ac.id. Diakses 20 April 2014
De Angelo, L. E. 1981. Auditor Size and Audit Quality.Journal of Accounting and
Economics, Vol.3, No.3, pp: 183-199
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).(2001). Standar Profesional Akuntan Publik.Jakarta :
Salemba Empat.
Mayangsari, Sekar.2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat
Audit : Sebuah kuasieksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
Mulyadi. (2002). Auditing Edisi 6. Jakarta : Salemba Empat.
Rr. Putri Arsika Nirmala. (2013). Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional
Care, Akuntabilitas, Kompleksitas Audit, Dan Time Budget Pressure Terhadap
Kualitas Audit. Skripsi.Universitas Diponegoro Semarang.
Siti Nur Mawar Indah. (2010). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap
Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor KAP Di Semarang).Skripsi.Semarang:
Universitas Diponegoro
Sugiyono.(2008). Metode Penelitian Bisnis.rev.ed. Bandung : CV Alfabeta

15

Anda mungkin juga menyukai