Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL 2

PEREKONOMIAN INDONESIA

AZHAR FARHAN RAMADHAN

048658533

1. Jelaskan kebijakan apa yang dapat dilakukan pemerintah pusat dan daerah dalam
mengembangkan investasi untuk kesejahteraan masyarakat?

Dikutip dari buku Dasar-dasar Manajemen Investasi, Nila Firdausi dan Ferina Nurlaily, (2020)
investasi adalah kesedian investor untuk mengalokasikan uang dalam nilai tertentu di masa
sekarang guna memperoleh penerimaan di masa yang akan datang.

Investasi merupakan salah satu faktor penting yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. Namun, investasi di Indonesia masih menghadapi berbagai
tantangan, seperti ketidakpastian hukum, birokrasi, perizinan, pajak, dan ketenagakerjaan.

Berhubungan dengan hal tersebut, ada beberapa kebijakan yang telah dilakukan oleh
pemerintah pusat dan juga daerah untuk masalah investasi. Berikut adalah beberapa
contohnya.

1. Kebijakan Pemerintah Pusat

Berikut ini beberapa kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah pusat terkait dengan masalah
investasi.

 Menerbitkan paket kebijakan ekonomi sejak 2015, yang berisi berbagai kemudahan
dan insentif bagi investor, seperti layanan perizinan investasi, penyederhanaan
perizinan pembelian, penyesuaian tarif pajak dan retribusi daerah, dan lain-lain.

 Menerbitkan daftar negatif investasi (DNI) yang mengatur sektor-sektor bisnis yang
terbuka atau tertutup bagi investor asing.

 Menyusun UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang bertujuan untuk
menyederhanakan regulasi, meningkatkan daya saing, dan mempercepat proses
perizinan.

 Menyusun RPP Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang bertujuan untuk mengelola
dana investasi dari luar negeri dan dalam negeri sebagai sumber pembiayaan dan
mengurangi ketergantungan dana jangka pendek.
2. Kebijakan Pemerintah Daerah

Berikut ini kebijakan pemerintah daerah terkait dengan urusan investasi.

 Menyelaraskan kebijakan pajak dan retribusi daerah dengan kebijakan pusat, sehingga
tidak memberatkan atau menghambat investor.
 Meningkatkan kualitas pelayanan publik, termasuk dalam hal perizinan, pengawasan,
fasilitas, dan infrastruktur,
 Mendorong sinergi antara pemerintah daerah dengan pihak swasta, akademisi,
komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengembangkan potensi
daerah.
 Menjaga stabilitas sosial dan politik di daerah, serta mencegah konflik atau gangguan
keamanan yang dapat merugikan investor.

Dengan menggabungkan kebijakan-kebijakan ini, pemerintah pusat dan daerah di Indonesia


dapat menciptakan lingkungan yang mendukung investasi untuk kesejahteraan masyarakat
secara berkelanjutan.

2. Apakah kebijakan ekonomi pemerintah saat ini sejalan dengan upaya perwujudan
demokratisasi ekonomi melalui proses koperasi? jelaskan!

Demokratisasi ekonomi adalah konsep yang bertujuan untuk memberdayakan lebih banyak
orang dalam proses ekonomi dan mengurangi ketidaksetaraan ekonomi. Salah satu cara untuk
mencapai demokratisasi ekonomi adalah melalui promosi koperasi. Koperasi adalah bentuk
usaha bersama di mana anggota memiliki kendali demokratis atas organisasi tersebut, berbagi
keuntungan, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

Kebijakan Pemerintah saat ini sejalan dengan Upaya perwujudan demokrasi ekonomi melalui
proses ekonomi karena berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 khususnya Pasal 33 ayat (1)
menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
asas kekeluargaan. Selanjutnya penjelasan Pasal 33 antara lain menyatakan bahwa
kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang dan bangun
perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi. Penjelasan Pasal 33 menempatkan
Koperasi baik dalam kedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional maupun sebagai
bagian integral tata perekonomian nasional.
Dengan memperhatikan kedudukan Koperasi seperti tersebut di atas maka peran Koperasi
sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta
dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratis,
kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan. Berdasarkan hal tersebut, ndang-Undang
Republik Indonesia No.25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian disusun dengan maksud untuk
memperjelas dan mempertegas jati diri, tujuan, kedudukan, peran, manajemen, keusahaan,
dan permodalan Koperasi serta pembinaan Koperasi, sehingga dapat lebih menjamin
terwujudnya kehidupan Koperasi sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 33 Undang-Undang
Dasar 1945.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian,


maka Pemerintah dapat mengambil berbagai langkah untuk mendukung demokratisasi
ekonomi melalui koperasi. Berikut adalah beberapa langkah yang mungkin diambil:

