Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Perusahaan Jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menyediakan berbagai
pelayanan kepada anggota masyarakat yang memerlukan. Makalah ini menjelaskan beberapa
hal yang berkaitan dengan akuntansi perusahaan Jasa, seperti siklus akuntansi jasa, jurnal
umum, posting serta neraca saldo. Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada bab. Pembahasan.
Perlu diingat bahwa akuntansi merupakan suatu proses dari tiga aktivitas. Ketiga
aktivitas itu adalah: pengidentifikasian (identifying), pencatatan (recording), dan
pengkomunikasian (communicating) peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi bisnis
dan non bisnis untuk kepentingan pemakai (user) informasi. Peristiwa-peristiwa ekonomi
yang dimaksud adalah transaksi keuangan yaitu setiap kejadian di dalam organisasi yang
menyebabkan bertambah, berkurang, dan/atau berubahnya susunan kekayaan, kewajiban, dan
modal (ekuitas) organisasi yang bersangkutan. Aktivitas pengidentifikasian merupakan upaya
untuk menyeleksi dan mengukur peristiwa-peristiwa yang relevan dengan kegiatan ekonomi
perusahaan. Menyeleksi berarti memilah dan memilih peristiwa yang relevan dengan
kegiatan ekonomi perusahaan, sedangkan mengukur berarti menghitung dan menentukan 
nilainya dalam satuan uang, misalnya rupiah.
Aktivitas pencatatan merupakan upaya untuk merekam peristiwa-peristiwa ekonomi
tersebut dalam sebuah catatan permanen dari aktivitas ekonomi organisasi sebagai sumber
informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam pencatatan, aktivitas ekonomi juga
diklasifikasikan dan diringkas. Aktivitas pengkomunikasian merupakan kegiatan untuk
menyampaikan informasi melalui penyiapan dan pendistribusian laporan akuntansi, yang
biasanya disebut dengan Laporan Keuangan (financial statement). Untuk membuat laporan
tentang informasi keuangan yang bermanfaat, akuntan harus menggambarkan dan
melaporkan data yang tercatat dalam cara yang terstandar.

1.2. Rumusan Masalah


Dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah mengenai :
1. Apa itu akuntansi
2. Mengetahui siklus akuntansi jasa
3. Bagaimanakah proses serta pelaporan perusahaan jasa pada accurate
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa ialah unit usaha yang kegiatannya memproduksi produk yang tidak
berwujud (jasa) dengan maksud untuk memperoleh keuntungan. Namun dalam hal ini
perusahaan jasa juga tetap memerlukan produk berwujud dalam menunjang kegiatan
usahanya. Dalam hal ini contohnya perusahaan angkutan menawarkan jasa
transportasi kepada masyarakat, untuk dapat menjalankan usahanya perusahaan
memerlukan sarana transportasi motor, mobil. Ataupun bus.

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menjual jasa untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen. Dalan arti perusahaan jasa menjual ”barang” tidak berwujud
kepada konsumen. Dalam ilmu ekonomi, jasa atau layanan adalah aktivitas ekonomi
yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang
milik akan tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan kepada konsumen.

Banyak para ahli yang mendefinisikan ”jasa”, diantaranya yaitu Phillip Kotler.
Menurut Phillip Kotler, jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan
oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel serta tidak
mengakibatkan perpindahan kepemilikan apapun. Serta produksinya bisa terkait dan
bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.

Sementara itu menurut Adrian Payne, jasa adalah aktivitas ekonomi yang memiliki
sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangibel yang berhubungan dengannya, yang
melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen ataupun dengan barang-barang
milik, akan tetapi tetap tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan dalam
kondisi tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik.

Dalam hal ini interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan kerapkali terjadi dalam
jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat mungkin tidak secara langsung
menyadarinya. Selain itu juga dimungkinkan terdapat situasi dimana
konsumen/pelanggan sebagai individu tidak berinteraksi langsung dengan perusahaan
jasa.

