Anda di halaman 1dari 10

Mengenal Akuntansi Perusahaan Jasa: Pengertian,

Tahapan dan Jenis Transaksi

Daftar Isi
Akuntansi dan Perusahaan Jasa
Contoh Perusahaan Jasa
Karakter Perusahaan Jasa
1. Menjual Jasa sebagai Kegiatan Utama
2. Tidak Menyediakan Produk dalam Bentuk Fisik
3. Hasil Tidak Dapat Disamakan
4. Tidak Ada Standar Harga yang Umum
5. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Tahapan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
1. Melakukan Analisa Transaksi
2. Membuat Jurnal Akuntansi
3. Posting Transaksi Akuntansi dari Jurnal ke Buku
Besar
4. Pembuatan Neraca Saldo
5. Membuat Jurnal Penyesuaian
6. Membuat Neraca Lajur
7. Menyusun Laporan Keuangan
8. Membuat Jurnal Penutup
9. Membuat Jurnal Pembalik
10. Neraca Akhir atau Awal
Jenis Transaksi Akuntansi Perusahaan Jasa
1. Pembelian
2. Pendapatan
3. Pembayaran Beban-Beban Lainnya
4. Penerimaan Piutang
5. Penanaman Modal atau Investasi
Buku Rekomendasi Mengenai Akuntansi Perusahaan
Jasa
Akuntansi dan Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa menurut Phillip Kotler merupakan perusahaan


yang menawarkan suatu elemen yang sifatnya intangible tapi
manfaatnya dapat dirasakan. Selain itu pada transaksi tersebut tak ada
perpindahan kepemilikan. Jika uang telah dibayarkan dalam suatu
pembelian jasa maka pembeli tak lagi memperoleh tambahan benda
yang dapat ia bawa pulang.

Sementara menurut William J. Stanton yang juga merupakan penulis


buku berjudul Fundamentals of Marketing Perusahaan jasa sebagai
perusahaan yang tugasnya menjual berbagai jasa, dimana jasa sebagai
sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah dan tidak memiliki
wujud konkret, jasa sendiri ditawarkan untuk dapat memenuhi
berbagai kebutuhan seseorang.

Jasa ini dapat dihasilkan menggunakan berbagai benda berwujud dan


tidak berwujud. Perusahaan jasa sebagai perusahaan yang menjual
berbagai produk atau layanan tak berwujud dengan tujuan utamanya
mendapatkan keuntungan. Perusahaan jasa sendiri melakukan
kegiatan usaha sebagai berikut:
 Usaha pada Jasa pendidikan atau kursus seperti kursus bahasa,
sekolah, bimbingan belajar
 Jasa Penginapan seperti hotel, asrama, mess.
 Jasa pada Penyedia layanan komunikasi seperti televisi, seluler,
radio.
 Jasa perawatan tubuh seperti misalnya pada layanan spa, dan salon
 Jasa profesi seperti pada akuntan, dokter, konsultan keuangan,
hingga pada konsultan pajak.
 Jasa travel seperti misalnya pada penjualan paket perjalanan, bus,
dan lain sebagainya.
 Layanan reparasi dan instalasi seperti pada reparasi ponsel, atau
bengkel.

Contoh Perusahaan Jasa

Menurut William J. Stanton yang juga menuliskan buku berjudul


Fundamentals of Marketing, ia menjelaskan Perusahaan jasa sebagai
perusahaan yang menjual jasa, di mana jasa ialah sesuatu yang tak
berwujud namun tetap dapat diidentifikasi secara terpisah, jasa juga
digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup konsumennya.
Contoh Perusahaan Jasa di indonesia sendiri yang terdaftar dalam
BEI, diantaranya:

