Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Penetapan Harga Barang dan Jasa Publik di Indonesia


(Perbandingannya dengan Sektor Bisnis)”

Dosen Pembimbing : Wa Ode Suwarni, S.E., M.Sc


Matkul: Akuntansi Sektor Publik

Di Susun Oleh :

Nama : SASFITO JAHUJA

Npm : 19 320 018

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DAYANU IKSANUDDIN
BAUBAU
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Izin dan Kuasa-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul“Penetapan Harga Barang dan Jasa
Publik di Indonesia (Perbandingannya dengan Sektor Bisnis) “ ini dengan baik.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing Kami dari jalan kegelapan menuju
jalan yang terang benderang.

Kami harap Makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami
khususnya, dan segenap pembaca umumnya, Kami menyadari bahwa Laporan ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh Karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami
harapkan untuk menuju kesempurnaan Makalah ini.

Baubau, 30Juni 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.................................................................................................i

Kata Pengantar....................................................................................................ii

Daftar Isi ............................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..............................................................................1

Bab II Pembahasan......................................................................................2
A. Manajemen Pelayanan Publik dan Manajemen Pelayanan
Swasta/Bisnis...................................................................................2
B. Penentuan Harga Pelayanan Publik.................................................5
C. Pelayanan Publik yang Dapat dijual................................................6
D. Dasar Pembebanan Tarif Pelayanan Sektor Swasta........................8
E. Dasar Pembebanan Tarif Pelayanan Publik....................................8

Bab III Penutup..............................................................................................11


A. Kesimpulan......................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan mengenai penetapan harga merupakan salah satu faktor yang bisa
mengakibatkan rasa kesetiaan dan kepercayaan petani pada koperasi akan berkurang dan
berakibat berpalingnya petani dari koperasi tersebut. Menurut Frederick F. Reichheld (2000),
kesetiaan itu terdiri dari tiga bentuk, yaitu kesetiaan pelanggan, kesetiaan karyawan, dan
kesetiaan investor. Ketiga jenis kesetiaan tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling
terkait satu dengan yang lainnya. Kesetiaan pelanggan dapat terlihat dari seringnya pelanggan
melakukan pembelian berulang (repeat order) terhadap produk-produk yang dijual oleh
perusahaan. Ini bisa terjadi apabila pelanggan sangat menyadari bahwa nilai (value) yang
diberikan oleh produk perusahaan sangat bermakna untuk dirinya.
Secara tradisional, harga harga berperan sebagai penentu utama dari pilihan pembeli.
Walaupun, faktor-faktor non harga telah menjadi semakin penting dalam perilaku pembeli
selama beberapa dasawarsa ini, harga masih merupakan salah satu unsur terpenting yang
menentukan pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan. Dalam dunia bisnis harga
mempunyai banyak nama, sebagai contoh dalam dunia perbankan disebut bunga, atau dalam
bisnis akuntansi, periklanan, konsultan disebut fee. Sedangkan dalam dunia asuransi dikenal
yang namanya premi. Terlepas dari macam-macam nama, menurut Dolan and Simon, harga
merupakan sejumlah uang atau jasa atau barang yang ditukar pembeli untuk beraneka produk
atau jasa yang disediakan penjual, sedangkan menurut Monroe (1990) menyatakan bahwa
harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh
produk atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu faktor penting bagi konsumen dalam
mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak (Engel, lackwell & Miniard dan
Kotler,1996). Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian diatas bahwa harga adalah
sejumlah uang yang ditentukan perusahaan sebagai imbalan barang atau jasa yang
diperdagangkan dan sesuatu yang lain yang diadakan perusahaan untuk memuaskan
keinginan konsumen dan merupakan salah satu faktor penting dalam pengambilan keputusan
pembelian.
Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan, elemen-elemen lainnya menimbulkan biaya. Harga juga merupakan salah satu
elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel : Harga dapat berubah dengan cepat, tidak
seperti ciri khas (feature) produk dan perjanjian distribusi. Pada saat yang sama, penetapan
dan persaingan harga juga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi perusahaan.
Perusahaan menangani penetapan harga dengan berbagai cara. Pada perusahaan kecil,
harga biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukan dari bagian pemasaran atau
penjualan. Pada perusahaan besar, penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divisi
dan lini produk. Dalam berbagai industri dimana penetapan harga merupakan faktor utama,
perusahaan tersebut biasanya membentuk departemen penetapan harga untuk menetapkan
harga atau membantu departemen lain menetapkan harga yang tepat. Departemen itu melapor
kepada departemen pemasaran, keuangan, atau manajemen puncak. Pihak lain yang
mempengaruhi penetapan harga antara lain manajer penjualan, manajer produksi, manajer
kauangan dan akuntan.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Manajemen pelayanan publik dan manajemen pelayanan
swasta/bisnis.
2. Untuk mengetahuiPenentuan harga pelayanan publik.
3. Untuk mengetahui Pelayanan publik yang dapat dijual.
4. Untuk mengetahui Dasar pembebanan tarif pelayanan sektor swasta.
5. Untuk mengetahui Dasar pembebanan tarif pelayanan sektor publik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Pelayanan Publik dan Manajemen Pelayanan Swasta/Bisnis,


Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ( Meneg PAN ) Nomor
63/ KEP/M.PAN/7/2003, memberikan pengertian pelayanan publik yaitu kegiatan pelayanan
yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Fungi service public adalah salah satu fungsi fundamental yang harus diemban
pemerntah di tingkat pusat maupun daerah. Fungsi ini juga diemban oleh BUMN/BUMD
dalam memberikan dan menyediakan layanan dan/atau barang publik. Dałam konsep
pelayanan dikenal dua jenis pelaku pelayanan, yaitu penyedia layanan dan penerima layanan.
Menurut Barata (2003) penyedia layanan atau service provider adalah pihak yang dapat
memberikan layanan tertentu kepada konsumen, baik layanan dalam bentuk penyediaan dan
layanan barang (goods) maupun jasa-jasa (service). Penerima layanan adalah pelanggan
(consumer) yang menerima layanan dari Penyedia layanan.
Adapun status keterlibatannya dengan pihak yang melayani terdapat 2 (dua) golongan
pelanggan yaitu:
1. Pelanggan internal adalah orang-orang yang terlibat dalam
proses penyediaan jasa atau proses produksi barang, sejak dari perencanaan, pencitraan
jasa atau pembuatan barang sampai dengan pemasaran barang, penjualan dan
pengadministrasiannya.
2. Pelanggan eksternal adalah semua orang yang berada di luar
organisasi yang menerima layanan penyerahan barang.
Pada prinsipnya pelayanan publik berbeda dengan pelayanan swasta. Namun
demikian terdapat persamaan di antara keduanya, yaitu:
1. Keduanya berusaha memenuhi harapan pelanggan dan
mendapakan kepercayaan.
2. Kepercayaan pelanggan adalah jaminan atas
kelangsungan hidup organisasi.
Karakteristik khusus dari pelayanan publik yang membedakannya dari pelayanan
swasta adalah sebagai berikut :

2
1. Sebagian besar layanan pemerintah berupa jasa,
barang tak nyata, misalnya perizinan, sertifīkat, peraturan, informasi keamanan, ketertiban,
kebersihan, transportasi dan sebagainya.
2. Selalu terkait dengan jenis pelayanan-pelayanan
yang lain, dan membentuk sebuah jalinan sistem pelayanan yang berskala regional atau
bahkan nasional.
3. Pelanggan internal cukup menonjol, sebagai
akibat dari tatanan organisasi pemerintah yang cenderung birokratis. Dalam dunia
pelayanan berlaku prinsip utamakan pelanggan
eksternal lebih dari pelanggan internal, namun situasi nyata dalam hal hubungan antar
lembaga pemerintah sering memojokkan petugas pelayanan agar mendahulukan pelanggan
internal.
4. Efesiensi dan efektifitas pelayanan akan meningkat seiring
dengan peningkatan mutu pelayanan, semakin tinggi mutu pelayanan bagi masyarakat
semaki tinggi pula peran serta masyarakat dalam kegiatan pelayanan.
5. Masyarakat secara keseluruhan diperlakukan sebagai
pelanggan tidak langsung yang sangat berpengaruh kepada upaya-upaya pengembangan
pelayanan.
6. Tujuan akhir dari pelayanan publik adalah terciptanya tatatan
kehidupan masyarkat yang berdaya untuk mengurus persoalannya masing-masing.
Savas (1987) mengelompokkan jenis-jenis barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat dan individu ke dalam 4 ( empat ) kelompok berdasarkan konsep exclusion dan
comsumtion. Ciri dari exclusion adalah barang/ jasa hanya dapat dipindahtangankan apabila
terjadi kesepakatan antar pembeli dan pemasok.Sedangkan dari segi consumption adalah
barang konsumsi merupakan barang atau jasa yang dapat dipergunakan secara bersama-sama
atau kolektif oleh banyak orang tanpa ada pengurangan kualitas maupun kuantitasnya.
Pengelompokan barang dan jasa berdasarkan ciri dasar exclusion dan comsumption
1. Barang Privat
Barang dan jasa jenis ini dikonsumsi secara individual dan tidak dapat diperoleh oleh
si pemakai tanpa persetujuan pemasoknya. Bentuk persetujuannya bisa dilakukan dengan
penetapan dan negosiasi harga tertentu serta transaksipembelian. Contoh makanan, pakaian.

2. Barang semi privat

3
Barang dan jasa jenis ini dikonsumsi secara individual, namun sulit mencegah siapa
pun untuk memperolehnya meskipun mereka tidak mau membayar, atau biasa disebut juga
dengan barang semi privat. Contoh, pembelian radio ketika dinyalakan, si pemilik tidak dapat
mencegah orang lain untuk tidak ikut mendengarkan.
3. Barang semi publik
Barang dan jasa jenis ini umumnya digunakan secara bersama-sama namun si
pengguna harus membayar dan mereka yang tidak dapat/ mau membayar dapat dengan
mudah dicegah dari kemungkinan menikmati barang tersebut.Contoh jalan tol dan jembatan
timbang.

4. Barang publik
Barang dan jasa ini umunya digunakan secara bersama-sama dan tidak mungkin
mencegah siapa pun untuk menggunakannya, sehingga masyarakat ( pengguna ) pada
umumnya tidak bersedia membayar berapa pun tanpa dipaksa untuk memperoleh barang.
Misalnya jalan raya dan taman.
Dari keempat pengelompokan barang tersebut penyediaan jenis barang privat dan
semi privat dapat murni dilakukan oleh swasta. sedangkan penyediaan barang semi publik
dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun swasta. Khusus untuk penyediaan jenis barang
publik haruslah oleh pemerintah.
Dalam paper yang berjudul Management in the Publik Domain,Stewart & Ranson
(1998) secara umum menggambarkan perbedaan manajemen pelayanan pada sektor publik
dan manajemen pelayanan sektor swasta.
1. Sektor swasta lebih mendasarkan pada pilihan individu dalam pasar, sedangkan sektor
publik tidak mendasarkan pada pilihan individual dalam pasar tetapi pilihan kolektif dalam
pemerintahan. Organisasi sektor publik mendasarkan pada tuntutan masyarakat yang
sifatnya kolektif (masa).
2. Karakteristik sektor swasta adalah di pengaruhi hukum permintaan dan penawaran
( supply and demand ). Permintaan dan penawaran tersebut akan berdampak pada harga
suatu produk barang atau jasa. Sementara itu, penggerak sektor publik adalah karena
kebutuhan sumber daya. Adanya kebutuhan masyarakat terhadap sumber daya, seperti air
bersih, listrik, keamanan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya menjadi alasan utama
bagi sektor publik untuk menyediakannya.
3. Manajemen di sektor swasta bersifat tertutup terhadap akses publik, sedangkan sektor
publik bersifat terbuka untuk masyarakat terutama yang terkait dengan manajemen

4
pelayanan. Dalam organisasi sektor publik., informasi harus diberikan kepada publik
seluas mungkin untuk meningkatkan tranparansi dan akuntabilitas publik sehingga
pelayanan yang diberikan dapat diterima seluruh masyarakat secara menyeluruh.
Sementara itu disektor swasta informasi yang disampaikan kepada publik relative terbatas.
4. Sektor swasta berorientasi pada keadilan pasar ( equity of market ). Dimana keadilan pasar
ini berguna untuk berkompetisi yang adil dalam pasar sempurna, yaitu dengan tidak
adanya monopoli dan monopsoni. Sedangkan sektor publik berkepentingan untuk
menciptakan kesempatan yang sama bagi masyarakaat untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
5. Tujuan manajemen pelayanan sektor swasta adalah untuk mencari kepuasan pelanggan,
sedangkan sektor publik bertujuan untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial.
6. Organisasi sektor swasta memiliki konsepsi bahwa pelanggan adalah raja. Pelanggan
merupakan penguasa tinggi. Sementara itu, dalam organisasi sektor publik kekuasaan
tertinggi adalah masyarakat.
7. Persaingan dalam sektor swasta merupakan instrument pasar, sedangkan dalam sektor
publik yang merupakan instrument pemerintahan adalah tindakan kolektif. Keadaan inilah
yang menyebabkan sektor publik tidak bisa menjadi murni pasar akan tetapi bersifat
setengah pasar. Kekuatan sektor swasta adalah kekuatan pasar, sehingga kekuatan pasar
yang akan memaksa orang membeli atau keluar dari pasar. Sektor swasta bisa
membebankan harga yang berbeda untuk pelanggan yang berbeda dan hal ini tidak akan
mengundang protes berupa demonstrasi.

B. Penentuan Harga Pelayanan Publik

Beberapa pelayanan publik yang dapat dibebankan tarif pelayanan. Pembebanan tarif
pelayanan publik kepada konsumen dapat dibenarkan karena beberapa alasan, yaitu :
a) Adanya barang privat dan barang public
Terdapat tiga jenis barang yang menjadi kebutuhan masyarakat yaitu:
a. Barang privat
b. Barang public
c. Campuran antara barang privat dan publik
Beberapa sebab sulitnya membedakan barang publik dengan barang privat tersebut antara
lain:
a. Batasan antara barang publik dan barang publik sulit untuk ditentukan.

5
b. Terdapat barang dan jasa yang merupakan barang/jasa publik tapi dalam
penggunaannya (konsumsinya) tidak dapat dihindari keterlibatan beberapa elemen
pembebanan langsung.
c. Terdapat kecenderungan untuk membebankan tarif pelayanan daripada membebankan
pajak karena pembebanan tarif lebih mudah pengumpulannya.
b) Efesiensi ekonomi
Ketika setiap individu bebas menentukan berapa banyak barang/jasa yang mereka ingin
konsumsi, mekanisme harga memiliki peran penting dalam mengalokasikan sumber daya
melalui:
a. Pendistribusian permintaan, siapa yang mendapatkan manfaat paling banyak, maka ia
akan membayar lebih banyak pula.
b. Pemberian insentif untuk menghindari pemborosan.
c. Pemberian insentif pada supplier untuk mempertahankan dan meningkatkan
persediaan jasa (supply of service).
c) Prinsip keuntungan
Ketika pelayanan tidak dinikmati oleh semua orang, pembebanan langsung kepada
mereka yang menerima jasa tersebut dianggap “wajar” bila didasarkan prinsip bahwa
yang tidak menikmati manfaat tidak perlu membayar. Jadi pembebanan hanya dikenakan
kepada mereka yang diuntungkan dengan pelayanan tersebut.

C. Pelayanan Publik yang Dapat dijual


Dalam Mardiasmo (2009) disebutkan bahwa pemerintah dapat dibenarkan menarik
tarif untuk pelayanan tertentu baik secara langsung atau tidak langsung melalui perusahaan
milik pemerintah. Disebutkan pula beberapa pelayanan publik yang dapat dibebankan tarif
pelayanannya yaitu:
1. Penyediaan air bersih
2. Transportasi publik
3. Jasa pos dan telekomunikasi
4. Energy dan listrik
5. Perumahan rakyat
6. Fasilitas reaksi atau pariwisata
7. Pendidikan
8. Jalan tol
9. Irigasi

6
10. Pelayanan kesehatan
11. Jasa pemadam kebakaran
12. Pengolahan sampah atau limbah

Dalam membebankan tarif pelayanan publik Mardiasmo (2009) juga menyatakan


beberapa alasannya, seperti:
1. Adanya barang privat versus barang publik
Barang privat adalah barang-barang kebutuhan masyarakat yang mamfaat barang atau
jasa tersebut hanya dinikmati secara individual oleh pembelinya, sedangkan yang
tidak mengonsumsi tidak dapat menikmati barang dan jasa tersebut. Contoh :
makanan, minuman, listrik, telpon dan sebagainya.
Barang publik adalah barang-barang kebutuhan masyarakat yang mamfaat barang dan
jasa tersebut dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat secara bersama-sama.
Hal yang menjadi masaluh adalah bagaimana membedakan barang publik dengan
barang privat ini dikarenakan hal berikut:
1) Batasan barang publik dengan barang privat sulit ditentukan
2) Terdapat barang dan jasa yang merupakan barang atau jasa publik, tetapi
dalam penggunaannya tidak dapat dihindari keteribatannya beberapa elemen
pembebanan langsung, seperti pelayanan medis, tarif obat, tarif air
3) Terdapat kecenderungan untuk membebankan tarif pelayanan daripada
membebankan pajak karena pembebanan tariff lebih mudah pengumpulannya.
Dalam penyediaan barang publik, yang perlu diperhatikan adalah :
1) Identifikasi barang atau jasa yang menjadi kebutuhan masyarakat
2) Siapa yang berkompeten untuk menyediakan kebutuhan publik tersebut
3) Dapatkah penyediaan pelayanan publik tertentu diserahkan kepada sektor
swasta dan pihak ketiga
2. Efesiensi ekonomi
Ketika setiap individu bebas menentukan banyaknya barang dan jasa yang mereka
ingin konsumsi, mekanisme harga memiliki peran penting dalam mengalokasikan
sumber daya melalui :
1) Pendistribusian permintaan;
2) Pemberian Insentif untuk menghindari pemborosan;
3) Pemberian insentif kepada pemasok berkaitan dengan skala produksi

7
4) Penyediaan sumber daya pada supplier untuk mempertahankan dan
meningkatkan persediaan jasa.
3. Prinsip keuntungan
Ketika pelayanan tidak dinikmati oleh semua orang, pembebanan langsung kepada
masyarakat yang menerima jasa tersebut dianggap “wajar” bila berdasarkan prinsip
bahwa yang tidak menikmati mamfaat tidak perlu membayar. Jadi pembebanan hanya
dikenakan kepada masyarakat atau mereka yang di untungkan kepada pelayanan
tersebut.