Berdasarkan beberapa definisi atau pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa


perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menyediakan berbagai
pelayanan seperti kemudahan, keamanan, atau kenikmatan kepada masyarakat yang
membutuhkannya. Maka dalam hal ini jasa pada dasarnya ialah sesuatu yang
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa
2. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak bantuan suatu produk fisik
3. Produk yang ditawarkan berupa benda tidak berwujud (jasa). Jasa adalah sesuatu
yang tidak bisa dilihat, tetapi manfaatnya bisa dirasakan
4. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan
5. Produk yang ditawarkan tidak dapat disimpan dalam bentuk persediaan. Itu
artinya jasa tidak bisa disimpan, dijual kembali kepada orang lain, ataupun
dikembalikan kepada perusahaan tempat konsumen membeli jasa tersebut.
6. Perusahaan dan konsumen mengalami kesulitan untuk mengukur tingkat harga
jasa. Tingkat harga jasa adalah sesuatu yang bersifat tidak mutlak karena mahal
atau tidaknya harga yang ditetapkan perusahaan tergantung dari tingkat kepuasan
konsumen. Jadi dalam hal ini bahwa pengertian sektor industri jasa adalah
pelayanan yang diberikan kepada konsumen berupa jasa tanpa merubah atau
berpindah kepemilikannya yang berlangsung pada sektor-sektor jasa.

2.2 Karakteristik Perusahaan Jasa

Mengacu pada penjelasan definisinya, berikut ini adalah beberapa karakteristik


perusahaan yang bergerak dibidang jasa :

1. Kegiatan Utamanya Adalah Menjual Jasa


Perusahaan yang bergerak di bidang jasa menjual produk berupa layanan yang
bermanfaat dan dibutuhkan konsumen. Sehingga kegiatan utama dalam
operasional perusahaan adalah menjual dan menawarkan jasa kepada konsumen.

2. Tidak Menyediakan Produk Dalam Bentuk Fisik


Umumnya pada perusahaan penyedia jasa tidak menyediakan produk dalam
bentuk fisik atau barang. Badan usaha jasa menjual produk-produk yang tidak
dapat disimpan dan tidak kasat mata (abstrak) namun manfaatnya dapat dirasakan.

3. Bisa Membutuhkan atau Tidak Membutuhkan Barang Berwujud


Tergantung dari jenis usaha jasa yang didirkan, bisa membutuhkan atau tidak
membutuhkan barang berwujud. Misalnya dalam bisnis jasa travel, tentu
membutuhkan armada untuk konsumen yang memesan jasa travel.

Beda halnya jika membangun jasa keuangan maka tidak membutuhkan produk
nyatanya.

4. Produk Jasa Tidak Bisa Sama Persis Antar Konsumen


Jika Anda menjual produk berwujud dimana barang yang dijual antar konsumen
akan memiliki wujud dan hasil yang sama. Lain halnya pada badan usaha jasa
dimana hasil jasa yang akan diterima setiap konsumen bisa jadi berbeda dengan
konsumen lain. Misalnya dalam hal kualitas jasa atau kemampuan pemberi jasa.

5. Harga Jasa Tidak Dapat Dipatok General


Umumnya, konsumen yang membutuhkan produk jasa memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda. Sehingga harga jasa tidak dipatok secara general atau umum dan
tergantung dari kebutuhan konsumen.

6. Tidak Ada Harga Pokok Produksi dan Penjualan


Karena pada perusahaan di bidang jasa biasanya tidak membutuhkan bahan baku
produksi yang berwujud, maka dalam pelaporan keuangan tidak bisa dilihat harga
pokok produksi dan penjualan karena tidak ada patokan biaya yang dikeluarkan
untuk bahan-bahan produksi.
Sehingga dalam laporan keuangan hanya terdapat unsur pendapatan dan biaya
lain-lain untuk perhitungan laba-rugi.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Perusahaan Jasa

Sama seperti jenis usaha lainnya, perusahaan penyedia jasa juga memiliki kelebihan
dan kekurangan tertentu. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan jenis
usaha yang satu ini:

1. Kelebihan Usaha Jasa


 Dengan berbisnis jasa tidak membutuhkan tempat untuk display produk
sehingga dalam hal sewa tempat usaha akan lebih hemat.
 Tidak memerlukan tempat untuk penyimpanan barang atau gudang.
 Pada badan usaha jasa tertentu tidak membutuhkan banyak karyawan sehingga
menghemat pengeluaran gaji karyawan.

