Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

Nama Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia


Kode Mata Kuliah : ESPA4314
Jumlah sks : 3 SKS

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Jelaskan kebijakan apa yang dapat dilakukan pemerintah
pusat dan daerah dalam mengembangkan investasi untuk Modul 4 Kb 1
20
kesejahteraan masyarakat? ESPA4314

2 Apakah kebijakan ekonomi pemerintah saat ini sejalan


Modul 5 Kb 1
dengan upaya perwujudan demokratisasi ekonomi
20 ESPA4314
melalui proses koperasi? jelaskan!

3 Jelaskan 2 pendekatan dalam reformasi BUMN di 20 Modul 5 Kb 2


Indonesia? ESPA 4314

4 Hutang luar negeri didasari oleh ajaran neoliberalisme 20 Modul 6 Kb 1


yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi dari pada ESPA4314
pemerataan ekonomi. Utang luar negeri yang besar
menyebabkan Indonesia mengalami keterjebakan.
Terangkanlah kondisi keterjebakan Indonesia pada utang
luar negeri secara singkat!

5 Jelaskan solusi yang dapat ditempuh oleh pemerintah 20 Modul 6 Kb 1


dalam upaya mengurangi beban utang luar negeri? ESPA 4314

* coret yang tidak sesuai


Jawaban

1. Pemerintah pusat dan daerah memiliki berbagai kebijakan yang dapat mereka terapkan untuk
mengembangkan investasi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan utama dari
kebijakan-kebijakan ini adalah menciptakan lingkungan usaha yang kondusif, mendorong
pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mempromosikan pembangunan yang
berkelanjutan. Beberapa kebijakan yang dapat diterapkan oleh pemerintah pusat dan daerah
meliputi:

Kebijakan Fiskal:
Pemerintah dapat mengatur kebijakan perpajakan yang mendukung investasi, seperti
memberikan insentif pajak bagi investor yang berinvestasi dalam sektor-sektor tertentu atau di
wilayah tertentu. Ini dapat termasuk pemotongan pajak atau pembebasan pajak tertentu.
Penggunaan dana pemerintah untuk mendukung proyek infrastruktur yang penting untuk
pertumbuhan ekonomi, seperti jalan, pelabuhan, bandara, dan telekomunikasi.

Kebijakan Regulasi:
Menciptakan peraturan dan prosedur yang efisien dan transparan untuk mempermudah proses
berinvestasi. Ini mencakup pemangkasan birokrasi, perizinan yang cepat, dan penyederhanaan
prosedur administratif.
Melaksanakan kebijakan perlindungan investasi yang memberikan jaminan hukum bagi investor
dan hak kepemilikan.
Memantau dan menilai dampak peraturan dan kebijakan yang ada untuk memastikan bahwa
mereka mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Kebijakan Investasi Asing:


Meningkatkan kerjasama dengan investasi asing langsung (FDI) dengan memberikan insentif,
fasilitas, atau perlindungan bagi investor asing yang ingin berinvestasi di dalam negeri.
Memastikan peraturan dan ketentuan yang adil dan konsisten untuk investor asing.

Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan:


Mengembangkan program pendidikan dan pelatihan yang relevan untuk memastikan bahwa
tenaga kerja lokal memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengisi
lapangan kerja yang dibuka oleh investasi.
Mendorong kemitraan antara perusahaan dan lembaga pendidikan untuk mendukung
pengembangan tenaga kerja yang berkualitas.

Kebijakan Pembangunan Infrastruktur:


Investasi dalam proyek-proyek infrastruktur yang penting untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi, seperti jalan, pelabuhan, bandara, energi, dan telekomunikasi.
Menciptakan zona khusus atau wilayah ekonomi khusus untuk mendukung investasi dan
pengembangan bisnis.
Kebijakan Lingkungan:
Mengembangkan regulasi yang mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan. Ini mencakup mengatur standar lingkungan yang ketat dan mempromosikan energi
terbarukan dan efisiensi sumber daya.

Kebijakan Pemberdayaan Ekonomi Daerah:


Pemerintah daerah dapat mengembangkan kebijakan dan insentif khusus untuk mempromosikan
investasi di daerah mereka, mengingat kebutuhan dan potensi lokal.
Mendorong pengembangan kluster industri di daerah tertentu untuk menciptakan sinergi antara
perusahaan dan institusi lokal.