 Property & Real Estate, diantaranya Agung Podomoro Land


Tbk, Alam Sutera Reality Tbk, Bekasi Asri Pemula Tbk, Bumi
Citra Permai Tbk, Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk,
Bhuawanatala Indah Permai Tbk, Bukit Darmo Proerty Tbk dan
Sentul City
 Perusahaan Jasa Konstruksi & Bangunan, diantaranya Acset
Indonusa Tbk, Adhi Karya (Persero) Tbk, Totalindo Eka Persada
Tbk, Duta Graha Indah Tbk, Nusa Raya Cipta Tbk, Paramita
Bangun Sarana Tbk, Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk,
Total Bangun Persada Tbk, Surya Semesta Internusa Tbk, Wijaya
Karya (Persero) Tbk, Waskita Karya (Persero) Tbk
 Infrastruktur, Utilitas & Transportasi, diantaranya Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk, Rukun Raharja Tbk, Cipta Marga
Nusapala Persada Tbk dan Jasa Marga Tbk
 Perusahaan Jasa Telekomunikasi, diantaranya Telekomunikasi
Indonesia Tbk, Indosat Tbk
 Perusahaan Jasa Transportasi, diantaranya Pelayaran Nasional
Bina Buana Raya Tbk, Blue Bird Tbk, Capitol Nusantara
Indonesia Tbk, Cardig Aero Service Tbk dan Garuda Indonesia
(Persero) Tbk
 Perusahaan Jasa Keuangan, diantaranya Bank Bukopin Tbk,
Bank Mestika Dharma Tbk, Bank Nusantara Paahyangan Tbk,
Bank Yudha Bhakti Tbk dan Bank Jabar Banten Tbk\
 Lembaga Pembiayaan, diantaranya Buana Finance Tbk, BFI
Finance Indonesia Tbk dan Indomobil Multi Jasa Tbk
 Hotel, Restoran & Pariwisata, diantaranya Bayu Buana Tbk,
Bukit Uluwatu Villa Tbk, Fast Food Indonesia Tbk dan Saraswati
Griya Lestari Tbk
 Kesehatan, diantaranya Mitra Keluarga Karya Sehat Tbk, Prodia
Widyahusada Tbk, dan Sarana Meditama Metropolitan Tbk
 Jasa Komputer dan sarana lainnya, diantaranya Multipolar
Technology Tbk
Dengan banyaknya perusahaan yang menyediakan serta menjual jasa
yang dihasilkan oleh sebuah kegiatan profesi, banyak pula
pengelolaan yang harus memenuhi persyaratan umum.

Karakter Perusahaan Jasa

Setelah membahas banyak pengertian tentang perusahaan jasa di atas,


maka dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan ini memiliki
berbagai karakteristik, diantaranya:

1. Menjual Jasa sebagai Kegiatan Utama


Perusahaan jasa bukanlah perusahaan yang menghasilkan suatu
produk, karenanya kegiatan utamanya adalah menawarkan serta
menjual suatu jasa yang ia miliki.
2. Tidak Menyediakan Produk dalam Bentuk Fisik
Jasa sendiri memiliki bentuk yang intangible sehingga perusahaan
jasa tentunya tidak menjual produk yang dapat dilihat atau simpan.
Meski produknya tidak dapat dilihat tetapi manfaatnya dapat
dirasakan oleh konsumen atau penggunanya.
3. Hasil Tidak Dapat Disamakan
Hasil dari usaha pada suatu perusahaan jasa juga sangat subjektif, ia
tergantung kepada kepuasan pelanggan. Sehingga, hasil usahanya tak
dapat dipukul rata terhadap semua konsumen. Penyebabnya adalah
ukuran kepuasan setiap orang yang berbeda-berbeda. Selain itu,
kualitas karyawan juga bergantung kepada kondisi kesehatan,
psikologis, dan lain sebagainya.
Contoh pada karyawan dengan shift pagi hingga sore pasti berbeda
pelayanannya, layanan di waktu pagi pasti lebih prima dibanding
dengan layanan yang dilakukan sore hari saat kondisi karyawan sudah
kelelahan, selain itu tak ada Harga Pokok Produksi, Karakteristiknya
juga sangat berbeda dengan perusahaan jasa berjenis perusahaan lain
dimana tentu saja tak ada penjualan dan harga pokok produksi
didalamnya.
Perusahaan jasa juga tidak melakukan berbagai kegiatan produksi
karenanya tak membutuhkan bahan baku produksi. Hal ini kemudian
akan mempengaruhi laporan keuangannya, dimana pada perusahaan
jasa tak terdapat informasi tentang harga pokok produksi dan
penjualan.
Di dalam laporan keuangan sendiri terdapat berbagai bentuk seperti
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan
posisi keuangan, dan masih banyak lagi yang dapat kamu pelajari
pada buku Cara Mudah Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan
Jasa.