2. Kekurangan Usaha Jasa


 Strategi promosi membutuhkan testimoni pelanggan sebanyak-banyaknya
karena tidak ada produk yang bisa digunakan untuk demo.
 Meskipun ada komplain, namun dalam badan usaha jasa tidak bisa
mengembalikan apa yang sudah dibeli (diretur).

2.4 Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Proses pencatatan dan pemrosesan transaksi keuangan perusahaan dikenal sebagai


siklus akuntansi, baik itu perusahaan jasa atau perusahaan dagang. Siklus akuntansi
menguraikan proses langkah demi langkah yang memastikan keakuratan dan
keseragaman laporan keuangan.

Prosesnya dimulai saat transaksi terjadi dan diakhiri dengan pencantumannya dalam
laporan keuangan perusahaan. Sementara semua jenis perusahaan menerapkan proses
siklus akuntansi dalam mencatat transaksinya, rincian transaksi tersebut dapat berbeda
antara bisnis perusahaan jasa dan perusahaan dagang.

Serangkaian kegiatan tersebut dilakukan secara terus menerus demi kelangsungan


usaha dengan tujuan mencari laba. Proses akuntansi berperan pada kegiatan ini, mulai
terjadinya transaksi, mencatatnya, melaporkan, menganalisa sampai dengan
meramalkan kegiatan mendatang. Berikut ini merupakan tahap-tahap dalam siklus
akuntansi :

1. Tahap Pencatatan
Siklus akuntansi dimulai dengan adanya suatu transaksi / kejadian yang harus
dicatat. Tahap pencatatan meliputi pencatatan-pencatatan dalam bukti transaksi / bukti
pembukuan, jurnal, dan buku besar.
1) Transaksi, yaitu tindakan yang mengakibatkan perubahan aktiva / kewajiban
dan ekuitas /modal yang berhubungan dengan pihak luar.
Contoh :- Pembelian barang, perlengkapan, dan peralatan penjualan barang
atau jasa
- Pembayaran utang usaha
- Pembayaran beban sewa, gaji
- Penerimaan pendapatan, piutang usaha
2) Kejadian, yaitu tindakan yang terjadi di dalam perusahaan (transaksi intern). 
Contoh : - Penyusutan aktiva tetap
- Pemakaian perlengkapan
- Pembentukan cadangan piutang tak tertagih

2. Tahap Pengikhtisaran
1) Memproses hasil pencatatan selama periode akuntansi dan menyesuaikannya
dengan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi.
2) Tahap ini meliputi penyusunan neraca saldo, jurnal penyesuaian, penutupan
buku besar, dan neraca sisa setelah penutupan.

3. Tahap Pelaporan

1) Penyusunan laporan keuangan yang bersumber dari hasil pengikhtisaran.


