Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG BERPENGARUH

TERHADAP PERILAKU TIDAK ETIS STAF AKUNTANSI


(Studi Empiris Pada SKPD Di Kota Padang)

DERI YULI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda September Periode 2013
ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP PERILAKU TIDAK ETIS STAF AKUNTANSI
(Studi Empiris Pada SKPD Di Kota Padang)

Deri Yuli
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email: yulian_dery@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Pengaruh sistem pengendalian


internal pemerintah terhadap perilaku tidak etis staf akuntansi pada
pemerintah daerah kota Padang. 2) Pengaruh kesesuaian kompensasi staf
akuntansi terhadap perilaku tidak etis pada pemerintah daerah kota Padang.
3) Pengaruh ketaatan pada aturan akuntansi staf akuntansi terhadap perilaku
tidak etis pada pemerintah daerah kota Padang. 4) Pengaruh asimetri
informasi akuntansi staf akuntansi terhadap perilaku tidak etis pada
pemerintah daerah kota Padang, dan 5) Pengaruh moralitas staf akuntansi
terhadap perilaku tidak etis pada pemerintah daerah kota Padang.

Kata Kunci: Perilaku Tidak Etis, SPIP, Kesesuaian Kompensasi, Ketaatan


Pada Aturan Akuntansi, Asimetri Informasi, Moralitas.

Abstract

This research aimed to know 1) The internal control system of government.


2) Appropriateness of compensation, 3)Adherence to accounting rules. 4)
accounting information asymmetry and 5) morality accounting staff to
unethical behavior in Padang city government.The population is the entire
accounting staff work units in SKPD residing in the Padang city, this study
uses a sampling technique with judgment sampling. Data were collected by
distributing questionnaires to the respondents directly concerned. The data
analysis technique used is the factor analysis with the help of Statistical
Package For Social Science (SPSS).

Keywords: Unethical Behavior, The Internal Control System Of


Government, Appropriateness Of Accounting, adherence To
Accounting Rules, Accounting Information Asymmetry
,Morality.

1
I. PENDAHULUAN Perilaku tidak etis adalah perilaku
Akuntansi merupakan sistem yang menyimpang dari standar moral.
yang digunakan untuk menyediakan Perilaku tidak etis menghilangkan rasa
informasi keuangan yang dibutuhkan keadilan dan memberikan dampak yang
banyak pihak. Informasi tersebut berupa mencurangi masyarakat seperti terjadinya
informasi akuntansi dalam bentuk korupsi, kolusi dan nepotisme serta
laporan keuangan yang disertai dengan mementingkan kepentingan pribadi yang
catatan informasi atas laporan keuangan. dapat merugikan kelompok lain. Perilaku
Dalam penyajian laporan keuangan ini tidak etis dalam laporan keuangan
banyak sekali terjadi penyelewengan terlihat apabila laporan keuangan tidak
akuntansi yang dilakukan dari etika dan disajikan secara wajar dan tidak sesuai
sikap positif seorang akuntan. dengan fakta dan dilakukan secara
Persaingan di dunia pemerintah sengaja dengan maksud untuk
yang dilandasi oleh nuansa politik telah mengambil kepentingan pribadi.
mempengaruhi akuntan pemerintah Etika adalah ilmu yang
melakukan perilaku tidak etis yang dapat mendalami standar moral perorangan dan
merugikan masyarakat, yang dipengaruhi standar moral masyarakat
oleh kekuasaan. Perilaku tidak etis dapat (Velasques:2004). Etika seseorang akan
kita lihat dari penyajian laporan berpengaruh bagaimana cara mereka
keuangan, jika laporan keuangan tidak memandang sesuatu atau bagaimana cara
disajikan sesuai dengan fakta dan bersifat mereka mempersepsikan sesuatu.
materil yang diketahui tidak benar dan Sistem Pengendalian internal
dilakukan secara sengaja dengan maksud menurut PP No 60 Tahun 2008 adalah
untuk mengambil kepentingan pribadi proses integral pada tindakan dan
maka dapat dikatakan sebagai perilaku kegiatan yang dilakukan secara terus
tidak etis. menerus oleh pimpinan dan seluruh
Dengan dikeluarkannya Peraturan pegawai untuk memberikan keyakinan
Pemerintah No 24 Tahun 2005 yang memadai atas tercapainya tujuan
direvisi dengan Peraturan Pemerintah No organisasi melalui kegiatan yang efektif
71 Tahun 2010 Tentang Standar dan efisien, keandalan pelaporan
Akuntansi Pemerintah merupakan keuangan dan pengamanan aset.
pedoman bagi pemerintah dalam Pengendalian internal yang
menyajikan laporan keuangan serta tersistem dengan baik merupakan alat
menghindari terjadinya perbedaan yang dapat membantu manajemen
persepsi dan pemahaman antara organisasi dalam melaksanakan tugas
pemerintah daerah sebagai penyaji atau fungsinya. Sehingga pengendalian
laporan keuangan dan pengguna laporan internal mempunyai peranan yang sangat
keuangan, karena laporan keuangan penting dalam organisasi atau entitas
digunakan sebagai dasar pengambilan melalui pengendalian internal yang
keputusan. efektif. Manajemen organisasi dapat
Keputusan etis merupakan suatu menilai apakah kebijakan dan prosedur
keputusan yang harus dibuat oleh setiap yang diterapkan telah dilaksanakan
profesional yang mengabdi pada suatu dengan baik sehingga tujuan pemerintah
bidang pekerjaan tertentu, contohnya dapat dicapai.
dalam bidang akuntansi. Kode etik resmi Perlunya upaya membenahi
bagi profesional akuntansi adalah Kode sistem pengendalian oleh pemerintah
Etik Ikatan Akuntansi Indonesia. daerah terhadap staf akuntansi SKPD
merupakan hal yang harus diperhatikan

2
agar keandalan laporan keuangan ketidakpuasan pembayaran yang dirasa
pemerintah daerah dapat kurang. Hal ini akan meningkatkan
pertanggungjawabkan. Salah satunya keluhan dan mengarah pada tindakan-
adalah pada SKPD kota padang yang tindakan yang berbau tidak etis.
masih menggambarkan lemahnya laporan Ketaaatan menurut (Alwi
keuangan. Sesuai dengan hasil penelitian hasan:2008) berasal dari kata taat yang
yang dilakukan oleh Wilopo (2006) artinya patuh, tunduk, mematuhi,
perilaku tidak etis atau kecurangan sedangkan aturan adalah seperangkat
disebabkan oleh lemahnya sistem hukum, teratur sesuatu yang mengikat.
pengendalian intern. Jika sistem Sedangkan akuntansi menurut Arens
pengendalian intern lemah maka akan (2003) adalah proses pencatatan,
memotivasi staf akuntansi atau akuntan pengklasifikasian kejadian-kejadian
untuk berperilaku tidak etis, seperti ekonomi dengan perlakuan logis yang
mendorong untuk melakukan bertujuan menyediakan informasi
penyalahgunaan dan penggelapan dana keuangan yang dapat digunakan dalam
yang mengakibatkan kekayaan atau aset pengambilan keputusan.
negara yang dikelola pemerintah daerah Taat terhadap aturan-aturan
menjadi tidak terjamin serta efektifitas ataupun standar merupakan berkaitan
dan efisiensi kegiatan operasional staf dengan kebiasaan hidup yang baik yang
akuntansi SKPD tidak terlihat. Melalui berpengaruh terhadap etika individual.
pengendalian yang efektif dan efisien, Salah satu ketaaan akuntansi di
keandalan pelaporan keuangan, implikasikan dalam laporan keuangan.
pengamanan aset negara, dan menjamin Laporan keuangan adalah suatu
terciptanya keadilan baik keadilan penyajian data keuangan termasuk
internal maupun keadilan eksternal para catatan yang menyertai perilaku tidak
karyawan. etis akuntansi bagi pelaku, selain itu
Kompensasi merupakan Laporan keuangan penting karena
penghargaan dan dapat didefinisikan masyarakat membutuhkan kredibilitas
sebagai setiap bentuk penghargaan yang informasi. Kecurangan dalam Laporan
diberikan pada pegawai sebagai balas keuangan dapat menyesatkan informasi
jasa atas kontribusi yang mereka berikan yang diperoleh pemakai laporan
kepada organisasi atau lembaga, yang keuangan. Penggelapan bahkan korupsi
ditujukan untuk membantu agar yang dimanipulasi dalam laporan
organisasi dalam meningkatkan keuangan.
keberhasilan kinerjanya. Asimetri informasi akuntansi
Pemberian kompensasi adalah keadaan dimana bawahan
merupakan salah satu faktor yang memiliki akses informasi atau porspek
berpengaruh terhadap perilaku tidak lembaga yang tidak diketahui pimpinan
etis. Jika dikelola dengan baik akan atau atasan. Asimetri informasi muncul
membantu pemerintah daerah untuk ketika bawahan lebih mengetahui
mencapai tujuan dan memperoleh, informasi internal porspek lembaga
memelihara serta menjaga karyawan dimasa yang akan datang dibandingkan
dengan baik. Sebaliknya tanpa dengan atasan.
kompensasi yang cukup (sesuai) Anthony dan Govindarajan
karyawan yang ada sangat mungkin (2001) menyatakan bahwa kondisi
untuk meninggalkan aktifitas asimetri informasi muncul dalam teori
operasionalnya dan mencari peluang keagenan (agency theory), yaitu principal
untuk mencari keuntungan, akibat dari (pemilik/atasan) memberikan wewenang

