Anda di halaman 1dari 5

Critical Review

 Riset-riset sebelumnya (hasil dari jurnal kajian : pengaruh pengalaman audit, skeptisme
professional, red flags, dan tekanan anggaran waktu terhadap kemampuan auditor dalam
mendeteksi kecurangan)
Jurnal yang berjudul “pengaruh pengalaman audit, skeptisme professional, red flags, dan
tekanan anggaran waktu terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan”
merupakan penelitian dari Muhammad Teguh Arsendy. Jurnal ini menjelaskan bahwa
pengalaman audit, skeptisme professional, red flags berpengaruh terhadap kemampuan
auditor dalam mendeteksi kecurangan sedangkan tekanan anggaran waktu tidak
berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan.

Jurnal 3. Analisis
Jurnal yang berjudul “pengaruh pengalaman audit, skeptisme professional, red flags, dan
tekanan anggaran waktu terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan”
merupakan penelitian dari Muhammad Teguh Arsendy . isi pembahasan dalam jurnal ini
yaitu peneliti mengindikasikan bahwa auditor yang memiliki pengalaman audit tinggi
cenderung memiliki kemampuan mendeteksi kecurangan yang tinggi pula dan sebaliknya
jika seorang auditor yang memiliki pengalaman audit rendah akan cenderung kurang baik
dalam mendeteksi kecurangan. Sedangkan untuk hasil yang kedua yaitu peneliti
mengindikasikan bahwa auditor yang memiliki skeptisme professional tinggi akan lebih
dapat mendeteksi kecurangan dan sebaliknya jika seorang auditor yang memiliki
skeptisme professional yang rendah akan kurang dapat mendeteksi kecurangan. Yang
ketiga, peneliti mengindikasikan bahwa seorang yang memiliki pengetahuan tentang red
flags yang baik akan lebih peka dalam hal mendeteksi kecurangan dibandingkan auditor
yang kurang memiliki pengetahuan tentang red flags. Selanjutnya yang keempat, peneliti
mengindikasikan bahwa seorang auditor yang memiliki tekanan anggaran waktu akan
kurang dapat mendeteksi adanya kecurangan dan sebaliknya jika seorang auditor tidak
memiliki anggaran waktu, maka auditor akan lebih dapat mendeteksi adanya kecurangan.

Menurut pendapat saya, saya kurang setuju dengan jurnal ini karena disebutkan bahwa
tekanan anggaran waktu tidak berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam
mendeteksi kecurangan. Padahal tekanan anggaran waktu dapat menimbulkan tingkat
stress yang tinggi dan mempengaruhi sikap, niat, dan perilaku auditor. Jika auditor stress
maka dia tidak dapat focus untuk bekerja. Jika auditor tidak memiliki niat dalam
mendeteksi kecurangan, maka hasilnya pun tidak akan maksimal. Jika perilaku auditor
dirasa kurang tepat, itu juga dapat mempengaruhi pekerjaannya dalam mendeteksi
kecurangan. Sehingga tekanan anggaran waktu dapat mempengaruhi kinerja auditor
dalam mendeteksi kecurangan. seperti yang tercantum dalam buku Pangestika tahun 2014

 Riset-riset sebelumnya (hasil dari jurnal : persepsi auditor atas tingkat efektivitas red
flags untuk mendeteksi kecurangan)
Jurnal yang berjudul “persepsi auditor atas tingkat efektivitas red flags untuk mendeteksi
kecurangan” merupakan penelitian dari Ni Wayan Rustiarini dan Ni Luh Gde Novitasari.
Jurnal ini menjelaskan bahwa kelompok red flags yang dipersiapkan paling efektif oleh
auditor adalah kategori kesempatan karena memiliki nilai rata-rata yang tinggi. Selain itu,
hasil pengujian atas pengaruh factor demografis auditor yang dianalisis berdasarkan
gender, posisi pekerjaan, masa kerja, tingkat pendidikan pengalaman mendeteksi
kecurangan, dan pelatihan tentang kecurangan yang pernah diikuti auditor. Maka
diperoleh hasil bahwa hanya ada 3 variabel yaitu, tingkat pendidikan, pengalaman
mendeteksi kecurangan, dan pelatihan tentang kecurangan yang berpengaruh pada
persepsi auditor atas efektivitas red flags untuk mendeteksi kecurangan.

Jurnal 4. Analisis
Jurnal yang berjudul “persepsi auditor atas tingkat efektivitas red flags untuk mendeteksi
kecurangan” merupakan penelitian dari Ni Wayan Rustiarini dan Ni Luh Gde Novitasari.
Isi dari jurnal ini adalah auditor memiliki persepsi bahwa red flags untuk kategori
kesempatan merupakan indicator yang paling efektif untuk mendeteksi kecurangan
pelaporan keuangan, dibandingkan redflags untuk kategori sikap/rasionalisasi dari
tekanan. Hasil selanjutnya persepsi auditor atas efektivitas red flags untuk mendeteksi
kecurangan dapat dijelaskan oleh variable gender, posisi pekerjaan, masa kerja, tingkat
pendidikan, pengalaman mendeteksi kecurangan. peneliti mengindikasikan bahwa factor
gender tidak berpengaruh pada persepsi auditor atas efektivitas red flags karena semua
auditor baik pria maupun wanita sama-sama memiliki sifat konservatif, menghindari
resiko, teliti dan berhati-hati memberikan penilaian, salah satunya dalam
mengidentifikasi kecurangan. adanya kesetaraan peran dan tugas menyebabkan auditor
pria dan wanita memiliki persepsi dan tanggung jawab yang sama untuk mampu
mendeteksi kecurangan yang dilakukan manajemen menggunakan indicator yang ada
(red flags). Hasil penelitian selanjutnya mengenai posisi pekerjaan pada persepsi auditor
atas efektivitas red flags tidak mempengaruhi persepsi auditor atas efektivitas red flags.
fenomena ini dapat dimaknai bahwa apapun posisi auditor dalam hirarki kantor akuntan
public harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi kecurangan dalam laporan
keuangan perusahaan klien yang diaudit. Meskipun seorang auditor memiliki posisi
sebagai auditor junior, namun auditor tersebut harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang baik terhadap penggunaan red flags dalam mendeteksi kecurangan. hal
ini dikarenakan posisi auditor junior lebih banyak melaksanakan audit di lapangan
sehingga harus banyak belajar dan rinci mengenai prosedur audit yang digunakan. Hasil
selanjutnya mengenai masa kerja tidak berpengaruh pada persepsi auditor atas efektivitas
red flags untuk mendeteksi kecurangan. berdasarkan ketentuan dalam standar
professional akuntan public seksi 110, seorang auditor bertanggung jawab untuk
merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai
tentang apakah laporan keuangan bebas salah saji material, baik yang disebabkan oleh
kekeliruan maupun kecurangan. dalam hal ini auditor dituntut untuk memahami standar
auditing pada saat melakukan pekerjaan, khususnya yang berkaitan dengan bentuk-
bentuk kecurangan pelaporan keuangan. Hal tersebut mengharuskan auditor memiliki
pemahaman yang baik mengenai red flags dan kegunaannya dalam mendeteksi
kecurangan. hasil selanjutnya mengenai pengaruh pendidikan terhadap persepsi auditor
atas efektivitas red flags. tingkat pendidikan formal yang ditempuh auditor
tentunyamempengaruhi pola pikir auditor dalam pengambilan keputusan. Semakin tinggi
pendidikan auditor maka semakin luas pengetahuan yang dimiliki sehingga memiliki
kemampuan yang lebih baik untuk melaksanakan penugasan yang diberikan,
dibandingkan dengan auditor yang tidak memiliki gelar sama sekali. salah satunya adalah
menentukan efektivitas red flags yang digunakan untuk mendeteksi kecurangan. Hasil
penelitian mengenai pengalaman auditor berpengaruh terhadap persepsi auditor atas
efektivitas red flags untuk mendeteksi kecurangan. auditor berpengalaman terbaik adalah
auditor yang sering menghadapi dan menemukan kecurangan sehinga auditor tidak hanya
memiliki kemampuan untuk menemukan kekeliruan atau kecurangan yang lazim terdapat
dalam laporan keuangan, tetapi juga auditor tersebut dapat memberikan penjelasan yang
lebih akurat terhadap temuannya dibandingkan dengan auditor yang masih memiliki
sdikit pengalaman. Hasil penelitian selanjutnya mengenai pengaruh pelatihan tentang
kecurangan yang pernah diikuti oleh auditor pada persepsi auditor atas efektivitas red
flags untuk mendeteksi kecurangan dalam laporan keuangan. Selain pengalaman, salah
satu cara auditor untuk meningkatkan kompetensi auditor dengan mengikuti pelatihan
mengenai kecurangan atau red flags. pengetahuan yang diperoleh auditor melalui
pelatihan formal memiliki kualitas yang sama bainya dengan pengetahuan yang berasal
dari pengalaman sebelumnya. Pelatihan untuk meningkatkan kesadaran terhadap tindakan
kecurangan (fraud awareness) merupakan kegiatan yang penting diberikan mengingat
belum tentu semua auditor memiliki pengalaman yang relevan dengan kecurangan.
frekuensi kecurangan jarang terjadi dan tidak semua auditor pernah menghadapi kasus
kecurangan tersebut. Hal ini menjadi alasan bahwa pelatihan harus diberikan secara rutin
dan seluas-luasnya kepada seluruh auditor, sehingga auditor memiliki pengetahuan
seputar gejala-gejala kecurangan melalui penggunaan red flags.

Menurut pendapat saya, saya kurang setuju dengan jurnal ini karena disebutkan bahwa
hal yang mempengaruhi persepsi auditor atas efektivitas red flags adalah kesempatan
serta factor demografi seperti tingkat pendidikan, pengalaman mendeteksi kecurangan,
dan pelatihan tentang kecurangan. sedangkan gender dan posisi pekerjaan tidak
berpengaruh terhadap persepsi auditor atas efektivitas red flags. menurut saya
pengalaman mendeteksi kecurangan juga tidak berpengaruh terhadap persepsi auditor
atas efektivitas red flags karena ketika auditor diberi pelatihan secara rutin dan seluas-
luasnya tentang kecurangan maka mereka memiliki pengetahuan seputar gejala-gejala
kecurangan melalui penggunaan red flags. apabila auditor memiliki kesadaran atau
kepekaan atas munculnya gejala-gejala kecurangan, maka auditor memiliki kesiapan
untuk menyusun prosedur pendeteksian yang tepat dan dapat memfokuskan pada
penaksiran resiko kecurangan. selain itu, auditor yang telah mengikuti pelatihan tersebut
akan mampu mengindentifikasi dengan tepat indicator (red flags) yang efektif digunakan
untuk mendeteksi adanya kecurangan. Sehingga menurut saya hal yang berpengaruh
terhadap persepsi auditor atas efektivitas red flags adalah kesempatan, tingkat pendidikan
dan pelatihan mendeteksi kecurangan.

 Persamaan dan Perbedaan Kedua Jurnal


Persamaan :
1. Jika seseorang memiliki pengetahuan yang tinggi tentang red flags, seseorang
cenderung lebih peka dalam mendeteksi kecurangan.
Perbedaan :

Jurnal 3 Jurnal 4
Jurnal ini menjelaskan bahwa kemampuan Jurnal ini menjelaskan bahwa hal yang
auditor dalam mendeteksi kecurangan mempengaruhi persepsi auditor terhadap
dipengaruhi oleh pengalaman auditor, efektivitas red flags adalah adanya
skeptisme professional, red flags. kesempatan dan factor demografi seperti
sedangkan tekanan anggaran waktu tidak :tingkat pendidikan, pengalaman tentang
berpengruh terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan dan pelatihan
dalam mendeteksi red flags. tentang kecurangan. sedangkan gender
dan posisi pekerjaan tidak berpengaruh
terhadap persepsi auditor atas efektivitas
red flags.

Anda mungkin juga menyukai