Kebijakan Sosial:
Menyusun kebijakan yang memastikan manfaat dari investasi juga sampai kepada masyarakat
lokal, seperti melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) atau kebijakan keterlibatan
masyarakat dalam proyek-proyek investasi.

Dalam mengembangkan kebijakan investasi, penting bagi pemerintah pusat dan daerah untuk
berkolaborasi, berkomunikasi, dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung investasi yang berkelanjutan dan berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan-kebijakan ini harus dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi ekonomi, sosial,
dan lingkungan yang ada di masing-masing wilayah.

2. Kebijakan ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah suatu negara dapat sangat bervariasi dan
tergantung pada tujuan ekonomi, visi politik, kondisi ekonomi saat ini, dan faktor-faktor lainnya.
Demokratisasi ekonomi adalah konsep yang bertujuan untuk menciptakan kesempatan yang lebih
adil dan kesetaraan dalam kepemilikan, pengendalian, dan manfaat ekonomi. Salah satu alat
yang sering digunakan untuk mencapai demokratisasi ekonomi adalah melalui koperasi.

Koperasi adalah organisasi ekonomi yang dimiliki dan dioperasikan oleh anggota yang memiliki
kepentingan bersama dalam mencapai tujuan ekonomi bersama. Koperasi dapat memainkan
peran penting dalam mendukung demokratisasi ekonomi karena mereka mempromosikan
kepemilikan kolektif dan partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan. Beberapa cara di
mana kebijakan ekonomi pemerintah dapat mendukung demokratisasi ekonomi melalui koperasi
meliputi:

Pengakuan dan Dukungan Hukum: Pemerintah dapat mengakui secara resmi koperasi sebagai
entitas hukum dan memberikan dukungan hukum yang diperlukan untuk operasional koperasi.
Ini mencakup peraturan dan kerangka kerja hukum yang memungkinkan koperasi untuk
berkembang dan beroperasi secara efektif.

Insentif dan Pembiayaan: Pemerintah dapat memberikan insentif fiskal atau pembiayaan khusus
untuk mendukung pembentukan dan pertumbuhan koperasi. Ini dapat mencakup pembebasan
pajak atau bantuan modal untuk koperasi.
Pendidikan dan Pelatihan: Pemerintah dapat memberikan dukungan untuk pendidikan dan
pelatihan dalam manajemen koperasi, tata kelola yang baik, dan keterampilan bisnis kepada
anggota koperasi untuk memastikan bahwa koperasi beroperasi secara efisien dan efektif.

Akses ke Pasar dan Sumber Daya: Pemerintah dapat memfasilitasi akses koperasi ke pasar,
sumber daya, dan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan mereka. Ini
mencakup dukungan akses koperasi ke kredit, teknologi, dan peluang bisnis.

Fasilitasi Kemitraan: Pemerintah dapat memfasilitasi kemitraan antara koperasi dan sektor
swasta atau sektor publik untuk mengoptimalkan manfaat bagi anggota koperasi.

Untuk menilai apakah kebijakan ekonomi saat ini sejalan dengan upaya demokratisasi ekonomi
melalui koperasi, perlu dilakukan analisis mendalam terhadap kebijakan-kebijakan yang
diterapkan, termasuk dukungan konkret yang diberikan kepada koperasi. Selain itu, perlu juga
mempertimbangkan dampak dan hasil dari kebijakan tersebut terhadap kesejahteraan ekonomi
masyarakat, khususnya mereka yang terlibat dalam koperasi.

Selain itu, penting untuk dicatat bahwa demokratisasi ekonomi melalui koperasi bukanlah satu-
satunya aspek dalam kebijakan ekonomi. Kebijakan ekonomi sering kali melibatkan berbagai
faktor dan pertimbangan, termasuk pertumbuhan ekonomi, stabilitas, dan aspek-aspek lainnya.
Jadi, untuk menilai keselarasan kebijakan ekonomi dengan upaya demokratisasi ekonomi, perlu
memeriksa sejauh mana pemerintah telah memprioritaskan peran koperasi dan tindakan konkret
yang telah diambil untuk mendukungnya dalam konteks ekonomi yang lebih luas.