3
kepada agen (manager/bawahan ) untuk Dalam teori GONE Faktor
mengatur perusahaan yang dimiliki. yang menyebabkan terjadinya perilaku
Asimetri informasi antara atasan tidak etis adalah adanya opportunity
dan bawahan memberikan motivasi dan (kesempatan), need (kebutuhan) dan
kesempatan bagi bawahan untuk exposure (pengungkapan). Perilaku
berperilaku tidak etis seperti berbuat tidak etis umumnya didorong oleh
curang, dalam merekayasa anggaran adanya kesempatan serta karena tidak
yang dipublikasikan dan korupsi. Hal ini adanya konsekuensi terhadap pelaku
terjadi ketika bawahan melaporkan tdak etis terutama dalam hal
informasi yang bias demi kepentingan pengungkapan.
pribadinya. Sikap curang ini akan Untuk mencapai kegiatan yang
merugikan pemakai laporan keuangan efektif dan efisien, keandalan pelaporan
karena informasi yang disampaikan dan keuangan, pengamanan aset negara, dan
laporan keuangan yang disusun menjamin terciptanya keadilan baik
bawahan tidak akurat (Wilopo : 2006). keadilan internal maupun keadilan
Moralitas adalah sistem nilai eksternal para karyawan dan atasan
tentang bagaimana manusia harus hidup selain diperlukan sistem pengendalian
baik sebagai manusia yang telah intern yang memadai, kompensasi yang
diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat sesuai terhadap manajemen, taat
kebiasaan. Sehingga dapat mewujudkan terhadap aturan akuntansi yang berlaku
pola perilaku yang positif dan terulang dan moralitas juga harus ada hubungan
dalam kurun waktu yang lama yang saling berinteraksi antar pimpinan
sebagaimana layaknya sebuah kebiasaan. instansi dengan bawahan dalam asimetri
Etika dan moralitas berisikan informasi akuntansi.
nilai dan norma-norma konkret yang Pelanggaran etika juga terjadi
menjadi pedoman dan pegangan hidup menebar keseluruh Indonesia. Hal ini
manusia dalam seluruh kehidupannya, ini dibuktikan dengan maraknya kasus-
berkaitan dengan perintah dan larangan kasus korupsi dan penyelewengan dana
langsung yang bersifat konkret. Semakin pada lembaga pemerintahan. Satuan
tinggi moralitas manajemen semakin kerja perangkat daerah (SKPD)
rendah kecenderungan untuk melakukan merupakan lembaga pemerintah yang
tindakan tidak etis dalam akuntansi, sering melakukan pelanggaran etika.
semakin tinggi tahapan moralitas Salah satunya di Kota Padang. Laporan
semakin tinggi manajemen keuangan pemerintah kota padang
memperhatikan kepentingan yang lebih melemah hal ini dibuktikan oleh temuan
luas dan universal daripada audit laporan keuangan pemerintah
memperhatikan kepentingan pribadi. daerah kota padang dengan opini wajar
Etika lebih normatif dan oleh karena itu dengan pengecualian (WDP) oleh Badan
lebih mengikat setiap pribadi manusia. Pemeriksa Keuangan ( BPK ).
Namun masih terlihat beberapa orang Badan Pemeriksa Keuangan
memiliki kecenderungan untuk memilih (BPK) menemukan sebanyak 18
jalan yang tidak jujur yang didorong oleh kelemahan dalam laporan keuangan
faktor ketidakpeduliaan terhadap orang pemerintah kota pemerintah diantaranya
lain dan untuk memenuhi keinginannya temuan laporan keuangan tentang
sendiri dalam mencapai kepuasan pengelolaan pendapatan asli daerah
pribadi. Hal ini tersebut yang yang melibatkan lima satuan kerja
menimbulkan hasrat pelaku untuk perangkat daerah. Terkait temuan
berperilaku tidak etis. tersebut kita dapat merekomendasikan

4
kepada walikota untuk memberikan jawabannya tergantung pada interaksi
sanksi kepada kepala SKPD selaku yang kompleks antara situasi serta
pengguna anggaran karena dinilai tidak karekteristik yang pribadi pelakunya
melakukan pengendalian serta (Buckley:1998) dalam Wilopo (2006)
pengawasan anggaran secara maksimal. Etika adalah ilmu yang
BPK juga menemukan keterlambatan membahas perbuatan baik dan perbuatan
laporan keuangan penyetoran pajak buruk manusia sejauh yang dapat
hotel ke kas daerah, kelebihan dipahami oleh pikiran manusia. Tujuan
pembayaran anggaran dinas yang mempelajari etika adalah untuk
mencapai angka Rp. 186,29 juta. mendapatkan konsep yang sama
(Padek, jumat, 13/07/2012). mengenai penilaian baik dan buruk bagi
Berdasarkan latar belakang semua manusia dalam ruang dan waktu
masalah diatas peneliti tertarik untuk tertentu. Sesuatu hal dikatakan baik bila
melakukan penelitian dengan judul ia mendatangkan rahmat, dan
“Analisis Faktor-Faktor Yang memberikan perasaan senang, atau
Berpengaruh terhadap Perilaku Tidak bahagia (Sesuatu dikatakan baik bila ia
Etis Staf Akuntansi ” peneliti dihargai secara positif). Sedangkan buruk
menfokuskan penelitian di kota Padang merupakan segala yang tercela.
karena melihat adanya perilaku tidak Perbuatan buruk berarti perbuatan yang
etis pada satuan kerja perangkat daerah bertentangan dengan norma-norma
dalam penyusunan dan pelaporan masyarakat yang berlaku dan di katakan
laporan keuangan oleh staf akuntansi sebagai perilaku tidak etis.
satuan kerja perangkat daerah di kota
padang. Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah Daerah
Menurut Mulyadi (2006) sistem
II. KAJIAN TEORI, KERANGKA pengendalian internal meliputi sistem
KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS organisasi, metode dan ukuran-ukuran
Perilaku Tidak Etis yang di koordinasikan untuk menjaga
Perilaku tidak etis adalah perilaku kekayaan organisasi, mengecek ketelitian
yang menyimpang dari standar moral. dan keandalan data akuntansi,
Perilaku tidak etis menghilangkan rasa mendorong efisiensi dan mendorong
keadilan dan memberikan dampak yang dipatuhinya kebijakan manajemen.
mencurangi masyarakat seperti terjadinya Sistem pengendalian internal
korupsi, kolusi dan nepotisme serta menurut Bastian (2007) merupakan suatu
mementingkan kepentingan pribadi yang proses yang dijalankan oleh eksekutif
dapat merugikan kelompok lain. (kepala daerah, instansi/dinas dan
Perilaku etis adalah tindakan segenap personil) yang mendesain untuk
yang berbeda dengan tindakan yang memberikan keyakinanyang memadai
mereka percayai yang merupakan tentang pencapaian tiga tujuan sebagai
tindakan tepat dilakukan dalam situasi berikut:
tertentu. Seseorang bertindak tidak etis
disebabkan oleh (1) Standar etika 1. Keandalan laporan keuangan
seseorang berbeda dengan standar etika 2. Kepatuhan terhadap hukum dan
yang berlaku di masyarakat (2) Orang peraturan yang berlaku
memilih untuk bertindak egois. 3. Efektifitas dan efesiensi operasi
Perilaku tidak etis merupakan Wilopo (2006) menjelaskan
sesuatu yang sulit untuk dimengerti, yang hubungan pengendalian internal dengan