4. Tidak Ada Standar Harga yang Umum


Kebutuhan pelanggan umumnya akan selalu berbeda-beda tergantung
kepada keinginan serta keluhan yang ia miliki. Sehingga harga jasa
kemudian tak dapat dipatok dan harus disesuaikan dengan setiap
kebutuhan konsumennya.
5. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Sama halnya dengan berbagai jenis perusahaan lain, perusahaan jasa
juga memerlukan berbagai laporan keuangan. Dalam perancangan
laporan keuangan ini kemudian sangat penting pemahaman mengenai
siklus akuntansi perusahaan jasa. Dengan demikian laporan keuangan
yang dihasilkan kemudian akan baik dan benar. Berikut siklus
akuntansi perusahaan jasa:

Tahapan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa


Setiap pencatatan transaksi diperlukan komponen utama seperti nota
pembelian atau penjualan, nilai transaksi termasuk pajak, pendapatan
atau biaya, kontrol utang atau piutang. Penggunaan software
akuntansi perusahaan jasa akan membantu mempermudah pencatatan
transaksi tersebut. Berikut ini beberapa gambar form penginputan dan
buku besarnya.

1. Melakukan Analisa Transaksi


Langkah awalnya tentu saja penganalisaan transaksi yang telah
berlangsung dalam suatu periode. Sistem akuntansi jurnal
berpasangan sebagai alat yang digunakan untuk menganalisis
transaksinya.
Dalam menggunakan sistem ini sangat perlu adanya analisis terhadap
sebuah transaksi, caranya dengan memahami penjelasan transaksi
untuk menentukan transaksi tersebut masuk pada pos aset, kewajiban,
modal, pendapatan atau beban kemudian Tentukan pengaruh transaksi
terhadap pos-pos tersebut, menambah atau mengurangi. Ikuti aturan
debit kredit untuk mencatat transaksi.
Contoh sumber dokumen yang sering dijumpai adalah kwitansi, faktur
penjualan, faktur pembelian, penerimaan kas, kartu jam kerja, dan lain
sebagainya.
2. Membuat Jurnal Akuntansi
Jurnal merupakan kegiatan penulisan jenis akun disertai dengan
jumlahnya beserta bukti-bukti transaksi yang telah dikumpulkan
sebelumnya, untuk kemudian dicatat dalam sebuah jurnal harian yang
dikenal juga sebagai jurnal umum. Langkah berikutnya dalam
pembuatan siklus adalah dengan membuat entri jurnal pada setiap
transaksi.
Jika menggunakan aplikasi kasir atau point of sale, biasanya
membantu perusahaan melewati siklus 1 dan 2, namun perusahaan
juga tetap memantau pengeluaran mereka. Catat transaksi dalam
jurnal dengan detail berdasar data yang didapat agar memudahkan
siklus selanjutnya.
Pilihan antara akuntansi akrual dan kas akan menentukan kapan
transaksi dicatat secara resmi. Perlu diingat, akuntansi akrual
membutuhkan pencocokan pendapatan dengan pengeluaran sehingga
keduanya harus dipesan pada saat penjualan. Sedangkan, akuntansi
kas mengharuskan transaksi dicatat ketika kas diterima atau dibayar.
Pilihan selanjutnya yaitu pencatatan single entry dan double entry.
Single entry adalah pencatatan transaksi keuangan hanya satu kali
dengan transaksi yang mempengaruhi akun kas. Double entry adalah
pencatatan transaksi keuangan dua kali pada debet maupun kredit agar
menghasilkan laba rugi atau neraca.
3. Posting Transaksi Akuntansi dari Jurnal ke Buku Besar
Langkah selanjutnya dalam memposting keseluruhan transaksi
kedalam buku besar. Buku besar sendiri merupakan kumpulan rekenin
pembukuan yang masing-masing diantaranya kemudian digunakan
untuk mencatat informasi tentang suatu aktiva tertentu. Agar
memudahkan, golongkan data transaksi keuangan berdasarkan kepada
tanggal, jenis transaksi, nomor dan nama akunnya.
Dengan demikian seluruh transaksi perusahaan pada jurnal yang juga
terhubung dengan kas akan masuk ke buku besar kas. Setelahnya
hitung saldo masing-masing akun pada buku besar untuk kemudian
mengetahui total nilai akun.
4. Pembuatan Neraca Saldo
Pembuatan neraca percobaan atau saldo merupakan salah satu siklus
akuntansi perusahaan jasa yang harus dilakukan. Neraca saldo ini
sendiri berfungsi untuk membuktikan sisi kredit dan debitnya
seimbang. Jika jumlah keduanya seimbang maka akan turut
mengurangi kesalahan dalam penginputan data. Cara membuat neraca
saldo sendiri diantaranya dengan menyalin atau mengutip saldo
semua akun yang ada di dalam buku besar. Karenanya, penghitungan
saldo buku besar akan berperan sangat penting dalam tahap ini.

5. Membuat Jurnal Penyesuaian


Langkah yang selanjutnya adalah penyusunan jurnal penyesuaian.
Pembuatan jurnal penyesuaian dilakukan jika terdapat kesalahan pada
penjurnalan dan posting atau memastikan biaya serta pendapatan
benar-benar telah dicatat pada periode yang tepat. Jika pada akhir
periode akuntansi, terdapat transaksi yang belum dicatat, ada transaksi
yang salah atau perlu disesuaikan maka dicatat dalam jurnal
penyesuaian.
Penyesuaian umumnya dilakukan secara periodik, biasanya saat
laporan akan disusun. Kemudian, Anda juga harus membuat neraca
saldo kedua dengan cara memindahkan saldo yang telah disesuaikan
pada buku besar ke dalam neraca saldo yang baru. Saldo dari akun-
akun pada buku besar dikelompokkan kedalam kelompok aktiva atau
pasiva. Saldo antara kelompok aktiva dan pasiva pada neraca saldo ini
juga harus seimbang. Contohnya penyusutan peralatan, uang sewa
yang belum dilunasi dan lain sebagainya.
6. Membuat Neraca Lajur
Neraca lajur diciptakan berdasar jurnal penyesuaian dan neraca saldo.
Neraca lajur berisikan informasi mengenai jurnal penyesuaian dan
neraca saldo yang akan menghasilkan informasi misalnya laporan
laba, rugi, neraca, dan berbagai informasi lainnya yang dibutuhkan
dalam pembuatan laporan keuangan kedepannya.
7. Menyusun Laporan Keuangan
Laporan Keuangan sebagai salah satu siklus akuntansi yang
didalamnya terdapat laporan laba, modal, rugi, hingga ke neraca.
Laporan keuangan sendiri menjadi hasil utama dan yang terpenting
pada suatu siklus akuntansi. Laporan keuangan juga dapat langsung
disiapkan dari daftar saldo, serta kertas kerja yang sebelumnya telah
disesuaikan dari sebuah buku besar. Laporan keuangan ini juga
disusun seperti Laporan laba rugi, Neraca Laporan arus kas dan
Laporan perubahan modal.
Akuntansi yang merupakan seni dalam hal melakukan pencatatan
transaksi, pengelompokan akun ke dalam buku besar, disajikan
melalui laporan keuangan yang dapat kamu pelajari melalui buku
Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa.

8. Membuat Jurnal Penutup


Setelah merancang laporan keuangan, kamu juga harus membuat
jurnal penutup yang biasanya dibuat pada akhir periode akuntansi.
Rekening yang ditutup ini sendiri hanya berupa rekening laba-rugi
atau rekening nominal. Caranya dengan mengosongkan nihil rekening
terkait. Rekening nominal sendiri harus ditutup karena rekening ini
dapat digunakan untuk mengukur aliran sumber-sumber yang terjadi
pada suatu periode.
9. Membuat Jurnal Pembalik
Jurnal pembalik merupakan jurnal yang berisi tahap pembalikkan
beberapa akun yang telah ditutup untuk mengembalikan saldonya.
Akun perkiraan yang dibalik ini kemudian berupa pembayaran di
muka sebelum jatuh tempo. Jurnal pembalik ini sesungguhnya tidak
wajib dalam pembuatannya, meskipun dalam beberapa transaksi
jurnal pembalik ini memang harus dibuat.

10. Neraca Akhir atau Awal


Yang disebut sebagai neraca akhir atau awal disini ialah neraca akhir
yang dihasilkan pada akhir periode yang nantinya akan digunakan
sebagai neraca awal pada siklus akuntansi periode selanjutnya.

Jenis Transaksi Akuntansi Perusahaan Jasa


Perbedaan dan karakteristik perusahaan menyebabkan perbedaan pada
berbagai transaksi yang ada pada suatu perusahaan jasa. Berikut ini
beberapa jenis transaksi akuntansi perusahaan jasa yang perlu kamu
ketahui:

1. Pembelian
Transaksi pembelian ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
membeli suatu produk. Transaksi pembelian perusahaan jasa sendiri
diantaranya pembelian perlengkapan kerja dan peralatan.
Kesemuanya dilakukan untuk memberikan kepuasan kepada para
pelanggan dalam hal pelayanan.
Selanjutnya perusahaan jasa juga harus mencatat berbagai transaksi
lain yang berhubungan dengan transaksi pembelian. Misalnya saja
pada, Salon Kecantikan melakukan pembelian berupa hairdryer,
gunting, alat catok, vitamin rambut di Toko Merah Merona, maka
setelah pembelian dilakukan Anda harus segera mencatatnya dalam
pembukuan usaha Anda.
2. Pendapatan
Seperti perusahaan lainnya, perusahaan jasa juga memiliki berbagai
tujuan untuk memperoleh keuntungan. Pendapatan ini haruslah dicatat
pada daftar pembukuan tunai dan kredit. Pendapatan dari perusahaan
jasa sendiri diantaranya didapat dari berbagai layanan yang telah ia
berikan. Karenanya kemudian pengusaha jasa akan memberikan
berbagai layanan terbaik kepada pelanggannya.

3. Pembayaran Beban-Beban Lainnya


Selain pengeluaran yang dilakukan saat membeli berbagai keperluan
seperti pada berbagai perlengkapan dan peralatan. Perusahaan jasa
juga memiliki berbagai biaya yang harus dibayarkan sebagai contoh
pada beban tagihan listrik, administrasi telepon, internet, dan lainnya.

4. Penerimaan Piutang
Hutang Piutang sebagai pemberian atau penjualan yang dilakukan
secara kredit kepada pengguna. Sehingga sesuai kesepakatan atau
kebijakan konsumen yang kemudian akan melunasi pembayaran pada
jangka waktu tertentu dibutuhkan pencatatan perusahaan dalam hal
ini.

5. Penanaman Modal atau Investasi


Saat perusahaan jasa pertama didirikan pasti ada setoran modal dari
para investor serta pemilik. Semua transaksi investasi ini harus dicatat
dengan baik. Apalagi jika modal atau dana tersebut datang dari pihak
yang lain.
Pelajari lebih dalam mengenai akuntansi perusahaan jasa seperti
siklus akuntansinya serta pencatatan akuntansi yang ada di dalam
buku Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang, Dan Manufaktur dibawah
ini.

Anda mungkin juga menyukai