Disusun oleh:
Nama: Tsuwaibatul Aslamiyyah
NIM: 1820610001
Kelas: AKSYA-5-A
Mata Kuliah: Manajemen Perpajakan
PEMBAHASAN
Materi yang ingin saya pelajari dari transaksi khusus dalam melakukan manajemen pajak
adalah jasa pelatihan atau jasa Event Organizer (EO). Karena pada zaman sekarang jasa event
organizer atau biasa disebut penyelenggaraan kegiatan semakin meningkat sesuai kebutuhan
masyarakat akan jasa profesional ini. Semakin meningkatnya kegiatan jasa EO maupun jasa
pelatihan EO yang statusnya meningkat menjadi pengelola event berskala nasional bahkan
internasional, seperti seminar, workshop, in house training, yang merupakan fenomena baru
bagi para pelaku usaha untuk mensetting bisnisnya dan mendudukkan perlakukan
perpajakannya. Berdasarkan data dari Founder Backstagers Indonesia Krisnanto Sutrisman
mengatakan EO memiliki pertumbuhan sekitar 15% sampai 20% dengan nilai industri lebih
dari Rp 500 triliun (pada tahun 2019). Di Indonesia terdapat bermacam-macam jenis Event
Organizer, seperti:
1. One Stop Service Agency, yaitu EO yang menyelenggarakan berbagai jenis kegiatan
atau acara hingga skala internasional. Biasanya dapat memenuhi permintaan klien
dalam berbagai tema dan jenis acara juga menangani segala aspek lain dalam acara
secara lengkap.
2. MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition), yaitu EO yang secara khusus
bergerak dibidang penyelenggaraan acara berbentuk pertemuan.
3. Brand Activation, yaitu EO yang bergerak khusus untuk menyelenggarakan acara
yang mempromosikan suatu produk dalam rangka peningkatan penjualan atau
pengenalan merk dikalangan konsumen.
4. Musik dan Hiburan, yaitu EO yang menyelenggarakan kegiatan atau acara di bidang
hiburan terutama musik seperti live concert yang mengundang musisi besar atau
pertunjukan lainnya.
5. Penyelenggara Ulang Tahun, yaitu EO yang menyelenggarakan acara ulang tahun
termasuk untuk anak-anak.
6. Penyelenggara Pribadi, yaitu EO khusus yang bergerak untuk penyelenggaraan pesta
pribadi biasanya untuk target konsumen kalangan eksklusif.
7. Wedding Organizer, yaitu EO yang khusus untuk penyelenggaraan pesta pernikahan,
resepsi, hotel, pelaminan, dekorasi ruangan dan lain-lain. Banyak EO yang
mengkhususkan untuk menangani wedding party.
Penyelenggara acara (event organizer atau EO) adalah istilah yang diberikan untuk penyedia
jasa penyelenggara acara profesional. Sedangkan menurut PMK No. 244/PMK.03/2008,
disebutkan bahwa jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer adalah kegiatan usaha
yang dilakukan oleh pengusaha jasa penyelenggara kegiatan yang meliputi, antara lain,
penyelenggaraan pameran, konvensi, pagelaran musik, pesta, seminar, peluncuran produk,
konferensi pers, dan kegiatan lain yang memanfaatkan jasa penyelenggara kegiatan. Dilihat
dari jenis acara yang diadakan, EO dapat dikategorikan menjadi One Stop Service Agency
bila mampu menyelenggarakan berbagai jenis acara, yang berskala nasional maupun
internasional untuk berbagai acara seperti konvensi, ekshibisi, meeting atau pertemuan,
pelatihan, hiburan, musik, dan lain-lain. Sedangkan jasa pelatihan dan pendidikan, contohnya
seperti tempat pelatihan karyawan bertaraf internasional adalah fasilitas pelatihan Arthur
Anderson di kota St Charles, Illinois, dan Universitas McDonald Hamburger di Oak Brook,
Illinois, dekat Chicago. Karyawan yang terampil dan ahli merupakan modal yang sangat
penting dalam persaingan usaha jasa, mereka merupakan aset yang sangat bernilai bagi
perusahaan dan menjadi key success factor terpenting. Pembahasan mengenai dilema EO
dibatasi pada EO yang spesialisasinya menggarap bisnis jasa pelatihan. Dalam konteks
penyelenggaraan Jasa Pelatihan Publik, jika karakteristiknya sudah solid seperti tema acara
pelatihan yang sudah menjadi trade mark, memiliki program reguler atau berupa paket in
house training, service blueprint yang standar, dengan target audience yang jelas dan calon
sponsor potensialnya yang mendukung, kenapa tidak meningkatkan statusnya dari
penyelenggaraan kegiatan EO menajadi penyelenggaraan jasa pelatihan dari sebuah institusi
pendidikan (education and training institution). Perubahan ini membawa konsekuensi, terjadi
metamorfosis/restrukturisasi internal dalam bisnis EO tersebut, kalau tadinya merupakan
profesi penyelenggara kegiatan, sekarang berubah bentuknya menjadi Pusat Jasa
Pelatihan/Pendidikan Tenaga Kerja atau Sumber Daya Manusia. Sebelum metamorfosis,
biasanya terjadi tawar menawar internal yang dilematis terhadap dua opsi. Meskipun pada
prinsipnya, tidak ada benturan kepentingan atau friksi manajemen karena kegiatan jasa
pelatihan dan pendidikan tenaga kerja itu adalah hasil pengembangan dari kegiatan EO.
Namun manajemen harus memutuskan mana dari kedua opsi itu yang akan dipilih, karena ini
akan berdampak pada core business dan strategi pengembangan perusahaan di masa
mendatang.