5
perilaku tidak etis bahwa pengendalian pengorbanan yang telah diberikannya
internal sangat penting, antara lain untuk kepada organisasi atau lembaga tempat ia
memberikan perlindungan bagi entitas bekerja.
terhadap kelemahan manusia serta untuk Menurut Kasmir (2002)
mengurangi kemungkinan kesalahan dan kompensasi dapat diartikan sebagai
tindakan yang tidak sesuai dengan sesuatu yang diterima karyawan sebagai
aturan. balas jasa.
Selanjutnya definisi tentang Tujuan manjemen kompensasi
pengendalian internal tersebut secara umum menurut Rivai (2010)
berdasarkan tujuannya dapat dibagi adalah untuk membantu perusahaan
menjadi dua yaitu: mencapai tujuan keberhasilan strategi
Pengendalian internal akuntansi yang perusahaan dan menjamin terciptanya
merupakan bagian dari sistem keadilan internal dan eksternal. Tujuan
pengendalian internal, meliputi sistem manajemen kompensasi efektif meliputi:
organisasi metode dan ukuran-ukuran 1) Memperoleh SDM yang berkualitas
yang dikoordinasikan terutama untuk 2) Mempertahankan karyawan yang ada
menjaga kekayaan organisasi dan 3) Menjamin keadilan
mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi. 4) Penghargaan terhadap perilaku kerja
Pengendalian internal administratif yang diinginkan
meliputi sistem organisasi, metode dan 5) Mengendalikan biaya
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan 6) Mengikuti aturan hukum
terutama untuk mendorong efisiensi dan 7) Memfasilitasi efisien administrasi
dipatuhinya kebijakan manajemen. 8) Meningkatkan efisien administrasi
Menurut Mulyadi (2002)
pengendalian internal mempunyai lima
unsur pokok yaitu: Ketaatan pada aturan akuntansi
1) LingkunganPengendalian (Control Ketaatan menurut Kamus Besar
Evironmant) Bahasa Indonesia (Alwi hasan:2008)
2) Penilaian Resiko berasal dari kata taat yang artinya patuh,
3) Aktivitas Pengendalian tunduk, mematuhi, sedangkan aturan
4) Informasi dan Komunikasi adalah seperangkat hukum, teratur
5) Pemantauan sesuatu yang mengikat. Sedangkan
akuntansi menurut Arens (2003) adalah
proses pencatatan, pengklasifikasian
Kesesuaian Kompensasi kejadian-kejadian ekonomi dengan
Menurut Rivai (2010) perlakuan logis yang bertujuan
kompensasi merupakan sesuatu yang menyediakan informasi keuangan yang
diterima karyawan sebagai pengganti dapat digunakan dalam pengambilan
kontribusi jasa mereka pada lembaga keputusan.
atau organisasi. Sri sulistianto (2008), work and
Menurut Giri (2008) dalam Nani Tearney (1997) dalam Wilopo
(2010) kompensasi adalah seluruh menjelaskan bahwa kegagalan laporan
imbalan yang diterima karyawan atas keuangan yang disebabkan karena
hasil kerja karyawan tersebut pada ketidaktaatan pada aturan akuntansi yang
organisasi bisa berupa fisik maupun non akan menimbulkan perilaku tidak etis
fisik dan harus dihitung dan diberikan dan menimbulkan kecurangan yang tidak
pada karyawan sesuai dengan dapat dideteksi oleh auditor.

6
Dalam penyajian laporan tidak seluruhnya diketahui oleh
keuangan, pemerintah daerah harus pemegang saham maupun pemberi
mengikuti standar-standar akuntansi pinjaman, sehingga manager dapat
pemerintah agar laporan keuangan melakukan tindakan diluar
mencerminkan keadaan informasi pengetahuan pemegang saham yang
keuangan yang riil. melanggar kontrak dan sebenarnya
Faktor-faktor yang secara etika dan norma tidak layak
mempengaruhi ketaatan terhadap aturan dilakukan.
akuntansi adalah: Adanya asimetri informasi
1. Tanggung Jawab Profesi memungkinkan adanya konflik yang
2. Kepentingan Publik terjadi antara pimpinan dan bawahan
3. Integritas untuk saling mencoba memanfaatkan
4. O Kompetensi dan Kehati-hatian pihak lain untuk kepentingan pribadi
5. byektivitas yang didasarkan dari tiga dasar manusia
6. Kerahasiaan yaitu:
7. Peril Standar Teknis 1. Manusia pada umumnya
8. aku Profesional mementingkan diri sendiri (self
interest)
Asimetri Informasi 2. Manusia memiliki daya pikir terbatas
Asimetri informasi muncul ketika mengenai persepsi masa mendatang
manajer lebih mengetahui informasi (bounded rationality)
internal dan prospek perusahaan dimasa 3. Manusia selalu menghindari
datang dibandingkan pemegang saham resiko(risk adverse)
dan stockholder lainnya. Ketika timbul
asimetri keputusan pengungkapan yang Moralitas
dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi Kohlberg (1969) sebagaimana
kebijakan publik. diikuti oleh Velasquez (2002) dalam
Asimetri informasi dapat timbul Wilopo (2006) menyatakan bahwa moral
dalam beberapa bentuk (Supriyono:2000) berkembang melalui tiga tahapan , yaitu
1. Tanpa pemantauan, hanya agen yang tahapan prakonvensional, tahapan
mengetahui apakah ia bekerja dengan konvensional dan tahapan
baik demi kepentingan prinsipal. postkonvensional.
2. Agen mungkin mengetahui lebih Menurut Bertens (1993) moralitas
banyak mengenai perusahaan (berasal dari kata sifat latin moralis)
daripada prinsipalnya. mempunyai arti yang pada dasarnya
3. Agen dalam melaksanakan tugasnya sama dengan moral. Kita berbicara
mungkin diarahkan oleh informasi tentang “moralitas suatu perbuatan “
pribadinya. artinya segi moral suatu perbuatan baik
Terdapat dua macam asimetri atau buruk. Moralitas adalah sifat moral
informasi yaitu: atau keseluruhan azas dan nilai yang
1. Adverse selection, yaitu bahwa para berkenaan dengan baik dan buruk.
manajer serta orang-orang dalam Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
lainnya biasanya lebih mengetahui (2008) moral berarti ajaran baik buruk
lebih banyak tentang keadaaan dan yang diterima umum mengenai
prospek perusahaan daripada pihak perbuatan, sikap, susila. Sedangkan
luar bermoral adalah mempunyai
2. Moral Hazard yaitu bahwa kegiatan pertimbangan baik buruk, berakhlak
yang dilakukan oleh seorang manajer baik.

7
Menurut Budinigsih (2004) yang diperoleh dari Struktur Organisasi
moralitas terjadi apabila orang Tata kerja (SOTK) pemerintah daerah
mengambil yang baik karena ia sadar kota Padang. Jumlah Satuan Kerja yang
akan kewajiban dan tanggung jawabnya terdapat berjumlah 45 SKPD. SKPD
dan bukan karena ia mencari keuntungan. yang terdiri dari Badan, Dinas, Kantor,
Dalam suatu organisasi perbuatan Bagian, Kecamatan dan inspektorat.
curang dapat terjadi karena kurangnya Dalam penelitian ini teknik
kepedulian positif karyawan terhadap sampel ditentukan dengan menggunakan
perbuatan salah tesebut bahkan teknik pengambilan berdasarkan
dipandang sudah hal yang biasa atau petimbangan (judgment sampling), yaitu
pura-pura tidak mengetahuinya . staf akuntansi SKPD yang akan menjadi
kepedulian positif dari lingkungan kerja responden ditentukan berdasarkan jumlah
sangat diperlukan dalam membangun staf akuntansi pada SKPD. Responden
suatu etika perilaku dan kultur organisasi dalam penelitian ini adalah staf akuntansi
yang kuat. Rendahnya kepedulian dan pada SKPD yang diasumsikan memiliki
rendahnya moral menyuburkan tindakan limaorang staf akuntansi .
perilaku tidak etis yang pada akhirnya
dapat merusak bahkan menghancurkan Jumlah Data, Sumber Data dan
organisasi ( Amrizal:2004) Teknik Pengumpulan Data
Menurut Salam (2004) moral Jenis data dalam penelitian ini
berasal dari kata latin „mores‟ berasal adalah data subjek yang merupakan jenis
dari kata „mos‟ yang berarti kesusilaan, data penelitian yang berupa opini, sikap,
tabiat atau kelakuan, berarti moral dapat pengalaman
diartikan sebagai ajaran kesusilaan yang Sumber data dalam penelitian ini
memuat ajaran tentang baik buruknya adalah data primer, data yang diperoleh
perbuatan. Jadi perbuatan itu di nilai peneliti langsung dari responden
sebagai perbuatan yang baik atau sebagai penelitian (staf akuntansi pada SKPD
perbuatan yang buruk. Penilaian itu kota Padang) melalui angket penelitian
berdasarkan perbuatan yang disengaja. mengenai analisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap perilaku tidak etis
staf akuntansi.
III. METODE PENELITIAN Pengumpulan data ini dilakukan
dengan cara survei. Kuesioner
Jenis Penelitian
merupakan teknik pengumpulan data
Berdasarkan rumusan masalah
yang dilakukan dengan memberikan
maka jenis penelitian ini adalah
seperangkat pertanyaan tertulis pada
tergolong pada penelitian eksploratif.
responden untuk menjawabnya.
Penelitian eksploratif berguna untuk
Kuesioner disebar langsung pada
mengidentifikasi faktor-faktor yang
responden. Responden diharapkan
berpengaruh terhadap perilaku tidak etis.
mengembalikan kuesioner kepada
peneliti dalam waktu yang ditentukan.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan
Variabel Penelitian
elemen yang akan diteliti atau yang akan
Yang menjadi variabel dalam
dijelaskan oleh peneliti dalam
penelitian adalah faktor-faktor yang
penelitiannya. Populasi dalam penelitian
berpengaruh terhadap perilaku tidak etis
ini adalah seluruh staf akuntansi Satuan
staf akuntansi. Faktor tersebut adalah
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
sistem pengendalian intern pemerintah
berada di kota Padang. Berdasarkan data

8
daerah, kesesuaian kompensasi, ketaatan Analisis Faktor
pada aturan akuntans, asimetri informasi Analisis faktor merupakan jenis
dan moralitas. analisis yang digunakan untuk mengenali
dimensi pokok atau keteraturan sebuah
IV. HASIL PENELITIAN DAN fenomena (Kuncoro: 2003). Menurut
PEMBAHASAN Idris (2008) analisis faktor adalah jenis
Gambaran Umum dan Objek analisis yang digunakan untuk meringkas
Penelitian kandungan informasi variabel dalam
Data untuk penelitian ini jumlah besar menjadi sebuah faktor yang
dikumpulkan dengan menyebarkan lebih kecil.
kuesioner pada pegawai instansi bagian
akuntansi pemerintah daerah kota Matrik Korelasi
Padang. Kusioner diantarkan dan Matrik korelasi digunakan
dijemput langsung pada responden. mengetahui apakah semua indikator
Adapun lama penyebaran kuesioner yang akan difaktorkan memilki korelasi
sampai pada pengumpulan kembali yang erat diantara sesamanya dengan
kuesioner yang disebarkan adalah dari nilai Keiser-Meyer-Meansure of
tanggal 04 Oktober sampai pada tanggal sampling Adegeuncy atau KMO-MSA.
22 Oktober 2012. Dalam penelitian ini KMO-MSA yang
diperbolehkan adalah sebesar .772 atau
Uji Kualitas Data lebih dari 0,5 (lebih besar dari
Uji validitas penelitian dilakukan 0,5)sehingga semua indikator dapat di
pada 45 satuan kerja perangkat daerah proses lebih lanjut.
kota Padang. Dimana uji sampel Sedangkan untuk mengetahui
dilakukan pada 36 satuan kerja perangkat seberapa besar hubungan diantara setiap
daerah yang ada kota Padang. Dengan indikator dapat dilihat pada tabel Anti-
total responden 88 orang bagian staf image Matrices. Pada tabel 19 ini terlihat
akuntansi. semua nilai KMO besar dari 0,5 yang
Untuk melihat validitas masing- berarti semua indikator memilki korelasi
masing item kuesioner yang disebar yang erat dan dapat lanjutkan kedalam
digunakan corrected item-total analisisberikutnya.
correlation. Jika r hitung besar dari r Angka KMO and bartlett‟s
tabel maka data dikatakan valid dan r berdasarkan tabel 19 menunjukkan .772
tabel untuk n 88 adalah 0,1745. dengan signifikansi .000 yang berarti
Berdasarkan penjumlahan data diperoleh angka KMO and bartlett‟s tersebut
nilai corrected item-total correlation memenuhi batas angka KMO and
untuk masing-masing variabel adalah X1 bartlett‟s 0.5 (.772 > 0.5 ) dan dengan
(sistem pengendalian internal signifikansi .000 yang berada jauh
pemerintah) sebesar .862, X2 (kesesuaian dibawah 0.5 (.000<0.5 ) yang dapat di
kompensasi) sebesar .906, X3 (ketaatan simpulkan bahwa variabel dan sampel
terhadap aturan akuntansi) sebesar .851 yang ada dapat dianalisis lebih lanjut.
X4 (asimetri Informasi) sebesar .621dan Angka Anti-image Correlation
X5 (Moralitas ) sebesar.848 semua menunjukkan MSA yang berada diatas
bearada di atas r tabel. Dari hal itu dapat 0,5. Yaitu untuk X1 (sistem pengendalian
dinyatakan bahwa semua item intern pemerintah) sebesar .750, X2
pertanyaan X1,X2, X3, X4, dan X5adalah (Kesesuaian kompensasi) sebesar 818,
valid.. X3(Ketaatan terhadap aturan akuntansi)
.838, X4(Asimetri Informasi) sebesar

9
.566 dan X5(Moralitas) sebesar .742. Hal dengan total kelima variabel. Penentuan
ini juga menunujukkan variabel dan pembentukan faktor di dasarkan pada
sampel yang ada dapat dianalisis lebih kriteria angka eigenvalues yang berada di
lanjut. bawah 1 tidak digunakan dalam
menghitung jumlah faktor yang terbentuk
Communalities Faktor pertama memiliki nilai
Communalities merupakan total eigenvalues sebesar 1.332 berarti
jumlah varian yang dimilki oleh semua nilai yang mewakili total varian yang
variabel yang dianalisis atau sebagai dijelaskan oleh faktor ini adalah sebesar
proporsi yang dapat dijelaskan oleh 1.332 sedangkan nilai percent of varians
fakto-faktor umum.semakin kecil 26.643 berarti faktor 1dapat menjelaskan
communalities sebuah variabel berarti keragaman indikator sebesar 26.643 %.
semakin lemah hubungannya dengan Dimana hal ini dapat disimpulkan sistem
faktor yang terbentuk nilai pengendalian internal pemerintah
communalities berpengaruh negatif terhadap perilaku
Berdasarkan perhitungan tabel 21 tidak etis.
di atas dapat diketahui bahwa faktor Faktor kedua memiliki nilai total
pertama X1 (sistem pengendalian intern eigenvalues sebesar 1.137 berarti nilai
pemerintah) dengan nilai Extraction .748. yang mewakili total varian yang
berarti sekitar 74.8% dari indikator ini dijelaskan oleh faktor ini adalah sebesar
dapat dijelaskan oleh faktor yang 1.137 sedangkan nilai percent of varians
terbentuk. Untuk X2 (kesesuaian 22.739 berarti faktor 2 dapat menjelaskan
kompensasi) dengan nilai Extraction .660 keragaman indikator sebesar 22.739 %.
yang berarti sekitar 6.60% dari indikator Dimana hal ini kesesuaian kompensasi
ini dapat dijelaskan oleh faktor yang berpengaruh negatif terhadap perilaku
terbentuk. Untuk X3 (ketaatan terhadap tidak etis
aturan akuntansi) dengan nilai Faktor ketiga memiliki nilai total
Extraction .680 yang berarti sekitar 68 eigenvalues sebesar 1.064 berarti nilai
% dari indikator ini dapat dijelaskan oleh yang mewakili total varian yang
faktor yang terbentuk. Untuk X4 dijelaskan oleh faktor ini adalah sebesar
(Asimetri Informasi) dengan nilai 1.064 sedangkan nilai percent of varians
Extraction .912 yang berarti sekitar 18.773 berarti faktor 3 dapat menjelaskan
91.2% dari indikator ini dapat dijelaskan keragaman indikator sebesar 18.773 %.
oleh faktor yang terbentuk. X5 ketaatan pada aturan akuntansi
(Moralitas) dengan nilai Extraction .780 berpengaruh negatif terhadap perilaku
yang berarti sekitar 78% dari indikator tidak etis. Dari hasil analisis ini dapat
ini dapat dijelaskan oleh faktor yang disimpulkan bahwa hanya tiga faktor
terbentuk. yang terbentuk atau faktor yang
mempengaruhi perilaku tidak etis staf
Penentuan Jumlah Faktor akuntansi. Sedangkan untuk faktor
Penentuan jumlah faktor keempat dan faktor kelima bukan
didasarkan pada eigenvaleus besar dari 1. merupakan faktor yang mempengaruhi
Eigenvalues menunjukkan kepentingan perilaku tidak etis staf akuntansi.
relatif masing-masing faktor dalam
menghitung varian setiap variabel yang Pembahasan
di analisis. Untuk menghitung varians Dari analisis diatas sering disebut
kelima variabel maka angka eigenvalues sebagai confirmtory factor analisis .
untuk kelima variabel adalah sama karena tujuannya ingin mencari faktor

10
yang paling dominan yang yang dominan terhadap sistem
mempengaruhi perilaku tidak etis pada pengendalian internal pemerintah.
pemerintah daerah kota padang. Langkah Dengan demikian diartikan bahwa
selanjutnya adalah interprestasi dan keharusan menegakkan integritas
mengimplementasikan masing-masing dalam instansi merupakan komponen
faktor yang dijelaskan oleh variabel yang dalam melaksanakan pengendalian
berkorelasi membentuk suatu faktor. internal pemerintah. Indikator kedua
Nilai faktor loading yang menjelaskan keeratan pengaruh
mencerminkan besarnya korelasi antara terhadap sistem pengendalian internal
variabel dengan faktor yang pemerintah adalah Pimpinan dan staf
bersangkutan. Semakin tinggi faktor akuntansi SKPD memelihara dan
loading menunjukkan semakin erat menjaga nilai etika. Berdasarkan hasil
hubunganvariabel dengan faktor tersebut. penelitian indikator ini dikategorikan
Berikut ini akan dijelaskan implementasi cukup mempengaruhi terhadap
faktor yang mempengaruhi perilaku tidak pelaksanaan sistem pengendalian
etis staf akuntansi pada SKPD pada internal pemerintah. Walau
pemerintah daerah di kota padang. pelaksanaannya dalam SKPD kota
Dari analisis faktor terhadap data Padang terlihat belum sepenuhnya.
primer diperoleh tigafaktor yang Indikator ketiga dalam
mempengaruhi perilaku tidak etis dari lingkungan pengendalian adalah
lima faktor yang di analisis pada adanya menerapkan aturan perilaku pada
pemerintah daerah daerah kota Padang setiap tingkatan. Berdasarkan hasil
melalui rotated component matrix. penelitian adanya menerapkan aturan
perilaku pada setiap tingkatan telah
Sistem Pengendaliam Intern terlaksana dengan sangat baik dalam
Pemerintah pengendalian internal pemerintah.
Penerapan sistem Artinya aturan perilaku telah di
pengendalian internal pemerintah terapkan pada setiap tingkatan.
merupakan faktor pertama yang Indikator keempat adalah staf
mempengaruhi perilaku tidak etis akuntansi SKPD bekerja sesuai dengan
tugas-tugas kasubag instansi yang
atau dapat disimpulkan pengendalian
ditetapkan oleh Pimpinan SKPD.
internal pemerintah merupakan faktor Berdasarkan hasil penelitian staf
yang paling dominan mempengaruhi akuntansi SKPD bekerja tidak sesuai
perilaku tidak etis. sistem dengan tugas-tugas kasubag instansi
pengendalian internal pemerintah yang ditetapkan oleh Pimpinan SKPD.
terdiri atas lima variabel, yaitu Dengan demikian dapat diartikan
lingkungan pengendalian, penilaian pelaksanaan indikator ini rendah dalam
resiko, aktivitas pengendalian, pengendalian internal pemerintah
informasi dan komunikasi dan atau indikator ini pada kenyataannya
pemantauan. tidak terlaksana dengan baik.
Dalam lingkungan Indikator kelima dalam
pengendalian ada indikator yang lingkungan pengendalian adalah staf
dapat menjelaskan keeratan pengaruh akuntansi SKPD mengikuti pelatihan
terhadap sistem pengendalian internal yang diadakan untuk mempertahankan
pemerintah. Berdasarkan hasil dan meningkatkan kompetensi
penelitian indikator pertama pekerjaan. Berdasarkan hasil
keharusan menegakkan integritas penelitian indikator memberikan
dalam instansi memberikan pengaruh pengaruh yang kuat terhadap