3. Reformasi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) di Indonesia adalah upaya untuk
meningkatkan efisiensi, transparansi, akuntabilitas, dan kinerja BUMN. Dalam konteks ini,
terdapat dua pendekatan utama yang telah diadopsi dalam reformasi BUMN di Indonesia:

Pendekatan Privatisasi:
 Pendekatan privatisasi melibatkan penjualan sebagian atau seluruh saham BUMN kepada
sektor swasta atau masyarakat umum. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi
dan produktivitas perusahaan dengan mengurangi campur tangan pemerintah dalam
pengelolaan BUMN.
 Privatisasi dapat dilakukan melalui penawaran saham perdana (IPO), penjualan langsung
kepada investor swasta, atau dengan cara lain. Saat ini, Indonesia telah meluncurkan
serangkaian program privatisasi yang disebut "Holding BUMN," di mana beberapa
BUMN digabungkan menjadi entitas holding dan kemudian sahamnya dijual ke investor
swasta atau masyarakat umum.
 Keuntungan dari pendekatan privatisasi meliputi peningkatan efisiensi, peningkatan
permodalan, dan pemangku kepentingan yang lebih banyak dalam bisnis. Namun,
privatisasi juga memicu perdebatan mengenai kemungkinan pengurangan akses layanan
publik, khususnya dalam sektor infrastruktur dan energi.
Pendekatan Konsolidasi dan Holding BUMN:
 Pendekatan ini melibatkan penggabungan beberapa BUMN dalam satu entitas atau
kelompok entitas yang dikenal sebagai "holding" BUMN. Ini bertujuan untuk
menciptakan sinergi, meningkatkan efisiensi, dan mengelola lebih baik aset-aset BUMN.
 Pemerintah Indonesia telah menerapkan pendekatan ini dengan membentuk beberapa
holding BUMN, seperti Holding BUMN Energi dan Holding BUMN Farmasi. Contoh
nyata adalah pembentukan PT Pertamina (Persero) sebagai holding perusahaan migas dan
energi, yang menggabungkan berbagai anak perusahaan migas di bawah satu payung
perusahaan induk.
 Keuntungan dari pendekatan konsolidasi dan holding BUMN meliputi efisiensi,
koordinasi yang lebih baik antar perusahaan dalam satu sektor, dan daya tawar yang lebih
baik dalam berbagai hal, termasuk negosiasi kontrak dengan mitra bisnis. Namun,
tantangan termasuk manajemen yang kompleks dan perluasannya mungkin memerlukan
waktu.

Kedua pendekatan tersebut tidak selalu saling eksklusif, dan seringkali pemerintah Indonesia
menggunakan campuran dari keduanya dalam upaya reformasi BUMN. Pemerintah memiliki
tujuan utama untuk mencapai efisiensi, kinerja yang lebih baik, dan manfaat yang lebih besar
bagi masyarakat dalam pengelolaan BUMN. Pendekatan yang diambil dapat bervariasi
tergantung pada sektor, tujuan, dan kondisi ekonomi tertentu pada saat itu.

4. Keterjebakan Indonesia pada utang luar negeri merujuk pada situasi di mana negara ini
memiliki beban utang yang signifikan, yang dapat mengakibatkan berbagai masalah ekonomi
dan keuangan. Beberapa faktor yang berperan dalam menciptakan kondisi keterjebakan utang
luar negeri di Indonesia adalah sebagai berikut:

 Besar Utang Luar Negeri: Salah satu faktor utama adalah jumlah utang luar negeri yang
besar yang telah diakumulasi oleh pemerintah dan sektor swasta Indonesia. Utang ini
dapat berupa utang pemerintah, utang korporasi, atau keduanya.

 Ketergantungan pada Utang Asing: Ketergantungan pada pembiayaan utang asing untuk
membiayai proyek-proyek pembangunan dan memenuhi kebutuhan fiskal dapat
mengakibatkan ketidakstabilan ketika nilai tukar mata uang asing berfluktuasi atau suku
bunga global naik.

 Tekanan Ekonomi dan Kekurangan Devisa: Besarnya pembayaran bunga dan pokok
utang luar negeri dapat menciptakan tekanan pada neraca pembayaran dan cadangan
devisa negara. Hal ini dapat membatasi kemampuan negara untuk mengatasi tekanan
ekonomi dan menghadapi situasi darurat.
 Rasio Utang terhadap PDB: Ketika rasio utang luar negeri terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) tinggi, hal ini dapat menunjukkan tingkat utang yang tidak sehat, terutama
jika negara mengalami kesulitan dalam menghasilkan pendapatan yang cukup untuk
membayar utang tersebut.