1. Pembentukan Kebijakan yang Mendukung Koperasi:

 Membuat kebijakan yang mendukung perkembangan koperasi dan mendorong


pembentukan koperasi di berbagai sektor ekonomi.

 Menyusun regulasi yang memudahkan pendirian dan operasional koperasi


serta memberikan insentif fiskal untuk koperasi.

2. Pendanaan dan Subsidi:

 Memberikan akses mudah ke pembiayaan untuk koperasi, termasuk bantuan


modal awal, pinjaman dengan suku bunga rendah, atau bantuan teknis.

 Menyediakan subsidi atau insentif fiskal untuk koperasi yang berperan dalam
pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, atau pembangunan
komunitas.

3. Pendidikan dan Pelatihan:

 Menyediakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota koperasi untuk


meningkatkan pemahaman mereka tentang pengelolaan bisnis, keuangan, dan
aspek-aspek lain dari koperasi.
 Mendukung program-program pelatihan yang meningkatkan keterampilan
manajemen dan kepemimpinan di tingkat koperasi.

4. Promosi dan Pemasaran:

 Membantu dalam pemasaran produk dan layanan yang dihasilkan oleh


koperasi untuk meningkatkan daya saing mereka di pasar.

 Mengembangkan program promosi dan branding untuk meningkatkan


kesadaran masyarakat terhadap koperasi dan manfaatnya.

5. Jaringan dan Kemitraan:

 Membangun jaringan dan kemitraan antara koperasi untuk meningkatkan


kolaborasi dan kekuatan ekonomi bersama.

 Mendorong kerja sama antara koperasi dan sektor swasta atau pemerintah
dalam proyek-proyek ekonomi bersama.

6. Pengembangan Infrastruktur:

 Meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan infrastruktur yang mendukung


operasional koperasi, seperti transportasi, listrik, dan teknologi informasi.

 Mengembangkan pusat-pusat bisnis koperasi atau zona ekonomi khusus untuk


mendorong pertumbuhan koperasi.

7. Pengawasan dan Audit:

 Membentuk lembaga pengawasan atau badan regulasi yang bertugas


memastikan koperasi beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan
standar keuangan yang baik.

 Menyelenggarakan audit rutin untuk memastikan transparansi dan


akuntabilitas dalam pengelolaan koperasi.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, pemerintah dapat menciptakan lingkungan yang


mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan koperasi, serta mendorong demokratisasi
ekonomi di tingkat lokal dan nasional.
3. Jelaskan 2 pendekatan dalam reformasi BUMN di Indonesia?

Reformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia adalah upaya untuk
meningkatkan efisiensi, transparansi, akuntabilitas, dan kinerja perusahaan-
perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah. Terdapat berbagai pendekatan yang dapat
digunakan dalam reformasi BUMN, dua di antaranya adalah:

1. Pendekatan Manajerial:
Pendekatan manajerial berfokus pada perbaikan dalam pengelolaan BUMN
melalui peningkatan tata kelola, efisiensi operasional, dan pengambilan keputusan
yang lebih baik. Beberapa langkah yang dapat diambil dalam pendekatan ini
antara lain:
- Menerapkan manajemen yang professional,
Memastikan bahwa BUMN dipimpin oleh manajer yang kompeten dan
berpengalaman, bukan berdasarkan pertimbangan politik.
- Membangun sistem penghargaan dan insentif,
Mendorong karyawan BUMN untuk mencapai kinerja yang lebih baik
dengan memberikan insentif dan penghargaan yang sesuai.
- Menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik
(good corporate governance),
Memastikan bahwa BUMN mengikuti prinsip-prinsip transparansi,
akuntabilitas, dan kepatuhan terhadap hukum.
2. Pendekatan Struktural:
Pendekatan struktural berfokus pada perubahan dalam struktur kepemilikan,
pengelolaan, dan operasi BUMN. Langkah-langkah yang dapat diambil dalam
pendekatan ini meliputi:
- Privatisasi sebagian atau seluruh aset BUMN,
Penjualan saham atau aset BUMN kepada investor swasta atau
masyarakat umum untuk mengurangi keterlibatan pemerintah dalam
operasional perusahaan.
- Membentuk holding company,
Menggabungkan beberapa BUMN dalam satu holding company untuk
mencapai sinergi dan efisiensi dalam manajemen dan operasional.
- Memberikan kewenangan kepada lembaga independent,
Mendirikan lembaga independen yang memiliki kewenangan untuk
mengawasi dan mengatur BUMN agar lebih independen dari campur
tangan politik.

Kedua pendekatan tersebut dapat digunakan bersama-sama atau secara terpisah,


tergantung pada tujuan dan kondisi spesifik yang dihadapi oleh BUMN tertentu.
Reformasi BUMN di Indonesia adalah upaya yang berkelanjutan, dan penerapan
pendekatan yang tepat akan tergantung pada situasi dan tantangan yang dihadapi oleh
masing-masing BUMN.

4. Hutang luar negeri didasari oleh ajaran neoliberalisme yang mengutamakan


pertumbuhan ekonomi dari pada pemerataan ekonomi. Utang luar negeri yang besar
menyebabkan Indonesia mengalami keterjebakan. Terangkanlah kondisi keterjebakan
Indonesia pada utang luar negeri secara singkat!

Hutang luar negeri Indonesia didasarkan pada doktrin neoliberalisme yang


mengutamakan pertumbuhan ekonomi daripada kesetaraan ekonomi. Utang luar
negeri yang besar telah mendorong Indonesia ke dalam situasi yang dikenal sebagai
"perangkap utang." Beberapa faktor berkontribusi pada perangkap utang ini:
1. Kekurangan Modal,
Keterbatasan modal menjadi masalah serius bagi negara ini, yang mengakibatkan
krisis dalam kebijakan utang luar negeri untuk menutup kesenjangan tabungan
yang ada.
2. Pengembangan Ekonomi,
Kemajuan ekonomi menjadi hal yang sangat penting bagi negaranegara dunia
ketiga seperti Indonesia, karena penting dalam mempersempit kesenjangan antara
negara-negara berkembang dan negara-negara maju, terutama dalam hal
kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
3. Sumber Daya Ekonomi yang Kurang Produktif,
Pengembangan ekonomi menghadapi kendala akibat ketersediaan sumber daya
ekonomi yang kurang produktif, terutama sumber daya modal yang memainkan
peran penting dalam perkembangan tersebut.
4. Masalah Moneter,
Seiring berjalannya waktu, utang luar negeri dapat memicu berbagai masalah
moneter di Indonesia. Selama krisis moneter, utang luar negeri Indonesia,
termasuk yang dimiliki pemerintah, meningkat secara signifikan jika diukur dalam
mata uang lokal (rupiah). Akibatnya, pemerintah Indonesia harus mendapatkan
utang luar negeri baru untuk melunasi utang lama yang jatuh tempo.
5. Peningkatan Utang Luar Negeri,
Pembangunan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada pinjaman asing, yang
volumenya terus meningkat setiap tahun. Berbagai program dan proyek yang
dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
juga mengandalkan sumber pinjaman asing.

Penanganan kondisi keterjebakan ini memerlukan manajemen keuangan yang cermat,


kebijakan fiskal yang bijaksana, dan diversifikasi sumber pendanaan agar Indonesia dapat
mengelola utang luar negerinya secara berkelanjutan.