8
D. Dasar Pembebanan Tarif Pelayanan Sektor Swasta
Terdapat dua faktor perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa yaitu :
a. Faktor internal
 Tujuan pemasaran perusahaanTujuan bisa berupa maksimalisasi laba
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaanmengatasi persaingan dll.
 Strategi bauran pemasaranKomponen bauran pemasaran yaitu harga produk distribusi
dan promosi harus salingdikoordinasikan dan mendukung satu sama lain.
 BiayaBiaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan
perusahaanagar tidak mengalami kerugian.
b. Faktor eksternal
Sifat pasar dan permintaanSetiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan
permintaan yang dihadapinya apakahtermasuk pasar persaingan sempurna, persaingan
monopoli, maupun oligopoli. Faktor lainnya elastisitas permintaan.
PersainganBerdasarkan bentuk persaingannya ada empat jenis pasar yaitu :
 Pasar persaingan murni
 Pasar persaingan monopoli
 Pasar persaingan oligopoli
Pasar monopoli murni secara umum penetapan harga jual cukup bervariasi seperti atas dasar
cost pricing,mark-up pricing, mark-up, cost plus pricing dan atas dasar target pricing. Ada
jugaberdasarkan suatu kombinasi barang ditambah beberapa jasa lain. Belum lagi jika
memakaipendekatan geografis, maka konsep FOB (Free On Board) dan UDP (Uniform
DeliveredPricing) bisa menjadi pertimbangan.

E. Dasar Pembebanan Tarif Pelayanan Publik

Beberapa pelayanan publik yang dapat dibebankan tarif pelayanan. Pembebanan tarif
pelayanan publik kepada konsumen dapat dibenarkan karena beberapa alasan, yaitu:
a) Adanya barang privat dan barang public
Terdapat tiga jenis barang yang menjadi kebutuhan masyarakat yaitu:
 Barang privat
 Barang public
 Campuran antara barang privat dan publik

9
Beberapa sebab sulitnya membedakan barang publik dengan barang privat tersebut
antara lain:
 Batasan antara barang publik dan barang publik sulit untuk ditentukan.
 Terdapat barang dan jasa yang merupakan barang/jasa publik tapi dalam
penggunaannya (konsumsinya) tidak dapat dihindari keterlibatan beberapa elemen
pembebanan langsung.
 Terdapat kecenderungan untuk membebankan tarif pelayanan daripada membebankan
pajak karena pembebanan tarif lebih mudah pengumpulannya.

b) Efesiensi ekonomi
Ketika setiap individu bebas menentukan berapa banyak barang/jasa yang mereka
ingin konsumsi, mekanisme harga memiliki peran penting dalam mengalokasikan
sumber daya melalui:
 Pendistribusian permintaan, siapa yang mendapatkan manfaat paling banyak, maka ia
akan membayar lebih banyak pula.
 Pemberian insentif untuk menghindari pemborosan.
 Pemberian insentif pada supplier untuk mempertahankan dan meningkatkan
persediaan jasa (supply of service).

c) Prinsip keuntungan
Ketika pelayanan tidak dinikmati oleh semua orang, pembebanan langsung kepada
mereka yang menerima jasa tersebut dianggap “wajar” bila didasarkan prinsip bahwa
yang tidak menikmati manfaat tidak perlu membayar. Jadi pembebanan hanya
dikenakan kepada mereka yang diuntungkan dengan pelayanan tersebut. Dasar
Pembebanan Tarif Pelayanan. Dalam praktik, pembebanan langsung (direct charging)
biasanya ditentukan karena alas an-alasan sebagai berikut:
a. Suatu jasa, baik merupakan barang publik maupun barang privat, mungkin barang
privat, mungkin tidak dapat diberikan kepada setiap orang, sehingga tidak adil bila
biayanya dibebankan kepada semua masyarakat melalui pajak, sementara mereka
tidak menikmati jasa tersebut.
b. Suatu pelayanan mungkin membutuhkan sumber daya yang mahal atau langka
sehingga konsumsi publik harus didisplinkan (hemat).

10
c. Terdapat variasi dalam konsumsi individual yang lebih berhubungan dengan
pilihan daripada kebutuhan
d. Suatu jasa mungkin digunakan untuk operasi komersial yang menguntungkan dan
untuk memenuhi kebutuhan domestik secara individual maupun industrial
e. Pembebanan dapat digunakan untuk mengetahui arah dan skala permintaan publik
atas suatu jasa apabila jenis standar pelayanannya tidak dapat ditentukan secara
tegas.

Terlepas dari kasus yang merupakan barang publik murni, terdapat argument yang
menentang pembebanan tarif pelayanan, yaitu :
 Terdapat kesulitan administrasi dalam menghitung biaya pelayanan
 Yang miskin tidak mampu untuk membayar
Sebagian barang dan jasa yang disediakan pemerintah lebih sesuai dibiayai dengan
pembebanan tarif. Semakin dekat suatu pelayanan terkait dengan barang privat, semakin
sesuai barang tersebut dikenai tarif. Namun batasan identifikasi barang privat dan publik
kadang sulit dan harus dilakukan dengan dasar per pelayanan. Kegagalan dalam
menetapkan biaya pada situasi tertentu menyebabkan distorsi harga dan alokasi sumber
daya yang keliru, sehingga mengurangi pilihan bagi konsumen.
Meskipun demikian, dalam praktiknya permasalahan administrasi dan pertimbangan
sosial dan politik memiliki prioritas yang lebih besar dibandingkan pertimbangan
efesiensi ekonomi. Namun perlu diwaspadai bahwa kesalahan dalam menetapkan tarif
pelayanan publik merupakan penyebab utama defisit anggaran di banyak negara
berkembang.
Dalam praktiknya, pelayanan yang gratis secara nominal seringkali sulit dijumpai.
Pelayanan gratis menyebabkan insentif rendah, sehingga terkadang kualitas pelayanan
menjadi sangat rendah.
Praktik pembebanan pelayanan publik berbeda-beda untuk setiap negara, antara jasa
yang disediakan langsung oleh pemerintah dan yang disediakan oleh perusahaan milik
negara, dan antar pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah memperoleh penerimaan dari
beberapa sumber, antara lain: Pajak, Pembebanan langsung kepada masyarakat (charging
for service), Laba BUMN/BUMD, Penjualan aset milik pemerintah, Utang, Pembiayaan
defisit anggaran (mencetak uang).

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan harga yang ditetapkan oleh
perusahaan, biasanya kebijakan harga tersebut berlaku untuk sementara waktu saja selama
masa menguntungkan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus mengikuti
perkembangan harga dan situasi pasar. Unsur harga tersebut dalam waktu tertentu dirubah
atau tidak. Apabila selama batas waktu tertentu keadaan menguntungkan, maka kebijakan
harga harga tersebut ditinjau kembali apabila situasi dan kondisi perusahaan mengalami
perubahan, sehingga tidak mungkin lagi untuk dipertahankan agar produsen maupun
konsumen tidak saling dirugikan.

Kata kebijakan secara etimologis berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata policy.
Sedangkan dalam Kamus Manajemen, pengertian kebijakan adalah suatu peraturan atau suatu
arah tindakan yang ditentukan sebelumnya yang dibuat oleh manusia yang ditentukan untuk
membimbing pelaksanaan pekerjaan kearah tujuan organisasi. Suatu kebijakan pemerintah
dalam perekonomian untuk mempengaruhi bekerjanya mekanisme pasar, yang bertujuan
mengendalikan keseimbangan (ekuilibrium) pasar. Harga dasar adalah harga eceran terendah
yang ditetapkan oleh pemerintah terhadap suatu barang, disebabkan oleh melimpahnya
penawaran barang tersebut di pasar. Sedangkan harga tertinggi adalah harga maksimum yang
ditetapkan berkenaan dengan menurunnya penawaran barang di pasar, pemerintah melakukan
operasi pasar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, Syam. Kusufi. (2012). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat: Jakarta
Selatan.

(Engel, lackwell & Miniard dan Kotler,1996)

Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Andi Publiser: Yogyakarta.

Abdul Halim, M. Syam Kusufi. (2014). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Edisi 2:
Yogyakarta.

https://dokumen.tips/documents/penetapan-harga-barang-dan-jasa-publik-di-indonesia.html

13

Anda mungkin juga menyukai