Anda di halaman 1dari 17

KONSEP AKTIVA

Referensi : Buku Teori Akuntansi Edisi Pertama, Hamonangan Siallagan, SE., M.Si

Oleh : ERNI ROHMATIN (1221700022)


Kelas : H
PENGERTIAN AKTIVA
Dalam kerangka Dasar penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan SAK (1994 par.49)
dikemukakan seperti berikut:
“Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh
perusahaan”.
Selanjutnya dikemukakan (1994, par 53) bahwa:
“manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva
tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas
dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif
dan merupakan bagian dari aktivitas operasional perusahaan. Mungkin pula berbentuk
sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas atau berbentuk biaya akibat
penggunaan proses produksi alternatif”.
ELEMEN DALAM KARAKTERISTIK AKTIVA
1.Aktiva menyimpan kemungkinan manfaat ekonomi masa yang
akan datang, secara sendiri-sendiri atau dalam kombinasi
dengan aktiva lain untuk secara langsung atau tidak langsung
memberi sumbangan pada aliran masuk kas bersih dimasa
depan. Harus ada hak yang spesifik atas manfaat atau potensi
jasa di masa depan. Hak yang suda daluwarsa dan/atau
mempunyai manfaat negatif tidak dapat dimasukkan sebagai
aktiva.
2.Unit usaha tertentu dapat memperoleh manfaat tersebut dan
mengendalikan akses pihak lain atas aktiva itu. Yui Ijiri (1967)
memberikan tekanan yang cukup besar pada kriteria kendali
dalam pengertian aktiva. Menurut Ijiri, aktiva adalah
sumberdaya di bawah kendali unit usaha.
3.Transaksi, kejadian atau peristiwa yang menimbulkan hak atau kendali atas
manfaat tersebut sudah terjadi. Aktiva tidak boleh mencakup manfaat yang
akan timbul di masa depan tetapi saat ini belum ada atau tidak berada dalam
kendali unit usaha.
Dalam neraca aktiva yang telah diakui disajikan dengan
klasifikasi sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Dalam standar
akuntansi atau prinsip akuntansi, pada umumnya aktiva diklasifikasikan secara garis
besar menjadi aktiva lancar (current assets) dan aktiva tidak lancar (non current
assets). Aktiva lancar terdiri atas beberapa pos sedangkan aktiva tidak lancar masih
dapat dikelompokkan lagi dalam beberapa klasifikasi, antara lain: investasi atau
penyertaan (invesment), aktiva tetap (fixed assets atau juga sering disebut plan and
equpment), aktiva tak berwujud (intangible assets) dan aktiva lain-lain (other
assets). Penjelasan tentang pengertian dan pengelompokan aktiva tersebut secara
lebih rinci dapat dikemukakan seperti dibawah ini.
KLASIFIKASI AKTIVA
AKTIVA LANCAR : AKTIVA TETAP (PSAK No. 16) adalah aktiva
berwujud yang perolehan dalam bentuk siap
Praktik dapat diartikan sebagai aktiva yang
pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu,
diharapkan dapat direlisasikan dalam waktu satu
yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
tahun atau dalam siklus operasi normal
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
perusahaan, yang mana lebih lama. Aktiva lancar
kegiatan normal perusahaan dan mempunyai
(PSAK Nomor 9) antara lain meliputi: kas dan
masa manfaat lebih dari satu tahun. Contoh
bank, surat-surat berharga (marketable
aktiva tetap adalah: tanah, gedung atau
securities), deposito jangka pendek, dan wesel
bangunan, mesin dan peralatan, kendaraan, dan
tagih
inventaris kantor. Pos-pos aktiva tetap selain
tanah disusut selama masa manfaat atau selama
umur ekonomisnya. Jumlah yang dapat
disusutkan (depreciable amount) adalah biaya
perolehan suatu aktiva atau jumlah lain yang
disubstitusikan untuk biaya perolehan dalam
laporan keuangan dikurangi nilai residu atau
nilai sisanya
Aktiva tak berwujud adalah aktiva tidak lancar (noncurrent asset atau
capital asset) dan tak berbentuk yang memberikan hak ekonomi dan
hukum kepada pemiliknya dan dalam laporan keuangan tidak dicakup
secara terpisah dalam klasifikasi aktiva yang lain. Contoh aktiva tak
berwujud antara lain hak paten, hak cipta, franchise, merk dagang dan
goodwill. Salah satu karakteristik dari aktiva tak berwujud adalah
tingkat ketidak pastian mengenai nilai dan manfaatnya dikemudian hari.
Dalam banyak kasus nilai aktiva dan manfaatnya dikemudian hari.
Dalam banyak kasus nilai aktiva tak berwujud berkisar antara nihil
sampai dengan jumlah yang besar.
Aktiva lain-lain adalah pos-pos yang tidak dapat secara layak
digolongkan dalam aktiva yang telah disebut sebelumnya (aktiva lancar,
investasi atau penyertaan, aktiva tetap, dan aktiva tak berwujud).
Misalnya: aktiva tetap yang tidak digunakan untuk operasi, piutang
kepada pemegang saham, beban yang ditangguhkan dan aktiva jangka
pendek yang tidak termasuk dalam aktiva lancar
Penggolongan aktiva moneter dan non-
moneter tidak boleh dikacaukan dengan
klasifikasi aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.
Aktiva moneter tidak sama dengan aktiva
lancar, dan aktiva non- moneter tidak sama
dengan aktiva tidak lancar. Pembagian pos
neraca menjadi lancar dan tidak lancar
didasarkan pada tingkat penggunaan (rate of
use) atau tingkat perputaran pos. Sedangkan
pembagian pos neraca menjadi moneter dan
non-moneter didasarkan pada potensi jasa
berupa aliran kasatau aliran potensi jasa fisik
(non-kas).
AKTIVA MONETER DAN NON MONETER
Aktiva moneter adalah pos-pos aktiva Aktiva non-moneter adalah
yang besarnya ditentukan oleh
kontrak sehingga besarnya tidak aktiva yang mempunyai klaim
terpengaruh oleh perubahan nilai uang untuk menerima potensi jasa yang
(rupiah), akan tetapi daya beli klaim daya belinya konstan. Beberapa
tersebut yaitu nilai tukar atau contoh aktiva non-moneter adalah:
kemampuan klaim tersebut untuk
ditukarkan dengan potensi jasa yang surat berharga, pesediaan barang
lain akan berubah. Beberapa contoh dagangan, aktiva tetap (fasilitas
aktiva moneter adalah kas, tabungan, fisik) dan goodwill.
deposito dan piutang dagang, piutang
wesel dan uang muka jaminan kontrak.
PENILAIAN AKTIVA
Pengukuran dalam akuntansi atas aktiva didasarkan pada nilai- nilai pertukaran
(exchange values) dan nilai perubahan (conversion values) (Hendriksen, 1982).
Exchange value atau nilai pertukaran adalah nilai-nilai yang berlaku di pasar kerena
adanya transaksi jual beli. Conversion velues atau nilai perubahan adalah nilai-nilai
yang terbentuk karena faktor- faktor produksi. Karena barang dan jasa umumnya
dipertukarkan dengan ukuran uang maka wajarlah jika harga pertukaran dipakai
untuk pelaporan ekstern.
• Pada dasarnya suatu perusahaan berada pada dua pasar yaitu:
• Pasar dimana perusahaan membeli faktor-faktor produksi atau pasar
tempat aktiva diperoleh, dan
• Pasar dimana perusahaan menjual produk atau jasa atau pasar
tempat aktiva tersebut dilepaskan
METODE PENGUKURAN AKTIVA
MENURUT E.S.HENDRIKSEN MENURUT KENNETH S. MOST

A. DIRECT
A. EXCHANGE OUT PUT • Present value of expected future net
VALUES receipts
• Discounted future cash receipt or • Expected selling price or net realizable
value
service potensials
• Current out put price B. INDIRECT
• Liquidation values INPUT
• Historical cost
B. EXCHANGE INPUT VALUES • Replecement cost
• Historical cost • Replacement value
• Current input cost • Imputed cost
• Marginal cost
• Discounted future cost
OUTPUT
• Standart cost • Current cash equivalent
• Liquidation proceeds
C. THE LOWER OF COST OR • Marginal revenue
MARKET VALUATION
C. BOOK VALUE
PENGAKUAN AKTIVA

FASB dalam SFAC Nomor 5 (1984) menetapkan 4 (empat) kriteria dasar pengakuan,
yaitu :
1.Defenition
• Defenisi maksudnya bahwa suatu hasil transaksi akan masuk dalam struktur yang
selanjutnya dilaporkan dalam laporan kuangan kalau memenuhi defenisi elemen
laporan keuangan. Intinya bahwa suatu pos akan masuk dalam struktur akuntansi
apabila memenuhi defenisi elemen laporan keuangan.

2.Measurability
• Measurability atau keterukuran maksudnya bahwa kejadian atau pos tersebut harus
mempunyai makna tertentu yang dapat diukur
• jumlah rupiahnya dengan reabilitas yang cukup tingggi.
3.Relevance
Relevance atau relevansi maksudnya bahwa informasi
yang
terkandung dalam kejadian atau pos mempunyai daya untuk
membuat suatu perbedaan dalam keputusan pemekaian
informasi.

4.Reliability
Realibibily atau realibilitas maksudnya bahwa informasi
tesebut
menggambarkan keadaan yang dipresentasikan secara tepat,
teruji (verifiable) dan netral.
Bila dihubungkan dengan laporan atas
transaksi atau kejadian yang telah diakui karena
memenuhi keempat kriteria di atas, maka
aktiva yang sudah diakui akan tampak dalam
neraca, yang penyajiannya dilakukan dengan
memperhatikan klasifikasi tertentu dan dasar
pengukuran atau penilaian yang sesuai.
Mungkin dalam praktik ada beberapa pos yang
memenuhi kriteria defenisi aktiva tetapi belum
ada kesepakatan untuk manusia atau karyawan.
Penyebapnya adalah faktor keterukurannya
belum memadai.
DAFTAR PUSTAKA :
Siallagan,
Hamonangan.2020.TeoriAkuntansiEdisiPertama.Medan.LPPMUhnPres
s.
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/3900/Buku
%20Teori%20Akuntansi%20Edisi%20Pertama.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
TERIMA KASIH DAN SELAMAT MEMBACA 

Anda mungkin juga menyukai