2) Pembuatan laporan keuangan berdasarkan akun–akun buku besar. 
3) Laporan keuangan dapat disusun setelah membuat penyesuaian dan 
memasukkannya ke dalam akun buku besar atau setelah menyusun 
kertas kerja.
4. Pencatatan Dalam Bukti Transaksi
a. Bukti Transaksi
Sumber bukti pencatatan dapat dibedakan menjadi :
a. Bukti Intern, merupakan bukti pencatatan transaksi yang dilakukan di
lingkungan perusahaan itu sendiri. Misalnya, memo pencatatan antarbagian
atau manajer dengan bagian-bagian yang ada di perusahaan.
b. Bukti Ekstern, adalah bukti pencatatan transaksi yang berhubungan 
dengan pihak di luar perusahaan.
a) Faktur Adalah bukti pembelian / penjualan barang secara kredit.
b) Kuitansi  Adalah bukti penerimaan sejumlah uang yang ditandatangani
oleh penerima uang dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah
uang tersebut.
c) Nota Kontan Adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai.
d) Nota Kredit Adalah nota yang dibuat perusahaan sehubungan barang
yang dijual tidak cocok dengan pesanan / rusak.
e) Cek Adalah surat perintah bayar kepada bank sebesar jumlah uang yang
tercantum dalam cek tersebut kepada seseorang atau orang yang
membawa cek tersebut. 
5. Analisis Bukti Pencatatan
Setiap bukti transaksi yang akan dicatat ke dalam jurnal perlu dianalisis terlebih
dahulu. Hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis transaksi :
a) Tentukan pengaruh penambahan dan pengurangan harta, utang, modal, 
pendapatan, dan beban.
b) Tentukan perkiraan apa saja yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut. 
c) Tentukan debet / kredit dari akun yang bersangkutan.
c) Tentukan jumlah yang harus didebet / dikredit.
Hal ini merupakan penerapan sistem pembukuan berpasangan, yaitu setiap transaksi
yang terjadi akan dicatat dalam dua sisi, sehingga jelas pengaruhnya terhadap harta, utang,
modal, pendapatan, dan biaya.
Prinsip utama sistem ini adalah setiap transaksi akan dicatat dengan mendebet /
mengkredit dari satu unit atau lebih dengan jumlah yang sama. 
6. Jurnal
Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara
kronologis (berdasarkan urutan waktu) dengan menunjukkan akun yang harus didebet dan
dikredit beserta jumlahnya masing-masing.
Jurnal merupakan catatan pertama setelah adanya bukti transaksi sebelum dilakukan
pencatatan dalam buku besar, sehingga jurnal sering dikatakan sebagai “the book of original
entry”. Jurnal umum adalah buku untuk mencatat analisis tiap transaksi secara kronologis
atau beraturan sesuai dengan tanggal kejadian. Jurnal umum perlu dibuat untuk menjaga
keseimbangan perkiraan didalam buku besar, serta untuk menghindari terjadinya kesalahan
didalam mendebit dan mengkredit perkiraan-perkiraan. 
Setelah pencatatan kedalam jurnal selesai, maka tahap selanjutnya adalah
memindahkan catatan yang terdapat dalam jurnal kebuku besar. Pemindahan catatan dari
jurnak kebuku besar ini disebut Posting.
Kegiatan posting memerlukan 4 tahap, yaitu:
a) Pembuatan rekapitulasi jurnal
b) Penyortasian rekening yang akan diisi dengan data rekapitulasi
c) Pencatatan data rekapitulasi dalam rekening yang bersangkutan. 
d) Pengembalian rekening terhadap arsip pada urutannya semula.
7. Buku Besar (ledger)
Buku besar merupakan hasil dari analisis transaksi setelah jurnal. Buku besar adalah
kumpulan dari akun – akun yang saling berhubungan dan merupakan suatu kesatuan,
misalnya pada semua akun yang digunakan dalam pembukuan sebuah perusahaan.
Ledger adalah Buku Besar adalah buku yang berisi semua rekening-rekening
(kumpulan rekening) yang ada dalam laporan keuangan. Buku ini mencatat perubahan-
perubahan yang terjadi pada masing-masing rekening dan pada akhir periode akan tampak
saldo dari rekening-rekening tersebut. Setiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal akan
diposting atau dipindahkan ke Buku Besar secara berkala.
Akun kas (dalam ribuan) 
Akun no.111
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit
2005 1 Saldo - 9.140
Des 2 Pembayaran JU 1 800 8.340
3 Penerimaan Uang JU 1 2.400 10.740
4 Pembelian Kendaraan JU 1 10.500 240
5 Hasil Jasa JU 1 1.300 1.540
6 Pembayaran Iklan JU 1 80 1.460
7 Pembayaran Gaji JU 1 450 1.010
8 Pengambilan (prive) JU 1 50 960

8.      Neraca Saldo
Neraca saldo yaitu semua transaksi yang terjadi selama periode berjalan diposting
yang berguna untuk memverivikasikan bahwa saldo debit dan saldo kredit jumlahnya sama
dan saldo rekening yang ada diambil langsung dari saldo rekening buku besar yang belum
dilakukan penyesuaian.
Neraca saldo (Daftar saldo) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan
saldo-saldo akhir yang terdapat dalam masing-masing buku besar. Neraca saldo berfungsi
untuk menguji kebenaran pencatatan transaksi yang terjadi pada periode tertentu ke dalam
jurnal dan ke buku besar dengan cara menjumlahkan saldo debetnya dan seluruh saldo
kreditnya. Apabila jumlah debet sama dengan jumlah kredit berarti ada kemungkinan
pencatatan telah benar, tetapi jika tidak sama berarti pencatatannya salah.
Nomor
Nama Akun Debet Kredit
Akun
111 Kas 890
112 Utang Usaha 4.400
113 Perlengkapan 2.600
114 Kendaraan 910
Jumlah 4.400 4.400

2.5 Laporan Keuangan dan Tahap Akhir Penyusunan Laporan Keuangan


Perusahaan Jasa

1. Pengertian Laporan Keuangan


Laporan Keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan yang berupa
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode buku
yang bersangkutan. Laporan keuangan disusun secara periodik.

Periode yang sering digunakan adalah tahunan yang dimulai dari 1 Januari dan
berakhir tanggal 31 Desember.

Periode seperti itu biasa disebut sebagai periode akuntansi atau tahun buku.
Namun demikian, laporan keuangan masih bisa disusun dalam periode waktu
yang lebih pendek misalnya bulanan, triwulan atau kwartal. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi :

a) Neraca.
b) Laporan laba rugi.
c) Laporan perubahan ekuitas.
d) Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas
atau laporan arus dana.
e) Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan.
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan
dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan
beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan
laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Berikut adalah tujuan dari pembuatan laporan keuangan :
a) Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva,
kewajiban, serta modal suatu perusahaan.
b) Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva
neto suatu perusahaan yang yimbul akibat dari kegiatan usaha dalam rangka
memperoleh laba.
c) Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan untuk
menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d) Memberikan informasi lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan
kewajiban suatu perusahaan seperti informasi mengenai pembiayaan dan
nvestasi.
e) Mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain berkenaan dengan laporan
keuangan tetapi relevan untuk kebutuhan pemakai laporan keuangan, seperti
informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
3. Jenis – Jenis Laporan Keuangan
Jenis-jenis Laporan keuangan menurut PSAK (2009) memiliki 4 jenis atau komponen
penting di dalamnya yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan
arus kas. Berikut adalah penjelasan nya.
a. Neraca
Jenis laporan keuangan sederhana ini berupa daftar sistematis yang terdiri dari
aktiva, utang, dan modal pada tanggal tertentu yang biasa dibuat pada akhir tahun.
Daftar ini tergolong sistematis karena neraca disusun berdasarkan urutan tertentu.

Melalui neraca bisa diketahui jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan perusahaan


membayar kewajiban, dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan
pinjaman dari pihak luar.

Selain itu, informasi tentang jumlah utang perusahaan kepada kreditur dan jumlah
investasi pemilik yang ada di dalam perusahaan tersebut juga bisa diketahui.
b. Laporan Laba Rugi
jenis laporan keuangan ini berupa ikhtisar tentang pendapatan dan beban suatu
perusahaan untuk periode tertentu sehingga laba yang diperoleh atau rugi yang
dialami bisa segera diketahui.

c. Laporan Perubahan Modal


Jenis laporan keuangan ini menunjukkan perubahan modal untuk periode tertentu,
yaitu enam bulan atau satu tahun.

Melalui laporan perubahan modal bisa diketahui berbagai penyebab perubahan


modal selama periode tertentu.

d. Laporan Arus Kas


Jenis laporan keuangan ini biasa digunakan oleh para pemakai laporan keuangan
untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas), dan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan kas pada masa mendatang.

4. Aplikasi Komputer Akuntansi Pada Perusahaan Jasa

Dewasa kini pencatatan akuntansi sudah banyak yang menggunakan software


pembantu akuntasi salah satunya ialah software Accurate. Software sangat membantu
perusahaan dan akuntan dalam membuat laporan keuangan.
Manfaat aplikasi komputer yaitu dapt memperingkas waktu dalam membuat laporan,
dan juga lebih akurat dan praktis. Laporan tersebut dapat diperoleh dari langkah awal seperti
menyusun perkiraan account atau ledger atau buku besar. Setiap ledger ini kode dan nama
tertentu yang biasa digunakan serta memiliki pos-pos yang jelas dalam posisi laporan
keuangan seperti misalnya pos ledger untuk Neraca, rugi laba, biaya manufaktur (pabrik).
Selain itu dengan software akuntansi ini kita dapat menjurnal segala aktifitas akuntasi
seperti transaksi penjualan, pembelian, produksi barang dan lainnya secara otomatis.
Sehingga dapat terintegrasi dengan berbagai macam laporan lain yang mendukung dalam
aktifitas perusahaan.
Tentu aplikasi komputer akuntansi ini  sangat membantu kita dalam
membuat manajemen keuangan yang efektif.
Berikut daftar laporan yang ada didalam aplikasi accurate :