11
lingkungan pengendalian. Dimana Indikator dalam variabel ini adalah
dalam pelaksanaan pada SKPD kota seluruh kegitan yang dilakukan dalam
Padang dikategorikan sangat baik. SKPD harus tertulis dan di ketahui
Artinya staf akuntansi SKPD pimpinan SKPD dan penyelengaraan
mengikuti pelatihan yang diadakan untuk pengendalian ditujukan untuk mereview
mempertahankan dan meningkatkan kinerja instansi. Berdasarkan hasil
kompetensi pekerjaan. penelitian indikator ini tidak
Variabel kedua dalam sistem memberikan pengaruh yang baik
pengendalian internal pemerintah terhadap aktivitas pengendalian, dan
adalah penilaian resiko. Indikator dapat disimpulkan indikator dalam
pertama yang berpengaruh dalam variabel aktivitas pengendalian tidak
penilaian resiko adalah staf akuntansi berpengaruh terhadap aktivitas
SKPD mengikuti arahan strategi pengendalian.
manajemen terintegrasi dan rencana Informasi dan komunikasi
penilaian resiko. Berdasarkan hasil merupakan variabel keempat dalam
penelitian indikator ini memberikan sistem pengendalian internal
pengaruh dan sangat baik dalam pemerintah. Dimana indikator
pelaksanaannya pada sistem pertama dalam variabel ini adalah
pengendalian internal pemerintah pimpinan SKPD menyediakan sarana
dalam penilaian resiko. Artinya staf komunikasi yang layak digunakan staf
akuntansi SKPD mengikuti arahan akuntansi SKPD. Berdasarkan hasil
strategi manajemen terintegrasi dan penelitian indikator ini cukup
rencana penilaian resiko yang ada dalam memberikan pengaruh terhadap
sistem pengendalian internal informasi dan komunikasi dalam
pemerintah. Indikator kedua yang sistem pengendalian internal
berpengaruh dalam penilaian resiko pemerintah. Artinya pimpinan SKPD
adalah staf akuntansi SKPD mengikuti belum sepenuhnya menyediakan sarana
Penetapan tujuan yang diberikan komunikasi yang layak digunakan staf
Pimpinan SKPD berdasarkan tujuan akuntansi SKPD. Indikator kedua adalah
dan rencana strategis instansi. Pimpinan SKPD mengembangkan dan
Berdasarkan hasil penelitian indikator ini memperbaharui sistem informasi secara
memberikan pengaruh dan sangat baik terus menerus. Namun berdasarkan hasil
dalam pelaksanaannya pada sistem penelitian indikator ini juga cukup
pengendalian internal. Artinya dalam memberikan pengaruh terhadap
pelaksanaan sistem pengendalian informasi dan komunikasi dalam
internal staf akuntansi SKPD mengikuti sistem pengendalian internal. Artinya
Penetapan tujuan yang diberikan Pimpinan SKPD tidak mengembangkan
Pimpinan SKPD berdasarkan tujuan dan memperbaharui sistem informasi
dan rencana strategis instansi. Indikator secara terus menerus.
ketiga adalah staf akuntansi SKPD dalam Pemantuan adalah variabel
mengidentifikasi resiko harus sistem pengendalian internal
menggunakan metodologi yang sesuai pemerintah yang terakhir dalam
dengan tujuan SKPD tersebut. penelitian ini. Dimana variabel ini
Berdasarkan hasil penelitian indikator ini terdiri atas tiga indikator. Indikator
memberikan pengaruh yang cukup baik yang pertama adalah pimpinan SKPD
dalam penilaian resiko. Artinya indikator melakukan pemantauan terhadap sistem
ini belum maksimal dilaksanakan pada pengendalian internal. Berdasarkan hasil
SKPD kota Padang. penelitian indikator ini cukup
Variabel sistem pengendalian memberikan pengaruh terhadap variabel
internal pemerintah yang ketiga Pemantuan dalam sistem pengendalian
adalah aktivitas pengendalian.

12
internal pemerintah. Namun dengan baik sehingga tujuan organisasi
pelaksanaanya masih tergolong dapat dicapai dan meminialisir terjadinya
rendah, artinya pimpinan SKPD tidak perilaku tidak etis serta memberikan
selalu melakukan pemantauan terhadap perlindungan bagi entitas terhadap
sistem pengendalian internal pemerintah. kelemahan manusia dalam tindakan yang
Indikator kedua variabel Pemantuan tidak sesuai dengan aturan. Dari hasil
adalah pimpinan SKPD melakukan penelitian pada SKPD Pemerintah
pengawasan terpisah oleh pengawas Daerah Kota Padang terlihat sistem
intern pemerintah. Berdasarkan hasil
pengendalian internal pemerintah telah
penelitian indikator ini memberikan
pengaruh cukup baik pada variabel berjalan dengan baik seperti adanya
pemantuan dalam pelaksanaan sistem keharusan menegakkan integritas pada
pengendalian internal pemerintah. instansi. Namun penyediaan sarana
Artinya pimpinan SKPD telah komunikasi yang layak digunakan staf
melakukan pengawasan terpisah oleh akuntansi SKPD masih kurang
pengawas intern pemerintah. Indikator mendukung pengendalian internal pada
ketiga adalah pimpinan SKPD SKPD tersebut.
melakukan tindak lanjut rekomendasi
terhadap hasil audit. Berdasarkan hasil Kesesuaian Kompensasi
penelitian indikator ini tidak Faktor kedua yang
memberikan pengaruh terhadap variabel
mempengaruhi perilaku tidak etis
terkait. Artinya pimpinan SKPD tidak
melakukan tindak lanjut rekomendasi adalah kesesuaian kompensasi .
terhadap hasil audit. Hal ini dapat Kesesuaian kompensasi
disimpulkan indikator ini bukan merupakan faktor kedua yang
merupakan indikator dari variabel dominan mempengaruhi perilaku
pemantaun. tidak etis. Pemberian kompensasi
Pengendalian internal merupakan suatu bentuk balas
merupakan suatu alat yang dapat jasa atas hasil kerja kontribusi
membantu manajemen organisasi jasa terhadap lembaga atau
dalam meningkatkan efektifitas dan instansi tempat mereka bekerja.
efesiensi kinerja melalui etika dalam Untuk menghindari terjadinya
melaksanakan tugas dan fungsinya. tindakan perilaku tidak etis.
Hal ini sesuai dengan Pemberian kompensasi yang
pendapat Bastian (2007) sistem sesuai akan membantu
pengendalian internal pemerintah pemerintah daerah untuk
merupakan suatu proses yang mencapai tujuan, memperoleh
dijalankan oleh eksekutif (kepala dan memelihara serta menjaga
daerah, instansi/dinas dan segenap karyawan dengan baik.
personil) yang mendesain untuk Kesesuaian kompensasi
memberikan keyakinanyang memadai dalam penelitian ini terdiri dari
tentang pencapaian tiga tujuan yaitu empat variabel dimana setipa
1)Keandalan laporan keuangan, 2) variabel memiliki indikator.
Kepatuhan terhadap hukum dan Variabel pertama adalah gaji,
peraturan yang berlaku dan dengan indikator staf akuntansi
3)Efektifitas dan efesiensi operasi. SKPD menerima tunjangan dan
Melalui pengendalian internal kompensasi sesuai dengan kinerja
yang efektif manajemen organisasi dapat masing-masing. Berdasarkan hasil
menilai apakah kebijakan dan prosedur penelitian indikator ini memberikan
yang diterapkan telah dilaksanakan pengaruh yang cukup baik

13
terhadap variabel terkait dalam adalah agar memperoleh SDM
kesesuaian kompensasi. Artinya yang berkualitas,
staf akuntansi SKPD menerima mempertahankan karyawan yang
tunjangan dan kompensasi ada, menjamin keadilan,
berdasarkan kinerja masing- memberikan penghargaan
masing. Indikator kedua adalah terhadap perilaku, mengendalikan
staf akuntansi SKPD menerima biaya, mengikuti aturan hukum,
tunjangan dan kompensasi karena memfasilitasi dan meningkatkan
telah patuh. Sesuai dengan hasil efisinsi administrasi.
penelitian indikator ini juga Dari hasil penelitian pendapat
memberikan pengaruh yang Rivai sesuai dengan fenomema yang ada,
cukup baik terhadap variabel staf akuntansi SKPD menerima
terkait dalam kesesuaian tunjangan dan kompensasi sesuai dengan
kompensasi. Artinya staf kinerja masing-masing. Hal ini dapat di
akuntansi SKPD menerima katakan kinerja karyawan yang etis
tunjangan dan kompensasi didukung oleh adanya kompensasi yang
berdasarkan kepatuhannya. sesuai yang diberikan instansi. Sehingga
Indikator ke tiga adalah staf terhindar dari perilaku tidak etis.
akuntansi SKPD menerima bonus
karena telah menjadi suatu Ketaatan Terhadap Aturan Akuntansi
kelaziman di SKPD. Sesuai Ketaatan terhadap aturan
dengan hasil penelitian indikator akuntansi merupakan faktor ketiga
ini tidak memberikan pengaruh yang dominan mempengaruhi
terhadap variabel terkait dalam perilaku tidak etis. Ketaatan terhadap
kesesuaian kompensasi. Artinya aturan akuntansi dalam penyajian
staf akuntansi SKPD menerima laporan keuangan pemerintah daerah
bonus bukan karena telah menjadi sangat diperlukan agar penyajian
suatu kelaziman di SKPD. laporan keuangan terbebas dari salah
Indikator terakhir dalam variabel saji materi dan jauh dari tindakan
ini adalah pimpinan SKPD tidak etis.
memberikan promosi jabatan atas Ketaatan terhadap aturan
dasar prestasi kerja yang telah akuntansi terdiri dari delapan variabel
dicapai. Berdasarkan hasil dengan satu indikator untuk masing-
penelitian indikator ini cukup masing varaibel. Variabel pertama
memberikan pengaruh terhadap adalah tanggung jawab profesi
varibel terkait dalam kesesuaian dengan indikator staf akuntansi SKPD
kompensasi. Artinya pimpinan mempertimbangkan kepentingan laporan
SKPD kadang memberikan keuangan dalam menyusun laporan
promosi jabatan atas dasar keuangan. Berdasarkan hasil penelitian
prestasi kerja yang telah dicapai. indikator ini memberikan pengaruh yang
Menurut Rivai (2010) baik terhadap variabel terkait. Artinya
staf akuntansi SKPD selalau
tujuan manjemen kompensasi
mempertimbangkan kepentingan laporan
secara umum adalah untuk keuangan dalam menyusun laporan
membantu perusahaan mencapai keuangan.
tujuan keberhasilan strategi Variabel kedua adalah
perusahaan dan menjamin kepentingan publik dengan indikator staf
terciptanya keadilan internal dan akuntansi SKPD menyusun laporan
eksternal. Tujuan ini dimaksud keuangan demi mempertimbangkan