5. Jelaskan solusi yang dapat ditempuh oleh pemerintah dalam upaya mengurangi beban
utang luar negeri!

Pemerintah dapat mengambil berbagai solusi untuk mengurangi beban utang luar negeri
dan mengelola utang dengan lebih efektif. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat
ditempuh:
1. Diversifikasi Sumber Pendanaan,
- Pemerintah dapat mencari sumber pendanaan alternatif selain utang luar negeri,
seperti meningkatkan pendapatan domestik melalui reformasi perpajakan,
meningkatkan investasi swasta, atau mencari pendanaan dari lembaga-lembaga
internasional dan pinjaman dalam negeri.
- Memaksimalkan pendanaan dalam negeri melalui penerbitan Surat Berharga
Negara (SBN)
2. Peningkatan Ekspor,
- Mendorong pertumbuhan sektor ekspor untuk meningkatkan penerimaan devisa.
Diversifikasi produk ekspor dan mencari pasar baru dapat membantu
menciptakan aliran devisa yang lebih stabil.
3. Pengelolaan Utang yang Bijaksana,
- Memastikan bahwa dana yang dipinjam digunakan untuk proyek-proyek yang
produktif dan memberikan return on investment yang tinggi. Pemerintah perlu
melakukan evaluasi yang cermat terhadap proyek-proyek infrastruktur dan
pembangunan yang dijalankan dengan dana pinjaman.
4. Kebijakan Fiskal yang Berkelanjutan,
- Menerapkan kebijakan fiskal yang seimbang, mengurangi defisit anggaran, dan
meningkatkan efisiensi pengeluaran pemerintah. Pengelolaan keuangan yang
baik dapat membantu mengurangi kebutuhan pinjaman.
5. Stimulasi Investasi Swasta,
- Mendorong investasi swasta dalam proyek-proyek infrastruktur dan sektor-
sektor ekonomi lainnya. Kemitraan publik-swasta dapat membantu
mengurangi beban keuangan pemerintah dalam pembiayaan proyek-proyek
tersebut.
6. Negosiasi Ulang Kondisi Utang,
- Melakukan negosiasi dengan kreditur untuk mendapatkan kondisi utang yang
lebih ringan, seperti restrukturisasi utang, perpanjangan jangka waktu
pembayaran, atau pengurangan suku bunga.
8. Peningkatan Penerimaan Pajak,
- Meningkatkan efisiensi dan keadilan sistem perpajakan, memerangi
penghindaran pajak, dan memperluas basis pajak dapat meningkatkan
penerimaan pajak dan mengurangi ketergantungan pada utang.
9. Pengelolaan Risiko Mata Uang dan Suku Bunga,
- Mengelola risiko terkait fluktuasi mata uang dan tingkat suku bunga dengan
menggunakan instrumen keuangan yang tepat, seperti derivatif keuangan.
10. Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Ekonomi,
- Investasi dalam pendidikan, pelatihan tenaga kerja, dan pengembangan sektor
ekonomi yang berpotensi dapat meningkatkan produktivitas, pertumbuhan
ekonomi, dan kemampuan negara untuk membayar utang.
Penerapan kombinasi solusi-solusi ini dapat membantu pemerintah mengurangi beban
utang luar negeri dan mencapai keberlanjutan fiskal yang lebih baik. Pentingnya adalah
untuk memiliki strategi yang terintegrasi dan berkelanjutan dalam mengelola utang dan
memastikan penggunaannya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sumber Referensi Jawaban :

 Hamid,EdiSuandi.2022,Perekonomian Indonesia,Tangerang:Universitas Terbuka


 Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian
 Sumarsono. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI
INVESTASI PMA/PMDN DALAM ERA OTONOMI DAERAH. vol. 3, no. 1, pp. 63-
85, Oct. 2007
 Dodi Faedlulloh. MEMBANGUN DEMOKRASI EKONOMI: STUDI POTENSI
KOPERASI MULTI-STAKEHOLDERS DALAM TATA KELOLA AGRARIA
INDONESIA Universitas 17 Agustus 1945, Jakarta DDC: 335.5.
 Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 514/KMK.08/2010. Strategi Pemerintah
Kelola Utang Negara
 Tambunan, Tulus Tahi Hamonangan.2009. Pembangunan ekonomi & utang luar negeri.
Jakarta : Rawali Press
 Nasution, Muslimin.2007. Mewujudkan demokrasi ekonomi dengan koperasi. Jakarta :
PIP Publishing
 Widjajanti,Kesi.2011. Manajemen BUMN dan strategi privasi. Semarang; Semarang
Universitas Press

Anda mungkin juga menyukai