Aspek perpajakannya
Jasa Event Organizer, berdasarkan UU PPN No. 42 Tahun 2009 disebutkan bahwa PPN
dikenakan atas penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha. Pasal 4 A (3), Jasa EO tidak terdaftar dalam kelompok jasa tertentu yang tidak
dikenai PPN, dan oleh sebab itu jasa EO merupakan objek pengenaan PPN dengan tarif
umum 10%.
Dari sisi UU PPh, menurut UU No. 36 Tahun 2008 yang selanjutnya peraturan
pelaksanaannya diatur dengan PMK No 244/PMK.03/2008, EO merupakan objek pengenaan
PPh pasal 23 dipotong PPh sebesar 2% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN.
Jasa pendidikan/pelatihan publik, berdasarkan UU PPN No 42 Tahun 2009 Pasal 4A ayat 3
huruf g dan PP No 144 Tahun 2000 pasal 5 bahwa Jasa dibidang pendidikan termasuk dalam
kelompok jasa tertentu yang tidak dikenai PPN. Dan berlaku sama bagi jasa penyelenggaraan
latihan bagi tenaga kerja yang dinyatakan dalam pasal 14 huruf c PP yang sama, yang
menegaskan bahwa jenis jasa ini juga tidak dikenakan PPN.
Dari sisi UU PPh dasar hukum perlakuan perpajakannya merujuk pada UU PPh No 36 Tahun
2008, tidak potong PPh pasal 23.
Tax Planningnya adalah:
1. Semua billing kepada klien harus dibuat sebagai pelatihan jasa publik. Surat pengentar
faktur penjualan atau invoice wajib dilampirkan pada setiap faktur yang diserahkan
kepada klien, menyebutkan klien untuk memotong pajak pemotongan dengan mengacu
pada pasal undang-undang pajak yang bersangkutan tidak diperlukan.
2. Agar diakui secara hukum oleh pemerintah sebagai institusi pendidikan atau lembaga
pelatihan atau sebagai perusahaan jasa penyelenggara pelatihan publik/program kursus,
menjadi prioritas utama dan pertama untuk mendapatkan Sertifikat Izin Usaha dari
Departemen Tenaga Kerja untuk diakui.
3. Sebagai jasa pelatihan publik atas faktur penjualan tidak dikenakan PPN keluaran,
maupun pemotongan pajak (PPh 23) oleh klien secara hukum.
4. Bila sudah ditetapkan sebagai institusi pendidikan/lembaga pelatihan sebagai core
business perusahaan, jangan pernah ada pengakuan penghasilan (dalam buku besar
maupun invoice) yang didapatkan dari kegiatan perusahaan sebagai EO. Sebagai
penggantinya adalah penghasilan dari Jasa Pelatihan, karena untuk layanan sebagai EO
dikenakan PPN keluaran 10% dari harga jual dan pemotongan pajak PPh 23 oleh klien.
5. Jika terdapat kegiatan jasa pelatihan yang memenuhi persyaratan pada hal-hal teknik
khusus, sebagaimana yang diminta oleh klien, maka pengecualian untuk PPN dan
pemotongan pajak tidak berlaku dan akan diperlakukan atau diklasifikasikan sebagai
bagian pelayanan teknis (jasa teknik) dan bukan lagi jasa pelatihan atau pendidikan.
REKOMENDASI
Tabel 1 – Event Organizer
No Items Jasa PPN PPh pasal 23
1 Jasa penyelenggaraan kegiatan Dikenakan PPN 10% dari Dipotong PPh pasal 23
(pelatihan, dll) tagihan jasa oleh klien – tarif 2%
2 Jasa in house training (pelatihan, Dikenakan PPN 10% dari Dipotong PPh pasal 23
dll) yang non teknis tagihan jasa oleh klien – tarif 2%
Berdasarkan tabel—1 dan tabel—2, pengusaha bisa melihat pilihan mana yang lebih
memberikan kemudahan dan keuntungan buat perusahaan. Bagi perusahaan atau institusi
penyelenggara kegiatan pelatihan publik yang semula harga jasa pelatihannya sudah termasuk
PPN, maka pilihan pada tabel—2 akan lebih menguntungkan dengan alasan sebagai berikut:
- Penghematan biaya. Kalau semula harus bayar sendiri PPN-nya 10% (karena tagihan
inclusive PPN), sekarang tidak perlu dikenakan PPN. Saving cost 10% dari nilai
omzet.
- Cash flow-nya juga lebih favourable ketimbang pilihan tabel—1, karena atas
invoicenya tidak perlu ada pemotongan PPh pasal 23 oleh klien, sehingga dana yang
diterima dari klien utuh 100%.
REFERENSI
Pohan, Chairil Anwar. 2014. Manajemen Perpajakan; strategi perencanaan pajak dan bisnis.
Jakarta: Gramedia
https://armuhammad.wordpress.com/2011/11/11/leasing-dengan-hak-opsi/ diakses pada 25
November 2020 pukul 18.00 WIB
https://www.online-pajak.com/tentang-efiling/joint-operation diakses pada 25 November
2020 pukul 18.04 WIB
https://www.academia.edu/14013071/Definisi_Hospitality_industri diakses pada 25
November 2020 pukul 18.17 WIB
https://materiips.com/fungsi-dan-peran-yayasan diakses pada 25 November 2020 pukul 18.22
WIB
https://klikpajak.id/blog/tips-pajak/pajak-event-organizer/ diakses pada 25 November 2020
pukul 18.38 WIB
https://pp-presisi.co.id/jasa-kontruksi-pp-presisi diakses pada 25 November 2020 pukul 18.30
WIB
https://ekonomi.bisnis.com/read/20190213/12/888451/industri-event-organizer-diproyeksi-
tumbuh-20-tahun-ini diakses pada 25 November 2020 pukul 18.56 WIB