Dengan Menggunakan Accurate Software, Anda bisa menyusun laporan keuangan anda lebih
mudah. Anda Hanya perlu mengumpulkan dan mencatat transaksi yang ada dan menginput
ke software Accurate , lalu dengan sendiri nya Software Accurate akan melakukan proses
pengolahan menjadi Laporan keuangan yang bisa anda langsung akses seketika saat itu juga.
Tentunya anda tidak perlu repot membuat Jurnal, Posting Buku Besar dan menyusun Neraca
Lajur yang mungkin akan memakan waktu.
Sebelum memulai membuat laporan keuangan selama satu bulan periode akuntansi, ada
beberapa hal yang harus dipersiapkan salah satunya adalah catatan-catatan keuangan selama
satu bulan tersebut. Catatan-catatan ini akan menjadi sumber utama dalam membuat laporan
keuangan yang akan dibuat.
Beberapa catatan yang harus dipersiapkan:
Catatan uang masuk
Catatan uang keluar
Catatan biaya-biaya
Catatan Hutang
Catatan Piutang
Catatan Kas Usaha
Catatan-catatan tersebut akan menjadi acuan dasar dalam penyusunan laporan keuangan
dalam software accurate. Catatan-catatan tersebut bisa diinput melalui modul yang sudah
disiapkan dalam software accurate, yaitu sebagai berikut :

Setelah proses penginputan selesai, maka laporan keuangan akan tersusun secara otomatis
dalam software accurate. Selanjutnya hanya perlu melakukan analisis laporan keuangan dan
review penginputan untuk memastikan bahwa semua transaksi sudah terinput sesuai dengan
standar PSAK.
Berikut Langkah-langkah untuk melihat laporan keuangan neraca
Maka akan muncul laporan Neraca sesuai periode yang sudah disesuaikan dengan contoh
sebagai berikut
Untuk melihat laporan laba rugi,
Akan muncul laporan laba rugi seperti contoh berikut ini
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Perusahaan jasa adalah suatu usaha atau lembaga yang kegiatannya dibidang jasa.
Siklus Akuntansi meliputi tahap pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan.
Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara
kronologis (berdasarkan urutan waktu) dengan menunjukkan akun yang harus didebet dan
dikredit beserta jumlahnya masing-masing. Jurnal merupakan catatan pertama setelah adanya
bukti transaksi sebelum dilakukan pencatatan dalam buku besar, sehingga jurnal sering
dikatakan sebagai “the book of original entry”.
Buku besar merupakan hasil dari analisis transaksi setelah jurnal. Buku besar adalah
kumpulan dari akun–akun yang saling berhubungan dan merupakan suatu kesatuan, misalnya
pada semua akun yang digunakan dalam pembukuan sebuah perusahaan.
Neraca Saldo adalah semua transaksi yang terjadi selama periode berjalan diposting
yang berguna untuk memverivikasikan bahwa saldo debit dan saldo kredit jumlahnya sama
dan saldo rekening yang ada diambil langsung dari saldo rekening buku besar yang belum
dilakukan penyesuaian.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiri, Slamet dan Bogat A. R. 2007. Akuntansi Pengantar 1. Yogyakarta : UPP STIM
YKPN
Machmud, Ali. 1993. Pengantar Akuntansi 1. Jakarta : Gunadarma
Mulyati. 1999. Siklus Akuntansi untuk tingkat 1 SMK. Jakarta : Yudistira
Ristanti, Euis. 1999. Akuntansi untuk SMU kelas 1. Bandung : Grafindo
Media Pratama Simangunsong. 2005. Pengantar Akuntansi 1. Jakarta : FE UI

Anda mungkin juga menyukai