14
kepentingan dan kepercayaan kejadian laporan keuangan yang
masyarakat serta tidak merugikan sebenarnya. variable ke tujuh adalah
pemerintah. Hasil penelitian perilaku profesional dengan indikator
menunjukkan bahwa indikator variabel Staf akuntansi SKPD tidak harus
ini memberikan pengaruh yang sangat mentaati aturan akuntasi secara konsisten
baik terhadap variabel terkait. Artinya apabila mengalami kesulitan dalam
dalam menyusun laporan keuangan staf melaksanakan tugas penanggung jawab
akuntansi SKPD mempertimbangkan penyusunan laporan keuangan . sesuai
kepentingan dan kepercayaan dengan hasil penelitian indikator ini
masyarakat serta tidak merugikan memberikan pengaruh yang sangat baik
pemerintah. Variabel ketiga adalah terhadap variabel terkait. Artinya staf
integritas dengan indikator staf akuntansi akuntansi bekerja sesuai dengan
SKPD merasa suatu kesulitan untuk indikator yang disebutkan.
mengungkapkan (Disclosure) seluruh Variabel ke delapan dalam
kejadian atau transaksi keuangan dalam ketaatan terhadap aturan akuntansi
menyusun laporan keuangan. Hasil adalah kerahasiaan dengan indikator staf
penelitian menunjukkan bahwa indikator akuntansi SKPD dalam kenyataannya
variabel ini cukup memberikan pengaruh tidak perlu menggunakan standar
terhadap variabel terkait. Namun dalam akuntansi keuangan dalam menyususn
pelaksanaanya indikator ini belum laporan keuangan. Dalam hasil penelitian
berjalan dengan baik. indicator ini memberikan pengaruh yang
Objektifitas merupakan variabel baik. Artinya staf akuntansi SKPD dalam
ke empat dalam ketaatan terhadap aturan kenyataannya perlu menggunakan
akuntansi, dengan indikator staf standar akuntansi keuangan dalam
akuntansi SKPD harus berusaha menyususn laporan keuangan.
membebaskan diri dari berbagai Dari hasil penelitian
pengaruh kepentingan tertentu dari menunjukkan adanya staf akuntansi
pihak lain yang bertentangan dengan SKPD kota Padang menyusun
ketentuan akuntansi. Sesuai hasil laporan keuangan yang
penelitian indikator ini memberikan mempertimbangkan kepentingan dan
pengaruh yang baik terhadap variabel
kepercayaan masyarakat serta tidak
terkait. Variabel ke lima adalah
kompensasi dan kehati-hatian dengan merugikan pemerintah. Maka dari itu,
indikator staf akuntansi SKPD dalam ketaatan aturan akuntansi dalam
pertanggungjawaban penyusunan kinerja individual staf akuntansi
laporan keuangan berusaha bertindak SKPD kota Padang telah berjalan
hati-hati yang didasarkan pada keahlian. baik, yang berarti staf akuntansi
Berdasarkan hasil penelitian indikator ini SKPD kota Padang jauh dari perilaku
memberikan pengaruh yang baik tidak etis dalam menyusun laporan
terhadap variabel terkait. keuangan. Taat terhadap aturan-
Variabel ke enam dalam aturan ataupun standar merupakan
ketaatan terhadap aturan akuntansi berkaitan dengan kebiasaan hidup
adalah kerahasiaan dengan indikator staf
yang baik yang berpengaruh terhadap
akuntansi SKPD bersedia bila di minta
sebagai saksi di depan pengadilan untuk etika individual.
mengungkapkan rahasia dan kejadian
Hal ini juga sesuai
laporan keuangan yang sebenarnya.
Sesuai dengan hasil penelitian indikator menurut(Alwi hasan:2008) dalam
ini memberikan pengaruh yang cukup Kamus Besar Bahasa Indonesia
baik terhadap variabel terkait. Artinya ketaatan berasal dari kata taat yang
staf akuntansi SKPD bersedia bila di artinya patuh, tunduk, mematuhi,
minta sebagai saksi di depan pengadilan sedangkan aturan adalah seperangkat
untuk mengungkapkan rahasia dan hukum, teratur sesuatu yang

15
mengikat. Dalam penyajian laporan yang sangat dominan terhadap
keuangan, pemerintah daerah harus perilaku tidak etis. Sedangkan
mengikuti standar-standar akuntansi variabel insentif tidak
pemerintah agar laporan keuangan memberikan pengaruh terhadap
mencerminkan keadaan informasi perilaku tidak etis
keuangan yang riil dan jauh dari 3. ketaatan pada aturan akuntansi
tindakan tidak etis. memiliki delapan variabel dengan
. indikator yang memberikan
pengaruh negatif terhadap
perilaku tidak etis pada
V. PENUTUP pemerintah daerah kota Padang.
Kesimpulan Seluruh variabel ketaatan pada
Kesimpulan yang dapat diambil aturan akuntansi memberikan
dari penelitian mengenai “ Analisis pengaruh dalam variabelnya
Faktor–Faktor yang Berpengaruh terhadap perilaku tidak etis.
Terhadap Perilaku Tidak Etis Staf 4. asimetri informasi tidak
Akuntansi” (Studi Empiris Pada SKPD di berpengaruh positif terhadap
Kota Padang) ini adalah sebagai perilaku tidak etis pada
berikut: pemerintah daerah kota Padang.
1. sistem pengendalian internal 5. Moralitas tidak berpengaruh
pemerintah memiliki lima negatif terhadap perilaku tidak
variabel dengan indikator yang etis pada pemerintah daerah kota
memberikan pengaruh negatif Padang.
terhadap perilaku tidak etis pada
pemerintah daerah kota Padang.
Lingkungan pengendalian, Saran
penilaian resiko dan informasi Berdasarkan pada pembahasan
dan komunikasi merupakan dan kesimpulan diatas, maka peneliti
variabel yang memberikan menyarankan bahwa
pengaruh negatif yang sangat 1. Dari hasil penelitian ini terlihat
dominan terhadap perilaku tidak bahwa sistem pengendalian internal
etis. Variabel pemantauan pemerintah telah diterapkan cukup
memiliki dua indikator yang maksimal, sehingga rendahnya
memberikan pengaruh dalam perilaku tidak etis dihasilkan oleh
variabelnya terhadap perilaku pemerintah yang menerapkan sistem
tidak etis. Sedangkan variabel pengendalian internal. Namun
aktivitas pengendalian tidak demikian Pemerintah harus lebih
memberikan pengaruh terhadap meningkatkan sistem pengendalian
perilaku tidak etis. internal dalam menyusun dan
2. kesesuaian kompensasi memiliki melaporkan keuangan daerah. Selain
empat variabel dengan indikator itu Pimpinan SKPD juga hendaknya
yang memberikan pengaruh menyediakan sarana komunikasi
negatif terhadap perilaku tidak yang layak digunakan pada staf
etis pada pemerintah daerah kota akuntansi SKPD.
Padang. Gaji, upah dan 2. Mengenai kesesuaian kompensasi
kompensasi tidak langsung memang sudah dinilai baik, namun
merupakan variabel yang pemerintah belum sepenuhnya efektif
memberikan pengaruh negatif memberikan kompensasi karena

16
pemberian kompensasi masih ada Jakarta: Gramedia Pustaka
yang berdasarkan suatu kelaziman di Utama.
SKPD. Amrizal. 2004. Pencegahan dan
3. Ketaatan terhadap aturan akuntansi Pendeteksian Kecurangan Oleh
staf akuntansi telah menunjukkan Internal Auditor. Jakarta: Melalui
nilai nilai yang baik. Tetapi Google.co.id. [17 Desember
hendaknya staf akuntansi SKPD tidak 2011]
merasa suatu kesulitan untuk Bertens, K.1993. Etika. Jakarta:
mengungkapkan (Disclosure) seluruh Gramedia.
kejadian atau transaksi keuangan Budinigsih, Asri C.2004. Pembelajaran
dalam menyusun laporan keuangan. Moral. Jakarta: Rineka Cipta.
Agar memperlihatkan transparansi Indra Bastian. 2007. Audit Sektor Publik.
dan akuntabilitas publik. Jakarta: Salemba Empat.
4. SKPD untuk menerapkan Asimetri Kasmir. 2002. Manajemen Perbankan.
informasi dimana asimetri informasi Jakarta: PT Raja Grafindo.
dapat membrikan informasi yang Mulyadi S. 2006. Auditing Buku satu
relevan baik dari atasan maupun dari Jilid 6. Jakarta: Salemba Empat.
bawahan. Nani ,Wilaya. 2010. Pengaruh Moralitas
5. Penelitian ini masih terbatas pada Motivasi dan Sistem
analisis faktor–faktor yang Pengendalian Internal Aparatur
berpengaruh terhadap perilaku tidak Pemerintah Terhadap Tingkat
etis untuk penelitian selanjutnya Kecurangan Dalam Laporan
dapat dilakukan perluasan variabel Keuangan Pemerintah Kota
penelitian dan penelitian ulang Padang. Skripsi. Fakultas
mengenai variabel yang bertolak Ekonomi Universitas Negeri
belakang dengan hipotesis untuk Padang.
menemukan variabel-variabel lain Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala.
yang paling dominan berpengaruh 2010. Manajemen Sumber Daya
kuat terhadap perilaku tidak etis pada Manusia Untuk Perusahaan.
SKPD kota Padang. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
6. Peneliti yang akan melakukan Supriyono. 2000. Sistem Pengendalian
penelitian selanjutnya, sebaiknya Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
melakukan perluasan sampel Wilopo. 2006. Analisis Faktor-Faktor
penelitian atau peneliti dapat memilih Yang Berpengaruh Terhadap
SKPD yang berada diuar Kota Kecenderungan Kecurangan
Padang. Akuntansi. Simposium Nasional
Akuntansi Padang IX.(Diakses
DAFTAR PUSTAKA pada tanggal 17 November 2011 )
Alwi. Hasan, dkk. 2008. Kamus Besar Velasques,Manuel.G. 2004. Etika Bisnis.
Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Yogyakarta: Andi.

17
Factor Analysis

[DataSet0]

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .772

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 148.386

df 10

Sig. .000

Anti-image Matrices

Ketaatan
terhadap
Kesesuaian aturan Asimetri
SPI kompensasi akuntansi Informasi Moralitas

Anti-image Covariance SPI .434 -.044 -.097 -.123 -.218

Kesesuaian kompensasi -.044 .666 -.148 .149 -.113

Ketaatan terhadap aturan -.097 -.148 .541 -.021 -.136


akuntansi

Asimetri Informasi -.123 .149 -.021 .907 -.016

Moralitas -.218 -.113 -.136 -.016 .392

a
Anti-image Correlation SPI .750 -.082 -.200 -.196 -.528

a
Kesesuaian kompensasi -.082 .818 -.247 .192 -.221

a
Ketaatan terhadap aturan -.200 -.247 .838 -.030 -.296
akuntansi

a
Asimetri Informasi -.196 .192 -.030 .566 -.027

a
Moralitas -.528 -.221 -.296 -.027 .742

18
Anti-image Matrices

Ketaatan
terhadap
Kesesuaian aturan Asimetri
SPI kompensasi akuntansi Informasi Moralitas

Anti-image Covariance SPI .434 -.044 -.097 -.123 -.218

Kesesuaian kompensasi -.044 .666 -.148 .149 -.113

Ketaatan terhadap aturan -.097 -.148 .541 -.021 -.136


akuntansi

Asimetri Informasi -.123 .149 -.021 .907 -.016

Moralitas -.218 -.113 -.136 -.016 .392

a
Anti-image Correlation SPI .750 -.082 -.200 -.196 -.528

a
Kesesuaian kompensasi -.082 .818 -.247 .192 -.221

a
Ketaatan terhadap aturan -.200 -.247 .838 -.030 -.296
akuntansi

a
Asimetri Informasi -.196 .192 -.030 .566 -.027

a
Moralitas -.528 -.221 -.296 -.027 .742

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Communalities

Initial Extraction

SPI 1.000 .748

Kesesuaian kompensasi 1.000 .660

Ketaatan terhadap aturan 1.000 .680


akuntansi

Asimetri Informasi 1.000 .912

Moralitas 1.000 .780

Extraction Method: Principal Component Analysis.

19
Extraction Sums of Rotation Sums of Squared
Initial Eigenvalues Squared Loadings Loadings

% of % of % of
Compo Varianc Cumula Varianc Cumulati Varianc Cumulati
nent Total e tive % Total e ve % Total e ve %

1.480 29.607 29.607 1.480 29.607 29.607 1.354 27.078 27.078


1

1.092 21.843 51.450 1.092 21.843 51.450 1.121 22.418 49.496


2

1.003 20.066 71.516 1.003 20.066 71.516 1.101 22.020 71.516


3

.822 16.444 87.960


4

.602 12.040 100.000


5

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Total Variance Explained

a
Component Matrix

Component

1 2 3

SPI .474 -.553 -.117

Kesesuaian kompensasi .648 .565 -.090

Ketaatan terhadap aturan -.330 .690 .718


akuntansi

Asimetri Informasi .361 -.496 .668

Moralitas .773 .264 .142

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 3 components extracted.

20
a
Rotated Component Matrix

Component

1 2 3

SPI .071 -.606 .415

Kesesuaian kompensasi .851 -.010 -.148

Ketaatan terhadap aturan -.028 .864 .168


akuntansi

Asimetri Informasi .033 .018 .906

Moralitas .789 -.079 .241

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

Component Transformation Matrix

Compo
nent 1 2 3

1 .821 -.428 .377

2 .570 .583 -.580

3 .028 .691 .722

Extraction Method: Principal Component


Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser


Normalization.

Descriptives

21
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SPI 88 35 75 60.49 8.011

Kesesuaian kompensasi 88 15 20 16.94 1.368

Ketaatan terhadap 88 29 40 33.30 2.330


aturan akuntansi

Asimetri Informasi 88 14 15 14.98 .150

Moralitas 88 17 25 21.33 2.766

Valid N (listwise) 88

22

Anda mungkin juga menyukai