 Kebijakan Ekonomi: Penyelenggaraan kebijakan ekonomi yang tidak seimbang atau


penggunaan utang yang tidak efisien dapat membawa risiko keterjebakan. Terkadang,
dana yang diambil sebagai utang tidak digunakan dengan baik untuk proyek-proyek yang
berpotensi menghasilkan pendapatan yang cukup untuk membayar utang tersebut.

Keterjebakan utang luar negeri dapat menghasilkan konsekuensi serius, seperti inflasi, penurunan
nilai tukar mata uang, dan bahkan kesulitan dalam membayar utang tersebut. Oleh karena itu,
manajemen utang yang bijak, diversifikasi sumber pembiayaan, dan pengawasan yang ketat atas
penggunaan utang sangat penting untuk menghindari keterjebakan utang dan menjaga stabilitas
ekonomi. Selain itu, upaya untuk mempromosikan pemerataan ekonomi juga dapat membantu
mengurangi tekanan yang terkait dengan utang luar negeri dan mendukung pertumbuhan yang
lebih berkelanjutan.

5. Pemerintah dapat mengambil berbagai solusi dan tindakan strategis dalam upaya mengurangi
beban utang luar negeri. Beberapa solusi yang dapat ditempuh oleh pemerintah termasuk:

Kebijakan Fiskal dan Anggaran yang Bijak:


Memastikan pengeluaran pemerintah dalam anggaran negara terkendali dan fokus pada proyek-
proyek yang memberikan manfaat ekonomi yang signifikan.
Mengurangi subsidi yang tidak efisien dan mengalokasikan dana publik ke sektor-sektor yang
mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi.

Promosi Pertumbuhan Ekonomi:


Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui reformasi struktural, peliberalan
ekonomi, dan penciptaan lapangan kerja baru. Pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat membantu
meningkatkan pendapatan nasional, yang dapat digunakan untuk membayar utang.

Diversifikasi Sumber Pendapatan:


Mencari sumber pendapatan alternatif, seperti meningkatkan pajak domestik, mengurangi praktik
penghindaran pajak, atau memperluas basis pajak untuk mengurangi ketergantungan pada utang
luar negeri.

Peningkatan Efisiensi Pengelolaan Utang:


Memastikan bahwa utang digunakan dengan bijak untuk investasi yang menghasilkan
pendapatan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Memantau jadwal pembayaran utang dan mengelolanya secara hati-hati untuk meminimalkan
risiko keuangan.

Renegosiasi Utang:
Bekerja sama dengan kreditur luar negeri atau lembaga keuangan internasional untuk
merundingkan persyaratan utang yang lebih baik, termasuk restrukturisasi utang yang lebih
ringan.

Pengelolaan Neraca Pembayaran:


Meningkatkan ekspor barang dan jasa untuk menghasilkan devisa asing yang cukup untuk
membayar utang.
Mengendalikan impor yang tidak diperlukan dan mempromosikan substitusi impor dengan
produk domestik.

Penyederhanaan dan Reformasi Birokrasi:


Mempercepat proses perizinan, pengurusan pajak, dan administrasi bisnis untuk meningkatkan
iklim investasi dan pertumbuhan sektor swasta.

Diversifikasi Sumber Pembiayaan:


Mencari alternatif pembiayaan, seperti pinjaman dari lembaga keuangan internasional, investasi
langsung asing (FDI), atau program kemitraan publik-swasta (PPP) untuk mendukung proyek-
proyek pembangunan.

Pemerataan Ekonomi:
Melaksanakan kebijakan yang mendukung pemerataan ekonomi dan pembangunan inklusif
untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Edukasi dan Pelatihan:


Mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan dan
pelatihan yang relevan yang meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi.

Pemotongan dan restrukturisasi utang merupakan solusi yang mungkin dalam situasi tertentu,
tetapi biasanya menjadi langkah yang terakhir karena dapat mengurangi kredibilitas negara dan
mengganggu akses ke pasar keuangan internasional. Dalam mengurangi beban utang luar negeri,
pemerintah perlu mempertimbangkan strategi jangka panjang yang mencakup berbagai sektor
ekonomi dan aspek kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai